Anda di halaman 1dari 46

KECELAKAAN KERJA

DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA

oleh : Dr. David R. Wibowo, Sp.Ok


Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi (Kesehatan Kerja)
PENGERTIAN
• Cacat Sebagian adalah hilangnya
atau tidak fungsinya sebagian
anggota tubuh tenaga kerja untuk
selama-lamanya
• Cacat Total adalah keadaan
tenaga kerja tidak mampu
bekerja sama sekali untuk
selama-lamanya
• Cacat Fungsi adalah keadaan
berkurangnya kemampuan atau tidak
berfungsinya sebagian anggota tubuh
tenaga kerja akibat kecelakaan kerja
untuk selama-lamanya
PENGERTIAN
• Penyakit Akibat Kerja /PAK(Occupational
Diseases) adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja (Permennaker
No. Per. 01/Men/1981)
• Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Work Related
Diseases) yaitu penyakit yang dicetuskan,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan.
Penyakit ini disebabkan secara tidak langsung oleh
pekerjaan dan biasanya penyebabnya adalah
berbagai jenis faktor.

• Penyakit Akibat Kerja /PAK (Occupational Diseases)


adalah penyakit yang diderita sebagai akibat
pemajanan terhadap faktor-faktor yang timbul dari
kegiatan pekerjaan (ILO, 1996)
LATAR BELAKANG
• ILO:
– 1,1 juta kematian karena penyakit atau kecelakaan
akibat hubungan pekerjaan
– 300,000 kematian adalah akibat 250 juta
kecelakaan yang terjadi
– 160 juta peny. akibat hubungan kerja/tahun
• Indonesia:
– Data penyakit akibat kerja ???

4
Permasalahan Kesehatan Kerja
• WHO (2001): beban penyakit sebagian besar disebabkan oleh penyakit
yang tidak menular, yang diantaranya ialah penyakit akibat kerja.
• Angka KAK dominan terhdp PAK  Banyak pihak lebih fokus terhadap
KAK.
• Program penanggulangan PAK sulit karena belum tersedia Angka PAK
 penanggulangan menjadi sulit
• Walau ada dukungan Regulasi, pelaksanaan sulit karena mendiagnosis
PAK tidak mudah.
• Banyak Dokter dan Pasien belum menyadari.
• Penatalaksanaan bukan saja tindakan medik tetapi juga mengelola
risiko, rumit.
• Dianggap jumlahnya tidak banyak, dan rencana tindak lanjutnya
dianggap menyulitkan.
• Dikaitkan dengan ganti rugi.
Penyebab Kematian yang berhubungan dengan
pekerjaan (ILO 1999)
Kanker 34%

5% Kecelakaan 25%
15%
34%
Peny. Sal. Pernafasan
Khronis 21%
21% Peny. Kardiovaskuler
15%
25%
Lain-lain 5%
Pengeluaran Biaya untuk kecelakaan
dan penyakit akibat kerja (ILO, 1999)
“Gunung Es” Penyakit Akibat Kerja
DILAPORKAN
D/
TDK DILAPOR P.A.K.

Berobat, tidak terD/


PAK

Ada gejala, tidak berobat

Terkena, tanpa gejala


Peny. Akibat Kerja & Peny. Yg.
Berhubungan dengan pekerjaan
• Perkembangan daftar peny akibat kerja:
– 1919  1 penyakit : Anthrax
– 1925  3 penyakit
– 1934  10 penyakit
– ILO Encyclopaedia of Occupational Health and
Safety  70 penyakit
– Indonesia: Keppres RI 22/1993  31 penyakit
karena hubungan kerja

9
ILO Convention no 121

14/05/24 10
ICD 10 - OH
FAKTOR-FAKOR PENYEBAB PENYAKIT
AKIBAT KERJA
1. Faktor Fisik
• Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian
• Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan
Hyperpireksi, Milliaria, heat Cramp, Heat
Exhaustion, Heat Stroke.
• Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah
menyebabkan katarak, ultraviolet menyebabkan
konjungtivitis, radioaktrif/alfa/beta/gama/X
menyebabkan gangguan terhadap sel tubuh
manusia.
• Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison
Disease
• Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease,
Gangguan proses metabolisme, Polineurutis.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT
AKIBAT KERJA

2. Golongan Kimia
• Semua bahan kimia dalam bentuk debu/partikel,
uap , gas, larutan, kabut
• Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara,
hasil samping, hasil (produk), sisa produksi atau
bahan buangan.
• Cara masuk tubuh dapat melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan, kulit dan mukosa
• Masuknya dapat secara akut dan secara kronis
• Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif,
Asphyxia, keracunan sistemik, kanker,
kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek
bius (narkose), Pengaruh genetic.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT
AKIBAT KERJA
3. Golongan Biologi
• Berasal dari : virus, bakteri, parasit, jamur,
serangga, binatang buas, dll

4. Golongan Ergonomi/fisiologi
• Akibat : beban kerja, cara kerja, posisi kerja, alat
kerja, desain lingkungan kerja, atau kontruksi yang
salah.
• Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot,
deformitas tulang, perubahan bentuk, dislokasi.

5. Golongan mental Psikologi


• Akibat : suasana kerja monoton dan tidak nyaman,
hubungan kerja kurang baik, upah kerja kurang,
terpencil, tak sesuai bakat, monotoni kerja, tuntutan
pekerjaan.
• Manifestasinya berupa stress psikis
Kriteria umum
Peny. Akibat Kerja
• Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik
dengan penyakit

• Adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit


pada populasi pekerja lebih tinggi daripada pada
masy. Umum

• Penyakit dapat dicegah dengan melakukan


tindakan preventif di tempat kerja

16
CARA DETEKSI
PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Monitoring Kesehatan Tenaga Kerja
• Riwayat penyakit
• Riwayat pekerjaan
• Pemeriksaan klinik
• Pemeriksaan laboratoris
• Pemeriksaan Rontgen
• Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan
gejala penyakit.
2. Monitoring Lingkungan Kerja
• Pemantauan personil (diukur dekat masuknya
kontaminan)
• Pemantauan lingkungan kerja
• Pemantauan biologic
TATACARA PELAPORAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Permennaker No. Per. 01/Men/1981 tentang
Kewajiban Melapor PAK.
• Pasal 2 (a) : pengurus dan badan yang ditunjuk wajib
melaporkan secara tertulis kepada Kantor Binalindung
Tenaga Kerja setempat.
• Pasal 3 (a) : Laporan dilakukan dalam waktu paling lama 2
kali 24 jam setelah penyakit dibuat diagnosa.
2. Kepmannaker No. Kepts. 333/Men/1989
tentang Diagnosa dan Pelaporan PAK
• Pasal 3 (3) : setelah ditegakkan diagnosis PAK oleh
dokter pemriksa maka wajib membuat laporan medik.
• Pasal 4 (a) :PAK harus dilaporkan oleh pengurus tempat
kerjayang bersangkutan selambat-lambatnya 2 kali 24
jam kepada Kanwil Depnaker melalui Kantor Depnaker.
• Pasal 4 (b) : Untuk melaporkan PAK harus menggunakan
bentuk B2/F5, B3/F6, B8/F7.
BAGAIMANA CARA DOKTER
KESEHATAN KERJA MENDIAGNOSIS
PENYAKIT AKIBAT KERJA
berdasarkan Kepmenaker No. 333/1989 :

- ditemukan/didiagnosa saat
pemeriksaan kesehatan berkala

- Oleh dokter , dengan dasar :


pemeriksaan klinis,
pemeriksaan kondisi lingk. kerja
7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI
(untuk menentukan D/ PAK) Langkah 1:
Diagnosis Klinis

Langkah 7: Tentukan
Diagnosis PAK / Langkah 2:
Diperberat Pekerjaan Pajanan di lingkungan
/Bukan PAK / tambah kerja
Data

Langkah 3:
Langkah 6:
Adakah hub ant pajanan
Adakah faktor lain diluar dengan Diagnosis Klinis
pekerjaan

Langkah 4:
Langkah 5:
Apakah pajanan yg
Adakah faktor2 individu
dialami cukup besar
yg berperan
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT
KERJA
1. Penyakit allergi/hipersensitif
• Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma,
Pneumonitis, aspergilosis akut bronchopulmoner,
Hipersensitivitas lateks, penyakit jamur,
dermatitis kontak, anafilaksis.
• Lokasi biasanya di saluran pernafsan dan kulit
• Penyebab; bahan kimia, microbiologi, fisis dapat
merangsang interaksi non spesifik atau spesifik.

2. Dermatitis Kontak
• Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi
• Lokasi di kulit
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT
KERJA
3. Penyakit Paru
• Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema,
karsinoma bronkus, fibrosis, TBC, mesetelioma,
pneumonia, Sarkoidosis.
• Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi.

4. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal


• Dapat berupa : kanker lambung dan kanker
oesofagus (tambang batubara dan vulkanisir karet),
Cirhosis hati(alkohol, karbon tetraklorida,
trichloroethylene, kloroform)
• Disebabkan oleh bahan kimia
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT
KERJA
4. Penyakit Saluran Urogenital
• Dapat berupa : gagal ginjal(upa logam cadmium &
merkuri ,pelarut organik, pestisida, carbon
tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet,
manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-
naphthylamin).
• Disebabkan bahan kimia.

6. Penyakit Hematologi
• Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena)
• disebabkan bahan kimia
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT
KERJA
7. Penyakit Kardiovaskuler
• Disebabkan bahan kimia
• Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida,
viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol
dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene).

8. Gangguan alat reproduksi


• Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida,
benzena, anasthetic gas, timbal, pelarut organic,
karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene),
kerusakan janin (aneteses gas, mercuri, pelarut
organik) keguguran (kerja fisik)
• Disebabkan bahan kimia dan kerja fisik
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT
KERJA
9. Penyakit muskuloskeletal
• Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400
Hz), Carpal turnel syndroma (tekanan yang berulang
pada lengan), HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik
berat, tidak ergonomis).
• Disebabkan : kerja fisik dan tidak ergonomis.

10. Gangguan telinga


• Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas
NAB)
• Disebabkan faktor fisik
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT
KERJA
11. Gangguan mata
• Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan),
conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal
(bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi
(chlor, formaldehid).
• Disebabkan faktor fisik, biologi.

12. Gangguan susunan saraf


• Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa,
depresi, neuropati perifer, ataksia serebeler dan
penyakit motor neuron (cat, carpet-tile lining, lab. Kimia,
petrolium, oli).
• Disebabkan bahan kimia
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT
KERJA
13. Stress
• Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi
(hubungan kerja kurang baik, monoton, upah kurang,
suasana kerja tidak nyaman)
• Disebabkan faktor mental psikologi

14. Infeksi
• Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC),
leptospirosis (leptospira pada petani), brucellosis,
antrakosis (brucella, antrak pada peternak hewan).
• Disebabkan oleh faktor biologi
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT
KERJA
15. Keracunan
• Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida,
hidrogen sianida), kronis (timah hitam, merkuri,
pestisida).
• Disebabkan oleh bahan kimia.
Tatalaksana Okupasi Untuk Kasus
PAK/PAHK
• Umumnya lebih bersifat non medikamentosa
• Berupa:
– Nasehat untuk individu pekerja (kontrol teratur ke
spesialis terkait, hindari pajanan, atur pola makan,
berolahraga secara teratur, dll)
– Nasehat untuk perusahaan (kontrol teknis,
administratif, dan pengadaan APD)
KECELAKAAN AKIBAT KERJA
Definisi
• Kecelakaan akibat Kerja: adalah suatu kejadian
tiba-tiba yang berhubungan dengan
pekerjaan, tidak di antisipasi dan dapat
menyebabkan suatu keadaan yang tidak
dikehendaki, seperti kerusakan, cedera
bahkan kematian.

Peny. Akibat Kerja/A.S. 33


Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja
• Data in USA (1997) Bureau Labor of Statistics &
National Safety Council:
– 5.100 deaths (3.9 per 100.000 workers)
– 3,800,000 disabling injuries
– More than 125 million lost workdays
• Data yang dilaporkan di Indonesia:
– 1989: 11.000 kasus
– 1998: 12.318 kasus
– 2008: 58.600 kasus
– 2014: 24.910 kasus

Peny. Akibat Kerja/A.S. 34


JENIS KECELAKAAN AKIBAT KERJA

• Kontak dengan objek dan peralatan


• Jatuh dari ketinggian
• Jatuh
• Kecelakaan kendaraan bermotor
• Eksersi berlebih dan cedera berulang
• Lain-lain: Sengatan listrik, terbakar dll.

Peny. Akibat Kerja/A.S. 35


CAUSE OF ACCIDENT

IMMEDIATE CAUSES
A
C
C
UNSAFE ACTS I
RESULT
D
UNSAFE CONDITIONS
E
N
CONTRIBUTING CAUSES T

SAFETY MENTAL PHYSICAL


MANAGEMENT CONDITION CONDITION
PROGRAM OF WORKERS OF WORKERS

Peny. Akibat Kerja/A.S. 36


Bagaimana Mencegah PAK & KAK?
• Kuncinya: Terapkan Sistem Manajemen K3
dengan baik!
• Lakukan:
– Identifikasi bahaya potensial di tempat kerja (Fisik,
Kimia, Biologis, Psikososial, Ergonomik)
– Asesmen & Pengelolaan Risiko
EVALUASI KEMBALI BEKERJA PASCA
PAK DAN KAK

14/05/24 45
ALUR PELAYANAN DAN RUJUKAN
PASIEN UNTUK POLI OKUPASI
Pasien

Datang ke loket pendaftaran

Konsul
Dokter spesialis Penyakit
Poli Okupasi
Dalam, Jantung, Paru, dll

Pemeriksaan
Terapi Medik Surat Keterangan Medis:
Penunjang •Diagnosa PAK
•Evaluasi Kembali Bekerja
Diagnosis *) Disertai Saran/Tatalaksana
Klinis Okupasi

14/05/24 46
EVALUASI KEMBALI BEKERJA (RETURN
TO WORK EVALUATION)

• Melakukan evaluasi keadaan kesehatan


pekerja sesudah mengalami sakit/kecelakaan
untuk menentukan apakah bisa bekerja
kembali bekerja dengan beban kerja yang
sama, masih memerlukan proses rehabilitasi,
memerlukan modifikasi pekerjaan dll.

05/14/24 Pel. Kedokteran Okupasi- PLD08/A.S. 47


Alur Penilaian Laik Kerja:
JOB DESCRIPTION/URAIAN TUGAS:

JOB DEMAND/TUNTUTAN PEKERJAAN

MEDICAL STATUS/STATUS KESEHATAN:

KECACATAN/IMPAIRMENT:

RISIKO BAGI DIRINYA DAN?ATAU ORANG LAIN:

TOLERANSI :

LAIK KERJA TIDAK LAIK KERJA


Mengapa Penetapan Kelaikan Kerja
Haruslah Dipegang Oleh Dokter Yang
Memahami Kesehatan Kerja? (1)
• Dokter yang menetapkan Kelaikan Kerja dituntut
harus memiliki pengetahuan akan:
– Macam-macam faktor2 risiko pekerjaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan pekerja.
– Kesesuaian antara tuntutan pekerjaan dengan kondisi
kesehatan pekerja
– Kondisi medis secara umum apakah mampu
mempengaruhi pekerjaan dan/atau lingkungan
kerjanya.
– Toleransi pekerja dan perusahaan terhadap kondisi
kesehatan yg dialami pekerja.
– Prognosis penyakit pada pekerja apabila masih berada
dalam lingkungan terpajan yang menyebabkan
penyakit
Mengapa Penetapan Kelaikan Kerja
Haruslah Dipegang Oleh Dokter Yang
Memahami Kesehatan Kerja? (2)
• Sering akan terjadi perselisihan secara hukum
antara dokter yang memutuskan kelaikan kerja
dengan:
– Pekerja yang diputus tidak laik kerja.
– Pihak perusahaan yang menerima pekerja tsb.
PRINSIP ASESMEN
KEMBALI BEKERJA
• Hasil asesmen dilaporkan menurut kapasitas
fungsional pasien sesuai kebutuhan pekerjaannya
dan tidak perlu mencantumkan diagnosis penyakit
atau keadaan lainnya
• Penilaian dilakukan bukan saat akut/dirawat
• Kapasitas fungsional:
– Fisik
– Penginderaan
– Psikologis
• Pengaruh obat dan/atau alat bantu
• Kemungkinan penyesuaian

05/14/24 Return to Work AS 51


STATUS KELAIKAN KERJA
1. LAIK KERJA:
– Mampu melakukan pekerjaan semula
– Mampu melakukan pekerjaan semula, tetapi
efektivitas menurun, ada keterbatasan, harus
tetap minum obat, perlu penyesuaian
2. TIDAK LAIK KERJA SEMENTARA:
– Tidak mampu secara fisik/mental melakukan
pekerjaan untuk sementara waktu

05/14/24 Return to Work AS 52


3. TIDAK LAIK KERJA:
– Mampu melakukan pekerjaan, tetapi dapat
mempengaruhi kondisi medis
– Mampu melakukan pekerjaan, tetapi berrisiko
bagi pekerja, pekerja lain atau komunitas
– Tidak mampu secara fisik/mental melakukan
pekerjaan semula
– Tidak mampu secara fisik/mental melakukan
semua pekerjaan

05/14/24 Return to Work AS 53


KESIMPULAN:
• Masalah penyakit dan kecelakaan akibat kerja &
akibat hubungan pekerjaan merupakan masalah
cukup besar yang berdampak bagi produktivitas
perusahaan
• Perlunya peranan dokter kesehatan kerja pada suatu
perusahaan untuk membantu mengelola penyakit
akibat kerja dan kecelakaan kerja.
• Perlunya Evaluasi Kembali Bekerja pasca kasus
Penyakit Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja

Peny. Akibat Kerja/A.S. 54

Anda mungkin juga menyukai