Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH KASUS I

INFEKSI SALURAN KEMIH


Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary

Disusun oleh:
Kelompok 8
Ajeng Gustiani

220110110006

Anggun Friska YL

220110110049

Ayu Wulandari

220110110025

Desi Afriyanti

220110110019

Melda Iskawati

220110110043

Neni Afriani

220110110062

Nurnila Novi A

220110110031

Nurul Iklima

220110110055

Palupi Darmanti

220110110074

Riska Darwati T

220110110068

Safrina Darayani

220110110037

Shalha Ubaid S

220110100093

Taryana Wijaya K

220110110013

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013

MAKALAH KASUS I
INFEKSI SALURAN KEMIH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary

Disusun oleh:
Kelompok 8
Ajeng Gustiani

Anggota

Anggun Friska YL

Anggota

Ayu Wulandari

Anggota

Desi Afriyanti

Anggota

Melda Iskawati

Scriber 2

Neni Afriani

Scriber 1

Nurnila Novi A

Anggota

Nurul Iklima

Anggota

Palupi Darmanti

Anggota

Riska Darwati T

Anggota

Safrina Darayani

Anggota

Shalha Ubaid S

Anggota

Taryana Wijaya K

Chair

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini membahas tentang Urinaty System khususnya mengenai Infeksi
Saluran Kemih.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi
dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Etika Emaliyawati, M.Kep selaku dosen koordinator mata pelajaran
Urinary System
2. Ibu Imas Rafiyah, S.Kp.,MNS selaku dosen tutor kelompok 2
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan
datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.

Jatinangor, 1 Maret 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 2

BAB II ANALISIS KASUS


2.2 Uraian Kasus .............................................................................................. 3
2.3 Pembahasan Kasus ..................................................................................... 3

BAB III LANDASAN TEORI....................................................................... 9


3.1 Anatomi Fisiologi Sistem urinary .............................................................. 9
3.2 Konsep Umum penyakit ............................................................................ 21

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 43


4.1 Simpulan ................................................................................................... 43
4.2 Saran ......................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 44

iv

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan
saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme.
Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di
dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih
bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal
itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang
disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang
tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.
Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan:
a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis
karena infeksi hematogen.
b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.
c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya
adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah
melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah
kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu
berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan
mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin
memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot
polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter,
sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada
kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Tujuan khusus
Mengetahui definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mengetahui etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mengetahui klasifikasi penyakit Otitis Media
Mengetahui manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mengetahui patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1|Makalah ISK Tutor 2 A2011

Mengetahui pemeriksaan diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Mengetahui penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien Infeksi
Saluran Kemih (ISK)
1.3 Batasan Masalah

Apakah definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?


Apakah etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?
Apakah klasifikasi penyakit ISK ?
Apa saja manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih (ISK)?
Bagaimana patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)?
Apa saja pemeriksaan diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK)?
Bagaimana penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?
Bagaimanakah cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien Infeksi
Saluran Kemih (ISK)?

2|Makalah ISK Tutor 2 A2011

BAB II
ANALISIS KASUS
2.1 Uraian Kasus
Seorang wanita berusia 25 tahun status menikah post partum P1A0 (39
minggu pervagina). Satu minggu setelah melahirkan klien mengeluh sakit saat
berkemih. Berkemih keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Saat dikaji lebih
lanjut, untuk perawat hasil wawancara didapatkan klien mengeluh urgensi
frekuensi dan disuria. Dari pemfis didapatkan TD 120/80, nadi 90x/menit, RR
24x/menit, suhu 39 derajat C, palpasi di area suprakubis teraba tegang tenderness.
Perawat menganjurkan kepada klien supaya banyak minum minimal 3liter/hari.
Hasil pemeriksaan urin warna keruh WBC (+++) kultur (+bakteri) piura eritrosit
(+) klien mendapat terapi bakterim 3x 1 tablet 400mg peroral dan fenazopyridin
3x 1 tablet peroral.
2.2 Pembahasan Kasus
STEP 1

Piura eritrosit (+) (Ajeng) : ada Sel Darah Merah di dalam urine (Anggun), ada
nanah dalam urin(Nurnila)
Terderness (Safrina)
: sakit saat ditekan (Nurul),
WBC (+++) (Riska)
: adanya infeksi dari bakteri (Palupi)
Dysuria (Ayu)
: sakit saat berkemih (Melda)

STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apakah ada hubungan antara post partum dengan sulit berkemih ? (Nurul)
Apakah alasannya perawat menganjurkan minum 3 L/hari ?(Riska)
Ibu postpartum seperti apa yang terkena penyakit ini ? (Melda)
Apakah pemeriksaan diagnostic lainnya? (Desi)
Kenapa pasien ingin berkemih namun tidak keluar ?(Nurnila)
Apa yang menyebabkan suprapubis tegang ketika di palpasi ?
Apakah indikasi obat yang diberikan, cara kerja, kontraindikasi? (Shalha)
Apakah pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit ini ?
(Ajeng)
9. Apakah terapi lain untuk penyakit ini? (Desi)
10. Apakah penyebab dan faktor risiko penyakit ini ?(Ayu)
11. Apakah organ yang terganggu ? (Ayu)
12. Apakah diagnosa prioritas dalam penyakit ini?(Melda)
13. Apa saja peran perawat yang ada dalam kasus ini ?(Shalha)

3|Makalah ISK Tutor 2 A2011

STEP 3
1. Infeksi saluran bawah (Palupi)
2. Karena air putih meringankan rasa sakit, menekan bakteir keluar (Palupi)
3. Tidak menajaga kesehatan vagina, perawatan tidak tepat saat dalam merawat
area genitalia (Anggun)
4. LO
5. Karena terjadi infeksi pada uretra sehingga akan terjadi inflamasi pada uretra,
ketika terjadi inflamasi akan terjadi penyempitan uretra sehingga ketika
berkemih, urin hanya keluar sedikit (Anggun)
6. Karena kandung kemih penuh karena sulit dikeluarkan (Ajeng)
7. LO
8. Menggunakan sabun khusus karena Ph berbeda, tidak menahan BAK, minum
air putih minimal 8 gelas/hari, tidak boleh minum the dna kopi karena bisa
menyababkan iritasi kandung kemih. (Safrina, Desi, Shalha)
9. LO
10. Infeksi bakteri, jamur, virus serta infeksi ginjal (Melda)
11. Uretra
12. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan infeksi pada salurak kemih
bawah (Ajeng)
13. Penkes saat melahirkan, perawatan sebelum dan pada saat melahirkan,
perhatikan saat membersihkan are genitalia (Desi, Riska)

STEP 4
Postpartum

Hygine kurang baik

Bakteri mudah masuk


Faktor resiko?
Infeksi pada uretra

Inflamasi

Saluran uretra sempit


4|Makalah ISK Tutor 2 A2011

Mo yang
menginfeksi?

Manfes lain?

BAK sedikit

Kandung kemih penuh

Tegang, tenderness

UTI

nyeri

Konsep umum
STEP 5

Mind map
Efek samping, indikasi, kontraindikasi obat

STEP 7
1. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan
dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari uretra,
buli-buli, ureter, sampai jaringan ginjal dengan jumlah bakteriuria yang
bermakna.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih biasanya
terdapatamikroorganisme > 105 (Ajeng, Desi)
2. Organisme penyebab infeksi saluran kemih yaitu:
Stafilokokus koagulase negatif (biasanya pada anak-anak)
Eschericia coli
Klebsiella aerobacter
Proteus mirabilis
Enterobacter cloacae
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus saprophyticus
Streptococcus pyogenes
5|Makalah ISK Tutor 2 A2011

Sebagian besar kuman penyebab ISK adalah kuman enterik,


Escherichia coli ( 80 %) yang merupakan kuman terutama penyebab
ISK pada wanita. Pada pria dan pasien di rumah sakit, ISK terutama
disebabkan oleh kuman Proteus, Stafilokok dan bahkan Pseudomonas
(30-40%).
Faktor resiko
onstruksi saluran kemih
DM
Kurang gizi
Pemakaian kateter, siteskopi
Usia lanjut
Hormone estrogen
Wanita karena uretra lebih pendek dari pria
Kehamilan (karena saat hamil wanita akan mengalami relaksasi semua
otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone,termasuk kandung kemih
dan ureter sehingga mereka menahan urin di bagian tersebut yang dapat
meningkatkan factor resiko (Nurnila, Riska, Anggum, Melda)
3. Manifestasi klinis ISK adalah frekuensi berkemih sering namun sedikit,
sakit pinggang, urgency, nyeri di area suprapubis, berkemih di malam hari,
malaise, demam, mual muntah (Safrina, Ajeng)
4. Infeksi saluran kemih pada usia lanjut dibedakan menjadi :
a. ISK Uncomplicated (simple) ISK yang terjadi pada penderita dengan
saluran kencing tak baik, anatomi maupun fungsional normal. ISK ini
terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai
mukosa superficial kandung kemih.
b. ISK Complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena kuman
penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap
beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis, dan
shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :
- Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko
uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung
kencing menetap, dan prostatitis
- Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK
- Gangguan daya tahan tubuh
- Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp
yang memproduksi urease (Ayu, Nurul)
5. Pemeriksaan diagnostic pada ISK adalah :
6|Makalah ISK Tutor 2 A2011

a. Urinalisis
Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting
adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB
sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
b. USG dan radiografi pada abdomen
c. Intravenous Urography

d.
e.
f.
g.
h.

Bakteriologis
Pemeriksaan radiologis rontgen pada ginjal
CT-sacan
Tes kimiawi
Tes plat celup (Melda, Riska, Palupi, Nurnila, Desi, Safrina)

6. Penatalaksanaan ISK
Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah
minum banyak cairan. Aksi pembilasan ini akan membuang banyak
bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh
pertahanan alami tubuh.
Antiseptik saluran kemih terbatas hanya untuk pengobatan ISK.
- Nitrofurantion (Furadantin, Macrodantin), efektif untuk melawan
organisme gram positif dan gram negatif terutama E. Coli. Obat ini
digunakan untuk pengobatan ISK akut dan kronik. Dapat
menimbulkan iritasi gastrointestinal.
Dosis: PO 50-100 mg
- Metanamin (mandelamie), untuk ISK kronik, PH urin harus asam,
tidak boleh dipakai bersama sulfonamid. Dapat menyebabkan
kristaluria sehingga harus banyak minum. Dapat menimbulkan
iritasi gastrointestinal.
7|Makalah ISK Tutor 2 A2011

Quinolon
(asam
nalidiksat,
sinoksasin,
norfloksasin,
siproflolaksasin), merupakan salah satu dari kelompok antiseptik
saluran kemih terbaru dan efektif dalam melawan ISK bagian
bawah.
Analgesik saluran kemih
Fenazopiridin hidroklorida (Pyridium), obat ini digunakan untuk
meredakan nyeri, rasa terbakar, dan sering berkemih serta rasa
dorongan berkemih yang merupakan gejala dari ISK bagian bawah.
Obat ini dapat menimbulkan gangguan gastrointestinal, anemia
hemolitik dan warna air seni menjadi merah kejinggaan/coklat.
Analgesik ini diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk
kesembuhan yang lebih optimal.
Antispasmodik (dimetil sulfoksida/DMSO, oksibutin, flavoksat),
spasme saluran kemih akibat infeksi atau cedera dapat diredakan
dengan antispasmodik yang bekerja langsung pada otot polos dari
saluran kemih.
Terapi baktrim
Indikasi : ISK yang disebabkan oleh kuman E.coli, klebsiela,
enterobacter, proteus
Kontra indikasi : kerusakan parenkimhati, gagal ginjal berat, hamil
Efek samping : diare, colitis pseudomembranosa, gangguan
glomerulus, kandidiasis, leukemia
Dosis : dewasa dan anak > 12 tahun = 2 tab 2x/hr
Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian terapi Bactrim yaitu:
a. Menyebabkan ruam berat pada kulit apabila terpapar sinar matahari
langsung
b. Menghindari makanan yang mengandung kalsium, antarida, dan
sodium bikarbonat karena menyebabkan penurunan dalam
penyerapan obat
Meminum jus canberry untuk mencegah adisi bakteri pada saluran
kemih (Safrina, Shalha, Nurnila, Nurul, Riska)
7. Pencegahan
Minum yang cukup 2-3 liter/hari
Jangan menahan untuk berkemih
Hygiene yang baik
Menghindari bahan yang dapat mengiritasi seperti busa dan
mengenakan pakaian dari bahan nilon (Ajeng, Nurnila)

8|Makalah ISK Tutor 2 A2011

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Anatomi dan Fisiologi
3.1.1 Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan disebut juga sistem urinaria atau renal system, adalah
suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
A. Susunan Sistem Urinaria
Terdiri dari:
1. Dua buah ginjal yang mengambil zat
sisa, mineral yang tidak dibutuhkan,
dan kelebihan air dari darah sebagai
urin.
2. Dua buah ureter (saluran panjang)
yang mentransport urin ke kandung
kemih/vesika urinaria/bladder.
3. Kandung kemih sebagai tempat
penampungan urin sampai waktu yang
tepat untuk dibuang.
4. Uretra
sebagai
saluran
yang
mengalirkan urin dari kandung kemih
keluar tubuh.
9|Makalah ISK Tutor 2 A2011

1. Ginjal

Organ berwarna kemerahan dengan bentuk menyerupai kacang merah


(kacang ercis), terletak di kedua sisi perut tepat di atas pinggang, dan mengarah
ke bagian belakang tubuh. Jumlahnya ada dua, kiri dan kanan, ginjal kiri lebih
besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal 200 gram dan
pada umumnya ginjal laki laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.

Bagian dalam ginjal


Setiap ginjal dilindungi oleh tiga lapisan luar: (1) selaput luar kuat dari
jaringan ikat penyangga, disebut fasia renal; (2) satu lapis jaringan lemak, disebut
kapsul adiposa; dan di dalamnya, (3) lapisan jaringan ikat lain, disebut kapsul
renal.
Badan utama ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal
terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Bagian kulit (korteks renal)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan
darah yang disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak
mengandung kapiler kapiler darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut
glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan
antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu di antara glomerolus dan
simpai bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam
simpai bownman. Dari sini maka zat zat tersebut akan menuju ke pembuluh
yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam
sumsum ginjal.
10 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

b. Sumsum ginjal (medula renal), yang mengandung kapiler dan tubulus


pembentuk urin (tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal,
tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula).
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut
piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut
apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid
dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8
hingga 18 buah tampak bergarisgaris karena terdiri atas berkas saluran paralel
(tubuli dan duktus koligentes). Di antara piramid terdapat jaringan korteks
yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan
pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam
pembuluh halus ini terangkut urin yang merupakan hasil penyaringan darah
dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

11 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

c. Rongga ginjal (pelvis renal), ruang di tengah-tengah tempat berkumpulnya


urin.
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk
corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis
bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masingmasing bercabang
membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari
piramid. Kaliks minor ini menampung urin yang terus keluar dari papila. Dari
Kaliks minor, urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga
ditampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

12 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Ginjal mengandung unit penyaring mikroskopis berupa satuan struktural


dan fungsional ginjal terkecil yang disebut nefron. Tiap tiap nefron terdiri atas
komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh
pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari
tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bownman, serta tubulus
tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus
pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

Kapsula Bownman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng


dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler glomerolus) yang bentuknya
besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel
yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celahcelah antara pedikel itu
sangat teratur.
Kapsula bownman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian
tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus
proksimal karena jalannya yang berbelokbelok, kemudian menjadi saluran yang
lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut angsa Henle atau loop of
Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal
asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

13 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Fungsi Ginjal
1. Mengekskresikan zatzat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zatzat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan
vitamin) dan berbahaya (misalnya obatobatan, bakteri dan zat warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam
atau basa.
Tes Fungsi Ginjal
1. Tes untuk protein albumin
Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor
masuk ke dalam urin.
2. Mengukur konsentrasi urenum darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di
atas kadar normal (20 40) mg%.
3. Tes konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa
tinggi berat jenis urinnya naik.
Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
Peredaran Darah Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang
mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan
bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut
14 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan


kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis
masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal
(kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu
yang menghasilkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn
kortison.
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang
0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam
rongga
pelvis.
Lapisan dinding ureter
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakangerakan peristaltik tiap 5
menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang
dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui
osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
15 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas


dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf
dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
3. Vesikula Urinaria (Kandung Kemih)
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria
a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian
ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan
ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium


(lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa
(lapisan bagian dalam).
Proses Miksi (Rangsangan Berkemih)
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor
yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup
untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek
kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi
16 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan
kandung
kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter
interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi sfinger
eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.
kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila sarafsaraf yang menangani kandung
kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada sarafsaraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terusmenerus tanpa disadari) dan retensi urin
(kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh
torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar
berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium
melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter masuk kandung
kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior
berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah
kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang
arteri umbilikalis.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis
kebagia penis panjangnya 20 cm.

17 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Uretra pada laki laki terdiri dari :


a. Uretra Prostaria
b. Uretra membranosa
c. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring


sedikit kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri
dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus
dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra
pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan
uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
18 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

B. Urin (Air Kemih)


Sifat sifat air kemih
Jumlah eksresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake)
cairan serta faktor lainnya.
Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat obatan dan sebagainya.
Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
Berat jenis 1.015 1.020.
Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Komposisi air kemih
Air kemih terdiri dari kira kira 95 % air
Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak
dan kreatinin
Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
Pigmen (bilirubin, urobilin)
Toksin
Hormon
Mekanisme Pembentukan Urin
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit
terbentuk 120 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap
harinyadapat terbentuk 150 180L filtrat. Namun dari jumlah ini hanya sekitar
1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
Tahap tahap Pembentukan Urin

a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent
lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah,
sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bownman yang terdiri
19 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke


seluruh ginja.

b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam
tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus
pengumpul, urin yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari
ureter, urin dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan urin sementara. Ketika kandung kemih
sudah penuh, urin dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

20 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Mikturisi
Peristiwa penggabungan urin yang mengalir melui ureter ke dalam
kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan
tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 23 ml
urin.
Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat
ditahan oleh pusat pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia,
gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih
membantu mengosongkannya.
Ciri ciri Urin Normal
Rata rata dalam satu hari 1 2 liter, tapi berbeda beda sesuai dengan
jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan,
baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata rata 6.
3.2 Konsep Penyakit ISK
3.2.1 Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK
di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia
40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama
atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %.
Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua
umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari
kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka
populasi umum, kurang lebih 5-15%.
21 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
3.2.2 Etiologi
Beberapa jenis mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi saluran
kemih seperti Eschericia coli. Bekteri ini merupakan penyebab tersering pada
infeksi saluran kemih. Penyebab lain pada infeksi saluran kemih ini atara lain
jamur dan virus. Beberapa penyakit lain yang menjadi penyebab ISK antara
lain Infeksi ginjal dan BPH.
Mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih melalui beberapa cara
seperti :
1. Endogen
Penyebaran terjadi melalui kontak langsung.
2. Hematogen
Penyebaran melalui peredaran darah.
3. Limfogen
Penyebaran melalui pembuluh limfe
4. Eksogen
Penyebaran mikroorganisme melalui kontaminasi dari pemakaian alat
seperti kateter, sistokopi, dll.
Infeksi yang paling sering terjadi sebagai akibat dari mikroorganisme yang
terdapat pada feses yang naik dari perineum menuju uretra dan kandung
kemih. Mikroorganisme kemudian melekat dan berkoloni di epithelium traktus
urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih.
Ada beberapa hal yang dapat menigkatkan angka kejadian infeksi saluran
kemih seperti :
1. Inflamasi
2. Abrasi mukosa uretra

22 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

3. Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap


4. Gangguan status metabolisme misalnya Diabetusmelitus,Kehamilan, dsb.
5. Imunosupresi
3.2.3 Manifestasi Klinis
Bayi
1. Kolik : Keadaan dimana bayi menangis terus menerus secara berlebihan
(lebih dari 3 jam sehari dan paling sedikit 4 hari dalam seminggu).
Gangguan ini bisa terjadi sejak anak lahir sampai usia 3-4 bulan. Itu
sebabnya, dikenal juga istilah kolik 3 bulan.
2. Ikterus : menguning sklera,kulit/jaringan lain akibat penimbunan bilirubin
dalam tubuh/akumulasi bilirubin.
3. Kurang nafasu makan
4. Muntah
5. Demam
6. Letargi
7. Iritabilitas
8. Peningkatan frekuensi penggantian popok karena basah
9. Retardasi pertumbuhan

Anak Pra Sekolah


1. Demam
2. Pancaran urine lemah/menetes
3. Urine berbau busuk
4. Hematuria : kehadiran sel-sel darah merah dalam urin
5. Enuresis : Ketidakmampuan berkemih pada usia dimana kontrol mikturisi
(pembuangan urine) seharusnya sudah dimiliki
6. Nyeri abdomen
7. Sering berkemih
8. Urgensi
9. Disuria

23 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Anak Usia Sekolah


1. Diare
2. Urine kuat
3. Hematuria
4. Disuria
5. Sering berkemih
6. Urgensi
7. Perubahan kepribadian
Secara umum, tanda dan gejalanya:
-

Rasa panas/nyeri ketika buang air kecil

Rasa ingin sering buang air kecil

Urin berbau busuk, mengandung darah/nanah, dan terlihat keruh

Rasa sakit yang menetap di perut bagian bawah

Urin keluar protein (+)

3.2.4

Epidemiologi

ISK tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria,


dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih
termasuk ginjal. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun
perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang
pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi
(pencetus). Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada
perempuan. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1 % meningkat
menjadi 5% selama periode aktif
secara seksual. Prevalensi infeksi
asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik laki-laki maupun perempuan bila
disertai faktor predisposisiseperti berikut litiasis, obstruksi saluran kemih,
penyakit ginjal polikistik, nekrosispapilar, diabetes mellitus pasca
transplantasi ginjal, nefropati analgesik, penyakit sickle-cell, senggama,
kehamilan dan peserta KB dengan table progesterone, serta kateterisasi.
(Sukandar, E., 2004)
3.2.5

Klasifikasi

Infeksi Saluran Kemih dibagi menjadi :


1. Uretritis
Merupakan peradangan yang terjadi pada uretra. Uretritis di golongkan
24 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

menjadi dua golongan, yaitu :


a. Gonoreal
Golongan ini adalah uretritis yang disebabkan oleh kuman Nesseria
gonorhoeae. Penularan terjadi melalui kontak langung misalnya pada
hubungan seks yang beresiko.
b. Nongonoreal
Uretritis jenis ini disebabkan oleh kuman selain Nesseria gonorhoeae,
biasanya disebabkan oleh infeksi Clamidia frakomatik atau urea plasma
urelytikum.
Manifestasi klinis dari uretritis antara lain :
a. Mukosa hiperemis dan oedem
b. Terdapat ciran eksudat yang purulen
c. Adanya ulserasi pada uretra
d. Rasa gatal
e. Good morning sign
f. Nanah pada awal miksi
g. Nyeri pada saat miksi
h. Kesulitan untuk memulai miksi
i. Nyeri pada abdomen bagian bawah
2. Sistisis
Merupakan inflamasi pada kandung kemih. Sistisis ini paling sering
dikarenakan oleh menyebarnya infeksi dari uretra yang disebabkan oleh
refluks urin dari uretra ke vesica urinarinaria, kontaminasi fekal, pemakaian
kateter atau sistokopi. Sistisis memiliki gejala klinis seperti :
a. Disuria
b. Peningkatan frekwensi berkemih
c. Perasaan ingin berkemih
d. Ada leukosit dalam urin
e. Nyeri supra pubis
f. Demam dengan disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah.
3. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang pada ginjal. Pielonefritis dibagi menjadi
pielonefritis akut dan kronis. Pada pielonefritis akut biasanya terjadi akibat
infeksi kandung kemih ascenden. Penularan dapat terjadi melalui cara
hematogen, dan dapat menyerang salah satu atau kedua ginjal. Sementara pada
pielonefritis kronis dapat terjadi karena infeksi yang berulang, biasanya terjadi
pada penderita dengan batu ginjal, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Pielonefritis memiliki beberapa manifestasi klinis seperti :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri pinggang
25 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

d. Disuria
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:
1. ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak
baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut
terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa
superficial kandung kemih.
2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab
sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing
menetap dan prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
c. Gangguan daya tahan tubuh
d. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp
yang memproduksi urease.
3.2.6

Pemeriksaan Diagnostik

1. Urinalisis
a.

Leukosuria
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting
terhadap dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya
leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya
keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu
menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi
tanpa infeksi.

26 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Gambar 1. Leukosuria

b.

Hematuria
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu
bila dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor
ginjal, atau nekrosis papilaris.

2. Bakteriologis
a.

Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan
gram. Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang
minyak emersi.

b.

Biakan bakteri

Gambar 2. Biakan bakteri


Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila
ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteria
Cattell, 1996:
-

Wanita, simtomatik
>102 organisme koliform/ml urin plus piuria, atau
> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau

27 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Adanya pertumbuhan organisme pathogen apapun pada urin


yang diambil dengan cara aspirasi suprapubik
-

Laki-laki, simtomatik
>103 organisme patogen/ml urin

Pasien asimtomatik
> 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.

3. Tes kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya
adalah sebagian besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat
bila dijumpai lebih dari 100.000 - 1.000.000 bakteri. Konversi ini
dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas
90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil
palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,
infeksi oleh enterokoki dan asinetobakter.
4. Tes Plat-Celup (Dip-slide)

Gambar 3. Plat celup


Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi
perbenihan padat khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan
digenangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali ke dalam
tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan
pengeraman semalaman pada suhu 37 C. Penentuan jumlah kuman/ml
dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng
perbenihan dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan
kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan
28 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini mudah


dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dan
kepekaannya tidak dapat diketahui.
5. Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu
atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK.
Dapat berupa pielografi intravena (IVP), ultrasonografi dan CTscanning.

3.2.7 Penatalaksanaan
1. Terapi Medis
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens
antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius
dengan efek minimal terhaap flora fekal dan vagina. Terapi Infeksi Saluran
Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
o Terapi antibiotika dosis tunggal
o Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
o Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
o Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian

antimicrobial

jangka

panjang

menurunkan

resiko

kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di


awal infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus
segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urin, terapi preventif dosis
rendah.
Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),
trimethoprim /sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang
ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap
bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk
mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.
Berikut obat yang biasa diberikan kepada klien dengan infeksi saluran kemih

Ulfaprim

29 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Kemasan dan no.Reg:


-

Ulfaprim suspensi mengandung Sulfamethoxazole 200 mg dan


Trimetoprim 40 mg / 5 mL, dalam botol 60 mL, No. Reg. :
DKL0308509933A1.

Ulfaprim

tablet

mengandung

Sulfamethoxazole

400

mg

dan

Trimetoprim 80 mg (1 box berisi 10 strip @ 10 tablet), No. Reg. :


DKL0308509510A1.
Nama Generik : Co-trimoxazole
Nama Dagang : Bactrim (Roche), Kaftrim (Kimia Farma),
Inatrim (Indo Farma), Primadex (Dexa Medica), Sanprima
(Sanbe), Triminex (Konimex)
Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran Pencernaa, Infeksi
Saluran Pernapasan, Infeksi kulit
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat, anemia
megaloblastik
Bentuk Sediaan :
Tablet ( 80 mg Trimethoprim 400 mg Sulfamethoxazole)
Anak-anak dan bayi usia dua bulan atau lebih:
Berat Badan (Kg)

Pemberian obat setiap 12 jam

20

1 tablet

30

1 tablet

40

2 tablet

Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun adalah:


Dosis lazim: 2 kali sehari 2 tablet selama 10-14 hari
infeksi berat: 2 kali sehari 3 tablet
untuk pengobatan jangka panjang: 2 kali sehari 1 tablet

Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim 800 mg Sulfamethoxazole )


Sirup suspensi ( Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim 200 mg
Sulfamethoxazole )

30 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Anak-anak dan bayi usia 2 bulan atau lebih:


Berat Badan (Kg)

Dosis

10

5mL (1 sendok takar), 2x/hari

20

10mL (2 sendok takar), 2x/hari

30

5mL (3 sendok takar), 2x/hari

40

20mL (4 sendok takar), 2x/hari

Efek samping :
- Hipersensitivitas ( demam, rash, fotosensitivitas )
- Gangguan pencernaan ( nausea, vomiting, diare )
- Hematotoxicity ( granulositopenia, trombositopenia)
- Resiko Khusus : defisiensi G6PD, defisiensi asam folat, wanita hamil dan
menyusui, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal.

Phenazopyridine
Indikasi : digunakan bersamaan dengan antibiotika untuk mengatasi
infeksi saluran kemih, digunakan untuk mengobati iritasi atau rasa tidak
enak sewaktu berkemih
Efek Samping: pusing, sakit kepala, dan gangguan pencernaan

Ciprofloxacin
Nama Generik : Ciprofloxacin
Nama Dagang : Ciproxin (Bayer), Interflox (Interbat), Nilaflox
(Nicholas), Quidex (Ferron), Renator (Fahrenheit), Scanax (Tempo
Scan Pasific)
Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Sinusitis Akut, Infeksi Kulit, Infeksi
Tulang dan Sendi, Demam Typhoid, Pneumonia Nosokomial
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau golongan
quinolon lain
Bentuk Sediaan : Tablet, kaplet (250 mg, 500 mg, 750 mg); Tablet lepas
lambat ( 500 mg, 1000 mg )
Dosis : Dewasa : 250 mg tiap 12 jam
Efek Samping : ruam kulit, diare, mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala,
susah tidur, jantung berdebar-debar, halusinasi

31 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Resiko Khusus : Pasien dengan gangguan ginjal, Wanita hamil dan


menyusui.

Nitrofurantoin
Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif
dan gram negative. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan
tetapi dengan cepat dimetabolisme dan disekresikan sehingga tidak
memungkinkan kerja antibakteri sistemik. Obat ini disekresikan di dalam
ginjal.
Dosis : untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50-100 mg
4 x dalam 7 hari setelah makan.
Efek samping :
- Anoreksia
- Mual
- Muntah
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkinan adanya:
o Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
o Interansi obat
o Efek samping obat
o Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui
ginjal
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal
ginjal:
o Efek nefrotosik obat
o Efek toksisitas obat

2. Terapi Non-Medis
1. Bunga Sepatu
Rebus 15 g akar kembang sepatu, 25 g meniran (Phyllanthus urinaria L),
dan 30 g sambiloto (Androqap his panleulata) dalam 600 ml air sampai
tersisa 300 ml. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari.
Catatan:
Wanita hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini.
32 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat, tetap


konsultasikan dengan dokter.
2. Kemuning
Cuci bersih 30 g akar kemuning kering 15 g, meniran (Phyllant bus
urinaria L.), dan 20 g sambiloto (Androgaphis paniculata Nees.). Rebus
ketiga bahan tersebut dalam 600 ml air sampai tersisa 300 ml. Setelah
dingin, saring air rebusan, lalu minum 3 kali sehari masing-masing 100 ml.
3. Nona Makan Sirih
Cuci bersih 15 g daunn nona makan sirih segar, lalu rebus dengan 3 gelas
air selama 15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu bagi dua untuk
dimInum 2 kali pada waktu pagi dan sore hari.
4. Untuk mengatasi agar tidak lebih parah, pada waktu bangun di pagi hari.
Buang air seni pada pagi hari dapat membantu mengeluarkan bakteri
darikandung kamih yang akan keluar bersama urin. Jarang buang air seni
menyebabkan beberapa bakteri mendapat peluang untuk berkembang biak
dengan cepat dalam kandung kemih.
5. Minum air putih inimal 8 gelas atau 2,5 liter setiap hari. Air putih dapat
melancarkan pengeluaran air seni dan dapat mencegah timbulnya penyakit
infeksi saluran kemih.
6. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing.
7. Setiap buang air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini
mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rectum.
8. Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliku
keseimbangan pH sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.
9. Buang air seni sesering mungkin ( setiap 3 jam ) untuk mengosongkan
kandung kemih dan jangan menunda membuang air seni, karena perbuata
ini justru merupakan penyebab terbesar dari infeksi saluran kemih.
10. Pilihlah toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak
menyentuh langsung ke permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa
menggunakan

toilet

duduk,

sebelum

menggunakannya

membersihkan dulu pinggiran dudukan toilet.


11. Saat membersihkan saluran kencing gunakan air langsung keran.
33 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

sebaiknya

12. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila jarang diganti bakteri
akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam. Gunakan
pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak
lembab.
3.2.8

Patofisiologi
Terlampir
3.2.9 Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Anamnesa
Nama

: x

Usia

: 25 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

:-

Pendidikan

:-

Agama

:-

Pekerjaan

:-

Status

: Menikah (post partum P1A0/39 bulan pervaginam)

Suku Bangsa

:-

Tanggal Masuk RS

:-

Diagnosa Medis

: infection track urinary

2. Riwayat Kesehatan
-

Keluhan Utama
Klien mengeluh sakit saat berkemih

Riwayat Kesehatan Sekarang


Satu minggu setelah melahirkan, klien mengatakan sakit pada saat
berkemih, keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri, pada saat
wawancara klien mengeluh urgency, frequency, dan dysuria

Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan satu minggu yang lalu selesai melahirkan post
partum P1A0 (39 minggu) pervaginam (Tanya kepada klien ada
riwayat DM)

Riwayat Kesehatan Keluarga

34 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

(tanyakan kepada klien apakah ada anggota keluarga yang menderita


DM karena kadar glukosa yang tinggi dapat menjadi resiko ISK)
-

Riwayat psikososial
(Tanyakan kepada klien tentang perasaan klien mengenai penyakit ini)

Riwayat Alergi
(tanyakan kepada klien punya alergi tidak ? terutama alergi obat
antibiotik)

