Disusun oleh:
Kelompok 8
Ajeng Gustiani
220110110006
Anggun Friska YL
220110110049
Ayu Wulandari
220110110025
Desi Afriyanti
220110110019
Melda Iskawati
220110110043
Neni Afriani
220110110062
Nurnila Novi A
220110110031
Nurul Iklima
220110110055
Palupi Darmanti
220110110074
Riska Darwati T
220110110068
Safrina Darayani
220110110037
Shalha Ubaid S
220110100093
Taryana Wijaya K
220110110013
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
MAKALAH KASUS I
INFEKSI SALURAN KEMIH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary
Disusun oleh:
Kelompok 8
Ajeng Gustiani
Anggota
Anggun Friska YL
Anggota
Ayu Wulandari
Anggota
Desi Afriyanti
Anggota
Melda Iskawati
Scriber 2
Neni Afriani
Scriber 1
Nurnila Novi A
Anggota
Nurul Iklima
Anggota
Palupi Darmanti
Anggota
Riska Darwati T
Anggota
Safrina Darayani
Anggota
Shalha Ubaid S
Anggota
Taryana Wijaya K
Chair
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini membahas tentang Urinaty System khususnya mengenai Infeksi
Saluran Kemih.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi
dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Etika Emaliyawati, M.Kep selaku dosen koordinator mata pelajaran
Urinary System
2. Ibu Imas Rafiyah, S.Kp.,MNS selaku dosen tutor kelompok 2
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan
datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan
saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme.
Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di
dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih
bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal
itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang
disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang
tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.
Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan:
a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis
karena infeksi hematogen.
b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.
c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya
adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah
melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah
kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu
berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan
mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin
memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot
polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter,
sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada
kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Tujuan khusus
Mengetahui definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mengetahui etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mengetahui klasifikasi penyakit Otitis Media
Mengetahui manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mengetahui patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1|Makalah ISK Tutor 2 A2011
BAB II
ANALISIS KASUS
2.1 Uraian Kasus
Seorang wanita berusia 25 tahun status menikah post partum P1A0 (39
minggu pervagina). Satu minggu setelah melahirkan klien mengeluh sakit saat
berkemih. Berkemih keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Saat dikaji lebih
lanjut, untuk perawat hasil wawancara didapatkan klien mengeluh urgensi
frekuensi dan disuria. Dari pemfis didapatkan TD 120/80, nadi 90x/menit, RR
24x/menit, suhu 39 derajat C, palpasi di area suprakubis teraba tegang tenderness.
Perawat menganjurkan kepada klien supaya banyak minum minimal 3liter/hari.
Hasil pemeriksaan urin warna keruh WBC (+++) kultur (+bakteri) piura eritrosit
(+) klien mendapat terapi bakterim 3x 1 tablet 400mg peroral dan fenazopyridin
3x 1 tablet peroral.
2.2 Pembahasan Kasus
STEP 1
Piura eritrosit (+) (Ajeng) : ada Sel Darah Merah di dalam urine (Anggun), ada
nanah dalam urin(Nurnila)
Terderness (Safrina)
: sakit saat ditekan (Nurul),
WBC (+++) (Riska)
: adanya infeksi dari bakteri (Palupi)
Dysuria (Ayu)
: sakit saat berkemih (Melda)
STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Apakah ada hubungan antara post partum dengan sulit berkemih ? (Nurul)
Apakah alasannya perawat menganjurkan minum 3 L/hari ?(Riska)
Ibu postpartum seperti apa yang terkena penyakit ini ? (Melda)
Apakah pemeriksaan diagnostic lainnya? (Desi)
Kenapa pasien ingin berkemih namun tidak keluar ?(Nurnila)
Apa yang menyebabkan suprapubis tegang ketika di palpasi ?
Apakah indikasi obat yang diberikan, cara kerja, kontraindikasi? (Shalha)
Apakah pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit ini ?
(Ajeng)
9. Apakah terapi lain untuk penyakit ini? (Desi)
10. Apakah penyebab dan faktor risiko penyakit ini ?(Ayu)
11. Apakah organ yang terganggu ? (Ayu)
12. Apakah diagnosa prioritas dalam penyakit ini?(Melda)
13. Apa saja peran perawat yang ada dalam kasus ini ?(Shalha)
STEP 3
1. Infeksi saluran bawah (Palupi)
2. Karena air putih meringankan rasa sakit, menekan bakteir keluar (Palupi)
3. Tidak menajaga kesehatan vagina, perawatan tidak tepat saat dalam merawat
area genitalia (Anggun)
4. LO
5. Karena terjadi infeksi pada uretra sehingga akan terjadi inflamasi pada uretra,
ketika terjadi inflamasi akan terjadi penyempitan uretra sehingga ketika
berkemih, urin hanya keluar sedikit (Anggun)
6. Karena kandung kemih penuh karena sulit dikeluarkan (Ajeng)
7. LO
8. Menggunakan sabun khusus karena Ph berbeda, tidak menahan BAK, minum
air putih minimal 8 gelas/hari, tidak boleh minum the dna kopi karena bisa
menyababkan iritasi kandung kemih. (Safrina, Desi, Shalha)
9. LO
10. Infeksi bakteri, jamur, virus serta infeksi ginjal (Melda)
11. Uretra
12. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan infeksi pada salurak kemih
bawah (Ajeng)
13. Penkes saat melahirkan, perawatan sebelum dan pada saat melahirkan,
perhatikan saat membersihkan are genitalia (Desi, Riska)
STEP 4
Postpartum
Inflamasi
Mo yang
menginfeksi?
Manfes lain?
BAK sedikit
Tegang, tenderness
UTI
nyeri
Konsep umum
STEP 5
Mind map
Efek samping, indikasi, kontraindikasi obat
STEP 7
1. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan
dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari uretra,
buli-buli, ureter, sampai jaringan ginjal dengan jumlah bakteriuria yang
bermakna.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih biasanya
terdapatamikroorganisme > 105 (Ajeng, Desi)
2. Organisme penyebab infeksi saluran kemih yaitu:
Stafilokokus koagulase negatif (biasanya pada anak-anak)
Eschericia coli
Klebsiella aerobacter
Proteus mirabilis
Enterobacter cloacae
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus saprophyticus
Streptococcus pyogenes
5|Makalah ISK Tutor 2 A2011
a. Urinalisis
Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting
adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB
sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
b. USG dan radiografi pada abdomen
c. Intravenous Urography
d.
e.
f.
g.
h.
Bakteriologis
Pemeriksaan radiologis rontgen pada ginjal
CT-sacan
Tes kimiawi
Tes plat celup (Melda, Riska, Palupi, Nurnila, Desi, Safrina)
6. Penatalaksanaan ISK
Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah
minum banyak cairan. Aksi pembilasan ini akan membuang banyak
bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh
pertahanan alami tubuh.
Antiseptik saluran kemih terbatas hanya untuk pengobatan ISK.
- Nitrofurantion (Furadantin, Macrodantin), efektif untuk melawan
organisme gram positif dan gram negatif terutama E. Coli. Obat ini
digunakan untuk pengobatan ISK akut dan kronik. Dapat
menimbulkan iritasi gastrointestinal.
Dosis: PO 50-100 mg
- Metanamin (mandelamie), untuk ISK kronik, PH urin harus asam,
tidak boleh dipakai bersama sulfonamid. Dapat menyebabkan
kristaluria sehingga harus banyak minum. Dapat menimbulkan
iritasi gastrointestinal.
7|Makalah ISK Tutor 2 A2011
Quinolon
(asam
nalidiksat,
sinoksasin,
norfloksasin,
siproflolaksasin), merupakan salah satu dari kelompok antiseptik
saluran kemih terbaru dan efektif dalam melawan ISK bagian
bawah.
Analgesik saluran kemih
Fenazopiridin hidroklorida (Pyridium), obat ini digunakan untuk
meredakan nyeri, rasa terbakar, dan sering berkemih serta rasa
dorongan berkemih yang merupakan gejala dari ISK bagian bawah.
Obat ini dapat menimbulkan gangguan gastrointestinal, anemia
hemolitik dan warna air seni menjadi merah kejinggaan/coklat.
Analgesik ini diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk
kesembuhan yang lebih optimal.
Antispasmodik (dimetil sulfoksida/DMSO, oksibutin, flavoksat),
spasme saluran kemih akibat infeksi atau cedera dapat diredakan
dengan antispasmodik yang bekerja langsung pada otot polos dari
saluran kemih.
Terapi baktrim
Indikasi : ISK yang disebabkan oleh kuman E.coli, klebsiela,
enterobacter, proteus
Kontra indikasi : kerusakan parenkimhati, gagal ginjal berat, hamil
Efek samping : diare, colitis pseudomembranosa, gangguan
glomerulus, kandidiasis, leukemia
Dosis : dewasa dan anak > 12 tahun = 2 tab 2x/hr
Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian terapi Bactrim yaitu:
a. Menyebabkan ruam berat pada kulit apabila terpapar sinar matahari
langsung
b. Menghindari makanan yang mengandung kalsium, antarida, dan
sodium bikarbonat karena menyebabkan penurunan dalam
penyerapan obat
Meminum jus canberry untuk mencegah adisi bakteri pada saluran
kemih (Safrina, Shalha, Nurnila, Nurul, Riska)
7. Pencegahan
Minum yang cukup 2-3 liter/hari
Jangan menahan untuk berkemih
Hygiene yang baik
Menghindari bahan yang dapat mengiritasi seperti busa dan
mengenakan pakaian dari bahan nilon (Ajeng, Nurnila)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Anatomi dan Fisiologi
3.1.1 Pengertian Sistem Urinaria
Sistem perkemihan disebut juga sistem urinaria atau renal system, adalah
suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
A. Susunan Sistem Urinaria
Terdiri dari:
1. Dua buah ginjal yang mengambil zat
sisa, mineral yang tidak dibutuhkan,
dan kelebihan air dari darah sebagai
urin.
2. Dua buah ureter (saluran panjang)
yang mentransport urin ke kandung
kemih/vesika urinaria/bladder.
3. Kandung kemih sebagai tempat
penampungan urin sampai waktu yang
tepat untuk dibuang.
4. Uretra
sebagai
saluran
yang
mengalirkan urin dari kandung kemih
keluar tubuh.
9|Makalah ISK Tutor 2 A2011
1. Ginjal
11 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
12 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
13 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Fungsi Ginjal
1. Mengekskresikan zatzat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zatzat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan
vitamin) dan berbahaya (misalnya obatobatan, bakteri dan zat warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam
atau basa.
Tes Fungsi Ginjal
1. Tes untuk protein albumin
Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor
masuk ke dalam urin.
2. Mengukur konsentrasi urenum darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di
atas kadar normal (20 40) mg%.
3. Tes konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa
tinggi berat jenis urinnya naik.
Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
Peredaran Darah Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang
mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan
bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut
14 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal
(kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu
yang menghasilkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn
kortison.
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang
0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam
rongga
pelvis.
Lapisan dinding ureter
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakangerakan peristaltik tiap 5
menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang
dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui
osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
15 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan
kandung
kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter
interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi sfinger
eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.
kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila sarafsaraf yang menangani kandung
kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada sarafsaraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terusmenerus tanpa disadari) dan retensi urin
(kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh
torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar
berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium
melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter masuk kandung
kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior
berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah
kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang
arteri umbilikalis.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis
kebagia penis panjangnya 20 cm.
17 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent
lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah,
sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bownman yang terdiri
19 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam
tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus
pengumpul, urin yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari
ureter, urin dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan urin sementara. Ketika kandung kemih
sudah penuh, urin dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
20 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Mikturisi
Peristiwa penggabungan urin yang mengalir melui ureter ke dalam
kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan
tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 23 ml
urin.
Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat
ditahan oleh pusat pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia,
gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih
membantu mengosongkannya.
Ciri ciri Urin Normal
Rata rata dalam satu hari 1 2 liter, tapi berbeda beda sesuai dengan
jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan,
baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata rata 6.
3.2 Konsep Penyakit ISK
3.2.1 Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK
di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia
40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama
atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %.
Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua
umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari
kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka
populasi umum, kurang lebih 5-15%.
21 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
3.2.2 Etiologi
Beberapa jenis mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi saluran
kemih seperti Eschericia coli. Bekteri ini merupakan penyebab tersering pada
infeksi saluran kemih. Penyebab lain pada infeksi saluran kemih ini atara lain
jamur dan virus. Beberapa penyakit lain yang menjadi penyebab ISK antara
lain Infeksi ginjal dan BPH.
Mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih melalui beberapa cara
seperti :
1. Endogen
Penyebaran terjadi melalui kontak langsung.
2. Hematogen
Penyebaran melalui peredaran darah.
3. Limfogen
Penyebaran melalui pembuluh limfe
4. Eksogen
Penyebaran mikroorganisme melalui kontaminasi dari pemakaian alat
seperti kateter, sistokopi, dll.
Infeksi yang paling sering terjadi sebagai akibat dari mikroorganisme yang
terdapat pada feses yang naik dari perineum menuju uretra dan kandung
kemih. Mikroorganisme kemudian melekat dan berkoloni di epithelium traktus
urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih.
Ada beberapa hal yang dapat menigkatkan angka kejadian infeksi saluran
kemih seperti :
1. Inflamasi
2. Abrasi mukosa uretra
22 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
23 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
3.2.4
Epidemiologi
Klasifikasi
d. Disuria
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:
1. ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak
baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut
terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa
superficial kandung kemih.
2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab
sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing
menetap dan prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
c. Gangguan daya tahan tubuh
d. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp
yang memproduksi urease.
3.2.6
Pemeriksaan Diagnostik
1. Urinalisis
a.
Leukosuria
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting
terhadap dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya
leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya
keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu
menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi
tanpa infeksi.
26 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Gambar 1. Leukosuria
b.
Hematuria
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu
bila dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor
ginjal, atau nekrosis papilaris.
2. Bakteriologis
a.
Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan
gram. Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang
minyak emersi.
b.
Biakan bakteri
Wanita, simtomatik
>102 organisme koliform/ml urin plus piuria, atau
> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau
27 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Laki-laki, simtomatik
>103 organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik
> 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.
3. Tes kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya
adalah sebagian besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat
bila dijumpai lebih dari 100.000 - 1.000.000 bakteri. Konversi ini
dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas
90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil
palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,
infeksi oleh enterokoki dan asinetobakter.
4. Tes Plat-Celup (Dip-slide)
3.2.7 Penatalaksanaan
1. Terapi Medis
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens
antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius
dengan efek minimal terhaap flora fekal dan vagina. Terapi Infeksi Saluran
Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
o Terapi antibiotika dosis tunggal
o Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
o Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
o Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian
antimicrobial
jangka
panjang
menurunkan
resiko
Ulfaprim
29 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Ulfaprim
tablet
mengandung
Sulfamethoxazole
400
mg
dan
20
1 tablet
30
1 tablet
40
2 tablet
30 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Dosis
10
20
30
40
Efek samping :
- Hipersensitivitas ( demam, rash, fotosensitivitas )
- Gangguan pencernaan ( nausea, vomiting, diare )
- Hematotoxicity ( granulositopenia, trombositopenia)
- Resiko Khusus : defisiensi G6PD, defisiensi asam folat, wanita hamil dan
menyusui, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal.
Phenazopyridine
Indikasi : digunakan bersamaan dengan antibiotika untuk mengatasi
infeksi saluran kemih, digunakan untuk mengobati iritasi atau rasa tidak
enak sewaktu berkemih
Efek Samping: pusing, sakit kepala, dan gangguan pencernaan
Ciprofloxacin
Nama Generik : Ciprofloxacin
Nama Dagang : Ciproxin (Bayer), Interflox (Interbat), Nilaflox
(Nicholas), Quidex (Ferron), Renator (Fahrenheit), Scanax (Tempo
Scan Pasific)
Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Sinusitis Akut, Infeksi Kulit, Infeksi
Tulang dan Sendi, Demam Typhoid, Pneumonia Nosokomial
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau golongan
quinolon lain
Bentuk Sediaan : Tablet, kaplet (250 mg, 500 mg, 750 mg); Tablet lepas
lambat ( 500 mg, 1000 mg )
Dosis : Dewasa : 250 mg tiap 12 jam
Efek Samping : ruam kulit, diare, mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala,
susah tidur, jantung berdebar-debar, halusinasi
31 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Nitrofurantoin
Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif
dan gram negative. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan
tetapi dengan cepat dimetabolisme dan disekresikan sehingga tidak
memungkinkan kerja antibakteri sistemik. Obat ini disekresikan di dalam
ginjal.
Dosis : untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50-100 mg
4 x dalam 7 hari setelah makan.
Efek samping :
- Anoreksia
- Mual
- Muntah
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkinan adanya:
o Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
o Interansi obat
o Efek samping obat
o Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui
ginjal
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal
ginjal:
o Efek nefrotosik obat
o Efek toksisitas obat
2. Terapi Non-Medis
1. Bunga Sepatu
Rebus 15 g akar kembang sepatu, 25 g meniran (Phyllanthus urinaria L),
dan 30 g sambiloto (Androqap his panleulata) dalam 600 ml air sampai
tersisa 300 ml. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari.
Catatan:
Wanita hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini.
32 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
toilet
duduk,
sebelum
menggunakannya
sebaiknya
12. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila jarang diganti bakteri
akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam. Gunakan
pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak
lembab.
3.2.8
Patofisiologi
Terlampir
3.2.9 Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Anamnesa
Nama
: x
Usia
: 25 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
:-
Pendidikan
:-
Agama
:-
Pekerjaan
:-
Status
Suku Bangsa
:-
Tanggal Masuk RS
:-
Diagnosa Medis
2. Riwayat Kesehatan
-
Keluhan Utama
Klien mengeluh sakit saat berkemih
34 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Riwayat psikososial
(Tanyakan kepada klien tentang perasaan klien mengenai penyakit ini)
Riwayat Alergi
(tanyakan kepada klien punya alergi tidak ? terutama alergi obat
antibiotik)
3. Pemeriksaan Fisik
-
Keadaan umum
TD : 120/80mmhg P : 90x/menit RR : 24x/menit S : 39C
4. Pemeriksaan Diagnostik
-
Analisa Data
Data
Etiologi
DO
Pyuria
Eritrosir (+)
kompensasi
nyeri
->
DS
-
Masalah
Klien
mengeluh akumulasi
urgency,
dan dysuria
urin
35 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
pola
Inflamasi
DS
dalam
-
Klien
->
reseptor Nyeri
vesika
urinaria
nyeri/sakit
berkemih.
melalui
ureter
saluran
kemih
Berkemih
Obstruksi
gangguan Infeksi
Urine keruh
neurogenik,
WBC (+++)
kurang,
Cultur+bakteri
mengalami
S : 39C
semua
DS
hygine
wanita
otot
hamil
relaksasi
polos
->
oeningkatan
36 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
No. Diagnosa
Tujuan
Intervensi Keperawatan
Rasional
Perubahan pola
Setelah dilakukan
1. Untuk mengetahui
eliminasi
tindakan keperawatan
berkemih
berhubungan dengan
obstruksi mekanik
dapat
output
mempertahankan pola
ataupun struktur
jam
KH :
terjadinya penumpukan
Keperawatan
1
2. Untuk mencegah
(urgensi,oliguri,disuria)
3. Untuk mengetahui
setiap 3 jam
karakteristik urine
kemih
37 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
4. Memberikan informasi
5. Dorong,meningkatkan pemasukan
cairan
adanya komplikasi
5. Peningkatan hidrasi
membilas bakteri
pispot/urinal
jaringan (kandung
kemih/ginjal)
7. Untuk memudahkan
klien dalam berkemih
10. Kolaborasi :
38 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
Awasi pemeriksaan
laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin
dan ketidakseimbangan
elektrolitdapat menjadi
pusat.
tumbuhnya kuman.
Gangguan rasa
Setelah dilakukan
nyaman nyeri
tindakan keperawatan
berhubungan dengan
selama 3 x 24 jam
uretra, kandung
sesudah berkemih
KH :
1. Pasien mengatakan /
merilekskan otot
39 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
4. Untuk mengidentifikasi
tegang
ulang
yang diharapkan
5. Berikan tindakan nyaman, seperti
pijatan
5. Meningkatkan relaksasi,
menurunkan tegangan otot
6. Untuk mencegah
kontaminasi uretra
7. Kateter memberikan
jalan bakteri untuk
memasukikandung kemih
menyenangkan
8. Relaksasi, menghindari
9. Kolaborasi :
Berikan obat analgetik sesuai dengan
40 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
program terapi
9. Analgetik memblok
lintasan nyeri
Penyebarluasan
Setelah dilakukan
Infeksi berhubungan
tindakan keperawatan
menandakan adanya
dengan adanya
selama 3 x 24 jam
diharapkan Infeksi
kemih
2. Untuk mengetahui
komplikasi.
/mengidentifikasi indikasi
KH :
kemajuan atau
1. Tanda-Tanda Vital
yang diharapkan.
Negatif
urine
respon terapi
41 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
4. Mengetahui seberapa
kemih
6. Berikan keperawatan
dan kering
6. Untuk menjaga
kebersihan dan menghindari
bakteri yang membuat
infeksi uretra
42 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
BAB IV
PENTUPUP
4.1 Simpulan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya kuman pada urin yang
umumnya steril. Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih
bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup
semua infeksi yang menyerang ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup
semua infeksi yang menyerang uretra, kandung kemih dan prostat.
Diagnosa keperawatan dalam kasus ini adalah Perubahan pola eliminasi
berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur
traktus urinarius lain, Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi
dan infeksi uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain, dan
Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
4.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakitpenyakit dalam keperawatan anak salah satunya infeksi saluran kemih dan
juga meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang
baik dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat
memberikan asuhan keperawtan yang optimal pada pasien yang menderita
penyakit infeksi saluran kemih dan perawat mampu menjadi edukator
yang baik bagi pasien dan keluarganya.
3. Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan
kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik
bagi dunia keperawatan serta, dapat di aplikasikan untuk
mengembangakan ketrampilan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak yang mengalami infeksi saluran kemih.
43 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
Jalal, Diana I. 2009. Medical Care of Cancer Patients Chapter 48. United States
of America: BC Decker Inc.
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Reeves, Charlene. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Buku 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Suharyanto, Toto dan Madjid, Abdul. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Trans Info Media.
Syamsuri Istamar. 2004. Biologi Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.
Syarifuddin. 1992. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
44 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1
PATOFISIOLOGI
Kelainan kongenital
Penurunan
fungsi uretro
vesikuler
Kelainan
anatomi
Ureter
sempit
Obstruksi gangguan
neurogenik
Refleks pengaliran
tidak lancar
Urin statis di vesika
urinaria
Penimbunan
cairan&kuman
Hygiene yang
kurang bersih
Penularan secara
assending dari
anus menuju
saluran kemih,
pada wanita
setelah lahir dari
vagina keluar
darah, sistem imun
yang tidak stabil
Aliran balik
Perkembangan
kuman meningkat
Peningkatan MO
Wanita hamil
mengalami
relaksasi semua
otot polos
(pengaruh
hormon
progesteron)
Kandung
kemih&ureter
mengalami
relaksasi otot
polos
Pengosongan
kandung kemih
tidak sempurna
Peningkatan MO
Infeksi
Inflamasi
Mengeluarkan IL-4
Urin bersifat asam
Memicu limfosit B
Produksi ig E spesifik
meningkat
Merangsang IL-1
hipotalamus
Peningkatan sekresi
prostaglandin
Hipotalamus menganggap
suhu tubuh yang
rendah&memicu
mekanisme peningkatan
panas
Bakteri >>antibodimati
nyeri