Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN I.

1 Latar Belakang Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi akseptis, sehingga bahan-bahan tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali. Pada mulanya, orientasi tekhnik kultur jaringan hanya pada pembuktian teori totipotensi sel. Kemudian teknik kultur jaringan menjadi sarana penelitian di bidang fisiologi tanaman. Dewasa ini, setelah banyak mengalami perkembangan dan penyempurnaan, tekhnik kultur jaringan telah dipergunakan dalam industri tanaman. Keberhasilan dalam penggunaan metode kultur jaringan, sangat tergantung pada media yang digunakan. Media kultur jaringan tanaman menyediakan tidak hanya unsur-unsur hara dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada umumnya berupa gula gula untuk menggantikan karbon yang biasanya didapat dari atmosfer melalui fotosintesis. Keberhasilan pertama dalam kultur in vitro dicapai dalam praktek kultur organ. Menurut habde- Moses ! Murashige "#$%$&, 'anining, pada tahun #$() telah berhasil mendapatkan kecambah tanaman jenis crucifer dari embrio-embrio yang diisolasi dari biji yang belum matang "immature&. Pertumbuhan organ yang tidak terbatas di dalam kultur in vitro, pertama diperhatikan oleh *hite dalam kultur akar tomat sekitar tahun #$+). Kultur organ merupakan topik yang penting dalam penelitian antara tahun #$()-#$,(. setelah itu penelitian dalam bidang ini berkurang, kecuali kultur pucuk atau meristem. Kultur pucuk atau meristem mempunyai aspek praktis sebagai cara memperbanyak klon yang cepat dan bebas penyakit. Dewasa ini kultur meristem sudah merupakan

I.2 Tujuan Mengetahui pengaruh media M terhadap pertumbuhan pada Dendrobim lilypride pada proses perbanyakan Mengetahui perbedaan pengaruh -at pengatur tumbuh pada .//, 0//, .1/,dan 1/P pada media perakaran Mengetahui media yang baik untuk pertumbuhan Dendrobium schulery pada proses aklimatisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tahapan Kultur Jaringan /. Pemilihan dan Penyiapan 2anaman .nduk umber 3ksplan ebelum melakukan kultur jaringan untuk suatu tanaman, kegiatan yang pertama harus dilakukan adalah memilih tanaman induk yang hendak diperbanyak. 2anaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya, serta harus sehat dan bebas dari hama penyakit. etelah ditentukan tanaman induk yang merupakan sumber eksplan, kegiatan berikutnya adalah mempersiapkan dan mengondisikan tanaman induk sedemikian rupa agar eksplan yang digunakan tumbuh baik pada waktu dikulturkan secara in vitro. Pentingnya lingkungan tanaman induk yang lebih higienis untuk mendapatkan eksplan yang lebih berkualitas dan lebih bersih terbukti pada pembiakan in vitro berbagai tanaman tropis, seperti jati, pisang, anggrek, vanili, dan pepaya. 2anaman sumber eksplan sebaiknya dikondisikan di rumah kaca atau rumah plastik. Pemeliharaan yang diperlukan meliputi pemangkasan, pemupukan, dan penyemperotan dengan pestisida "4ungisida, bakteriosida, dan insektisida&, sehingga tunas baru yang tumbuh menjadi lebih bersih dan sehat dari kontaminan. Di samping mengusahakan lingkungan tanaman yang lebih bersih dan higienis, perubahan status fisiologi tanaman induk sumber eksplan kadang-kadang perlu diperlukan, seperti memanipulasi parameter cahaya, suhu, dan -at pengatur tumbuh. Manipulasi tersebut bisa dilakukan dengan mengondisikan tanaman induk dengan fotoperiodisitas san temperatur tertentu untuk mengatasi dormansi serta penambahan 5P2 seperti sitokininuntuk merangsang tumbuhnya mata tunas baru dan untuk meningkatkan reaktivitas eksplan pada tahap inisiasi kultur. 1. .nisiasi Kultur 2ujuan utama tahap ini adalah mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. /septik berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. 6ntuk mendapatkan kultur

yang bersih dari kontaminasi, eksplan harus disterilisasi.

terilisasi merupakan

upaya untuk menghilangkan kontaminasi mikroorganisme yang menempel dipermukaan eksplan. 1eberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk mensterilkan permukaan eksplan adalah 0a78l, 8a78l9, etanol, dan 'g8:9. sterilisasi dan penanganan eksplan secara lebih rinci dijelaskan dalam bab berikutnya. Masalah yang sering dihadapi pada kultur tahap ini adalah terjadinya pencoklatan atau penghitaman bagian eksplan. Pada waktu jaringan terkena sters mekanik, seperti perlukaan pada waktu proses isolasi eksplan dari tanaman induk atau proses sterilisasi eksplan, metabolisme senyawa berfenol ini sering bersifat toksik, menghambat pertumbuhan, atau bahkan mematikan jaringan eksplan. 6ntuk mengatasi pencoklatan di bagian eksplan, pengondisian tanaman induk di lingkungan yang bersih "sehat& pada tahap ini sangat membantu, karena tidak diperlukan sterilisasi yang terlalu kuat. 6ntuk mengatasi atau mengurangi pencoklatan atau penghitaman jaringan, ;eorge dan herrington "#$<)& menyarankan beberapa tindakan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut= #. mengurangi dan menyerap senyawa fenol yang dihasilkan dengan perlakuan arang aktif atau P>P"polyvinylpyrrolidone& 9. memodifikasi potensial redoks dengan merendam atau menambahkan antioksidan atau agen pereduksi ke dalam media. -at yang bisa digunakan di antaranya campuran antara asam sitrat dan asam askorbat. +. Menghambat aktivitas en-im fenolase dengan agen pengelat sepeeti 3D2/ "ethylene diamine tetraacetic acid&, D.38/" sodium diethyl dithiocarbamate&, <-'? "<- hydro@yAuinoline& dan phenylthiourea. ). Mengurangi aktivitas fenolase dan ketersediaan substratnya dengan cara perlakuan p' rendah dan inkubasi pada ruang gelap B. menggunakan media tanpa 8u9C dan 4e+C pada tahap awal pengulturan eksplan, karena kedua ion ini berperan awal dalam oksidasi fenol. Dika pencoklatan sudah teratasi, eksplan dapat dipindahkan ke media normal yang dilengkapi dengan kedua ion tadi.

8. Multifikasi atau Perbanyakan Propagul Pada prinsipnya, tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini perbanyakan tunas dirangsang,umumnya dengan mendorong percabangan tunas lateral atau merangsang pe,bentukan tunas advektif. Kondisi ini memerlukan sitokinin seperti 1/, 9-iP, kinetin, atau -hidio-uron. 8ara pemakaiannya, eksplan yang hidup dan tidak terkontaminasi "aseptik& dari tahap inisiasi kultur dipindahkan auat disupkulturkan ke media yang mengandung sitokinin. Propagul yang dihasilkan dalam jumlah berlipat disubkulturkan terus secara berulang-ulang sampai dicapai jumlah propagul yang diharapkan. diaklimatisasi. ubkultur dapat dilakukan beberapa kali sampai jumlah tunas yang dihasilkan sesuai dengan yang kita diharapkan, tanpa mengorbankan kualitas tunas. ubkultur yang terlalu banyak dapat menurunkan mutu tunas, seperi "suatu gejala ketidaknormalan fisiiologis& dan aberasi terjadinya vitrifikasi etelah itu, tunas mikro yang dihasilkan dapat diakarkan dan

"penyimpangan& genetik. Keadaan ini terjadi karena semakin banyak subkultur dilakukan berati semakin sering dikondisikan dalam media yang ngandung sitokinin, sehingga daya regenerasinya meningkat. /kibatnya, kultur yang semula hanya menghasilkan tunas advektif dalam jumlah banyak. Dengan demikian, metode perbanyakan in vitro yang digunakan kadang-kadang sulit menetapkan percabangan tunasa lateral atau bersamaan dengan pembentukan tunas advektif. D. Pemanjangan 2unas, .nduksi, dan Perkembangan /kar 2unas-tunas yang dihasilkan pada tahap multifikasi dipindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. 2unas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau kelompok. Pemanjangan tunas secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara inidividu. tersebut dapat diakarkan, etelah tumbuh cukup panjang, tunas

Pemanjangan tunas dan perakaran dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan, baru diakarkan. Pada spesies-spesies yang mudah berakar, seperti pisang, strauberi, vanili, dan spathyphyllum, pemanjangan tunas dalam media tanpa sitokinin juga dapat sekaligus merangsang pembentukan akar, sehingga tidak diperlukan pengakaran tunas secara tersendiri. Pengakaran tunas dapat dilakukan secara in vitro atau e@ vitro "e@tra vitrum atau in vivo&. 6ntuk skala komersial, pengakaran e@ vitro mempunyai banyak kelebihan karena dapat menghemat tenaga dan biaya, serta morfologi akar yang terbentuk juga lebih baik. Pengakaran tunas in vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti 0// atau .1/. /lternatif lain, induksi pengakaran dapat dilakukan secara in vitro, lalu perkembangan akarnya dilakukan secara e@ vitro. Keberhasilan tahap ini tergantung pada tingginya mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Disamping itu, beberapa perlakuan yang disebut hardening invitro telah dilaporkan dapat meningkatkan tunas pada tahap ini, sehingga planlet atau tunas mikro tersebut dapat diaklimatisasi dengan persentasi yang lebih tinngi. 1eberapa perlakuan yang biasa dilakukan sebagai berikut= #. 9. Mengondisikan kultur di tempat yang pencahayaannya berintensitas lebih tinggi "contohnya #(.((( lu@& dan suhunya lebih tinggi. pemanjangan dan pengakaran tunas mikro dilakukan dalam media kultur dengan hara mineral dan sukrosa lebih rendah dan konsentrasi agar-agar yang lebih tinggi. 3. /klimatisasi Planlet ke :ingkungan :uar Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca, rumah plastik, atau sreenhouse "rumah kaca kedap serangga&. Proses ini disebut aklimatisasi. /klimatisasi adalah pengkoordinasian palanlet atau tunas mikro" jika pengakaran dilakukan dalam e@ vitro& di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah sehingga planlet dapat bertahan dan terus tumbuh menjadi bibit yang siap ditanam di lapang.

Prosedur pembiakan dalam kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat ke kondisi eksternal dengan keberhasilan tinggi 2ahap ini merupakan tahap kritis karena kondisi iklim di rumah kaca, rumah plastik, dan lapangan sangat jauh berbeda dengan kondisi iklim mikro di dalam botol.kondiis di laur botol kelembaban nisbi jauh lebih rendah, tidak aseptikdan tingkat cahayanya jauh lebih tinggi daripada kondisi di luar botol. Planlet atau tunas mikro lebih bersefat heterotrofik karena sudah terbiasa tumbuh dalam kondisi kelembaban sangat tinggi, aseptik, serta suplai hara mineral dan energi berkecukupan. Di samping itu, tanaman tersebut memperlihatkan beberapa gejala ketidaknirmalan, seperti bersifat sangat sukulen, lapisan kutikula tipis, dan jaringan vaskulernya tidak berkembang sempurna, morfologi daun abnormal dengan tidak berfungsinya stomota sebagaimana mestinya, struktur mesofil berubah, dan aktivitas fotosintesisnya sangat rendah. Dalam karakteristik seperti itu, planlet atau tunas mikro mudah layu atau kering jika dipindahkan ke kondisi eksternal secara tiba-tiba. Karena itu, planlet atau tunas mikro tersebut perlu diadaptasikan ke lingkungan baru yang lebih keras. Dengan perkataan lain, planlet atau tunas mikro perlu diaklimatisasi. /klimatisasi dilakukan dengan memindahkan planlet atau tunas mikri ke media aklimatisasi dengan intensitas cahaya rendah dan kelembaban nisbi tinggi. ecar berangsur-angsur kelembaban diturunkan dan intensitas cahaya dinaikan. 8ara yang paling mudah mengaklimatisasi dengan memindahkan ke bak aklimatisasi dengan media campuran tanah, pasir dan kompos, kemudian disemprotkan dengan air, dan disungkup dengan plastik. Media aklimatisasi yang dipakai juga bisa berupa campuran media lain yang cocok. 1entuk bak atau struktur aklimatisai bisa beragam, tergantung pada kebutuhan, skala produksi bibit, serta jenis tanaman yang diaklimatisasi. Dika diperlukan aklimatisasi untuk puluhan ribu bibit dalam sebulan, struktur yang diperlukan bisa berupa bedengan bersangkup plastik dengan lebar <( cm dan panjangnya sesuai kebutuhan.

BAB III ET!D!L!"I P#AKTIKU III.1 $aktu %an Te&pat Praktikum ini dilakukan pada hari kamis sepanjang semester lima di :aboratorium 2erpadu 6.0 yarif 'idayatullah, tepatnya di :ap. 4isiologi. Pengamatan di lakukan seminggu sekali dengan mencatat perubahan yang terjadi. III.2 Alat %an Bahan /lat yang digunakan= 1otol fido /lat tanam :/48 8awan Eak kultur

1ahan yang digunakan= Dendrobium lylipride Dendrobium schulery /lkohol %(F Media M 1/P /ir kelapa Pisang 8harcoal 2anah humus Pakis erabut kelapa

III.' (ara Kerja /. ubkultur Dendrobium lylipride Pada Media M untuk Perbanyakan #. Disiapkan :aminar /ir 4low 8abinet ":/48& dengan

menyalakan lampu 6> selama minimal +( menit, lalu dinyalakan blower dan lampu serta dibersihkan bagian bawah laminar dengan alkohol %(F 9. Dimasukan alat-alat yang akan digunakan yang sebelumnya telah disemprotkan dengan alkohol %(F +. Dibuka botol sumber eksplans dan kepala botol ). Diambil eksplan Dendrobium lylipride dengan menggunakan pinset lurus B. Ditaru ekspan ke dalam cawan yang didalamnya terdapat kertas putih ,. Dipotong akar dengan menggunakan pisau scalpel %. Dibuka allumunium pada botol fido dengan menggunakan pinset bengkok, lalu allumunium foil ditaro di bawah dengan posisis terlentang <. Ditaru botol fido didekat api $. Didirikan tanaman pada media agar dengan posisi tegak lurus. atu botol fido ditanam + tanaman yang besar atau lima tanaman dengan ukuran kecil #(. Ditutup fido dengan allumunium foil, lalu ditempeltan dengan wrapping plastik sampai denutup botol fido ##. Disimpan di dalam rak kultur #9. Diamati pertambahan tinggi pada eksplan 1. ubkultur Dendrobium schulery pada Media Perakaran

#. Pembuatan media perakaran dengan membuat tiga jenis media yang berbeda, yaitu= #. 9. +. ). Media M C1/P#mgGlC air kelapa #B(mlGlCPisang B( mgGlC charcoal 9 gl Media M C0//#mgGlC air kelapa #B(mlGlCPisang B( mgGlC charcoal 9 gl Media M C.//#mgGlC air kelapa #B(mlGlCPisang B( mgGlC charcoal 9 gl Media M C.1/#mgGlC air kelapa #B(mlGlCPisang B( mgGlC charcoal 9 gl 9. Dilakukan subkultur Dendrobium schulery +. Diamati akar yang terbentuk setiap satu minggu 8. /klimatisasi #. Planlet di dalam botol tanam dimasukkan aAuadest dan dikocok sampai planlet lepas dari media 9. Dimasukan planlet ke dalam bak yang berisi aAuadest untuk membersihkan dari sisa agar +. /klimatisasi dilakukan dengan menggunakan Dendrobium schulery pada tiga media yang berbeda, yaitu= #& /kar Pakis /kar pakis sebelum digunakan sebagai media aklimatisasi, dicuci dan direbus dengan air panas. 9& ). erabut Kelapa +& 2anah 'umusGPelet elanjutnya media dimasukan ke dalam pot kecil menyerupai rumah kaca. ,. Diamati media mana yang dapat menumbuhkan lebih cepat. B. Pot-pot tersebut dimasukan ke dalam wadah yang dapat

BAB I) HASIL PEN"A ATAN DAN PE BAHASAN I).1 Ha*il Penga&atan .. Penanaman ubkultur Dendrobium lylipride 9 +.% cm # cm #.B cm #.9 cm +.< cm #.9 cm #.% cm #.% cm +.< cm #.B cm #.< cm #.% cm ).9 cm 9 cm +.B cm 9.9 cm cm Eatarata 9 + ) B #.%B cm #.+B cm B.$ cm #.BB B # 9 cm 9.< cm +.<%B cm #.)9B cm #.<%B cm #.% cm B.#9B cm +.(%B cm #.B%B cm + #.) cm 9.B cm # cm ).+ cm 9.+ cm #.# cm , cm +.B cm 9 cm ,.9 cm ) cm 9.9 cm ) ).) cm +.< cm #., cm kontam inasi 9 + ) B # 9 + ) B # 9 + ) 9 cm (.) cm ).B cm #.9 cm +.% cm 9.< cm 9 cm %.B cm 9.B cm +.) cm 9.9 cm 9.% cm %., cm 9.# cm +.9 cm Konta minasi B 9.$ cm 9 cm +.B cm +.# cm , +.9 cm 9.9 cm # cm Kontam inasi 1otol 0o.tanaman # Minggu # 9 cm 9 9 cm . + (.+ cm ) ) cm B (.B cm Minggu # 9.# cm ..

Minggu >.

Minggu >..

cm K32. Kontam Konta inasi jamur ... Media Perakaran Dendrobium schulery 0o. # 9 + ) .... M M M M Media C 5P2 .// C 5P2 0// C 5P2 .1/ C 5P2 1/P Dumlah tanaman yang tumbuh akar minasi jamur Kontam inasi jamur

/klimatisasi 0o. # 9 + Media /klimatisasi /kar Pakis erabut Kelapa Pelet Dumlah 2anaman yang 'idup -

I).2 Pe&+aha*an Pada praktikum kali ini dilakukan subkultur anggrek, yang dilakukan dengan memperbanyak Dendrobium lylipride, memperbanyak pada media perakaran pada tumbuhan Dendrobium schulery, dan aklimatisasi. Dimana subkultur adalah proses penanaman ulang dengan atau tidak adanya proses perbanyakan eksplan ke dalam media yang baru. Dari hasil penanaman subkultur Dendrobium lylipride, terdapat + tanaman yang terkontaminasi. Kontaminasi pada bahan tanaman yang dikulturkan dapat terjadi karena adanya infeksi secara eksternal maupun internal. 6saha pencegahan kontaminasi

eksternal dilakukan dengan sterilisasi permukaan bahan tanaman. .nfeksi internal tidak dapat dihilangkan dengan sterilisasi permukaan. elain itu, faktor sterilitas ruangan juga sangat menentukan terhadap kontaminasi. Euangan yang sudah steril dapat saja berubah menjadi tidak steril pada saat musim hujan, sehingga dapat membawa masuknya bakteri dan jamur dari luar, serta dapat meningkatkan kelembaban yang akan mempercepat perkembangan mikroorganisme. Pengambilan meristem sebagai eksplan harus dilakukan dalam ruang steril "aseptik& agar tidak terkontaminasi " unarjono, 9((9&. Kontaminasi disebabkan oleh jamur, bakteri dan cendawan. Kontaminasi oleh jamur terlihat jelas pada media, media dan eksplan diselimuti oleh spora berbentuk kapas berwarna putih, sedangkan kontaminasi oleh bakteri, pada eksplan terlihat lendir berwarna kuning sebagian lagi melekat pada media membentuk gumpalan yang basah. Damur yang mengkontaminasi media dan eksplan adalah jamur yang biasa ada di laboratorium seperti Aspergillus sp, Monilla sp dan Penicillium sp " etiyoko, #$$B&. 1akteri menurut etiyoko "#$$B&, yang mungkin berasal dari laboratorium adalah bakteri gram positif. Pada Media Perakaran dari Dendrobium schulery, didapatkan tidak tidak terkontaminasi. 'al ini dimungkinkan karena proses kesterilan dapat lebih dijaga sehingga kontaminasi dapat diminimalisir. 0amun belum terdapat dari subkultur yang membentuk akar, karena mungkin waktu yang kurang, walaupun telah diberikan -at pengatur tumbuh. Pembentukan akar merupakan salah satu tahap yang penting dalam pembiakan mikro. Proses pembentukan akar belum sepenuhnya dimengerti. 4aktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan akar pada stek telah diketahui mempunyai pengaruh yang hampir sama pada stek mikro, diantaranya pengaruh genetik, umur ontogenik, dan 5P2 terutama auksin"Husnita,9((+& Penambahan auksin dan sitokinin tidak selalu dibutuhkan, terutama sitokinin. Diduga bahwa sitokinin sudah diproduksi oleh akar dan penambahan sitokinin eksogen tidak perlu";unawan,#$$9&. Praktikum yang ketiga adalah aklimatisasi pada tanaman Dendrobium schulery. Dimana aklimatisasi adalah pengkoordinasian palanlet atau tunas mikro" jika pengakaran dilakukan dalam e@ vitro& di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media

tanah sehingga planlet dapat bertahan dan terus tumbuh menjadi bibit yang siap ditanam di lapang. Media yang digunakan pada aklimatisasi adalah pakis, serabut kelapa dan tanah humus. 2ahapan akhir dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah aklimatisasi planlet. /klimatisasi dilakukan dengan memindahkan planlet ke media aklimatisasi dengan intensitas cahaya rendah dan kelembapan nisbi tinggi, kemudian secara berangsur-angsur kelembapannya diturunkan dan intensitas cahayanya dinaikkan "Husnita,9((+&. Pakis merupakan pohon jenis palm, pohon pakis mempunyai batang yang berserat kasar. 1atang pakis yang telah ditebang dan diproses maka akan dihasilkan potonganpotongan serat yang sangat cocok untuk pertumbuhan /nthurium. ifat media pakis ini adalah ringan, sangat porous dan mampu menahan air dengan baik. 1ila disiram air, kondisi media pakis akan mampu mempertahankan kelembaban tetapi tidak jenuh air. Disamping itu, porousitas yang baik akan mampu memberikan susunan udara "aerasi& yang baik. /erasi sangat dipengaruhi oleh susunan pori makro pada media. Media pakis, karena tersusun dari serat-serat kayu yang kasar maka susunan pori makronya sangat baik"www.duniaflora.com& ebelum akar pakis digunakan sebagai media, akar pakis disterilisasi dengan cara dicuci dengan air keran dan selanjutnya pakis direbut selama kurang lebih setengah jam. 'al ini dikarenakan media tersebut disukai oleh senut dan hewan kecil lainnya atau bahkan organisme Media /klimatisasi yang kedua yang digunakan adalah serabut kelapa. Media sabut kelapa kini semakin banyak digunakan sebagai media tumbuh anggrek. abut kelapa memiliki keunggulan yaitu mudah mengikat dan menyimpan air dengan baik, mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman, serta mudah diperoleh dalam jumlah besar. ayangnya media ini mudah lapuk dan terlalu kuat menyimpan air, sehingga dapat menjadi sumber penyakit busuk akar dan busuk tunas anakan. 7leh karena itu, media sabut kelapa lebih cocok digunakan didaerah panas. Didaerah yang sering turun hujan, perlu menghindari penggunaan media ini. 1ila terpaksa, kombinasikan dengan media yang tidak menyerap air, seperti arang kayu bakar atau sejenisnya.

abut kelapa mengandung beberapa unsur dan senyawa antara lain, K, P, 8a, Mg dan 0. elain itu, kaya bahan organik, abu, pektin, hemiselulosa, selulosa, pentosa dan lignin. Pektin berfungsi sebagai penguat lapisan tengah dinding sel. 'emiselulosa dan selulosa penyusun utama dinding sel yang berfungsi untuk memperkuat sel-sel kayu. :ignin berfungsi untuk mengeraskan dinding sel. 8alsium selain berfungsi menguatkan dinding sel, juga mengaktifkan pembelahan sel-sel meristem. Magnesium sangat penting dalam pembentukan chlorofil"www.vincanursery.com& Media yang ketiga adalah pelet atau tanah humus. Media ini menurut daunbagus.com memiliki daya serap yang tinggi yaitu <(-$(F dari bobot tubuhnya. Dengan degitu media tetap lembab. 8iri media lembap terasa basah jika tangan dimasukkan, tapi air tidak sampai menggenang. 'asil dari aklimatisasi ini menunjukan tidak adanya tanaman yang dapat tumbuh pada media apapun. 'al ini dimungkinkan karena tanaman tersebut tidak dapat menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru yang jauh lebih ekstrim. Menurut 0ina dan Dedi"9((%&,tahap ini merupakan tahap yang kritis karena kondisi iklim di rumah kaca atau rumah plastik dan di lapangan sangat berbeda dengan kondisi di dalam botol kultur. Menurut :ivy "9((%&, masa aklimatisasi merupakan masa yang sangat kritis, karena pucukGplanlet in vitro menunjukan beberapa sifat yang tidak menguntungkan seperti= #. :apisan lilin G kutikula tidak berkembang dengan baik 9. :ignifikasi batang kurang +. B. el-sel palisade daun sedikit tomata sering tidak berfungsi"tidak menutup pada penguapan tinggi& Keadaan ini menyebabkan pucuk in vitro sangat peka terhadap= #. 3vapotranspirasi 9. erangan cendawan dan bakteri tanah 7leh karena itu, aklimatisasi pucuk-pucuk in vitro memerlukan penanganan khusus. Dalam operasi skala besar, aklimatisasi dilakukan di dalam rumah kacaGplastic yang E'-nya #((F. Pengaturan E' dilakukan dengan mesin pembuat kabut "fog +. 8ahaya dengan intensitas tinggi ). Daringan pembuluh dari akar ke pucuk kurang berkembang

machine& yang menyemburkan butiran-butiran air yang sangat halus, sehingga air yang disemburkan hanya berupa kabut tipis.

BAB ) PENUTUP ).1 Ke*i&pulan Media M dapat digunakan dalam perbanyakan Dendrobium lilypride 5P2 sering ditambahkan dalam media perakaran 2ahap aklimatisasi merupakan tahap yang kritis Media pakis akan mampu mempertahankan kelembaban tetapi tidak jenuh air

abut kelapa memiliki keunggulan yaitu mudah mengikat dan menyimpan air dengan baik, mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman, serta mudah diperoleh dalam jumlah besar

Pelet mempunyai serap yang tinggi yaitu <(-$(F dari bobot tubuhnya DA,TA# PUSTAKA CALADIUM. http=GGwww.daunbagus.com. Di akses tanggal 9$ Desember 9((< jam #).($ Darmono,Dian *idiastoety. Media Tanam Anggrek. Pener+it Pane+ar S-a%a.a. http= GGwww.vincanursery.com. Di akses tanggal 9$ Desember 9((< jam #).#B ;unawan, :.*inata.#$$9. e!hni! "ul#ur $aringan 1ioteknologi .P1 Marlina,0ina dan Dedi Eusnandi.9((%. e!ni! A!lima#isasi Planle# An#hurium Pada %eberapa Media anam. Buletin Teknik Pertanian )/l. 12 N/. 10 2112 . 2eknisi :itkayasa Pelaksana dan 2eknisi :itkayasa 0onkelas pada 1alai Penelitian 2anaman 'ias. 'ttp= segunungIindoway.net. Di akses 2anggal 9$ Desember 9((< jam #).9) 0isa, 8hatimatun dan Eodinah.9((B. "ul#ur $aringan %eberapa "ul#ivar %uah Pisang &Musa Paradisiaca L.'. 4akultas Pertanian 6niversitas :ambung Mangkurat. Durnal bioscientiae. >olume 9, 0omor 9, Duli 9((B, 'alaman 9+-+,. http=GGbioscientiae.tripod.com. Di akses #$ 0ovember 9((< jam #9.)( Husnita.9((+.Kultur Daringan= Cara Memperbanya! anaman (ecara )fisien. Dakarta=/gromedia Pustaka :/MP.E/0 umbuhan. Dept.Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Dendral Pendidikan 2inggi Pusat /ntar 6niversitas

Ket= Kontaminasi jamur

Anda mungkin juga menyukai