3. Pemeriksaan Fisik
-

Keadaan umum
TD : 120/80mmhg P : 90x/menit RR : 24x/menit S : 39C

Pemeriksaan Head To Toe


Kepala : Dada : Punggung : (jika sudah ke ginjal maka akan sakit pinggang, nyeri
ketok ginjal)
Abdomen : palpasi area supra pubik teraba tegang dan tenderness
Ekstremitas : -

4. Pemeriksaan Diagnostik
-

Pemeriksaan Lab : hasil pemeriksaan urin warna keruh, WBC (+++),


cultur+bakteri, Pyuria, eritrosit (+)

Analisa Data

Data

Etiologi

DO

Syaraf nyeri teramgsang - Gangguan

Pyuria

> menahan urin sebagai eliminasi

Eritrosir (+)

kompensasi

nyeri

->

keluar sedikit-sedikit ->

DS
-

Masalah

Klien

mengeluh akumulasi

urgency,

frekuency meningkat di kandung

dan dysuria

urin

kemih -> impuls ke otak


untuk miksi -> karena

35 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

pola

nyeri, urin keluar sedikit


sedikit -> gangguan pola
eliminasi
DO : -

Inflamasi

DS

dalam
-

Klien

->

reseptor Nyeri

vesika

urinaria

mengeluh terangsang -> impuls ke

nyeri/sakit

saat otak untuk miksi -> urin

berkemih.

bersifat asam -> urin


sedikit- keluar

melalui

ureter

sedikit disertai nyeri (pada

saluran

kemih

Berkemih

tyerdapat inflamasi) ->


terasa nyeri karena syaraf
nyeri terangsang -> nyeri
DO

Obstruksi

gangguan Infeksi

Urine keruh

neurogenik,

WBC (+++)

kurang,

Cultur+bakteri

mengalami

S : 39C

semua

DS

hygine

wanita

otot

hamil
relaksasi

polos

->

oeningkatan

Klien mengeluh urgency, mikroorganisme -> invasi


frequency, dysuria

ostium uretra externum > kolonisasi bakteri pada


mukosa saluran kandung
kem9ih (vesika urinaria,
ureter) -> infeksi

36 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Nursing Care Planning

No. Diagnosa

Tujuan

Intervensi Keperawatan

Rasional

Perubahan pola

Setelah dilakukan

1. Ukur dan catat urine setiap kali

1. Untuk mengetahui

eliminasi

tindakan keperawatan

berkemih

adanya perubahan warna

berhubungan dengan

selama 3 x 24 jam klien

dan untk mengetahui input/

obstruksi mekanik

dapat

output

pada kandung kemih

mempertahankan pola

2. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 - 3

ataupun struktur

eliminasi secara adekuat

jam

traktus urinarius lain

KH :

terjadinya penumpukan

1. Tidak terjadi tanda-

urine dalam vesika urinaria

Keperawatan
1

tanda gangguan berkemih

2. Untuk mencegah

3. Palpasi kandung kemih setiap 4 jam

(urgensi,oliguri,disuria)

3. Untuk mengetahui

2. Klien dapat berkemih

4. Awasi pemasukan dan pengeluaran

adanya distensi kandung

setiap 3 jam

karakteristik urine

kemih

3. Klien tidak kesulitan


saat berkemih

37 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

4. Memberikan informasi
5. Dorong,meningkatkan pemasukan

tentang fungsi ginjal dan

cairan

adanya komplikasi

6. Kaji keluhan pada kandung kemih

5. Peningkatan hidrasi
membilas bakteri

6. Retensi urine dapat terjadi


7. Bantu klien ke kamar kecil, memekai

dan menyebabkan distensi

pispot/urinal

jaringan (kandung
kemih/ginjal)

8. Bantu klien mendapatkan posisi


berkemih yang nyaman

7. Untuk memudahkan
klien dalam berkemih

9. Observasi perubahan tingkat kesadaran


8. Supaya klien tidak sukar
berkemih

10. Kolaborasi :

38 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

Awasi pemeriksaan

9. Akumulasi sisa uremik

laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin

dan ketidakseimbangan

Lakukan tindakan untuk memelihara

elektrolitdapat menjadi

asam urine dan berikan obat-obatan

toksin pada susunan saraf

untuk meningkatkan asam urine

pusat.

Rasional : Asam urin menghalangi


tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan 10. Asam urin menghalangi
sari buah dapat berpengaruh dalam

tumbuhnya kuman.

pengobatan infeksi saluran kemih

Peningkatan masukan sari


buah dapat berpengaruh
dalam pengobatan infeksi
saluran kemih

Gangguan rasa

Setelah dilakukan

1. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor yang

1. Rasa sakit yang hebat

nyaman nyeri

tindakan keperawatan

memperberat atau meringankan nyeri

menandakan adanya infeksi

berhubungan dengan

selama 3 x 24 jam

inflamasi dan infeksi

diharapkan nyeri hilang

2. Berikan waktu istirahat yang cukup

2. Klien dapat istirahat

uretra, kandung

atau berkurang saat dan

dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran

dengan tenang dan dapat

kemih, dan struktur

sesudah berkemih

traktus urinarius lain

KH :

3. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter jika

1. Pasien mengatakan /

tidak ada kontra indikasi

merilekskan otot

tidak ada keluhan nyeri


pada saat berkemih

39 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

3. Untuk mmbantu klien


dalam berkemih

4. Pantau perubahan warna urine, pantau

2. Kandung Kemih tidak

pola berkemih, masukan dan keluaran

4. Untuk mengidentifikasi

tegang

setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis

indikasi kemajuan atau

3. Pasien tampak tenang

ulang

penyimpangan dari hasil

4. Ekspresi wajah tenang

yang diharapkan
5. Berikan tindakan nyaman, seperti
pijatan

5. Meningkatkan relaksasi,
menurunkan tegangan otot

6. Berikan perawatan perineal

6. Untuk mencegah
kontaminasi uretra

7. Jika dipasang kateter, perawatan


kateter 2 kali per hari

7. Kateter memberikan
jalan bakteri untuk
memasukikandung kemih

8. Alihkan perhatian pada hal yang

dan naik saluran perkemihan

menyenangkan
8. Relaksasi, menghindari
9. Kolaborasi :
Berikan obat analgetik sesuai dengan

40 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

terlalu merasakan nyeri

program terapi

9. Analgetik memblok
lintasan nyeri

Penyebarluasan

Setelah dilakukan

1. Kaji suhu tubuh pasien selama 4 jam

1. Tanda tanda vital

Infeksi berhubungan

tindakan keperawatan

dan lapor suhu diatas 38,5 0C

menandakan adanya

dengan adanya

selama 3 x 24 jam

bakteri pada saluran

diharapkan Infeksi

kemih

sembuh dan mencegah

2. Untuk mengetahui

komplikasi.

/mengidentifikasi indikasi

KH :

kemajuan atau

perubahan didalam tubuh.


2.Catat karakteristik urine

1. Tanda-Tanda Vital

3. Anjurkan pasien untuk minum 2-3 liter

penyimpangan dari hasil

dalam batas normal

jika ada kontra indikasi

yang diharapkan.

Negatif

4. Monitor Pemeriksaan ulang urine

3. Untuk mencegah statis

3. Urine berwarna bening

kultur dan sensivitas untuk menentukan

urine

dan tidak berbau

respon terapi

2. Nilai Kultur Urine

41 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan

4. Mengetahui seberapa

kandung kemih secara komplit setiap kali

jauh efek pengobatan

kemih

terhadap keadaan penderita

6. Berikan keperawatan

5. Untuk mencegah adanya

perineal,pertahankan agar tetap bersih

distensi kandung kemih

dan kering

6. Untuk menjaga
kebersihan dan menghindari
bakteri yang membuat
infeksi uretra

42 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

BAB IV
PENTUPUP
4.1 Simpulan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya kuman pada urin yang
umumnya steril. Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih
bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup
semua infeksi yang menyerang ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup
semua infeksi yang menyerang uretra, kandung kemih dan prostat.
Diagnosa keperawatan dalam kasus ini adalah Perubahan pola eliminasi
berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur
traktus urinarius lain, Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi
dan infeksi uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain, dan
Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
4.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakitpenyakit dalam keperawatan anak salah satunya infeksi saluran kemih dan
juga meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang
baik dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat
memberikan asuhan keperawtan yang optimal pada pasien yang menderita
penyakit infeksi saluran kemih dan perawat mampu menjadi edukator
yang baik bagi pasien dan keluarganya.
3. Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan
kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik
bagi dunia keperawatan serta, dapat di aplikasikan untuk
mengembangakan ketrampilan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak yang mengalami infeksi saluran kemih.

43 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
Jalal, Diana I. 2009. Medical Care of Cancer Patients Chapter 48. United States
of America: BC Decker Inc.
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Reeves, Charlene. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Buku 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Suharyanto, Toto dan Madjid, Abdul. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Trans Info Media.
Syamsuri Istamar. 2004. Biologi Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.
Syarifuddin. 1992. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

44 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

PATOFISIOLOGI
Kelainan kongenital

Penurunan
fungsi uretro
vesikuler

Kelainan
anatomi
Ureter
sempit

Obstruksi gangguan
neurogenik
Refleks pengaliran
tidak lancar
Urin statis di vesika
urinaria
Penimbunan
cairan&kuman

Hygiene yang
kurang bersih

Penularan secara
assending dari
anus menuju
saluran kemih,
pada wanita
setelah lahir dari
vagina keluar
darah, sistem imun
yang tidak stabil

Aliran balik
Perkembangan
kuman meningkat

Peningkatan MO

Wanita hamil
mengalami
relaksasi semua
otot polos
(pengaruh
hormon
progesteron)

Kandung
kemih&ureter
mengalami
relaksasi otot
polos
Pengosongan
kandung kemih
tidak sempurna
Peningkatan MO

Invasi ostium uretra externum


Kolonisasi bakteri pada mukosa
saluran kandung kemih ( vesika
urinaria, ureter)

Infeksi

Inflamasi

Reseptor dalam vesika


urinaria terangsang

Merangsang leukosit respon


imun
Interaksi makrofag dan limfosit
T

Impuls ke otak untuk miksi


Peningkatan frekusensi
BAK (frequency)

Mengeluarkan IL-4
Urin bersifat asam
Memicu limfosit B

Produksi ig E spesifik
meningkat

Merangsang sintesis pirogen


endogen

Reaksi antigen anti-bodi

Urin keluar melalui ureter


(pada saluran kemih
terdapat inflamasi)

Terasa nyeri karena syaraf


nyeri terangsang

Merangsang IL-1

hipotalamus
Peningkatan sekresi
prostaglandin

Peningkatan set point

Hipotalamus menganggap
suhu tubuh yang
rendah&memicu
mekanisme peningkatan
panas

Bakteri >>antibodimati

nyeri

Sisa antibodi yang mati


mengakibatkan adanya nanah
(eksudat)

Menahan urin sebagai


kompensasi nyeri
Keluar sedikit-sedikit

Terbawa saat urin keluar

Pyuria:warna urin keruh

Urin terus meningkat


menekan di kandung kemih
(menegang >kapasitas)

Akumulasi urin meningkat di


kandung kemih

Supra pubik tegang

Impuls ke otak untuk miksi


Tekanan dari luar

Suhu tubuh naik (39 c)


Nyeri&tenderness
Urin masih ada di ada di
kandung kemih
Impuls ke otak
Urgency

Karena nyeri keluar sedikitsedikit

Gangguan pola eliminasi

Anda mungkin juga menyukai