Anda di halaman 1dari 11

DEMOKRASI DAN SISTEM POLITIK

DALAM ISLAM
Konsep Demokrasi & Kontribusi Politik
Umat Islam
A. Pengertian Demokrasi dalam Islam
Demokrasi dalam Islam dianggap sebagai sistem yang
Demokratis dalam kerangka konseptual Islam, banyak
perhatian diberikan pada beberapa aspek dalam konsep-
konsep Islam yang sudah lama berakar, yaitu ;
 musyawarah (syura),
 persetujuan (ijma’),
 dan penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad).
Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik
kekhalifahan manusia. Masalah musyawarah ini dengan
jelas di sebutkan dalam Al-Qur’an surat 42: 28, yang isinya
berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan
apa pun untuk menyelesaikan urusan mereka yang
dipimpinnya dengan cara bermusyawarah. Dengan
demikian, tidak akan terjadi kesewenag-wenangan dari
seorang pemimpin kepada rakyat yang di pimpinnya.
- ‫َو اَّلِذ يَن اْس َتَج اُبوا ِلَر ِّبِهْم َو َأَقاُم وا الَّص اَل َة َو َأْم ُر ُهْم ُش وَر ى‬
٣٨- ‫َبْيَنُهْم َو ِمَّم ا َر َز ْقَناُهْم ُينِفُقوَن‬-

38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan


Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan
sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (Q.S.42 ;38)
‫َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِّم َن ِهّللا ِلنَت َلُهْم َو َلْو ُك نَت َفّظًا َغ ِليَظ اْلَقْلِب َالنَفُّض وْا‬
‫ِم ْن َح ْو ِلَك َفاْع ُف َع ْنُهْم َو اْس َتْغ ِفْر َلُهْم َو َش اِوْر ُهْم ِفي اَألْم ِر َفِإَذ ا‬
١٥٩- ‫َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهّللا ِإَّن َهّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن‬-
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246].
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
(Q.S.3 ; 159 )
[246]. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah
lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan
lain-lainnya.
Di samping musyawarah ada hal lain yang sangat penting
dalam masalah demokrasi, yakni konsensus atau ijma’.
Sementara ini ijma (konsensus) telah lama diterima
sebagai konsep pengesahan resmi dalam hukum Islam.
Konsensus memainkan peranan yang menentukan
perkembangan hukum Islam dan memberikan sumbangan
yang sangat besar pada hukum.
Namun hampir sepanjang sejarah Islam, konsensus sebagai
salah satu sumber hukum Islam cenderung dibatasi oleh
konsensus para cendikiawan, sedangkan konsensus rakyat
kebanyakan mempunyai makna yang kurang begitu penting
dalam kehidupan umat Islam.
Dalam pemikiran muslim modern, potensi fleksibelitas yang
terkandung dalam konsep konsensus akhirnya mendapat
saluran yang lebih besar untuk mengembangkan hukum
Islam dan menyesuaikan dengan kondisi yang berubah.
Dalam pengertian yang lebih luas, Konsensus dan
musyawarah sering di pandang sebagai landasan yang
efekif bagi demokrasi Islam modern.
B. Kontribusi Politik Umat Islam
Islam sebagai sebuah agama yang mencakup persoalan spiritual
dan politik telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan
terhadap kehidupan politik di Indonesia.
Pertama ditandai dengan munculnya partai-partai yang
berasaskan Islam serta partai nasionalis yang berbasis umat
Islam.
Kedua ditandai dengan sikap pro aktifnya tokoh-tokoh politik
Islam terhadap keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia,
sejak proses kemerdekaan, masa-masa mempertahankan
kemerdekaan, masa pembangunan hingga masa reformasi.
Berkaitan dengan keutuhan negara, misalnya
Muhammad Natsir pernah menyerukan umat Islam agar
tidak mempertentangkan Pancasila dengan Islam.
Dalam pandangan Islam, perumusan Pancasila bukan
merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran
Al-Quran, karena nilai-nilai yang terdapat dalam
Pancasila juga merupakan bagian dari nilai-nilai yang
terdapat dalam Al-Quran
Dalam sejarah juga terbukti, bahwa demi keutuhan persatuan dan
kesatuan bangsa, umat Islam rela menghilangkan tujuh kata dari sila
ke satu Pancasila yaitu kata-kata “Kewajiban melaksanakan
syariat bagi para pemeluknya”.
Akhirnya umat Islam Indonesia dapat menyetujui Pancasila dan UUD
1945 sebagai dasar negara, demi menjujung tinggi kesatuan dan
keutuhan bangsa, juga karena memang nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945 dibenarkan oleh ajaran Agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai