Anda di halaman 1dari 37

Patofisiologi Anestesi Spinal

Oleh:
Marini, S.Ked
Okta Kurniawan Saputra, S.Ked
Pembimbing:
Dr. Hj. Rose Mafiana, Sp.An. KNA. KAO

PENDAHULUAN
Anestesi spinal adalah pemberian obat
anestetik lokal ke dalam ruang
subarakhnoid
Anestesi spinal diindikasikan terutama
untuk bedah ekstremitas inferior, bedah
panggul, tindakan sekitar rektum dan
perineum, bedah obstetri dan ginekologi,
bedah urologi, bedah abdomen bawah
dan operasi ortopedi ekstremitas inferior 1

Indikasi anestesi spinal

Bedah ekstremitas bawah


Bedah panggul
Tindakan sekitar rektum dan perineum
Bedah obstetri dan ginekologi
Bedah urologi
Bedah abdomen bawah
Pada bedah abdomen atas dan bedah
pediatri biasanya dikombinasi dengan
anestesi umum ringan.

Kontraindikasi anestesi spinal


Kontraindikasi absolut

Kontraindikasi relatif

Pasien menolak

Infeksi sistemik (sepsis,


bakterimia)

Infeksi pada tempat suntikan

Infeksi sekitar tempat suntikan

Hipovolemia berat atau syok

Hipovolemia ringan

Koagulopati atau mendapat


terapi antikoagulan

Kelainan neurologis dan


kelainan psikis

Tekanan intrakranial meninggi

Bedah lama

Fasilitas resusitasi minim

Penyakit jantung

Kurang pengalaman

Nyeri punggung kronis

Komplikasi tindakan

Hipotensi
Bradikardia
Hipoventilasi
Trauma pembuluh darah
Trauma saraf
Mual dan muntah
Gangguan pendengaran

Komplikasi pasca tindakan

Nyeri tempat suntikan


Nyeri punggung
Nyeri kepala karena kebocoran likuor
Retensio urin
Meningitis

TINJAUAN PUSTAKA
Kolumna vertebralis
berjumlah 33 vertebra

7 servikal
12 thorakal
5 lumbal
5 sakral dan
5 koksigeal yang bersatu
Kolumna vertebralis
mempunyai 4 lekukan

Saraf spinal berjumlah 31


pasang
8 pasang saraf servikal
(C),
12 pasang saraf thorakal
(T),
5 pasang saraf lumbal (L),
5 pasang saraf sakral (S),
dan
1 pasang saraf koksigeal
(Co)

Traktus desenden

Traktus kortikospinalis
Traktus retikulospinalis
Traktus spinotektalis
Traktus rubrospinalis
Traktus vestibulospinalis
Traktus olivospinalis

Traktus asenden
Kolumna dorsalis
Traktus spinotalamikus anterior
Traktus spinotalamikus lateral
Traktus spinoserebellaris ventralis
Traktus spinoretikularis

Ujung medula spinalis


pada dewasa L1,
anak-anak L3.
Ruang subarachnoid
berakhir pada pinggir
bawah corpus
vertebra S2.
Tempat anestesi
spinal aman bila d
bawah L2.

Potongan melintang vertebra


Kulit Lemak subkutan Ligament supraspinosum Ligamen
interspinosum Ligamen flavum Ruang epidural Durameter
Arachnoid rRang subarachnoid Piameter

Tabel 1. Ketinggian segmen dermatom dalam anestesi spinal untuk prosedur pembedahan 4,14
Pembedahan

Ketinggian segmen dermatom kulit

Tungkai bawah

T12

Panggul

T10

Uterus-vagina

T10

Buli-buli, prostat

T10

Testis ovarium

T8

Intraabdomen bawah

T6

Intraabdomen atas

T4

Paha dan tungkai bawah

L1

Anestesi Spinal
Anestesia spinal adalah pemberian obat
anestetik lokal ke dalam ruang
subarakhnoid di region antara lumbal 2
dan 3, lumbal 3 dan 4, lumbal 4 dan 5
dengan tujuan untuk mendapatkan
blokade sensorik, relaksasi otot rangka
dan blokade saraf simpatis

Farmakologi Obat Anestetik Lokal


Anestetik lokal ialah obat yang
menghasilkan blokade konduksi atau
blokade saluran natrium pada dinding
saraf secara sementara terhadap
rangsangan transmisi sepanjang saraf,
jika digunakan pada saraf sentral atau
perifer.
Ada dua golongan : ester dan amida

Jenis Anestesi lokal


Prokain

Lidokain

Bupivakain

Golongan

Ester

Amida

Amida

Mula kerja

2 menit

5 menit

15 menit

Lama kerja

30-45 menit

45-90 menit

2-4 jam

Metabolisme

Plasma

Hepar

Hepar

Dosis
maksimal
(mg/kgBB)

12

Potensi

15

Toksisitas

10

Anestetik lokal yang paling sering digunakan


Anestetik lokal

Berat jenis

Sifat

Dosis

Lidokain
2% plain

1.006

Isobarik

20-100 mg (2-5 ml)

5% dalam
dekstrosa 7,5%

1.033

Hiperbarik

20-50 mg (1-2 ml)

0.5% dalam air

1.005

Isobarik

5-20 mg (1-4 ml)

0.5% dalam
dekstrosa 8.25%

1.027

Hiperbarik

5-15 mg (-3 ml)

Bupivakain

Farmakokinetik dalam plasma


Absorpsi
Lokasi injeksi
vasokontriksi
Agen anestesi lokal

Distribusi
Perfusi jaringan-organ
Koefisien partisi jaringan/darah
Massa jaringanotot

Farmakokinetik dalam plasma


Fiksasi
Anestetik lokal yang tidak berikatan dengan protein lebih mudah
berdifusi ke dalam jaringan.
Metabolisme dan ekskresi
- Golongan ester: metabolisme oleh enzim pseudokolinetserase.
Hidrolisis sangat cepat. Dieksresikan lewat urin.
- Golongan amida: oleh enzim hati. Diekskresikan lewat urin.

Farmakokinetik dalam cairan serebrospinal

Penyuntikkan obat anestetik lokal ke


dalam ruang subarakhnoid
Proses difusi obat ke dalam cairan
serebrospinal sebelum menuju target lokal
sel saraf
Obat akan diabsorbsi ke dalam sel saraf
(akar saraf spinal dan medulla spinalis)

Empat faktor yang mempengaruhi absorbsi


anestetik lokal di ruang subarakhnoid:
konsentrasi anestetik lokal
luas permukaan saraf
lapisan lemak pada serabut saraf,
aliran darah ke sel saraf

Mekanisme absorbsi anestetik lokal ke


medula spinalis
difusi dari dairan serbrospinal ke pia meter
lalu masuk ke medulla spinalis
absorbsi terjadi ruang Virchow-Robin,
dimana daerah piameter banyak dikelilingi
oleh pembuluh darah yang berpenetrasi
ke sistem saraf pusat.

Distribusi di ruang subarachnoid


Faktor utama :
Berat jenis atau barisitas dan posisi pasien
Dosis dan volume anestetik lokal

Faktor tambahan
Umur
Tinggi badan
Berat badan
Tekanan intraabdomen
Anatomi kolumna vertebralis
Arah penyuntikkan
Barbotase atau kecepatan penyuntikkan

Eliminasi
Eliminasi anestetik lokal melalui absorbsi
pembuluh darah di ruang subarachnoid
dan ruang epidural.

Farmakodinamik
Mekanisme aksi obat anestesi lokal
adalah mencegah transmisi impuls saraf
atau
blokade
konduksi
dengan
menghambat pengiriman ion natrium
melalui gerbang ion natrium selektif pada
membran saraf
blokade saluran natrium, hambatan
konduksi natrium, penurunan kecepatan
dan derajat fase depolarisasi aksi
potensial, dan terjadi blokade saraf

Obat anestesi lokal juga memblok kanal


kalsium dan potasium dan reseptor Nmethyl-D-aspartat (NMDA) dengan derajat
berbeda-beda
Sensitivitas terhadap blokade ditentukan
dari diameter aksonal dan derajat
mielinisasi serta berbagai faktor anatomi
dan fisiologi lain

Klasifikasi serabut saraf


Serabut
saraf

Mielin

Diameter

Fungsi

Kepekaan
terhadap blokade

A-alfa

++

6-22

Eferen motorik,
aferen proprioseptik

A-beta

++

6-22

Eferen motorik,
aferen proprioseptik

++

A-gamma

++

3-6

Eferen kumparan
otot (spindle)

++

A-delta

++

1-4

Nyeri, suhu, rabaan

+++

<3

Otonomik
preganglionik

++++

0.3-1.3

Nyeri, suhu, rabaan


Otonom
pascaganglionik

++++

Urutan blokade saraf oleh anestetik lokal:


otonom, sensorik dan motorik.
Blokade simpatis 2-3 segmen lebih tinggi
dari blokade sensorik
Blokade sensorik 2-3 segmen lebih tinggi
dari blokade motorik.
Urutan kembalinya fungsi sel saraf setelah
anestesi spinal: motorik, sensoris,
otonom.

Perbandingan golongan ester dan


golongan amida
Klasifikasi

Potensi

Mula kerja

Lama kerja

Toksisitas

Ester
Prokain

1 (rendah)

Cepat

45-60

Rendah

Kloroprokain

3-4 (tinggi)

Sangat cepat

30-45

Sangat rendah

Tetrakain

8-16 (tinggi)

Lambat

60-180

Sedang

Lidokain

1-2 (sedang)

Cepat

60-120

Sedang

Etidokain

4-8 (tinggi)

Lambat

240-480

Sedang

Prilokain

1-8 (rendah)

Lambat

60-120

Sedang

Mepivakain

1-5 (sedang)

Sedang

90-180

Tinggi

Bupivakain

4-8 (tinggi)

Lambat

240-480

Rendah

Ropivakain

4 (tinggi)

Lambat

240-480

Rendah

Levobupivakain

4 (tinggi)

Lambat

240-480

Amida

Patofisiologi
Lapisan yang ditembus:
kulit, subkutis, ligamen
supraspinosum, ligamen
interspinosum, lgamen
flavum, ruang epidural,
durameter, arachoid,
ruang subarakhnoid.

Lokal anestetik yang


dimasukkan ke dalam
ruang subarakhnoid
akan memblok impuls
autonom,sensorik,
dan motorik pada
serabut saraf anterior
dan posterior yang
melewati cairan
serebrospinal

Blokade Somatik
Blok sensori menghambat stimulus nyeri
baik pada somatik dan viseral, sedangkan
blokade motorik menghasilkan relaksasi
otot rangka. Pengaruh anestesi lokal pada
serabut saraf bervariasi sesuai dengan
ukuran serabut saraf, apakah itu
bermielin, konsentrasi yang dicapai dan
lama kontak.

Blokade Otonom
Respon fisiologi dari anestesi ini adalah
menurunkan kerja simpatis
Blok neuroaksial tipikal menyebabkan penurunan
tekanan darah yang disertai dengan penurunan
detak jantung dan kontraktilitas jantung.
Blokade saraf simpatis T5-L1 menurunnya tonus
vasomotor
Vasodilatasi vena penurunan pengisian darah
dan aliran balik vena ke jantung.
Vasodilatasi arteri penurunan resistensi
pembuluh darah sistemik.

Efek samping

Sistem kardiovaskular
Sistem pernafasan
Sistem pencernaan
Sistem saraf pusat
Imunologi
Ginjal dan hepar
Endokrin dan metabolisme

Management Hipotensi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai