Anda di halaman 1dari 22

Perkembangan Fisik Anak

Sesuai Dengan
Perkembangan Umur
Oleh:
Kelompok 6/Off A/PBIO
2014
Ade Rezi Amelia
Dinar Ajeng Nur Aziza

Pengertian Perkembangan Fisik


Seifert dan Hoffnung (1994) : meliputi perubahanperubahan dalam tubuh dan perubahan dalam
cara-cara individu menggunakan tubuhnya serta
perubahan dalam kemampuan fisik.
Perkembangan fisik dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu:
a. langsung
b. tidak langsung
Perkembangan fisik dibagi menjadi 4 tahap:
a. setelah lahir-usia 3 tahun
b. anak-anak-masa prapubertas (3-10 tahun)
c. pubertas (10-14 tahun)
d. remaja/adolesen (usia 12 tahun ke atas)

Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik

Keadaan berat dan tinggi badan anak usia


sekolah
Masa pubertas (10-14 tahun)
Perubahan fisik
Proporsi tubuh
Kematangan seksual
Perkembangan motorik
Masa pubertas

Isu-isu dalam Perkembangan Fisik :


Nature dan Nurture

Nature

Alam, sifat
dasar

Sifat khas seseorang yang dibawa


sejak kecil atau yang diwarisi sebagai
sifat pembawaan.

Nurture??
?

Faktor-faktor

Pemeliharaa
n,
pengasuhan

lingkungan yang
mempengaruhi individu sejak dari masa
pembuahan sampai selanjutnya

Menurut Anastasi, adanya interaksi saling


mempengaruhi antara nature dan nurture yaitu:
1. Nature dan nurture keduanya menjadi sumber
timbulnya setiap perkembangan tingkah laku.
2. Nature dan nurture tidak bisa berfungsi secara
terpisah satu sama lain, tetapi harus selalu
saling berinteraksi dalam memberikan
PERHATIKA
kontribusinya.
N!
3. Interaksi dapat dikonseptualisasi
sebagai suatu bentuk dari
interelasi yang majemuk,
yatu suatu hubungan yang
terjadi mempengaruhi hubungan lain
yang akan terjadi.

DASAR-DASAR GENETIK
PERKEMBANGANGAN FISIK
Secara teknis kehidupan manusia berawal
dari satu sel tunggal yang menyimpan kode
genentik hingga menjadi juataan trilliun sel
Setiap selnya mengandung fotokopi atau
replica sempurna dari kode genetik asalnya.
Secara fisik, kode genetik tersebut dibawa
oleh agen biokimiawi yang bernama gen
dan kromosom.

Setiap komosom mengandung gen.


Gen terdiri dari DNA dan protein.
Gen disamping berfungsi sebagai blueprint
juga berfungsi sebagai time table.
Gen-gen inilah yang menentukan lokasi
dan fungsi dari setiap sel dalam tubuh
Dengan jumlah gen yang begitu banyak,
maka sangat tidak mungkin dua manusia
hereditas yang sama karena mereka
menerima kombinasi yang berbeda-beda

Penentuan sifat bawaan


mempengaruhi pekembangan
selanjutnya dalam dua hal:
Pertama, faktor keturunan membatasi
sejauh mana individu dapat berkembang.
Kedua, bahwa sifat sepenuhnya
merupakan masalah kebetulan, tidak ada
cara tertentu untuk mengendalikan jumlah
kromosom dari piak ibu atau ayah yang
diturunkan pada anak.

Interaksi Hereditas dan


lingkungan dalam perkembangan
fisik

Gen dalam menjalankan instruksi-intruksi


genetiknya bergantung pada dukungan
lingkungan.
Terdapat sejumlah factor lingkungan yang
mempengaruhi ekspresi genetic,
diantaranya:
a. nutrisi
(bahan makanan bergizi),

b. kesehatan,
c. peristiwa-peristiwa stressful,
d. temperatur,
e. pencahayaan dan
Di samping itu, lingkungan juga dapat
mempengaruhi gen dengan merusak
hormon-hormon yang merangsang gen
untuk bereaksi .

Menurut santrock (1996) para ahli genetika perilaku


menyebutkan tiga cara hereditas dan lingkungan
dalam berinteraksi, yaitu:
Passive genotype-environment interaction, yakni interaksi
genotype da lingkungan secara pasif. Interaksi ini terjadi
ketika orang tua yang memiliki hubungan genetis dengan
anak, member lingkungan pengasuhan bagi anaknya.
Evocative genotype-environment interactions, yakni
interaksi genotype dan lingkungan secar evokatif. Iteraksi
ini terjadi karena genotype seorang anak memperoleh tipe
lingkungan fisik dan social tertentu.
Active genotype-environment interactions, yakni interaksi
genotype dan lingkungan secar pasif. Interaksi ini terjadi
ketika anak-anak mencari atau menjelajahi lingkungan
yang mereka pandang menarik atau menantang.

Implikasi Genetik dan


Lingkungan terhadap
Pendidikan
Mc Devitt dan Ormrod (2002) merekomendasikan
beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam
menyikapi pengaruh genetic dan lingkungan bagi
perkembangan anak, yaitu:
Memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan
individual pada anak.
Menyadari bahwa sebenarnya
factor lingkungan
mempengaruhi setiap
aspek perkembanngan.
Mendorong siswa menentukan
pilihan-pilihan sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan.

Perkemb
an
gan Ota
k

Perkembangan otak merupakan


salah satu aspek perkembangan
fisik peserta didik yang sangat
penting dipelajari dan dipahami
oleh orang tua, guru atau calon
guru.
Otak ada untuk mengoptimalkan
perilaku, sehingga tubuh mampu
mengahadapi tantangan dan
kesempatan yang datang setiap
saat.
Karena otak merupakan sentral,
maka perkembangan otak jelas
mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap semua aspek
perkembangan lain.

perkembangan otak juga


dipengaruhi oleh interaksi
hereditas dan lingkungan.
Perkembangan otak dimulai sejak
masa prenatal. Jumlah sel-sel
neuron akan semakin artambah
banyak seiring dengan
terbentukya hubungan-hubungan
baru akibat dari masuknya
informasi masuk , maka segera
terjadi kontak dan hubungan
antarsel saraf.
Selama masa prenatal otak
mengalami perkembangan yang
sangat cepat, terutama dalam hal
jumlah dan ukuran sel saraf.

Pertambahan myelination
menjadi salah satu penyebab
pertambahan otak anak.
Meskipun otak terus
berkembang pada masa
anak-anak perkembangannya
tidak sepesat pada masa bayi
. Pada usia sekolah dan
remaja perkembangan otak
banyak terjadi pada wilayah
korteks, suatu wilayah otak
dimana anak dapat
mengontrol tingkah lakunya
sendiri.

Disamping itu, pada masa remaja ini juga


terjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal
lobe. Perkembangan prontal lobe tersebut
sangat berpengaruh terhadap kemampuan
kognitif remaja, sehingga mereka
mengembangkan kemampuan penalaran
yang membrinya suatu tingkat
pertimbangan moral dan kesadarn social
yang baru.

Disamping itu sebagai anak muda


yang telah memiliki kemampuan
memahami pemikirannya sendiri
dan pemikiran orang lain,
remaja mulai membayangkan
apa yang dipikirkan oleh orang
tentang dirinya.
Ketika kemampuan kognitif mereka
telah matang , kebanyakan anak
remaja mulai memikirkan apa yang
diharapkan dan melakukan kritik
terhadap masyarakat mereka, orang
tua mereka dan bahkan terhadap
kekurangan diri mereka sendiri.

Implikasi Perkembangan Otak terhadap


Pendidikan
Untuk terus meningkatkan kemampuan kognitif
anak, proses pematangan otak harus diiringi
dengan peluang-peluang untuk mengalami suatu
dunia yang makin luas . Dalam hal ini pendidikan
harus memberikan lebih banyak kesempatan
kepada peeserta didik untuk
menguasai keterampilan
yang memunkingkan otaknya
berkembang.

Seiring dengan bertambahnya usia anak,


proses pembelajaran seharusnya lebih
mendorong anak untuk
mencari dan meneliti
apa yang dikehendakinya.

Sebaliknya proses
Pembelajaran
harus jauh dari upa
ya
mejejalkan pengeta
h ua n
ke dalam otak anak
.
Karena dapat mem
atikan
kecerdasan anak

Oleh karena itu pendidikan seharusnya merupakan


upaya mengembangkan segala potensi anak,
melatih pengamatan dan pengambilan keputusan,
merangasang
pemikiran
dan
imajinasi,
meperdalam pemahaman dan memperkuat
konsentrasi

Anda mungkin juga menyukai