Anda di halaman 1dari 42

Direktorat Kesjaor Kementerian Kesehatan RI

bekerjasama dengan
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

PENGENDALIAN LINGKUNGAN
KERJA, PAK DAN PENYAKIT
MENULAR PADA PEKERJA
PEREMPUAN Modul Program GP2SP
Outline
presentasi
HAZARD PENYAKIT AKIBAT KERJA PENYAKIT MENULAR
Pada sub bab ini dijelaskan tentang Pada sub bab ini dijelaskan tentang Pada sub bab ini dijelaskan penyakit
hazard yang ditemui di tempat kerja, penyakit akibat kerja yang biasa menular yang menjadi perhatian
seperti hazard psikologis, hazard ditemukan pada pekerja yang nasional, yaitu COVID-19 dan TBC,
psikososial, hazard fisika, dan hazard melakukan pekerjaan secara berdiri, serta upaya Pengendalian yang dapat
yang terkait dengan ergonomi seperti varises dan low back pain dilakukan di tempat kerja

Modul ini disusun oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dengan merujuk pada pedoman GP2SP dan referensi
yang valid. Beberapa materi ditambahkan untuk mengikuti perkembangan terkini.

Penulis

Dr. Ajeng Tias Endarti, SKM., M.CommHealth; Dr. Dewi Kurniasih, SKM., M.Kes, Agung Aji Pradana, SKM., M.Epid;
Fitri Eka Sari. M.Kes
2
1.
HAZARD
“Potensi sumber bahaya; zat, peristiwa, atau keadaan dapat
menimbulkan bahaya”

a. Hazard psikologis: stress; b. hazard psikososial: pelecehan dan intimidasi; c.


hazard fisika; d. hazard terkait ergonomi

3
Hazard Psikologis:
1a Stres
Penyebab alamiah: hormon
Misal saat mentruasi, hormon estrogen
berperan dalam menyebabkan
badmood
Ketidakpuasan terhadap pekerjaan
Kurangnya penghargaan dari tempat kerja, diskriminasi
pada pekerja perempuan (misal kesempatan untuk naik
gaji/jabatan pada pria lebih besar dibandingkan pada
perempuan)
Jam kerja yang terlalu panjang (misal kewajiban
lembur)
Beban kerja
Tanggung jawab lainnya
(keluarga, anak, orang tua, dll)
Ditunjukkan dengan gejala psikosomatis berupa
Kewajiban mengurus rumah tangga, anak atau orang
tua
mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati,
jantung berdebar-debar 4
Hazard Psikologis:
1a Stres
Dampak stres
Risiko Penyakit Kronis
meningkat
- Kanker Payudara
- Kanker Serviks
- DM
- Hipertensi
- Depresi

Penurunan kinerja
- Sering absen
- Tidak mencapai target
5
Hazard Psikologis:
1a Stres
Upaya pengendalian stress pada pekerja

Perlu dilakukan kesesuaian antara tenaga Pengamatan kondisi psikologis


kerja dengan pekerjaannya. (diobservasi dan dicatat)

Job enlargement, Job rotation,


job enrichment Meningkatkan daya tahan mental
tenaga kerja terhadap stress.
Misalnya, dengan latihan-latihan
Mengubah kondisi lingkungan kerja yang dibimbing oleh psikolog,
yang kurang sesuai meditasi, relaksasi progresif, hipnotis,
dan otosugesti
6
Hazard Psikososial
1b
Pelecehan Intimidasi
Pelecehan diklasifikasikan sebagai Intimidasi di tempat kerja maknanya perilaku
bentuk diskriminasi apabila didasari apapun yang diulangi setiap waktu, sistematis
pada satu dari dasar diskriminasi atas dan ditujukan pada seorang karyawan atau
Ras, gender, budaya, usia, orientasi sekelompok karyawan bertujuan untuk
seksual, preferensi agama menjadikan orang lain korban, menghina,
merongrong atau mengancam dapat
menimbulkan resiko kesehatan dan
keselamatan

7
Hazard Psikososial
1b Pelecehan

PELECEHAN
PSIKOLOGIS
Permintaan yang terus
menerus dan tidak diinginkan,
PELECEHAN GRAFIS
undangan yang tidak
Pemaparan barang-barang diinginkan untuk pergi
pornografi, gambar-gambar berkencan/ masuk dalam
PELECEHAN NON eksplisit yang bersifat sebuag grup, hinaan-hinaan,
VERBAL seksual, gambar pelindung ejekan-ejekan dan sindiran-
Mendelik, mengerling, layar computer atau poster sindiran yang berkonotasi
PELECEHAN bersiul, perilaku yang dan pelecehan melalui e- seksual.
VERBAL yang
Komentar/lelucon bersifat mengancam, mail dan sarana
PELECEHAN FISIK bahasa tubuh yang
bersifat ofensif, komunikasi elektronik
(SEKSUAL) menyiratkan sesuatu yang lainnya.
hinaa/komentar/lelucon yg
Kontak fisik yang tidak bersifat seksual, atau
bersifat seksual, tentang ‘mengucilkan’ seseorang,
diinginkan seperti ciuman,
kehidupan pribadi menjilat bibir dan gerak-
sentuhan, menepuk,
seseorang, anggota tubuh gerik lain dengan
mencubit, melirik, dan
atau penampilannya menggunakan jari-jemari.
mendelik dengan penuh
hawa nafsu 8
Hazard Psikososial
1b Pelecehan
Pernyataan kebijakan yang Tindakan protektif dan
melarang pelecehan Prosedur keluhan pemulihan korban Pemantauan
1 3 5 7

2 4 6

Mendefinisikan pelecehan Law enforcement bagi pelaku Edukasi dan sosialisasi tentang
dengan jelas dan yang membuat tuduhan anti pelecahan dan penerapan
palsu konsekuensi ata pelanggaran
kebijakan
Upaya pengendalian stress pada pekerja 9
Hazard Psikososial
1b Intimidasi
Kekerasan
Penggunaan bahasa yang mengandung Secara sengaja mengasingkan,
kekerasan, penghinaan atau bersifat ofensif/ mengisolasi atau meminggirkan
Perilaku atau bahasa yang menakut-nakuti, seseorang dari berbagai aktivitas normal
menghina, meremehkan atau merendahkan; di tempat kerja.
termasuk kritik yang dilontarkan melalui
hardikan dan teriakan/

Menggoda atau secara teratur membuat


seseorang menjadi sasaran olok
Melanggar ruang pribadi seseorang dengan olok/Menunjukkan bahan-bahan yang
melakukan gangguan terus menerus, memata- merendahkan martabat atau membuat orang
matai, atau mengutak-atik barang pribadi atau lain tersinggung/ Menyebarkan gosip, desas-
perlengkapan kerja milik orang lain; desus dan sindiran-sindiran yang bersifat jahat.

10
Hazard Psikososial
1b
Mekanisme Keluhan

• Pos Curhat di tiap kecamatan


Kota Surabaya
• Puspaga (Pusat Pembelajaran
Keluarga) ada psikiater/psikolog
di Gedung Eks Siola, Jl.
Tunjungan No.1 lt.2 Kota
Surabaya
• Hotline: 0877 222 889

11
Hazard Fisika
1c
Kebisingan Getaran Radiasi sinar UV Penerangan Iklim kerja
Bunyi yang tidak Gerakan bolak-balik Radiasi Permasalahan Hasil perpaduan antara
diinginkan dari usaha suatu massa melalui elektromagnetik penerangan yang suhu, kelembaban,
atau kegiatan dalam keadaan seimbang dengan panjang terkait dengan kecepatan gerkan udara
tingkat dan waktu terhadap suatu titik gelombang 180-400 intensitas yang rendah dan panas radiasi
tertentu yang dapat acuan nano meter. Radiasi untuk jenis pekerjaan dengan tingkat
menimbulkan sinar UV berasal dari: yang sesuai, distribusi pengeluaran panas dari
gangguan kesehatan Sinar matahari, blue yang tidak merata, tubuh tenaka kerja
manusia dan printing, laundry, las mengakibatkan sebagai akibat
kenyamanan listrik, sterilisasi kesilauan, dan pekerjaannya
lingkungan makanan & minuman kurangnya
kekontrasan.

12
Dampak
Hazard Fisika Kerusakan gendang telingan secara mendadak, ketulian, tuli
1c Kebisingan sementara, tuli menetap, gangguan komunikasi dan pembicaraan,
pengaruh terhadap pekerjaan, gangguan fisiologi, gangguan
psikologi, penurunan daya dengar, tinnitus (telinga berdenging)

Upaya pengendalian
Perpindahan semua suara yang dipecah menjadi tiga elemen:
Sumber suara: menggunakan pelaralan kebisingan rendah,
menghilangkan sumber kebisingan, melengkapi alat dengan
insulasi, silencer dan vibration damper

Jalur transmisi suara: mengurangi kebisingan dengan


penghalang atau peredam

Penerima akhir: improvisasi sistem operasi dan pola kerja,


NAB: 85dB perlindungan pendengaran
13
Dampak
Hazard Fisika Gejala akut: Pusing, tidak nyaman, nyeri dada, mual, hilang
1c Getaran keseimbangan, perubahan suara, nafas pendek, tidak bisa bekerja
secara presisi.
Gejala kronis: hernia, gangguan sistem gastrointestinal, gangguan
sistem reproduksi wanita

Peraturan Standar Getaran


1. ISO 2631-1:1985. Evaluation of human exposure to whole-body
vibration – Part 1: General requirements. Direvisi dengan ISO
2631 -1-1997
2. ISO 2631-2:1989. Evaluation of human exposure to whole-body
vibration – Part 2: Continuous and shock-induced vibrations in
buildings (1 to 80 Hz)
NAB: 4m/s2 3. ISO 2631-3:1985. Evaluation of human exposure to whole-body
vibration – Part 3: Evaluation of exposure to whole-body z-axis
NAB getaran Limit value Action value vertical vibration in the frequency range 0,1 to 0,63 Hz
Pada tangan 5m/s2 2,5m/s2
Seluruh tubuh 1,15m/s2 0,5m/s2
14
Jenis-jenis sinar UV
Hazard Fisika UV A: paling banyak menimbulkan radiasi, menyebabkan kulit

1c
kehilangan elastisitas
Radiasi UV UV B: hanya merusak lapisan luar kulit, dalam jumlah kecil UVB
bermanfaat untuk sintesis vitamin D, paparan berlebihan UVB
memicu kanker kulit
UV C: paling berbahaya, namun mayoritas terserap di lapisan ozon

Dampak
Pada epidermis: menyebabkan keriput dan distribusi pigmen yang
tidak merata
Pada dermis: membuat kulit kering, keriput dan kulit kendor

Perlindungan dari Radiasi


1. Cari tempat teduh saat melakukan kegiatan outdoor di siang atau
NAB: 0,1µwatt/cm 2
sore hari (10.00-15.00)
2. Kenakan kemeja lengan panjang, celana panjang, sarun tangan,
topi lebar atau payung
3. Gunakan lotion tabir surya
4. Gunakan kacamata hitam 15
Jenis penerangan NAB

Hazard Fisika Penerangan darurat 5 lux


Halaman dan jalan di perush 20 lux
1c Penerangan Pekerjaan yg membedakan
barang kasar
50 lux

NAB Pekerjaan yg membedakan 100 lux


barang kecil dan halus
Pencahayaan
Pekerjaan yg membedakan 500-1000
kontras sedang dan dalam lux
waktu lama
Pekerjaan yg membedakan 1000 lux
kontras yang sangat kurang
dan dalam waktu lama
1. Disability glare, cahaya langsung
masuk ke mata
2. Discompore glare, kesilauan yang
menimbulkan ketidaknyaman pada Dampak
mata terutama jika berlangsung cukup
Menimbulkan rasa tidak nyaman terhadap mata, kehilangan sebagian
lama
penglihatan, mata cepat lelah, keluhan pegal di sekitar mata,
3. Reflected glare, pantulan cahaya yang
meningkatnya kecelakaan, kerusakaan alat penglihatandan kelelahan
terlalu terang yang mengenai mata
mental. 16
Dampak
Hazard Fisika 1. Heat rash merupakan gejala awal dari yang berpotensi

1c Iklim Kerja 2.
menimbulkan penyakit akibat tekanan panas.
Heat syncope adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius.
Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada
dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama.
3. Heat cramp gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang
pada kakai, tangan dan abdomen dan banyak mengeluarkan
keringat.
4. Heat exhaustion diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh
atau volume darah.
5. Heat stroke adalah penyakit gangguan panas yang mengancam
nyawa yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas
dan lembab
6. Multiorgan-dysfunction syndrome continuum adalah rangkaian
Suhu normal tubuh berkisar anatara 37- sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/ sebagian
38oC (99 – 100oF). anggota tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya.
7. Penyakit lain yang bisa timbul adalah penyakit jantung, tekanan
Perubahan suhu inti tubuh naik/turun 2 C
o darah tinggi, gangguan ginjal dan gangguan psikiatri.
dapat mengakibatkan gangguan pada
tubuh. 17
Hazard terkait
1d dengan ergonomi

Pekerjaan yang memerlukan kondisi yang sama dalam


jangka waktu yang lama. Misal berdiri seharian, duduk
seharian
Jatuh/terpeleset
CEDERA dari lantai, tangga,
kursi, elevation
Pekerjaan yang menggunakan peralatan yang ukurannya
tidak sesuai untuk ukuran tubuh perempuan. Contoh: meja
terlalu tinggi, sarung tangan yang longgar, lantai licin, anak
tangga yang tingginya tidak standar, dll

18
3
Hazard terkait
1d dengan ergonomi Penyesuaian alat
dan benda kerja
1 Ketersediaan alat bantu seperti jig dan
Ketingian kursi dapat diatur, fixture, clamp akan sangat mempermudah
kursi dilengkapi alat penopang pekerja dalam bekerja. Gravity box
Penyesuaian kaki, menyediakan tempat membantu membawa komponen-
area kerja duduk seukuran posisi berdiri komponen produk ke dalam area
Penataan area kerja perlu diperhatikan pagi operator yang bekerja jangkauan normal operator. Disediakan
sedemikian rupa agar setiap individu berdiri, menyediakan sandaran meja yang dapat dinaik- turunkan, alat
yang ada di dalam suatu sistem kerja lengan menaik dan menurunkan barang yang
dapat dapat menjangkau objek atau Penyesuaian dapat disesuaikan dengan postur tubuh
benda kerja dengan mudah posisi pekerja setiap operator.

2
19
2.
Penyakit Akibat Kerja
Varises, LBP
Varises adalah pembuluh darah yang dangkal,
Penyakit Akibat Kerja seringkali katup tidak berfungsi secara efektif

2a
sehingga terjadi penggumpalan darah dan
Varises pembengkakan yang menyakitkan

Berdiri terlalu lama


Why?

Berdiri terlalu lama menyebabkan perubahan fisiologis


termasuk penyatuan perifer darah, penurunan volume
stroke dan peningkatan denyut jantung, diastolik dan
tekanan arteri rata, risistensi perifer dan impedansi
toraks.

Kerja berdiri harus dikombinasikan dengan jenis pekerjaan


lainnya misalnya pekerjaan dengan posisi duduk. Pekerja yang
duduk tidak harus sepenuhnya memanjangkan kaki mereka untuk
mengoperasikan pedal kaki, atau dalam kasus pekerja tinggi,
tempat kerja harus mendesain ruangan untuk melenturkan lutut.
21
Penyakit Akibat Kerja
2b Low Back Pain
Terjadi pada pekerjaan
berdiri/duduk yang condong ke
depan (membungkuk)

Lingkungan kerja harus didesain


untuk mencegah pekerjaan dalam
posisi terlalu membungkuk

Perabot kantor dirancang di


ketinggian meja sekitar 73 cm dan
mengasumsikan penyediaan kursi
height-adjustable.

22
3.
Penyakit Menular
Pengendalian TB dan COVID-19 di tempat kerja
PENULARAN TB
Penyakit Menular
3a TB

Jika ibu hamil menderita TB maka


berisiko untuk mengalami keguguran,
berat bayi lahir rendah (BBLR),
kelahiran prematur, kematian janin,
hingga TBC kongenital
24
Penyakit Menular
3a TB

• TB dapat diisembuhkan dengan


pengobatan teratur selama 6-9 bulan
• Obat TB dapat diperoleh dengan gratis di PENCEGAHAN TB
Puskesmas
25
Temukan pasien secepatnya

Lakukan pendekatan TemPO


Penyakit Menular Pisahkan secara aman

3a TB Obati secara tepat


Perlu dilakukan pemeriksaan hubungan pekerjaan dan
kelaikan kerja.
Di tempat kerja penegakan diagnosis dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang sudah dilatih DOTS, baik di klinik milik perusahaan
maupun klinik eksternal yang sudah melaksanakan program DOTS
Panduan (Direct Observed Treatment Short Course).
Pengendalian TB Pengendalian TBC di tempat kerja dilaksanakan dengan pendekatan
empat pilar yaitu dukungan manajemen yang efektif berupa komitmen
di Tempat Kerja untuk pencegahan TBC, dukungan administratif dalam memberikan
edukasi dan layanan TBC, menciptakan lingkungan kerja yang baik
dengan sarana ventilasi yang sesuai standar, serta dukungan alat
pelindung diri.

Penentuan status laik kerja

Program kembali kerja  dengan penilaian medis


Penyakit Menular
3a TB

Pekerja dengan TBC aktif disarankan untuk diberikan cuti


selama 2 minggu pada tahap awal pengobatan agar pekerja
tidak lagi menjadi sumber penularan.
Panduan
Pengendalian TB Umumnya pasien tidak lagi menular setelah dua minggu
di Tempat Kerja pengobatan, namun perlu dilakukan pemeriksaan BTA sputum
kembali untuk  menilai efektifitas pengobatan yang menjamin
penularan baru tidak terjadi di lingkungan kerja.
Apa itu COVID-19 ?
Penyakit Menular COVID-19 merupakan penyakit
3b COVID-19 menular yang disebabkan oleh virus
SARS-COV-2, atau seringkali disebut
Virus Corona.

Demam >38 C Batuk dan Pilek


Hilangnya Infeksi bisa semakin
Gejala COVID-19 ? Kemampuan
Mencium Bau parah bila menyerang
kelompok rentan.
Contohnya : Orang
dengan penyakit jantung
atau paru-paru, bayi,
lansia, dan ibu hamil
Sakit Tenggorokan Sesak Napas Letih dan Lesu
BAGAIMANA
CARA PENULARAN
COVID-19?
COVID-19 ditularkan melalui DROPLET (percikan ketika
orang batuk/bersin/berbicara) orang dengan COVID-19.

Kontak fisik seperti cium tangan, jabat tangan, berpelukan,


cipika-cipiki.

Menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi.


Virus Corona dapat bertahan pada permukaan benda mati
selama berjam-jam sampai berhari-hari.

COVID-19 TIDAK MENULAR


MELALUI UDARA!

Oleh : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia


BAGAIMANA CARA Mencuci Tangan Dengan Benar
MENCEGAH COVID- Cuci tangan sesering mungkin karena virus
akan mati ketika kita cuci tangan dengan sabun,
19? minimal selama 40 detik.

Menggunakan Masker
• Menggunakan masker untuk menghindari terkena/terhirup
droplet orang lain
• Selalu pakai masker ketika berpergian, sehat maupun sakit.
• Jika menggunakan masker kain, ganti masker tiap 4 jam sekali.
Hindari
Jaga Jarak Menyentuh Mata,
Jika terpaksa harus keluar rumah, Hidung/Mulut
jangan berdekatan dengan orang lain. Kita tidak tahu, apakah
Hindari tempat padat orang, seperti tangan kita baru saja
pasar dan acara kondangan. menyentuh permukaan
benda dengan Virus
Corona atau tidak.
Jangan Keluar Rumah Jika
Merasa Tidak Enak Badan Segera Cari
Tidak enak badan bisa jadi merupakan tanda awal Bantuan Medis
infeksi virus atau penyakit lain. Selain itu, imunitas Jika Demam,
yang rendah bisa membuat virus lebih mudah
menyerang tubuh. Hal ini penting dilakukan untuk Batuk, atau
membantu melindungi diri dan orang lain dari Kesulitan
penyebaran virus corona. Bernapas
Penyakit Menular
3b COVID-19
FAKTOR FAKTOR
FAKTOR PEKERJAAN
RISIKO COVID- KOMORBIDITAS

Kondisi pekerjaan yang 19


meningkatkan keterpaparan a. Diabetes Mellitus
terhadap virus corona b. Penyakit terkait Geriatri
FAKTOR DI LUAR c. Penyakit terkait Autoimun
PEKERJAAN d. Penyakit Ginjal
e. Penyakit Jantung
Aktifitas berisiko yang
g. Hipertensi
dilakukan pekerja di luar
waktu kerja. h. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Misal: tidak menerapkan i. Tuberculosis
prokes saat perjalanan
pulang/menuju kerja dan
saat di lingkungan rumah
Penyakit Menular
3b COVID-19
RISIKO
TINGGI
RISIKO Pekerjaan atau tugas
SEDANG kerja yang berpotensi
RISIKO tinggi untuk kontak
Pekerjaan yang sering Pekerja yang berada pada risiko
RENDAH dekat dengan orang-
sedang AKAN MENJADI
berhubungan/kontak orang yang diketahui
Pekerjaan yang aktifitas dengan masyarakat RISIKO TINGGI
atau diduga JIKA
terinfeksi
kerjanya tidak sering umum, atau rekan TIDAK MENERAPKAN
COVID-19, serta
berhubungan/kontak kerja lainnya, kontakPROKES
dengan benda
dengan publik pengunjung, klien dan permukaan yang
(pelanggan, klien atau atau pelanggan, atau mungkin
masyarakat umum) dan kontraktor. terkontaminasi oleh
rekan kerja lainnya. virus.
32
Penyakit Menular
3b COVID-19
eksim, Penggunaan Penggunaan masalah
sarung APD terlalu
alergi tangan
kulit dan
lama
heat stress

Risiko Kesehatan
lain terkait dengan
COVID-19
gatal-gatal,
kemerahan, paparan etanol
Penggunaan
jerawat, Pengunaan menyebabkan
masker,
pressure injury, goggles
desinfektan kanker kulit, kulit
dermatitis kontak, kering,
dll virus menjadi resisten 33
Penyakit Menular
3b COVID-19
Mewajibkan semua pekerja menggunakan masker Melakukan rekayasa engineering pencegahan Melakukan pengukuran
selama di tempat kerja, selama perjalanan dari dan penularan seperti pemasangan pembatas atau tabir suhu tubuh (skrining) di
ke tempat kerja serta setiap keluar rumah. kaca bagi pekerja yang melayani pelanggan, dan setiap titik masuk tempat
lain lain. kerja

Larangan masuk kerja bagi pekerja, Pada kondisi tertentu jika diperlukan, tempat kerja
tamu/pengunjung yang memiliki gejala Menyediakan area/ruangan
yang memiliki sumber daya dapat memfasilitasi tersendiri untuk observasi
demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas. tempat karantina/isolasi mandiri.
Berikan kelonggaran aturan perusahaan tentang pekerja yang ditemukan
kewajiban menunjukkan surat keterangan sakit. gejala saat dilakukan
Penerapan higiene dan sanitasi lingkungan kerja skrining.

Jika pekerja harus menjalankan


karantina/isolasi mandiri agar hak-
haknya tetap diberikan.
Petugas kesehatan/petugas
K3/bagian kepegawaian
Upaya Pencegahan
melakukan pemantauan
kesehatan pekerja secara
COVID-19 di tempat
Terapkan physical distancing /
jaga jarak proaktif kerja
SEBAB – AKIBAT
3b STIGMA COVID-
19
SEBAB AKIBAT AKIBAT

Diusir dari rumah Tidak boleh melewati Menjadi sumber


Kurang
kontrakan/kos jalan di wilayah penularan
informasi
tertentu
Informasi yang Merusak hubungan
keliru sosial Di PHK dari Stres
pekerjaan
Dikucilkan
Ketakutan/ masyarakat
cemas Menyembunyikan Bunuh diri
kondisi

35
Konfirmasi Kasus
3b COVID-19 Orang bergejala atau
kontak erat:
PCR
Orang tidak bergejala dan
bukan kontak erat:
RDT-Ag

Dinyatakan positif COVID-19 yang RDT Ag RDT Ag


dibuktikan pemeriksaan RT-PCR PCR - PCR +
- +
dengan gejala (simptomatik) atau Ulangi <48jam

konfirmasi tanpa gejala Tidak Periksa


COVID1 PCR
(asimptomatik). PCR + PCR + 9
COVID <48jam
19

COVID1 PCR - PCR +


PCR + 9

Tidak COVID1
COVID19 9

RDT Ag= rapid antigen


Jika ditemukan pekerja terkonfirmasi COVID-
3b 19
Ditemukan kasus
LAPOR KE PUSKESMAS
konfirmasi

Pengobatan
Kondisi ringan
ISOLASI MANDIRI Surat Penyataan Bebas
HINGGA COVID-19
Kondisi sedang/berat
ISOLASI SEMBUH dari Puskesmas/RS
TERPUSAT/DIRAWA
T

1. Tutup ruangan/area kerja yang pernah digunakan oleh pekerja sakit selama minimal 1 x 24 jam
sebelum proses pembersihan dan disinfeksi dilakukan untuk meminimalkan potensi terpajan
droplet saluran pernafasan.
2. Pembersihan dilakukan dengan melap semua area kerja pada permukaan-permukaan yang sering
Desinfeksi tempat kerja
kasus
disentuh pekerja sakit dengan cairan disinfektan (misalnya meja/area kerja, gagang pintu,
pegangan tangga, lift, kran air, dan lain sebagainya)
3. Melakukan penyemprotan dengan cairan disinfeksi pada ruangan yang terkontaminasi pekerja
sakit (seperti ruang kerja, ruang rapat, toilet, ruang ibadah, dan lain sebagainya).
4. Buka pintu dan jendela ke arah ruang terbuka untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam
tempat tersebut. Jika memungkinkan tunggu lagi selama 1 x 24 jam setelah proses pembersihan
dan disinfeksi dilakukan
Lama Virus Corona berada di Permukaan
3b Mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir
setiap kali menyentuh
benda menjadi sangat
penting
6 hari 8 hari 4 hari

8 jam 7 hari
Pembuangan limbah
Ganti baju setelah
masker harus
berada dari luar rumah
diperhatikan
Jika ditemukan pekerja suspek SUSPEK
3b 1. Memiliki kriteria klinis sbb:
DITEMUKAN KASUS a. Demam akut dan batuk
SUSPEK b. Minimal 3 gejala berikut: demam, batuk, lemas,
sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan,
LAPOR KE PUSKESMAS pilek/hidung tersumbat, sesak napas,
anoreksia/mual/muntah, diare, atau penurunan
kesadaran; atau
c. Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
RUJUK UNTUK RAWAT DI RS ISOLASI MANDIRI/
DAN TES PCR ISOLASI TERPUSAT Akut) berat dengan riwayat demam/demam (>
38℃) dan batuk yang terjadi dalam 10 hari
terakhir, serta membutuhkan perawatan rumah
Positif
sakit;
d. kehilangan penciuman akut tanpa penyebab lain
TES PCR PADA yang teridentifikasi;
Dalam pemantauan HARI KEDUA
e. Kehilangan pengecapan akut tanpa penyebab lain
puskesmas yang teridentifikasi.
Negatif 2. Memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
dengan kasus probable/konfirmasi dan memenuhi
ISOLASI kriteria klinis
Surat Penyataan Selesai Isolasi SELESAI 3. Rapid-Antigen positif
dari Puskesmas/RS
Jika pekerja menjadi Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan
3b kontak erat kasus probabel atau dengan kasus terkonfirmasi COVID-19.

Seseorang dinyatakan menjadi kontak erat jika:


Kontak erat
Kontak erat 1. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus konfirmasi dalam radius 1 meter
selama 15 menit atau lebih;
2. Sentuhan fisik langsung dengan pasien kasus konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dll);
kasus 3. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus konfirmasi tanpa
menggunakan APD yang sesuai standar;

Kontak erat

Kontak erat
Wawancara kasus
konfirmasi COVID-19
Jika pekerja menjadi Dilakukan
3b kontak erat Identifikasi Kontak Erat
oleh
petugas
Berikan minimal 5 Wawancara Kontak Erat tracer
hari ijin tidak masuk
Karantina Kontak Erat
kerja JIKA pekerja
Kontak erat menjadi kontak erat Entry test: pemeriksaan hari pertama
Kontak erat

Negatif Positif

kasus Lanjut Karantina Isolasi Kasus Terkonfirmasi

Exit test: pemeriksaan kedua


(hari kelima karantina)

Kontak erat Kontak erat


Negatif Positif

Surat Penyataan Selesai Isolasi


Karantina Selesai Isolasi Kasus Terkonfirmasi
dari Puskesmas/RS
TERIMA KASIH

Ada pertanyaan?

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)


Jalan Raya Malaka Raya no 27, Duren Sawit, Jakarta Timur
021 28535581
iakmi.or.id
42

Anda mungkin juga menyukai