Anda di halaman 1dari 55

MATERI INTI 3

PRINSIP TATALAKSANA DAN


PERAWATAN PASIEN PENYAKIT
INFEKSI EMERGING
DI RUMAH SAKIT

Pelatihan TOT TGC


Kesiapsiagaan, Kewaspadaan Dini dan Respon
Menghadapi Penyakit Infeksi Emerging
di Pintu Masuk dan Wilayah
Tahun 2017
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) :

■Setelah mengikuti materi ini, peserta ■Menjelaskan prinsip tatalaksana dan


mampu memahami prinsip tatalaksana perawatan pasien penyakit infeksi emerging
kasus penyakit infeksi emerging di Rumah di Rumah Sakit
Sakit.
■Menjelaskan sistem rujukan pasien
penyakit infeksi emerging di Rumah Sakit
POKOK BAHASAN

Sub Pokok Bahasan


Prinsip Tatalaksana dan
Perawatan Pasien Penyakit • Penatalaksanaan penderita
Infeksi Emerging di Rumah •Penatalaksanaan penyakit infeksi
Sakit emerging

Sistem Rujukan Pasien • Latar belakang dan masalah


Penyakit Infeksi Emerging di • Sistem rujukan penyakit infeksi
Rumah Sakit emerging di Rumah Sakit
• Pencatatan dan Pelaporan
POKOK BAHASAN 1

Sub Pokok Bahasan


Prinsip Tatalaksana dan
Perawatan Pasien Penyakit • Penatalaksanaan penderita
Infeksi Emerging di Rumah •Penatalaksanaan penyakit infeksi
Sakit emerging
PENATALAKSANAAN PENDERITA
PENATALAKSANAAN PENDERITA
Penatalaksanaan Meliputi :
■ Mendekatkan sarana pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan tempat
tinggal penduduk di daerah wabah, sehingga penderita dapat berobat setiap
saat.
■ Melengkapi sarana kesehatan  tenaga dan peralatan untuk pemeriksaan,
pengobatan, dan perawatan, pengambilan spesimen dan sarana pencatatan
penderita berobat serta rujukan penderita.
■ Mengatur tata ruang dan mekanisme kegiatan di sarana kesehatan
■ Penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan
berperan aktif dalam penemuan dan penatalaksanaan penderita di masyarakat.
■ Menggalang kerja sama pimpinan daerah dan tokoh masyarakat serta lembaga
swadaya masyarakat
Tindakan Karantina
(Jika Dibutuhkan)

■ Isolasi penderita atau tersangka penderita  memisahkan seorang


penderita agar tidak menjadi sumber penyebaran penyakit. isolasi
dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas, rumah atau tempat lain yang
sesuai dengan kebutuhan.
■ Evakuasi dengan memindahkan seseorang atau sekelompok orang dari
suatu lokasi di daerah wabah.
Evakuasi ditetapkan oleh bupati/walikota atas usulan tim
penanggulangan wabah berdasarkan indikasi medis dan epidemiologi.
■ Tindakan karantina dengan melarang keluar atau masuk orang dari dan
ke daerah rawan wabah untuk menghindari terjadinya penyebaran
penyakit. Karantina ditetapkan oleh bupati/walikota atas usulan tim
penanggulangan wabah berdasarkan indikasi medis dan epidemiologi.
PENATALAKSANAAN PENYAKIT INFEKSI
EMERGING
Penatalaksanaan Penyakit Infeksi Emerging

■ Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus


■ Beberapa penyakit belum tersedia vaksin.
■ Tatalaksana kasus penyakit infeksi dapat berbeda
antara satu penyakit dengan penyakit lainnya 
bergantung pada perkembangan pengetahuan/teknik
tatalaksana kasus penyakit tersebut.
Crimean-Congo Hemorrhagic Fever
(CCHF)
■ sebanyak 2 kasus konfirm
CCHF  1 Meninggal.
■ Dilaporkan pada tanggal 1
September 2016 di Spanyol

Masa Inkubasi :
- Gigitan Kutu : 1 – 3 hari
- Darah / Jaringan terinfeksi : 5 – 6 hari (> 13
Hari)
Distribusi Geografi
Penyakit Virus Ebola
■ penyakit demam berdarah yang disebabkan virus • Tahun 2014, KLB cukup besar di Afrika Barat
ebola
(Guinea, Sierra Leone, Liberia, Nigeria, Mali, dan
■ Masa inkubasi: 2 – 21 hari
Senegal). Kejadian ini menimbulkan korban
■ Kontak langsung dan kontaminasi
28.652 kasus dan 11.325 kematian, dengan
kerugian ekonomi diperkirakan mencapai 2,8
miliar US Dollar.
• Dirjen WHO menetapkan PHEIC pada 8 Agustus
2014 dan mencabut status PHEIC pada 29 Maret
Nyeri
lemah
2016.
demam mual
kepala • Pada tahun yang sama, terjadi KLB di DRC yang
tidak berhubungan dengan KLB di Afrika Barat,
terjadi pada daerah yang terisolir sehingga tidak
menyebar ke luar wilayah terjangkit

muntah diare Batuk pdarahan

■ Belum ada pengobatan spesifik.


2014 29 Maret 2016
EBOLA Tidak PHEIC
Hanta Virus
Etiologi : virus dari keluarga Bunyaviridae
yang disebarkan ke manusia melalui binatang
Masa inkubasi : 2-3 minggu
pengerat (tikus padi, tikus berekor putih, tikus
kapas)

• Demam berdarah dengan gangguan


Virus Hanta pernah ditemukan di beberapa
ginjal/haemorrhagic fever with renal
wilayah Indonesia:
syndrome (HFRS)  CFR 15%  di
1997: Jakarta (serologi)
Asia
2002 : Semarang, Jawa Tengah (serologi)
• Hanta virus dengan sindrom gangguan
2004 : Makassar (serologi)
pada paru-paru/ hantavirus pulmonary
2005 : Bandung (antibodi)
syndrome (HPS)  CFR 50%,  di
2014 : Maumere (serologi)
Amerika
Penyakit MERS
■ MERS penyakit sindroma
pernapasan yang disebabkan
oleh virus Corona
■ Masa inkubasi 2-14 hari
■ Gejala:

Demam Batuk Sesak napas

■ biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid.


■ Belum tersedia obat dan vaksin yang efektif
■ Penularan antar manusia terutama terjadi di
fasyankes
Nipah Virus

Gejala Klinis :
Asimtomatis
Masa Inkubasi :
(mirip Flu) -
4 – 21 Hari
Ensefalitis
Demam Lassa

I’m Mastomys
I’m Mastomys
Demam Rift Valley

• Etiologi : phlebovirus, anggota


famili bunyaviridae.
• Masa inkubasi : 7 Hari
• Cara Penularan : Gigitan
nyakuk/serangga terinfeksi ,
Kontak Jaringan hewan terinfeksi
• Gejala Klinis : Mirip Flu – 1/> 3
sindrom (okuler, meningitis,
hemorragik)
PENYAKIT VIRUS ZIKA
BRUCELLOSIS
BRUCELLOSIS
Cara Penularan : Gejala Klinis :
Kontak langsung Demam, menggigil,
dengan jaringan berkeringat nyeri
atau cairan yang otot, sakit kepala,
Etiologi : bakteri anoreksia
terinfeksi
Brucella
LISTERIOSIS
Etiologi Penularan:
Listeria monocytogenes (gram +) a.Kontaminasi makanan
b.Ibu ke janin

Inkubasi : 3-70 hari

Manifestasi klinis
-Demam dgn gastroenteritis
-Lanjut usia: Septikimia, Penanganan : Antibiotik
meningitis
-Wanita hamil: sakit ringan
(mirip flu), kematian janin
MELIOIDOSIS (Whitmore's disease)
Etiologi:
saprophyte Burkholderia
pseudomallei
(gram negatif)

Penularan
-kontak langsung
Inkubasi : 1 hari – bulan/tahun - kontaminasi

Manifestasi klinis
-Infeksi terlokalisir: demam,
nyeri
-septikemia Penanganan : Antibiotik
TULAREMIA
Inkubasi : 3 – 5 hari
(Antara 1 – 14 Hari )
Manifestasi klinis
-Demam tinggi mendadak
-Nyeri kepala, otot dan sendi
-Nyeri Kel. Getah Bening
-Pneumonia  setelah inhalasi
-Organisme  menyebar 
kegagalan organ

Penanganan : Antibiotik (IM)

Bakteri : Francisella tularensis


POKOK BAHASAN 2

Sub Pokok Bahasan

Sistem Rujukan Pasien • Latar belakang dan masalah


Penyakit Infeksi Emerging di • Sistem rujukan penyakit infeksi
Rumah Sakit emerging di Rumah Sakit
• Pencatatan dan Pelaporan
LATAR BELAKANG DAN MASALAH
TUJUAN

Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup


sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pembangunan
Kesehatan DASAR
• Perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan
merata, pengutamaan dan manfaat
• Perhatian khusus diberikan kepada penduduk rentan, antara
lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan keluarga miskin
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan


tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal.

Sistem Rujukan Sistem Rujukan


Vertikal Horizontal

Rujukan antar Rujukan antar


pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
yang berbeda dalam satu tingkatan
tingkatan
Pengaturan Pelayanan Kesehatan

Permenkes Nomor 001 tahun 2012


tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan
SISTEM RUJUKAN PIE DI RUMAH
SAKIT
Kebijakan Sistem Rujukan PIE di Rumah
Sakit
Kebijakan Sistem Rujukan PIE di Rumah
Sakit
Jenis Rujukan
Kesiapan Menghadapi
Emerging Infectious Disease (1)
Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Sistem Rujukan

RS RUJUKAN NASIONAL (14) Upaya Kesehatan


Perorangan (UKP)

RS PROVINSI (20) &


RUJUKAN REGIONAL (110)

JKN :
RS KAB/KOTA (561) Pola INA CBD

PUSKESMAS (9.729)
Upaya Kesehatan
Pelayanan kesehatan & Masyarakat & UKP
sistem rujukan PUSTU (1.450)
komprehensif &
terjangkau memperkuat
sistem keamanan POLINDES/POSKESDES (17.605) JKN :
nasional` Pola
Kapitasi
POSYANDU (124.249)/
POSBINDU (7.225)
Kesiapan Menghadapi Emerging Infectious Disease (2)

Penyiapan RS Rujukan Penyakit Infeksi


Kebijakan Sistem Rujukan PIE di Rumah
Sakit
Kebijakan Sistem Rujukan PIE di Rumah
Sakit
Kebijakan Sistem Rujukan PIE di Rumah
Sakit
Tujuan PPI
Kebijakan Sistem Rujukan PIE di Rumah
Sakit
PMK 59 tahun 2016
tentang Pembebasan Biaya Bagi Pasien PIE Tertentu

Jenis PIE tertentu: f. penyakit virus nipah;


a.poliomielitis; g. demam kuning;
b.penyakit virus ebola; h. demam lassa;
c.penyakit virus MERS; i. demam congo;
d.influensa A (H5N1)/Flu j. meningitis meningokokus;
burung; dan
e.penyakit virus hanta; k. penyakit infeksi emerging
baru.
PMK 59 tahun 2016
tentang Pembebasan Biaya Bagi Pasien PIE Tertentu
PMK ini berlaku pada kondisi: Komponen biaya:
a.situasi di luar kejadian wabah; a.administrasi pelayanan;
b.dimulai sejak pasien ditetapkan sebagai b.pelayanan dan perawatan di IGD, ruang isolasi,
suspek/tersangka hingga keluar hasil ruang ICU dan jasa dokter;
pemeriksaan konfirmasi laboratorium; dan/atau
c.pemeriksaan penunjang diagnostik
c.dimulai sejak pasien dinyatakan positif (laboratorium dan radiologi) sesuai dengan
menderita penyakit infeksi emerging tertentu indikasi medis;
berdasarkan hasil pemeriksaan konfirmasi
d.obat-obatan, alat kesehatan dan bahan medis
laboratorium hingga dinyatakan sembuh sesuai
habis pakai;
kriteria atau meninggal.
e.rujukan; dan
f.pemulasaran jenazah (kantong jenazah, peti
jenazah, transportasi dan penguburan).
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan Pelaporan di RS
GEJALA
RIWAYAT KLINIS PEMERIKSAAN TERAPI & POST
NO IDENTITAS LAB RADIOLOGI KET
KONTAK WAKTU FISIK TINDAKAN MORTEM
MASUK RS

Penanggung Jawab …….

Formulir Laporan Bulanan Penyakit Flu Burung di Rumah Sakit


Pencatatan dan Pelaporan di RS

Formulir Rekapitulasi Pasien Penyakit Infeksi


Pencatatan dan Pelaporan di RS

Formulir Asuhan Keperawatan


Pencatatan
dan
Pelaporan di
RS

Formulir Perencanaan Pasien Pulang

Anda mungkin juga menyukai