Anda di halaman 1dari 102

ew - psikiatri fk unair

GANGGUAN YANG BIASA


MULAI TIMBUL PADA MASA
KANAK & REMAJA

I. RETARDASI MENTAL
II. G.PERKEMB. PSIKOLOGIS
III. G. PERILAKU & EMOSIONAL DG. ONSET BIASANYA
PD MASA KANAK & REMAJA
ew - psikiatri fk unair

ADALAH KEADAAN DI MANA


A. FUNGSI INTELEKTUAL UMUM DI BAWAH
NORMAL (< 70 = IQ)
B. KEMAMPUAN KOGNITIF, BAHASA,
MOTORIK DAN SOSIAL
TERBATASNYA KEMAMPUAN
PENYESUAIAN DIRI
C. ONSET, MASA PERKEMBANGAN ( < 18
TAHUN)
ew - psikiatri fk unair

MACAM-2 TINGKAT R.M  MENURUT PPDGJ III


TINGKAT R.M I.Q ISTILAH DULU
RINGAN 50-70 = DEBIL
SEDANG 35-49 = IMBESIL RINGAN
BERAT 20-34 = IMBESIL BERAT
SANGAT BERAT < 20 = IDIOT

FUNGSI INTELEKTUAL AMBANG (BORDERLINE)


IQ 71-84
INSIDENS R.M: 1-3% RM RINGAN  75%
RM SEDANG
BERAT 
25%
SANGAT BERAT
ew - psikiatri fk unair

ETIOLOGI
• F.BIOLOGIK:
• -KEL.KROMOSOM, KEL. METABOLIK, GG.PRENATAL,.
-
POSTNATAL/GG. PERINATAL

• F.PSIKOSOSIAL:
• - DEPRIVASI PSIKOSOSIAL,( MIS: KURANGNYA
- STIMULASI SOSIAL, BAHASA, DAN INTELEKTUAL)
- KEHIDUPAN KELUARGA YG TAK HARMONIS
- SERING BERPINDAH RUMAH
- SERING BERGANTI PENGASUH DAN TIDAK
ADEKUAT
- PENDIDIKAN ORANGTUA RENDAH
ew - psikiatri fk unair

25% KASUS, FAKTOR PENYEBABNYA 


F. BIOLOGIK
TINGKAT R.M. YG DITIMBULKANNYA ADALAH:
SEDANG – BERAT IQ < 50

75% KASUS, PENYEBAB BIOLOGIKNYA TIDAK


DITEMUKAN
TAPI ADA F. PSIKOSOSIAL SEBAGAI
PENYEBABNYA
TINGKAT R.M NYA : RINGAN IQ 50-70
Dx biasanya DITEGAKKAN SETELAH MASUK

SEKOLAH
ew - psikiatri fk unair

GEJALA KLINIK
TERGANTUNG TINGKAT R.M.
GEJALA UMUM:
• IQ < 70
• ADANYA HENDAYA PERILAKU ADAPTIVE
• TIMBUL SEBELUM USIA 18 THN
• GEJALA-GEJALA PENYERTA: IRITABILITAS,
AGRESIVITAS, GERAKAN2 STEREOTIPIK, GG.
NEUROLOGIK TERUTAMA PD R.M. BERAT
ew - psikiatri fk unair

PEMERIKSAAN:
 ANAMNESE: {lihat diktat}
 PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

 PEMERIKSAAN FISIK

 PEMERIKSAAN NEUROLOGIK & LAB,


PSIKOLOGIS
ew - psikiatri fk unair

CARA MEMBUAT DIAGNOSA


A. ANAMNESA ORANGTUA
1. SEJARAH PERKEMBANGAN ANAK

2. RIWAYAT SAKIT ANAK

3. KELUARGA JUGA ADA YANG


MENDERITA
RETARDASI MENTAL
ew - psikiatri fk unair

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. ANOMALI KRANIAL

2. KELAINAN BENTUK BADAN/ANGGOTA


BADAN
KULIT.
ew - psikiatri fk unair

C. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
- KEKUATAN OTOT : PARESE, PARALISE
- GANGGUAN KOORDINASI MOTORIK
- GANGGUAN PENDENGARAN
- GANGGUAN PENGLIHATAN
ew - psikiatri fk unair

D. PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
1. TINGKAH LAKU DAN EMOSI PASIEN
2. HUBUNGAN PENDERITA DG
KELUARGA
ATAU ORANG LAIN : ACUH/
MENYENANGKAN/TERGANTUNG OR
LAIN
3.PENYESUAIAN DIRI:TAKUT ,MALU,
MENANGIS, SUKAR BERGAUL
4.PEMERIKSAAN INTELEGENSI SECARA
KASAR
ew - psikiatri fk unair

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- EEG, FOTO TENGKORAK, TES
INTELIGENSI/PSIKOLOGI
- DARAH + URINE – KELAINAN
METABOLISME
F. MELAKUKAN RUJUKAN
- BIOLOGI, KELAINAN KROMOSOMA
- MATA, THK, SARAF, PSIKIATRI
ew - psikiatri fk unair

RM Ringan RM Sedang
Taraf IQ 50 - 70 35 - 49
Usia mental yg dapat Maksimal usia 11-12 Maksimal usia 7-8
dicapai tahun tahun

Etiologi Sering karena Deprivasi psikososial,


deprivasi psikososial abnormal biologik
Ciri-ciri: Sering tdk bisa Dapat bicara/berko-
Pada usia prasekolah dibedakan dg anak munikasi
(0-5 thn) normal Kesadaran sosial
kurang
Perkembangan
motorik cukup
ew - psikiatri fk unair

RM Ringan RM Sedang

Usia sekolah Dapat mencapai Akademik sulit maju


(6-20 thn) ketrampilan akademik lewat kelas 2 SD
+ ~ kelas 6 SD (dekat Dapat dilatih
umur 20 th) ketrampilan sosial
Dapat dibimbing ke dan pekerjaan
arah konfirmitas sosial
Masa dewasa Ketrampilan sosial dan Dapat mencari nafkah
(> 21 tahun) pekerjaan cukup untuk dengan pekerjaan
mencari nafkah (tapi kasar (unskill) dlm
perlu bimbingan dan keadaan terlindung
bantuan bila meng- Perlu pengawasan,
alami stres sosial atau bimbingan, bantuan
ekonomi yang luas bila stres sosial dan
biasa) ekonomi yg ringan)
ew - psikiatri fk unair

RM Ringan RM Sedang
Patokan pendidikan Dapat dididik & Dapat dididik (di
dilatih (di SLB/C) SLB/C)
~ kelas 6 SD ~ kelas 3 SD
Dapat mencari nafkah Dapat mencari nafkah
sederhana dengan dg pekerjaan kasar
baik
ew - psikiatri fk unair

RM Berat RM Sangat Berat

Taraf IQ 20 - 34 < 20

Usia mental yg dapat Maksimal usia 3-4 Maksimal usia 2


dicapai thn tahun
Etiologi Abnormalitas Abnormalitas
biologik biologik
Ciri-2 usia pra Perkemb.motorik Fungsi sensomotorik
sekolah (0-5th) kurang minimal
Bicara minimal Selalu membutuhkan
Dapat dilatih perawatan dan
mengurus diri sendiri pengawasan
ew - psikiatri fk unair

RM Berat RM Sangat Berat

Usia sekolah dasar Dapat berbicara atau Perkembangan


(6-20th) belajar berkomunikasi motorik sedikit
Dapat dilatih kebiasaan Mengurus diri sendiri
kesehatan minimal
dasar/kebiasaan sehari- Membutuhkan
hari perawatan
Masa dewasa Dapat mengurus diri Perkemb.motorik dan
(21 tahun) sendiri (sebagian) bicara sedikit
Pengawasan penuh Mengurus diri sendiri
sangat terbatas
Butuh perawatan
Patokan Tdk dpt dididik tapi dpt Tdk dpt dididik
pendidikan dilatih mengenal bahaya maupun dilatih
Tdk dapat mencari nafah Tdk mengenal bahaya
Tdk dpt mengurus
diri sendiri
ew - psikiatri fk unair

RM RINGAN (DEBIL)
IQ 50 – 70
TRAINABLE
EDUCABLE KL IV-VI SD
RM SEDANG (IMBECIL RINGAN)
IQ 35 – 49
TRAINABLE
EDUCABLE KL II – III SD
ew - psikiatri fk unair

RM BERAT (IMBECIL BERAT)


IQ 20 – 34, MA 3 – 4 TAHUN
TRAINABLE
NON EDUCABLE
RM SANGAT BERAT (IDIOT)
IQ < 20  MA 2 TAHUN
NON TRAINABLE
NON EDUCABLE
ew - psikiatri fk unair

D.D:
• KELAINAN SENSORIS TERUAMA BUTA,
TULIS
• CEREBRAL PALSY
• G. PERKEMB. SPESIFIK/KHAS
• G. PERKEMB. PERVASIF  G.AUTISME
• PENYAKIT-PENYAKIT KRONIS
• KESULITAN BELAJAR
ew - psikiatri fk unair

PENYULIT
ADANYA KETIDAKMAMPUAN
BERFUNGSI SECARA MANDIRI 
MEMBUTUHKAN PENGAWASAN &
BANTUAN
KEUANGAN TERUS
ew - psikiatri fk unair
PERSOALAN KEJIWAAN ANAK RM
KURANGNYA KEMAMPUAN INTELIGENSI DAN PENYESUAIAN
DIRI

KURANG MAMPU BERGAUL DENGAN TEMAN


SEBAYA
BANYAK BERGAUL/BERMAIN DENGAN ANAK >
MUDA
MENGURANGI KEGIATAN SOSIAL  MENARIK DIRI

ORANGTUA KECEWA TERHADAP KEMAMPUAN ANAK

BERSIKAP MENOLAK ANAK

* KURANG KASIH SAYANG & PERHATIAN


* PADAHAL ANAK RM LEBIH BUTUH PENGERTIAN,
PERHATIAN & BIMBINGAN DARIPADA ANAK NORMAL
TEGANG/SEDIH
ANAK RM BINGUNG/MARAH
TINDAKAN KRIMINAL
ew - psikiatri fk unair

PENGOBATAN
1. FARMAKOLOGI
OBAT2 AN YG BIASA DIPAKAI UNTUK MENGATASI
GEJALA PENYERTA
HYPERKINETIK RISPERIDON
GERAKAN STEREOTIPIK --> HALOPERIDOL
OBSESI KOMPULSI  SSRI (FLUOXETIN,PAROXETIN,
SERTRALIN )
DEPRESI  SSRI
(FLUOXETIN,PAROXETIN,SERTRALIN)
AGRESIVITAS - CARBAMACEPIN, VALPROIC ACID
(DEPAKEN)
2. PSIKOTERAPI
A. TERAPI KELUARGA
B. PSIKOTERAPI INDIVIDUAL
3. GROUP TERAPI
UNTUK IBU-IBU PASIEN R.M
ew - psikiatri fk unair

PREVENSI
A. PRIMER :
1. TINDAKAN MEDIS YANG BEDA PADA
- TRAUMA KELAHIRAN
- ASPHYXIA NEONATORUM
- INFEKSI / INTOKSIKASI
- KEJANG-KEJANG
- KEJANG DEMAM LAMA
2. PERBAIKAN STANDARD SOSIO/EKONOMI

MASYARAKAT – MEMPERBAIKI GIZI IBU


HAMIL
DAN BAYI/ANAK USIA KURANG DARI 4
TAHUN
ew - psikiatri fk unair

3. STIMULASI ORANGTUA/WALI
CUKUP
ADEKUAT – KASIH SAYANG,
RANGSANGAN BELAJAR
4. MARRIAGE COUNSELING, GENETIC
COUNSELING
ew - psikiatri fk unair

B. SEKUNDER
MENGUSAHAKAN MENEMUKAN KASUS
SEDINI MUNGKIN DAN PENGOBATAN
SECEPAT MUNGKIN.
1. PENGOBATAN ANTIBIOTIKA EFEKTIF PADA

SETIAP INFEKSI INTRAKRANIAL


2. OPERASI: - CRANIOTOMI PADA CRANIAL
STENOSIS
- EKSISI MEMBRAN: PADA
SUBDURAL HEMATOM
ew - psikiatri fk unair

3. GANGGUAN PENGLIHATAN DAN


PENDENGARAN CEPAT DIPERBAIKI
SEHINGGA PRESTASI BELAJAR TAK
MENURUN
4. PENGOBATAN DENGAN THYROID
EXTRACT UNTUK BAYI DENGAN
CRETINISME PADA USIA KURANG
DARI 6
BULAN
ew - psikiatri fk unair

C. TERSIER
MENGURANGI FUNGSI DEFEK PADA ANAK
DENGAN CARA
1. MEMBERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN
SEMAKSIMAL MUNGKIN SESUAI DENGAN
KEMAMPUAN, MINAT DAN BAKAT ANAK
2. REHABILITASI FISIK DENGAN
FISIOTERAPI
BAGI YANG MEMERLUKAN: CEREBRAL
PALSY, PARESE/PARALYSE
ew - psikiatri fk unair

B. SEKUNDER
MENGUSAHAKAN MENEMUKAN KASUS
SEDINI MUNGKIN DAN PENGOBATAN
SECEPAT MUNGKIN.
1. PENGOBATAN ANTIBIOTIKA EFEKTIF PADA

SETIAP INFEKSI INTRAKRANIAL


2. OPERASI: - CRANIOTOMI PADA CRANIAL
STENOSIS
- EKSISI MEMBRAN: PADA
SUBDURAL HEMATOM
ew - psikiatri fk unair

KEPUSTAKAAN
1. Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan RI: Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, 1993, hal.
225-231
2. Gregory, I, Smeltzer, DJ: Psychiatry, Asian Economy Ed.
PG. Publ. Ptc. Ltd. Singapore, 1984.
3. Kaplan HI & Sadock BJ: Synopsis of Psychiatry.
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 8th Ed. Williams
& Wilkins, Baltimore, 1997, pp.1137-1154.
4. Maramis, WF: Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan I,
Airlangga University Press, Surabaya, 1980, hal. 385-402.
GEJALA UMUM
Gangguan Perkembangan Psikologis
• Onset : Masa bayi atau kanak-kanak.
• Kelambatan fungsi yang berhubungan erat dengan
kematangan biologis susunan saraf pusat.
• Fungsi yang dipengaruhi termasuk: bahasa, visuo
spatial, koordinasi motorik.
• Hendaya menjadi berkurang (kondisi membaik)
dengan bertambahnya usia.
• Macam Gangguan Perkembangan Psikolojis
• Gangguan Perkembangan khas.Berbicara dan
Berbahasa
• Gangguan Perkembangan Belajar khas
• Gangguan Perkembangan Motorik khas
• Gangguan Perkembangan Khas Campuran.
• Gangguan Perkembangan Pervasif.
• Gangguan perkembangan psikologis lainnya
Gangguan Perkembangan Pervasif.

Gejala Utama :
 Gangguan dalam berinteraksi dengan

orang/benda/situasi lingkungan.
 Gangguan Kemampuan Berkomunikasi

(verbal/Non verbal)
 Gangguan dalam Perilaku (Gerakan diulang

tanpa tujuan, minat terbatas, Gangguan


sensoris)
Macam macam Gangguan Perkembangan
Pervasif :
 Autisme masa kanak

 Sindroma Asperger.

 Sindroma Rett.

 Gangguan Disintegrasi masa kanak.

 Gangguan Perkembangan Pervasif lainnya.

 ( ini pembagian menurut PPDGJ lll yg mengacu pd

DSM lV dan sp sekarang masih dianut)


CATATAN: Sekarang sdh terbit DSM V yg
mengelompokkan gg perkembangan pervasif
menjadi 1 kelompok: Autisme Spektrum Disorder
GANGGUAN AUTISME MASA KANAK
(AUTISME)

 Adalah suatu gangguan perkembangan neurobiologist


yang kompleks.
 Nampak sebelum usia 3 tahun.
 Dapat berlangsung sampai usia dewasa (bila tidak
ditangani dengan baik).
 Ditandai dengan 3 gejala utama (Trias Autisme) yaitu
terganggunya :
1. Kemampuan komunikasi dan berbahasa.
2. Kemampuan Interaksi Sosial.
3. Perilaku aneh, terbatasnya minat, aktivitas
Ad.1. Gangguan pada Kemampuan
Berkomunikasi
 Kemampuan berbicara dan berbahasa terlambat.

 Bahasa verbal maupun non verbal tidak

berkembang.
 Sering berceloteh atau berbahasa “planit”

 Tidak mengerti kata yang diucapkannya.

 Seringkali “membeo”

 Tata bahasanya kacau (pemakai kata ganti

orang)
Ad. 2. Gangguan pada Kemampuan Interaksi
Sosial.
 Cuwek/tak acuh.

 Kontak mata tidak ada/minimal sekali.

 Lebih senang menyendiri.

 Tidak tertarik pada teman sebaya.

 Tidak tertarik pada mainan dan kurang bisa

menggunakannya sesuai fungsinya.


 Tidak bisa bermain pura-pura (simulasi)

 Tertawa sendiri, menangis tanpa sebab.


Ad. 3. Gangguan pada Perilaku dan Integrasi
Sensorik.
 Sering takut pada suasana atau suara tertentu (sering menutup
telinga).
 Berperilaku tidak wajar, monoton (menyenangi “sameness”).
 Senang pada benda-benda tertentu.
 Senang benda berputar (kipas angin, roda).
 Sering berjalan berjinjit, memiringkan kepala, loncat-loncat
dengan mengepak-ngepakkan tangan, mengamati atau
memperhatikan jari-jarinya.
 Hiperaktif atau sangat pasif.
 Terkadang mempunyai kemampuan sangat istimewa : menulis,
membaca, menggambar, dan sebagainya tanpa diajar.
Gangguan ASPERGER (Sindroma Asperger)

 Gejalanya sama dengan Autisme (Dalam Hal


kurangnya interaksi sosial, perilaku tak wajar
serta minat yang terbatas).
 Tidak ada keterlambatan dalam berbahasa.
 Tingkat kecerdasannya rata-rata atau di atas
rata-rata --- (pada autism IQ nya > rendah).
Gangguan RETT (Sindroma RETT)

Gejalanya:
 Mirip Autisme.
 Perkembangan natal dan perinatal nampak normal.
 Sampai usia 5 bulan perkembangan motorik normal.
 Lingkaran kepala waktu lahir normal setelah usia antara
5-48 bulan terjadilah penurunan pertumbuhan kepala,
ketrampilan tangan, koordinasi langkah dan gerak tubuh
menurun.
 Terganggunya kemampuan berbahasa dan retardasi
psikomotot yang berat, hilangnya ikatan sosial.
 Banyak didapati pada wanita.
GANGGUAN DISINTEGRASI MASA KANAK

 Terjadinya regresi berat menyangkut beberapa fungsi


setelah (sampai usia 2 tahun sempat berkembang
normal.)
 Regresi menjadi sangat nyata sebelum usia 10 tahun
minimal mengenai 2 dari yang berikut ini: kemampuan
berbahasa, ketrampilan sosial dan adaptasi, kontrol bab
dan bak, ketrampilan motorik, kemampuan bermain.

Lanjutan
 Setelah terjadi regresi  gambarannya mirip AUTISME.
 Dinamakan juga HELER’s Syndrome.
Gangguan Perkembangan Pervasif Tak Khas
 Gejalanya:

 Mirip Autisme.

 Tapi tidak memenuhi criteria lengkap untuk

diagnose baik sebagai Autisme, Gangguan


Asperger, Gangguan RETT, maupun gangguan
Disintegrasi Masa Kanak.
III. Gangguan Perilaku dan Emosi
Masa Kanak dan Remaja
Macam macamnya:
 Gangguan Aktivitas dan Perhatian (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder/
ADHD )
 Gangguan Tingkah laku (Conduct Disorder).
 Gangguan makan: Anoreksia Nervosa, Bulimia, Pica.
 Gangguan Ekskresi: Enkopresis non organik,
Enuresis non organic, .
 Gangguan Cara Bicara : Gagap (Stuttering).
 Gangguan TIC : Gilles de la Tourette Syndrom.
Gangguan Aktivitas dan Perhatian (ADHD)
 Batasan: Gangguan Aktivitas dan Perhatian

merupakan gangguan perilaku dengan gejala


utama berkurangnya perhatian dengan
aktivitas berlebihan yang tidak sesuai dengan
taraf perkembangannya, timbul sebelum usia
7 tahun.
Etiologi/Patofisiologi.
Penyebab ADHD belum diketahui, diperkirakan terdapat
beberapa faktor penyebab yakni:
1. Genetik (Kelambatan Kematangan Otak).
2. Kerusakan Otak Minimal (Minimal Brain Damage).
3.Didapatkan Perkembangan Otak yang abnormal pd daerah ttt.
4. Neurokimiawi..
5. Psikososial.
Gejala Klinis
 Tidak dapat memusatkan perhatian.

