Anda di halaman 1dari 12

Transplantasi Organ Dan/Atau Jaringan

Tubuh Dari Pendonor Hidup Untuk


Orang Lain
-MUI
01
MENIMBANG
01 02 03
Bahwa dalam rangka Bahwa saat ini ditemukan bahwa muncul pertanyaan
melindungi dan menjaga jiwa, penyakit yang secara medis dari para dokter ataupun
akal dan keturunan yang pengobatannya dapat pasien tentang status
merupakan bagian dari tujuan dilakukan dengan hukumnya, yang kemudian
diturunkannya syariat transplantasi organ dan/atau diteruskan oleh Kementerian
(maqashid as-syari’ah), maka jaringan tubuh orang lain Kesehatan RI dengan
dianjurkan untuk menjaga dan yang memiliki kesamaan permohonan fatwa
memelihara kesehatan

04 bahwa oleh karena itu Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dipandang perlu
menetapkan Fatwa Tentang Transplantasi Organ dan/atau Jaringan Tubuh Dari
Pendonor Hidup Untuk Orang Lain guna dijadikan sebagai pedoman
02
MENGINGAT
-MUI
EVENTOS PASADOS

Firman Allah Hadis Nabi SAW Kaidah Fiqhiyyah


QS. alIsra’ :70, QS. T-Tin: 4,
HR. Abu Dawud, HR.
QS. Yunus : 66, QS. al-
Daruquthni, HR. al-Hakim,
Mâidah:2, QS. Al-Hasyr: 9,
QS. al-Maidah : 32, QS. Al- HR. Ibn Abi Syaibah.
Baqarah:207, QS. Al-
Baqarah:195, QS. al-
Baqarah:173.
03
memperhatikan
-MUI
MEMPERHATIKAN

Fatwa MUI Pendapat, saran, dan


Prndapat Para Ulama
(Pendapat Alauddin Abu Bakr Mas’ud
Fatwa MUI nomor 11 Tahun 2007 masukan
tentang Pengawetan Jenazah Untuk
al-Kasani dalam kitab Badai’ as- Kepentingan Penelitian, Fatwa MUI
Shanai’ juz 11 hal. 28) Pendapat Nomor 12 Tahun 2007, Fatwa MUI Pendapat, saran, dan masukan yang
Muhammad as-Syaukani dalam kitab berkembang dalam Sidang Komisi
Nomor 6 Tahun 2009, Fatwa MUI 13
Fathul Qadir jilid 3, halaman 431, Juni 1979 tentang wasiat Fatwa pada Rapat-Rapat Komisi
Pendapat as-Syirazi dalam kitab al- menghibahkan kornea mata, pada tanggal 20 Desember 2018
Muhadzzab hal. 296, Musyawarah Nasional VI, Fatwa MUI
Pendapat Ibnu Hajar al-Haitsami Pusat Hasil Ijtima Ulama, Kemenkes
dalam Tuhfatul Muhtaj, Pendapat RI tentang Pembahasan RPP
al-‘Izz bin Abdussalam dalam Transplantasi Organ dan/atau Jaringan
Qawaidul Ahkam Fi Mashalihil A’mal, Tubuh.
04
MEMUTUSKAN
-MUI
MENETAPKAN
Fatwa tentang transplantasi organ dan/atau jaringan dari pendonor hidup
untuk orang lain:

#1
Ketentuan Umum
Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan
organ dan/atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain
atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ
dan/atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
#2 ketentuan hukum
a. Terdapat kebutuhan mendesak yang dibenarkan secara syar’i (Dharurah Syariah) ;
b. Tidak ada dharar bagi pendonor karena pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh
baik sebagian ataupun keseluruhan;
c. Jenis organ tubuh yang dipindahkan kepada orang lain tersebut bukan merupakan
organ vital yang mempengaruhi kehidupan atau kelangsungan hidupnya;
d. Tidak diperoleh upaya medis lain untuk menyembuhkannya, kecuali dengan
tranplantasi;
e. Bersifat untuk tolong-menolong (tabarru’), tidak untuk komersial;
f. Adanya persetujuan dari calon pendonor;
g. Adanya rekomendasi dari tenaga kesehatan atau pihak yang memiliki keahlian
untuk jaminan keamanan dan kesehatan dalam proses transplantasi;
h. Adanya pendapat dari ahli tentang dugaan kuat (ghalabatil zhonn) akan
keberhasilan transplantasi organ tersebut kepada orang lain;
i. Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh dilakukan oleh ahli yang kompeten dan
kredibel;
j. Proses transplantasi diselenggarakan oleh negara.
#3 Rekomendasi

1. Pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat diminta


untuk menjadikan fatwa ini sebagai pedoman

2. Tenaga medis diminta untuk selalu


mempertimbangkan aspek syar’i pada setiap
tindakan medis
#4 Ketentuan Penutup

1. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan jika di kemudian hari ternyata dibutuhkan perbaikan,
akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat


mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk
menyebarluaskan fatwa ini.

Anda mungkin juga menyukai