Anda di halaman 1dari 41

PELATIHAN PENGELOLAAN

DAN PELAPORAN INDIKATOR


MUTU

KOMITE MUTU RS CHARLIE HOSPITAL


KENDAL 19 JANUARI 2024
INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT
No Nama Indikator
2024 Target Penanggung
Jawab
SKP I: Kejadian kesalahan pemberian obat rawat jalan
1. 100% Ka.ins
Farmasi
2. SKP II: komunikasi saat menerima instruksi melalui 100% Ka.Ins IGD
telepon di unit IGD
3. SKP III: Kejadian tidak adanya label high alert pada obat 100% Ka.Ins IGD,
high alert di unit kerja (IGD, ICU, IBS) ICU, IBS
4. SKP IV: Kepatuhan Pelaksanaan Time Out menggunakan 100% Ka.ins IBS
Surgical Check List
5. SKP V: Kepatuhan Penggunaan (APD) di Rawat Inap 100% Ka.Ins Rawat
Inap
6. SKP VI: Kepatuhan upaya pencegahan risiko jatuh pada 100% Ka.Ins Rawat
pasien rawat jalan Jalan
7. Pelayanan Klinis: Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (5 ≥ 80% Ka.Ins VK
Clinical Pathway) pasien obgyn VK
No Nama Indikator Target Penanggung Jawab

8 Tujuan Strategis: Jumlah aduan/keluhan baik secara 100% Kepala Bidang SDM
langsung dan tidak langsung dan Umum
9 Perbaikan Sistem: Kesesuaian informasi antara dashboard 100% Staf IT
dan SIMRS
10 Manajemen risiko: Kepatuhan standar PPI di unit VK 85% Kepala Bidang
Penunjang Non Medik
11 Mutu pelayanan radiologi yang dikontrakkan 100% Kains. Radiologi

12 Mutu pelayanan laboratorium yang dikontrakkan 100% Kains. Laboratorium

13 Mutu pelayanan pengelolaan limbah yang dikontrakkan 100% Kepala Bidang


Penunjang Non Medik
14 Mutu pelayanan pengelolaan limbah domestik yang 100% Kepala Bidang
dikontrakkan Penunjang Non Medik
15 Mutu pelayanan printer dan fotocopy yang dikontrakkan 100% Kepala Bidang SDM
dan Umum
16 Efisiensi pelayanan klinis prioritas 20% Kepala Bidang
Keuangan
17 Efisiensi penggunaan sumber daya listrik 2% Kepala Bidang
Penunjang Non Medik
INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT
No Unit Indikator Target Penanggung Jawab

1. IGD Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Ka.Ins IGD

Waktu tanggap pelayanan dokter digawat darurat

2. Rawat Jalan Kelengkapan asesmen keperawatan rawat jalan Ka. Ins Poli

Kelengkapan asesmen persalinan pasien obgyn yang


rawat inap melalui poli

Pemberian edukasi pasien dan keluarga pasien


terkait tindakan fisioterapi di rumah sakit oleh
fisioterapis
Ketepatan identifikasi pasien terapi wicara yang akan
dilakukan tindakan terapi

Kelengkapan pengisian informasi sebelum tindakan


pada gigi dan mulut

Kepatuhan penempelan risiko jatuh pada pasien


mata yang ditetes obat cendo mydriatil
No Unit Indikator Target Penanggung Jawab

3. Rawat Inap Pengisian asesmen awal medis pasien baru dalam Ka.Ins Rawat Inap

24 jam
Kelengkapan pengisian resume pulang

Kepatuhan pengisian implementasi keperawatan

4. IBS Kepatuhan pelaksanaan time out DPJP Ka.Ins IBS

Kepatuhan pelaksanaan identifikasi pasien pra


operasi
5. VK Kepatuhan bidan dalam kelengkapan pengisian Ka. Ins VK

partograf
Kepatuhan visite dokter di ruang bersalin

6. PERINA Kepatuhan Visit Dokter Ka.Ins Perina

Jumlah BBLR 1500 gr - 2500 gr yang berhasil di


tangani dalam 1 bulan
No Unit Indikator Target Penanggung Jawab

7 ICU Pasien yang kembali ke Instalasi Pelayanan Ka.Ins ICU

Intensif (ICU) dengan kasus yang sama < 72 jam


Kematian Pasien > 48 Jam

8 RADIOLOGI Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax Rawat Ka.Ins Radiologi

Inap non CITO ≤ 3 jam


Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax cito ≤
1 jam
Reject/repeat ≤ 2%

9 LABORATORI Pelaksana Ekspertise Ka.Ins Laborat

UM
Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan Darah Rutin
dan Kimia Klinik < 120 Menit
10 FARMASI Waktu tunggu pelayanan farmasi rawat jalan Ka.Ins Farmasi

racikan <60 menit


Waktu tunggu pelayanan farmasi rawat jalan
non racikan <30 menit
kepatuhan telaah obat sebelum diserahkan
No Unit Indikator Target Penanggung Jawab

11 GIZI Skrining Risiko Nutrisi Ka.Ins Gizi

Pengkajian gizi

12 RM Tingkat keakuratan Informasi Indikator Statistik Ka.Ins RM

di RS
Kepatuhan Pengkajian Resume Medis

13 LAUNDRY Ketepatan waktu pendistribusian linen bersih Ka.bid Non Medis

non steril ≤ 5 jam


14 CSSD Ketepatan waktu penyediaan alat steril <5 jam Ka.bid Non Medis

15 KESLING Kualitas Limbah Cair Outlet IPAL Sesuai Baku Ka.bid Non Medis

Mutu Limbah Cair


16 IT Ketepatan Waktu Maintenance Perangkat IT di Ka.Nit IT

Rumah Sakit
17 IPSRS Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ka.Bid Jang non
Med
(response time) ≤ 15 menit
18 Pemulasara waktu Tanggap Pemulasaran Hingga Penyerahan Ka.Bid Jang non
Med
n Jenazah Jenazah Kepada keluarga ≤ 3 jam
No Unit Indikator Target Penanggung Jawab

19 Cleaning Service Kecepatan dan ketepatan petugas Kepala Bidang SDM


dan Umum
kebersihan ruangan kurang dari 15 menit

20 Urusan Perencanaan Strategis Rumah Sakit Kepala Bidang SDM


dan Umum
Ketatausahaan
21 Urusan Ketepatan pengadaan barang logistik Kepala Bidang SDM
dan Umum
Kerumahtanggaan
22 Urusan Pelayanan Kepala Bidang SDM
dan Umum
Hukum dan
Kemitraan
23 Urusan Pemasaran Jumlah pasien baru Kepala Bidang SDM
dan Umum

Penerbitan Konten Kesehatan Kepala Bidang SDM


dan Umum

24 Urusan Kehumasan Kecepatan Respon Terhadap Komplain di Kepala Bidang SDM


dan Umum
semua Unit
No Unit Indikator Target Penanggung Jawab

25 Urusan Pencatatan, Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Kepala Bidang SDM


dan Umum
Pelaporan dan Pertemuan Direksi
Evaluasi
26 Urusan Penelitian & Jumlah penelitian yang dipublikasikan Kepala Bidang SDM
dan Umum
Pengembangan (target 2 jurnal)
27 Urusan Sumber Kedisiplinan berangkat kerja Kepala Bidang SDM
dan Umum
Daya Manusia
28 Urusan Pendidikan Karyawan yang mendapat pelatihan Kepala Bidang SDM
dan Umum
dan Pelatihan minimal 60 - 20 jam dalam satu tahun
29 Driver Kecepatan Pelayanan Ambulance ≤ 1 jam Kepala Bidang SDM
dan Umum
30 Security Waktu patroli atau pengontrolan seluruh Kepala Bidang SDM
dan Umum
area Rumah Sakit
31 Customer Service Kejelasan dalam pemberian informasi Kepala Bidang SDM
dan Umum
kepada pasien
32 Keuangan Ketepatan pembayaran pada pihak ketiga Ka.bid Keuangan

(suplier)
Nett Profit Margin (Laba Bersih)
INDIKATOR NASIONAL MUTU
No Indikator Target Penanggung Jawab

1 Kepatuhan Kebersihan Tangan ≥ 85% Komite PPI

2 Kepatuhan Penggunaan (Apd) 100% Komite PPI

3 Kepatuhan Identifikasi Pasien 100% Kepala Bidang Pelayanan


Medik dan Keperawatan
4 Waktu Tanggap Operasi Secsio Sesarea ≥ 80% Kepala Bidang Pelayanan
Emergensi Medik dan Keperawatan
5 Waktu Tunggu Rawat Jalan ≥ 80% Kepala Instalasi
Rawat Jalan
6 Penundaan Operasi Elektif ≤ 5% Kepala Instalasi IBS

7 Kepatuhan Waktu Visite Dokter ≥ 80% Kepala Instalasi


Rawat Inap
8 Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium ≤ 30 100% Kepala Instalasi
menit Laboratorium
No Indikator Target Penanggung Jawab

9 Kepatuhan Penggunaan Formularium ≥ 80% Kepala Instalasi


Nasional Farmasi

10 Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical ≥ 80% Kepala Bidang


Pathway) Pelayanan Medik

11 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko 100% Kepala Bidang


Jatuh Keperawatan

12 Kecepatan Waktu Tanggap Komplain ≥ 80% Kepala Bagian


Humas

13 Kepuasan Pasien ≥ 76,61 Kepala Bagian


Humas
PROFILE INDIKATOR

Profile Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit


Judul indikator Kejadian kesalahan pemberian obat rawat jalan
Definisi operasional Kesalahan Kesalahan pemberian pemberian obat obat meliputi meliputi :
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang mengalami kesalahan pemberian obat
Denominator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang diserahkan obat
(penyebut)
Target pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Pasien yang menyerahkan resep ke Instalasi Farmasi

Kriteri Eksklusi :
Pasien yang tidak mendapatkan resep
Penanggungjawab Kepala Instalasi Farmasi
Judul indikator Persentase dokumentasi pelaksanaan komunikasi Efektif Pada Saat saat menerima instruksi melalui
telepon di unit IGD
Definisi operasional Proses evaluasi dokumentasi pada saat menerima instruksi melalui telepon oleh petugas kesehatan yang
dilakukan :
1. Antar PPA (antar staf medis, antar staf keperawatan, staf medis ke keperawatan, antar staf PPA lain).
2. Antar bebagai staf, antar berbagai tingkat layanan, misalnya dari intensive ke ruang rawat inap, dari
ruang IGD ke ruang rawat Inap, dll.
3. Dari Unit rawat Inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan atau unit terapi fisik, misalnya dari
rawat inap ke rehabilitasi medik.
4. Dilakukan oleh 2 orang petugas dengan menggunakan teknik SBAR dan mendokumentasikan pada
form yang sudah ditetapkan secara lengkap, sesuai format dan ditandatangani oleh ke dua belah pihak.
Numerator (pembilang) Jumlah pendokumentasian saat menerima instruksi melalui telepon oleh petugas di IGD yang sesuai
dengan prosedur
Denominator (penyebut) Jumlah telepon yang masuk di IGD dalam satu bulan

Target pencapaian 100%

Kriteria Kriteria inklusi :


Pelaksanaan pendokumentasian saat menerima instruksi melalui telepon yang melibatkan dokter, perawat,
profesi penunjang medis
Kriteria eksklusi :

Penanggungjawab Kepala Instalasi IGD


Judul indikator Kejadian tidak adanya label high alert pada obat high alert di unit kerja (IGD, ICU,
IBS)
Definisi operasional High-alert medication adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadi kesalahan atau kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat yang
terlihat mirip atau obat uang kedengarannya mirip (Look Alike Sound Alaike/LASA).
Obat yang sering mendapatkan perhatian adalah sediaan cairan konsentrat tinggi dan
obat LASA.
Pelabelan adalah pemberian identitas high alert pada suatu sediaan.
Numerator (pembilang) Jumlah obat high alert yang tidak diberi label

Denominator (penyebut) Jumlah total obat high alert yang di rumah sakit

Target pencapaian 100%

Kriteria Kriteria Inklusi:


Zat aktif obat yang masuk kedalam kelompok obat high alert yang sudah disepakati
bersama
Kriteria eksklusi:
Zat aktif obat yang masuk kedalam kelompok obat high alert namun dalam keadaan
kosong distributor/discontinue
Penanggungjawab Kepala Instalasi IGD, ICU, IBS
Judul indikator Kepatuhan Pelaksanaan Time Out menggunakan Surgical Check List

Definisi operasional Time-out dilakukan sesaat sebelum tindakan dimulai dan dihadiri semua anggota
tim yang akan melaksanakan tindakan operasi. Selama time-out, tim menyetujui
komponen sebagai berikut:
1) Benar identitas pasien.
2) Benar prosedur yang akan dilakukan.
3) Benar sisi operasi/tindakan invasif.
Time-out dilakukan di tempat di mana tindakan akan dilakukan dan melibatkan
secara aktif seluruh tim bedah. Pasien tidak berpartisipasi dalam time-out.
Keseluruhan proses time-out didokumentasikan dan meliputi tanggal serta jam
time-out selesai. Rumah sakit menentukan bagaimana proses time-out
didokumentasikan.
Numerator (pembilang) Jumlah Time-Out menggunakan surgical check list yang dilakukan saat bedah
elektif
Denominator (penyebut) Jumlah bedah elektif

Target pencapaian 100%

Kriteria Kriteria Inklusi :


Kriteri Eksklusi :

Penanggungjawab Kepala Instalasi IBS


Judul indikator Kepatuhan Penggunaan (APD) di IGD
Definisi operasional 1. Alat pelindung diri adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel
padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai
indikasi ketika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak,
droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai
indikasi dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi menggunakan APD, contoh dokter, bidan, perawat.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang
telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai periode yang ditetapkan dalam proses observasi
penilaian kepatuhan.
Numerator (pembilang) Jumlah petugas di IGD yang patuh menggunakan APD

Denominator (penyebut) Jumlah seluruh petugas di IGD yang terindikasi menggunakan APD dalam periode observasi

Target pencapaian 100%

Kriteria Kriteria Inklusi:


Semua petugas di IGD yang terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria Eksklusi: -

Penanggungjawab Kepala Instalasi IGD


Judul indikator Kepatuhan upaya pencegahan risiko jatuh pada pasien rawat jalan

Definisi operasional Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi:


 Asesment awal risiko jatuh
 Assesment ulang risiko jatuh
 Intervensi pencegahan risiko jatuh
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh adalah pelaksanaan ketiga
upaya pencegahan jatuh pada pasien rawat inap yang berisiko tinggi jatuh sesuai
dengan standar yang ditetapkan rumah sakit.
Numerator (pembilang) Jumlah pasien rawat jalan berisiko tinggi jatuh yang mendapatkan ketiga upaya
pencegahan risiko jatuh
Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat jalan berisiko tinggi jatuh yang diobservasi

Target pencapaian 100%

Kriteria Kriteria Inklusi:


Pasien rawat jalan berisiko tinggi jatuh
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti pasien
meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah melewati fase akut, dan pasien
menolak intervensi
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
Judul indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway) Pasien Obgin

Definisi operasional Setiap RS menetapkan 5 clinical pathway untuk penyakit atau kondisi yang
memenuhi satu atau lebih kriteria yang berlaku di RS tersebut Kepatuhan
terhadap clinical pathway adalah proses pelayanan secara terintegrasi yang
diberikan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) kepada pasien yang sesuai dengan
clinical pathway yang ditetapkan Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah kasus yang penanganannya patuh dengan kriteria 5 clinical pathways

Denominator (penyebut) Jumlah total kasus yang masuk dalam kriteria 5 clinical pathways yang ditetapkan

Target pencapaian ≥ 80%

Kriteria - Inklusi
Semua pasien yang menderita penyakit yang ditetapkan dalam CP
- Eksklusi
1. Pasien yang pulang atas permintaan sendiri selama perawatan
2. Pasien yang meninggal
Penanggungjawab Kepala Instalasi VK
Judul indikator Jumlah aduan/keluhan baik secara langsung dan tidak langsung

Definisi operasional Aduan/keluhan di Rumah sakit adalah penyampaian keluhan, saran, kritik oleh
masyarakat kepada Rumah sakit atas pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan atau pengabaian kewajiban dan atau pelanggaran larangan oleh
pegawai di lingkungan Rumah sakit

Numerator (pembilang) Jumlah aduan/keluhan baik secara langsung dan tidak langsung yang
didokumentasikan dan tertangani
Denominator (penyebut) Jumlah semua aduan/keluhan baik secara langsung dan tidak langsung yang
masuk dalam satu bulan
Target pencapaian 100 %

Kriteria - Inklusi
- Eksklusi

Penanggungjawab Koordinator Humas


Judul indikator Kesesuaian informasi antara dashboard dan SIMRS

Definisi operasional Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS
adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan.
Kesesuaian adalah perihal sesuai, keselarasan atau kecocokan.
Maka yang dimaksud kesesuaian informasi antara dashboard dan SIMRS addalah
keselarasan atau kecocokan data informasi dashborad terhadap SIMRS yang
terdapat di Rumah Sakit
Numerator (pembilang)
Jumlah kesesuaian informasi antara dashboard dan SIMRS (………….)

Denominator (penyebut)
Jumlah total (………..)

Target pencapaian 100 %

Kriteria - Inklusi
- Eksklusi

Penanggungjawab Ka.nit IT
Judul indikator Kepatuhan kebersihan lingkungan dan perawatan linen di ruang VK (verlos
kamer) RS Charlie Hospital kendal
Definisi operasional 1. Kebersihan lingkungan upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan dari faktor risiko infeksi di lingkungan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
2. Kebersihan linen adalah upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi agar tidak terjadi kontaminasi silang yang didapatkan
dari linen yang terkontaminasi cairan tubuh pasien.

Numerator (pembilang) Jumlah petugas yang patuh dalam melakukan kebersihan lingkungan dan
perawatan linen
Denominator (penyebut) Jumlah semua petugas yang melakukan kebersihan lingkungan dan perawatan
linen
Target pencapaian 85 %

Kriteria Inklusi: petugas yang melakukan kebersihan lingkungan dan perawatan linen
Eksklusi: petugas yang tidak melakukan kebersihan lingkungan dan perawatan
linen
Penanggungjawab Kepala Bidang Penunjang Non Medik
Judul indikator Mutu pelayanan CT Scan yang dikontrakkan

Definisi operasional

Numerator (pembilang) Jumlah pemberian hasil CT Scan yang tidak lebih dari 24 jam

Denominator (penyebut) Jumlah pemberian hasil CT Scan seluruhnya dalam sebulan.

Target pencapaian 100%

Kriteria Kriteri inklusi: tidak ada

Penanggungjawab Ka.Ins Radiologi


Judul indikator Ketepatan Pemberian Hasil Patologi

Definisi operasional Kemampuan laboratorium patologi rujukan untuk memberikan hasil dalam kurun
waktu yang telah disepakati yaitu tidak lebih dari 6 Hari.

Numerator (pembilang) Jumlah pemberian hasil patologi yang tidak lebih dari 6 hari

Denominator (penyebut) Jumlah pemberian hasil patologi seluruhnya dalam sebulan

Target pencapaian 100 %

Kriteria Kriteri inklusi: tidak ada


Kriteria Eksklusi: tidak ada

Penanggungjawab Ka.Ins Laborat


Judul indikator Mutu Pelayanan Pengelolaan Limbah yang Dikontrakkan

Definisi operasional Ketepatan jadwal pengambilan limbah B3 adalah ketaatan/keteraturan pihak ke-3
dalam pengambilan limbah B3 di TPS Limbah B3 RS Charlie Hospital dengan
frekuensi 3 kali dalam seminggu atau 12 kali dalam sebulan.

Numerator (pembilang) Frekuensi pengambilan limbah B3 sesuai jadwal dalam periode waktu satu bulan

Denominator (penyebut) Frekuensi pengambilan limbah B3 dalam periode satu bulan yang sama

Target pencapaian 100%

Kriteria 1. Pengambilan limbah B3 dengan frekuensi 3 kali seminggu yaitu pada hari
Senin, Rabu, dan Jumat pada jam kerja Sanitarian.
2. Pengambilan limbah B3 di luar jam kerja Sanitarian.
Penanggungjawab Kabid Penunjang Non medik
Judul indikator Mutu Pelayanan Pengelolaan Limbah domestic yang Dikontrakkan

Definisi operasional Ketepatan jadwal pengambilan limbah domestik adalah ketaatan/keteraturan


pihak ke-3 dalam pengambilan limbah domestik RS Charlie Hospital dengan
frekuensi 3 kali dalam seminggu atau 12 kali dalam sebulan.

Numerator (pembilang) Frekuensi pengambilan limbah domestik sesuai jadwal dalam periode waktu satu
bulan
Denominator (penyebut) Frekuensi pengambilan limbah domestik dalam periode satu bulan yang sama

Target pencapaian 100 %

Kriteria 1. Pengambilan limbah domestik dengan frekuensi 3 kali seminggu yaitu pada
hari Selasa, Kamis dan Sabtu
2. Pengambilan limbah domestik tidak dilakukan dalam satu minggu
Penanggungjawab Kabid Penunjang Non medik
Judul indikator Ketepatan jadwal pemeriksaan printer dan fotocopy yang dikontrakkan

Definisi operasional Ketepatan jadwal pemeriksaan printer dan foto copy yang di kontrakkan adalah
ketaatan/keteraturan pihak ke-3 dalam pemeriksaan printer dan foto copy yang di
kontrakkan dengan pemeriksaan 1 kali dalam sebulan.

Numerator (pembilang) Jumlah pemeriksaan printer dan foto copy sesuai jadwal dalam sebulan

Denominator (penyebut) Jumlah pemeriksaan printer dan foto copy dalam periode satu bulan yang sama

Target pencapaian 100 %

Kriteria 1. Perawatan rutin dari pihak ke 3


2. Fast respon penanganan kerusakan alat

Penanggungjawab Kepala Bidang SDM dan Umum


Judul indikator Efisiensi Pelayanan Klinis Prioritas

Definisi operasional Kemampuan keuangan rumah sakit dalam mengelola kebutuhan pelayanan klinis
yang mejadi prioritas

Numerator (pembilang) Unit cost (biaya sebelum penerapan CP dikurangi setelah penerapan CP)

Denominator (penyebut) Billing rumah sakit (biaya sebelum penerapan CP)

Target pencapaian 20%

Kriteria - Unit cost pasien klinis prioritas


- Billing rumah sakit pasien klinis prioritas
- Klaim JKN
Penanggungjawab Ka.Bid Keuangan
Judul indikator Efisiensi penggunaan sumber daya listrik

Definisi operasional 1. Listrik adalah daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan
atau melalui proses kimia, dapat digunakan untuk menghasilkan panas atau
cahaya, atau untuk menjalankan mesin.
2. Sumber daya listrik adalah sumber energi utama yang dibutuhkan bagi
peralatan listrik atau energi yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan
ampere (A) dan tegangan listrik dengan satuan Volt (V), dengan ketentuan
kebutuhan konsumsi daya listrik dengan satuan Watt (W) untuk
menggerakkan peralatan, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan,
dll. Sumber listrik utama yang digunakan yaitu PLN.
3. Efisiensi daya listrik adalah upaya yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi penggunaan daya listrik.
Numerator (pembilang) Selisih kWh listrik bulan sekarang dengan bulan sebelumnya

Denominator (penyebut) Jumlah kWh listrik bulan sebelumnya

Target pencapaian 2%

Kriteria

Penanggungjawab Kabid Penunjang Nonmedik


VALIDASI DATA
DEFINISI VALIDASI DATA

Validasi data adalah penilaian keakuratan dan


kebenaran data yang dikumpulkan. Validasi data
dilaksanakan oleh komite/ tim mutu yang ditunjuk oleh
pimpinan fasyankes.
VALIDASI DATA DIPERSYARATKAN PADA
KONDISI-KONDISI SEBAGAI BERIKUT:
• Indikator baru diimplementasikan;

• Data akan dipublikasikan;

• Terdapat perubahan sistem pengumpulan data indikator, seperti perubahan instrumen


pengumpulan data, atau petugas yang mengumpulkan data bertukar;

• Capaian data berubah tanpa dapat dijelaskan penyebabnya;

• Sumber data berubah, seperti ketika sebagian data diambil secara manual kemudian
diubah menjadi format elektronik;

• Subjek pengumpulan data berubah, seperti perubahan rata-rata umur pasien,


komorbiditas, perubahan protokol penelitian, implementasi panduan praktik terbaru,
atau pengenalan teknologi dan metodologi perawatan terbaru.
JENIS VALIDASI

Salah satu jenis validasi yang rekomendasikan adalah


metode reproducibility yaitu diulangnya pengukuran oleh
orang yang berbeda, menggunakan formulir/checklist/alat
yang sama dan dilakukan kondisi yang sama dan pada
populasi/sampel yang sama.
BERIKUT ADALAH LANGKAH-LANGKAH UJI VALIDASI DATA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE KESESUAIAN HASIL
PENGUKURAN (MEASURE RESULT AGREEMENT) :

1. Petugas Pengumpul data


Mengumpulkan data dari Populasi atau Sampel dari sumber data, dengan panduan Profil Indikator dan
menggunakan Formulir Pengumpulan data yang telah disiapkan. Besar sampel dapat dilihat pada Tabel
3. Penentuan Besar Sampel Validasi untuk Petugas Pengumpul Data.
2. Petugas Validasi Data
Mengumpulkan data secara acak/random sampel yang akan diukur dari seluruh populasi atau sampel
sumber data yang sama yang digunakan oleh pengumpul data, dengan panduan kamus, dan formulir
pengumpulan data yang sama dengan yang digunakan oleh pengumpul data. Besar sampel dapat dilihat
pada Tabel 3 Penentuan Besar Sampel untuk Petugas Validasi. Petugas validasi data tidak perlu
mengumpulkan semua data yang dikumpulkan pengumpul data.
Penentuan Besar Sampel Validasi untuk Petugas Pengumpul
Data
Petugas Pengumpul Data Petugas Validasi Data
Populasi Sampel Populasi Sampel
≥ 640 128 sampel ≥ 480 48 sampel
320 – 639 20% dari total 161 – 480 48 sampel
populasi

64 – 319 64 sampel 17 – 160 Minimal 16


atau 10%
populasi
< 64 100% populasi 1 - 16 100% populasi
3. Hitung kesesuaian antara Hasil Petugas Pengumpul data dan Petugas
Validasi Data. Jumlah Kesesuaian Data dibagi Jumlah Sampel x 100%.

Kesesuaian hasil pengukuran dapat dipercaya atau valid jika mencapai


90%
4. Hasil penghitungan validitas tersebut terdapat dua kemungkinan antara
lain:
a. Jika mencapai 90% maka hasil pengukuran dapat dipercaya atau
valid.
b. Jika hasilnya <90% dan terdapat perbedaan atau ketidakcocokan,
maka pengumpul data dan validator mencari penyebab perbedaan
data dan melakukan perbaikan. Setelah dilakukan perbaikan,
kemudian dilakukan pengumpulan data ulang menggunakan
sampel yang baru dengan langkahlangkah yang sama sejak awal.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DATA TIDAK
VALID ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
• Pemahaman pengumpul data dan petugas validasi data belum memadai.
• Kamus indikator tidak jelas sehingga menimbulkan salah interpretasi.
• Perbedaan pemahaman tentang definisi operasional.
• Keterbatasan waktu pengumpulan data.
• Kesalahan dalam melakukan penginputan data.
• Penggunaan sumber data yang berbeda.
• Kelalaian.
• Formulir pengumpulan data belum terdesain dengan baik.
CONTOH LAPORAN VALIDASI DATA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai