Anda di halaman 1dari 162

KATA PENGANTAR

Dalam kehidupan sehari-hari manusia terkena radiasi secara terus


menerus. Radiasi yang berasal dari alam sulit untuk dapat dihindari. Sinar
kosmis yang berasal dari angkasa, radasi primodial dari lapisan bumi dan
radiasi-radiasi lain dapat mengenai tubuh manusia tanpa kita dapat
menolaknya. Untungnya radiasi tersebut jumlahnya kecil dan masih dapat
ditolak oleh tubuh. Konstribusi radiasi terhadap tubuh yang paling besar
tidak berasal dari alam tetapi berasal dari penggunaan radiasi oleh manusia,
terutama untuk tujuan kesehatan. Namun hal tersebut dapat kita terima
karena tujuannya yang mulia. Kita menjadi bertanya-tanya radiasi seperti apa
yang dapat digunakan manusia namun resikonya masih dapat diterima.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak muncul setiap kali ada
kegiatan pembahasan tentang manfaat radiasi. Sehubungan dengan hal
tersebut, penulis mencoba menyusun berbagai jawaban atau pertanyaan yang
sering dilontarkan siswa tentang apa, mengapa, bagaimana dan seperti apa
radiasi serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini menceritakan
tentang pemanfaatan, resiko, takaran, serta penggunaan radiasi di berbagai
bidang. Baik itu dari bidang kajian ilmu tertentu atau dari bidang daya guna.
Penulis berharap buku ini dapat menambahkan wawasan para siswa
untuk lebih mengenal mengenai fisika inti, radioisotop, dan lain sebagainya
serta memahami aplikasi dari fisika inti dan fisika nuklir itu sendiri. Penulis

juga berharap agar kiranya buku ini dapat menambah bahan bacaan di bidang
nuklir dan dapat menambah wawasan bagi para siswa dan pembaca lainnya.
Akhirnya, penulis mengharapkan saran dan masukan dari para
pembaca untuk kesempurnaan dari buku ini.

Makassar, 13 Juni 2016


Penulis

Mentari

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................1
BAB II RADIASI DALAM KEHIDUPAN DI BUMI............21
A. Sifat-sifat Radioisotop.................................................38
BAB III TERJADINYA RADIASI.........................................58
A. Bagaimana Terjadinya Radiasi.....................................58
3

BAB IV ASAL USUL RADIASI............................................62


A. Darimana Radiasi Berasal...........................................62
B. Cara Mengetahui Radiasi............................................65
BAB V KEAMANAN RADIASI............................................67
A. Apakah Radiasi Aman?...............................................67
B. Apakah Radiasi Bermanfaat?......................................71
C. Perlawanan Terhadap Radiasi yang Bekerja pada Sumber Radiasi....73
BAB VI MANFAAT RADIASI DALAM BERBAGAI BIDANG................76
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.

Bidang Kesehatan........................................................76
Bidang Arkeologi.......................................................118
Bidang Hidrologi.......................................................119
Bidang Pertanian.......................................................121
Bidang Ilmu Biologi..................................................131
Bidang Ilmu Kimia....................................................132
Bidang Pertambangan................................................133
Bidang Peternakan.....................................................134
Bidang Industri..........................................................135
Bidang Pangan...........................................................152
Bidang Kesenian........................................................153
Perkembangan Makanan Iradiasi di Indonesia..........154
Bahan Makanan Iradiasi Yang Aman........................154
Pemanfaatan Fisika Inti Untuk Kegiatan Ketahanan Pangan...........163

BAB VII JENIS-JENIS DETEKTOR..................................188


A.
B.
C.
D.
E.

Pencacah Geiger-Muller............................................188
Elektroskop Pulsa......................................................189
Kamar Kabut Wilson.................................................190
Emulsin Film.............................................................191
Pencacah Sintilasi......................................................192

DAFTAR PUSTAKA............................................................194

BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu Peran sains adalah memberikan pencerahan kepada
manusia, sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk
membantu manusia. Sains sebagai power of investigation, sedangkan
teknologi adalah kecakapan kreatif yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
Salah satu pandangan yang paling akurat yang diajukan oleh para
fisikawan, terkait dengan unsur asli pembentuk materi pertama alam semesta
menetapkan bahwa alam materi, pada awalnya terbentuk dari unsur sodium
padat yang menghuni sebuah ruang. Hal ini terjadi pada masa-masa yang
sangat jauh berkisar 13 miliyar tahun sebelumnya dan akibat ledakan dahsyat
materi ini terbagi menjadi beberapa bagian dan partikel lainnya. Matahari,
bintang-gemintang, galaksi, langit, bumi dan sebagainya dengan ukuran dan
volumenya masing-masing, terbentuk bagian-bagian yang terbagi ini.

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali


tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang? (Al-Mulk, 67:3).
Ayat di atas telah menjelaskan mengenai betapa besarnya kuasa Allah
SWT. Hal ini pula telah dijelaskan dengan sejelas-jelasnya yang mana Allah
berfirman dalam surah Yunus (61) yang artinya: Kamu tidak berada dalam
suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Quran dan kamu tidak
1

mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di


waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun
sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil
dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Materi pertama semesta menurut filosof dan ilmuan
Thales adalah filosof pertama Yunani yang pada tahun 640 SM,
meyakini bahwa alam semesta terbentuk dari air. Seluruh perubahan yang
terjadi di alam semesta dikarenakan unsur-unsur yang berpengaruh pada air.
Ia berpandangan bahwa, tanah dan bebatuan muncul karena pergantian suhu
udara dan udara merupakan air yang berbentuk uap dan awan-awan
merupakan uap-uap yang menggumpal. Api muncul dari benturan bendabenda padat yang terbentuk dari air. Segala sesuatu di dunia ini kembali
kepada asalnya yaitu air.
Filosof ini juga mengklaim bahwa wujud terajut dari air-air dan di
sekelilingnya membeku dan terkepung air. Dari seluruh rajutan air-air yang
membeku dan terkepung air ini ada sepenggal yang terpisah darinya dan
menempati air yang disebut sebagai bumi. Para ilmuan Fisika meyakini
bahwa asal keberadaan bersumber dari gas panas yang berbaran yang
mengisi ruang dan kandungan materi yang senantiasa bergerak.
Kebanyakan ilmuan meyakini bahwa alam semesta dimulai dengan
"big bang" semenjak jutaan tahun yang silam. Dapat digambarkan bahwa
dari ledakan itu terciptalah seluruh materi dan energi yang ada di alam
semesta. Teori big bang dewasa ini merupakan penjelasan yang paling
2

masyhur yang pernah diajukan oleh para ilmuan terkait asal usul alam
semesta. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta pada masa yang sangatsangat silam, kurang-lebih 13 milyar tahun sebelumnya pada satu detik
tertentu berada pada sebuah titik yang di dalamnya tertimbun energi dan
densitas atom-atom yang tak-terbatas.
Berdasarkan model kosmologi ini, keberadaan dimulai dengan satu
ledakan yang melepaskan diri dari kepadatan dan suhu yang melampaui
batas. Alam detik demi detik semakin meluas dan suhu juga mengikutinya
detik demi detik semakin berkurang. Para ilmuan ini berada pada kajian dan
penyaksian mereka terkait dengan fenomena-fenomena alam sampai pada
kesimpulan bahwa materi pada awal penciptaannya merupakan benda yang
padat dan tetap, demikian juga bahwa materi pada permulaannya bentuknya
adalah gas yang menyala yang sangat padat dan karena ledakan yang sangat
dahsyat yang terjadi padanya, maka gas tersebut semakin meluas dan
melebar.
Materi pertama dunia menurut al-Qur'an
Para penafsir al-Qur'an dengan bersandar pada ayat 7 surah Hud "Dan
Dia-lah yang menciptakan tujuh petala langit dan bumi dalam enam masa,
dan Arasy-Nya berada di atas air" dan ayat-ayat lainnya berkata bahwa
materi pertama dunia itu bersumber dari air. Sayid Quthb meyakini bahwa
ayat ini (ayat 7 surah Hud) hanya menunjukkan pada adanya air tatkala
penciptaan langit dan bumi serta tegaknya arsy Ilahi. Adapun bahwa air itu
bagaimana ia air, merupakan perkara gaib yang tidak tersedia jalan untuk
memahaminya.
3

Sebagian mufassir al-Qur'an meyakini bahwa Allah Swt pertama kali


menciptakan air, kemudian tujuh petala langit dan bumi dan secara
keseluruhan entitas materi diciptakan dari air. Terkait dengan penciptaan
langit, al-Qur'an menegaskan: " Kemudian Dia menuju langit dan langit itu
masih berupa asap " (Qs. Fussilat [41]:11) Kemudian menciptakan langit
yang berada dalam kondisi asap. Ayat ini menjelaskan tentang penciptaan
langit dari asap. Imam Baqir As bersabda: "Asap ini bukanlah jenis asap
yang bersumber dari api".
Bahan pertama Semesta menurut Imam Ali As
Imam Ali As dalam Nahj al-Balaghah menjelaskan perbuatanperbuatan Ilahi; artinya penciptaan seluruh entitas dan pengaturannya, baik
itu entitas non-material atau material dan entitas-entitas bumi dan langit
terkait dengan masalah ini dan bersabda: "Ketika Yang Mahakuasa
menciptakan lowongan-lowongan atmosfer, Allah Swt menciptakan hawa
dan ruang yang luas dan pada hawa dan ruang yang luas itu, Allah
menciptakan air dan air ini terletak di atas angin; sejatinya Allah Swt
menciptakan angin di udara dan di atas angin itu terdapat sebuah benda cair
yang tercipta dalam bentuk air dimana angin tersebut hadir di bawah tekanan
dan air menjaga angin tersebut sehingga air tersebut tetap kondisinya.
Kemudian Allah Swt menciptakan angin kedua dimana angin ini dengan
tekanan mengaduk air tersebut dan sebagai hasilnya terciptalah gelombanggelombang yang banyak.
Gelombang-gelombang ini berkejaran satu dengan yang lain dan akibat
benturan gelombang ini muncullah buih-buih (dimana pada hakikatnya buih4

buih ini adalah atom-atom biru yang naik ke atas) dan dari buih-buih ini
muncullah tujuh petala langit. Dari sebagian riwayat dimana salah satunya
adalah dari Baginda Ali As dapat ditarik kesimpulan bahwa dari buih-buih
muncullah uap yang berbentuk asap. Akan tetapi kedua hal ini tidak
bertentangan satu dan yang lain; karena ketika banyak uap yang berkumpul
pada suatu tempat dan bergerak ke atas maka nampaknya ia mirip dengan
asap.
Oleh karena itu, apabila penjelasan-penjelasan Imam Ali ini kita
sandingkan dengan riwayat-riwayat lainnya dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa Imam Ali berpandangan bahwa materi pertama alam semesta adalah
air.
Konsiliasi di antara ayat, riwayat dan pandangan baru
Tanpa ragu bahwa yang dimaksud dengan "dukhan" (asap) yang
disinggung dalam al-Qur'an bukan asap yang dikenal secara umum. Karena
asap yang dikenal secara umum bersumber dari api. Para penafsir al-Qur'an
dengan bersandar pada riwayat dari Imam Baqir As sepakat bahwa "dukhan"
yang disebutkan dalam al-Qur'an tidak bersumber dari api. Melainkan dari
pengaruh tekanan gelombang yang tinggi yang berasal dari gelombang dan
uap yang bersumber dari air. Demikian juga ada kemungkinan bahwa arsy
Ilahi pada ayat 7 surah Hud adalah kiasan dari kekuasaan Tuhan yang
sejatinya merupakan permulaan kekuasaan Tuhan dalam penciptaan dan
pembentukan alam semesta adalah berasal dari air. Hal ini sejalan dengan
sabda Imam Ali As yang menegaskan bahwa penciptaan alam semesta
bersumber dari air.
5

Akan tetapi kita tidak memiliki dalil bahwa yang dimaksud dengan air
di sini adalah air yang komposisinya dari O2 (Oksigen) dan H20 (Hidrogen).
Boleh jadi yang dimaksud adalah materi madzb (yang mencair). Karena
masyarakat pada waktu itu tidak mengenal madzb (yang mencair) maka
terma ini tidak digunakan dan madzb (yang mencair) itu disebut sebagai air.
Demikian juga angin yang menguasai air sebagaimana disebutkan
Imam Ali boleh jadi yang dimaksud bukanlah angin sebagaimana yang
dikenal secara umum namun energi dan kekuatan penggerak yang
mengakselerasi gerakan bahan madzb (yang mencair) ini. Demikian juga
tidak jelas bahwa yang dimaksud dengan laut (bahr) dalam lisan Imam
Shadiq As yang bersabda: "Tatkala Tuhan ingin menciptakan langit, Dia
memerintahkan kepada angin-angin untuk mengguncang laut dan laut itu
adalah laut-laut dan samudera yang kita kenal ini." Karena pembentukan
laut-laut sedemikian adalah bagian dari penciptaan bumi dan pembahasan
tentang asal penciptaan galaksi-galaksi dimana salah satu dari galaksi
tersebut adalah bumi. Karena itu, dengan pertimbangan ini, pandangan Imam
Ali dan teori modern juga tidak terdapat perbedaan. Asal-usul alam materi
sesuai dengan sabda Imam Ali adalah air atau dalam bahasa para fisikawan
adalah materi madzb (yang mencair).
Imam Ali As dalam Nahj al-Balaghah: "Akibat pengaruh gerakan
muncullah buih, yang dimaksud dengan buih adalah sebuah atom dari bahan
madzb (yang mencair) yang mengarah ke atas dan kemudian terpisah
darinya; yaitu pada hakikatnya potongan-potongan yang terpisah itu adalah
madzb dan naik ke atas dalam bentuk asap dan dari asap tersebut terciptalah

langit dan dari buih sendiri terciptalah bumi." Karena itu, bumi berasal dari
bahan madzb (yang mencair) dan selepas itu tertutup. Matlab ini dapat
dicocokkan dengan teori big-bang yang mentasbihkan bahwa sebuah atom
terpisah dari bahan madzb (yang mencair) dan muncul dalam bentuk bumi.
Karena itu, tidak terdapat kontradiksi antara pandangan ayat-ayat dan
riwayat dengan teori dan pandangan fisikiawan baru. Karena pandangan alQur'an dan riwayat dapat disesuaikan dengan teori "sodium". Lantaran
redaksi air dan asap dapat disesuaikan dengan redaksi bahan madzb dan
gas. Akan tetapi, para teolog mencukupkan diri mereka dengan bentuk lahir
ayat-ayat dan riwayat tanpa menerima penjelasannya. Mereka berkata,
"Karena Allah Swt mahamenguasai atas segala sesuatu maka boleh saja Dia
menciptakan air dan dari air tersebut terciptalah tujuh petala langit dan bumi.
Sebagian lainnya juga dengan bersandar pada ayat al-Qur'an yang
menyebutkan bahwa: "Aku sekali-kali tidak menghadirkan mereka untuk
menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri
mereka sendiri." (Qs. Al-Kahf [18]:51) dan dengan berargumen bahwa
pandangan para ilmuan dan fisikawan ini masih berada pada tataran hipotesa
dan masih diperdebatkan serta belum sampai pada tingkatan kebenaran
ilmiah. Karena tiada seorang pun yang menyaksikan entitas pertama dan
bagaimana terbentuknya entitas tersebut. Mereka menerima bentuk lahir
dari ayat ini dan berpandangan bahwa bahan pertama alam semesta adalah
air. Sebagian lainnya dalam menjelaskan penciptaan tujuh petala langit dan
bumi dari air menyampaikan penjelasan lainnya. Mereka berkata alam
semesta terdiri dari dua jenis:

1. Alam penciptaan dan materi;


2. Alam amar (perintah) yaitu alam non-materi dengan dasar ayat 54 surah
al-A'raf (7) yang menyebutkan: "" yang dimaksud dengan "khalq"
(penciptaan) adalah alam materi dan "amr" adalah alam non-materi.
Berdasarkan pokok pikiran ini yang dimaksud dengan air haruslah
emanasi (faidh) Allah Swt. Sebuah emanasi (faidh) yang termasuk di
dalamnya seluruh alam entitas (semenjak alam akal dan non-materi hingga
alam materi). Karena itu, yang dimaksud dengan redaksi bahwa dari
benturan dan gelombang air, terciptalah bumi dan langit adalah bahwa alam
akal

yang

menerima

pengaruh

emanasi

Tuhan,

kemudian

ia

menganugerahkan (ifdha) dan dari anugerah ini terciptalah tujuh petala


langit dan bumi.
Sebagai penutup, untuk diketahui bahwa dalam berhadapan dengan
ayat-ayat dan riwayat-riwayat maka kita harus memperhatikan beberapa poin
berikut ini:
1.

Kendati dari bentuk lahir al-Qur'an dan ilmu dapat disimpulkan


bahwa alam semesta pada permulaannya terbentuk dari gas-gas. Akan
tetapi al-Qur'an tidak menyebutkan secara tegas unsur-unsur lainnya

2.

seperti teori big-bang.


Dengan memperhatikan banyaknya teori dan pandangan terkait awal
penciptaan dan tiadanya penetapan dan pembuktian secara definitif
terkait awal penciptaan tersebut, sementara ini secara definitif tidak
dapat disandarkan kepada al-Qur'an. Dengan demikian, jawaban dari
pertanyaan yang diajukan di atas hanya berada pada tataran
menjelaskan apa yang disebutkan secara lahir dari referensi-referensi
8

Islam dan sebagai perumpamaan atas kemampuan pembahasan3.

pembahasan para pendahulu kita dan mukjizat ilmiah al-Qur'an.


Apabila suatu hari teori big-bang ditetapkan dan dibuktikan secara
definitif, maka hal itu akan menetapkan dan membuktikan mukjizat
ilmiah al-Qur'an dan riwayat-riwayat. Lantaran al-Qur'an dan
riwayat-riwayat berada pada tataran mengungkapkan rahasia-rahasiah
ilmiah. Karena itu kita tidak dapat menyandarkan sesuatu secara
definitif sementara ini kepada al-Qur'an dan riwayat-riwayat yang
ada.

Aspek Sosial

Hubungan yang seimbang antara keduanya akan mampu menyajikan


kehidupan harmonis yang mempersyaratkan semua yang menjadi bagian
lingkungan untuk tidak saling merusak. Sesungguhnya manusia dan
lingkungannya adalah gambaran hidup sistematis sempurna yang pada
dasarnya untuk kepentingan manusia itu sendiri. Manusia membutuhkan
tumbuhan untuk kelangsungan pernapasan karena tumbuhan menjadi
produsen oksigen tetap sepanjang masa. Dengan tumbuhan-tumbuhan
manusia makan dan minum karena pada tumbuhan ini air tersimpan
sempurna dalam tanah dan manusia dapat menggunakan tumbuhan itu secara
langsung. Oleh karena itu, agar harmonisasi kehidupan ini tercipta dan tetap
terjaga, kita harus bersikap dan berperilaku arif terhadap lingkungan.

Kearifan lokal dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan


menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap
sesuatu yang dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan
akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian
terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi.

Aspek Filsafat
Plato mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran asli (hakiki), dan menurut Aristoteles, filsafat adalah
peengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya
metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika. Menurut Marcus
Tulius Cecero, filsafat adalah ilmu pengetahuan sesuatu Yang Maha Agung
dan usaha-usaha untuk mencapainya. Sedangkan menururt Al Farabi, filsafat
adalah ilmu tentang alam maujud dan hakikat yang sebenarnya. Berdasarkan
pendapat ke empat filsuf kuno tersebut dapat diketahui bahwa filsafat adalah
pengetahuan yang dijamin kebenarannya dan dapat tergabung dalam
metafisika dan logika. Adapun defenisi filsafat di era modern yang
didefinisikan oleh Ajat Sudrajat, filsafat adalah usaha untuk mendapatkan
gambaran keseluruhan untuk mengombinasikan hasil bermacam-macam
sains dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang
konsisten tentang alam.
Interaksi pendidikan dalam masyarakat akan memberikan pengaruh
yang besar terhadap perkembangan peserta didik dikala mereka berada
dilingkungan masyarakat. Allah telah menunjukkan kepada kita prinsipprinsip dalam melakukan pendidikan baik secara tersirat maupun tersurat. Al
10

Quran diturunkan untuk rahmat sekalian alam. Seorang ahli filsafat ingin
melihat kehidupan, tidak dengan pandangan seorang saintis, seorang
pengusaha atau seorang seniman, akan tetapi dengan pandangan yang
menyeluruh, mengatasi pandangan-pandangan yang parsial. Kurikulum tidak
bermakna apapun apabila tidak dilaksanakan dalam suatu situasi dan kondisi
apapun dimana tercipta interaksi educative yang timbal balik antara pendidik
dan peserta didik. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa ciri khas kurikulum
pendidikan Islam yang memandang peserta didik sebagai makhluk yang
potensial untuk mengembangkan dirinya sendiri melalui berbagai aktivitas
kependidikan. Pendidik dan seluruh komponen kependidikan lainnya,
termasuk kurikulum hanya sebagai media, atau sarana yang harus
menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan

bagi proses

pengembangan totalitas potensi yang dimiliki peserta didik itu menuju


kesempurnaan secara optimal (Nuraini, 2014).
Menurut Agus Priyanto, tingkat pemahaman manusia yang beragam
menyebabkan perbedaan pendapat tentang kebenaran yang di anut. Dan hal
ini menimbulkan berbagi aliran dalam dunia filsafat. Menurut Nelly Melati
Diansari, ada sepuluh aliran filsafat yaitu Materealisme , Idealisme,
Dualisme,

Eksistensialisme,

Strukturalisme,

Empirisme,

Humanisme,

Rasionalisme, Kritisme dan Konstruktivisme. Namun diantara kesepuluh


aliran filsafat tersebut, aliran yang paling bersesuaian dengan bidang studi
fisika adalah aliran materealisme. Filsafat materialisme memandang bahwa
materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat
materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan

11

ide, bukan ide menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursi secara
objektif ada, maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang
memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi
belum atau tidak ada.
Materialisme maupun positivisme pada dasarnya tidak menyusun
konsep pendidikan secara eksplisit. Bahkan menurut Henderson (1959),
materialism belum pernah menjadi penting dalam menentukan sumber teori
pendidikan. Menurut Waini Rasyidin (1992), filsafat positivisme sebagai
cabang dari materialisme lebih cenderung menganalisis hubungan faktorfaktor yang mempengaruhi upaya dan hasil

pendidikan secara faktual.

Memilih aliran positivisme berarti menolak filsafat pendidikan dan


mengutamakan sains pendidikan.
Menurut Behaviorisme, apa yang disebut dengan kegiatan mental
kenyataannya tergantung pada kegiatan fisik, yang merupakan berbagai
kombinasi dan materi dalam gerak. Gerakan fisik yang terjadi dalam otak,
kita sebut berpikir, dihasilkan oleh peristiwa lain dalam dunia materi, baik
materi yang berada dalam tubuh manusia maupun materi yang berada di luar
tubuh manusia. Behaviorisme yang berakar pada positivisme dan
materialisme telah populer dalam menyusun teori pendidikan, terutama
dalam teori belajar, yaitu apa yang disebut dengan conditioning theory,
yang dikembangkan oleh E.L.Thomdike dan B.F.Skinmer. Menurut
behavorisme, perilaku manusia adalah hasil pembentukan melalui kondisi
lingkungan (seperti contoh anak dan kucing diatas). Yang dimaksud dengan

12

perilaku adalah hal-hal yang berubah dapat diamati, dan dapat diukur
(materialisme dan positivisme).

Aspek Ekologi
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk
hidup ataupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkugannya.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen
ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang.
Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen
lainnya.
Kehidupan umat manusia pada era mutakhir diperhadapkan dengan
kerusakan ekologis yang sangat parah. Segala upaya dipandang mutlak
dilakukan demi mencegah agar kerusakan ekosistem tidak semakin parah.
Pada titik inilah peran pendidikan di tuntut untuk mengembangkan
perspektif yang relevan dan Dunia pendidikan harus membengun pengertian
bahwa harus ada saling hubungan antara manusia dan lingkungan. Ekologi
sangat berperan penting dalam dunia pendidikan Ekologi mempunyai peran
dan pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai perkembangan ilmu.
Salah satu ilmu yang mempunyai keterkaitan ataupun hubungan yang
erat adalah Fisika. Fisika merupakan salah satu ilmu alam yangmempelajari
mengenai gejala-gejala alam yang ada di dunia. Salah satu penerapan ilmu
fisika dalam kehidupan sehari-hari adalah teori fisika inti. Teori fisika inti
sangat banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari hari meski kita menyadari

13

secara sadar bahwa beberapa hal dalam kehidupan kita adalah teori dari
fisika inti.

Aspek Psikologi
Salah satu alasan utama untuk menggunakan kelompok dari
kemampuan heterogen adalah bahwa kelompok ini memguntungkan siswasiswa yang berkemampauan rendah yang bisa belajar dari siswa2 yang
memiliki kemampuan lebih tinggi. Dalam kelompok heterogen siswa-siswa
yang memiliki kemapuan lebih tinggi sering memikul peran guru dan
menjelaskan konsep-konsep utnuk siswa lain (Hooper dkk). Memberi para
siwa peran yang berbeda dalam suatu kelompok:
1. Pendorong mendorong siswa yang enggan untuk menjadi lebih percaya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

diri dan menjadi seorang motivator


Penjaga pintu yaitu menyamakan partisipasi siswa dalam kelompok
Pelatih yaitu untuk membantu materi akademik
Pengecek yaitu memastikan kelompok memahami materi
Pemberi tugas yaitu untuk memberikan tugas kepada kelompok
Pencatat yaitu untuk mencatat semua ide dan keputusan
Kapten diam untuk memantau tingkat kegaduhan kelompok.
Pemantau materi untuk mendapatkan dan mengembalikan bahan materi
Peran seperti ini membantu kelompok untuk bekerja dengan lebih

lancar dan memberi semua anggota kelompok suatu perasaan bahwa dirinya
penting(kagan,1992). Membaca seperti keterampilan penting lainnya
membutuhkan waktu dan usaha menurut (graves, Juel, 2004).
Dalam suatu study siswa ilmu pengetahuan sekolah menengah atas
yang

didorong

menunjukkan

untuk

lebih

mengorganisasi

banyak

perhatian
14

eksperimen
dan

minat,

mereka

sendiri

dilaboratorium

dibandingkan teman mereka yang harus mengikuti pembelajaran dan arahan


secara terperinci. Di sepanjang sisi pengajaran, seorang pembimbing
menyesuaikan jumlah bimbingannya sesuai dengan kinerja anak yang ada
(Collins).

MOTIVASI
Pernahkah kamu melihat seseorang yang sedang mengaduk teh atau
kopi? Bagaimana arah gerakan tangan saat mengaduk? Kondisi seperti
mengaduk teh dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam sama
halnya juga saat seseorang jemaah haji sedang melakukan tawaf. Jika dilihat
dari ilmu fisika, hal tersebut sama dengan arah gerakan partikel-partikel
dalam atom (elektron, positron, dan neutron).

15

BAB II
RADIASI DALAM KEHIDUPAN DI BUMI
Di Abad sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan telah sampail
pada ranah aplikatif. Perkembangan ilmu pengetahuan yang mengarahkan
pada kemajuan teknologi yang pesat, berdampak pada ketersediaan sumber
energi yang semakin terbatas, yang lambat laun akan mengantarkan dunia
pada kondisi krisis energi. Selain itu sebagai manusia beriman dan berakhlak
pemahaman tentang rasa syukur terhadap ciptaan Allah SWT. Salah satu
jalan agar dapat mengenali Allah lebih dekat adalah dengan mengenal AfalNya atau hasil perbuatan-Nya, yaitu segala sesuatu yang diciptakan-Nya.
Dan Allah telah menunjukkan tanda-tanda kebesaran dan kuasa-Nya, melalui
ayatayat qauliyah (al-Quran) dan ayatayat kauniah (alam semesta beserta
segala isinya).
Hanya saja sangat sedikit orang yang menyadari dan mau membaca
ayat-ayat ini. Padahal jika mereka mau membaca ayatayat ini, pasti mereka
akan mendapat manfaat untuk menambah keimanan dan ketaqwaannya pada
Allah, sehingga bentuk kefahaman itu akan menempatkan manusia pada
dimensi keimanan yang haqqul al- yakin (sangat yakin) pada Allah SWT.
Sering ditemukan beberapa ayat di dalam al-Quran yang sulit
difahami, tetapi hal ini akan mudah dimengerti jika hal tersebut dijelaskan

16

atau diperkuat dengan bukti dari ayat-ayat kauniyah, demikian juga


sebaliknya.
Didalam mempelajari struktur atom, kita akan menemukan rahasia
dari ayat Allah, yaitu tentang keteraturan dan keseimbangan dalam atom.
Yang terdiri dari proton, neutron dan elektron. Atomatom inilah penyusun
dari unsur dan molekul yang merupakan bagian terkecil dari benda-benda
yang kita kenal, namun ternyata proton dan neutron yang teramat kecil ini
masih tersusun atas quark, sehingga quark inilah yang sekarang dianggap
sebagai materi yang paling kecil. Yang ukurannya sulit untuk dibayangkan,
karena

sangat

kecil,

yaitu

10

pangkat

minus

18

atau

0,0000000000000000001 meter, yang kesemuanya adalah citptaan Allah


SWT. Sehingga walau bagaimanapun untuk memahami suatu benda dengan
sifat- sifat-Nya mestilah diketahui keadaan benda tersebut dalam keadaan
sebagai atom atau molekul.
Pada dasarnya segala sesuatu yang nampak (dzahir) maupun yang
tidak nampak (gaib), adalah ciptaan Allah SWT. Ada dan tiadanya segala
sesuatu adalah diadakan dan ditiadakan oleh sang pencipta yang semuanya
tetap berada dalam pengawasan dan pengaruh-Nya. Begitupun segala
sesuatu di muka bumi dan di jagat raya ini merupakan salah satu ayat atau
tanda tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Tanda tersebut ditampakan
melalui dua formulasi, yaitu alam semesta (ayatayat kauniah) serta wahyu
dari Allah yang terangkum dalam Al-Quran. Ternyata antar ayat- ayat AlQuran dengan ayat- ayat kauniah yang tampak di alam semesta ini senantiasa
ada keocokan .

17

Dalam hal ini akan dibahas mengenai fisika inti termasuk membahas
radioaktivitas dan segala aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah perubahan atau konversi
secara spontan inti nuklida stabil ke inti lainnya di mana ada radiasi pengion.
Setiap kali jumlah proton dalam inti, maka akan ada unsur perubahan.
Diawali dengan penemuan sinax X oleh Wilhelm Conrad Roentgen
pada tahun 1895, kemudian dilanjutkan melalui sebuah experiment untuk
mendapatkan sinar X dari suatu batuan yang mengandung garam uranium
oleh Henri Becquerel yang dilakukan dengan membungkus batuan tersebut
dengan kertas hitam dan diletakkan di atas plat film dan ia mendapati bahwa
bagian film pada tempat garam uranium diletakkan menjadi gelap. Dari
penomena itu dia menyimpulkan bahwa unsur uranium memancarakan sinar
berdaya tembus kuat,

peristiwa ini meperkanalkan istlah baru yaitu

keradioaktifan. sampai pada sebuah fakta bahwa terdapat sejumlah unsur


alam yang dapat memancarkan radiasi yang kemudian diberi nama zat
radioaktif, merupakan serangkaian peristiwa yang menjadi awal mula kajian
fisika tentang inti atom dan raaksi-reaksi yang terjadi pada inti tersebut yang
dikenal denganFisika Inti.
Radioaktif atau radiasi yang berasal dari bahan radioaktif adalah satu
bentuk energi yang dipancarkan oleh atom atau molekul yang disebarkan
melalui ruang atau materi sebagai partikel/partikel ataupun gelombang
elektromagnetik.
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi
(pancaran sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur
tersebut biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah
18

isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya harus melakukan


peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang lebih
stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha (sama dengan
inti 4He), partikel beta (), dan partikel gamma (). Radioaktivitas (juga
disebut radioaktif juga merupakan fenomena alami atau buatan, dimana
ditimbulkan oleh zat tertentu atau bahan kimia. Ada dua radio aktif yang ada
pada umumnya yaitu Radioaktivitas spontan atau alami: Hal ini diwujudkan
dalam unsur-unsur radioaktif dan isotop ditemukan di alam dan mencemari
lingkungan seperti uranium dan thorium dalam lingkungan (tanah, pohon, air
dan udara) dan Radioaktivitas buatan atau induksi: radioaktif ini merupakan
salah satu yang disebabkan oleh transformasi nuklir buatan seperti
Technitium-99m yang digunakan dalam medis dan Iridium-192 yang
digunakan dalam industri termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir.
Radioaktivitas ini tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut
biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya,
karena untuk mencapai kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan.
Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil
memancarkan partikel seperti, partikel alpha (sama dengan inti 4He),
partikel beta (), dan partikel gamma ().
Baik terjadi secara alamiah maupun buatan masing-masing proses yang
terjadi akan memberikan manfaat (baik itu dari segi positif atau negatif).
Hanya manusia yang berakal yang akan mampu mengambil manfaat dan
hikmah dari segala hasil alam yang Allah Ciptakan serta hanya manusia yang
mau menggunakan akalnya untuk membaca ayat-ayat kauniah akan

19

senantiasa menambah keimanan dan ketakwaannya pada Allah Swt. Seperti


difirmankan Allah dalam surat Ali Imran 190-191 yang artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
manusia yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata;) Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka
periharalah kami dari siksa neraka.
Dalam ayat tersebut Allah Swt., menyuruh agar manusia senantiasa
memikirkan kejadian alam semesta. Jika manusia mau menyelidiki alam
semesta (membaca ayat-ayat kauniah) dengan pemikiran yang penuh
ketenangan dan kejernihan jiwa, niscaya kejadian di alam semesta ini akan
mengantarkan manusia untuk lebih yakin dan beriman kepada Allah Swt.
Sungguh ironis jika orang yang semakin pandai, justru pemikirannya
semakin jauh dari agama, bahkan semakin tersesat oleh ilmunya itu sendiri.
Jika orang mau memikirkan berbagai fenomena alam, selain ilmu
pengetahuan bertambah, seharusnya dapat mengantarkannya dapat menjadi
orang yang lebih beriman kepada Allah. Karena idealnya semakin tinggi
intelektual seseorang seharusnya semakin tebal pula keimanannya.
Sebenarnya setiap benda tersusun dari unsur-unsur atau senyawa,
setiap unsur dan senyawanya merupakan kumpulan yang sangat banyak dari
atom-atom dan molekul-molekul. Setiap atom terdiri dari inti atom dan kulit
atom. Inti atom tersusun dari proton yang bermuatan positif dan neutron

20

yang tak bermuatan (netral). Sedangkan kulit atom sebenarnya adalah


lintasan tempat elektron-elektron bergerak dan berputar mengelilingi inti
atom menurut tingkat energinya. Untuk atom netral, jumlah elektronnya
sama dengan jumlah protonnya.
Dan unsur satu dengan unsur lain dibedakan dari jumlah proton di
dalam inti atom. Jadi, secara otomatis setiap benda sebenarnya bergerak
yaitu gerak berputarnya elektron-elektron mengelilingi inti atom. Maka
gerak elektron-elektronnya inilah setiap atom atau benda bertasbih kepada
Allah dengan tasbih yang tiada henti.
Apa yang Anda lakukan jika anda
melihat kolam air tenang yang pada
permukaannya mengapung beberapa
helai daun? Secara spontan mungkin
Anda akan melempar kerikil ke kolam
tersebut. Dapat Anda lihat bahwa pada
lokasi jatuhnya kerikil akan muncul riak, yang kemudian akan menyebar
dalam bentuk lingkaran. Riak-riak tersebut adalah gelombang dan
memperlihatkan pergerakan energi yang diberikan oleh kerikil, dan energi
tersebut menyebar dari lokasi jatuhnya kerikil ke segala arah. Ketika riak
mencapai daun, daun tersebut akan terangkat naik ke puncak gelombang.
Dari hal tersebut terlihat bahwa untuk mengangkat sesuatu
diperlukan energi. Karena itu, terangkatnya daun memperlihatkan bahwa
gelombang mempunyai energi, dan energi tersebut telah bergerak dari lokasi

21

jatuhnya kerikil ke lokasi terangkatnya daun. Hal yang sama juga berlaku
untuk berbagai jenis gelombang dan radiasi lain.
Salah

satu

karakteristik dari semua radiasi adalah radiasi mempunyai panjang


gelombang, yaitu jarak dari suatu puncak gelombang ke puncak gelombang
berikutnya. Radiasi terdiri dari beberapa jenis, dan setiap jenis radiasi
tersebut memiliki panjang gelombang masing-masing.
Tulisan ini pula akan membahas mengenai radiasi pengion,
khususnya sinar-X dan sinar gamma. Kedua jenis radiasi ini mempunyai
potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan jenis radiasi lainnya.
Pengaruh sinar kosmik hampir dapat diabaikan karena sebelum mencapai
tubuh manusia, radiasi ini telah berinteraksi
terlebih dahulu dengan atmosfir bumi.
Radiasi beta hanya dapat menembus kertas tipis,
dan tidak dapat menembus tubuh manusia,
sehingga

pengaruhnya

dapat

diabaikan.

Demikian pula dengan radiasi alfa, yang hanya


dapat menembus beberapa milimeter udara.
Sedang radiasi neutron pada umumnya hanya
22

terdapat di reaktor nuklir. Radiasi merupakan pancaran energi melalui materi


dalam bentuk panas, partikel dari sumber radiasi. Setiap tubuh manusia
terpapar oleh radiasi dari alam sekitar (radiasi latar belakang) misalnya saja
radiasi dari televise, lampu penerangan, alat pemanas. Secara alami, di dalam
tulang terdapat polonium radioaktif dan radium radioaktif. Otot-otot manusi
mengandung karbon radioaktif dan kalium radioaktif, dan dalam paru-paru
terdapat gas mulia radioaktif dan tritium.
Zat-zat ini dan banyak zat lainnya secara terus menerus
memancarkan radiasi dan menyinari tubuh manusia dari dalam. Selain itu,
kita terkena sinar radiasi dari dalam oleh semua zat radioaktif alam dan
buatan yang dimakan dan diminum setiap hari. Rumah kita mungkin juga
mengandung zat radioaktif yang terdapat di dalam rumah. Zat tersebut
digunakan pada jarum penunjuk arloji/lempeng jam yang berpijar, tombol
listrik dan kompas yang berpijar dalam gelap. Zat tersebut juga digunakan
dalam detektor asap, lensa kamera yang mahal dan ornamen-ornamen
porselen tertentu. Layar TV kita pun mengeluarkan radiasi.
Contoh-contoh ini secara jelas menunjukkan bahwa tidak semua
radiasi berbahaya,. Sebaliknya, memang benar bahwa radiasi dapat
membunuh, dengan cepat atau secara perlahan. Oleh karena itu baik untuk
diketahui, kapan seseorang seharusnya takut terhadap radiasi dan kapan
seharusnya tidak takut. Manakan fakta dan manakah yang fiksi? Manakah
yang benar dan manakan yang salah? Berapa besarnya bahaya reaktor
nuklir? Haruskah rumah saya direnovasi untuk melenyapkan gas radon?
Apakah cerita yang saya baca di surat kabar itu benar? Haruskah saya
23

memasang pengukur radiasi di rumah? Haruskah saya menyediakan tablet


iodium untuk keluarga saya di rumah?
Pertama, kita ambil atom, yang merupakan awal dari semua ini. Kita
sendiri terdiri atas atom-atom dan itulah sebenarnya diri kita. Tentu saja, ada
molekul-molekul, hormone, dan butir darah dalam tubuh kita. Akan tetapi
semua itu juga tersusun dari atom-atom. Jadi atom adalah bagian yang paling
kecil dari suatu benda. Atom ini juga biasa disebut elemen atau unsur. Jika
mulai dihitung, akan diperoleh 4000.000.000.000.000.000.000.000.000 atom
dalam tubuh manusia. Angka tersebut terdiri atas 28 digit dan dibaca sebagai
empat juta triliun. Kita, sebagai makhluk hidup yang mempunyai perasaan
hanyalah sekumpulan oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, fosfor, kalium
dan beberapa atom lainnya. Di alam semesta terdapat sekitar 105 jenis atom.
Sebuah atom demikian kecilnya sehingga tubuh terdiri atas atomatom yang jumlahnya ratusan kali lebih banyak daripada jumlah tetesan air
diseluruh lautan di dunia. Meskipun demikian, sebuah atom memiliki
struktur internalnya sendiri. Dalam kenyataannya, seluruh massa dari sebuah
atom dipusatkan pada intinya yang terletak ditengah-tengah atom.
Sebaliknya, volume inti hanya partikel yang amat kecil yang disebut elektron
yang bergerak mengelilingi inti. Elektron-elektron dari sebuah ataom
menentukan sifat materi secara kimia. Tetapi, elektron-elektron itu tidak ada
hubungannya dengan radioaktivitas. Radioaktivitas tergantung pada struktur
inti.
Seluruh kehidupan di dunia ini dibangun di sekitar atom karbon.
Setiap sel manusia, binatang atau tanaman terdiri atas atom-atom karbon.

24

Saat manusia menelan atom karbon setiap makan, dan paru-paru menghirup
atom karbon setiap bernafas. Oleh karena itu, mari perhatikan atom karbon
secara rinci.
Bagaimana sebuah atom karbon diketahui sebagai sebuah atom
karbon? Mengapa atom itu bukan oksigen atau fosfor atau emas?
Jawabannya terletak pada komponen-komponen inti, yaitu nukleon. Nama
nukleon itu tidak penting , tetapi para ilmuwan menyebut proton dan
neutron, maka kita juga akan menyebut demikian.
Sebuah

elemen

ditentukkan

oleh

jumlah

proton.

