Information capital menjadi salah satu modal dalam menciptakan nilai dalam
ekonomi (lihat Gambar 9-1). Information capital yang terdiri dari sistem, database,
perpustakaan, dan jaringan, menjadi informasi dan pengetahuan yang penting bagi organisasi.
Information capital, seperti human capital memiliki nilai dalam konteks strategi. Dalam
penerapan customer oriented strategy, sistem informasi yang dimiliki perusahaan akan
memberikan banyak keuntungan. Sistem tersebut akan memberikan informasi tentang
preferensi pelanggan dan perilaku pelanggan, customer relationship, serta penanganan
retensi.
Dalam penerapan product leadership strategy akan membutuhkan informasi untuk
meningkatkan desain dan pengembangan proses produk melalui alat seperti pemodelan tiga
dimensi, prototyping virtual, dan CAD / CAM. Dengan demikian, information capital, seperti
halnya human capital, harus dikelola agar selaras dengan strategi yang diterapkan oleh
perusahaan. Kerangka umum yang diperkenalkan sebelumnya untuk mengatur intangible
capital adalah:
1.
Menjelaskan information capital
2.
Menyelaraskan information capital dengan strategi
3.
Mengukur kesiapan information capital
Kelompok staf yang mengelola kesiapan strategis lainnya, termasuk aset berwujud
dan aset berwujud organisasi dan keuangan, juga membutuhkan information capital. Tingkat
efektivitas potensial telah diperkenalkan untuk pengelolaan keuangan melalui sistem ERP
dan telah diperkenalkan di sebagian besar organisasi selama tahun 1990-an sistem transaksitingkat ini mendukung aplikasi analitik seperti biaya berdasarkan aktivitas dan analisis
keuangan dan kerangka pengelolaan keuangan transformasional seperti pangsa - nilai
pemegang dan manajemen berbasis nilai. Pengenalan sistem ERP memiliki dampak positif
pada bidang HR, anatara lain employee records dan benefit program. Sistem HR berbasis web
memungkinkan karyawan langsung mengontrol benefit program. Sistem ERP juga
memberikan kemudahan compliance reporting, dan proses rekrutmen berbasis Web. Proses
perencanaan strategis bergantung pada sistem transaksi dari proses lainnya, terintegrasi
melalui data warehouse.
Aplikasi infrastruktur (aplikasi bersama seperti e-mail, kemampuan internet,
mobile computing)
Meskipun tidak ada guideline yang absolut atau benchmark yang tersedia. Interaksi
antara strategi investasi capital informasi dan portfolio capital informasi memperbolehkan
eksekutif untuk mempelajari tradeoff biaya/keuntungan, sebelum akhirnya menjadikan
variable strategi secara ekonomis muncul sebagai informasi manajemen.
Latar Belakang
T. Rowe Price (TRPA) suatu perusahaan baltimore berdasarkan manajemen asset,
merupakan suatu provider terkemuka jasa investasi untuk investor individu dan program
pensiun perusahaan, dengan $156,3 billion total asset di bawah manajemen di akhir tahun
2001. TRPA melayani sebagai penasihat investasi untuk lebih dari 8 juta akun institusi dan
individu pada T. Rowe Price family no-load mutual fund dan portofolio investasi lainya.
Dengan lebih dari 600 karyawan dan kontraktor dan pengeluaran tahunan yang mencapai
$100 juta, T. Rowe Price Investment Technology Inc. (TRPIT), suatu anak perusahaan TRPA
yang menyediakan jasa manajemen informasi dan teknologi kepada unit bisnis dalam
perusahaan T. Rowe Price.
Situasi
Pada akhir tahun 2000, TRPA mengungkapkan tujuan perusaan secara luas mengenai
penyediaan world class service. Walaupun TRPA memiliki sejarah panjang yang memiliki
kinerja pendanaan yang sangat baik, pasar menjadi semakin ramai untuk manajemen
pendanaan individu dan institusi juga semakin meminta lebih. Pemain besar seperti Fidelity
Investments dan Vanguard meraup market share yang sangat besar dengan memberikan
konstelasi pilihan pendanaan dan customer service yang memiliki funsi tinggi dengan
penggunaan teknologi yang canggih. Manajemen TRPA ditentukan untuk mempertahankan
dan mengembangkan market sharenya.
Sebagai tambahan untuk mendukung tujuan perusahaan ini, TRPIT menghadapi
tantangan dalam IT organisasi secara keselurhan baik untuk menyampaikan dan
mendemonstrasikan nilai teknologi kepada customer dan unit bisnisnya maupun untuk
mengefektifkan dan mengefisiensikan prioritas dan menerapkan sumber daya IT yang langka
di seluruh perusahaan. Dalam merespon tekanan ini, manajemen TRPIT senior yang terkait
dalam usaha untuk meningkatkan proses yang pengukuran kinerja dipilih, dokosolidasi,
dikomunikasikan kepada stakeholder, dan digunakan untuk menginformasikan keputusan
bisnis. Framework manajemen Balanced Scorecard dipilih.
Strategi
Tim fasilitator BSC bekerja dengan kelompok kecil yang terdiri dari pemimpin dalam
TRPIT untuk mengembangkan dan menyetujui suatu daftar tujuan strategis sebagai berikut :
efektif.
Fund performance
TRPIT role
TRPIT strategy
TRPIT knowledge
Tactical support
Implicit
Technical competence
Sourcing emphasis
IT cost emphasis
TRPIT culture
Project management
Workload management
To
Fund performance and
customer service
Strategic partner
Explicitly communicated
Technical competence and
business knowledge
TRPIT as solutions broker
TRPIT
demonstrates
business value
Solution identification and
execution
Shared risk and implication
with business unit
Strategic priorities and
resource allocation
Strategy Map
Walaupun TRPIT hanya satu dari beberapa kontributor terhadap financial
performance keseluruhan TRPA, earning perusahaan (EBITDA) ditunjukkan sebagai tujuan
utama financial TRPIT pada staretgy mapnya. Pengelolaan pengeluaran IT membantu untuk
mengelola kinerja pendanaan, dimana hasilnya secara parsial pengeluaran pendanaan.
Memaksimumkan penciptaan nilai unit bisnis yang menjalankan keseluruhan dari perolehan
asset pendanaan melalui customer service yang superior untuk melakukan kinerja investasi
yang lebih baik dengan penyediaan informasi yang tepat waktu untuk mendanai manajer.
Empat tujuan customer atau partner tertulis dalam suara customer TRPIT yang diimajinasikan
(manajer unit bisnis), mengekspresikan kebutuhannya untuk TRPIT untuk mengelola dan
memenuhi ekspekatsi untuk kinerja pada biaya dan kualitas pelayanan sebelum organisasi
TRPIT terlihat seperti suatu partner yang kredible dalam penggunaan teknologi dalam cara
yang inovatif untuk mencapai strategi unit bisnis.
Tujuan internal process mengelola penyampaian tujuan customer sepanjang tiga tema
yaitu operational excellence, business unit alliance, dan solution leadership. Inovasi
merupakan suatu yang terpendam dalam tiga tujuan learning and growth TRPIT. Dari tiga
tujuan learning and growth tersebut kemudian akan mengarahkan pada kebutuhan akan orang
yang berbakat yang memiliki kepemimpinan dan komunikasi dalam budaya yang berorientasi
pada kontribusi.
10
Anecdotes
Dengan menggunakan spreadsheet excel yang terhubung dengan presentasi
powerpoint, TRPIT secara cepat berkembang menjadi suatu laporan empat bulanan yang
interaktif yang membuat manajer dan staf dengan mudah klik melalui tiap tujuan untuk
melihat penilaian, target, dan analisis teks kinerja. Walaupun serangan 11 September
menyebabkan organisasi melewati satu edisi laporan, hal ini menjadi suatu bagian yang
penting proses manajemen strategis dalam TRPIT. Suatu proses formal untuk mengevaluasi
dan memprioritaskan inisatif strategi dibentuk, dan BSC yang dihasilkan dalam fokus analisis
cost benefit, stadard compliance, akuntabilitas untuk manajemen proyek, dan kontribusi
organisasi TRPIT. Survey kepuasan custome dilakukan sebagai bagian usaha scorecard, dan
menyediakan manajer dengan feedback periodic pada progress TRPIT dalam melakukan
kinerja unit bisnis.
Untuk memenuhi spirit tujuan P4, menyediakan kami inovasi yang menciptakan nilai
bisnis, kelompok advokasi customer TRPIT melakukan suatu usaha untuk bekerja dengan
organisasi staf TRPA seperti keuangan, hukum, dan HRD untuk mengidentifikasi dan
11
melakukan mapping proses bisnis kunci, memahami dan memprioritaskan peluang perbaikan,
dan mengembangkan solusi teknologi.
Akhirnya, suatu alat dan disiplin untuk analisis cost-benefit yang dikembangkan oleh
TRPIT dalam mendukung BSCnya yang telah diadopsi dan disponsori oleh CFO perusahaan
dan telah menjadi kesatuan pada proses inisiatif budgetting.
12
13