Anda di halaman 1dari 9

Potensi Alih Fungsi Kawasan

Hutan dan Deforestasi dalam


Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 Tentang Cipta Kerja
A LATAR BELAKANG

B RUMUSAN MASALAH

TABLE OF C TUJUAN PENELITIAN


CONTENT
D MANFAAT PENELITIAN
S
E TINJAUAN PUSTAKA

F METODE PENELITIAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam UU No. 41 tahun 1999 pasal 19, istilah alih fungsi dikenal sebagai perubahan peruntukan dan
fungsi kawasan hutan; Perubahan peruntukan kawasan hutan, terjadi melalui proses tukar menukar
kawasan hutan dan pelepasan kawasan hutan.
Deforestasi atau penggundulan hutan adalah kegiatan penebangan pohon hutan sehingga lahannya dapat
dialihgunakan untuk penggunaan nonhutan, seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, atau
permukiman
Sektor lingkungan khususnya kehutanan memang tak luput dari imbas atas pengesahan UU Cipta Kerja,
hal ini lantaran pengaturan mengenai penyederhanaan perizinan usaha serta pengadaan lahan
menyinggung banyak regulasi bidang kehutanan dan lingkungan. Perubahan mendasar yang terjadi
adalah diubahnya beberapa intisari peraturan pokok sektor kehutanan yang terdapat dalam UU No.
41/1999 tentang Kehutanan serta UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Omnibus law atau Undang-undang Cipta Kerja mencerminkan kepentingan ekonomi yang tidak
diimbangi dengan komitmen untuk menjaga sumberdaya hutan dan lingkungan secara lestari.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana upaya perlindungan terhadap potensi alih fungsi
kawasan hutan dan deforestasi?

2. Bagaimana dampak dari potensi alih fungsi kawasan hutan dan


penerapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang cipta
kerja terhadap lingkungan dan masyarakat?
C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan perlindungan terhadap


potensi alih fungsi kawasan hutan dan deforestasi.
2. Guna mengkaji dampak dari potensi alih fungsi
kawasan hutan dan penerapan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja terhadap
lingkungan dan masyarakat.
D.Manfaat Penelitian
1.Secara Teoritis

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadikan pengetahuan baru


terkait dengan perlindungan terhadap potensi alih fungsi kawasan hutan
dan deforestasi.

2.Secara Praktis

Dapat digunakan sebagai sumber rujukan untuk mengetahui dampak dari


potensi alih fungsi kawasan hutan dan penerapan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja terhadap lingkungan dan masyarakat.
E.Tinjauan Pustaka
 Lembayu Saputri, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Pasundan, Tahun
2017, yang berjudul “Lindung Bukit Betabuh Menjadi Perkebunan Sawit Di
Kabupaten Kuansing Riau Dihubungkan Dengan Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

 Herpita Wahyuni, Suranto “Dampak Deforestasi Hutan Skala Besar


terhadap Pemanasan Global di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan
Undip.
F. METODE PENELITIAN
1.Jenis Penelitian 5. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Metode analisis data menggunakan analisis secara
kepustakaan normatif

2.Pendekatan Penelitian 6. Sistematika Laporan


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah • Bab I Pendahuluan
pendekatan Normatif-Empiris
• Bab II Landasan Konseptual

3.Sumber Data • Bab III Hasil penelitian dan pembahasan


a. Sumber data primer: bahan hukum undang-undang
b. Sumber data sekunder: data Kepustakaan
• Bab IV Penutup

4. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
ini adalah dengan cara mengumpulkan data dari berbagai ketentuan undang-undang,
mengumpulkan literatur, mencari informasi lewat internet, jurnal serta artikel
GRACI
AS

Anda mungkin juga menyukai