 Hiperaktivitas.

 Impulsivitas (sebagai gejala penyerta)

 Gejala semua ini Nampak pada lebih dari satu

situasi (misalnya di rumah, di kelas dan di


klinik)
 KRITERIA DIAGNOSA:
GANGGUAN HIPERKINETIK atau
 ( GG.AKTIVITAS DAN PERHATIAN atau
ADHD)
 Menurut PPDGJ IIl adalah sebagai berikut:
 Ciri Utama adalah berkurangnya perhatian
dan aktivitas berlebihan.
 Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk
diagnosis dan haruslah nyata pada lebih dari satu
situasi (di rumah, di kelas, di klinik).
:
BERKURANGNYA PERHATIAN;
Tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas
dan
ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum tuntas selesai
(tidak berhasil menyelesaikan pekerjaannya). Seringkali
beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
Kehilangan minat terhadap tugas yang sedang

dikerjakan, sukar mengatur tugas dan aktivitasnya,


sering tampak seperti tidak mendengarkan atau sering
kehilangan perlengkapan sekolahnya.
Berkurangnya ketekunan dan perhatian seharus nya

hanya didiagnosis bila sifatnya berlebihan untuk anak


dengan usia atau IQ yang sama.
 HIPERAKTIVITAS:
 dinyatakan dalam kegelisahan yang
berlebihan, khususnya dalam situasi yang
menuntut keadaan relative tenang, mencakup:
 Berlari-lari atau melompat-lompat sekeliling
ruangan.
 Memanjat secara berlebihan.
 Bangun dari tempat duduk dalam situasi yang
menghendaki anak tetap duduk.
 Sulit disuruh diam atau tidak dapat tenang.
 GAMBARAN PENYERTA:
 Kecerobohan dalam hubungan sosial.
 Kesembronoan dalam situasi yang berbahaya.
 Sikap yang secara impulsive melanggar tata tertib
sosial (mencampuri urusan atau mengganggu
kegiatan orang lain, terlampau cepat menjawab
pertanyaan yang belum lengkap diucapkan orang
atau tidak sabar menunggu gilirannya).
 Gangguan belajar serta kelakuan motorik sangat
sering terjadi.
DIAGNOSIS BANDING
 Tingkah laku hiperkinetik (gangguan aktivitas

dan perhatian disertai gangguan tingkah laku).


 Gangguan tingkah laku agresif tak

berkelompok.
 Gangguan bipolar 1 (dengan mania).

 Gangguan belajar (gangguan membaca,

matematika, menulis).
PENYULIT:
 Kegagalan sekolah.

 Gangguan Tingkah Laku.

 Gangguan Kepribadian Antisosial.


PENATALAKSANAAN:
Pengobatan disesuaikan dengan etiologi, keadaan, dan
usia anak.
1. Terapi obat-obat dengan salah satu obat di bawah ini:
a. Stimulansia.
 Methylphenidate dengan dosis 0,3 mg/kg BB/hr
 Diberikan: - pagi dan siang hari per oral.

- sesudah makan.
- Lama : * Minimal 3 bulan.
* Paling lama 6 bulan.
 Sebaiknya diberikan pada anak > 6 tahun karena dapat
menghambat pertumbuhan.
b. Antidepresan Trisiklik.
 Imipramine : dosis 1,5 mg/kg BB/hari.

 Diberikan : - pagi dan siang hari per oral.

- Sesudah makan.
- Lama : * Minimal 3 bulan
* Paling lama 6 bulan.
 Jangan diberikan pada anak dengan kelainan

jantung dan epilepsy


C Insomnia ---> diphenhydramine
(25 sp75 mg.)
c. Antihistamin.
 Diphenhydramine, dosis 4-6 mg/kg BB/hari.

 Sebaiknya diberikan per oral, malam hari

karena berakibat mengantuk.


 Dapat dipakai untuk anak usia di bawah 6

tahun, karena hampir tak ada efek samping.


d. Benzodiazepine.
 Diberikan pada anak dengan kejang epilepsi

Diazepam 0,2 – 0,5 mg/kg BB/hari.


 Diberikan : - Siang dan malam hari per oral.

- Minimal 3 bulan.
- Paling lama 6 bulan (tergantung
kondisi pasien).
e. Neuroleptika.
 Haloporidol 0,025-0,075 mg/kg BB/hari (dibagi pagi
dan malam).
 Diberikan terutama pada anak gangguan aktivitas dan
perhatian yang disertai gejala agresivitas.
 Per oral pagi dan malam hari.
 Sebelum atau sesudah makan.
 Minimal 3 bulan.
 Paling lama 6 bulan.
 Jangan diberikan pada anak usia < 6 tahun, karena
efek samping gejala ekstrapiramidal.
2. Psikoterapi Supportif.
 Memberikan pengertian pada anak akan kekurangannya.
 Memberikan harapan atau keinginan anak sewajarnya.
 Membantu menyelesaikan persoalan emosi anak yang
timbul akibat gangguannya (rasa putus asa, depresi, rasa
rendah diri, rasa marah atau permusuhan).

3. Modifikasi Tingkah Laku.


 Untuk anak > 6 tahun (reward and punishment).
4. Bimbingan untuk orang tua.
 Memberikan pengertian bahwa ada gangguan pada
anaknya dan bahwa gejala hiperaktif kemungkinan akan
berkurang sesudah pubertas.
 Dapat membantu mengarahkan aktivitas anak ke hal yang
bersifat produktif.

5. Bimbingan untuk Guru.


 Memberikan pengertian kepada guru akan gangguan pada
anak dan bahwa diperlukan kesabaran dari guru dalam
mengajar anak di sekolah.
 Diperlukan sistem mengajar yang disesuaikan dengan
kekurangannya (“Remedial Teaching”).
GANGGUAN TINGKAH LAKU (Conduct
Disorder)

 Adalah perilaku yang tidak dapat diterima seca


sosial.
 Bersifat menetap.
 Menyebabkan kerusakan terhadap milik ora
lain ataupun agresivitas terhadap orang lain.
 Tidak responsive terhadap kontrol atau otorit
umumnya.
PSIKOPATOLOGI
 Tidak ada penyebab tunggal yang menjadi penyebab terjadinya
gangguan ini.
 Beberapa faktor member kontribusi terjadinya gangguan ini
secara garis besar ada 3 faktor:
1. Faktor Keluarga.
2. Karakteristik Individu.
3. Lingkungan.
DIAGNOSIS:
 Ciri khas gangguan tingkah laku (GTL) adalah
adanya pola tingkah laku disosial, agresif, atau
menentang yg berulang dan menetap paling sedikit
selama 6 bulan).
 Contoh perilaku tersebut adalah gg yang berulang
dan menetap (paling sedikit : perkelahian, kejam
terhadap hewan/manusia, perusakan hebat barang
milik orang lain, membolos sekolah, lari dari
rumah, sering meluapkan temper tantrum yang
hebat dan tidak biasa, perilaku provokatif yang
menyimpang, sikap menentang yang berat dan
menetap.
DIAGNOSIS BANDING:
 Gangguan aktivitas dan perhatian (ADHD).

 Kesulitan membaca dan belajar.

PENYULITNYA:
 ADHD,

 kesulitan membaca dan belajar,

 R.M.
GANGGUAN MAKAN
I. ANOREXIA NERVOSA
 Suatu Syndroma yang ditandai dengan:

1. Penolakan makan walaupun untuk


mempertahankan berat badan normal-minimal
untuk dirinya.
2. Ketakutan yang amat sangat -bila berat
badannya menjadi bertambah.
3. Secara signifikan salah menilai badannya
dan bentuknya.(body image disorder)
EPIDEMIOLOGI
 Banyak didapati pada masa remaja dan dewasa.
 Pre pubertal wanita >>> pria.
 Paling banyak pada usia antara 14 – 18 tahun.
 Pada wanita (10-20) kali lebih banyak dari pria.

KOMORBID
 Depresi 65%.
 Fobia Social 34%.
 Obsesif Kompulsif 26%.
PENATALAKSANAAN:
 Konseling orang tua dan family terapi.

 Modifikasi perilaku.

 Edukasi remedial.

 Terapi fisik sesuai kebutuhan dengan merujuk

ke rehab medik.
 Bantuan ekonomi/sosial (bila mungkin).

 Bantuan ekonomi/sosial (bila mungkin).

 Terapi residential (untuk kasus-kasus yang

berat dan sulit di tangani di rumah).


ETIOLOGI
 Fungsi Biologi
 Endogenious opioid
 Hormonal
 HPA - axis disfunction
 Secara signifikan karena salah menilai badannya dan
 bentuknya
 Sosial.
 Dukungan dari lingkungan untuk kurus.
 Hubungan dengan orang tua dekat, tetapi ada kesulitan.
 Keluarga besarnya didapati gangguan makan, derajat
permusuhan yang tinggi, kacau, isolasi, kurang empati.
 Psikodinamik: kurang perasaan autonomi dan kemandirian.
DIAGNOSIS
1. Secara sengaja mengurangi dan
mempertahankan penurunan berat badan
dalam derajat yang tidak sehat atau kegagalan
untuk mengalami kenaikan berat badan yang
proporsional untuk tumbuh.
2. Ketakutan yang amat sangat untuk
bertambahnya gemuk.
3. Mengalami gejala/keluhan medik terkait
kelaparan.(gastritis,pusing,anemia dll)
4. Perilaku dan psikopatologi yang timbul sudah
berlangsung minimal 3 bulan.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
 Depresi (susah tidur, pikiran bunuh diri).

 Somatisasi (≠ weight loss, ketakutan gemuk

(-), amenorhae 3 bulan(-)).


 Skizofrenia (tidak takut gemuk, hyperaktivitas

(-), kebiasaan makan yang aneh karena waham


 makanan dianggap beracun).
 Bulimia (mempertahankan berat badannya (+)).
TERAPI
 Hospitalisasi.
 Psychoterapi.
 CBT.
 Dynamic – Expressive – Supportive Psichoterapy
 Family Terapi.

 Farmakoterapi.
 Cyproheptadine.
 Fluoxetine.
II BULIMIA
 Preokupasi (pikiran menetap) untuk makan.
 Berusaha melawan efek kegemukan dengan cara antara lain:
 merangsang muntah.

 Puasa berkala.

 Mengkonsumsi obat-obatan penekan nafsu makannya.

 Kadang-kadang didapati adanya riwayat anorexia

sebelumnya.
 Terapi:
 Psikoterapi.

 Farmakoterapi dengan anti depressan SSRI (Fluoxetine).


III. PICA
 Gejala : terus menerus makan zat yang tidak
bergizi (tanah, kapur, batu bata, serpihan cat
dan sebagainya.)

 Pica dapat merupakan bagian dari gejala


gangguan psikiatrik yang lebih luas misalnya
AUTISME.
GANGGUAN CARA BICARA
STUTTERING
 Keadaan dimana arus bicara terganggu oleh karena motorik
bicara secara involunter.

EPIDEMIOLOGI
 Sekitar 1% dari populasi umum (USA).
 Banyak terjadi pada anak dan biasanya sembuh secara
spontan.
 Banyak terjadi pada usia 2 – 7 tahun dari puncaknya pada usia
5 tahun.
 Pria : wanita = 4 : 1.
 Gangguan ini banyak terjadi pada anggota keluarga dari anak
yang menderita Stuttering.
KOMORBIDITAS
 Gangguan perkembangan berbahasa dan

artikulasi.
 Anak TK dengan Stuttering sering mengalami

school refusal, gejala kecemasan.


 Gerakan motorik yang abnormal.

 TIC.

 Facial grimaas.

 ADHD.
PENYEBAB
 Multifaktorial: Genetik, Neurophysiological,
Psikologis.
 Stuttering bisa kambuh karena suatu pengalaman
yang stressfull.
 Bentuknya bisa: bicara secara nonfluence, part
word repetition, sound prolongation, gangguan
pengeluaran udara.
 Anak yang menderita stuttering tampak tegang
dan merasa tidak nyaman dengan Stutteringnya.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
 Cluttering (pola bicaranya tidak teratur dan tidak

berirama).
 Cepat dan terhenti-henti dengan segala daya

upaya.
PROGNOSA
 Memerlukan waktu yang panjang dengan beberapa kali menghilang kemudian
kambuh lagi, terutama bila dalam kondisi stress.

TERAPI
 Terapi wicara.
 Kurangi ketegangan dan kecemasan saat bicara.
 Latihan pernafasan dan relaksasi.
 Self terapi (perilaku dapat dirubah).
 Latihan (restructuring Fluency).
 Farmakoterapi : Benzodiazepin (relaxation).

 Catatan : Gangguan Perkembangan berbahasa ada 2macam::


-gangguan perkembangan berbahasa RESEPTIF.
-gangguan perkembangan berbahasa EKSPRESIF.
(dalam hal ini yang terganggu adalahperkembanganny a bukan caranya)
GANGGUAN EKSKRESI:
I. ENKOPRESIS NON ORGANIK
 Pengeluaran tinja secara tak layak.
 Anak dengan Enkopresis non organik sering:
- Khronik konstipasi.
- Jarang defekasi.
- Menahan/menolak defekasi.
 Sering didapati life-long insufficient dan ineffective
sphincter control.
 Beberapa anak mungkin defekasi tak terkontrol (karena
spinchter tidak mampu lagi mengontrol atau karena
banyak cairan akibat lama ditahan).
Enkopresis banyak ditemui pada:
- Anak yang mengalami sexual abuse.
- Anak dengan berbagai gangguan psikiatrik.
- Orang tua yang keras, sering menghukum
pada waktu toilet training.
- sering bersamaan dengan Enuresis.
 PSIKOGENIK MEGACOLON adalah kondisi Sub-
clinical Anorectal Dysfunction yang sering ditemui
sebelumnya  menyebabkan konstipasi  distensi
rectal yang khronis (karena faeses yang besar dan Keras)
 tonus rectal menghilang  terjadi desensitasi
terhadap tekanan fungsi ekskresi terganggu

DIAGNOSA
 Diagnosa Enkopresis ditegakkan bila anak usia
khronologisnya ≥ 4 tahun.
 Bila ada masalah medic yang langsung terkait, tidak
didiagnosa sebagai enkopresis.
TERAPI
 Penanganan medis untuk konstipasinya

(laxative).
 Intervensi perilaku (kebiasaan berak dan

kecemasan untuk berak).


 Terapi terhadap kecemasan keluarga.

 Kurangi rasa malu penderita.

 Supportive Psychotherapy.
II. ENURESIS NON ORGANIK
 Gangguan yang ditandai dengan buang air seni tanpa
kehendak pada siang dan malam hari yang tidak sesuai
dengan usia mental anak ( ≥ 5 tahun).
 Enuresis tidak lazim didiagnosa pada anak usia
khronologisnya < 5 tahun atau usia mental < 4 tahun.
 Noctural Enuresis lebih sering pada anak laki-laki.
Pengontrolan kandung seni terjadi secara berangsur-
sangsur dipengaruhi:
 Neuromuscular.
 Perkembangan kognitif.
 Faktor sosio-emotional.
 Toilet training.
 Faktor genetik.

Diagnosis baru ditegakkan bila mengenai:


 Anak usia ≥ 5 tahun.
 Terjadi 2x seminggu dalam jangka waktu 3 bulan atau
menyebabkan distress dan mengganggu fungsi.
 Tidak disebabkan medical condition.
TERAPI
 Toilet training yang sesuai.

 Kurangi minum pada waktu akan tidur.

 Terapi perilaku.

 Farmakoterapi : Imipramin (tofranil)

 Psikoterapi (masalah-masalah psikiatrik


maupun kesulitan dalam fungsi keluarga yang
timbul akibat enuresis).
- Adalah kontraksi otot yang cepat dan
berulang menyebabkan gerakan atau
suara-suara yang sifatnya involuntary
(di luar kendali)
- Merupakan NEUROMUSCULAR
DISORDER
TRANSIENT TIC DISORDER
CHRONIC MOTOR OR VOCAL TIC DISORDER
TOURETTE SYNDROME (GILLES DE LA
TOURETTE
• SYNDROME)
 Beberapa kasus dapat menahan untuk tidak
timbulnya tic namun hanya beberapa menit
 Sebagian kasus lain tidak mampu menahan
(terutama pada anak-anak)
 Menjadi berkurang dengan tidur, relaksasi atau
melakukan aktivitas
Ditandai :
 Multiple motor tic

 Satu macam atau lebih vocal tic

 Tic terjadi beberapa kali dalam sehari

 Berlangsung lebih dari 1 tahun lamanya

 Onset biasanya sebelum usia 18 tahun

 Bukan karena obat-obatan/kondisi medis


 Multiple motor tic
 Coprolalia
 Echolalia
4-5/10.000 (prevalensi selama hidup)
Anak-anak > banyak  + 530/10.000
Dewasa 1 – 2/10.000

Onset
Biasanya usia + 7 tahun
Vocal tic onset usia + 11 tahun
laki-laki : 3 x perempuan
Etiologi
 Genetik
 Neurochemical
 Neuroanatomi
 Faktor immunologi dan
 Post infection (streptococ)
Komorbid
Sering TS – ADHD - OCD DITEMUI
BERSAMA
A. Adanya multiple motor tic dan satu atau lebih vocal tic pada suatu
waktu selama sakit
Tic bersifat mendadak, cepat, berulang kali, tidak rythmic, stereotipik
disertai suara-suara
B. Tic terjadi beberapa kali dalam sehari
bisa
- setiap hari/intermitten sepanjang suatu
periode tertentu ataudalam satu tahun
- tidak ada waktu bebas tic lebih dari 3 bulan
C. Onset usia < 18 tahun
D. Bukan efek fisiologis langsung dari suatu zat (mis: stimulansia). Bukan
karena kondisi medis umum (mis: Huntington deases, pos viral
encephalitis)
Patologi & Lab.
- Tidak ada yang khas
- Beberapa menunjukkan EEG abnormal
- 10% non spesifik abnormal CT Scan

Terapi
High potensi dopamine reseptor antagonis
Misalnya:
- Haloperidol
- Stelazine
- Pimozide
- Aripiprazole (efeksamping lebih sedikit)
 CHRONIC MOTOR TIC OR VOCALIC TIC
DISORDER
Gejala:
- Terdapat gejala kronik motor tic atau vocalic tic, tapi
keduanya tidak pernah terdapat bersama-sama
Onset:
Pada usia dini
Tipe tic maupun lokasi tic sama dengan transient tic
disorder
Vocal tic:
- Biasanya tidak keras
- Tidak hebat
- Bukan oleh pita suara tapi karena kontraksi otot
abdomen/thorac/diafragma
Yang timbulnya pada usia 6-8 th mempunyai prognosa
paling baik. Biasanya berlangsung 4-6 th dan berhenti pada
masa dewasa.
Yang melibatkan otot otot limb dan trunk prognosanya
lebih jelek
 Psikoterapi– untuk mengatasi masalah emosi
yang timbul
 Behavioral technic
 Haloperidol
GEJALA :
 Terdapat tic tunggal atau multiple motor/vocal

tic atau kedua-duanya


(single motor/single vocal/multiple
motor/multiple vocal/multiple motor + vocal)
Gambaran transient tic disorder:
 Ditemui beberapa kali /hari
 Paling tidak dalam 4 minggu
 Tidak lebih dari 12 bulan
 Tidak memenuhi diagnosa T.S.
 Timbulnya usia < 18 th
 Bukan karena intoksikasi zat/kondisi medis
 Transient tic dibedakan dg T.S. /chronic motor
tic/chronic vocal tic hanya dg mengamati -
progresivitasnya
PROGNOSA :
 Tidak berkembang menjadi serius ATAU hanya

sebagian kecil saja yg berkembang menjadi


T.S /kronik motor tic/kronik vokal tic
 Bisa menghilang sama sekali atau timbul

sewaktu menghadapi stres


TERAPI:
 Memfokuskan pada tic yang ringan atau jarang timbul
akan menimbulkan stres pada anak

 Apabila tic cukup parah dan berdampak pada


kehidupan sosialnya, akademik dan emosinya
 maka perlu pemeriksaan psikiatrik, neurologik dan
psikofarmaka

 Terapi perilaku biasanya efektif untuk transient tics

Anda mungkin juga menyukai