Anda di halaman 1dari 12

ZAT PEMBANTU TEKSTIL UNTUK PENCELUPAN SERAT POLIESTER METODE

CARRIER
TEKNOLOGI PENCELUPAN 2

Disusun oleh :
1. Ayu Andriani

(12020001)

2. Maudine Ajeng Khairini

(12020016)

3. Arni Dian Pratiwi

(12020019)

4. Ghina Permatasari

(12020023)

5. Shelly Octafia Diana

(12020025)

Grup

: 3K1

Dosen

: M. Ichwan, AT, MS. Eng

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2014

1.1 Serat Poliester


Serat Poliester adalah serat yang mempunyai koefisien elastis yang tinggi dan
stabilitas dimensinya baik, sehingga sebagai apa yang dinamakan serat lenting cocok
untuk bahan busana. Stabilitas terhadap panas yang baik sekali dan stabilitas dimensi
yang baik menjadi bahan industri yang banyak dipakai. Serat Poliester adalah serat
sintetik yang paling banyak digunakan untuk bahan tekstil, merupakan suatu polimer
hasil reaksi antara monomer asam tereftalat dan etilena glikol, seperti reaksi berikut:

Polimer yang terbentuk disebut poliester yang memiliki keteraturan struktur rantai
yang menyebabkan serat memiliki struktur yang rapat akibat rantai yang saling
berdekatan membentuk ikatan hidrogen antara gugus OH dan gugus COOH dalam
molekulnya. Oleh karena itu serat poliester bersifat hidrofob dan sulit dimasuki air
maupun zat warna. Agar dapat dimasuki air dan zat warna maka ikatan hidrogen antara
rantai molekul yang berdekatan harus dikurangi dengan cara menaikkan suhu.
Kenaikan suhu mengakibatkan adanya vibrasi molekul yang memperlemah ikatan antar
molekul, menjadikan jarak antar rantai lebih longgar, serat menjadi lebih plastis
sehingga dapat dimasuki oleh molekul air dan zat warna.
Bahan poliester reguler baik dalam bentuk rajuta maupun tenun cocok untuk
pencelupan cara carrier, tetapi tidak cocok untuk pencelupan kain poliester microfiber
karena strukturnya terlalu rapat.
Sifat-sifat Fisika Serat Poliester:

Sifat-sifat Kimia Serat Poliester:


1. Tidak tahan terhadap alkali kuat.
2. Dalam larutan alkali panas terjadi pengikisan permukaan, digunakan untuk proses
pengurangan berat.
3. Tahan terhadap asam.

4. Larut dalam metil salisilat dan m cresol.


5. Bersifat hidrofob, sehingga disecupl dengan zat warna hidrofob yaitu zat warna
dispersi.
1.2 Zat Warna yang Digunakan
1.2.1 Zat Warna Dispersi
Zat warna ini tidak larut dalam air, warnanya beraneka ragam dan cerah,
ketahanannya baik, digunakan untuk serat sintetik dan asetat

Zat warna

disperse adalah hasil sintesa senyawa yang bersifat hidrofob sehingga


kelarutannya dalam air sangat kecil. Oleh karena itu zat warna ini dalam
pemakaiannya harus didispersikan dalam larutan dan dalam pemakaiannya
memerlukan zat pengemban (carrier) atau adanya suhu yang tinggi. Zat warna
disperse digunakan dalam bentuk bubuk (powder dan micro powder) dan dalam
bentuk cairan. Sifat tahan cucinya baik tetapi tahan sinarnya jelek. Ukuran
molekulnya berbeda-beda dan perbedaan tersebut erat hubungannya dengan
sifat kerataan dalam pencelupan dan sifat sublimasinya.
1.3 Prinsip dan Karakteristik Pencelupan Carrier
Karakteristik dari pencelupan carrier adalah dapat mencelup serat poliester pada
kondisi pencelupan konvensional dengan tekanan atmosfir normal dan juga dapat
diaplikasikan pada situasi pencelupan dengan suhu pencelupan yang sangat tinggi
dimana pada suhu pencelupan tinggi tidak dapat dilakukan pada serat-serat poliester
campuran seperti campuran poliester-wol, poliester-nilon, dicampur dengan kain woven,
atau campuran dengan kain rajut dan sebagainya.
Namun ada beberapa problem yang dihadapi pada pencelupan cara carrier ini
diataranya proses pencelupan hanya dapat digunakan pada zat warna dispersi dengan
suhu sublimasi rendah dan kandungan carriernya itu sendiri yang bersifat racun yang
berbahaya bagi lingkungan. Atas pertimbangan resiko penggunaan carrier yang cukup
beresiko tinggi maka diajurkan proses pencelupan cara carrier sekarang ini sudah jarang
dilakukan. Namun, pencelupan carrier masih dapat dilakukan dengan perhatian yang
lebih untuk menghindari dampak yang berbahaya dari emisinya seperti pemilihan jenis
carrier yang digunakan, pemilihan zat pembantu pencelupan, kesesuaian dengan jenis
zat warna yang dipakai, konsentrasi larutan, dan sebagainya.
Ada banyak studi mengenai mekanisme dari kerja carrier pada proses
pencelupan carrier dengan serat poliester dengan zat warna disperse diantaranya:
1. Teori Penggembungan Serat
Carrier menyebabkan perngembungan serat sehingga dapat berdifusi masuk ke
dalam serat membawa zat warna.
2. Teori Peningkatan Hambatan Air

Carrier yang mengandung gugus hidrofil akan berdifusi secara cepat kedalam serat
poliester sedangkan bagian hidrofob akan terikat dengan gaya vander waals yang
terdapat pada gugus hidrofob dan hidrofil akan menarik air sehingga meningkatkan
aliran pewarnaan.
3. Teori Transpor
Bentuk carrier merupakan struktur kompleks yang terlepas dari larutan celup,
sehingga carrier akan lebih mudah terabsorbsi oleh serat daripada larutan
pencelupan yang lebih encer.
4. Teori Peningkatan Kelarutan Pencelupan
Adanya carrier menigkatkan kelarutan zat warna dalam fase cair sehingga
meningkatkan proses pencelupan.
5. Teori Film
Carrier akan melapisi serat dengan lapisan film. Dalam lapisan carrier memiliki
konsentrasi larutan yang lebih tinggi daripada pada bak pencelupan sehingga
diharapkan akan meningkatkan pencelupan.
6. Teori Serat Liquid
Carrier diserap oleh serat dimana serat berperan seperti co-fibe yang melarutkan
dan memegang zat warna.
7. Teori Peningkatan Ruang
Carrier meningkatkan ruang amorf serat dari bagian kristalin serat sehingga dengan
meningkatnya bagian amorf akan meningkatkan daya serap zat warna.
8. Teori Pelumas
Carrier berperan sebagai molekul pelumas yang menempel ke serat dan akan
merusak ikatan antar rantai yang terbetuk sehingga difusi zat warna akan terfasilitasi.
9. Teori Pelonggaran Struktur Serat
Carrier berdifusi ke dalam serat lebih cepat karena molekulnya lebih kecil, ini akan
diserap oleh rantai polimer dengan gaya van der waals, dan ikatan hidrogen yang
terbentuk.carrier akan melarutkan ikatan antar rantai yang terbentuk sehingga akan
menimbulkan ruang-ruang yang menajdi celah zat warna dapat masuk ke dalam
serat.
Mekanisme kerja carrier terdiri dari pelonggaran struktur dari serat dan masuk ke
dalam struktur serat bersama zat warna dan meningkatkan kelarutan zat warna, dan
terbentuknya lapisan film sebagai inti alasan utama untuk menjelaskan mekanisme
kerja carrier. Dibawah ini adalah Mekanisme Pencelupan dengan Metoda Carrier :

1.4 Zat Pembantu Tekstil yang Digunakan dan Fungsinya


1.4.1 Pengatur pH
Pengatur pH pada pencelupan carrier sama dengan pengatur pH pada
pencelupan suhu tinggi. Disarankan menggunakan Amonium sulfat-asam formiat
untuk menghindari terjadinya dekomposisi jika dilakukan pada serat campuran
poliester-woll.
Pendispersi dan Leveller
Untuk zat pendisperi dan leveller pada pencelupan carrier juga sama

1.4.2

dengan

zat

pembantu

yang

digunakan

cara pencelupan

suhu tinggi.

Kebanyakan carrier yang digunakan berkomposisi nonionik atau nonionikanionik emulsifier, dimana menimbulkan beberapa kekurangan berkompatibilitas
dengan zat warna. Untuk itu disarankan menggunakan pendispersi daripada
menggunakan leveller pada bak pencelupan.

1.4.3

Carrier
Macam-macam Carrier:
Klasifikasi
COOH
Asam

Organik

Nama Kimia

Struktur

Asam benzoat
Asam salisilat
3-penil-

OH
COOH

asam

slisilat
Penil asam asetat

C6H5OHCOOC6H5

C6H5OHCOOH

Keterangan
Asam kuat

COOH

Ester

COOH

Iso- asam pathalic

Leveller

yang

metil ester

bagus,

tetapi

rendah nilai warna,

Metil benzoat

beracun,
Penil benzoat

COOCH3

serta

mahal

Dipenil eter
COO

Hidrokarbon

Dipenil
Metil naftalen

Dimetil naftalen

CH2
(CH2)2
Penol
OH HO

4,4 dioksi difenil


Penil penol (o.m.p)
Siklohexsil

OH

penol

(o.m.p)
OH
Cl

Halogen

Kloro benzen

Nilai warna tinggi

o-kloro benzen

CH2

Cl

Namun tidak semua jenis carrier digunakan dalam industri tekstil, dimana
tidak semua komponen carreir dapat digunakan dalam skala indstri dan
mengingat resiko, dan pengaruhnya terhadap kecerahan warna, kandungan
racun, harga dan lain sebagainya. Berdasarkan pada A Muray dan K Mortinmer,
Review in Progress Coloration, 67, 1997 karakteristik tipe carrier yang ideal
diantaranya:
1. Harganya murah
2. Tidak berwarna
3. Kompatibel dengan semua jenis zat warna dispersi
4. Daya emulsinya bagus
5. Tidak mudah menguap
6. Tidak menyebabkan penyusutan pada bahan
7. Tidak mempengaruhi pegangan kain
8. Tidak berbau
9. Mudah dihilangkan
10. Tidak mempengaruhi color fastness zat warna
11. Tidak beracun

12. Tidak menyebabkan radang kulit pada operator


13. Dapat dibiodegradable
1.4.3.1 Carrier yang Digunakan di Industri
1. Fenil Fenol
Ada dua jenis orto fenil fenol yaitu jenis pendispersi yang mudah
didispersikan dalam larutan celup dan garam Na yang mudah larut dalam
air.
2. Bifenil
Carrier jenis ini lebih sedikit memberikan effek jika dibandingkan dengan
yang lain namun, sedikit mengurangi kecerahan pewarnaan pada hasil
pencelupan.
3. Metil naftalen
Carrier jenis ini memiliki daya gembung yang tinggi, mudah membentuk
emulsi, dan harganya lebih menguntungkan. Namun carrier jenis ini
mudah untuk menguap dan menodai kain hasil pencelupan.
4. Klorobenzen
Jenis yang memiliki daya gembung yang tinggi, namun jarang digunakan
untuk mencelup pakaian karena mudah menguap pada pengeringan
sehingga dapat menodai kain. Kebanyakan digunaka dalam pencelupan
benang dan proses pemutihan optik.
5. Carrier Jenis Eter Aromatik dan Alkohol Aromatik
Carrier jenis ini memiliki masalah terhadap rendahnya nilai kecerahan
warna. Baik digunakan sebagai leveller dan baik digunakan tidak hanya
untuk pencelupan yang konvensional tetapi pencelupan suhuu tingggi pun
dapat dipakai.

Berikut adalah nama beberapa jenis carrier yang tersedia di pasaran:


Tipe Carrier

Nama

Pembuat

Fenil Fenol

Carrian No. 41

Toho Chemical

Difenil

I.P. Carrier D-78

Ipposha

Metil Naftalen

Teril Carreir P-35

Meisesei Chemical work

I.P. Carrier PN

Ipposha

Tetrocin ATM

...

Tetrocin F

...

Tetrocin K

Yamakawa Yakuhin

Tetrocin MN-LF

...

Tetrocin TW-F

...

Polyesca D

...

Polyesca DS

...

Polyesca DL

Soryu Senryo Yakuhin


...
...

Metil Naftalen

Carrier MS

Daiwa Chemical

Klorobenzen

Teril Carrier

Meisei Chemical Work

I.P. Carrier E

Ipposha

I.P. Carrier F

...

I.P. Carrier T-40

...

Carrier 30

Nikka Chemical

Serizaron R-5

...

Carriant 323

Toho Chemical

Tetrocin SP

Yamakawa Yakuhin

Carrier TB conc

Daiwa Chemical

Emulsifier lain

Elaster TS

Soryu Senryo Yakusih

Carrier Larut dalam Air

Teril Carrier A-88

Meisei Chemical Work

I.P. Carrier A

Ipposha

Carriant No. 36

Toho Chemical

Tetrocin A

Yamakawa Yakuhin

1.5.
Proses Pencelupan
Setelah pengisian peralatan pencelupan dengan air dan bahan yang akan dicelup,
pendispersi, carrier dan pengatur pH ditambahkan di sana. Carrier ditambahkan pada suhu
50-60 0C setelah 20 menit sehingga bagian dari carrier dapat teradsorpsi merata ke serat.
Kemudian zat warna dispersi, yang telah disiapkan secara terpisah, ditambahkan di sana.
Suhu dinaikkan sesuai dengan program.
Kondisi pemanasan bervariasi menurut bahan yang akan dicelup, jenis carrier dan
zat warna, jenis peralatan pencelupan, dll, untuk memberikan suhu yang seragam
meningkatkan program untuk mencakup semua kasus. Namun cara berikut ini dapat
dianggap sebagai standar umum ketika diambil mempertimbangkan bahwa tingkat
kejenuhan pada pencelupan carrier tidak begitu banyak bergantung pada kejenuhan
pencelupan seperti dalam kasus pencelupan suhu tinggi.
Penyesuai
an pH
celup

97 100
O
C

Pendisper
si
Carrier

50 60 OC
20 menit
(A)

45-60 menit
(B)

5-30 menit
(D)

60-90 menit
(C)

Untuk mencapai tingkat pencelupan, penting untuk melakukan penambahan


carrier pada 50-60 oC selama 20 menit, setelah menambahkan pendispersi
dan carrier ke pencelupan, pH disesuaikan dengan zat warna dispersi

kemudian ditambahkan, dan peningkatan suhu dimulai.


Ketika garam Na dari OPP yang digunakan, pH harus disesuaikan secara
bertahap sampai 5 dengan menambahkan Asam asetat selama kenaikan

suhu untuk memperoleh tingkat pencelupan.


Dalam rangka meningkatkan tingkat yang lebih baik untuk menjaga suhu
pencelupan setinggi mungkin peralatan dan pencelupan harus ditutup. Waktu
pencelupan standar pada umumnya 60 menit, namun dalam kasus
pencelupan

dalam

penggunaan

tipe

pencelupan dilakukan selama 90 menit


1.6.

Pemilihan Zat Warna

SE

atau

Sumikaron-Warna,

Pencelupan Carrier biasanya digunakan untuk mencelup serat poliester campuran


yang dicampur dengan serat yang memang tidak memiliki kemampuan untuk dicelup pada
suhu tinggi karena akan mengalami kerusakan.
1.6.1. Pencelupan Campuran Poliester-Woll
Beberapa zat warna yang cocok untuk mencelup serat campuran ini dengan
mempertimbangan kelemahan pada serat woll yang direkomendasikan termasuk golongan
Sumikaron Yellow 4-GL adalah:
- Brill Red-4GL
- Red E-FBL
- Bordeaux SE-BL
- Brill. Pink SE-RL
1.6.2. Pencelupan Campuran Poliester-Akrilat
Pemilihan zat warna untuk campuran serat ini yaitu yang memiliki daya fiksasi yang
bagus pada poliester tanpa menodai serat akrilatnya. Berikut rekomendasi zat warna
golongan Sumikaron Yellow E-4GL yang memenuhi kriteria tersebut:
1.7.

Orange SE-B conc


Red E-3BR
Brill Pink SE-RL
Red E-FBL
Proses Pencucian

Pada pencelupan carrier, carriernya itu sendiri akan terabsorbsi ke dalam serat
sehingga dapat menyebabkan beberapa masalah seperti penurunan kecerahan, sisa bau
dari carrier yang menempel, dan sebagainya. Untuk itu menghilangkan sisa carrier pada
bahan menjadi sesuatu yang sangat penting.
1. Reducing clearing
Proses cuci reduksi akan mengurangi kandungan carrier pada bahan dengan
menghilangkan carrier yang tidak terfiksasi ke dalam bahan dalam artian pada permukaan
bahan tetapi untuk carrier yang berdifusi ke dalam serat agak lebih sulit utnuk dihilangkan.
Untuk itu perlu dilalaukan proses curing treatment.
2. Curing treatment
Merupakan proses yang ditujukan untuk menghilangkan kandungan sisa carrier pada
bahan dengan cara bahan dipanaskan pada suhu kisaran 170OC selama 60 detik sehingga
carriernya menguap dan keluar dari bahan.
1.8.

Pencelupan Suhu Tinggi dengan Carrier

Pada pencelupan suhu tinggi menggunakan carrier terbagi menjadi dua cara
penggunnaan berdasarkan suhu pencelupan
1. Pencelupan 100-110OC untuk mencelup campuran Poliester-Woll

Pengaruh carrier pada suhu pencelupan ini tidak begitu berbeda dengan fungsi
carrier pada suhu pencelupan konvensional. Untuk jenis carrier yang digunakan juga hampir
sama pada carrier yang digunakan pada suhu konvensional dan relatif tidak ada perbedaan.
Berikut skema pencelupannya

100-110
O
C
Pengaturan
ph
Pencelupan
Pendispersi 0,5-1 g/l
Carrier
2-4
g/l

50
O
C

70
O
C

10
mnt

10 mnt

40-45 mnt

40-60 mnt

2. Pencelupan 120-125OC untuk mencelup campuran Poliester-Akrilat


Adapun penambahan carrier pada suhu pencelupan mencekati 130 OC akan
memberikan beberapa keuntungan pada penclupan yaitu:
-

Untuk meningkatkan level pencelupan


Untuk menghasilkan pegangan kain yang lebih baik
Untuk menghindari terjadinya lipatan
Untuk mempersingkat waktu proses

Tipe carrier yang digunakan pada suhu ini harus memperhatikan kesetabilan pada
kelarutan suhu diatas uap air sehingga kebanyakan menggunakan tipe carrier yang larut
dalam air dan lebih beresiko sedikit daripada penggunaan carrier tipe emulsi.
Berikut skema proses pencelupannya:
120-125
O
C

Pendispersi 0,5-1
g/l
Carrier
0,5-2
g/l

Pengaturan
ph
Pencelupan
80
O
C
70
O
C

50
O
C

10 mnt
10-30 mnt

40-45 mnt

40-60 mnt

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Pencelupan Zat Warna Dispersi Metode Carrier terdapat dalam situs
http://www.scribd.com/doc/43967624/Pencelupan-Zat-Warna-Dispersi-MetodeCarrier
Karyana, Dede.2014. Kimia Zat Warna, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung
N. Sugiarto H., Shigeru W..2003. Teknologi Tekstil. PT. Pradnya Paramita: Jakarta
Noerati. 2012. Serat Kapas. Serat Tekstil 1. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung
M. Ichwan, dkk. 2013. Pencelupan II, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung

Anda mungkin juga menyukai