CARRIER
TEKNOLOGI PENCELUPAN 2
Disusun oleh :
1. Ayu Andriani
(12020001)
(12020016)
(12020019)
4. Ghina Permatasari
(12020023)
(12020025)
Grup
: 3K1
Dosen
Polimer yang terbentuk disebut poliester yang memiliki keteraturan struktur rantai
yang menyebabkan serat memiliki struktur yang rapat akibat rantai yang saling
berdekatan membentuk ikatan hidrogen antara gugus OH dan gugus COOH dalam
molekulnya. Oleh karena itu serat poliester bersifat hidrofob dan sulit dimasuki air
maupun zat warna. Agar dapat dimasuki air dan zat warna maka ikatan hidrogen antara
rantai molekul yang berdekatan harus dikurangi dengan cara menaikkan suhu.
Kenaikan suhu mengakibatkan adanya vibrasi molekul yang memperlemah ikatan antar
molekul, menjadikan jarak antar rantai lebih longgar, serat menjadi lebih plastis
sehingga dapat dimasuki oleh molekul air dan zat warna.
Bahan poliester reguler baik dalam bentuk rajuta maupun tenun cocok untuk
pencelupan cara carrier, tetapi tidak cocok untuk pencelupan kain poliester microfiber
karena strukturnya terlalu rapat.
Sifat-sifat Fisika Serat Poliester:
Zat warna
Carrier yang mengandung gugus hidrofil akan berdifusi secara cepat kedalam serat
poliester sedangkan bagian hidrofob akan terikat dengan gaya vander waals yang
terdapat pada gugus hidrofob dan hidrofil akan menarik air sehingga meningkatkan
aliran pewarnaan.
3. Teori Transpor
Bentuk carrier merupakan struktur kompleks yang terlepas dari larutan celup,
sehingga carrier akan lebih mudah terabsorbsi oleh serat daripada larutan
pencelupan yang lebih encer.
4. Teori Peningkatan Kelarutan Pencelupan
Adanya carrier menigkatkan kelarutan zat warna dalam fase cair sehingga
meningkatkan proses pencelupan.
5. Teori Film
Carrier akan melapisi serat dengan lapisan film. Dalam lapisan carrier memiliki
konsentrasi larutan yang lebih tinggi daripada pada bak pencelupan sehingga
diharapkan akan meningkatkan pencelupan.
6. Teori Serat Liquid
Carrier diserap oleh serat dimana serat berperan seperti co-fibe yang melarutkan
dan memegang zat warna.
7. Teori Peningkatan Ruang
Carrier meningkatkan ruang amorf serat dari bagian kristalin serat sehingga dengan
meningkatnya bagian amorf akan meningkatkan daya serap zat warna.
8. Teori Pelumas
Carrier berperan sebagai molekul pelumas yang menempel ke serat dan akan
merusak ikatan antar rantai yang terbetuk sehingga difusi zat warna akan terfasilitasi.
9. Teori Pelonggaran Struktur Serat
Carrier berdifusi ke dalam serat lebih cepat karena molekulnya lebih kecil, ini akan
diserap oleh rantai polimer dengan gaya van der waals, dan ikatan hidrogen yang
terbentuk.carrier akan melarutkan ikatan antar rantai yang terbentuk sehingga akan
menimbulkan ruang-ruang yang menajdi celah zat warna dapat masuk ke dalam
serat.
Mekanisme kerja carrier terdiri dari pelonggaran struktur dari serat dan masuk ke
dalam struktur serat bersama zat warna dan meningkatkan kelarutan zat warna, dan
terbentuknya lapisan film sebagai inti alasan utama untuk menjelaskan mekanisme
kerja carrier. Dibawah ini adalah Mekanisme Pencelupan dengan Metoda Carrier :
1.4.2
dengan
zat
pembantu
yang
digunakan
cara pencelupan
suhu tinggi.
Kebanyakan carrier yang digunakan berkomposisi nonionik atau nonionikanionik emulsifier, dimana menimbulkan beberapa kekurangan berkompatibilitas
dengan zat warna. Untuk itu disarankan menggunakan pendispersi daripada
menggunakan leveller pada bak pencelupan.
1.4.3
Carrier
Macam-macam Carrier:
Klasifikasi
COOH
Asam
Organik
Nama Kimia
Struktur
Asam benzoat
Asam salisilat
3-penil-
OH
COOH
asam
slisilat
Penil asam asetat
C6H5OHCOOC6H5
C6H5OHCOOH
Keterangan
Asam kuat
COOH
Ester
COOH
Leveller
yang
metil ester
bagus,
tetapi
Metil benzoat
beracun,
Penil benzoat
COOCH3
serta
mahal
Dipenil eter
COO
Hidrokarbon
Dipenil
Metil naftalen
Dimetil naftalen
CH2
(CH2)2
Penol
OH HO
OH
penol
(o.m.p)
OH
Cl
Halogen
Kloro benzen
o-kloro benzen
CH2
Cl
Namun tidak semua jenis carrier digunakan dalam industri tekstil, dimana
tidak semua komponen carreir dapat digunakan dalam skala indstri dan
mengingat resiko, dan pengaruhnya terhadap kecerahan warna, kandungan
racun, harga dan lain sebagainya. Berdasarkan pada A Muray dan K Mortinmer,
Review in Progress Coloration, 67, 1997 karakteristik tipe carrier yang ideal
diantaranya:
1. Harganya murah
2. Tidak berwarna
3. Kompatibel dengan semua jenis zat warna dispersi
4. Daya emulsinya bagus
5. Tidak mudah menguap
6. Tidak menyebabkan penyusutan pada bahan
7. Tidak mempengaruhi pegangan kain
8. Tidak berbau
9. Mudah dihilangkan
10. Tidak mempengaruhi color fastness zat warna
11. Tidak beracun
Nama
Pembuat
Fenil Fenol
Carrian No. 41
Toho Chemical
Difenil
Ipposha
Metil Naftalen
I.P. Carrier PN
Ipposha
Tetrocin ATM
...
Tetrocin F
...
Tetrocin K
Yamakawa Yakuhin
Tetrocin MN-LF
...
Tetrocin TW-F
...
Polyesca D
...
Polyesca DS
...
Polyesca DL
Metil Naftalen
Carrier MS
Daiwa Chemical
Klorobenzen
Teril Carrier
I.P. Carrier E
Ipposha
I.P. Carrier F
...
...
Carrier 30
Nikka Chemical
Serizaron R-5
...
Carriant 323
Toho Chemical
Tetrocin SP
Yamakawa Yakuhin
Carrier TB conc
Daiwa Chemical
Emulsifier lain
Elaster TS
I.P. Carrier A
Ipposha
Carriant No. 36
Toho Chemical
Tetrocin A
Yamakawa Yakuhin
1.5.
Proses Pencelupan
Setelah pengisian peralatan pencelupan dengan air dan bahan yang akan dicelup,
pendispersi, carrier dan pengatur pH ditambahkan di sana. Carrier ditambahkan pada suhu
50-60 0C setelah 20 menit sehingga bagian dari carrier dapat teradsorpsi merata ke serat.
Kemudian zat warna dispersi, yang telah disiapkan secara terpisah, ditambahkan di sana.
Suhu dinaikkan sesuai dengan program.
Kondisi pemanasan bervariasi menurut bahan yang akan dicelup, jenis carrier dan
zat warna, jenis peralatan pencelupan, dll, untuk memberikan suhu yang seragam
meningkatkan program untuk mencakup semua kasus. Namun cara berikut ini dapat
dianggap sebagai standar umum ketika diambil mempertimbangkan bahwa tingkat
kejenuhan pada pencelupan carrier tidak begitu banyak bergantung pada kejenuhan
pencelupan seperti dalam kasus pencelupan suhu tinggi.
Penyesuai
an pH
celup
97 100
O
C
Pendisper
si
Carrier
50 60 OC
20 menit
(A)
45-60 menit
(B)
5-30 menit
(D)
60-90 menit
(C)
dalam
penggunaan
tipe
SE
atau
Sumikaron-Warna,
Pada pencelupan carrier, carriernya itu sendiri akan terabsorbsi ke dalam serat
sehingga dapat menyebabkan beberapa masalah seperti penurunan kecerahan, sisa bau
dari carrier yang menempel, dan sebagainya. Untuk itu menghilangkan sisa carrier pada
bahan menjadi sesuatu yang sangat penting.
1. Reducing clearing
Proses cuci reduksi akan mengurangi kandungan carrier pada bahan dengan
menghilangkan carrier yang tidak terfiksasi ke dalam bahan dalam artian pada permukaan
bahan tetapi untuk carrier yang berdifusi ke dalam serat agak lebih sulit utnuk dihilangkan.
Untuk itu perlu dilalaukan proses curing treatment.
2. Curing treatment
Merupakan proses yang ditujukan untuk menghilangkan kandungan sisa carrier pada
bahan dengan cara bahan dipanaskan pada suhu kisaran 170OC selama 60 detik sehingga
carriernya menguap dan keluar dari bahan.
1.8.
Pada pencelupan suhu tinggi menggunakan carrier terbagi menjadi dua cara
penggunnaan berdasarkan suhu pencelupan
1. Pencelupan 100-110OC untuk mencelup campuran Poliester-Woll
Pengaruh carrier pada suhu pencelupan ini tidak begitu berbeda dengan fungsi
carrier pada suhu pencelupan konvensional. Untuk jenis carrier yang digunakan juga hampir
sama pada carrier yang digunakan pada suhu konvensional dan relatif tidak ada perbedaan.
Berikut skema pencelupannya
100-110
O
C
Pengaturan
ph
Pencelupan
Pendispersi 0,5-1 g/l
Carrier
2-4
g/l
50
O
C
70
O
C
10
mnt
10 mnt
40-45 mnt
40-60 mnt
Tipe carrier yang digunakan pada suhu ini harus memperhatikan kesetabilan pada
kelarutan suhu diatas uap air sehingga kebanyakan menggunakan tipe carrier yang larut
dalam air dan lebih beresiko sedikit daripada penggunaan carrier tipe emulsi.
Berikut skema proses pencelupannya:
120-125
O
C
Pendispersi 0,5-1
g/l
Carrier
0,5-2
g/l
Pengaturan
ph
Pencelupan
80
O
C
70
O
C
50
O
C
10 mnt
10-30 mnt
40-45 mnt
40-60 mnt
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Pencelupan Zat Warna Dispersi Metode Carrier terdapat dalam situs
http://www.scribd.com/doc/43967624/Pencelupan-Zat-Warna-Dispersi-MetodeCarrier
Karyana, Dede.2014. Kimia Zat Warna, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung
N. Sugiarto H., Shigeru W..2003. Teknologi Tekstil. PT. Pradnya Paramita: Jakarta
Noerati. 2012. Serat Kapas. Serat Tekstil 1. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung
M. Ichwan, dkk. 2013. Pencelupan II, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung