Anda di halaman 1dari 36

MACAM – MACAM TOOLS DALAM

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

SUROSO, M.I.Kom
Bentuk-bentuk Multimedia
Pembelajaran
 Simon dalam Made Wena (2009: 203) membagi tiga bentuk
yaitu latihan dan latihan, tutorial dan simulasi.

 Sementara Alessi (2001) membagi kedalam beberapa


bentuk yaitu: tutorial, hypermedia, drill, simulasi, games,
tools and open-ended learning environments, test dan web
based learning.
Bentuk-bentuk Multimedia
Pembelajaran
 Tutorial
Bentuk sajian ini merupakan multimedia pembelajaran yang dalam
penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana
layaknya tutorial yang dilakukan oleh pendidik atau instruktur.
Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar,
baik diam atau bergerak dan grafik.
 Drill dan Practise
Bentuk drill dan practisedimaksudkan untuk melatih pegguna
sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau
memperkuat penguasaan suatu konsep.
Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang
biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan
makan soal ataupertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling
tidak dalam kombinasi yang berbeda.
Bentuk-bentuk Multimedia
Pembelajaran
 Bentuk Simulasi
Multimedia pembelajaran dengan bentuk ini mencoba
menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata,
misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang, di mana
pengguna seolah-olah melakukan aktifitas meramu
masakan, menjalankan usaha kecil, atau pengendalian
pembangkit listrik tenaga nuklir dan lain-lain.
 Bentuk Percobaan atau Eksperimen
Bentukini mirip dengan bentuk simulasi, namun lebih
ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen,
seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi
atau kimia.
Bentuk-bentuk Multimedia
Pembelajaran
 Permaianan (Game)
Tentu saja bentuk permaianan yang disajikan di sini tetap
mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program
multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktifitas
belajar sambil bermain.
1. Power Point
 Powerpoint adalah salah satu bagian dari Microsoft office
yang digunakan untuk menampilkan presentasi.
 Nursit (2016:45) juga menjelaskan bahwa Powerpoint
merupakan software yang ditujukan untuk menyajikan
informasi lebih optimal, Nursit juga menambahkan
powerpoint dapat digunakan untuk membuat multimedia
karena tools di dalamnya dapat mengkombinasikan
beberapa unsur media.
 Yusri dan Husaini (2017:3) menegaskan bahwa Powerpoint
adalah perangkat lunak yang memungkinkan untuk
mengintegrasikan video, gambar, teks, dan animasi
sehingga mampu menciptakan sajian informasi yang
menarik
Lanjutan Power Point
 Sandy (2017:23) menyebutkan tool dalam Powerpoint yang
dapat digunakan untuk membuat multimedia adalah insert,
hiperlink, dan juga animasi.
 Berikut ini beberapa tools yang biasa dipergunakan dalam
aplikasi power point :
1) Insert, yaitu perangkat berfungsi untuk memunculkan
beberapa unsur media seperti memunculkan video,
gambar, bentuk, bahkan suara.
2) Hiperlink, yaitu perangkat yang berfungsi untuk menuju
ke file atau slide lain, dimana akan membantu
mengefisienkan pencarian data yang dibutuhkan.
3) Animasi, yaitu perangkat yang berfungsi memberikan
efek muncul, keluar, dan bergerak pada suatu objek yang
ada dalam slide Powerpoint
4) Visual Basic Aplication, yaitu bahasa pemrograman
yang terdapat dalam powerpoint. Ada beberapa bahasa
permrogaman dalam powerpoint. VBA dalam
Powerpoint padadasarnya digunakan untuk menyajikan
soal evaluasi..
5) Triger, yaitu perangkat yang berfungsi untuk
mengaktifkan animasi dari suatu objek
Articulate Storyline
 Articulate Storyline adalah sebuah perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk membuat presentasi mirip seperti Microsoft
Power Poin.
 Articulate Storyline dapat dikatakan dengan perangkat lunak yang
menggabungkan teks, gambar, video, animasi dan suara sehingga
dapat memberikan bentuk penyajian secara visual yang menarik.
 Perbedaannya ada pada fitur yang ada di dalam Softwarenya
seperti timeline, movie, picture, character dan lain-lain yang mudah
digunakan.
 Articulate storyline disebut dengan multimedia authoring tools yang
berfungsi untuk membuat aplikasi multimedia interaktif dengan
konten berupa teks, gambar, grafik, suara, video bahkan animasi
dan simulasi.
 Hasil publikasi Articulate Storyline berupa media berbasis web
(html5) atau application file (.exe) yang dapat dijalankan pada
berbagai perangkat seperti laptop, tablet dan smartphone.
Kelebihan Articulate Storyline
 Memiliki fitur AS ini sangat mirip dengan fitur yang ada pada Ms PowerPoint
 Mudah dipelajari bagi para pemula yang telah memiliki dasar membuat media
menggunakan Ms PowerPoint
 Mendukung pembelajaran berbasis Game karena bersifat Interaktif
 Konten dapat berupa gabungan dari teks, gambar, grafik, suara, animasi dan
video
 Hasil publikasi dapat dijalankan melalui:
 Desktop, berupa file aplikasi (.exe)
 Web browser, berupa file HTML5
 Smartphone Android, dengan mengkonversinya menjadi APK
 LMS (Learning Management System) seperti Moodle, berupa file SCORM
 Memiliki ukuran file hasil publikasi maupun konversi APK yang relatif kecil
sehingga ringan dipasang di smartphone
 Memiliki banyak dokumentasi dari komunitas pengguna Articulate
Storyline sehingga memudahkan kita dalam menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi saat pembuatan media/aplikasi.
Fungsi Fitur pada Articulate Storyline
 Penggunaan Timeline : Timeline digunakan untuk mengatur
kapan dan berapa lama sebuah objek akan ditampilkan pada
media.
 Penggunaan Layer : Layer (lapisan) merupakan bagian yang
penting dalam articulate storyline. Layer digunakan untuk
memisahkan objek (konten) yang satu dengan lainnya.
 Penggunaan Trigger : Trigger merupakan perintah/control yang
anda berikan kepada objek tertentu agar dia melakukan aksi
(action) yang anda inginkan.
 Penggunaan player : player pada Articulate storyline adalah fitur
yang berada disekitar slide. Fitur ini bisa mencakup menu, slide
notes, glossary, resources, seekbar, tombol navigasi dan
komponen lain yang ditambahkan disekitar slide
Peran Teori Behavioristik dalam
Pengembangan Pembelajaran
 Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
 Belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi stimulus dan respon.
 Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan
perubahan tingkah laku.
 Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau Input yang
berupa stimulus dan keluaran atau Output yang berupa respon.
 Dalam contoh di atas, stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
kepada siswa, misalnya daftar perkalian, alat peraga, pedoman kerja,
atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar siswa terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Peran Teori Behavioristik dalam
Pengembangan Pembelajaran
 Teori behavioristik memandang belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya reaksi stimulus dan respon (Asri
Budiningsih, 2005).
 Teori behavioristik ini mendominasi psikologi pembelajaran
selama paruh pertama abad kedua puluh.
 Teori belajar behavioristik, awalnya lahir dari aliran mazhab
psikologi yang dipelopori oleh John B. Watson (1878-1958).
 Watson menganggap bahwa objek perhatian psikologi yang utama
adalah pada perilaku dan bagaimana perilaku dapat bervaiasi
berdasakan pada pengalaman yang beragam.
 Pernahkah Anda mendengar konsep trial-and-error atau juga
disebut dengan selecting and connecting? Istilah tersebut
merupakan konsep yang menjadi ciri khas kaum behavioristik
Peran Teori Behavioristik dalam
Pengembangan Pembelajaran
 Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan
respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus
dan respon.
 Apa saja yang diberikan pendidik (stimulus) dan apa yang dihasilkan
siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur.
 Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan
suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan
tingkah laku.
 Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah
faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang
dapat memperkuat timbulnya respon.
 Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon
akan semakin kuat, begitu juga bila penguatan dikurangi (negative
reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan.
Kelebihan Teori Behavioristik
1. Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi
dan kondisi belajar.
2. Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid
dibiasakan belajar mandiri.
3. Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan
pengakuan positif dan prilaku yang kurang sesuai mendapat
penghargaan negative yang didasari pada prilaku yang tampak
4. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang
berkesinambungan, dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan
siswa yang sudah terbentuk sebelumnya
5. Bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi
dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian
suatu ketrampilan tertentu mampu menghasilakan suatu prilaku
yang konsisten terhadap bidang tertentu.
Kelebihan Teori Behavioristik
6. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimuls yang
lainnya dan seterusnya sampai respons yang diinginkan muncul.
7. Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung
unsure-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
8. Teori behavioristik juga cocok diterapakan untuk anak yang
masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka
mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru, dan suka
dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung.
Kekurangan Teori Behavioristik
1. Sebuah konsekwensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk
yang sudah siap.
2. Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
3. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghafalkan apa di dengar dan di pandang sebagai cara belajar yang
efektif.
4. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh
behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling efektif
untuk menertibkan siswa
5. Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat
dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan oleh guru
6. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelsan dari guru dan
mendengarkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar
yang efektif sehingga inisiatf siswa terhadap suatu permasalahan
yang muncul secara temporer tidak bisa diselesaikan oleh siswa.
Kekurangan Teori Behavioristik
7. Cenderung mengarahakan siswa untuk berfikir linier, konvergen,
tidak kreatif, tidak produktif, dan menundukkan siswa sebagai
individu yang pasif.
8. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher
cenceredlearning) bersifat mekanistik dan hanya berorientasi
pada hasil yang dapat diamati dan diukur
9. Penerapan metode yang salah dalam pembelajaran
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang tidak
menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai center, otoriter,
komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih, dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid.
Prinsip Aplikasi Teori Behavirostik
Dalam Pembelajaran
 Teori behaviorisme yang menekankan adanya hubungan
antara stimulus (S) dengan respons (R) secara umum dapat
dikatakan memiliki arti yang penting bagi siswa untuk
meraih keberhasilan belajar.
 Caranya, Pendidik banyak memberikan stimulus dalam
proses pembelajaran, dan dengan cara ini siswa akan
merespons secara positif apa lagi jika diikuti dengan adanya
reward yang berfungsi sebagai reinforcement (penguatan
terhadap respons yang telah ditunjukkan).
 Mnemonic ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree)
adalah salah satu implikasi gerakan sasaran behavioral
dalam desain pembelajaran.
Peran Teori Koqnitif dalam
Pengembangan Pembelajaran
 Teori belajar kognitif, merupakan titik awal pemahaman bahwa
proses belajar melibatkan perubahan mental yang tidak hanya
dinilai dari perubahan perilaku yang terlihat.
 Belajar menurut teori belajar kognitif adalah perubahan persepsi
dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah
laku yang nampak (Asri Budiningsih, 2005).
 Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan,
persepsi, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya.
 Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar
merupakan persepsi dan pemahaman yang selalu berkembang
dan tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak.
Peran Teori Koqnitif dalam
Pengembangan Pembelajaran
=> Menurut Suyono & Hariyanto (2014) teori belajar kognitif memiliki
dua kunci pendekatan yakni :
 Bahwa sistem ingatan adalah suatu prosesor informasi yang aktif
dan terorganisasi.
 Bahwa pengetahuan awal memerankan peranan penting dalam
pembelajaran.

