Anda di halaman 1dari 21

MAHABBAH

DAN MA’RIFAH
DALAM ILMU
TASAWAF
Kelompok 9

Iim Masitoh (11220541000053)


Rifat Aqil Nasution (11220541000062)
Andin Taani Rahayu Safitri (11220541000078)
Aisyah Alfiana Dewi (11220541000090)
Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah suatu ilmu yang dilakukan dengan cara beribadah kepada Allah yang biasanya
dilakukan oleh sufi untuk mencapai suatu tujuan yaitu ma’ rifat dan mendapatkan kebahagiaan. Dalam
tasawuf ada beberapa tingkatan yang harus dilalui oleh seorang sufi untuk mencapai tingkatan yang
lebih tinggi. Diantara tingkatan tahapan yang dilalui yaitu harus dilakukan secara berurutan dan tidak
boleh terputus, dimulai dari syariat, lalu ke tarikat, hakikat, dan akhirnya mencapai ma’rifah. Maka dari
itu, dengan cara menempuh tahapan tasawuf secara berurutan, seorang hamba tidak akan mengalami
kegagalan dan tidak pula mengalami kesesatan.

Sufi yang telah mencapai tingkatan tertinggi akan merasakan rasa cinta, kebahagiaan, serta pengetahuan
yang mendalam terhadap apa yang telah dialami dan dilaluinya. Berdasarkan hal tersebut, seorang sufi
tidak membutuhkan kehidupan yang mewah, kecuali tingkatan kehidupan yang hanya sekadar dapat
menunjang kegiatan ibadahnya kepada Allah SWT.
Pengertian Mahabbah
Kata mahabbah berasal dari Arti luas Mahabbah :
kata ahabba, yuhibbu, a. Memeluk dan mematuhi perintah Tuhan dan membenci sikap yang
mahabatan, yang secara melawan pada Tuhan.
harfiah berarti mencintai b. Berserah diri kepada Tuhan.
secara mendalam. Jadi, c. Mengosongkan perasaan di hati dari segala-galanya, kecuali dari
dapat diartikan bahwa Zat Yang Dikasihi.
mahabbah artinya cinta. Hal
ini mengandung maksud Ayat yang menjelaskan tentang Mahabbah terdapat dalam
cinta kepada Tuhan. Q.S. Al-Imran ayat 31 :
Mahabbah

Ayat yang menjelaskan tentang Mahabbah terdapat dalam Q.S. Al-Imran ayat 31 :

Artinya :
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
(Q.S. Al-Imran ayat 31).
Aliran Dalam Tasawuf

Al-fana dan Al-


01 Ma’rifat 02 Baqa
Pengetahuan Kehancuran dan ketetapan

03 Al-Ittihad

Persatuan
Sebab – Sebab yang Mengutamakan Rasa Cinta Kepada
Allah

1. Memutuskan interaksi duniawi dan


mengeluarkan rasa cinta kepada selain Allah
SWT dari hati, karena kesempurnaan rasa
cinta terdapat jika mencintai Allah SWT
dengan sepenuh hati.
2. Kuatnya pengenalan Allah SWT, keluasannya
dan dominasinya terhadap hati. Hal ini dapat
terjadi setelah menyucikan hati dari segala
kesibukan duniawi dan berbagai interaksinya
Tingkatan Dalam Mahabbah

