Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Sumber Hukum Islam


Dan Kontribusi Hukum Islam Dalam Hukum Nasional

DISUSUN OLEH :
WAHYU PERMANA
C1A.09.0023

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUBANG

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencipta alam semesta, puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat ilahi rabbi Allah subhana wataala, karena berkat rahmat dan ridhanya
kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini
digunakan untuk memenuhi salah satu penilaian mata pelajaran Pengantar Ilmu
Hukum.

Kami menyadari pula bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
di karenakan masih banyak kekurangan serta kemampuan kami terbatas, tetapi
berkat allah subhana wataala dan beberapa pihak serta pengetahuan yang
kami miliki dari sekolah, kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari pula bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
kami sangat berterimakasih apabila ada kritik dan saran untuk kami, supaya
kelak kami dapat lebih baik dalam menyusun makalah selanjutnya.

Subang, Januari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan........................................................................................1
BAB II Pembahasan........................................................................................3
BAB II Penutup................................................................................................22
Daftar Fustaka..................................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT melalui
wahyu yang kini terdapat dalam Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad SAW sebagai Rosul-Nya melalui sunnah beliau yang kini
tersimpan baik dalam kitab-kitab hadist.
Hukum Islam juga memiliki beberapa tujuan, antara lain :
Untuk ditaati dan dijalankan oleh umat Islam
Sebagai pedoman hidup
Sumber Hukum Umat Islam menurut Mahmud Syaltuth dibagi menjadi 3
macam yaitu :
1. Al Quran ( Sumber Hukum Pertama dan Utama )
2. Al Hadits ( Sumber Hukum ke Dua setelah Al Quran )
3. Ijtihad / Rayu / Akal
Dalam makalah ini kita akan membahas tentang Pengertian Sumber
Hukum Islam, Fungsi Hukum Islam dalam kehidupan masyarakat dan
Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan Sistem hukum Nasional.
B. Tujuan
1. Untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah pendidikan agama
2.
3.
4.
5.

tentang Sumber Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam di Indonesia.


Untuk mengetahui pengertian Hukum Islam.
Untuk mengetahui macam macam Sumber Hukum Islam.
Untuk mengetahui fungsi Hukum Islam dalam kehidupan masyarakat.
Untuk mengetahui kontibusi Umat Islam dalam Perumusan Sistem
Hukum Nasional.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT melalui
wahyu yang kini terdapat dalam Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad SAWsebagai Rosul-Nya melalui sunnah beliau yang kini
tersimpan baik dalam kitab-kitab hadist.
Hukum Islam juga memiliki beberapa tujuan, antara lain :
Untuk ditaati dan dijalankan oleh umat Islam
Sebagai pedoman hidup
B. MACAM-MACAM SUMBER HUKUM ISLAM
Sumber hukum Islam menurut Mahmud Syaltuth di bagi menjadi tiga
macam, antara lain :
1. Al Quran ( Sumber hukum Pertama )
a. Pengertian Al Quran
Al Quran merupakan sumber hukum utama dan menempati
kedudukan pertama dari sumber sumber hukum yang lain dan
merupakan aturan dasar yang paling tinggi. Al Quran juga dapat
dikatakan sebagai Kitab mujizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang datang kepada kita
dengan jalan mutawattir dan dipandang ibadah bagi yang membaca.
Sumber hukum maupun ketentuan norma yang ada tidak boleh
menyimpang dan bertentangan dengan isi Al Quran.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Al Quran diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada manusia dan
manusia wajib mengamalkan semua perintahnya dan menjauhi
semua larangannya. Firman Allah SWT dalam surat Al maidah ayat
49 :

Artinya: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara


mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian
apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling
(dari hukum yang Telah diturunkan Allah), Maka Ketahuilah bahwa
Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah
kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan
Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.
b. Pedoman Al Quran dalam menetapkan hukum
Pedoman Al Quran dalam menetapkan hukum sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan manusia, baik secara fisik maupun
rohani.

Manusia

selalu

berawal

dari

kelemahan

dan

ketidakmampuan. Untuk itu Al Quran berpedoman kepada 3 hal,


yaitu :
Tidak memberatkan
Meminimalisir beban
Berangsur-angsur dalam menetapkan hukum
Kemaslahatan umat
Keadilan yang merata
c. Fungsi Al Quran
Al Huda Linnas yaitu Petunjuk bagi manusia. Al Quran tidak

hanya untuk umat Islam saja tetapi untuk semua manusia.


Pedoman hidup
Al Furqon yaitu Pembeda antara yang hak dan yang bathil,
antara yang bebar dan yang salah, antara yang halal dan yang
harm.

Ad-Dziki yaitu untuk peringatan bagi muttaqin. Munttaqin harus


tetap diperingati karena ketakwaan seseorang mengalami naik

turun.
As-Syifau Linnas yaitu obat bagi jiwa manusia.
Mauidhoh yaitu sebagai suri tauladan bagi manusia.
Bahan renungan atau pemikiran bagi orang orang yang mau

berfikir untuk mendapat pelajaran berharga.


Sumber ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk dikaji
dan dipelajari sepanjang massa.

d. Isi Kandungan Al Quran


Akidah
Akhlak
Ibadah / muamalah
Janji dan ancaman
Kisah-kisah umat terdahulu
e. Keaslian Al Quran
Faktor faktor yang mempengaruhi Al Quran sampai saat ini
tetap asli adalah :
Mempunyai Sejarah penulisan yang sangat gemilang. Tiap
ayat Al Quran turun, oleh Nabi disampaikan kepada para
sahabat. Sahabat yang mampu baca dan tulis kemudian
menulis ayat tersebut, sedang yang tidak mampu mereka
menghafalkannya. Setelah nabi Muhammad SAW wafat,
tulisan Al Quran diberbagai media tulis disalin dalam suatu

madzhab yang dinamakan madzhab utsmani.


Ayat Al Quran selain ditulis juga dihafal oleh para sahabat

yang tidak mampu menulis


Al Quran tidak kehilangan bahasa aslinya karena Al Quran

tidak boleh diterjemahkan tanpa disertai aslinya.


Allah berjanji menjaganya dengan menggerakan hati manusia
untuk menghafal (hafdl) Al Quran atau terus menerus
4

mempelajari

baik

secara

formal

maupun

informal.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Hijr : 9


Artinya:Sesungguhnya

Kami-lah

yang

menurunkan

Al

Quran,

dan

Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya (ayat Ini memberikan jaminan


tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya).
f. Kemujizatan Al Quran
Al-Quran sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW dimana
kemujizatannya terletak pada keindahan bahasanya dan isi
kandungan Al Quran yang sesuai dengan Ilmu dan teknologi
modern.
2. Al Hadist ( Sumber Hukum Islam Kedua )
a. Pengertian Hadits
Pengertian Al hadits menurut bahasa adalah sesuatu yang
baru, bekas dan bekas.
Sedangkan pengertian Hadits menurut istilah adalah semua yang
disandarkan pada Nabi baik berupa ucapan (qouliyah), perbuaan
(filiyah), ketetapan (taqririyah) dan citacita (hammiyyah).
Al Quran dan Al Hadits merupakan dua sumber hukum pokok
syariat Islam yang tetap dan orang Islam tidak akan mungkin bisa
memahami syariat Islam secara mendalam dan lengkap tanpa
kembali kepada kepada kedua sumber Islam tersebut. Seorang
mujtahid dan seorang Ulama pun juga tidak doperbolehkan hanya
mencukupkan diri dengan mengambil salah satu dari keduanya.
Banyak kita jumpai ayat-ayat Al Quran dan Haditshadits yang
memberikan pengertian bahwa hadist merupakan sumber hukum
Islam selain Al Quran yang wajib diikuti, dan diamalkan baik
dalam bentuk perintah maupun larangannya.
b. Fungsi Al Hadits atau As-Sunnah terhadap Al Quran

Memperkuat hukum hukum Al Quran


Tafsil yaitu merinci ayat Al Quran yang bersifat mujmal
Bayan yaitu enjelaskan ayat ayat yang bersifat global
Tasri yaitu menetapkan hukum yang belum ada dalam Al

Quran
Takhsis, yaitu menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh
Al-Quran
c. Macam macam As Sunnah / Hadits :
1. Ditinjau dari kualitas :
Hadits Shahih adalah hadits yang sanadnya sambung,
tidak bertentangan riwayat orang banyak, tidak cacat, rawi
adil dan dapat dipercaya.
Hadits Hasan adalah hadits yang memenuhi persyaratan
hadits shahih tetapi ada salah satu perowinya tidak kuat
hafalannya

(sama dengan shahih tapi riwayatnya tidak

mashur atau populer).


Hadits Dhoif adalah Hadits yang tidak memenuhi syarat
hadits Shahih dan Hasan.
Hadits Maudhu adalah Hadits yang tidak dibuat oleh
seseorang, tetapi dikatakan berasal diri nabi Muhammad
SAW.
2. Ditinjau dari jumlah perawinya :
Hadits Mutawatir adalah

hadits

yang

sejak

awal

diriwayatkan oleh orang banyak kepada orang banyak yang


tidak terhitung jumlahnya dan tidak mungkin mereka
sepakat berdusta.
Hadits mansyur adalah hadits yang sejak awal diriwayatkan
oleh beberapa orang kemudian oleh orang banyak
sehingga menjadi masyur.

Hadits Ahad adalah hadits yang sejak awal diriwayatkan


oleh satu orang kemudian beberapa orang.
d. Istilah istilah dalam Hadits
Sanad adalah urutan rawi dari awal sampai akhir
Matan adalah teks atau bunyi hadits
Rowi adalah orang yang meriwayatkan hadits
3. Ijtihad atau Rayu atau Akal
a. Pengertian Ijtihad
Menurut bahasa ijtihad berarti bersungguh-sungguh, rajin dan
giat. Menurut istilah ijtuhad berarti usaha yang sungguh-sungguh
dari seorang ahli hukum / fuqoha untuk mengetahui hukum
syariat. Menurut Al-Ghozali Ijtihad adalah mencurahkan seluruh
kemampuan untuk menetapkan hukum dengan jalan istilah
(mengeluarkan hukum dari kitab Al-Quran dan sunah).
b. Fungsi Ijtihad
Sebagai sumber hukum atau ajaran Islam ketiga
Untuk membuktikan bahwa ajaran Islam sesuai dengan jaman,
sampai hari kiamat
Sebagai bukti bahwa Islam memberi kebebasan berfikir
c. Hukum melakukan Ijtihad :
Wajib ain (bila ditamya hukum suatu masalah, masalah akan
hilang sebelum hukum diketahui)
Wajib kijayah ( bila ditanya hukum suatu masalah, masalah
tidak akan hilang sebelum hukum diketahui sedang selain dia
ada mujtahid lain)
Sunnah (ijtihad suatu masalah yang belum terjadi)
d. Syarat-syarat Ijtihad (Mujtahid):
Mengetahui nash Al Quran dan Al Hadits
Mengetahui maksud dan rahasia hukum Islam
Mengetahui kaidah-kaidah kalliyah / umum syariat
Mengetahui bahasa arab sebagai dasar memahami Al Quran
Mengetahui Ilmu Ushul Fiqih
Mengetahui ilmu mantiq /pasti
Mengetahui taroah asliyah / pradyga tak bersalah / mubah
Mengetahui ijma

e. Macam-macam Ijtihad
1) Ijma
Ijma adalah berkumpul / kesepakatan para mustahid
umat Nabi Muhammad setelah beliau wafat pada satu masa
tertentu tentang masalah tertentu.
Kesepakatan terjadi dengan 3 cara:
1. Dengan ucapan / qauli
2. Dengan perbuatan / fili
3. Dengan diam / sukuti
2) Qiyas
Qiyas adalah menyamakan hukum sesuatu yang tidak
disebut hukumnya dalam nash ( Al Quran dan Al Hadits )
dengan sesuatu yang disebut hukumnya dalam nash karena
ada kesamaan ilat atau sifat.
3) Istihsan
Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari hukum
yang dikehendaki oleh Qiyas Khafy ( samar-samar ), atau dari
hukum kully ( umum ) kepada hukum yang bersifat
pengecualian.
4) Istishab
Istishab adalah mengambil hukum yang telah ada atau
ditetapkan pada masa lalu dan tetap dipakai hingga masamasa selanjutnya, sebelum ada hukum yang mengubahnya.
Misalnya seseorang ragu-ragu apakah sudah wudhu atau
belum? Dalam keadaan seperti ini, ketentuan harusnya
berpegang kepada belum wudhu, karena hukum yang asal
adalah belum wudhu.
5) Mashalihul Mursalah
Mashalihul
Mursalah

adalah

penetapan

hukum

berdasarkan kepada kemaslahatan, yaitu manfaat bagi


manusia atau menolak kemadhorotan atas mereka.
6) Al Urf

Al Urf adalah segala sesuatu yang sudah saling dikenal


dan dijalankan oleh suatu masyarakat dan sudah menjadi
adat istiadat, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
7) Syaru Man Qablana
Syaru Man Qablana adalah syariat yang diturunkan
kepada orang-orang sebelum kita, yaitu ajaran agama
sebelum datangnya agama islam.
8) Saddudz Dzariah
Saddudz Dzariah adalah melarang perkara-perkara yang
lahirnya boleh, karena ia membuka jalan dan menjadi
pendorong kepada perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
agama.
9) Mazhab Shahaby
Mazhab Shahabi
mengenai

adalah

berbagai

masalah

fatwa-fatwa
yang

para

dinyatakan

sahabat
setelah

Rasulullah SAW wafat.


C. FUNGSI HUKUM ISLAM DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Manusia membutuhkan pertolongan satu sama lain dan
memerlukan organisasi dalam memperoleh kemajuan dan dinamika
kehidupannya. Setiap individu dan kelompok sosial memiliki kepentingan.
Namun demikan kepentingan itu tidak selalu sama satu saama lain, bahkan
mungkin bertentangan. Hal itu mengandung potensi terjadinya benturan dan
konflik. Maka hal itu membutuhkan aturan main. Agar kepentingan individu
dapat dicapai secara adil, maka dibutuhkan penegakkan aturan main
tersebut. Aturan main itulah yang kemudian disebut dengan hukum islam
yang dan menjadi pedomaan setiap pemeluknya.
Dalam hal ini hukum islam memiliki tiga orientasi, yaitu:

a.

Mendidik indiividu (tahdzib al-fardi) untuk selalu menjadi sumber

b.
c.

kebaikan,
Menegakkan keadilan (iqamat al-adl),
Merealisasikan kemashlahatan (al-mashlahah).
Oreintasi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi manusia dalam jangka
pendek dalam kehidupan duniawi tetapi juga harus menjamin kebahagiaan
kehidupan di akherat yang kekal abadi, baik yang berupa hukum-hukum
untuk menggapai kebaikan dan kesempurnaan hidup (jalbu al manafi),
maupun pencegahan kejahatan dan kerusakan dalam kehidupan (daru almafasid). Begitu juga yang berkaitan dengan kepentingan hubungan antara
Allah dengan makhluknya maupun kepentingan orientasi hukum itu sendiri.
Ruang lingkup hukum Islam sangat luas. Yang diatur dalam hukum Islam
bukan hanya hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan
antara manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat, manusia dengan benda, dan antara manusia dengan
lingkungan hidupnya. Dalam Al Quran cukup banyak ayat-ayat yang terkait
dengan masalah pemenuhan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
serta larangan bagi seorang muslim untuk melakukan pelanggaran hak
asasi manusia. Bagi tiap orang ada kewajiban untuk mentaati hukum yang
terdapat dalam Al Quran dan Hadits. Peranan hukum Islam dalam
kehidupan bermasyarakat sebenarnya cukup banyak, tetapi peranan
utamanya, yaitu:
1. Fungsi Ibadah
Fungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah
SWT. Hukum Islam adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat
manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga

10

merupakan indikasi keimanan seseorang. Dalam QS Adz-Dzariyaat:56,


Allah SWT berfirman:
Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.

2. Fungsi Amar Maruf Nahi Munkar


Hukum Islam sebagai hukum yang ditunjukkan untuk mengatur hidup
dan kehidupan umat manusia, jelas dalam praktik akan selalu
bersentuhan dengan masyarakat. Sebagai contoh, proses pengharaman
riba dan khamar, jelas menunjukkan adanya keterkaitan penetapan
hukum (Allah) dengan subyek dan obyek hukum (perbuatan mukallaf).
Penetap hukum tidak pernah mengubah atau memberikan toleransi
dalam hal proses pengharamannya. Riba atau khamar tidak diharamkan
sekaligus, tetapi secara bertahap. Ketika suatu hukum lahir,

yang

terpenting adalah bagaimana agar hukum tersebut dipatuhi dan


dilaksanakan dengan kesadaran penuh. Penetap hukum sangat
mengetahui bahwa cukup riskan kalau riba dan khamar diharamkan
sekaligus bagi masyarakat pecandu riba dan khamar. Berkaca dari
episode dari pengharaman riba dan khamar, akan tampak bahwa hukum
Islam berfungsi sebagai salah satu sarana pengendali sosial. Hukum
Islam juga memperhatikan kondisi masyarakat agar hukum tidak
dilecehkan dan tali kendali terlepas. Secara langsung, akibat buruk riba
dan khamar memang hanya menimpa pelakunya. Namun secara tidak

11

langsung, lingkungannya ikut terancam bahaya tersebut. Oleh karena itu,


kita dapat memahami, fungsi kontrol yang dilakukan lewat tahapan
pengharaman riba dan khamar. Fungsi ini dapat disebut amar maruf
nahi munkar. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hukum Islam, yakni
mendatangkan kemaslahatan dan menghindarkan kemudharatan, baik di
dunia maupun di akhirat kelak.
3. Fungsi Zawajir
Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang
disertai dengan ancaman hukum atau sanksi hukum. Qishash, Diyat,
ditetapkan untuk tindak pidana terhadap jiwa/ badan, hudud untuk tindak
pidana tertentu (pencurian , perzinaan, qadhaf, hirabah, dan riddah), dan
tazir untuk tindak pidana selain kedua macam tindak pidana tersebut.
Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum Islam sebagai
sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat dari segala bentuk
ancaman serta perbuatan yang membahayakan. Fungsi hukum Islam ini
dapat dinamakan dengan Zawajir.
4. Fungsi Tandhim wa Islah al-Ummah
Fungsi hukum Islam selanjutnya adalah sebagai sarana untuk
mengatur sebaik mungkin dan memperlancar proses interaksi sosial,
sehingga terwujudlah masyarakat yang harmonis, aman, dan sejahtera.
Dalam hal-hal tertentu, hukum Islam menetapkan aturan yang cukup
rinci dan mendetail sebagaimana terlihat dalam hukum yang berkenaan
dengan masalah yang lain, yakni masalah muamalah, yang pada
umumnya hukum Islam dalam masalah ini hanya menetapkan aturan

12

pokok dan nilai-nilai dasarnya. Perinciannya diserahkan kepada para ahli


dan pihak-pihak yang berkompeten pada bidang masing-masing, dengan
tetap memperhatikan dan berpegang teguh pada aturan pokok dan nilai
dasar tersebut. Fungsi ini disebut dengan Tanzim wa ishlah al-ummah.
Ke empat fungsi hukum Islam tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu
saja untuk bidang hukum tertentu, tetapi satu dengan yang lain saling
terkait.
D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERUMUSAN SISTEM HUKUM
NASIONAL
1. Lahirnya UUD 1945
Umat Islam bagian dari warga negara Republik Indonesia mereka
terbiasa dengan peraturan, baik peraturan antara manusia dengan Allah,
manusia dengan manusia, manusia dengan alam. Maka ketikaJepang
yang menjajah Indonesia memberi kesempatan membentuk BPUPKI
(Badan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), umat Islam
tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, mereka mengambil peran untuk
perumusan sistem perundang-undangan nasional yaitu baik perumusan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Diantara mereka adalah K.H
Wahid Hasyim, Abi Kusno, Agus Salim, K.H Kahar Mudzakir dan lainlain.
2. Lahirnya UU Perkawinan
Ketentuan Undang-Undang Perkawinan di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang No.1 Tahun 1974. Undang-Undang ini dikuatkan
dengan Lembaran Negara Republik Indonesia No.1 Tahun 1974 tentang
Penjelasan terhadap UU No. 1 Tahun 1974.
Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 diatur dalam
Peraturan Pemerintah R.I. No. 9 Tahun 1975.

13

Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal ( 1 ) disebutkan


bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (
rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Dalam lembaran Negara RI No. 1 Tahun 1974 tentang penjelasan
atas undang-undang No. 1 Tahun 1974, disebutkan bahwa bagi orangorang Indonesia asli yang beragama Islam berlaku hukum agama yang
telah direalisir daerah, bagi orang Islam berlaku hukum islam dan bagi
orang

Kristen

menggunakan

berlaku

Huwelijks-ordonantie,

Undang-Undang

Hukum

bagi

Perdata

orang

dengan

Cina
sedikit

perubahan, bagi orang Timur Asing lainnya da warga Indonesia


keturunan Timur Asing lainnya berlaku Hukum Adat mereka, dan bagi
orang Eropa dan warga Indonesia Keturunan Eropa dan yang disamakan
dengan mereka berlaku Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
3. Lahirnya UU Peradilan Agama
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang penduduknya
sangat beragam dari segi etnik, budaya dan agama. Mayoritas penduduk
Indonesia beragama Islam. Hukum agama datang ke Indonesia
bersamaan dengan hadirnya agama. Oleh karena itu sebagai mayoritas
beragama Islam, maka hukum Islam merupakan salah satu sistem yang
berlaku di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Ada beberapa peraturan baik berupa undang-undang peraturan
pemerintah, keputusan presiden yang didalamnya berisi tentang hukum
Islam, diataranya adalah :

14

a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Banyak


pasal dalam undang-udang ini berasal dari hukum Islam.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 tentang perwakafan dan
tanah milik.
c. Instruksi presiden No 13 tahun 1980 tentang perjanjian bagi hasil.
d. Undang-undang No 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama
merupakan salah satu perundang-undangan pelaksanaan dari
undang-undang No 14 tahun 1970 tentang pokok-pokok kekuasaan
hakim.
e. Instruksi Presiden No 1 tahun 1991 tentang Komplikasi Hukum Islam
(KHI). KHI berisi tentang himpunan hukum Islam yang berkenaan
dengan perkawinan, waris dan wakaf.
f. Undang-undang No 7 tahun 1992 dan peraturan pemerintah No 70
dan 72 tentang Bagian bagi hasil.
g. Undang-undang No 38 tahun 1999 tentang penyelenggaran ibadah
haji.
4. Dalam Pengelolaan Zakat
Zakat merupakan salah satu sendi pokok ajaran Islam. Bahkan Al
Quran menjadikan zakat dan sholat sebagai lambang dari keseluruhan
ajaran Islam. Mengingat pentingnya kedudukan zakat dalam ajaran
Islam, maka hukum membayar zakat adalah fardhu ain bgi setiap
muslim sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan agama. Di
Indonesia sendiri ini juga terdapat Undang-Undang yang mengatur
tentang pengelolaan zakat, diantaranya yang terdapat dalam UUD no 39
th 1999 pasal 1 yang menyatakan bahwa :
a. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan,

dan

pengawasan

terhadap

pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

15

pengumpulan

dan

b. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau
badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan
agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
c. Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim
yang berkewajiban menunaikan zakat.
d. Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.
e. Agama adalah agama Islam.
f. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan
tanggungjawabnya meliputi bidang agama

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT melalui
wahyu yang kini terdapat dalam Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad SAWsebagai Rosul-Nya melalui sunnah beliau yang kini
tersimpan baik dalam kitab-kitab hadist.
Sumber Hukum Umat Islam menurut Mahmud Syaltuth dibagi menjadi 3
macam yaitu : Al Quran (Sumber Hukum Pertama dan Utama), Al Hadits
(Sumber Hukum ke Dua setelah Al Quran), Ijtihad/ Rayu/Akal.
Peranan hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya
cukup banyak, tetapi peranan utamanya, yaitu : Fungsi Ibadah,

Fungsi

Amar Maruf Nahi Munkar, Fungsi Zawajir, Fungsi Tandhim wa Islah alUmmah.

16

Kontribusi umat Islam dalam perumusan sistem hukum nasional antara


lain: umat Islam ikut serta dalam penyusunan UUD 1945, UU Perkawinan,
UU Peradilan Agama, UU Zakat.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2004. Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata
Pelajaran Faqih. Ditjen Bimbingan Islam.
Qosim Rizal. 2009. Pengamalan Fiqih untuk Kelas XI Madrsah Aliyah.
Yogyakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tim Dosen Agama Islam Ikip Malang. 1999. Pendidikan Agama Islam I untuk
Mahasiswa. Malang:Penerbit IKIP Malang.
Siti dan Rifai. 2011. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI.
Madiun: Penerbit IKIP PGRI Madiun.

17

Anda mungkin juga menyukai