Anda di halaman 1dari 30

ANEMIA

PUSKESMAS UMBULHARJO I
DEFINISI ANEMIA

Adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah


merah Anda lebih rendah dari jumlah normal.
Anemia juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah
tidak mengandung cukup hemoglobin. Hemoglobin
adalah protein kaya zat besi yang memberikan
warna merah darah. Protein ini membantu sel-sel
darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh.
Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak
mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen.
Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah atau
lemah. Anda juga mungkin memiliki gejala lain,
seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
JENIS-JENIS ANEMIA

 Anemia defisiensi B12


 Anemia defisiensi folat
 Anemia defisiensi besi
 Anemia karena penyakit kronis
 Anemia hemolitik
 Anemia aplastik
 Anemia megaloblastik
 Anemia pernisiosa
 Anemia sel sabit
 Talasemia
PENYEBAB ANEMIA
 Kekurangan vitamin tertentu, mineral, dan nutrisi
 Penggunaan obat-obatan tertentu
 Penghancuran sel darah merah lebih awal dari
biasanya (yang mungkin disebabkan oleh masalah
sistem kekebalan tubuh)
 Penyakit jangka panjang (kronis) seperti penyakit
kronis ginjal, kanker, ulcerative colitis, atau
rheumatoid arthritis
 Beberapa bentuk anemia, seperti talasemia atau
anemia sel sabit, yang bisa diturunkan
 Kehamilan
 Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma,
leukemia, myelodysplasia, multiple myeloma, atau
anemia aplastik.
Bumil Kurus
Kekurangan
makan/malnutrisi
Berat bayi Lahir Rendah Pada anak dan dewasa muda

Resistensi Insulin

Urbanisasi

Dewasa dengan obesitas

Syndrom Resistensi Insulin


Ibu hamil Malnutrisi
Anomali Ibu
hamil/Plasenta
Janin Malnutrisi

Malfungsi Hati Resistensi Pembuluh


Insulin Darah
abnormal

HIPERLIPIDEM DM TYPE 2 Hipertensi


IA

Syndrom Resistensi Insulin


DAMPAK JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
AKIBAT GANGGUAN GIZI PADA MASA JANIN DAN ANAK-
ANAK
Penyebab Kematian Ibu

Penyebab langsung kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada


saat persalinan dan segera setelah persalinan
Penyebab langsung kematian Ibu adalah
- perdarahan (28%),
- eklampsia (24%) dan infeksi (11%).
Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara lain:
- Kurang Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan
anemia pada kehamilan (40%).
Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan
risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu
yang tidak anemia.
THE MOST : ANEMIA PADA IBU HAMIL

Anemia Pengenceran darah


(hemodilusi)

Kadar Hb < 11 g/dL 


Anemia ringan : 10 - < 11 mg/dL
Anemia sedang : 7 - < 10 mg/dL
Anemia berat : < 7 mg/dL

Di dunia + 51%, Asia Tenggara 79%, Indonesia 40%

BBLR, Prematur, Kematian Ibu dan Anak meningkat


Kekurangan zat besi Kekurangan Vit A

Kekurangan asam folat


Hemoglobinopathi

Anemia Kekurangan Vit B12

nfeksi HIV Malaria

Radang/penyakit infeksi lainnya Infeksi


Cacing
Gejala Anemia
Merasa mudah marah
Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya,
atau saat olahraga
Sakit kepala atau pusing berkunang-kunang
Masalah berkonsentrasi atau berpikir
Letih
Lesu
Gejala Anemia Memburuk
Warna biru hingga putih pada mata
Kuku rapuh
Keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-
hal lain yang bukan makanan (disebut juga ‘pica’)
Pusing ketika Anda berdiri
Warna kulit pucat
Sesak napas
Lidah sakit
Detak jantung lebih cepat dan tidak beraturan
Sakit di bagian dada
Tangan dan kaki terasa dingin
Beberapa jenis anemia dapat memiliki gejala
lainnya.
Dampak Anemia Bagi Bumil
 Keguguguran ( Abortus )
 Kelahiran prematurs
 Persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di
dalam berkontraksi ( inersia utari )
 Perdarahan akibat tidak adanya kontraksi otot rahim (
atonia uteri )
 Syok
 Infeksi saat bersalin maupun pasca bersalin
 Hipoksia – Anemia yang berat yaitu  < 4 gram dapat
menyebabkan dekompensasi kordis. Akibat anemia
ini, dapat menyebabkan syok dan kematian pada ibu
saat persalinan.
Dampak Anemia Bagi Janin

Berat Badan Lahir Rendah


Kelahiran Prematur
Kematian Janin
Diagnosis Anemia Pada Bumil

Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat


lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan
keluhan mual muntah lebih cepat pada hamil
muda. Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin
dengan pemeriksaan lab. Hasil pemeriksaan
hemoglobin
Hb ≥11,0 gr% disebut tidak anemia.
Hb 9,0 gr% – 10,9 gr% disebut anemia ringan.
Hb 7,0 gr% – 8,9 gr% disebut anemia sedang.
Hb ≤ 7,0 gr% disebut anemia berat.
Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Bumil

Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan


Supplemen zat besi yang berfungsi dapat
memperbaiki Hb dalam waktu singkat.
Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat
gizi dalam bahan pangan untuk meningkatkan
kualitas paangan.
Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan

mengkonsumsi pangan hewani (daging, ikan, hati,


dan telur), mengkonsumsi pangan nabati (sayuran
hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan padi-
padian) buah-buahan yang segar dan sayuran
yang merupakan sumber utama vitamin C yang
diperlukan untuk penyerapan zat besi didalam
tubuh.
Hindari mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung zat inhabitor saat bersamaan dangan
makan nasi seperti teh karena mengandung
tannin yang akan mengurangi penyerapan zat
besi.
Makanan Sumber Fe
hati, daging, ayam, telur, kacang2an, biji2an, sayuran hijau
SUMBER VITAMIN DAN MINERAL
Faktor-faktor Yang Meningkatkan Absorbsi Besi

 Bentuk besi  Lauk hewani diserap 2x lebih banyak


dari lauk nabati
 Vitamin C membantu penyerapan besi
 Kebutuhan tubuh meningkat atau kekurangan besi 
absorbsi besi meningkat
Protein → Status Besi

 Protein berperan dalam proses metabolisme zat


besi dalam tubuh
 Absorpsi besi memerlukan alat angkut protein
khusus, yaitu transferrin (Almatsier, 2002)
 AA glisin (salah satu protein): digunakan untuk
sintesis heme (Gropper, 2005). hemoglobin = 4
rantai heme (fe) + Globin (Protein) (Guyton, 1997)
 Konsumsi protein hewani yang rendah, dapat
mempengaruhi absorpsi Fe (WHO, 2001)
Supplementasi zat besi
Dosis pencegahan, yaitu konsumsi tablet besi
sebanyak 1 tablet/hari (60 mg elemen iron dan
0,25 asam folat) berturut-turut selama 90 hari
selama masal kehamilan dan 42 hari sesudah
melahirkan.
Dosis pengobatan, yaitu diberikan pada ibu hamil
dengan kadar Hb <11 gr %.
Yaitu 1 tablet/hari untuk bumil dengan kadar Hb
< 11gr% dan 2 tablet/hari untuk bumil dengan
kadar Hb < 10gr% selama 90 hari pada
kehamilanannya dan sampai 42 hari setelah
melahirkan.
Fortifikasi zat besi
Fortifikasi, yaitu menambah besi, asam folat,
vitamin A dan amino essensial (forifikasi) pada
bahan makanan yang dimakan secara luas oleh
kelompok sasaran.
Contoh makanan yg difortifikasi: tepung terigu,
kecap, minyak goreng, mentega, sereal, susu
Fortifikasi dan Suplementasi Zat Besi

 Pemberian suplementasi zat besi (Ferous sulphate) pada


ibu hamil
 Kelemahan: Efek samping berupa konstipasi serta distribusi
suplemen yang tidak merata
 Memiliki daya terima yang rendah

 Kurang Cost-Effective

 Fortifikasi zat besi ke dalam bahan pangan


 Kelemahan: kelarutan besi didalam bahan pangan rendah,
mampu merubah warna, rasa dan aroma bahan pangan,
senyawa penghambat Fe dalam bahan pangan (Cnth: Fitat)
 Lebih Cost-Effective

Sumber:
Hurrel et al., 2002; Mora, 2002
Faktor Penghambat Absorbsi Zat Besi
 Tanin terdapat dalam teh, kopi  menurunkan
absorbsi 40 – 60%
 Asam pitat dalam serat serealia dan asam oksalat
dalam sayuran
 Kalsium & seng dosis tinggi (suplemen)  165 mg
CaCl2 menurunkan 50 - 60% absorbsi besi
 Obat yang bersifat basa (antasid)  menghambat
absorbsi
Penyerapan tablet tambah darah

Faktor Pemacu (Enhencer)


- Asam askorbat (vit. C)
- Daging, unggas, ikan dan makanan laut
- pH rendah (misal : asam laktat)

Faktor Penghambat (Inhibitor)


- Fitat (gandum dan biji-bijan lain)
- Polifenol (kacang-kacangan)
- Tanin (teh, kopi)
Makanan Sumber Asam Folat
beras merah, hati, sayuran hijau, jamur dan buah-buahan
29
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai