Anda di halaman 1dari 24

PROSES

PEMBENTUKAN URIN
RAHMATINA B. HERMAN

Pembentukan Urin
I. Filtrasi oleh glomerolus
II. Proses pemekatan /

pengenceran urin oleh tubulus:


- Sekresi
- Reabsorpsi

I. Filtrasi
Kapiler glomerolus
impermiabel terhadap protein

Filtrat glomerolus:
- protein-free
- konsentrasi bahan yang tidak berikatan
dengan protein = di plasma

Kecepatan filtrasi
- kapiler glomerolus >> kapiler lain, karena:
- tekanan hidrostatiknya lebih >
-- koefisien filtrasi (Kf) lebih >

..I. Filtrasi
Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) =
Glomerular Filtration Rate (GFR):
LFG ditentukan oleh:
- tekanan filtrasi: keseimbangan antara
tekanan hidrostatik dan tekanan koloid
osmotik pada membran kapiler
- koefisien filtrasi kapiler (Kf), yang
ditentukan oleh permiabelitas dan luas
daerah permukaan filtrasi kapiler
LFG (pria dewasa): 125 ml/menit (180 L/hari)

I. Filtrasi
Tekanan Filtrasi
P

PKB

Kapiler glomerolus

Kapsula Bowman

Pg : Tekanan hidrostatik glomerolus: 60


mmHg
g : Tekanan osmotik koloid glomerolus: 32
mmHg
PKB : Tekanan kapsula Bowman: 18 mmHg

.I. Filtrasi
Fraksi filtrasi:
- fraksi dari aliran plasma yang
mengalami filtrasi
- nilai normal: 0,2 artinya: 20 % dari
plasma yang mengalir melalui ginjal
difiltrasi olef kapiler glomerolus
LFG
=

RPF

.I. Filtrasi
Filterabilitas
ditentukan oleh:
- ukuran (BM)
- muatan listrik:
muatan negatif lebih sukar difiltrasi
dibandingkan muatan positif
(sebab basement membran kapiler
glomerolus terdiri dari proteoglikan
yang bermuatan negatif)

.I. Filtrasi
Filterabilitas beberapa bahan
berdasarkan BM
Bahan
Air
Natrium
Glukosa
Inulin
Mioglobin
Albumin

BM
18
23
180
5.500
17.000
69.000

Filterabilitas
1,0
1,0
1,0
1,0
0,75
0,005

II. Sekresi dan Reabsorpsi


Setelah filtrat glomerular terbentuk, maka
sel-sel tubulus akan:
menambah konsentrasi bahan tertentu pada

filtrat dengan cara sekresi

mengurangi konsentrasi bahan tertentu pada

filtrat dengan cara reabsorpsi

kecepatan sekresi atau reabsorpsi

tergantung pada kebutuhan tubuh terhadap


bahan tersebut

Mekanisme Sekresi dan Reabsorpsi


Transport aktif:
-

transport aktif primer


transport aktif sekunder
transport aktif reabsorpsi protein:
pinositosis (endositosis)

Transport pasif
- melalui ruang antar sel
- menggunakan carrier

Osmosis: air

Tranport Maksimum (Tm)


Kecepatan maksimum dari transport aktif
tubulus renal
Bahan yang mengalami transport pasif, tidak
punya Tm, sebab kecepatan transport juga
tergantung pada:
- gradien elektrokimia untuk difusi
- permeabilitas membran terhadap bahan
tersebut
- waktu saat bahan tersebut berada dalam
tubulus (diesebut: gradient-time transport)

Proses di Tubulus Proksimal


Sel epitel tubulus proksimal highly
metabolic dan banyak sekali
mitokondria untuk transport aktif
Mrmpunyai brush border yang
sangat luas surface area yang
sangat luas untuk transport
Mempunyai banyak sekali protein
carrier dan sejumlah besar ion Na
transport aktif sekunder (cotransport dan counter transport)
Jadi proses reabsorpsi yang paling aktif

.Proses di Tubulus Proksimal


Di setengah pangkal: reabsorpsi
natrium bersama dengan cotransport Na: glukosa, asam
amino
Di setengah ujung: reabsorpsi Na
terutama dengan Cl
Diikuti oleh osmosis air

Proses di Ansa Henle


Ansa Henle mempunyai 3 segmen yang
berbeda secara fungsional:
Segmen desenden tipis (thin descending):
- sangat permeabel terhadap air
- permeabel (moderat) terhadap bahan
terlarut

- difusi sederhana
- reabsorpsi air (20%)

Proses di Ansa Henle


Segmen asenden tipis (thin ascending):
- tidak permeabel terhadap air
- kapasitas reabsorpsi sangat rendah

Segmen asenden tebal (thick ascending)


- tidak permeabel terhadap air
- mempunyai sel epitel yang tebal
- sel epitelnya highly metabolic

- reabsorpsi aktif Na, Cl, K (25%)


- counter transport Na-H

Cairan tubular sangat encer

Proses di Tubulus Distal


Di setengah pangkal:
- karakteristik reabsorptif mirip dengan segmen
asenden tebal ansa Henle
- reabsorpsi aktif hampir semua ion termasuk Na,
Cl, K
- tidak permeabel terhadap air

Cairan tubular encer

Di setengah ujung tubulus distal dan


bagian pangkal (bagian kortikal)duktus
koligentes (collecting duct)
- mempunyai 2 macam sel:
> sel prinsipal: Na, sekresi K
> sel intercalated: reabsorpsi K, sekresi H
- tidak permeabel terhadap urea
- permeabelitas terhadap air diatur oleh ADH (Anti
Diuretic Hormon) (= vasopressin)
> ADH meningkat: permeabel terhadap air
> ADH tidak ada: sangat tidak permeabel
terhadap air

Mekanisme kontrol derajad dilusi atau konsentrasi urin

Di bagian ujung (bagian medula) duktus


koligentes (collecting duct)
- memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan output akhir urin
- Permeabel terhadap urea
- Permeabelitas terhadap air juga diatur ADH
- Bersama dengan duktus koligentes kortikal:
mempunyai kemampuan untuk mensekresikan
ion H

Berperan penting dalam mengatur keseimbangan


asam-basa

Pemekatan Urin
(Mekanisme Countercurrent)
Sekresi ADH: permeabelitas tubulus distal dan duktus
koligentes terhadap air meningkat reabsorpsi air
meningkat
Jaringan intersisial di medula renal (di sekitar duktus
koligentes) sangat hiperosmotik air yang
direabsorpsi di bawah pengaruh ADH akan masuk ke
dalam jaringan intersisium ginjal
Mekanisme yang membuat intersisial renal
hiperosmotik adalah mekanisme countercurrent,
yaitu peranan dari ansa Henle dan vasa recta (kapiler
peritubuler khusus di medula renal)

Kontrol hormon pada reabsorpsi tubular


Aldosteron: meningkatkan reabsorpsi Na dan
sekresi K
Angiotensin II (AT II): meningkatkan reabsorpsi
Na dan air
ADH: meningkatkan reabsorpsi air
Atrial Natriuretic Peptide (ANP): mengurangi
reabsorpsi Na dan air
Paratiroid: meningkatkan reabsorpsi Ca

Diuresis Osmotik
Terjadi bila banyak bahan terlarut di dalam
cairan tubular yang tidak direabsorpsi (mis;
pemberian manitol)

Cairan tubular menjadi hiperosmotik

Reabsorpsi air berkurang ekskeri air meningkat

diuresis

Diuresis Air
Terjadi pada Diabetes Insipidus (ADH tidak ada)

Reabsorbsi air di tubulus distal dan duktus


koligentes berkurang

ekskeri air meningkat

Diuresis

Pengaturan ekskresi Na
Na difiltarsi di glomerolus
Direabsorpsi aktif di sepanjang tubulus (kecuali di
ansa Henle asenden tipis)
96 99 % Na yang difiltrasi direabsorpsi, karena
Na adalah kation penting pada cairan ekstraselular
Hormon Aldosteron dan AT II meningkatkan
reabsorpsi Na ekskresi Na berkurang

ANP mengurangi reabsorpsi Na ekskresi Na


meningkat

Anda mungkin juga menyukai