Anda di halaman 1dari 8

Klasifikasi Penyakit Kusta

Setelah seseorang didiagnosis menderita kusta, maka tahap selanjutnya menentukan


tipe/klasifikasi penyakit kusta yang diderita. Penentuan tipe penyakit kusta pada seorang
penderita disebut klasifikasi penyakit kusta. Klasifikasi penyakit kusta bertujuan untuk
menentukan jenis dan lamanya pengobatan penyakit, waktu penderita dinyatakan Release from
Treatment ( RFT) (Kosasih, 2013).
Klasifikasi Internasional (Madrid,1953) :
a. Indeterminate(I)
Terdapat kelainan kulit berupa makula berbentuk bulat yang berjumlah 1 atau 2. batas
lokasi dipantat, kaki, lengan, punggung pipi. Permukaan halus dan licin.
b. Tuberkuloid (T)
Terdapat makula atau bercak tipis bulat yang tidak teratur dengan jumlah lesi 1 atau
beberapa. Batas lokasi terdapat di pantat,punggung, lengan, kaki, pipi. Permukaan kering,
kasar sering dengan penyembuhan di tengah.
c. Borderline (B)
Kelainan kulit bercak agak menebal yang tidak teratur dan tersebar. Batas lokasi sama
dengan Tuberkuloid.
d. Lepromatosa (L)
Kelainan kulit berupa bercak-bercak menebal yang difus, bentuk tidak jelas. Berbentuk
bintil-bintil (nodule), macula-makula tipis yang difus di badan, merata di seluruh badan,
besar dan kecil bersambung simetrik (Kosasih, 2013).
Klasifikasi Ridley-Jopling (1962)
Klasifikasi ini banyak dipakai pada bidang penelitian yang mengelompokkan penyakit kusta
menjadi 5 kelompok berdasarkan gambaran klinis, bakteriologis, histopatologi, dan imunologis.
a. Tipe Tuberkuloid tuberkuloid (TT)
Lesi berupa bercak makuloanestetik dan hipopigmentasi yang terdapat di semua tempat
terutama pada wajah dan lengan, kecuali: ketiak, kulit kepala (scalp), perineum dan
selangkangan. Batas lesi jelas berbeda dengan warna kulit disekitarnya. Hipopigmentasi
merupakan gejala yang menonjol. Lesi dapat mengalami penyembuhan spontan atau
dengan pengobatan selama tiga tahun.
b. Tipe Borderline Tuberkuloid (BT)
Gejala pada lepra tipe BT sama dengan tipe TT, tetapi lesi lebih kecil, tidak disertai
adamya kerontokan rambut, dan perubahan saraf hanya terjadi pembengkakan.
c. Tipe Mid Borderline (BB)

Pada pemeriksaan bakteriologis ditemukan beberapa hasil, dan tes lepromin memberikan
hasil negatif. Lesi kulit berbentuk tidak teratur, terdapat satelit yang mengelilingi lesi, dan
distribusi lesi asimetris. Bagian tepi dari lesi tidak dapat dibedakan dengan jelas terhadap
daerah sekitarnya. Gejala-gejala ini disertai adanya adenopathi regional.

Gambar . Tipe BB klasifikasi Ridley-Jopling


d. Tipe Borderline Lepromatous (BL)
Lesi pada tipe ini berupa macula dan nodul papula yang cenderung asimetris. Kelainan
syaraf timbul pada stadium lanjut. Tidak terdapat gambaran seperti yang terjadi pada tipe
lepromatous yaitu tidak disertai madarosis, keratitis, uslserasi maupun facies leonine.
e. Tipe Lepromatosa (LL)
lesi menyebar simetris, mengkilap berwarna keabu-abuan. Tidak ada perubahan pada
produksi kelenjar keringat, hanya sedikit perubahan sensasi. Pada fase lanjut terjadi
madarosis (rontok) dan wajah seperti singa, muka berbenjol-benjol (facies leonine)
(Kosasih, 2013).
Berikut ini adalah gambar penderita kusta menurut Ridley-Jopling :

Gambar. Penderita Kusta Tipe Tuberkuloid & Bordeline (Kosasih, 2013).

Gambar.Penderita Kusta Tipe Lepramatosa (Kosasih, 2013).

Gambar. Penderita Kusta Tipe L.L dan B.L (Kosasih, 2013).

Gambar . Penderita Kusta Tipe B.B dan B.T (Kosasih, 2013).


Klasifikasi WHO (1982) yaitu;
a. Tipe PB (Pausibasiler)
Kusta tipe PB adalah penderita kusta dengan Basil Tahan Asam (BTA) pada sediaan apus,
yakni tipe I (Indeterminate), TT (tuberculoid) dan BT (borderline tuberculoid) menurut
kriteria Ridley dan Jopling dan hanya mempunyai jumlah lesi antara 1-5 pada kulit. Kusta
tipe PB adalah tipe kusta yang tidak menular (Kosasih, 2013).
b. Tipe MB (Multibasiler)
Kusta MB adalah semua penderita kuta tipe BB (mid borderline), BL (borderline
lepromatous) dan LL (lepromatosa) menurut kriteria Ridley dan Jopling dengan jumlah
lesi 6 atau lebih dan skin smear positif. Kusta tipe MB adalah tipe yang dapat menular.
Berikut ini adalah gambar penderita kusta tipe PB dan MB (Kosasih, 2013).
Table 1.1. Kriteria klasifikasi tipe PB dan MB
No.

Kelainan kulit & hasil

Pausi Basiler (PB)

Multi Basiler (MB)

pemeriksaan
1. Bercak (makula) mati rasa
a. Jumlah
b. Ukuan
c. Distribusi

1-5
Kecil dan besar
Unilateral dan bilateral

>5
Kecil-kecil
Bilateral dan simetris

asimetris
d. Konsistensi
e. Batas
f. Kehilangan rasa

Kering dan kasar


Tegas
Selalu ada dan jelas

Halus, mengkilat
Tidak tegas
Biasanya tidak jelas,
Jika ada, terjadi pada
yang
sudah lanjut

g. Kehilangan kemampuan

Bercak tidak

Bercak masih

berkeringat, bulu rontok

berkeringat, ada bulu

berkeringat, bulu

pada bercak

rontok pada bercak

tidak rontok pada


bercak.

2. Infiltrat
a. Kulit
b. Membran mukosa (hidung

Tidak ada

Ada,

Tidak pernah ada

tidak ada
Ada,
kadang-kadang

tersumbat, perdarahan di

kadang-kadang

tidak ada

hidung)
3. Cirri - ciri

Central healing

Punched out lesion

(penyembuhan di

(lesi bentuk donat),

telinga)

madarosis,
ginekomasti, hidung
pelana, dan suara sengau

4. Nodulus

Tidak ada

Kadang-kadang ada

5. Deformitas (cacat)

Biasanya terjadi dini

Terjadi

BTA negatif

lanjut
BTA positif

6. Apusan

pada

stadium

( Kosasih, 2013).

Gambar . Penderita Kusta Tipe MB (Kosasih, 2013).

Gambar. Penderita Kusta Tipe PB (Kosasih, 2013).

DAPUS
Kosasih, A. Wisnu, I Made, dkk. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Cetakan ketiga. Edisi
keenam. FKUI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai