Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL
KELOMPOK 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

OLEH :
1. FITRA HAYATI

(14053008)

2. ANASTATIA PRASTIKA

(14053051)

3. MEZA YULIA ASTUTI

(14053081)

4. REPI DIANA

(14053085)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2016KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Ekonomi Internasional yang diberi judul Pertumbuhan Ekonomi Dan
Perdagangan Internasional.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Padang, 20 April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5
1.3 TUJUAN.........................................................................................................................................5
BAB II6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1

Pertumbuhan Faktor Produksi....................................................................................................6

2.1.1

Pertumbuhan tenaga kerja dan akumulasi modal dari waktu ke waktu........................6

2.1.2

Teorema Rybczinski..................................................................................... 8

2.2

Kemajuan Teknologi..................................................................................................................9

2.3

Pertumbuhan Dan Perdagangan Dan Kasus Negara Kecil.......................................................10

2.4

Pertumbuhhan Dan Perdagangan : Kasus Negara Besar..........................................................13

2.4.1

Pertumbuhan Serta Nilai Tukar Dan Kesejahteraan Suatu Negara...........................13

2.4.2

Pertumbuhan Immiserizing..........................................................................14

2.5

Pertumbuhan, Perubahan Selera, Dan Perdagangan Di Kedua Negara....................................14

2.5.1

Pertumbuhan Dan Perdagangan Kedua Negara..................................................14

2.5.2

Perubahan Selera Dan Perdagangan Di Kedua Negara.........................................16

BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................17
3.2 SARAN.........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Latar belakang ditulisnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ekonomi
internasional. Didalam makalah ini, penulis mengambil lima pokok permasalahan. kelima
pokok permasalahan tersebut adalah pertumbuhan faktor produksi, kemajuan teknologi,
pertumbuhan dan perdagangan dan kasus negara kecil, pertumbuhan dan perdagangan dan
kasus negara besar, serta pertumbuhan, selera, dan perdagangan.
Teori perdagangan internasional yang dibahas dalam bab sebelumnya sebagian besar
bersifat statis. Akan tetapi, sama-sama kita ketahui faktor produksi berubah dari waktu ke
waktu, teknologi biasanya meningkat, dan selera juga bisa berubah. Dalam makalah ini, kami
membahas efek dari perubahan-perubahan tersebut pada posisi ekuilibrium.
Seiring berjalannya waktu, populasi suatu negara biasanya akan berkembang.
Bersamaan dengan itu, berkembang pula ukuran angkatan kerjanya. Begitu pula, dengan
memanfaatkan sebagian dari sumber dayanya untuk menghasilkan peralatan modal, negara
meningkatkan persediaan modal. Modal merujuk kepada peralatan buatan manusia yang
digunakan dalam produksi. Banyak studi empirik yang mengindikasikan bahwa hampir
semua kenaikan pendapatan per kapita di negara-negara industri disebabkan perubahan
teknologi dan lebih sedikit untuk akumulasi kapital. Perubahan teknologi sulit dianalisis
sebab terdapat banyak definisi dan tipe perubahan teknologi.
Dalam makalah ini kami akan membahas pengaruh pertumbuhan, terhadap produksi,
konsumsi, perdagangan, dan kesejahteraan negara yang cukup besar untuk memengaruhi
harga komoditas relatif dimana ia terlibat perdagangan.
Sampai sekarang, kita telah biasa mengasumikan bahwa pertumbuhan terjadi hanya
pada negara satu. Akibatnya, hanya batas produksi dan kurva penawaran ekspor negara 1
bergeser. Tapi, sekarang kami memperluas analisis untuk menggabungkan pertumbuhan
dikedua negara.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dirumuskan
sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.

Bagaimana pertumbuhan faktor produksi tersebut dalam perdagangan


Apa akibat dari kemajuan teknologi dalam pertumbuhan dan perdagangan
Bagaimana pertumbuhan dan perdagangan dan kasus negara kecil
Bagaimana pertumbuhan dan perdagangan dan kasus negara besar
Bagaimana pertumbuhan, perubahan selera, dan perdagangan dikedua negara

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang pertumbuhan faktor produksi
b. Untuk mengetahui akibat dari kemajuan teknologi dalam pertumbuhan dan
perdagangan
c. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perdagangan dan kasus negara kecil
d. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perdagangan dan kasus negara besar
e. Untuk mengetahui pertumbuhan, perubahan selera, dan perdagangan dikedua negara

BAB II
PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Teori perdagangan internasional yang dibahas dalam bab sebelumnya sebagian besar
bersifat statis. Artinya, dengan mengetahui faktor produksi bawaan, teknoligi, dan selera,
kemudian kita dapat menentukan keunggulan komparatif dan keuntungan dari perdagangan.
Namun, faktor produksi berubah dari waktu ke waktu, teknologi biasanya meningkat, dan
selera juga bisa berubah. Dalam bab ini, kita membahas efek dari perubahan-perubahan
tersebut pada posisi ekuilibrium. Hal ini dikenal sebagai analisis statis komparatif
2.1 Pertumbuhan Faktor Produksi
Seiring berjalannya waktu, populasi suatu negara biasanya akan berkembang.
Bersamaan dengan itu, berkembang pula ukuran angkatan kerjanya. Begitu pula, dengan
memanfaatkan sebagian dari sumber dayanya untuk menghasilkan peralatan modal, negara
meningkatkan persediaan modal. Modal merujuk kepada peralatan buatan manusia yang
digunakan dalam produksi, seperti , pabrik, bangunan perkantoran, dan transportasi, demikian
pula dengan pendidikan dan pelatihan bagi tenagab kerja, semuanya yang dapat
meningkatkan kemampuan suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa. Dalam hal ini,
kita asumsikan semua unit tenaga kerja dan modal bersifat homogen dalam kondisi skala
hasil konstan.
2.1.1 Pertumbuhan Tenaga Kerja Dan Akumulasi Modal Dari Waktu Ke Waktu.
Peningkatan kontribusi tenaga kerja dan modal dari waktu ke waktu menyebab kan
batas produksi negara bergeser. Jenis dan tingkat pergeseran tergantung pada tingkat
pertumbuhan L dan K. Jika L dan K tumbuh pada tingkat yang sama, batas produksi negara
akan bergeser secara merata ke segala arah dengan laju sebesar laju pertumbuhan produksi.
Akibatnya, kemiringan batas produksi lama dan baru ( sebelum dan sesudah pertumbuhan
faktor produksi) akan sama pada setiap titik dimana mereka dipotong oleh garis dari titik asal.
Ini adalah kasus pertumbuhan seeimbang (balanced growth).
Jika hanya bawaan L yang tumbuh, output dari kedua komoditas tumbuh karena l yang
digunakan dalam produksi kedua komoditas dan L dapat digantikan K sampai batas tertentu
dalam produksi kedua komoditas. Namun, output dari komoditas X (komoditas padat L)
tumbuh lebih cepat dari output kpmoditas Y (komoditas padat K). Sebaliknya akan terjadi
hanya jika bawaan K yang tumbuh. Jika L dan K tumbuh pada tingkat yang berbeda ,
pergeseran garis batas prouksi negara dapat ditentukan dengan cara yang sama.

Gambar sebelah kiri menunjukkan pertumbuhan seimbang (L dan K naik dua kali)
Gambar sebelah kanan menunjukkan hanya salah satu L atau K saja yang naik dua
kali:
- bila L naik dua kali maka produksi X (L-intensive) lebih banyak dibanding Y (Kintensive)
- bila K naik dua kali maka produksi Y (K-intensive) Iebih banyak dibanding X (Lintensive)
Sebagaimana dilihat dari gambar pada bagian kiri dengan skala hasil konstan, jumlah
maksimum setiaqp komoditas yang dihasilkan negara 1 berlipat ganda, dari 140X menjadi
280X atau dari dari 70Y menjadi 140Y. Sehingga kemiringan dua garis batas produksi, atau
Px/Py, adalah sama pada titik B dan B, dimana mereka dipotong oleh garis dari titik asal.
Panel

kanan

menunjukkan

negara

mengulangi

batas

produksi

sebelum

pertumbuuhan( dengan nilai perpotongan 140X dan 70Y) dan menunjukkan dua garis batas
produksi tambahan yakni satu dengan penggandaan L (garis solid) dan yang lain denga
penggandaan K (garis putus putus). Ketika hanya L yang berlipat ganda, batas produksi
bergeser sepanjang sumbu x, mengukur komoditas padat L. Jika yang berlipat ganda K saja,
batas produksi bergeser sepanjang Y, mengukur produktivitas padat K. Ketika hanya L yang
berlipat ganda, output maksimum komoditas X tidak berlipat ganda (yakni hanya naik dari
140X sampai 275X). Agar X menjadi berlipat ganda, baik L maupun K harus berlipat ganda.
Demikian pula, ketika hanya K yang berlipat ganda, output maksimum komoditas Y kurang
dari lipat dua (dari 70Y hingga 130Y).
2.1.2

Teorema Rybczinski

Teori rybczinski mendalilkan bahwa Pada harga komoditi konstan, kenaikan


kepemilikan sebuah faktor produksi akan menaikan produksi output intensif faktor produksi
tersebut dan akan menurunkan output komoditi lain

pertumbuhan tenaga kerja dan teorema rybczynski. Sebelum perdagangan dan sebelum
pertumbuhan, negara 1 berproduksi pada B (130Y, 20Y) dengan Px/Py = PB = 1. Setelah
kenaikan L dua kali dengan Px/Py = 1, maka produksi di M (270X dan 10Y) pada batas
produksi baru yang lebih besar. Dengan demikian, maka output X (komoditas padat L) naik
dan output dari Y (komoditas padat Y) menurun, sebagai mana didalilkan oleh teorema
rybczynski.
Disini akan diberikan bukti intuitif dari teorema ini, buktinya adalah sebagai berikut.
Supaya harga komoditas tetap konstan dengan adanya pertumbuhan satu faktor produksi,
harga faktor produksi (yaitu w dan r) juga harus tetap konstan.namun, harga-harga faktor
produksi akan tetap konstan hanya jika K/L dan produktivitas L dan K juga tetap konstan
dalam produksi kedua komoditas. Satu-satunya cara untuk sepenuhnya mendayagunakan
seluruh peningkatan L dan masih menjaga nilai K/L tidak berubah dalam produksi kedua
komoditas adalah dengan membuat komoditas Y(komoditas padat K) menurun untuk
memindahkan k yang cukup (dan sedikit L) untuk menyerap semua peningkatan L dalam
produksi komoditas X (komoditas padat L). Dengan demikian, output dari komoditas X naik,
sedangkan output komoditas Y menurun pada harga komoditas konstan.bahkan, peningkatan
output komoditas X meningkat dengan proporsi yang lebih besar dibandingkan ekspansi
jumlah tenaga kerja karena beberapa tenaga kerja dan modal juga ditransfer dari produksi
komoditas Y ke produksi komoditas X. Ini disebut efek pembesaran.

2.2 Kemajuan Teknologi


Banyak studi empirik yang mengindikasikan bahwa hampir semua kenaikan
pendapatan per kapita di negara-negara industri disebabkan perubahan teknologi dan
lebih sedikit untuk akumulasi kapital. Perubahan teknologi sulit dianalisis sebab
terdapat banyak definisi dan tipe perubahan teknologi.
John Hicks mengemukan berbagai jenis kemajuan teknis sebagai berikut:
- Perkembangan teknologi Netral
kenaikan produktivitas L dan K dalam proporsi yang sama maka K/L tetap sama
antara setelah dan sebelum perkembangan teknologi pada harga relatif faktor produksi yang
sama (w/r). Ketika (w/r) tidak berubah maka tidak ada substitusi antara L dan K sehingga K/L
tetap.
- Perkembangan teknologi Labor-Saving (hemat tenaga kerja)
kenaikan produktivitas K Iebih besar relatif dibanding kenaikan produktivitas L.
Maka K akan mensubstitusi L dalam produksi dan K/L akan naik ketika w/r tetap. K
digunakan lebih banyak per unit L sehingga disebut Labor-saving. Output tertentu dapat
diproduksi dengan L sedikit dan K sedikit tetapi K/L besar.
- Perkembangan teknologi Kapital-Saving (hemat modal)
Meningkatkan produktivitas L lebih dari proporsional produktivitas K. Akibatnya, L
menggantikan K dalam produksi dan L/K naik(K/L turun)pada kondisi w/r konstan.karena L
lebih banyak digunakan per unit K, jenis kemajuan teknis ini disebut penghematan modal.
Seperti dalam kasus pertumbuhan faktor, semua jenis kemajuan teknis menyebabkan
batas produksi negara bergeser. Jenis dan tingkat pergeseran tergantung pada jenis dan tingkat
kemajuan teknis dalam salah satu atau kedua komoditas. Disini kita hanya membahas
kemajuan teknis netral. Dengan tingkat kemajuan teknis netral yang sama dalam produksi
kedua komoditas, batas produksi negara akan bergeser secara merata ke segala arah dengan
laju yang sama dimana kemajuan teknis terjadi. Ini memiliki efek yang sama terhadap batas
produksi negara seiring pertumbuhan faktor produksi seimbang. Dengan demikian,
kemiringan batas produksi lama dan baru negara tersebut akan sama pada setiap perpotongan
dengan garis yang ditarik dari titik asal.
Misalnya, produktivitas L dan K ber5lipat ganda dalam produksi komoditas X dan komoditas
Y di negara 1 dan skala hasil konstan berlaku dalam produksi kedua komoditas.

Gambar ini menunjukkan batas produksi negara 1 sebelum kemajuan teknis dan
setelah produktivitas L dan K berlipat ganda dalam produksi komoditas X saja, atau dalam
komoditas Y saja (batas produksi dengan garis putus-putus). Ketika produktivitas L dan K
berlipat ganda dalam produksi komoditas X saja, output dari X berlipat ganda untuk setiap
tingkat output komoditas Y. Misalnya, pada output yang tidak berubah dari 60Y, output
komoditas X naik dari 50X sebelum kemajuan teknis menjadi 100X sesudahnya (titik A dan
A, masing-masing dalam gambar). Demikian pula, pada output yang tidak berubah dari 20Y,
output komoditas X meningkat dari 130X menjadi 260X (titik B dan B). Ketika semua
sumber daya negara 1 digunakan dalam produksi komoditas X, output dari X juga brlipat
ganda 9dari 140X menjadi 280X). Perhatikan bahwa output dari komoditas Y tetap tidak
berubah pada 70Y jika semua sumber daya negara digunakan dalam produktivitas komoditas
Y tetapi kemajuan teknis hanya terjadi dalam produksi komoditas X saja.
2.3 Pertumbuhan Dan Perdagangan Dan Kasus Negara Kecil
Ciri dari Negara kecil adalah tidak bisa mempengaruhi harga dan Dia hanya sebagai
price taker. Jika output komoditi ekspor suatu negara tumbuh secara proporsional lebih besar
dibanding komoditi impornya pada harga konstan, maka pertumbuhan akan cenderung
mengarah pada peningkatan yang lebih besar dari proporsional dengan perdagangan atau
mendorong expansi perdagangan dan dapat dikatakan properdagangan( protrade). Jika tidak,
maka disebut antiperdagangan (antitrade) atau netral.
Ekspansi output mempunyai efek netral terhadap perdagangan jika ekspansi output
mendorong ekspansi perdagangan pada tingkat yang sama.
Pertumbuhan menyebabkan volume perdagangan naik atau turun? Ini Tergantung dari:
- tingkat pertumbuhan ekspor dan impor

- pola konsumsi
Jika pertumbuhan komoditi potensi untuk diekspor lebih besar dari pada pertumbuhan
komoditi potensi untuk diimpor maka disebut PROTRADE.
Jika pertumbuhan komoditi potensi untuk diimpor lebih besar daripada pertumbuhan
komoditi potensi untuk diekspor maka disebut ANTITRADE (NEUTRAL).
Ilustrasi pertumbuhan faktor produksi, perdagangan dan kesejahteraan.

Pada gambar atas ini , L berlipat ganda dinegara 1 dan nilai tukar negara 1 tidak
berubah dengan pertumbuhan dan perdagangan. Artinya, sebelum pertumbuhan, negara 1
memproduksi pada titik B, yaitu memperdagangkan 60X untuk 60Y pada p b=1, dean
mencapai kurva indiferen III. Ketika L berlipat ganda dinegara 1, batas produksi akan
bergeser kekanan. Jika negara 1 terlalu kecil untuk memengaruhi harga komoditas relatif,
negara 1 akan memproduksi pada titik M, dimana batas produksi baru bersingguungan

dengan Pm=Pb=1. Pada titik M negara 1 menghasilkan dua kali lebih banyak komoditas X dari
pada titik B, tetapi komoditas Y berkurang sebagaimana dapat dilihat pada titik Z dikurva
indiferen VII.
Karena output komoditas X meningkat, sedangkan output komoditas Y menurun,
maka pertumbuhan output dikatakan properdagangan. Demikian pula, karena konsumsi
komoditas Y (komoditas yang diimpor negara 1) meningkat secara proporsional lebih dari
konsumsi komoditas X (yaitu titik Z adalah disebelah kiri garis dari titik asal melalui titik E),
pertumbuhan konsumsi juga dikatakan properdagangan. Dengan produksi dan konsumsi yang
bersifat properdagangan, volume perdagangan meningkat secara proporsional lebih dari
output komoditas X.
Batas konsumsi negara 1 dinyatakan oleh garis lurus P m yang bersinggungan dengan
batas produksiyang baru pada titik M. Fakta bahwa konsumsi dua komoditas meningkat
dengan adanya pertumbuhan dan perdagangan menandakan kedua komoditas adalah barang
normal. Tetapi jika barang Y merupakan barang inferior , maka negara 1 akan mengkonsumsi
Y dalam jumlah absolut yang lebih kecil( sebelah kanan dan bawah titik E pada garis Pm).
Panel gambar bawah menggunakankurva penawaran ekspor untuk menunjukkan
pertumbuhan perdagangan yang sama untuk negara 1 pada nilai tukar yang konstan. Artinya,
dengan adanya perdagangan bebas

sebelum terjadinya pertumbuhan, negara 1

memperdagangkan 60X untuk 60Y pada Px/Py=Pb=1. Garis lurus yang menunjukkan nilai
yang konstan juga merupakan segmen garis lurus kurva penawaran ekspor negara 2 9seluruh
dunia). Hal ini dikarenakan negara 1 sangat kecil, sehingga kurva penawaran ekspornya,
sebelum dan setelah pertumbuhan, memotong segmen garis lurus kurva penawaran ekspor
negara 2 (negara-negara besar) dan nilai tukar tetap konstan.
Negara 1 dalam keadaan yang lebih buruk setelah terjadina pertumbuhan karena
tenaga kerja berlipat ganda sementara konsumsi total krang dari dua kali lipat (bandingkan
titik Z dengan 120X dan 160Y setelah terjadi pertumbuhan dititik E denga 70X dan 50Y
sebelum terjadi pertumbuhan). Dengan demikia, konsumsi dan kesejahteraan negara 1
merupakan perwakilan penurunan warga sebagai akibat dari jenis pertumbuhan ini. Yang
mewakili warga negara adalah mereka dengan selera yang identik dan pola konsumsi dari
negara secara keseluruhan tapi dengan jumlah yang diperkecil dari jumlah total warga
dinegara tersebut.
2.4 Pertumbuhhan Dan Perdagangan : Kasus Negara Besar
2.4.1 Pertumbuhan Serta Nilai Tukar Dan Kesejahteraan Suatu Negara
Jika pertumbuhan terlepas dari sumber atau jenisnya, meningkatkan volume perdagangan
negara pada kondisi harga konstan, nilai tukar suatu negara akan cenderung memburuk. Di

sisi lain jika pertumbuhan mengurangi volume perdagangan suatu negara pada kondisi harga
konstan, nialai tukar suatu negara akan cenderung membaik. Hal ini disebut sebagai efek
nilai tukar ( terms of trade effect) dari pertumbuhan.
Pengaruh pertumbuhan terhadap kesejahteraan suatu negara tergantung pada selisih dari
efek nilai tukar dan efek kesejahteraan. Efek kesejahteraan mengacu pada perubahan output
per tenaga kerja atau per orang sebagai hasil dari pertumbuhan. Efek kesejahteraan yang
positif, dengan sendirinya, cenderung meningkatkan kesejahteraan negara. Jika tidak, efek
kesejahteraan negara cenderung menurun atau tetap tidak berubah. Jika efek kesejahteraan
adalah positif dan nilai tukar suatu negara meningkat sebagai hasil dari pertumbuhan dan
perdagangan, kesejahteraan negara pasti akan meningkat. Jika keduanya tidak meningkat,
kesejahteran negara pasti akan menurun. Jika efek kesejahteran dan efek nilai tukar bergerak
dalam arah yang berlawanan, kesejahteraan negara dapat memburuk, meningkat, atau tetap
tidak berubah tergantung pada kekuatan relatif dari dua kekuatan yang bertentangan.
2.4.2

Pertumbuhan Immiserizing

Kasus dimana efek nilai tukar yang tidak menguntungkan bahkan lebih besar daripada
efek kesejahteraan yang menguntungkan dan menyebabkan penurunan kesejahteraan negara
dikenal sebagai Pertumbuhan Immiserizing.
Pertumbuhan immiserizing tidak lazim di dunia nyata. Ketika hal itu terjadi, itu lebih
mungkin terjadi di negara-negara berkembang daripada di negara-negara maju. Meskipun
nilai tukar dinegara-negara berkembang tampaknya telah memburuk dari waktu ke waktu,
peningkatan produksi memiliki nilai lebih besar daripada penurunan ini, dan tampak dalam
pendapatan perkapita riilndan kesejahteraan mereka yang umunya meningkat. Bahkan
pendapatan per kapita riil akan meningkat jauh lebih cepat jika populasi penduduk negaranegara berkembang tidak tumbuh begitu pesat dalam beberapa dekade terakhir.
2.5 Pertumbuhan, Perubahan Selera, Dan Perdagangan Di Kedua Negara
2.5.1 Pertumbuhan Dan Perdagangan Kedua Negara

Ket: pertumbuhan dan perdagangan di kedua negara. Jika L (faktor produksi yang berlimpah
di negara 1) berlipat ganda dinegara 1, kurva penawaran ekspornya berputar dari 1 ke 1*,
memberikan keseimbangan E2, dengan volum yang lebih besar, tetap nilai tukar yang lebih
rendah untuk negarra 1. Jika K (faktor yang berlimpah di negara 2) meningkat di negara 2
dan kurva penawaran ekspornya berputar dari 2 ke 2*, ekuilibrium terjadi pada E 3, dengan
volume yang lebih besar tetapi dengan nilai tukar yang lebih rendah untuk negara 2. Jika
sebaliknya, K menjadi berlipat ganda di negara 1, kurva penawaran ekspornya berputar ke 1,
dengan penurunan volume, tetapi terjadi peningkatan nilai tukar di negara 1. Jika L
mengalami peningkatan dii negara 2 dan kurva penawaran ekspornya berputar ke 2,
ekuilibrium terjadi pada E6, dengan penurunan volume, tetapi peningkatan nilai tukar negara
2. jika kedua kurva penawaran ekspor bergeser ke 1 dan 2, volume perdagangan akan
semakin turun (lihat E7) dan nilai tukar kedua negarra tetap tidak berubah.
Dengan pertumbuhan yang seimbang atau kemajuan teknis yang netral dalam produksi
kedua komoditas di kedua negara, kurva penawaran ekspor kedua negara akan bergeser dan
bergeraklebih dekat kesumbu yang mengukur komoditas ekspor negara. Dalam hal ini,
volume perdagangan akan meningkat dan nilai tukar akan tetap tidak berubah atau meningkat

untuk satu negara dan memburuk untuk yang lain, tergantung pada bentuk (yaitu
kelengkungan) dari kurva penaawaran ekspor masing-masing negara dan pada derajat dimana
setiap kurva penawaran ekspor berputar.
2.5.2

Perubahan Selera Dan Perdagangan Di Kedua Negara

Melalui waktu, tidak hanyaa ekonomi yang tumbuh, tapi selera nasionak juga cenderung
berubah sebagaimana teah kita lihat, bahwa ertumbuhan mempengaruhi kurva penawaran
ekspor suatu negara melalui efek dimana pertumbuhan mempengaruhi bats produksi suatu
negara. Demikian pula, perubahan selera memengaruhi kurva penawaran ekspor suatu negara
melalui efek di mana perubahan selera memengaruhi kurva indiferen suautu negara.
Denga pertumbuhan dan/atau perubahan selera di kedua negara, kurva penaawran ekspor
kedua negara akan bergeser, mengubah volume dan/atau nilai tukar kedua negara. Terlepas
dari sumbernya, pergeseran kurva penawaran ekspor suatu negara terhadap sumbu yang
mengukur komoditas ekspor cenderung untuk meningkatkan perdagangan pada kondisi harga
knstan dan mengurangi nilai tukar suatu negara. Pergeseran berlawanan dari kurva penawaran
ekspor suatu neegara cenderung mengurangi volume perdagangan pada kondisi harga
koonstan meningkatkan nilai tukar suatu negara. Untuk pergeseran tertentu dalam kurva
penawaran ekspornya, nilai tukar suatu negara akan berubah semakin besar seiring semakin
besar kelengkungan kurva penawaran ekspor mitra dagang negara tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan skala hasil konstan dan harga konstan, jika L dan K tumbuh pada tingkat yang

sama, batas produksi negara akan bergeser secara merata kesegala arah dengan laju
pertumbuhan faktor produksi, dan output per tenaga kerja akan tetap konstan. Jika salah satu
faktor produksi tumbuh lebih cepat maka batas produksi negara akan bergesar secara
proporsional lebih ke arah komoditas yang bersifat padat. Teorema rybczynski mendalilkan
bahwa pada harga komoditas yang konstan, peningkatan kemampuan dari salah satu faktor
produksi akan meningkat dengan proporsi yang lebih besar output dari komoditas yang
bersifat padat dalam faktor produksi tersebut dan akan mengurangi output dari komoditas
lainnya.
Semua kemajuan teknis mengurangi jumlah L dan K yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output tertentu, menggeser batas produksi, dan cenderung meningkatkan
kesejahteraan suatu negara. Produksi dikatakan properdagangan jika output dari komoditas
ekspor dari negara itu meningkat secara proporsional lebih dari output dari komoditas yang
diimpor. Konsumsi properdagangan jika konsumsi negara akan komoditas yang diimpor
meningkat secara proporsional lebih dari konsumsi komoditas ekspor dari negara tersebut.
Pengaruh pertumbuhan pada kesejahteraan negara juga tergantung pada efek
kesejahteraan. Hal ini mengaju pada perubahan output per tenaga kerja atau per orang sebagai
hasil dari pertumbuhan. Jika kedua efek nilai tukar dan kesejahteraan dari pertumbuhan
bersifat menguntungkan, kesejahteraan negara pasti akan meningkat. Jika tidak, kesejahteraan
suatu negara akan tetap sama atau turun, tergantung pada selisih dari kedua efek.

3.2 SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun, masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
pengembangan proses pembelajaran dimasa yang akan datang. Semoga makalah yang kami
buat dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan tentang pertumbuhan ekonomi dan
perdagangan internasional bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Salvatore, dominick.2014.Ekonomi Internasional.salemba empat:Jakarta.
Nopirin,Ph.D.1997.Ekonomi Internasional.BPFE-yogyakarta: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai