23 Leptospirosis Dan Filariasis
23 Leptospirosis Dan Filariasis
PENDAHULUAN
Perubahan iklim sekarang sering terjadi tidak menentu,
termasuk
meningkatnya
membuat
kemungkinan
kejadian
kejadian
banjir
di
seluruh
Leptospirosis
dunia,
global
akan
ditimbulkan
menimbulkan
cacat
pada
stadium
menetap
lanjut
seumur
(kronis)
hidupnya
dapat
berupa
penyakit
kaki
cacing
BAB II
MASALAH
A. Leptospirosis
1. Bagaimana keluhan terhadap penyakit leptospirosis?
2. Bagaimana pemeriksaan terhadap penyakit leptospirosis?
3. Bagaimana etiologi pada leptospirosis?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit leptospirosis?
5. Bagaimana pengobatan terhadap penyakit leptospirosis?
6. Bagaimana prognosis leptospirosis?
B. Filariasis
1. Bagaimana
2. Bagaimana
3. Bagaimana
4. Bagaimana
5. Bagaimana
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Leptospirosis
1. Keluhan Leptospirosis
Gejala dan tanda yang timbul tergantung kepada
berat ringannya infeksi, maka gejala dan tanda klinik dapat
berat, agak berat atau ringan saja. penderita mampu
segera mambentuk antibodi (zat kekebalan). Sehingga
mampu menghadapi bakteri Leptispira, bahkan penderita
dapat menjadi sembuh. Menurut WIDARSO, gejala klinis
dari Leptospirosis pada manusia bisa dibedakan menjadi
tiga stadium, yaitu:
a. Stadium pertama
1) Demam, menggigil
2) Sakit kepala
3) Malaise dan Muntah
4) Konjungtivis serta kemerahan pada mata
5) Rasa nyeri pada otot terutama otot betis dan
punggung.
Gejala-gejala
tersebut
akan
tampak
c. Stadium Ketiga
4
gejala
klinis
pada
stadium
ketiga
Leptospirosis
dapat
konjungtiva
menggambarkan
hubungannya
fase
dengan
yang
septisemi
keadaan
tertutup
yang
erat
fotobia
dan
konjungtiva hemorrhagic
3) Pada hati, jaundice (kekuningan) yang terjadi pada
hari
keempat
dan
keenam
dengan
adanya
yangd
mendadak
5) Pada paru-paru,
apat
menyebabkan
kematian
karena
adanya
kerusakan
pembuluh
pada
babi,
sering
muncul
gangguan
reproduksi .
Pada
kuda,
conjunctivitis,iridocyclitis,
terjadi
jaundice
sampai
keratitis,
abortus.
klinis
leptospirosis
pada
sapi
dapat
dalam
melakukan
diagnosis
awal.
Biasanya
nefritis,
meningitis,
pankreatitis.
Pada
pneumonia,
anamnesis,
influenza,
penting
untuk
dapat
dicurigai
kearah
leptospirosis.
Pada
dapat
langsung,
dilakukan
spesimen
dengan
darah
pemeriksaan
segar
(pada
Diagnosis
mikroskopik
dapat
langsung,
dilakukan
spesimen
dengan
darah
pemeriksaan
segar
(pada
Selatan,
Bengkulu,
Riau,
Sumtera
Barat,
kolam-kolam
rumah-rumah
guna
penduduk
melindungi
serta
daerah-
terutama
di
desa
dengan
melakukan
Leptospirosis
yang
atau
sebelum
terjadi
jaundice
dengan
dosis
6-8
antibiotik
lain
yaitu
etracycline
atau
jika
penderita
mengalami
gagal
ginjal.
oksitetrasiklin),
perjalanan
penyakit
apabila
dilakukan
biasanya
berhasil.
pada
awal
Pemberian
Pemberian
ternak
memberikan
babi
penderita
kesembuhan
cukup
Leptospirosis,
baik
yaitu
dapat
86%.
10
6. Prognosis Leptospirosis
Jika tidak ada ikterus, jarang fatal. Jika terdapat
ikterus, angka kematian 5% di bawah usia 30 tahun, 3040% pada usia lanjut.
B. Filariasis
1. Keluhan Filariasis
a. Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat
hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja
berat
b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka)
didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang
tampak kemerahan, panas dan sakit
c. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa
panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau
pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
d. Filarial
abses
akibat
seringnya
menderita
pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darah
e. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early
lymphodema)
2. Pemeriksaan Filariasis
Bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tandatanda
dan
gejala
klinis,
diagnosis
dilakukan
dengan
Filariasis,
mikrofilaria.
apabila
Seseorang
yang
dalam
sudah
darah
ditemukan
terinfeksi
larva
itu
yang
jumlahnya
sangat
banyak.
ditegakkan
dengan
jari
pada
malam
hari.
Pemeriksaan
dapat
dengan
ultrasonografi
(USG)
pada
gambaran
cacing
limfosintigrafi
yangbergerak-gerak.
dengan
menggunakan
12
sekalipun
pada
penderita
yang
mikrofilaremia
asimtomatik.
d. Diagnosis Immunologi
Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan
prepaten,
inkubasi,
menahun,
occult
dan/atau
antigen
amikrofilaremia
filariasis,
maka
dengan
cara
dengan
deteksi
gejala
antibodi
immunodiagnosis
pendatang
baru
ke
daerah
endemi
tergantung
pada
cacing
filarianya. W.
13
spesies
nyamuk.
JayaW.Bancrofti ditularka
Di
Irian
terutama
oleh An.
itu
ditemukan
vektor. An.Koliensis,
An.
juga
sebagai
Punctulatus,
Cx.
ditularkan
spesis
lain
Aedes pernah
sebagai vektor.
2) Malayi yang hidup
biasanya
pada
juga
manusia
ditularkan
ditemukan
dan
oleh
hewan
berbagai
dan
Timor
Timur,
di
tularkan
baik
dekat
pantai
maupun
daerah
pedalaman.
d. Faktor Lingkungan
Faktor
lingkungan
yang
dapat
menunjang
14
daerah
endemi
dapat
diperkiran
dengan
melihat
dengan
yang
paling
efektif
tentu
saja
dengan
pada
obat Diethyl
membunuh
daerah
endemis
Carbamazine
mikrofilaria
dengan
menggunakan
dan
cacing
dewasa
dapat
pada
menggigil,
sakit
kepala,
pengobatan
mual
filariasis
hingga
muntah.
yang
Pada
disebabkan
dalam
dosis
rendah,
tetapi
pengobatan
yang
mempunyai
aktivitas
luas
terhadap
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gejala dan tanda yang timbul tergantung kepada berat
ringannya infeksi, maka gejala dan tanda klinik dapat berat,
agak berat atau ringan saja. penderita mampu segera
mambentuk
antibodi
menghadapi
bakteri
(zat
kekebalan).
Leptispira,
menjadi sembuh.
Salah satu kendala
bahkan
penanganan
Sehingga
penderita
leptospirosis
mampu
dapat
adalah
seperti:
demam,
sakit
kepala,
hepatitis,
nefritis,
17
kasa
nyamuk,
menggunakan
obat
nyamuk,
gelap
karena
dapat
menarik
nyamuk,
dan
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada
para pembaca dan para pakar utama penulismengharapkan
saran
dan
membangun
kritik
ataupun
tegur
akan
diterima
dengan
18
sapa
yang
senang
sifatnya
hati
demi
KATA PENGANTAR
19
makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.
Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis
mohon
ampun.
Wassalammualaikum
warahmatullahi
wabarakatuh.
Bengkulu, 2016
Penulis
i
DAFTAR
ISI
Leptospirosis.............................................................4
20
B.
Filariasis....................................................................10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................15
B. Kritik dan Saran .............................................................16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................iii
MAKALAH
ii
21
Disusun Oleh :
GIBRAN ISMAIL
KEVIN BRYAN P
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
(UMB)
2016
DAFTAR PUSTAKA
Individu
Terhadap
22
Kejadian
Penyakit
Agus,
dkk.
2008.
Faktor-Faktor
Risiko
Yang
iii
23