DISUSUN OLEH :
CIREBON
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT karena
atas rahmat petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan
hasil observasi ini untuk memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Ilmu Komunikasi
Dan Advokasi Kebijakan, Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Ilmu
Alamiah Dasar khususnya tentang Dampak Kebakaran Hutan Terhadap
Masyarakat. Makalah ini di buat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan
mudah mempelajari tentang materi Dampak Kebakaran Hutan Terhadap
Masyarakat lebih lanjut.
KELOMPOK 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................15
4.2 SARAN......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari kebakaran hutan?
2. Apa saja jenis kebakaran hutan?
3. Apa penyebab terjadinya kebakaran hutan?
4. Apa dampak kebakaran hutan?
5. Bagaimana cara menanggulangi kebakaran hutan?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hutan merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai karena didalamnya
terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil
hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
kesuburan tanah, perlindungan alam hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan,
kebudayaan, reaksi, pariwisata, dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan hutan
dan perlindungannya telah diatur dalam UUD 45, UU No. 5 tahun 1990, UU No.
41 tahun 1999, UU No 32 tahun 2009, PP No 28 tahun 1985 dan beberapa
keputusan Menteri Kehutanan serta beberapa keputusan Dirjen PHPA dan Dirjen
Perusahaan Hutan. Namun gangguan terhadap sumberdaya hutan terus
berlangsung bahkan instenitasnya makin meningkat.
3
1997 hingga 2003. Oleh karena itu perlu pengkajian yang mendalam untuk
mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan.
4
Kebutuhan akan Hijauan Makanan Ternak (HMT)
Kehidupan masyarakat sekitar kawasan hutan tidak lepas dari ternak dan
penggembalaan. Ternak (terutama sapi) menjadi salah satau bentuk usaha
sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kebutuhan akan
HMT dan areal penggembalaan merupakan salah satu hal yang harus
dipenuhi. Untuk mendapatkan rumput dengan kualitas yang bagus dan
mempunyai tingkat palatabilitas yang tinggi biasanya masyarakat
membakar kawasan padang rumput yang sudah tidak produkttif. Setelah
areal padang rumput terbakar akan tumbuh rumput baru yang kualitasnya
lebih bagus dan kandungan gizinya tinggi.
Perambahan Hutan
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya sebagai agen penyebab kebakaran
hutan adalah migrasi penduduk dalam kawasan hutan (peramban hutan).
Disadari atau tidak bahwa semakin lama, kebutuhan hidup masyarakat
akan semakin meningkat seiring semakin bertambahnya jumlah keluarga
dan semakin kompleknya kebutuhan hidup. Hal tersebut menuntut
penduduk untuk menambah luasan lahan garapan mereka agar hasil
pertanian mereka dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Sebab lain
Sebab lain yang bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran adalah faktor
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api. Biasanya bentuk
kegiatan yang menjadi penyebab adalah ketidaksengajaan dari pelaku.
Misalnya masyarakat mempunyai interaksi yang tinggi dengan hutan.
Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah kebiasaan penduduk
mengambil rotan yang biasanya sambil bekerja mereka menyalakan rokok.
Dengan tidak sadar mereka membuang puntung rokok dalam kawasan
hutan yang mempunyai potensi bahan bakar melimpah sehingga
memungkinkan terjadi kebakaran.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Kebaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering
terjadi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar
mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya
nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun
global, dan asapnya menganggu kesehatan masyarakat serta menganggu
transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Gangguan asap karena
kebakaran hutan Indonesia akhir-akhir ini telah melintas batas negara.
Kebakaran dan pembakaran merupakan sebuah kata dengan kata dasar yang
sama tetapi mempunyai makna yang berbeda. Kebakaran identik dengan kejadian
6
yang tidak disengaja sedangkan pembakaran identik dengan kejadian yang sengaja
diinginkan tetapi tindakan pembakaran dapat juga menimbulkan terjadinya suatu
kebakaran. Penggunaan istilah ini sering kalim mengakibatkan timbulnya persepsi
yang salah terhadap dampak yang ditimbulkannya.
7
tanah/lantai hutan melalui pori-pori tanah atau akar pohon sehingga
kadang hanya dijumpai asap putih yang keluar dari permukaan tanah.
Kebakaran ini umum terjadi pada lahan gambut.
8
Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan,
apakah karena alami atau karena kegiatan manusia. Namun berdasarkan beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah
faktor manusia yang berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut :
9
Disini kemiskinan dan ketidakadilan menjadi pemicu kebakaran hutan dan
masyarakat tidak akan mau berpartisipasi untuk memadamkannya.
Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering
terjadi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar
mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotonya
nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun
global dan asapnya menganggu kesehatan masyarakat serta menganggu
transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Gangguan asap karena
kebakaran hutan Indonesia akhir-akhir ini telah melintasi batas negara.
10
Dampak negatif pada lingkungan fisik antara lain meliputi penurunan
kualitas udara akibat kepekatan asap yang memperpendek jarak pandang
sehingga menganggu transportasi, mengubah sifat fisika-kimia dan biologi
tanah, mengubahiklim mikro akibat hilangnya tumbuhan, bahkan dari segi
lingkungan global ikut memberikan andil terjadinya efek rumah kaca.,
Dampak pada kesehatan yaitu timbulnya asap yang menganggu kesehatan
masyarakat terutama masyarakat miskin, lanjut usia, ibu hamil dan anak
balita seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma bronkial,
bronkitis, pneumonia, iritasi mata dan kulit. Dampak sosial yaitu
hilangnya mata pencaharian, rasa keamanan dan keharmonisan masyarakat
lokal. Selain itu, diduga kebakaran hutan ini dapat menghasilkan racun
dioksin, yang dapat menyebabkan kanker dan kemandulan bagi wanita.
Sedangkan dampak ekonomi antara lain meliputi dibatalkannya jadwal
transportasi darat-air dan udara, hilangnya tumbuh-tumbuhan terutama
tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, biaya pengobatan
masyarakat, turunnya produksi industri dan perkantoran, serta anjloknya
bisnis pariwasata.
Dampak global dari kebakaran hutan dan lahan yang langsung dirasakan
adalah pencemaran udara darim asap yang ditimbulkan mengakibatkan
gangguan pernapasan dan menganggu aktifitas sehari-hari. Peristiwa
kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 dan
2002-2005 menghasilkan asap yang juga dirasakan oleh masyarakat
Malaysia, Singapore dan Brunei Darussalam serta mengancam
terganggunya hubungan transportasi antar negara.
Dampak kebakaran hutan yang sangat dirasakan manusia berupa kerugian
ekonomis yaitu hilangnya manfaat dari potensi hutan seperti tegakan
pohon hutan yang biasa digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya akan protein hewani. Berkurangnya luas wilayah hutan,
tidak tersedianya udara yang bersih.
Dampak pada keanekaragaman hayati
Kebakaran hutan membawa dampak besar pada keanekaragaman hayati.
Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya
11
mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan
terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi menahan banjir.
Karena itu setelah hutan terbakar, sering mucul bencana banjir pada
musim hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar.
12
menggunakan api untuk membuka lahan. Jika perencanaan dan kebijakan
seperti itu diterapkan, maka dampak kebakaran hutan dapat dikurangi.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Kita harus siap siaga dalam menjaga hutan untuk mengurangi dampak yang
terjadi dari kebakaran hutan, sehingga kerugian terhadap kerusakan alam dapat di
minimalisasi dan kita harus membuang kebiasaan-kebiasaan buruk tentang
kelalaian kita terhadap penggunaan api di dalam hutan untuk membuka lahan
yang tidak kekontrol dan lainya yang bisa menyebabkan kebakaran hutan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra. 1998. Butuh 50 Tahun untuk Pulihkan Hutan Kaltim. Surat Kabar
Harian Republika tanggal 30 April 1998. Jakarta.
Danny, W., 2001. Interaksi Ekologi dan Sosial Ekonomi Dengan Kebakaran di
Hutan Propinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Paper Presentasi pada Pusdiklat
Kehutanan. Bogor. 33 hal.
15
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. 1995. Survei dan Pemetaan
Tanah Semi Detail Daerah Samarinda Propinsi Kal-Tim untuk Evaluasi
Kerusakan dan Dampak Kebakaran Hutan Dari Api Bawah Tanah Terhadap
Lingkungan. Banjarmasin.
Marsono, Dj. 1984. Vegetasi Tumbuhan Bawah Hutan Tanaman Jati di KPH
Kendal. Buletin Penilitian Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
16
Soeriaatmadja, R.E. 1997. Dampak Kebakaran Hutan Serta Daya Tanggap
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam Terhadapnya. Prosiding
Simposium: “Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sumberdaya Alam dan
Lingkungan”. Tanggal 16 Desember 1997 di Yogyakarta. hal: 36-39.
Tacconi, T., 2003. Kebakaran Hutan di Indonesia, Penyebab, biaya dan implikasi
kebijakan. Center for International Forestry Research (CIFOR), Bogor, Indonesia.
22 hal.
http://www.cifor.cgiar.org/Publiction/occasionalpaperno38(i)html
Tim PKA Dep. Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Laporan Survai Kebakaran
Hutan di Beberapa Taman Nasional. Jakarta.
17