Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


STROKE

Hariati, S.Kep., Ns., M.Kep


 Stroke atau gangguan peredaran darah otak merupakan
penyakit neurologis yg sering dijumpai dan harus ditangani
secara cepat dan tepat
 Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena peredaran darah diotak
dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
 Stroke menurut WHO adalah tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global)
dengan gejala2 yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskuler
 Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan
cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, g3 bicara, proses
berfikir daya ingat dan bentuk2 kecacatan lain akibat
gangguan fungsi gerak

INTRODUCTION
ETIOLOGI
 Trombosis serebral: terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang menimbulkan edema dan kongesti
disekitar.penyebab trombosis (aterosklerosis,
hiperkoagulasi/polisitemia, artritis, emboli)
 Hemoragi: perdarahan intrakranial dan intraserebral
termasuk pada perdarahan dalam ruang subarachnoid
atau kedalam jaringan otak sendiri (karena
aterosklerosis dan hipertensi)
 Hipoksia umum (hipertensi parah, henti jantung paru dan
curah jantung turun akibat aritmia)
 Hipoksia setempat (spasme arteri serebral, vasokontriksi
arteri otak)
 Hipertensi (faktor resiko utama)
 Penyakit kardiovaskuler-emboli serebral
 Kolesterol tinggi
 Obesitas
 Peningkatan hematokrit meningkatkan resiko infark serebral
 Diabetes terkait dengan aterogenesis terakselerasi
 Kontrasepsi oral (khususnya dengan hipertensi, merokok dan kadar
estrogen tinggi)
 Merokok
 Penyalahgunaan obat
 Konsumsi alkohol

FAKTOR RESIKO STROKE


Stroke hemoragi:merupakan perdaraham
serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid,
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak
atau area otak tertentu. Kejadiannya kliensaat
aktifitas juga pada saat istirahat, kesadaran
menurun
Stroke non hemoragik: dapat berupa iskemia
atau emboli dan trombosis serebral terjadi saat
pasien istirahat, baru bangun tidur. Iskemia
menimbulkan odema serebral. Kesadaran
umumnya baik

KLASIFIKASI
PERBEDAAN PIS & PSA
GEJALA PIS PSA
Timbulnya Dalam 1 jam 1-2 menit

Nyeri kepala hebat Sangat hebat

Kesadaran menurun Menurun


sementara
Kejang umum Sering fokal

Rangsang +/- +++


meningeal
Hemiparese ++ +/-

G3 saraf otak + +++


PERBEDAAN STROKE NONHEMORAGIK DAN HEMORAGIK
GEJALA STROKE NON HEMO STROKE HEMO
(ANAMNESA)
Awitan (onset) Sub-akut kurang Sangat
akut/mendadak
Waktu Mendadak Saat aktivitas
Peringatan Bangun pagi/istirahat -
Nyeri kepala +/50% TIA +++
Kejang +/- +
Muntah - +
Kesadaran Kadang sedikit +++
Kaku kuduk +/- ++
Tanda kernig - +
Edema pupil - +
Perdarahan retina - +
Bradikardia Hari ke 4 Sejak awal
LP - +
Penyakit lain Aterosklerosis diretina, Hipertensi,
PATOFISIOLOGI
ANEURISMA, MALFORMASI
FAKTOR RESIKO ARTERIOVENOUS
KATUP JANTUNG RUSAK, MIOKARD
INFARK, FIBRILASI, ENDOKARDITIS

PERDARAHAN
ATEROSKLEROSIS/ INTRASEREBRAL PENYUMBATAN PEMBULUH
HIPERKOAGULASI ARTESIS DARAH OTAK OLEH BEKUAN
DARAH, LEMAK DAN UDARA

PEREMBESAN KE PARENKIM OTAK


PENEKANAN JARINGAN OTAK
INFARK OTAK, EDEMA DAN HERNIASI OTAK

PEMBULUH DARAH OKLUSI EMBOLI SEREBRAL


ISKEMIA JARINGAN OTAK
EDEMA DAN KONGESTI JARINGAN SEKITAR

STROKE
Identitas klien: nama, umur (biasanya pada orang
tua), jenis kelamin, alamat,pekerjaan, agama, suku,
tanggal MRS, no Reg dan diagnosa medis
Keluhan utama: kelemahan anggota gerak sebelah
badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi dan
penurunan tingkat kesadaran

ANAMNESIS
 Riwayat penyakit sekarang: sering kali terjadi secara
Lanjutan………….
mendadak, pada saat klien beraktifitas, biasanya ada nyeri
kepala, mual, muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar
selain ada kelumpuhan dan gangguan fungsi otak lain.
Adanya penurunan atau perubahan tingkat kesadaran
 Riwayat penyakit dahulu: adanya hipertensi, stroke
sebelumnya, DM, penyakit jantung, anemia, trauma kepala,
kontrasepsi oral, pengguna obat, merokok, alkoholis
Riwayat penyakit keluarga: adakah yang
menderita hipertensi, DM, dan stroke
Pengkajian psikososial:mekanisme koping dan
respon emosi klien dengan penyakitnya,
perubahan peran klien dalam keluarga dan
masyarakat. Takut akan kecacatan dan cemas
dengan prognosis penyakitnya,status ekonomi
karena sebagai anggota keluarga

Lanjutan………….
B1(BREATHING): klien batuk, peningkatan
produksi sputum, sesak nafas dan peningkatan
RR dan auskultasi adanya ronchi, pada klien
dengan kesadaran CM tidak ada kelainan
pengkajian breathing
B2 (Blood): syok hipovolemik dan hipertensi
masif >200mmHg

PEMERIKSAAN FISIK
B3 (BRAIN):
Pengkajian tingkat kesadaran: berkisar antara
tingkat letargi, stupor dan semikomatosa,
sangat penting untuk evaluasi pemberian askep
Pengkajian fungsi serebral: meliputi status
mental, fungsi intelektual, kemampuan bahasa,
lobus frontal dan hemisfer

Lanjutan……………
 Status mental: observasi penampilan, tingkah laku, gaya
bicara, ekspresi wajah dan aktifitas motorik klien
 Fungsi intelektual: penurunan daya ingat dan memori
jangka panjang dan pendek kemampuan berhitung,
kadang tidak bisa memberikan pendapat perbedaan dan
persamaan
 Kemampuan bahasa: adanya disartria(kesulitan bicara),
disfasia( tidak bisa memahami bahasa lisan dan tulisan),
apraksia (ketidakmampuan melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya)

Lanjutan………..
Lobus Frontal: kerusakan fungsi kognitif dan
efek psikologis. Lapang perhatian terbatas,
kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang
motivasi. Emosi labil, depresi,
Hemisfer: stroke hemisfer kanan didapatkan
hemiparese kiri, dan stroke hemisfer kiri
didapatkan hemiparese kanan perilaku lambat
dan sangat hati-hati, kelainan lapang pandang,
disfagia global, afasia dan mudah frustasi

Lanjutan………..
Nervus II: disfungsi persepsi visual
Nervus III,IV dan VI. Jika stroke mengakibatkan
paralisis satu sisi otot-otot okularis didapatkan
kemampuan gerakan konjugat disisi yang sakit
Nervus V: penurunan kemampuan koordinasi
mengunyah, penyimpangan rahang bawah
kesisi ipsilateral dan kelumpuhan satu sisi
Nervus IX dan X: kemampuan menelan kurang
baik dan kesulitan membuka mulut

PENGKAJIAN SARAF KRANIAL


Inspeksi umum: didapatkan hemiplegia
(paralisis pada salah satu sisi)
Fasikulasi: pada otot ekstremitas
Tonus otot meningkat.
Kekuatan otot : pada sisi yang sakit didapatkan
penurunan sampai 0
Keseimbangan dan koordinasi: mengalami
gangguan karena hemiplegia dan hemiparese

PENGKAJIAN SISTEM
MOTORIK
Refleks profunda, pengetukan pada tendon,
ligamentum dan periosteum respon normal
Refleks patologis: sisi yang lumpuh akan hilang

PENGKAJIAN REFLEK
Adanya ketidakmampuan untuk
mengintepretasikan sensasi.
Kesulitan dalam mengintepretasikan stimuli
visual, taktil dan auditorius

PENGKAJIAN SISTEM
SENSORIK
Mengalami inkontinensia urine sementara,
ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan dan mengendalikan kandung kemih
karena kerusakan kontrol motorik dan postural

B4 (BLADDER)
Adanya kesulitan menelan, nafsu makan
menurun, mual muntah. Adanya gangguan
defekasi konstipasi karena penurunan peristaltik
usus dan bed rest

B5 (BOWEL)
 Adanya hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)
 Hemiparese (kelemahan pada salah satu sisi)
 Kulit pucat, turgor menurun jika hipovolemia, adanya
dekubitus jika bed rest lama,
 Adanya kesulitan beraktifitas karena kelemahan,
paralisis/hemiplegia. Dan masalah pola aktifitas dan
tidur

B6 (BONE)
Angiografi serebral: menentukan penyebab
perdarahan arteriovena adanya ruptur, mencari
sumber perdarahan
Lumbal pungsi: tekanan yang meningkat dan
disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragi perdarahan
subarachnoid.
CT-Scan: memperlihatkan secara spesifik letak
oedema, posisi hematoma,adanya jaringan otak
yang infark atau iskemia.

Pemeriksaan Diagnostik
Lanjutan………….
MRI: menggunakan gelombang magnetik untuk
menentukan posisi dan besar/luasnya terjadinya
perdarahan otak. Didapatkan area lesi/infark
akibat perdarahan
USG (Doppler): adanya arteriovena
EEG: melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan infark menurunkan impuls listrik
dalam jaringan otak
Lumbal pungsi: pemeriksaan liquor merah pada
perdarahan yang masif.
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan kimia darah
Pemeriksaan darah lengkap

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Mempertahankan saluran nafas yang paten,
lakukan pengisapan lendir dan oksigenasi, jika
perlu trakeostomi
Mengendalikan tekanan darah, usaha
memperbaiki hipertensi dan hipotensi
Memperbaiki aritmia jantung
Merawat kandung kemih, kateter
Memberikan posisi yang tepat, posisi dirubah 2
jam sekali dan latihan gerak pasif

KONSEP PENATALAKSANAAN
Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral
Diberikan histamin,aminopilin, asetozolamid,
papaverin intraarterial
Medikasi antitrombosit seperti aspirin
Antikoagulan: mencegah dan memperberat
terjadinya trombus atau embolisasi

PENGOBATAN KONSERVATIF
Endosterektomi karotis membuka kembali arteri
karotis dileher
Revaskularisasi
Evaluasi bekuan darah
Ugasi arteri karotis komunis dileher pada
aneurisma

PENGOBATAN PEMBEDAHAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Resiko tinggi TIK b/d adanya peningkatan volume intrakranial,
penekanan jaringan otak dan edema serebral
 Perubahan perfusi jaringan otak b/d perdarahan intraserebral, oklusi
otak. Vasospasme dan edema otak
 Ketidakefektifan jalan nafas b/d akumulasi sekret, kemampuan
batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder dan perubahan
tingkat kesadaran
 Hambatan mobilitas fisik b/d hemiparese/hemiplegia, kelemahan
neuromuskuler ekstremitas
 Resiko tinggi terjadinya cedera b/d penurunan luas lapang
pandang, penurunan persepsi sensori
 Resiko gangguan integritas kulit b/d tirah baring lama
 Defisitperawatan diri b/d kelemahan neuromuskuler,
kesadaran, kehilangan kontrol
 Kerusakan komunikasi verbal b/d efek dari kerusakan
area hemisfer otak dan kehilangan kontrol otot fasia
atau oral
 Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
kelemahan otot mengunyah dan menelan
 Takut b/d kondisi penyakit
 Gangguan konsep diri b/d perubahan persepsi
 Ketidak patuhan b/d perubahan status kognitif dan
kurangnya informasi

Lanjutan…………
 Gangguan persepsi sensori b/d penurunan sensori, dan
penglihatan
 Gangguan eliminasi alvi b/d imobilisasi dan asupan
cairan kurang
 Gangguan eliminasi urine (inkontinesia urine) b/d lesi
pada area UMN
 Resiko penurunan pelaksanaan ibadah spiritual b/d
dengan kelemahan neuromuskular pada ekstremitas
 Perubahan proses keluarga yang b/d perubahan status
sosial, ekonomi dan harapan hidup
 Kecemasan klien dan keluarga b/d dengan prognosis
penyakit yang tidak menentu

Lanjutan…………
INTERVENSI I
 Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab
koma/penurunan fungsi jaringan dan kemungkinan penyebab
peningkatan TIK
 Memonitor TTV tiap 4 jam
 Evaluasi pupil
 Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan
 Pertahankan kepala/leher pada posisi netral, usahakan dengan
sedikit bantal
 Berikan periode istirahat antara tindakan perawatan dan batasi
lamanya prosedur
 Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman seperti
massase punggung, lingkungan yang tenang, sentuhan yang ramah,
dan suasana/pembicaraan yang tidak gaduh
 Cegah dan hindarkan terjadinya valsava manuver
 Bantu klien jika batuk atau muntah
 Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari
Lanjutan…..
 Palpasi pada pembesaran/pelebaran bladder,
pertahankan drainase urine, pantau konstipasi
 Berikan penjelasan pada klien (jika sadar) dan
keluarga tentang sebab akibat TIK meningkat
 Observasi tingkat kesadaran dengan GCS
 Kolaborasi pemberian oksigen
 Berikan cairan cairan intravena sesuai indikasi
 Berikan obat diuretik atau furosemid, steroid,
narkotik, antihiertensi, antipiretik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai