Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN


(USG KEBUNTNGAN PADA KUCING)



OLEH :

MUHAMMAD REZA BASRI
O11111004
KELOMPOK 6

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014



I. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mendeteksi kelainan pada janin dan masalah yang mungkin muncul sejak proses
kehamilan sampai akhir kehamilan

II. TINJAUAN PUSTAKA
Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik non invasive menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz ( >20kilohertz) untuk menghasilkan gambaran
struktur organ di dalam tubuh. Manusia dapat mendengar gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5 sampai dengan 14 kilohertz digunakan untuk diagnostik.
Gelombang suara dikirim melalui suatu alat yang disebut transducer atau probe (Riza
Pahlevi, 2014).
Penggunaan USG semakin berkembang dalam mendeteksi penyakit-penyakit hewan
terutama dalam pencitraan organ-organ jaringan lunak (Bigliardi et al.,2004, Leveille, 1998;
Widmer dan Biller, 2004), termasuk kedalamnya organ-organ pada sistem genitalia kucing
betina (Aqudelo, 2005; England, 1998; Von Reitzenstein et al., 2000). Satu catatan penting
yang merupakan cikal bakal aplikasi USG untuk mendeteksi kelainan pada sistem
urogenitalia adalah penggunaan USG untuk deteksi kebuntingan atau sering disebut
sonografi obstetrik ( Luvoni dan Grioni, 2000; Zambelli et al., 2004; Zambelli dan Pratia,
2006). Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan patologi klinik dan radiografi, pemeriksaan
USG merupakan salah satu langkah konfirmasi yang dapat dilakukan untuk penegakan
diagnosis kelainan-kelainan pada uterus (Fossum et al., 2007, Misumi et al., 2000). Bahkan
pada beberapa keadaan USG secara tunggal dapat digunakan sebagai alat penegak diagnosis
sebelum munculnya gejala -gejala klinis (Fayrer- Hosken et al., 1991; Goddard, 1995). Studi
kasus ini bertujuan mempelajari penggunaan ultrasonografi (USG) sebagai penegak
diagnosis tunggal untuk mendeteksi gangguan yang terjadi baik pada uterus maupun di dalam
lumen uterus kucing (Noviana, 2008).
Ultrasound adalah modalitas pencitraan yang sangat menantang untuk dipahami.
Sonogram dua dimensi, gambar grayscale. Gelombang ultrasound dikirim ke dalam tubuh
dalam pulsus. Sebelum pulsus lain dikirim, waktu sejak pulsus terakhir dan intensitas dari
gelombang suara kembali (memantul dari jaringan) yang digunakan untuk membentuk
sebuah gambar. Gelombang ultrasound merespon secara berbeda terhadap berbagai media
dan artefak memainkan peran besar dalam pemahaman sonogram.
Menetukan orientasi gambar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu longitudinal dan
transversal. Dalam gambaran longitudinal, sisi kiri menggambarkan struktur dari kepala dan
sisi kanan menggambarkan struktur kaki. Pada gambaran transversal, sisi kiri menunjukkan
struktur tubuh bagian kanan dari pasien dan sebaliknya. Bagian atas adalah kulit (Oki, 2014)

Periode kebuntingan pada kucing :
Penanggalan perkembangan fetus pada induk betina sebagai berikut:


Minggu I
Lakukan pencatatan hari pertama kucing betina bercampur dengan pasangannya.
Waktunya 1-7 hari. Pisahkan kucing jantan dan betina setelah selesai perkawinan. Dalam
periode ini, kucing betina mengeluarkan Luteinizing Hormon (LH) yang dibutuhkan untuk
pematangan sel telur di ovarium, lalu sperma berpindah ke kantung sel telur, hingga sel telur
berkembang menjadi blastula kemudian terjadi perkembangan organ-organ penting lainnya.

Minggu II-III
Pada saat ini terkadang disertai mual karena terjadi perubahan hormonal atau peregangan
dari uterus, lesu, nafsu makan berkurang, dan muntah-muntah. Usahakan frekuensi makan
sering diberikan sekalipun dalam porsi sedikit. Dokter hewan dapat memberikan obat agar
uterus rileks.
Kucing betina yang sedang bunting memperlihatkan tingkah yang lebih tenang atau
malas, sering tidur, nafsu makan turun pada 1-2 minggu pertama, bahkan disertai muntah.
Repotnya bila kucing bunting mogok makan atau nafsu makannya turun sampai melahirkan.
Tugas breeder untuk menyuapi, bahkan mencekoki pakan agar kucing tetap mendapat gizi
yang cukup untuk perkembangan fetusnya.
Kebuntingan minggu ke-2 hingga ke-3 ini, puting susu berubah menjadi pink (merah
muda) dan membesar serta bulu di sekitar puting menipis.
Pada usia kebuntingan ini, dapat digunakan pula Ultra Sonografi (USG) untuk
mendiagnosa kebuntingan secara dini. Metode yang digunakan dapat berupa metode A-
scanning pada usia 18-20 hari post coitus atau metode B-scanning pada usia 18-19 hari post
coitus.

Minggu IV-VI
Bagi breeder yang berpengalaman atau dokter hewan dapat melakukan palpasi bagian
abdomennya karena embrio sudah berkembang seukuran jari. Pemeriksaan dengan
mendengarkan suara denyut nadi fetus dan induk pun dapat dilakukan dengan stetoskop.
Jumlah anak pun terkadang bisa dihitung dengan USG metode B-scanning pada usia 28-35
hari kebuntingan. Sedangkan untuk mengetahui detail tubuh fetus dengan jelas pada 40 hari
kebuntingan.
Pada minggu ke-6, porsi makan sudah dapat ditingkatkan. Berikan pakan bernutrisi yang
memadai sesuai dengan kebutuhannya. Upayakan tidak mengganti produk yang telah
diberikan sejak awal, sebab dapat berpengaruh pada nafsu makannya. Namun, kendalikan
bobotnya jangan sampai terjadi kegemukan. Tambahkan suplemen, seperti multivitamin
untuk membantu pertumbuhan fetus.
Pada minggu ke IV-VI, fetus sudah seukuran 25-30cm dan berkembang penuh seperti
kucing mini. Perut induk pun mulai membesar. Pembiak harus benar-benar mencurahkan
segala perhatiannya untuk kucing. Sebab masa-masa sulit induk selama bunting harus
ditemani agar tidak stress, apalagi induk yang pertama kali bunting.

Minggu VII-VIII
Pada minggu ini sangat mudah merasakan rabaan dan gerakan anakan di perut induk
sehingga tidak sulit untuk menghitungnya. Induk mulai sering menjilati tubuhnya. Puting
susu bertambah besar. Induk lebih sering beristirahat dan mulai mencari tempat yang nyaman
dan tenang untuk calon anaknya.



Minggu IX
Pada saat ini, nafsu makannya berkurang dan perut induk penuh dengan anak kucing.
Menu makan dijaga porsinya, dan jangan diberikan dalam dosis berlebihan. Gerakan anak
dalam perut sudah mulai terasa. Lantaran perut membesar, terkadang induk mulai sulit
menjilati tubuhnya. Bersihkan puting susu dan vagina dengan kain atau kapas yang dibasahi
air hangat. Bulu di sekitar putting dapat dicukur.
Seminggu sebelum kelahiran biasanya cairan susu (getah bening) sudah mulai keluar dari
puting. Ukur temperatur tubuh selama 12-24 jam, sebelum kelahiran tiba. Idealnya, suhu
tubuh 37,5-38,5C. Apabila terlihat cairan ketuban mulai pecah, pertanda waktu kelahiran
sudah tiba. Apalagi induk mulai kontraksi atau merejan, gelagat,dan kegelisahan tampak
nyata. Persalinan dapat terjadi pada hari ke 59-70. namun, bila terjadi sebelum 58 hari, fetus
sangat muda dan susah dipertahankan (Oki, 2014)



















III. MATERI DAN METODE
A. Materi
1. Alat
Mesin ultrasonografi (USG) tipe stasioner
Transduser convex
Gunting / Silet
2. Bahan
Kucing bunting
Ultrasonic gel
Tisuue
B. Metode
Mempersiapkan kucing bunting yang akan di diagnosa
Melakukan pemeriksaan fisik pada kucing yang bunting
Membersihkan kucing dengan mencukur rambut pada daerah abdomen.
Membaringkan kucing pada meja pemeriksaan dengan posisi dorsal recumbency
Menaruh gel pada daerah abdomen bagian caudal umbilicus
Meletakkan probe dari mesin USG pada daerah yang telah diberi jelly
Memposisikan probe sagital ataupun transversal untuk mempermudah pembacaan
Mengamati hasil pemeriksaan pada monitor mesin USG

IV. PEMBAHASAN
Prinsip kerja dari USG yaitu memanfaatkan gelombang ultrasonic dengan frekuensi 1-10
Mhz sehingga menghasilakan imagjing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa
sakit dan tidak menimbulkan efek samping. Dalam mendiagnosa kebuntingan dengan USG
diperlukan jelly sepagai pengantar ultrasound sehingga mencega artefack. Olehnya itu
terlebih dahulu kucing dicukur bersih agar ultrasound terhandar dengan baik. Kemudian
letakkan transduser convex pada daerah abdomen dengan frekuensi 8 MhZ.
Pada kebuntingan muda, patokannya antara lain pada Vesica Urinari. Setelah itu,
membaca gambar yang dihasilkan oleh ultrasonografi (USG). Pada gambaran USG kali ini,
akan nampak adanya vesica urinaria yang terlihat anechoic (hitam) karena didalam vesica
urinaria dipenuhi oleh cairan. Tepat disebelah vesica urinaria, akan nampak adanya kantong
yang terlihat adanya penonjolan seperti bola yang terlihat hypoechoic (abu-abu) yaitu
merupakan penampakan dari fetus. Pada tampilan fetus akan terlihat jelas tulang belakang
yang terlihat hyperechoic. Cairan amnion yang nampak anechoic, semakin lama usia
kebuntingan maka akan semakin sedikit tampakan anechoic pada kantong amnion.
Saat dilakukan pembacaan hasil dari USG ditemukan hasil bahwa kebuntingan kucing
tersebut masuk pada minggu ke-3. Dimana, setelah membaca hasil gambar USG, kucing
tersebut memiliki 8 anak. 5 anak pada kornua kanan dan 3 anak pada kornua kiri.

V. KESIMPULAN
Ultrasonography (USG) merupakan alat pemeriksaan dengan menggunakan gelombang
suara ultra. Gelombang tersebut kemudian akan diubah menjadi gambar. Hasil pencitraan
dapat dilihat melalui layar monitor. Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk menentukan
usia kebuntingan, melihat kondisi kebuntingan, termasuk kelainan janin. Prinsip kerja dari
USG yaitu memanfaatkan gelombang ultrasonic dengan frekuensi 1-10 Mhz sehingga
menghasilakan imagjing.
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan diantaranya melakukan persiapan hewan
dengan mencukur rambut pada daerah abdomen, menaruh ultrasonik gel pada daerah yang
telah dicukur dan meletakkan transduser convex dengan frekuensi 8 MHz pada daerah
abdomen yang telah diberi gel sebelumnya. Dan selanjutnya melakukan pembacaan hasil
pemeriksaan yang tergambar di monitor mesin USG. Pada pembacaan USG, nampak embryo
yang terlihat hypoechoic (abu-abu) dan embryonic vesicle yang terlihat anechoic (hitam).










DAFTAR PUSTAKA
Jainudeen, M.R. and Hafez, E.S.E. 2000. Pregnancy Diagnosis. In Hafez, B. and Hafez,
E.S.E. Reproduction in Farm Animal 7
th
ed. Lippincoltt Williams and
Wilkins.Philadelphia
Lavin, L.M. 2007. Radiography in Veterinary Technology 4
th
ed. Saunders, Elsevier. USA
Oki izawa. 2014. Gambaran USG Pada Kucing.
http://www.scribd.com/doc/210371690/Gambaran-USG-Pada-Kucing
Prihatno, S.A. 2006. Kontrol Sterilitas pada Ternak. Bagian Reproduksi dan Kebidanan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Pycock, J.F. 2007. The Pregnant Mare: Diagnosis and Management. In Samper, J.C., Pycock,
J.F. and Mckinnon, A.O. Current Therapy in Equine Reproduction. Saunders,
Elsevier. USA

Anda mungkin juga menyukai