Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT membagi kehidupan menjadi dua bagian yakni kehidupan dunia dan
akhirat. Apa yang dilakukan manusia di dunia akan berdampak dalam kehidupan akhirat.
Enak dan tidaknya kehidupan seseorang sangat bergantung pada bagaimana ia menjalani
kehidupan di dunia ini. Manakala manusia beriman dan beramal shaleh dalam kehidupan
di dunia ia pun akan mendapatkan kenikmatan dalam kehidupan di akhirat. Karena itu
ketika seseorang berorientasi memperoleh kebahagiaan di akhirat maka ia akan menjalani
kehidupan di dunia ini sebaik-baiknya sebagaimana ditentukan oleh Allah dan RasulNya.
Ketika manusia berorientasi kepada kehidupan akhirat bukan berarti ia tidak boleh
menikmati kehidupan di dunia, hal ini karena segala hal-hal yang bersifat duniawi sangat
disukai oleh manusia, karenanya Islam tidak pernah mengharamkan manusia untuk
menikmati kehidupan duniawinya selama tidak melanggar ketentuan Allah SWT, apalagi
sampai melupakan Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur dalam kehidupan ini.
Manusia memang memandang indah segala hal yang bersifat duniawi dan itu wajar-wajar
saja selama ia tidak mengabaikan tempat kembalinya.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah kehidupan di dunia?
b. Bagaimanakah kehidupan di akhirat?
c. Bagaimanakan keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat?
C. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana kehidupan di dunia.
b. Mengetahui bagaimana kehidupan di akhirat.
c. Mengetahui bagaimana keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat.

BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Agama Islam

Page 1

A. Kehidupan di Dunia
Tentang hidup dan kehidupan manusia sering menjadi perdebatan banyak orang.
Sudah banyak para ilmuwan (scientist) yang merumuskan teori-teori tentang kehidupan
manusia. Salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh ilmuwan berkebangsaan
Inggris yang bernama Charles Darwin yang terkenal dengan Teori Evolusinya. Menurut
seorang cendekiawan muslim bernama Prof. DR. M.Mutawalli Asy-Sya rawi dalam
bukunya Al-Hayatu Wal Maut yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
Esensi Hidup dan Mati dikatakan bahwa sesungguhnya indera manusia tidak memiliki
kemampuan untuk melihat esensi hidup dan kalaupun bisa hal itu hanyalah praduga
semata, sedangkan praduga akan cenderung menghasilkan suatu kesimpulan yang salah
pada akhirnya. Memang benar yang dikemukakan beliau tersebut, hal ini terbuktikan
dengan adanya praduga yang fatal dari Teori Evolusi Charles Darwin. Dalam teori
evolusinya ia mengatakan bahwa manusia berasal dari seekor kera, yang berhasil ia
temukan fosilnya dan diberi nama Loisy. Perhatikan Firman Allah yang diterangkan
dalam Al-Qur an sebagai berikut :

Artinya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku akan
menjadikan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang
diberi bentuk. (QS. Al-Hijr, 15 : 28)
Maka dengan demikian, Teori Evolusi Darwin secara otomatis langsung
terbantahkan dan terpatahkan. Demikianlah, melalui Firman Allah tersebut menjelaskan
bahwasannya manusia diciptakan langsung sebagai manusia, bukannya sebagai kera
terlebih dahulu. Masih banyak lagi Firman Allah yang menegaskan bahwa manusia
diciptakan langsung oleh Allah sebagai manusia seutuhnya, seperti pada Al-Araf (7) : 11
dan Hud (11) : 61.
Begitulah, Allah Sang Pencipta seluruh alam semesta telah menerangkan dengan
sejelas-jelasnya tentang asal-usul kejadian manusia, namun mereka kebanyakan masih
mencari bukti-bukti lain selain penjelasan Allah tersebut. Naudzubillahi min dzalik. Baru
kemudian di awal abad ke-21 atau di awal milenium ke-3 ini muncul seorang
cendekiawan dan ilmuwan muslim yang bernama Adnan Oktar dari Turki yang dalam
tulisan-tulisan ilmiahnya lebih dikenal dengan nama Harun Yahya. Beliau telah memiliki
bukti-bukti sebagai sanggahan secara ilmiah berdasarkan cara berpikir logika modern
terhadap Teori Evolusi Darwin. Diperkuat pula secara arkeologi yang menjelaskan
bahwasannya tidak ada satu pun bukti yang berhasil ditemukan yang dapat memperkuat
Pendidikan Agama Islam

Page 2

argumentasi bahwa Teori Evolusi itu benar adanya. Harun Yahya atau Adnan Oktar di
dalam bukunya yang berjudul KeruntuhanTeori Evolusi mengatakan bahwa sampai saat
ini tidak ada bukti yang menunjukkan telah ditemukannya makhluk transformasi dari
bentuk ikan menjadi burung yang sebagian tubuhnya berbentuk ikan tetapi sudah tumbuh
sayap dan paruhnya. Harun Yahya jelas-jelas mengatakan bahwa Teori Evolusi telah
menyesatkan umat manusia, bahkan beliau mengatakan bahwa Teori Evolusi Darwin
telah membahayakan Aqidah Islam, sehingga bagi umat Islam yang mempercayai Teori
Evolusi tersebut dikategorikan telah melanggar Aqidah Islam.
Lalu perhatikan pula Firman Allah berikut :

Artinya :
Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan
langit dan bumi, dan tidak pula penciptaan diri mereka sendiri, dan tidaklah Aku
mengambil orang-orang menyesatkan itu sebagai penolong. (QS. Kahfi, 18 : 51)
Firman Allah tersebut menegaskan bahwasanya Iblis dan anak cucunya saja tidak
mengetahui dan mengerti atas penciptaan diri mereka sendiri, apalagi manusia yang
diciptakan setelah diciptakannya Iblis, sekiranya Allah tidak memberitahu lewat FirmanNya melalui Al-Quran yangditurunkan kepada Rasulullah SAW. Bagaimana mungkin
mereka bisa menduga bahwa manusia (yang juga termasuk dirinya Darwin) itu berasal
dari seekor kera, sedangkan kera adalah spesies binatang bukan manusia. Allah Sang
Pencipta manusia itu sendiri menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang sebaikbaik ciptaan-Nya, sebagaimana yang dijelaskan melalui Firman-Nya :

Artinya :
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dalam bentuk/rupa yang sebaikbaiknya. (QS. At-Tin, 95 : 4)
Perhatikan Firman Allah berikut :

Pendidikan Agama Islam

Page 3

Artinya :
Dan segala sesuatunya Kami ciptakan berpasang-pasangan agar supaya kamu
mengingat kebesaran Allah. (QS. Adz-Dzariyat, 51 : 49)
Ayat di atas begitu gamblang menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala
sesuatunya secara berpasang-pasangan, yakni laki-laki dan perempuan (untuk manusia),
jantan dan betina (untuk fauna), bahkan berlaku pula untuk tumbuh-tumbuhan (flora).
Dahulu kala orang mengasosiasikan jenis kelamin hanya untuk manusia dan hewan, serta
tidak berlaku untuk tumbuh-tumbuhan. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan di akhir abad ke-20, orang sudah tahu bahwa dalam dunia tumbuh-tumbuhan
(flora) pun terdapat yang namanya jenis kelamin, yakni yang disebut sebagai serbuk
sari (jantan) dan kepala putik (betina). Jadi maha benarlahapa-apa yang dikatakan Allah
dalam Firman-Nya.
Dalam penciptaan manusia pertama (Adam), setelah Allah meniupkan ruh ke
dalam tubuh Adam, bersamaan dengan itu pula Allah telah menciptakan bahan dasar
(substansi) keturunan manusia pada punggung Adam, dalam bentuk material substansi
calon manusia (ciptaan) yang amat teliti dan teramat kompleks yang tercermin dalam
DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) pada tiap-tiap manusia yang dilahirkan kemudian.
Sementara itu, Siti Hawa (isteri Adam) diciptakan langsung oleh Allah dari tulang
rusuk Adam. Hal ini diterangkan Allah dalam Firman-Nya :

Artinya :

Pendidikan Agama Islam

Page 4

Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya (Hawa) dari (diri)nya;
dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan
(peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu. (Q.S. An-Nisa, 4 : 1)
Sejak awal, Allah SWT telah memperlihatkan eksistensi Dzat-Nya kepada semua
makhluk ciptaan-Nya, dari yang pertama diciptakan sampai yang terakhir, termasuk
kepada manusia. Sebab tanpa persaksian ini, manusia tidak akan pernah mampu
mencerna dan menangkap dengan panca inderanya atas pemahaman hal-hal yang bersifat
ghaib (tidak nyata).
Dari awal kejadian manusia itu, sebenarnya manusia sudah meyakini bahwa Allah
itu ada. Inilah yang disebut sebagai Fitrah Iman kepada Allah yang terdapat di dalam Afidah (Akal & Hati nurani) manusia itu sendiri. Hati nurani manusia senantiasa akan selalu
mendekatkan jiwa dan diri manusia itu sendiri kepada Sang Penciptanya, yakni Allah
SWT. Hati nurani akan selalu melekat pada diri manusia sejak ia dilahirkan hingga ajal
menjemputnya, bahkan hingga manusia dibangkitkan kembali oleh Allah SWT pada hari
kiamat nanti.
Di antara ilmu-ilmu fisiologi yang sudah begitu jauh berkembang sampai dengan
pengenalan mekanisme dan fungsi organ-organ tubuh manusia, ditambah lagi dengan
temuan-temuan di bidang ilmu genetika manusia yang sedemikian spektakuler pada
milenium ketiga ini, namun hingga saat ini masih sangat banyak manusia yang belum
sepenuhnya mengerti tentang hakikat (esensi) dirinya sendiri, karena memang ilmu
pengetahuan tentang esensi hidup manusia masih sangat jarang dibicarakan dan masih
sangat jauh dari kemajuan sehingga sampai kini masih berada pada tahap awal
pengenalan sisi-sisi penting kehidupan manusia.
Islam memandang eksistensi manusia sebagai suatu kesatuan utuh yang tidak
dapat dipisahkan antara jasmani, rohani, serta akal dan budi. Akal dan budi tersebut
sebagai Af-idah yang telah dikaruniakan Allah kepada manusia. Budi itulah yang disebut
sebagai hati nurani.
Antara jasmani, rohani, dan akal budi (Af-idah) saling terkait serta membentuk
suatu ikatan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya (interdependensi).
Pandangan Islam terhadap manusia dalam hal ini adalah seimbang (tawazun). Oleh
karena manusia tidak mampu membuat sistem bagi kehidupannya sendiri, maka yang
paling kompeten (kuasa) membuat sistem kehidupan manusia adalah Allah SWT. Maka
dari itu, untuk mengungkap esensi hidup manusia di dunia ini haruslah melalui wahyuwahyu Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW berupa Al-Quran dan Hadits yang
Pendidikan Agama Islam

Page 5

dapat menjelaskan tentang hakikat manusia itu sendiri. Dia-lah yang paling menguasai
tentang manusia karena Dia (Allah) yang menciptakannya.
Perhatikan Firman Allah berikut ini :

Artinya :
Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan kamu
rahasiakan)? (QS. Al-Mulk, 67 : 14)
Kehidupan Manusia di Dunia yang Fana ini pada Hakikatnya adalah :
1. Kesenangan yang Menipu atau Memperdaya.
dan tidaklah kehidupan dunia itu melainkan hanyalah kesenangan yang
menipu/memperdaya. (QS. Ali Imran, 3 : 185)
2. Permainan dan Sesuatu yang Melalaikan.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan
sesuatu yang melalaikan, . (QS. Al-Hadid, 57 : 20)
3. Kesenangan yang Teramat Sedikit Sekali.
kenikmatan hidup di dunia ini bila dibandingkan dengan akhirat amatlah sedikit
sekali. (QS. At-Taubah, 9 : 38)
4. Rangkaian Ujian dan Cobaan Hidup.
Dan Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai suatu
cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan. (QS. Al-Anbiya, 21 : 35)
Allah akan memberi cobaan hidup kepada manusia dengan bermacam-macam
cobaan yang bisa berupa kesulitan atau kesusahan hidup, himpitan ekonomi, penyakit
dan kesedihan-kesedihan lainnya, tetapi bisa pula berupa kesenangan hidup, rizki yang
berlimpah, isteri yang sangat cantik, anak yang banyak, perhiasan dari emas dan perak,
ternak yang banyak atau hasil sawah, kebun dan hasil pertanian yang berlimpah.
Semua itu dimaksudkan Allah SWT untuk menguji manusia serta untuk
menyeleksi mana di antara manusia tersebut yang paling baik perbuatannya, paling
baik akhlaqnya, paling baik imannya, dan yang paling tinggi kesabarannya. Dengan
Pendidikan Agama Islam

Page 6

memberikan cobaan-cobaan dan ujian kepada manusia tersebut, Allah ingin


mendengar sendiri secara langsung dari manusia yang diuji-Nya tentang reaksi dan
komentar atas cobaan itu.
Hidup ini memang tidak pernah sunyi dari ujian Allah, baik senang maupun
susah, baik suka maupun duka. Dalam kehidupan manusia di dunia ini, Allah akan
pergilirkan kepada tiap-tiap manusia, antara senang dan susah, antara suka dan duka,
antara kekayaan dan kemiskinan, antara kejayaan dan kehancuran, supaya manusia
mengingat Allah.
Hal ini sesuai dengan Firman-Nya, yang artinya :
Dan hari-hari itu Kami pergilirkan di antara manusia, supaya Allah mengetahui siapa
orang-orang yang beriman... (QS. Ali Imran, 3 : 140)
Di samping itu semua, Allah menjanjikan bahwa di setiap kesusahan pasti ada
kemudahan.

B. Kehidupan di Akhirat
1. Alam Barzah
Mengenai kehidupan sesudah mati, Al-Quran tidak menjelaskan tentang hari
akhir saja, tetapi juga memberikan banyak informasi menyangkut kejadian dan peristiwa
saat kematian, kehidupan barzah, dan peristiwa-peristiwa sesudahnya. Dengan kematian,
seseorang memasuki tahap pertama kehidupan akhirat. Hal ini dinyatakan oleh hadist
Nabi yang diriwayatkan oleh Turmuzi, Ibn Majah dan hakim melalui Usman, yang
artinya:
Sesungguhnya kubur itu adalah tahap pertama untuk alam akherat. Jika seseorang telah
selamat dalam menempuh tahap pertama ini, maka dalam menempuh tahap-tahap
berikutnya akan lebih ringan. Jika ia tidak selamat dalam menempuh tahap pertama,
maka dalam menempuh tahap-tahap berikutnya, ia akan lebih berat.
Tahap pertama setelah kematian disebut dengan alam barzah atau alam kubur.
Dalam tahap ini semua orang yang telah mati akan hidup dalam satu alam penantian
datangnya hari kiamat. Tahap ini dimulai sejak seseorang meninggal dunia hingga hari
kebangkitan. Hal ini diungkapkan dalam Al-Muminuun (23) : 99-100 sebagai berikut :

Pendidikan Agama Islam

Page 7

Artinya :
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, Ya
Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap
yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan. (QS. Al-Muminun, 23 : 99-100)
Barzah secara leksikal berarti pemisah, dinding, dan pembatas. Kehidupan alam
barzah diartikan oleh para ahli tafsir sebagai kehidupan baru setelah manusia meninggal,
yaitu kehidupan dalam alam kubur yang membatasi antara dunia dan akhirat. Dengan
kata lain, kehidupan ini adalah periode antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat,
yang memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Oleh Shihab kehidupan alam barzah diibaratkan seperti keberadaan dalam suatu ruangan
terpisah yang terbuat dari kaca. Ke depan penghuninya dapat melihat hari kemudian,
sedangkan ke belakang mereka melihat manusia yang masih hidup di pentas bumi.
Agar aku berbuat amal shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka
ada dinding (barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Muminuun, 23 : 100)
Berdasarkan Al-Muminuun (23) : 100 di atas dapat disimpulkan bahwa setelah
kematian terdapat alam barzah. Seorang muslim dituntut oleh agamanya untuk meyakini
adanya alam barzah. Bentuk dan hakikat alam barzah, yang masih jadi polemik para
ulama dan ilmuwan muslim, bukan merupakan tuntutan agama yang harus diyakini
pemeluknya.
Dalam Yasin (36) : 51-52 diungkapkan keadaan orang-orang kafir pada hari
kiamat terkejut ketika dibangunkan (dibangkitkan) dari tempat tidurnya seperti berikut
ini.

Pendidikan Agama Islam

Page 8

Artinya :
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata Aduhai celakalah kami! Siapakah
yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan
(Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasulNya. (QS. Yasin 36 : 51-52)
Berdasarkan ayat-ayat di atas, sebagian ulama berpendapat bahwa di alam barzah
manusia tidak atau belum mendapat balasan, baik berupa kenikmatan maupun berupa
siksa. Para ulama yang berpendapat demikian berargumentasi bahwa ayat di atas
menginformasikan orang-orang kafir ketika itu merasa diri mereka tidur dan terhentak
bangun dengan tiupan sangkakala. Selanjutnya, para ulama ini mengatakan kalau
memang orang-orang kafir itu tidur dan terhentak dengan tiupan sangkakala, bagaimana
bisa dinyatakan ada kehidupan di alam barzah? Para ulama ini akhirnya
mempertanyakan, apakah orang-orang akan mendapatkan balasan berupa kenikmatan
atau siksa dalam alam kubur, sedangkan mereka tertidur?
Di samping pendapat yang menolak adanya kehidupan alam barzah, terdapat
pendapat yang menerima dan meyakini adanya kehidupan itu. Ada sebagian ulama yang
menyatakan bahwa dalam alam barzah manusia sudah merasakan balasan kenikmatan
atau siksa atas amal perbuatannya di dunia. Pendapat para ulama ini berdasarkan pada
Gafir (40) : 45-46 sebagai berikut.

Artinya :
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta
kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka
pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat),
Pendidikan Agama Islam

Page 9

Masukanlah Firaun dan kaum-nya ke dalam azab yang sangat keras. (QS. Gafir, 40 :
45-46)
Ayat di atas menerangkan bahwa sebelum datang kiamat Firaun dan kaumnya
telah mendapat siksa. Siksaan ditimpakan pada waktu pagi dan petang. Dengan kata lain,
Firaun dan kaumnya telah mendapat siksa ketika masih berada di alam kubur atau alam
barzakh. Setelah datang kiamat para malaikat penyiksa mengatakan, Masuklah Firaun
dan kaumnya ke dalam siksa yang sangat keras. Firaun beserta kaumnya pun
dimasukan ke dalam neraka.
Selain ayat di atas, pelukisan azab di alam barzakh juga diungkapkan dalam Taha
(20): 124 sebagai berikut.

Artinya:
Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta. (QS. Taha, 20:124)
Berkaitan dengan ayat di atas, terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Said Al-Khurid dan Abdullah Ibnu Masud sebagai berikut. Nabi bertanya kepada
sahabat, Tahukah kamu sekalian, apa sebab an-nuzul ayat ini? Mereka menjawab,
Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, Nabi bersabda, (penghidupan yang
sempit) yaitu siksa orang kafir di dalam kubur.
Dalam alam barzah juga terdapat kenikmatan yang diperoleh oleh manusia yang
mati syahid. Hal ini diungkapkan dalam Al-Baqarah (2) : 154 dan Ali Imran (3) : 169
berikut ini.

Artinya:
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah
(bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak
menyadarinya. (QS. Al-Baqarah, 2 : 154)

Pendidikan Agama Islam

Page 10

Artinya:
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan
mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (QS. Ali Imran, 3 : 169)
Kedua ayat di atas menginformasikan bahwa orang yang mati syahid (gugur di
jalan Allah) dilukiskan sebagai orang yang hidup, bahkan mendapat rezeki. Ini berarti di
alam barzah pun terdapat kenikmatan yang diberikan kepada manusia.
2. Hari Kiamat (Yaum al-Qiyamah)
Kehidupan akhirat dimulai dengan peniupan sangkakala yang pertama. Dengan
peniupan sangkakala itu, alam raya dan dunia seisinya menjadi hancur, matahari
digulung, bulan terbelah, bintang-bintang pudar cahayanya, dan gunung-gunung
dihancurkan menjadi debu yang beterbangan bagaikan kapas. Itu semua merupakan
kehancuran total. Dalam Al Quran peristiwa itu disebut kiamat. Hal ini diungkapkan,
misalnya, dalam Al-Haqqah (69); 13-16 sebagai berikut.

Artinya:
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung,
lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah kiamat, dan
terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. (Qs Al-haqqah (69); 1316).
Dalam An-Naba (78) : 17-20 juga dipaparkan kejadian dan peristiwa pada hari
kiamat seperti berikut.
Pendidikan Agama Islam

Page 11

Artinya :
Sesungguhnya hari keputusan (baca: hari kiamat) adalah suatu waktu yang ditetapkan,
yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompokkelompok dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu dan dijalankanlah
gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. (QS An-Naba (78):17-20)
Ayat di atas menginformasikan bahwa datangnya hari kiamat itu telah ditetapkan
oleh Tuhan. Tuhan sendirilah yang mengetahui kapan datangnya. Tuhan hanya memberi
sinyal bahwa hari kiamat itu ditandai dengan peniupan sangkakala.
Dalam Az-Zumar (39) : 68 diungkapkan proses peniupan sangkakala oleh malaikat
seperti berikut.

Artinya :
Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa
yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba
mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (QS. Az-Zumar, 39 : 68)
Ayat di atas menginformasikan bahwa peniupan sangkakala itu tidak hanya sekali
saja. Pada peniupan sangkakala yang pertama tidak seluruh makhluk akan hancur dan
binasa. Namun, ada yang dikehendaki oleh Allah untuk tidak hancur, yakni Malaikat
Izrofil yang bertugas meniup sangkakala. Pada peniupan sangkakala yang kedua manusia
seisi bumi dan langit bangun dan hidup kembali.
Peristiwa kiamat dikemukakan oleh Al-Quran dengan kedahsyatannya yang
hebat. Kedahsyatannya itu tidak hanya berbentuk materi-fisik, seperti kehancuran langit,
Pendidikan Agama Islam

Page 12

bumi dan gunung, melainkan juga berbentuk mental-psikologis. Goncangan mentalpsikologis ini diungkapkan dalam Al-Hajj (22) : 1-2 sebagai berikut.

Artinya :
Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). Ingatlah pada hari (ketika) kamu
melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusukannya dan gugurlah segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat kerasnya. (QS. Al-Hajj, 22 : 1-2)
Dalam ayat di atas juga diinformasikan terjadinya perubahan perilaku kejiwaan
manusia. Diantaranya, para ibu yang tidak memikirkan keselamatan dan kesehatan
bayinya sehingga lupa menyusui. Goncangan mental-psikologis lainnya ialah gugurnya
kandungan semua wanita yang hamil.
Banyak sekali ayat Al-Quran yang menginformasikan peristiwa kehancuran alam
secara total pada hari kiamat, tetapi tidak ada informasi sedikitpun kapan hari kiamat
datang dan terjadi. Bahkan secara tegas dalam berbagai ayat dinyatakan bahwa tidak
seorangpun yang mengetahui kapan hari kiamat itu datang. Dalam An-Naziat (79) : 4244, yang artinya :
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit,
Kapankah terjadinya? Siapakah kamu, (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?
Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). (QS. AnNaziat, 79 : 42-44)
Pendidikan Agama Islam

Page 13

Walaupun demikian, Al-Quran menginformasikan bahwa waktu datangnya


kiamat itu sudah dekat. Hal ini diungkapkan dalam Al-Anbiya (21) : 1 berikut.

Artinya :
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka (baca : kiamat),
sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS. Al-Anbiya,
21 : 1)
Waktu datangnya kiamat tetaplah misteri, meskipun ada sejumlah ayat Al-Quran
dan hadist yang menginformasikan tanda-tandanya. Karena informasi itu banyak
bersumber dari hadist, sebagian ulama meyakini dan sebaliknya, dan sebagian lagi
menolaknya.
Tanda-tanda yang berasal dari informasi hadis, antara lain:
1. Terbitnya matahari dari arah barat. Informasi ini diungkapkan dari hadis yang
diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud melalui Abu Hurairah;
2. Datangnya imam mahdi. Kedatangan imam Mahdi ini diungkapkan melalui
berbagai hadis nabi, seperti yang diungkapkan oleh Abu Dawud dan Turmuzi.
Namun, hadis-hadis yang menginformasikan datangnya Imam Mahdi itu dinilai oleh
sebagian ulama sebagai hadis yang lemah (daif);
3. Datangnya Dajjal. Hadis yang menginformasikan kedatangan Dajjal ini dinilai oleh
sebagian ulama sebagai hadis sahih, seperti yang diriwayatkan oleh Turmuzi,
Bukhari, Muslim, Nasai, dan Ibnu Majah melalui Aisyah;
4. Turunnya Nabi Isa ke dunia. Sekian banyak hadis nabi yang menginformasikan
turunnya nabi Isa, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim melalui Abu
Hurairah. Bahkan, As Suyuthi melengkapi dengan sekian banyak hadis yang
dinilainya sebagai hadis yang sahih. Walaupun demikian, sebagian ulama menyatakan
bahwa hadis-hadis yang menginformasikan turunnya Nabi Isa menjelang kiamat itu
adalah hadis yang lemah (daif):
5. Rusaknya kakbah. Hadis tentang rusaknya kakbah sebagai tanda kiamat
diriwayatkan oleh Muslim melalui Abu Hurairah;
6. Lenyapnya Al Quran dari hati manusia. Diinformasikan oleh hadis yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah melalu Huzaifah;
7. Kafirnya semua manusia yang hidup di muka bumi. Hadis mengenai hal ini
diriwayatkan oleh muslim melalui Anas.
Kualitas hadis-hadis yang menginformasikan tanda-tanda kiamat di atas memang
menjadi polemik para ulama. Sebagian ulama menyatakan sebagai hadis sahih, tetapi
sebaian yang lain menyatakan sebagai hadis yang lemah (daif).
Pendidikan Agama Islam

Page 14

Informasi adanya tanda-tanda kiamat terdapat dalam Muhammad (47) : 18.

Artinya:
Maka tidaklah mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya
kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya.
Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah
datang? (QS. Muhammad, 47 : 18)
Ayat di atas menginformasikan bahwa ada tanda yang mengawali datangnya
kiamat. Dengan kata lain, kiamat itu datang secara tiba-tiba. Hanya, bentuk dan wujud
tanda-tanda itu tidak dinyatakan secara jelas dan transparan.
Tanda-tanda kiamat yang diinformasikan oleh Al-Quran setidaknya ada tiga.
Pertama, munculnya binatang ajaib yang biasa disebut dabbah al-ard, seperti dalam AnNaml (27) : 82, yang artinya :
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata
dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu
tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (QS. An-Naml, 27 : 82).
Berdasarkan makna harfiah ayat di atas, tanda kiamat adalah munculnya binatang
yang bernama dabbah al-ard. Binatang ini mempunyai keistimewaan, yaitu dapat
berbicara kepada orang-orang kafir. Hanya tidak diketahui bagaimana bentuk dan wujud
binatang itu karena Al-Quran sendiri tidak menginformasikan lebih jauh tentang
binatang itu.
Kedua, munculnya Yakjuj dan Makjuj, seperti terdapat dalam Al-kahfi (18) : 94.

Artinya :
Pendidikan Agama Islam

Page 15

Mereka berkata, Hai Zulqarnain, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu orang-orang
yang membuat kerusakan di bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara Kami dan mereka. (QS.
Al-Kahfi, 18 : 94).
Yang dimaksud Yakjuj dan Makjuj ialah dua bangsa yang membuat kerusakan di
muka bumi, sebagaimana yang dilakukan oleh bangsa Tortor dan Mongol.
Ketiga, adanya kabut atau asap yang menutupi semua manusia, seperti terdapat
dalam Ad-Dukhan (44) : 10-12, yang artinya :
Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut (asap) yang nyata, yaitu meliputi
manusia. Inilah azab yang pedih. (mereka berdoa), Ya Tuhan kami, lenyapkanlah kami
dari azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. (Qs Ad-Dukhan, 44 : 10-12)
Sebagian ulama meyakini bahwa hari yang dimaksud adalah hari kiamat.
Namun, sebagian ulama yang lain tidak sependapat bahwa hari pada ayat di atas tidak
secara tegas mengacu pada hari kiamat.
Informasi tanda-tanda yang bersumber dari Al-Quran bukan merupakan
informasi yang tegas (zanny ad dalalah). Informasi dari Al-Quran mengenai tanda-tanda
kiamat yang transparan (qat iy ad-dalalah) tidak ditemukan. Sementara itu, informasi
tanda-tanda kiamat yang bersumber dari hadis masih merupakan zanny al-wurud
sehingga terjadi polemik terhadap kadar kualitas hadis itu. Oleh karena itu, informasi
yang bersumber dari hadis tidak dapat menjadi pegangan dalam masalah keyakinan
sehingga tidak termasuk ajaran dasar dalam Islam. Demikian halnya informasi yang
bersumber dari Al-Quran. Jadi, ajaran dasar Islam tidak mempermasalahkan tanda-tanda
kiamat.

3. Hari Kebangkitan (Yaum Al-Baas)


Hari kebangkitan (yaum al-baas) ditandai dengan peniupan sangkakala yang
kedua. Jika dengan peniupan sangkakala yang pertama manusia dan seluruh alam raya
hancur dan binasa, dengan peniupan sangkakala yang kedua manusia bangkit dari kubur
mereka.
Tidak diinformasikan bagaimana wujud dan bentuk manusia yang bangkit dan
hidup kembali itu, apakah seperti manusia pada waktu di dunia ataukah dalam bentuk
lain. Situasi dan kondisi manusia pada saat dibangkitkan kembali diungkapkan dalam AlQamar (54) : 6-8, yang artinya :
Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru
(malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), sambil
menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka
Pendidikan Agama Islam

Page 16

belalang yang beterbangan, mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orangorang kafir berkata, Ini adalah hari yang berat. (QS.Al-Qamar, 54 : 6-8)
Ayat di atas menginformasikan bahwa manusia hidup kembali dari kematiannya
seraya menundukkan pandangannya. Ini disebabkan manusia baru menyadari kekerdilan
dan ketidakmampuannya saat menghadapi situasi yang berat.
Sementara itu, mengenai cara bangkit dan keluarnya manusia dari kubur
diungkapkan dalam Qaf (50) : 41-44, yang artinya :
Dan dengarlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.
(Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari
keluar (kubur). Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada
Kamilah tempat kembali (semua makhluk). (Yaitu) pada hari bumi terbelah-belah
menampakkan mereka (lalu mereka keluar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah
pengumpulan yang mudah bagi Kami. (QS. Qaf, 50 : 41-44)
Sikap dan tingkah laku orang-orang kafir yang dibangkitkan dari kuburnya
diungkapkan dalam Al-Maarij (70) : 42-44, yang artinya :
Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebathilan) dan bermain-main sampai
mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka, (yaitu) pada hari mereka
keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada
berhala-berhala (sewaktu di dunia), dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya
(serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka. (QS.
Al-Maarij, 70 : 42-44)
Ada jarak waktu antara peniupan sangkakala pertama dengan peniupan kedua.
Namun, hanya Tuhan yang mengetahui kadar jarak yang sebenarnya. Ketika semua
makhluk telah hancur dan meninggal, termasuk malaikat Izrafil, Tuhan berseru dan
bertanya, Kepunyaan siapakah kerajaan atau kekuasaan hari ini? kemudian Tuhan
menjawab sendiri, Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Dialog
tersebut diungkapkan dalam Gafir (40) : 16.

Artinya :
(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka
yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman) Kepunyaan siapakah kerajaan
pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (QS.
Gafir, 40 : 16).
Pendidikan Agama Islam

Page 17

4. Hari Berkumpul (Yaumul-Hasyr)


Setelah dibangkitkan, seluruh manusia digiring dan dikumpulkan ke Mahsyar
(tempat berkumpul). Informasi ini diungkapkan dalam Al-Maarij (70) : 8-14, yang
artinya :
Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak. Dan gunung-gunung menjadi
seperti bulu (yang beterbangan). Dan tidak ada seorang teman akrab pun yang
menanyakan temannya, sedang mereka saling melihat. Orang-orang kafir ingin kalau
sekiranya dia mendapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,
istrinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia), dan orangorang di atas bumi seluruhnya; kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat
menyelamatkannya. (QS. Al-Maarij, 70 : 8-14)
Pada berkumpulnya manusia di Mahsyar, menurut ayat di atas, kondisi alam
dalam keadaan hancur, yang diibaratkan gunung seperti bulu yang beterbangan dan langit
seperti luluhan perak. Situasi dan kondisi Mahsyar yang menakutkan dan menyeramkan
itu menyebabkan manusia tidak saling kenal. Bahkan orang-orang kafir rela
mengorbankan orang-orang yang dicintainya, (kalau bisa) untuk menebus dirinya.
Bagi orang yang bertawakal hari itu sangat menyenangkan karena mereka menjadi
duta dari Tuhan sebagaimana diinformasikan dalam Maryam (19) : 85 sebagai berikut.

Artinya :
(Ingatlah) hari (ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat. (QS. Maryam, 19 : 85)
Kondisi orang-orang kafir pada saat berkumpul di Mahsyar di ungkapkan dalam
An-Naml (27) : 83-85, yang artinya:
Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orangorang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Lalu mereka dibagi bagi (dalam kelompokkelompok). Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman, Apakah kamu telah
mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang
telah kamu kerjakan? dan jatuhlah perkataan (azab) atas mereka disebabkan kezaliman
mereka, maka mereka tidak dapat berkata (apa-apa). (QS. An-Naml, 27 : 83-85)

5. Hari Pengadilan (Yaum Al-Hisab)


Pendidikan Agama Islam

Page 18

Setelah manusia berkumpul di mahsyar diadakanlah suatu Pengadilan Agung


yang dilakukan oleh Tuhan untuk menghitung (menghisab) amal perbuatan yang telah
dilakukan setiap manusia di muka bumi. Saat berlangsung penghitungan amal itu biasa
disebut yaum al-hisab (hari perhitungan).
Pada hari perhitungan itu semua makhluk secara sendiri-sendiri menghadap
Tuhan untuk ditimbang amal perbuatannya secara teliti dan penuh kecermatan. Informasi
ini diungkapkan dalam Maryam (19) : 93-95, yang artinya :
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi kecuali akan datang kepada Tuhan Yang
Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah
mereka dan menghitung dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang
kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (QS. Maryam, 19 : 93-95)
Proses pengadilan Illahi (Mahkamah Tuhan) itu meliputi beberapa tahap. Tahap
pertama, Tuhan bertanya kepada setiap makhlukNya. Tahap kedua, penerimaan catatan
amal perbuatan yang telah ditulis oleh malaikat. Tahap ketiga, kesaksian anggota tubuh
manusia.
Informasi mengenai tahap pertama diungkapkan dalam Al-Hijr (15) : 92-93, yang
artinya :
Maka demi Tuhanmu Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah
mereka kerjakan dahulu. (QS. Al-Hijr (15) : 93-95)
Dalam proses bertanya ini mestinya ada unsur dialog seperti halnya antara
terdakwa dan hakim. Tuhan sebagai sang Hakim dan makhluk sebagai terdakwa. Untuk
membuktikan soal jawab antara Tuhan (sang Hakim) dan makhlukNya (terdakwa),
dibukalah catatan harian yang telah ditulis secara teliti oleh malaikat. Catatan ini
merupakan bukti dokumenter yang bertujuan memperkuat proses tanya jawab, seperti
ditegaskan dalam Al-Kahfi (18) : 49 sebagai berikut.

Artinya :
Diletakkan
kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang
(tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, Aduhai celakalah kami, kitab apakah ini
yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat
semuanya; dan mereka didapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan
Tuhanmu tidak akan menganiaya seorang jua pun. (QS Al-Kahfi, 18 : 49)

Pendidikan Agama Islam

Page 19

Catatan itu, menurut ayat di atas, sangat teliti. Tidak ada satu perbuatanpun yang
tidak tercatat karena yang menulis adalah malaikat. Ini diungkapkan dalam Al-Infitar (82)
: 10-12, yang artinya :
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu
itu) mereka mengetahui apa yang kamu kerjakaan. (QS. Al-Infitar, 82 : 10-12)
Ayat di atas secara harfiah menginformasikan bahwa malaikat yang bertugas
mengawasi dan menulis amal perbuatan setiap manusia adalah Malaikat Katibin. Catatan
itu sebenarnya sudah cukup berbicara untuk mengadili manusia. Informasi ini
diinformasikan dalam Al-Isra (17) : 14 berikut.

Artinya :
Bacalah kijtabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu. (QS. Al-Isra, 17 : 14)
Tahap ketiga dari proses penghisaban adalah ditampilkannya saksi-saksi. Tuhan
memperkuat keadilan-Nya dengan menghadirkan saksi-saksi. Dalam Qaf (50) : 21
diinformasikan adanya satu penggiring dan satu penyaksi seperti berikut ini.

Artinya :
Setiap jiwa datang dengan satu penggiring dengan satu penyaksi. (Qs. Qaf, 50 : 21)
Menurut shihab, yang dimaksud penggiring dalam ayat di atas adalah malaikat,
sedangkan penyaksi adalah malaikat itu sendiri. Saksi-saksi yang diajukan Tuhan dalam
Mahkamah Tuhan (Pengadilan Illahi) adalah manusia itu sendiri, yakni kaki dan tangan
mereka. Ini diungkapkan dalam Yasin (36) : 65, yang artinya :
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS.
Yasin, 36 : 65)
Dalam ayat lain disebutkan bahwa yang menjadi saksi tidak hanya kaki dan
tangan manusia, melainkan juga lidah mereka. Ini diungkapkan dalam An-Nur (24) : 24
sebagai berikut.

Pendidikan Agama Islam

Page 20

Artinya :
Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap
apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nur, 24 : 24)
Mahkamah Tuhan (Pengadilan Illahi) pada yaum al-hisab menjunjung tinggi
keadilan dan keobjektifan sehingga tidak satu amal perbuatan pun yang tertinggal untuk
dipertanggungjawabkan. Setiap amal perbuatan manusia akan dibalas walau sekecil
zarrah. Ini diungkapkan dalam Al-Zalzalah (99) : 7-8, yang artinya :
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah, 99 : 7-8)
Sebagai tolok ukur keadilan, Tuhan membuat alat pengukur amal perbuatan
manusia yang disebut al-mizan. Mengenai al-mizan ini Tuhan menginformasikan adanya
dua substansi. Pertama, al-mizan itu akurat dan pasti terpercaya ketepatannya. Ini
diungkapkan dalam Al-Anbiya (21) : 47 sebagai berikut.

Artinya :
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat zarrah pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (QS. AlAnbiya, 21 : 47).

Kedua, al-mizan menjunjung tinggi keadilan sehingga tingkat kebenarannya


mutlak. Ini diungkapkan dalam Al-Araf (7) : 8-9, yang artinya :
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan) maka barangsiapa berat timbangan
kebikannya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang

Pendidikan Agama Islam

Page 21

ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya


sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al-Araf, 7 : 8-9)
Dari sekian banyak ayat Al-Quran itu tidak ada satu ayat pun yang menjelaskan
bentuk dan hakikat al-mizan. Al-Quran tidak memberikan penjelasan al-mizan sebagai
suatu bentuk material atau spiritual. Yang jelas, al-mizan itu mempunyai dua substansi,
yaitu akurat dan adil.
Selanjutnya, hasil catatan amal manusia yang telah ditimbang dalam al-mizan itu
diserahkan kepada setiap manusia. Proses penyerahan itu diungkapkan dalam Al-Insyiqaq
(84) : 7-8 dan 10-12, yang artinya :
Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
belakang, maka dia akan berteriak, Celakalah aku. Dan Dia akan masuk ke dalam api
yang menyala-nyala (neraka). (QS. Al-Insyiqaq, 84 : 7-8 dan 10-12)
Dari Mahsyar, setelah dihisab, manusia akan menuju surga atau neraka. Untuk
menuju tempat itu, beberapa ayat Al-Quran menginformasikan bahwa manusia harus
melewati As-Sirat atau jalan atau jembatan. Informasi mengenai as-sirat bagi orangorang zalim diungkapkan dalam As-Saffat (37) : 22-23, yang artinya :
(Kepada malaikat diperintahkan) : Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta
teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain
Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan (as-sirat) ke neraka. (QS. As-Saffat, 37 :
22-23)
Informasi mengenai as-sirat bagi orang-orang kafir diungkapkan dalam Yasin
(36) : 66 sebagai berikut.

Artinya :
Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatanmata mereka; lalu
mereka berlomba-lomba (mencari) jalan (as-sirat). Maka betapakah mereka dapat
melihat(nya). (QS. Yasin, 36 : 66)
Pendidikan Agama Islam

Page 22

Informasi mengenai as-sirat bagi orang-orang yang bertakwa diungkapkan dalam


Maryam (19) : 71-72, yang artinya :
Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan
menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zalim di
dalam neraka dalam keadaan berlutut. (QS. Maryam, 19 : 71-72)
Berdasarkan ayat-ayat Al-Quran di atas, sebagian ulama mengiyakan adanya assirat. Menurut mereka, as-sirat adalah jembatan yang harus dilalui oleh setiap orang
untuk menuju surga. Di bawah as-sirat terdapat neraka dengan segala tingkatannya.
Mereka juga menyatakan bahwa bentuk as-sirat adalah material. Mereka menggunakan
dalil berdasarkan informasi hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagai
berikut, yang artinya :
Allah akan mengumpulkan seluruh manusia pada hari kiamat, kemudian berfirman,
Barangsiapa yang menyembah sesuatu benda selain Allah, maka haruslah mengikuti
apa-apa yang dijadikan tuhannya itu. Maka orang-orang yang menyembah matahari,
mereka mengikuti matahari; orang-orang yang menyembah bulan, mereka mengikuti
bulan; dan orang-orang yang menyembah berhala-berhala pun, mereka mengikuti
berhala-berhala. Akhirnya yang tertinggal adalah umat ini, termasuk di dalamnya kaum
munafik. Allah mendatangi orang-orang tadi dengan menampakkan bentuk yang tidak
dimaklumi oleh orang-orang itu. Allah berfirman, Akulah Tuhanmu, Orang-orang itu
berkata Kami memohon perlindungan Allah dari pada-Mu. Ini adalah tempat kami
sehingga Tuhan kami datang di sini. Jikalau Tuhan kami datang, kami pun dapat
mengenal-Nya. Kemudian Allah mendatangi orang-orang itu dengan menampakkan
bentuk yang dimaklumi mereka. Allah berfirman, Akulah Tuhanmu. Mereka menjawab,
Benar, Engkaulah Tuhan kami. Mereka mengikuti Allah. Lalu sirat dipasang di atas
kedua api neraka jahanam. Saya (Nabi Muhammad) dan umatku adalah orang yang
pertama kali menyeberangi sirat itu. Pada hari itu tak seorang pun yang dapat bercakapcakap, kecuali para rasul. Percakapan mereka berupa doa, yaitu, Ya Allah,
selamatkanlah. Ya Allah, selamatkanlah. Di neraka jahanam itu terdapat beberapa kait
bagaikan duri pohon sakdan. Apakah kamu sekalian mengerti pohon sakdan? Para
sahabat menjawab, Sudah, Ya Rasul. Maka Nabi Muhammad berkata, Kait-kait
dalam jahanam itu seperti pohon sakdan. Hanya besarnya tidak ada yang mengetahui,
kecuali Allah. Kait-kait itu akan menyambar manusia sesuai dengan amal perbuatannya.
Orang-orang yang beriman akan selamat karena amal perbuatannya, tetapi ada juga
yang terkait walau akhirnya dapat selamat.
As-sirat, menurut sebagian ulama, lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari
pedang. Informasi ini didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim melalui Abu Said, yang artinya :
Pendidikan Agama Islam

Page 23

Ada kabar yang sampai padaku (Abu said) bahwa as-sirat itu lebih tipis dari rambut
dan lebih tajam dari pedang.
Sebagian ulama menolak pendapat tentang keberadaan as-sirat dalam pengertian
material. Ini disebabkan informasi Al-Quran mengenai as-sirat itu tidak secara tegas
mengacu pada bentuk material sehingga masih bersifat zanniy al-dalalah. Sementara itu,
informasi as-sirat dalam hadis yang menunjukkan bentuk material masih bersifat zanniy
al-wurud. Karena keberadaannya masih bersifat polemik, keyakinan adanya as-sirat
bukan merupakan ajaran dari Islam.
6. Surga dan Neraka
Surga dan neraka merupakan kelanjutan alami dari perbuatan baik dan jahat
manusia. Secara logis manusia memerlukan keduanya sebagai balasan amal mereka di
dunia. Surga merupakan tempat bagi manusia yang beriman kepada Tuhan, beramal
saleh, melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Sebaliknya, neraka adalah tempat bagi manusia yang kafir kepada-Nya, ingkar terhadap
ayat-ayat-Nya, berbuat jahat, serta tidak taat kepada aturan-Nya. Oleh karena itu, surga
adalah tempat yang menyenangkan, sedangkan neraka adalah tempat yang
menyengsarakan. Simpulan ini didapat dari berbagai ayat yang menginformasikan
tentang surga dan neraka.
Informasi Al-Quran mengenai surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal
saleh diungkapkan dalam Al-Kahfi (18) : 107-108, yang artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh bagi mereka adalah surga
firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah
daripadanya.(QS. Al-Kahfi, 18 : 107-108)
Informasi Al-Quran mengenai neraka bagi orang-orang kafir dan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat-Nya diungkapkan dalam Al-Baqarah (2) : 39 sebagai
berikut.

Artinya :
Adapun orang-orang yang kafir akan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah, 2 : 39)
Informasi Al-Quran mengenai neraka bagi orang-orang yang berbuat jahat
diungkapkan dalam Al-Baqarah (2) : 81 sebagai berikut.
Pendidikan Agama Islam

Page 24

Artinya :
(Bukan demikian) yang benar. Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh
dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah,
2 : 81)
Secara umum, sebagian ulama menyatakan bahwa kehidupan ahirat adalah
kehidupan roh, bukan kehidupan jasmani. Oleh karena itu, bentuk surga dan neraka
bersifat spiritual-intelektual. Mereka juga menyatakan bahwa ayat-ayat AL-Quran dan
butir-butir hadis yang menginformasikan tentang makanan surga, minuman surga, pohon
surga, sungai surga, batu-batu neraka, dan isi surga-neraka tidak bisa menunjuk dan
mengacu pada makna yang sebenarnya, tetapi hanya menggambarkan secara metafora
dan bersifat alegori. Kenikmatan surga dan siksa neraka dalam Al-Quran dan hadis
hanya berupa simbol da kias dari sesuatu nikmat yang sangat besar atau siksa yang sangat
pedih. Kenikmatan surga dan kesengsaraan neraka itu tidak secara fisikal-material,
melainkan secara psiko-spiritual. Nikmat dan siksa yang diterima secara psiko-spiritual
menurut mereka lebih terasa daripada secara fisikal-material.
Sebaliknya, sebagian ulama menyatakan bahwa kehidupan akhirat adalah
kehidupan jasmani. Oleh karena itu, surga dan neraka berwujud materi-fisik. Mereka
beralasan bahwa informasi Al-Quran dan hadis menunjuk dan mengacu pada wujud dan
bentuk material. Kenikmatan surga dan kesengsaraan neraka, disamping dirasakan secara
psiko-spiritual, juga dirasakan secara fisikal-material. Jadi, para ulama ini berkeyakinan
bahwa di surga akan ada makanan dan minuman yang berwujud materi, seperti dalam AlHaqqah (69) : 21-24; Ar-Rad (13) : 35; At-Tur (52) : 23; dan Al-Waqiah (56) : 17-18.

Selain itu, wujud fisik surga itu didasarkan pada informasi Al-Quran tentang
pakaian dan tempat tidur di surga yang diungkapkan dalam Ad-Dukhan (44) : 52 dan AlKahfi (18) : 21. Tentang pohon, buah, dan tanaman surga diungkapkan dalam Al-Waqiah
(56) : 27-33 dan Ar-Rahman (55) : 68.
Para ulama yang meyakini wujud neraka secara fisik dan materi mengacu pada
informasi Al-Quran tentang makanan dan minuman neraka yang diungkapkan dalam AlGasyiyah (88) : 5-7 dan Al-Waqiah (56) : 52 dan 54.
Pendidikan Agama Islam

Page 25

Bentuk dan hakekat kehidupan surga dan neraka masih merupakan polemik bagi
para ulama sehingga dalam ajaran Islam pun umat tidak dituntut untuk meyakini bentuk
dan hakikat kehidupan surga dan neraka. Ajaran dasar Islam hanya menuntut agar setiap
Muslim meyakini adanya kehidupan surga dan neraka.

C. Keseimbangan Kehidupan Dunia dan Akhirat


Kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah mati, yakni akhirat.
Sayangnya, banyak manusia yang lupa atau bahkan melupakan diri. Meraka mengabaikan
tujuan penciptan manusia untuk beribadah kepada Allah (QS. Adz-Dzariyat, 51 : 56).
Perkembangan zaman yang semakin maju tidak diiringi oleh peningkatan iman kepadaNya. Geliat perekonomian yang semakin berkembang justru memalingkan perhatian
manusia untuk lebih mencari harta, bahkan mendewakannya.
Dalam mencari keridhoan Allah, harus melalui pintu pengabdian kepada orang
tua. Sayang sekali hal ini sering terlupakan oleh kebanyakan manusia di muka bumi ini.
Akibatnya kita banyak menyaksikan fenomena yang memilukan hati. Fenomena tersebut
diantaranya di suatu sisi kita melihat si anak hidup kaya raya, tetapi membiarkan orang
tua terlantar, dan lain sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa anak seperti ini tidak akan
mendapatkan ridha Allah.
Dari kehidupan di dunia ini kita hendaknya juga jangan melupakan kehidupan di
akhirat kelak. Kalau kiranya yang menjadi pusat perhatian manusia untuk mengisi
kehidupan hanya urusan dunia saja, mungkin bisa tercapai, tapi sungguh merugi, karena
belum lebih dari tingkat mahluk yang lain.
Mahluk hidup lain selain manusia itu banyak, ada yang berbentuk kambing, sapi,
cacing, ulat, kucing, dan lain sebagainya. Makhluk-mahluk tersebut makan, minum dan
berkembang biak, tetapi manusia seharusnya lebih dari itu.
Memang banyak manusia yang hanya memikirkan hdupnya di dunia ini, tidak
memikirkan bagaimana nanti di akhirat, dalam Al Baqarah (2) : 200, Allah berfirman :
Maka diantara manusia ada orang yang berdoa : Ya Tuhan kami, berilah kami
(kebaikan) di dunia. dan tidalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Jika orang hanya memikirkan hidupnya yang sekarang di dunia ini saja, di akhirat
ia tidak mendapatkan bagian. Siapa orangorang yang tidak mendapat bagian di akhirat
itu? Dimanakah kedudukannya? Insya Allah kita semua mengerti.

Pendidikan Agama Islam

Page 26

Kata kata kemudian hari dapat dipahami mulai hari tua, anak cucu , keturunan
yang ditinggalkannya dan sesudah meninggal dunia di akherat. Bagaimana nanti di
akhirat, dan bagaimana bekal yang ditinggalkan. Maka dari itu difirmankan oleh Allah
supaya kita berdoa yang baik. Dalam Al-Baqarah (2) : 201, telah ditunjukkan doa yang
baik :
Dan di antara meraka ada orang yang berdoa : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan periharalah kami dari siksa neraka
Inilah doa yang sebaik baiknya bagi seorang muslim. Jadi, yang harus kita cari
dan kita perjuangkan bukan enaknya di dunia ini saja tapi harus selalu berusaha untuk
kebaikan dunia dan akhirat, keuntungan dunia dan keuntungan akhirat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan kita mempelajari tentang kehidupan manusia menurut Islam, diharapkan
dapat menjadikan hidup kita lebih optimis, selamat di dunia dan akhirat. Dan kita sebagai
manusia tahu bahwa setelah kehidupan di dunia ada kehidupan yang sesungguhnya yaitu
kehidupan dunia akhirat dan kehidupan setelah hari kiamat. Dan bagi orang yang sholeh
yang belum berhasil mencapai kebahagiaan hidup di dunia, maka ia yakin bahwa hal itu
akan tercapai di akhirat. Dengan demikian apapun yang dialami dalam kehidupan dunia
ini tidak akan menimbulkan kekecawaan.
Pendidikan Agama Islam

Page 27

B. Saran
Dengan membaca makalah ini, kita sebagai umat manusia sebaiknya lebih
bertakwa kepada Allah SWT dan lebih meningkatkan amal serta ibadah kita agar menjadi
manusia yang selamat dunia dan akhirat. Aamiin.

Pendidikan Agama Islam

Page 28

DAFTAR PUSTAKA
http://quran.com/
Taufik, Ahmad. 2003. Negeri Akhirat. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
http://www.slideshare.net/Shobrie/esensi-hidup-manusia-di-dunia-11455823

Pendidikan Agama Islam

Page 29

Anda mungkin juga menyukai