Case Luka Bakar
Case Luka Bakar
Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
Tanggal (kasus)
Nama Pasien
Tanggal Presentasi
Tempat Presentasi
Obyektif presentasi
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Lansia
Deskripsi
No. RM :
Nama Pendamping : dr. Agustina
Tujuan :
Bahan bahasan :
Cara membahas :
Data Pasien :
Nama Klinik :
Nama : Tn D
Usia : 56 tahun
No Registrasi :
RSU Berkah Pandeglang
Telepon :
Terdaftar Sejak :
Kasus
Email
Audit
Pos
Pasien tidak mengingat apakah sudah pernah di imunisasi Tetanus atau belum
8. Lain-lain (Pemeriksaan fisik dan Penunjang)
Tanda Vital (Puskesmas 7/12/2015 pk : 17.00)
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 82x/ menit
RR : 22x/ menit
Suhu : 37 C
Tanda Vital ( UGD RSU Berkah 7/12/2015 pk 19.00)
TD : 80/60 mmHg
Nadi : 120x/ menit
RR : 28x/ menit
Suhu : 37 C
GCS : E3M6V4 (13)
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/ Leher : JVP tidak distensi, dalam batas normal
Paru : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/ Jantung : S1, S2 takikardia, irama sinus, murmur -/-, gallop -/ Abdomen : Datar lembut. Bising usus (+). Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : CRT < 2 detik, Edema -/-, terdapat multiple bulla di keempat
ekstremitas
Status Lokalis : Penyebaran luka bakar seperti gambar di bawah. Dasar luka
sebagian besar eritem, sebagian lainnya pucat. Nyeri sangat nyata. Tidak ada lagi
rambut pada permukaan kulit. Terdapat banyak bulla di daerah luka bakar.
= luka bakar
Kesimpulan : Wajah (9%) + Lengan kiri (9%) + Lengan kanan (4,5%) + Dada
(9%) + Perut (9%) + Tungkai bawah kiri (4,5%) + Tungkai bawah kanan (4,5%) =
49,5% luas tubuh
Daftar Pustaka:
1. Fauci AS, et al. Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th Ed. USA: The McGrawHill Companies; 2012.
2. Wyatt J.P, et al. Oxford Handbook of Emergency Medicine. 4 th Ed. UK: Oxford
University Press; 2012.
Hasil Pembelajaran
1. Temuan pemeriksaan Luka bakar
2. Diagnosis Luka bakar
3.
4.
5.
6.
7.
8.
edema laring.
Status Lokalis : Luka bakar meliputi 49,5% luas permukaan tubuh. Dasar luka
sebagian besar eritem, sebagian lainnya pucat. Nyeri sangat nyata. Tidak ada lagi
rambut pada permukaan kulit. Terdapat banyak bulla di daerah luka bakar.
Temuan klinis ini menunjukkan sebagian besar luka bakar derajat 2A.
Hasil laboratorium : menunjukkan adanya peningkatan hematokrit (47%)
menandakan suatu hemokonsentrasi akibat kekurangan cairan plasma.
3. Assessment :
Lapisan kulit terdiri dari epidermis, dermis, dan subdermis. Bagian epidermis memiliki
beberapa lapisan yaitu stratum disjungtum, stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, stratum spinosum, stratum basale. Fungsi utama epidermis adalah untuk
melindungi kulit dari faktor kimia dan fisika. Bagian dermis memiliki struktur yang
kompleks karena terdiri dari banyak syaraf, pembuluh darah, rambut, otot rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan lain sebagainya. Bagian subdermis atau
hipodermis terletak di bawah dermis. Fungsinya untuk menempelkan kulit ke tulang dan
otot yang mendasarinya. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat longgar dan elastin. Jenis sel
utama adalah fibroblast, makrofag dan sel lemak (hipodermis mengandung 50% lemak
tubuh). Lemak berfungsi sebagai bantalan dan isolasi untuk tubuh. Kulit juga banyak
mengandung flora normal yang fungsinya untuk mencegah kolonisasi kuman pathogen.
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman kerusakan kulitnya, dimana dibagi 3
derajat yaitu derajat 1, 2(2A dan 2B), dan 3. Derajat 1 hanya mengenai epidermis,
gambaran klinis berupa eritema saja tanpa kehilangan struktur kulit. Derajat 2A mengenai
epidermis dan 1/3 bagian dermis, gambaran klinis berupa eritema, nyeri, terdapat bulla.
Sedangkan derajat 2B mengenai 2/3 bagian dermis sehingga terjadi kerusakan pembuluh
darah. Masih dapat dijumpai bulla, tidak terlalu nyeri, dan kulit sudah tampak pucat.
Derajat 3 luka bakar mengenai seluruh tekstur kulit, kulit tampak pucat dan kering, tidak
ada lagi sensasi nyeri, kadang terbentuk gumpalan protein yang disebut eskar.
Pasien dengan luka bakar yang luas dapat dengan mudah terjadi komplikasi mulai dari
dehidrasi, syok, kerusakan paru, hipermetabolisme, emboli, gagal ginjal akut, infeksi
sepsis, hingga sampai komplikasi psikososial dan estetika. Penanganan yang cepat dan
tepat merupakan kunci dalam tatalaksana luka bakar.
4. Planning :
Terapi resusitasi 24 jam pertama:
Infus NaCl sebanyak 4cc x 50% x 50kg = 10.000cc 5.000 cc habis dalam 8
menyeluruh.
Tutup luka menggunakan kassa steril. Basahi kassa agar mencegah dehidrasi.
Ganti verban minimal 2 kali sehari.