Mahabbah Orang Biasa Mahabbah Orang Shidiq Mahabbah Orang yang


arif

Mahabbah orang biasa Mahabbah orang shidiq


yaitu mengingat Allah Mahabbah orang yang
adalah cinta orang yang arif yaitu cinta karena
dengan zikir dan mengenal Tuhan pada
memujinya. sudah tahu betul Tuhan,
kebesaran-Nya, yang berarti sifat-sifat
kekuasaan-Nya, dan yang dicintai masuk ke
ilmu-Nya yang dapat yang mencintai
melihat rahasiarahasia
Tuhan.
Dalam ajaran Tasawuf, mahabbah dikaitkan dengan ajaran
yang disampaikan, dipelopori, dan dikembangkan oleh
seorang sufi wanita bernama Rabiah Al-'Adawiah. Rabiah
Al-'Adawiah lahir di Basrah pada tahun 714 M. Saat
kelahirannya, ayahnya bermimpi yang di dalam mimpinya
Nabi Muhammad memberikan tanda kepadanya dengan
mengatakan bahwa anaknya yang baru lahir itu telah
ditakdirkan menduduki tempat spiritual yang tinggi. Semasa
hidupnya, Rabiah Al-'Adawiah mengabdikan diri
sepenuhnya untuk berdoa. Rabiah Al-'Adawiah meninggal
Rabiah Al-'Adawiah. dunia di Basra pada tahun 801 M dan dimakamkan di rumah
dimana ia tinggal
Pengertian Ma’rifah Tanda – Tanda Mencapai
Ma’rifah
Ma'rifah berasal dari kata Al-Ma'rifah, yang 1. Selalu memancar cahaya ma'rifah padanya dalam
berarti mengetahui atau mengenal sesuatu. segala sikap dan perilakunya. Karena hal itu, sikap
Dalam Tasawuf, istilah ma'rifah ini berarti wara' selalu ada pada dirinya.
mengenal Allah ketika sufi mencapai suatu 2. Tidak menjadikan keputusan pada sesuatu yang
maqam dalam Tasawuf. Ma’rifah adalah berdasarkan fakta yang bersifat nyata, karena hal-hal
pengetahuan yang objeknya bukan pada hal- yang nyata menurut ajaran Tasawuf belum tentu
hal yang bersifat zahir, tetapi lebih benar.
mendalam terhadap batinnya dengan 3. Tidak menginginkan nikmat Allah yang banyak
mengetahui rahasianya. untuk dirinya, karena hal itu dapat membawanya
kepada perbuatan yang haram.
TAHAPAN DALAM TASAWUF

SYARIAT HAKIKAT
yang berarti ilmu yang
Langkah awal seorang sufi untuk
digunakan untuk mencari
berjalan menuju tahapan selanjutnya.
suatu kebenaran.
Syariat berisi hukum agama serta
ajaran moral dan etika. TASAWU
TARIKAT F Ma’rifah
jalan menuju hakikat berupa Mengetahui atau mengenal
bentuk pengamalan syariat Allah.
Pengetahuan awam dan ulama belum dapat memberikan pengetahuan hakiki
tentang Tuhan, sehingga kedua pengetahuan tersebut baru disebut ilmu dan
belum dikatakan sebagai ma'rifah. Pengetahuan yang disebut ma'rifah adalah
pengetahuan sufi, yang dapat mengetahui hakikat Tuhan (ma'rifah), sehingga
ma'rifah hanya dapat diperoleh pada kaum sufi yang mereka sanggup melihat
Tuhan dengan cara melalui hati sanubarinya. Dapat dikatakan bahwa ma'rifah
adalah pemberian Tuhan kepada sufi yang sanggup menerimanya
Pengetahuan Tentang Tuhan

Pengetahuan Awam Pengetahuan Alam Pengetahuan Sufi

Yang memberi Yang memberi


penjelasan bahwa Tuhan penjelasan bahwa Tuhan Yang memberi
satu dengan perantara satu menurut akal penjelasan bahwa Tuhan
ucapan syahadat (logika). satu dengan perantara
hati sanubari.
Jalan Ma’rifah

Qalb Ruh Sir

Fungsinya mengetahui Fungsinya untuk dapat Fungsinya untuk melihat


sifat Tuhan. mencintai Tuhan. Tuhan.
Menurut Zunnun Al-Misrilah (bapak paham ma'rifah) bahwa pengetahuan tentang Tuhan
ada tiga macam :

1. Pengetahuan awam, yang memberi penjelasan bahwa Tuhan satu dengan perantara
ucapan syahadat.
2. Pengetahuan ulama, yang memberi penjelasan bahwa Tuhan satu menurut akal
(logika).
3. Pengetahuan sufi, yang memberi penjelasan bahwa Tuhan satu dengan perantara hati
sanubari.4
Salah satu tokoh ma'rifah yaitu Al-Gazali. Menurut Al-Gazali,
ma'rifah ialah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui
peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada. Ia
menjelaskan bahwa orang yang mempunyai ma'rifah tentang
Tuhan yaitu A'rif (tidak akan mengatakan "Ya Allah" atau "Ya
Rabbi", karena memanggil Tuhan dengan kata-kata seperti itu
menyatakan bahwa Tuhan ada di belakang tabir). Ma'rifah
menurut Al-Gazali juga memandang kepada wajah Allah SWT.
Sedangkan, ma'rifah dan mahabbah menurut Al-Gazali adalah
tingkatan tinggi bagi seorang sufi, dan pengetahuan ma'rifah
lebih baik kualitasnya dari pengetahuan akal.
Hubungan Mahabbah dan Ma’rifah
Istilah mahabbah selalu berdampingan dengan ma’rifah, baik dalam
kedudukannya maupun pengertiannya. Kalau ma’rifah merupakan
tingkat pengetahuan kepada Tuhan melalui mata hati (al-qalb), maka
mahabbah adalah perasaan kedekatan dengan Tuhan melalui cinta
(roh). Keduanya menggambarkan keadaan dekatnya hubungan
seorang sufi dengan Tuhan. Dengan kata lain, mahabbah dan
ma'rifat menggambarkan dua aspek rapat yang ada antara seorang
sufi dengan Tuhan.
Hubungan Mahabbah dan Ma’rifah
Istilah mahabbah selalu berdampingan dengan ma’rifah, baik dalam
kedudukannya maupun pengertiannya. Kalau ma’rifah merupakan tingkat
pengetahuan kepada Tuhan melalui mata hati (al-qalb), maka mahabbah adalah
perasaan kedekatan dengan Tuhan melalui cinta (roh). Keduanya
menggambarkan keadaan dekatnya hubungan seorang sufi dengan Tuhan.
Dengan kata lain, mahabbah dan ma'rifat menggambarkan dua aspek rapat yang
ada antara seorang sufi dengan Tuhan.
Tujuan Mahabbah dan Ma’rifah
Tujuan mahabbah yaitu untuk memperoleh kebutuhan, baik yang
bersifat material maupun spiritual untuk mencapai tingkat rohaniah
tertinggi dengan tercapainya gambaran yang mutlak, yaitu cinta
kepada Tuhan, serta untuk memperoleh kesenangan bathiniah yang
sulit dilukiskan dengan kata-kata yaitu hanya dapat dirasakan oleh
jiwa. Sedangkan, tujuan yang ingin dicapai dalam ma’rifah adalah
mengetahui rahasia-rahasia yang terdapat dalam diri Tuhan
KESIMPULAN

Kata mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabatan, yang secara harfiah berarti mencintai
secara mendalam. Dilihat dari segi tingkatannya, mahabbah ada tiga macam, yaitu mahabbah orang
biasa, mahabbah orang shidiq, dan mahabbah orang yang arif. Sedangkan, Ma'rifah berasal dari kata Al-
Ma'rifah, yang berarti mengetahui atau mengenal sesuatu. Dalam Tasawuf, istilah ma'rifah ini berarti
mengenal Allah ketika sufi mencapai suatu maqam dalam Tasawuf. Istilah mahabbah selalu
berdampingan dengan ma’rifah, baik dalam kedudukannya maupun pengertiannya. Keduanya
menggambarkan keadaan dekatnya hubungan seorang sufi dengan Tuhan. Tujuan Mahabbah yaitu
untuk memperoleh kebutuhan, baik yang bersifat material maupun spiritual untuk mencapai tingkat
rohaniah tertinggi, sedangkan tujuan ma'rifah adalah mengetahui rahasia-rahasia yang terdapat dalam
diri Tuhan.
SARAN
Untuk menjadi seorang sufi, harus melewati terlebih dahulu beberapa
tingkatan dalam tasawuf yang harus dilakukan secara berurutan dan
tidak boleh terputus-putus, yaitu syariat (dasar), tarikat (jalan), hakikat
(kebenaran), dan ma’rifah (pengetahuan
THANKS

Anda mungkin juga menyukai