Potensi Bahaya Dan Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Perkantoran
Potensi Bahaya Dan Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Perkantoran
Pekerjaan
• Kepala Puskesmas Kopo, Serang, Banten (2005-2008)
• HP : 081584527747 • Direktorat Yankes Rujukan, Ditjen Yankes Kemenkes RI (2008-2011)
• Email : arishafiya2015@gmail.com • Bidang Pelayanan Medik, RSUP Persahabatan (2011-2014)
• Ketua Sub Komite Keselamatan, Komite Mutu RSUP Persahabatan, 2014-
2016
Sertifikasi • Kepala Instalasi K3 RSUP Persahabatan 2016 – 2018
• Sub Komite Manajemen Risiko, Komite Mutu dan Keselamatan
Master Of Training Kemenkes. 2013
RSUP Persahabatan 2020 – 2023
Pelatihan Hiperkes, 2017
• Dr. Spesialis Kedokteran Okupasi RSUP Persahabatan 2020 – sekarang
Pelatihan K3RS. 2017, 2021
• Kepala Instalasi MCU & Kedokteran Kerja RSUP Persahabatan. 2021 -
The ILO 2000 International Classification of Radiographs
sekarang
of Pneumoconiosis Air Pneumo (A reader), 2020
Pelatihan Clinical Teacher, 2022
Karya Tulis
Pelatihan Fasilitator FKUI. 2023 Organisasi
Pelatihan Tenaga Pelatih Pelatihan Kesehatan, Kemenkes
• Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Timur
RI 2023
• Ketua Bidang Pengembangan Pedoman dan Standar PP Perhimpunan Dokter
Pelatihan TOT Teknik Komunikasi, FKUI 2023
Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI)
OUTLINE
Latar Belakang
Potensi Bahaya Dan Dampak Gangguan Kesehatan
Pada Perkantoran
Potensi Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Perkantoran
Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Perkantoran
Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Semua industri memiliki bagian jenis pekerjaan “perkantoran”
Peraturan Presiden
RI No. 7 Tahun 2019
tentang Penyakit
Akibat Kerja Biologi Fisika Ergonomi Kimia Psikososial
POTENSI BAHAYA DAN DAMPAK
KESEHATAN PADA PEKERJA
PERKANTORAN
BAHAYA FISIKA
DAMPAK
Gangguan Pendengaran
Kelelahan Mata
Kerusakan retina mata
Kebisingan, pencahayaan, radiasi laser,
suhu ekstrim, kelembaban tinggi Dehidrasi
Sumber : Permenkes 48 tentang K3 Perkantoran Gangguan Sal Nafas
BAHAYA KIMIA
DAMPAK
Iritasi kulit
Iritasi mata/sal nafas, sakit kepala
Sakit kepala, mual, kelelahan, gejala
saluran nafas, sesak nafas, iritasi
kulit, gangguan konsentrasi
Cairan pembersih, cat furniture,
pewangi ruangan
https://www.ccohs.ca/oshanswers/chemicals/iaq/iaq_intro.html#section-2-hdr
BAHAYA KIMIA
DAMPAK
Iritasi kulit
Iritasi mata/sal nafas, sakit
kepala
Vapours Volatile Organic Compounds (VOCs)
printer, furniture, carpet, pembersih, cat, lem Sakit kepala, mual,
Carbon monoxide mesin exhaust kelelahan, gejala saluran
nafas atas, sesak nafas,
Asbestos, formalin (material bangunan) iritasi kulit, mengganggu
konsentrasi
INDOOR AIR QUALITY (IAQ) DI TEMPAT KERJA
https://www.ccohs.ca/oshanswers/diseases/legion.html#section-8-hdr
PAJANAN ERGONOMI
GANGGUAN OTOT RANGKA AKIBAT KERJA
Nyeri punggung bawah
Repetitive strain injuries
Carpal tunnel syndrome (CTS)
Computer Vision Syndrome
Source: Adapted from Leka, Griffiths & Cox (2003) Health Impact of
Psychosocial Hazards at Work : an Overview, WHO 2010
Prepared by dr. Ari 7 Nov 2023 15
Burnout/Kelelahan Kerja
Kondisi mental stress kronis akibat kerja ditandai rasa
lelah, dan ketidakpuasan dengan pekerjaan (WHO)
Manajemen Stress
Permenkes No.143
Tahun 1977
PP RI No. 66 Tahun 2017
PP No. 11 Tatalaksana Pengujian
Tahun 2017 Kesehatan PNS
Perubahan Atas Peraturan
Manajemen Pemerintah No. 70 Tahun 2015
Perka BKN No 24 Th. 2017
Pegawai Negeri tentang Jaminan Kecelakaan
Sipil (PNS) Kerja dan Jaminan Kematian Tata Cara Pemberian Cuti PNS
bagi pegawai ASN
PERENCANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN
Per.02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Pemeriksaan Pra Kerja
Per.02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
DEFINISI TUJUAN :
• Pemeriksaan kesehatan yang Deteksi dini gangguan kesehatan
dilakukan secara berkala, sesuai melalui surveilans kesehatan kerja,
dengan potensi bahaya dan risiko skrining kesehatan
di lingkungan kerja.
Menilai keberhasilan program
• Dilaksanakan 1 tahun sekali pencegahan yang dilakukan oleh
dapat diseuaikan dengan
evaluasi risiko manajemen perusahaan
JENIS PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
• Anamnesis :
Anamnesis medis : keluhan saat ini, riw penyakit dahulu, riw penyakit
keluarga, riwayat vaksinasi, riwayat kecelakaan trauma, riwayat dirawat di
RS, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan olah raga, riwayat obat
yang diminum.
Anamnesis pekerjaan (okupasi) : riwayat pekerjaan (masa kerja,
departemen, posisi, pajanan bahaya potensial di tempat kerja)
• Pemeriksaan Fisik Lengkap (head to toe termasuk visus, buta warna,
stereoskopis, neuromuskuloskeletal, dll
• Skrining kesehatan mental (SRQ-29, SDS, dll)
• Pemeriksaan Penunjang Rontgen Thorax, Laboratorium sesuai risiko
PANEL PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG
DIREKOMENDASIKAN
Definisi : Indikasi :
Pemeriksaan kesehatan yang • Pasca Kecelakaan kerja Mengalami gangguan
dilakukan oleh dokter secara kesehatan (perawatan, infeksi)
khusus terhadap tenaga kerja • Kembali bekerja setelah mengalami cedera/sakit
tertentu, dimaksud untuk
Pekerja yang telah mengalami kecelakaan atau
menilai adanya pengaruh-
penyakit yang memerlukan perawatan lebih dari 2
pengaruh dari pekerjaan
minggu.
tertentu terhadap tenaga kerja
tertentu • Pekerja berusia lebih dari 40 (empat puluh) tahun,
pekerja wanita, pekerja cacat
• Pekerja yang terdapat dugaan gangguan kesehatan
yang perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai
kebutuhan
Pemeriksaan Kesehatan
Akhir Kerja
Definisi : Tujuan :
pemeriksaan kesehatan yang Mendapatkan data akhir yang
dilakukan pada pekerja pada diperlukan dalam surveilans
akhir dari suatu masa kerja kesehatan pekerja terutama untuk
• pekerja pensiun (pemeriksaan jenis pajanan yang memiliki sifat
kesehatan purna bakti) atau kronik progresif
pasca penempatan.
PERAN Sp.Ok Dalam Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
• Sebagai dokter penanggung jawab pelayanan pemeriksaan kesehatan
pekerja.
• Melakukan interpretasi/review hasil pemeriksaan kesehatan pekerja,
sekaligus menetapkan status kesehatan/fitness.
• Melakukan analisis dan pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan
berkala pada pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan dalam
komunitas pekerja.
• Menangani tindak lanjut hasil pemeriksaan kesehatan yang
bermasalah dalam hal rekrutmen, sekaligus membuat Penilaian Laik
Kerja bagi pekerja yang bersangkutan berdasarkan risiko pekerjaan,
kapasitas kerja, dan toleransi pemberi kerja.
KESIMPULAN
• Bahaya Potensial di Perkantoran meliputi : fisika, kimia, biologi, ergonomi,
psikososial, dan kecelakaan kerja
• Dampak ganguan kesehatan pada pekerja perkantoran antara lain computer
vision syndrome, gangguan otot rangka, gangguan psikososial, dan penularan
penyakit menular.
• Bahaya potensial perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah penyakit akibat
kerja dan kecelakaan kerja
• Pemeriksaan kesehatan pekera perkantoran meliputi : pra kerja, berkala, khusus
dan akhir kerja
• Perlu keterlibatan Sp.Ok untuk menindaklanjuti pemeriksaan kesehatan pekerja
yang hasilnya meragukan.
REFERENSI :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Presiden RI No 7. Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Perkantoran.
7. Permenkes No. 11 tahun 2022 tentang Pelayanan Kesehatan Penyakit Akibat Kerja
8. Permenaker No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja
9. Leka, Grifits & Cox. Health Impact of Psychosocial Hazards of Work : an overview 2010.
10. Office health and safety guidance. Health and Safety Executive. Diakses dari :
https://www.hse.gov.uk/office/index.htm
11. WSH Council. Office Safety and Health. Diakses dari :
https://www.tal.sg/wshc/topics/office-safety-and-health/office-safety-and-health
12. Permenkes No. 25 Tahun 2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan
Kementerian Kesehatan