Kecerdasan Jamak
Kecerdasan Jamak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dulu keberhasilan seseorang untuk masa depan diukur dari tingkat
kecerdasan. Padahal dulu kecerdasan hanya ditinjau dari aspek intelektual.
Padahal di otak kita terdapat beberapa kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual
(IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
Di Indonesia pengembangan kecerdasan anak untuk menuju tingkat
keberhasilan atau kesuksesan dalam berhasil itu ditinjau dari intelektual.
Contohnya dalam sistem pendidikan Indonesia menekankan tingkat kecerdasan
dinilai dari segi matematika (logika) dan bahasa. Dalam praktek anak akan
mengalami kenaikan kelas dinilai dari aspek tersebut. Padahal ini adalah satu
pemikirin kecerdasan yang masih tradisional. Hal ini juga diungkapkan oleh pakar
perkembangan dan pemerhati anak, Seto Mulyadi.
Setelah adanya kekeliruan di pendidikan Indonesia dalam peningkatan
kecerdasan anak. Padahal sekolah - sekolah swasta telah menjamur dimulai dari
sekolah kanak-kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai tingkat
yang tertinggi perguruan tinggi. Dengan semakin menjamurnya sekolah-sekolah
seharusnya tingkat pendidikan Indonesia semakin professional, tapi kenyataannya
masih tetap dalam pendidikan pengembangan yang tradisional.
Dengan adanya kekeliruan tentang kecerdasan yang hanya mencakup dua
aspek yaitu matematika (logika) dan bahasa. Sebaiknya selain dari aspek tersebut
harus juga meliputi beberapa aspek yang lain yaitu kinetis, musical, visual-spatial,
interpersonal, dan naturalis. Jenis-jenis kecerdasan tersebut disebut dengan
kecerdasan jamak (multiple intelligences) yang diperkanalkan oleh Howard
Gardner tahun 1983. Menurut Gardner sebaiknya harus memperhatikan orang-
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
bagaimana
strategi
pembelajaran
untuk
meningkatkan
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
BAB II
PEMBAHASAN
KECERDASAN JAMAK
perhatian
tersebut
juga
menurut
Semiawan
kelihatan
dalam
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
adanya pembagian wilayah kecerdasan pada struktur otak, seperti central core,
sistem limbik dan hemisfer serebral, 2) terdapat kecerdasan yang menonjol pada
orang tertentu (savant dan genius), 3) kecerdasan berkaitan dengan kebudayaan
dan berkembang mengikuti pola perkembangan tertentu, 4) memiliki konteks
historis, 5) memiliki hubungan dengan temuan psikometrik, 6) memiliki
hubungan dengan hasil penelitian psikologi eksperimental, 7) cara kerja atau
rangkaian cara kerja dasar dapat diidentifikasi, dan 8) memiliki sistem penandaan
atau symbol 4 Conny, R. Semiawan, Perkembangan Anak Usia Dini, makalah
disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini,
Kerjasama Dirjen PLSP Depdiknas dengan UNJ, Jakarta, 9 11 Oktober 2004.
Kriteria yang dikemukakan Gardner tersebut sebagai bukti bahwa teori kecerdasan
jamak tidak hanya dikembangkan berdasarkan hasil kajiannya sendiri, tetapi juga
menggunakan dasar dan hasil kerja para pakar teori perkembangan dan
kecerdasan yang muncul lebih dahulu.
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang
berkaitan dengan tiga hal, yaitu kemampuan untuk 1) memecahkan masalah yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, 2) menghasilkan persoalan-persoalan baru
untuk diselesaikan, dan 3) menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan
memberikan penghargaan dalam budaya setempat. Dalam bukunya yang lain
Gardner mendefenisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologi yang digunakan
sebagai pengolah informasi yang dapat dikembangkan sesuai dengan lingkungan
budaya untuk memecahkan permasalahan atau menciptakan sesuatu (karya) yang
bermanfaat bagi lingkungannya. Selanjutnya Gardner menjelaskan, sebagai
potensi biologis kecerdasan akan meningkat sesuai dengan pertambahan usia dan
mencapai puncaknya pada saat dewasa dan menurun pada saat tua, sedang
kecerdasan sebagai potensi psikologis kecerdasan akan berkembang akibat
terjadinya proses belajar dan terbentuknya pengalaman hidup pada diri individu.
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan Gardner tersebut dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki individu yang dapat
berkembang secara alami dan dapat pula dikembangkan melalui pembelajaran dan
pengalaman. Ini berarti lingkungan dapat berperan dalam membantu individu
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
untuk
mengembangkan
kemampuannya.
Samples
mengemukakan
bahwa
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
proses, c) kapasitas bahasa untuk memberi penjelasan suatu konsep dan makna
metapora, dan d) penggunaan bahasa untuk menjelaskan dan merefleksi bahasa
atau
menggunakannya
dalam
analisis
metalinguistik,
yaitu
analisis
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
untuk
mempengaruhi,
mengingat,
menciptakan
berkomunikasi,
pengetahuan,
berdiskusi,
menyusun
menjelaskan,
makna,
dan
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
Kelompok 11
Kecerdasan Jamak
Kelompok 11
10
Kecerdasan Jamak
beberapa kemampuan yang berkaitan dengan jasmani dan gerak. Penjelasan lain
tentang kecerdasan kinestetik jasmani dikemukakan oleh Armstrong yang
menyatakan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani berkaitan dengan keahlian
menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta
keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.
Pendapat tersebut menekankan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani meliputi
kemampuan yang berkaitan dengan gerakan-gerakan tubuh yang spesifik,
kesanggupan memanipulasi objek dan memiliki keterampilan fisik seperti
koordinasi, keseimbangan, kekuatan, kelenturan dan keterampilan. Anak-anak
yang memiliki kecerdasan ini sering tidak mau diam saat sedang duduk, belajar
atau sedang bermain atau sedang makan, dan biasanya merekalah yang nomor
satu minta izin ke luar untuk bermain. Mereka memproses pengetahuan melalui
sensasi tubuh. Mereka butuh kesempatan untuk belajar dengan bergerak atau
memperagakan sesuatu.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan kinestetis jasmani adalah kemampuan yang berkaitan dengan
fisik dan gerak yang dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti mudah a)
bergerak dengan daya kontrol tubuh yang baik, seperti berjalan, lari, lompat,
loncat, menangkap, melempar, b) menyentuh objek disekitarnya, c) memanipulasi
benda, seperti kursi digunakan sebagai mobil, d) responsif terhadap lingkungan,
misalnya menggerakkan tubuh atau tangan saat merasakan angin bertiup, e)
berpikir mekanis, f) mengingat apa yang dilakukan, g) membuat kerajinan tangan,
dan h) berolah raga.
5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Gardner
mengemukakan
bahwa
kecerdasan
musikal
merupakan
kemampuan untuk mendengar dan mengenali pola, mengingat dan bereaksi sesuai
dengan musik yang didengar, serta menghasilkan musik dengan intonasi suara,
irama, dan warna nada. Sedang Lazear berpendapat bahwa kecerdasan musikal
berkaitan dengan aktivitas mendengar bunyi seperti suara di radio yang
memunculkan senandung. Pendapat lain dari Amstrong yang menyatakan bahwa
Kelompok 11
11
Kecerdasan Jamak
membahas
kecerdasan
intrapersonal
bersamaan
dengan
Kelompok 11
12
Kecerdasan Jamak
bahwa
kecerdasan
interpersonal
merupakan
kemampuan
Kelompok 11
13
Kecerdasan Jamak
mengemukakan
bahwa
kecerdasan
naturalis
merupakan
Kelompok 11
14
Kecerdasan Jamak
Kelompok 11
15
Kecerdasan Jamak
dengan jeli, analitis dan akurat. Mata sangat erat dengan kemampuan
membaca. Kemampuan membaca rata-rata 300 kata per menit dengan
kemampuan mengingat 40-70% dari selruh isi bacaan. Bagi yang terampil
bisa membaca 600 kata per menit dengan kemampuan mengingat utuh.
c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat.
Mengenai keterampilan ini , penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut.
i. Ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.
ii. Ada siswa yang diberikan catatan lengkap oleh guru.
iii. Ada siswa yang membuat catatan lengkap sendiri.
iv. Ada siswa yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.
v. Ada siswa yang membuat catatan berupa rangkuman sendiri.
vi. Ada siswa yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci dari guru.
vii. Ada siswa yang membuat catatan berupa kata-kata kunci sendiri.
Siswa yang terakhir inilah yang paling bagus bagus hasil belajarnya. Hal
ini karena pikiran hanya dapat mengingat kata-kata bukan kalimat. Katakata kunci merupakan kata-kata inti yang menghubungkan satu pengertian
dengan pengertian berikutnya dalam suatu bacaan.
2. Bagaimana Melatih Kecerdasan yang Berimbang?
Kata berimbang yang dimaksud bukanlah melatih semua kecerdasan
secara bersamaan karena hal ini akan menbuat pekerjaan kita sia-sia. Kini
sudahlah saatnya kita menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana belajar secara praktis. Dengan cara ini anak didik akan dapat
mengalami dan menghayati apa yang dipelajari secara utuh.
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Mengidentisifikasi intelegensi anak didik.
Caranya adalah sebelum memulai pelajaran guru dapat memberikan tes
atau angket kepada siswanya untuk menjajaki intelegensi mereka.
Dibawah ini disampaikan salah satu contoh pertanyaan yang dapat
digunakan untuk memjajaki intelegensi siswa.
Petunjuk : Isilah dengan tanda cek () di muka setiap pertanyaan !
Intelejensi linguistic
o Menulis lebih baik dari rata-rata kelas
o Mudah bercerita dan membuat lelucon
o Mempunyai ingatan yang baik akan nama, tampat, dan hari
o Menyukai membaca buku
o Menulis dengan ejaan yang baik dan teliti
Kelompok 11
16
Kecerdasan Jamak
Kelompok 11
17
Kecerdasan Jamak
Intelegensi intrapersonal
o Mempunyai kemampuan yang kuat dan percaya diri
o Mempunyai pandangan yang relistik tentang kemampuan dan
kelemahannya
o Selalu melakukan pelajaran dengan baik meskipun terlambat
o Dapat belajar dari kesuksesan dan kegagalan
o Mempunyai self sistem yang tinggi
Selain dengan tes, mengidentifikasi intelegensi juga dapat dilakukan
dengan observasi. Observasi dapat dilakukan terhadap apa yang dilakukan
anak didik dikelas dan kegiatan diluar kelas. Observasi di dalam kelas
yaitu dengan mengamati apa yang dilakukan anak didik selama pelajaran
dan diluar kelas dapat dilakukan dengan mengamati mereka di sela waktu
istirahat.
b. Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa
keerdasan, seperti :
i. Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga
menjadi menarik;
ii. Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh
intelegensi/kecerdasan;
iii. Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali
seluruh kecerdasan.
c. Melaksanakan pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan
seluruh
Kelompok 11
18
Kecerdasan Jamak
BAB III
PENUTUP
Kelompok 11
19
Kecerdasan Jamak
A. Kesimpulan
Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence atau MI) merupakan
istilah yang relatif baru yang dikenalkan oleh Howard Gardner. menjelaskan
bahwa Teori tentang Kecerdasan Majemuk (KM) adalah salah satu
perkembangan paling penting dan paling menjanjikan dalam pendidikan dewasa
ini. Selain itu juga menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan]
kecerdasan manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logikamatematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodilykinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan
naturalis (naturalits). Setiap siswa memiliki keunikan masing-masing. Mereka
memiliki kecerdasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainya.
Jika sekolah ingin menerapkan Multiple Intelegences di dalam sistem
pendidikannya, maka dibutuhkan inisiatif dari setiap guru untuk mencoba
memulai dan bersedia untuk keluar dari `zona nyaman`nya masing-masing. Guru
dan orang tua harus bersinergi agar memiliki pandangan yang sama di dalam
memberikan pendidikan bagi anak sesuai dengan kebutuhan dan keunikannya
masing-masing. Kesamaan pandangan dapat diciptakan melalui pertemuan
berkala antara Wali kelas, Guru, Guru Bimbingan Konseling, dan juga Orangtua
siswa
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 11
20
Kecerdasan Jamak
Al-Adawiyah, Robiah, dkk. 2008. Agar Ngampus Tak Sekedar Status. Solo:
Indiva Media Kreasi.
Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Irmayanti, dkk. 2010. La Tahzan for Teachers. Jakarta: Lingkar Pena Kreativa.
Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka.
http://karakteristik-kecerdasan-jamak-dalam-perspektif _ hazar31.wordpress.com
(diakses pada tanggal 22 September 2011)
http://Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner _ Asahan News (diakses
pada 19 September 2011)
http://023 Potret Kecerdasan Majemuk dalam Pembelajaran _ infodiknas.com
(diakses pada 19 September 2011)
www.damandiri.or.id/file/tesis/05%20anita%20yus%20-%20bab%202.pdf
(diakses pada tanggal 22 September 2011)
Kelompok 11
21