=> Tokoh yang paling mendominasi dalam teori belajar kognitif


adalah Jean Piaget.
=> Konsep teoritis utama dari Jean Piaget antara lain mengenai
inteligensi, skemata, asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi, dan
interiorisasi.
Peran Teori Koqnitif dalam
Pengembangan Pembelajaran
 teori belajar kognitif menggambarkan bahwa seseorang akan
melalui tahapan penyesuaian skema kognitif melalui proses
asimilasi dan akomodasi.
 Asimilasi merupakan proses merespon lingkungan sesuai dengan
struktur kognitif yang dimiliki oleh seseorang,
 Sedangkan akomodasi, merupakan proses memodifikasi struktur
kognitif sesuai dengan respon yang diterima dari lingkungan.
 Akhir dari proses belajar itu sendiri, menurut teori kognitif yakni
terciptanya keseimbangan (equilibration) antara pengalaman yang
diterima dengan perubahan atau adaptasi struktur kognitif yang
dimilikinya.
Proses Belajar Menurut
Teori Koqnitif
Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam
Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Teori Pembelajaran Kooperatif Kaitannya dengan Pembuatan
Proyek Multimedia
Belajar adalah proses mengelolah Proyek merangsang konstruksi
informasi baru pengetahuan dan terjadinya kerja
kelompok, menstimulus diskusi, dan
menghasilkan pemikiran yang beragam.
Elemen atau konten multimedia
menyediakan berbagai model interaksi

Belajar tidak selalu berhubungan Mengembangkan flowchart dan


dengan perkembangan berbagai storyboard membutuhkan keterampilan
keterampilan memecahkan masalah dan berpikir kritis
untuk "mengkonsep" dan mengolah
informasi ke dalam format linear dan
nonlinier. Peserta didik bisa melihat
bagaimana data saling berhubungan.
Teori Pembelajaran Kooperatif Kaitannya dengan Pembuatan
Proyek Multimedia

Terdapat berbagai jenis gaya belajar, Tim desain menawarkan opsi tugas, yang
rentang perhatian, tahapan memungkinkan peserta didik untuk
perkembangan, dan kecerdasan menunjukkan keterampilan mereka
intelektual. dengan berbagai cara. Proses
pengembangan proyek mengharuskan
peserta didik untuk merevisi dan
memikirkan kembali, serta memberikan
mereka pengalaman belajar langsung atau
faktual.

Peserta didik akan berprestasi lebih Rubrik, capaian, dan harapan untuk
baik ketika mereka mengetahui proyek dapat ditentukan bersama antara
tujuan, melihat model, dan tahu peserta didik dan guru kelas tanpa
bagaimana ketercapaian kinerja mengorbankan tujuan dasar guru.
mereka terhadap standar yang Contohnya proyek dapat membantu
ditetapkan. memperjelas tujuan yang diharapkan dari
proyek. Proses pengembangan proyek
mendorong evaluasi diri dan tinjauan dari
rekan sejawat
Teori Pembelajaran Kooperatif Kaitannya dengan Pembuatan
Proyek Multimedia

Penting untuk mengetahui kapan Proyek multimedia mendukung


harus menggunakan pengetahuan, pengalaman belajar di dunia nyata,
bagaimana mengadaptasinya, dan ditambah lagi mereka memiliki potensi
bagaimana mengelola pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi dan
sendiri. keterampilan metakognitif peserta didik.

Motivasi, usaha, dan harga diri Proyek memberi siswa tugas-tugas


memengaruhi pembelajaran dan kehidupan nyata yang dapat mereka
kinerja. hubungkan dengan minat dan
pengalaman pribadi mereka. Proyek
berfungsi sebagai hasil visual dari upaya
siswa.

Belajar memiliki komponen sosial. Proyek mengarahkan pengelompokkan


Kerja kelompok salah satunya yang dengan cara kooperatif.
sangat penting.
Peran Teori Konstruktifistik dalam
Pengembangan Pembelajaran
 Pembelajaran yang konstruktif, atau pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student centered learning)
 Paradigma konstruktivistik menempatkan pebelajar sebagai
komponen penting (subjek) dalam proses pembelajaran, sehingga
bisa belajar secara mandiri.
 Asri Budiningsih (2005), bahwa menurut teori belajar
konstruktivistik belajar adalah proses menginternalisasi,
membentuk kembali, atau membangun pengetahuan baru yang
terjadi secara terus menerus dan mengalami reorganisasi karena
adanya pengetahuan baru.
 Kata kunci teori belajar konstruktivistik ialah belajar merupakan
proses membangun konstruksi (bangunan) pengetahuan.
Peran Teori Konstruktifistik dalam
Pengembangan Pembelajaran
Asumsi dasar teori belajar konstruktivistik yang diungkapkan oleh
Merril antara lain:
 Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman;
 Belajar adalah penafsiran personal tentang dunia nyata;
 Belajar adalah sebuah proses aktif di mana makna dikembangkan
berlandaskan pengalaman;
 Pertumbuhan konseptual berasal dari negosiasi makna, saling
berbagi tentang perspektif ganda dan pengubahan representasi
mental melalui pembelajaran kolaboratif.
 Belajar dapat dilakukan dalam setting nyata, ujian dapat
diintegrasikan dengan tugas-tugas dan tidak merupakan aktivitas
yang terpisah (penilaian autentik).
Peran Teori Konstruktifistik dalam
Pengembangan Pembelajaran
Wray & Lewis (Pritchard, 2009) mengemukakan 4 poin penting yang
dapat diformulasikan menjadi 4 prinsip pembelajaran menurut teori
konstruktivistik, diantaranya :
 Learning is a process of interaction between what is known
and what is to be learnt
Pebelajar membutuhkan pengetahuan awal untuk menghubungkan
pengetahuan baru yang akan dipelajari, agar proses belajar terjadi
mereka perlu membangun link atau hubungan diantara keduanya.
 Learning is a social process
Pembelajaran perlu didesain untuk interaksi sosial dan diskusi grup
dengan variasi jumlah, baik dengan atau tanpa pendidik.
 Learning is a situated process
Konteks pembelajaran yang bermakna, sangatlah penting. Perlu
diingat bahwa apa yang bermakna untuk pendidik belum tentu
dapat bermakna untuk pebelajar.
Peran Teori Konstruktifistik dalam
Pengembangan Pembelajaran
 Learning is a metacognitive process
Pemahaman atau pemikiran pebelajar terhadap apa yang dipelajari,
perlu didukung agar terus dapat dikembangkan sendiri olehnya.

Selain 4 prinsip teori konstruktivistik yang telah dikemukakan oleh


Wrey & Lewis, menurut Simon terdapat lima komponen
pembelajaran yang menganut teori belajar konstruktivistik, yaitu :
 active
Cumulative
Integrative
Reflective
goal-oriented.
Penerapan Teori Belajar Konstruktivistik dalam
Pengembangan Multimedia Pembelajaran
1. Aktif => Proyek multimedia memungkinkan peserta didik untuk
menjadi pembelajar aktif dengan
menerjemahkan/memaknai konten dan membuat
komponen media
2. Kumulatif => Proyek multimedia memungkinkan pesera didik
untuk menghubungkan pengetahuan saat ini dengan ide-
ide baru melalui berbagai format.
3. Integratif => Proyek multimedia menawarkan lingkungan di mana
peserta didik dapat membuat program yang semakin
kompleks, serta menyajikan perpaduan pengetahuan yang
sudah dimiliki dan yang baru dengan cara baru
4. Reflektif => Proyek-proyek multimedia menggabungkan berbagai
tingkatan penilaian pada berbagai fase selama proses
desain dan pengembangan
Penerapan Teori Belajar Konstruktivistik dalam
Pengembangan Multimedia Pembelajaran
5. Goal-directed (Arah tujuan atau Capaian tujuan)
Saat menetapkan proyek multimedia, guru dan siswa bekerja
bersama untuk menentukan hasil pembelajaran tertentu
TUGAS
Buatlah Makalah berkaitan tentang Teknologi
Multimedia dalam Pembelajaran.

Dengan Ketentuan : Format :


Bab 1 : Latar belakang Font : Arial
Bab 2 : Landasan Teori Size : 11
Bab 3 : Pembahasan Kertas : A4
Bab 4 : Implementasi Spasi : 1,5
Bab 5 : Penutup Batas : T :4 L :4 R: 3 B:3

Anda mungkin juga menyukai