Hidrogen

mempunyai satu proton, helium mempunyai 2 proton, lithium mempunyai 3,


berilium mempunyai 4, boron mempunyai 5, karbon mempunyai 6 proton,
dan seterusnya
Apabila jumlah proton bertambah satu demi satu, maka intinya
bertambah berat. Dengan cara ini kita dapat mengetahui semua elemen
secara teratur. Jika jumlah proton 91, unsurnya disebut protaktinium, dan
jika ada 92 proton, unsurnya disebut uranium. Jika inti uranium tersebut
dibagi 2, bagian-bagiannya bukan lagi uranium, karena jumlah protonnya
sekarang lebih kecil. Ada kemungkinan kita mendapatkan sesium (55 proton)
dan ribidium (37 proton).
Jumlah neutron menentukan apakah zat tersebut mengandung
radioaktif atau tidak. Pada bahan yang sama jumlah neutron dapat bervariasi.
Kebanyakan dari atom karbon mengandung enam atau tujuh neutron. Jika
kasusnya demikian, tidak ada masalah. Inti tersebut seimbang dan tenang.

25

Keadaan ini disebut stabil, karena keadaannya sama selamanya dan tidak
akan pernah menyebabkan masalah pada siapapun.
Sifat-sifat stabil dari inti adalah keadaan yang kita sebut normal atau
non radioaktif. Agar inti tetap stabil, jumlah neutron harus sama atau lebih
banyak daripada jumlah proton. Maka tidak akan ada tegangan atau eksitasi
dalam inti. Tetapi keadaannya akan sangat berbeda jika jumlah neutron tidak
seperti biasa.
Setiap yang kita pahami bahwa atom bermuatan positif dan elektronelektron yang mengelilingi inti atom bermuatan negatif, yang sebenarnya
muatan positif dengan muatan negatif adalah saling tarik menarik, dan
seharusnya elektron-elektron tersebut jatuh tertarik ke dalam inti atom, lalu
hancur dan musnahlah atom. Mengapa tidak terjadi demikian? Dalam hal ini,
para ahli memperkirakan dikarenakan elektron-elektron tersebut bergerak
berputar dengan kecepatan tertentu dan tetap pada lintasannya, maka atom
berada dalam keadaan stabil. Karena terdapat kesetimbangan antara gaya
sentrifugal (gaya tolak keluar) dengan gaya sentripetal (gaya tarik kedalam).
Jika gaya sentrifugal lebih besar dari pada gaya sentrifetal, elektron
ini akan tertolak (terlempar) keluar, dan begitupun sebaliknya jika gaya
sentrifetal lebih besar daripada gaya sentrifugal, maka elektron ini akan jatuh
kedalam inti atom. Maka untuk menyeimbangkan antara gaya sentrifugal
dengan gaya sentripetal kecapatan gerak melingkar elektron-elektron
tersebut haruslah tetap dan tertentu jarak dengan lintasan tertentu pula.
Lalu siapakah yang mengatur kecepatan gerak elektron-elektron
tersebut, dan siapa yang selalu mengatur jarak elektron-elektron tersebut?

26

Bayangkan apa akibatnya jika kecepatan elektron tidak stabil. Hanya Allah
yang tahu. Seperti yang tertulis dalam Al-Quran Surat Al-Anam: 59 yang
artinya:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, dan tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai pun yang gugur melainkan dia
mengetahui nya (pula), dan tidak sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan
tiada yang basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.
Demikian juga yang tejadi di tata surya, dimana matahari dikelilingi
oleh planet-planet, misalnya planet bumi. Matahari mempunyai gaya
gravitasi yang sangat besar, demikian juga planet bumi mempunyai gaya
gravitasi. Antara matahari dengan planet-planetnya terjadi gaya tarik
menarik yang sangat besar, tetapi karena pelanet-planet dengan jarak tertentu
dan dengan kecepatan tertentu pula, maka planet-planet tidak jatuh tertarik
gravitasi matahari.
Hal ini juga diakibatkan karena adanya keseimbangan antara gaya
sentripetal dan gaya sentrifugal. Demikian juga yang terjadi antara bumi
dengan bulan, semuanya teratur dalam peraturan Allah SWT. Seperti firman
Allah dalam Al-Quran surat Yasin 38, 39, 40. Yang artinya :
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi
bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai pada manzilah yang
terahir) kembalilah dia sebagai bentuk tanda yang tua. Tidaklah mungkin

27

bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului


siang. Dan masing-masing pada garis edarnya.
Jadi dengan membaca ayat-ayat kauniyah, kita akan mellihat dan
merasa takjub akan kebesaran Allah dan kehebatan Allah dalam mengatur
alam semesta dari yang terkecil (alam atom) sampai super makro (jagat
raya).
Namun, Pada akhirnya, dalam atom senantiasa bergerak mengelilingi inti
atom. Apabila elektron berhenti tidak bergerak, maka akan tejkadi gaya
tarik-menarik yang mengakibatkan keduanya saling mendekat dan ahkirnya
berbenturan dan musnahlah atom.
Untuk menghindari hal itu maka elektron harus bergerak dengan
dengan kecepatan tertentu dan pada lintasan tertentu yang sudah diatur Allah
Swt. Dengan demikian resultan gaya sentripetal dan gaya sentrifugal akan
sama dengan nol. Sehingga keseimbangan antara elektron dan inti atom
dapat terjaga.
Keseimbangan yang terjadi di alam atom, juga dikarenakan antara
proton dengan elektron jumlahnya sama dan sebanding. Hal ini merupakan
peringatan tersendiri dari Allah agar manusia mau berfikir. Dengan
pemikiran dan perenungan yang mendalam atas kondisi keseimbangan alam
ini akan dapat menghantarkan seseorang beriman pada Allah Yang Maha
Pencipta dan Pengatur alam, termasuk alam atom.
Keadaan keseimbangan di alam atom identik dengn keseimbangan di alam
raya (tata surya), dimana di dalam atom tersimpan berbagai rahasia Allah
yang belum terungkap karena teramat kecilnya (tak kasat mata), demikian

28

juga di alam raya, masih terlalu banyak rahasia yang belum terungkap karena
teramat besar dan luasnya ciptaan Allah.
A. Sifat-Sifat Radioisotop.
Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat
khas yang dimilikinya. Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun
dia berada dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah
padam senantiasa memancarkan cahayanya. Radioisotop dalam jumlah
sedikit sekali pun dapa dengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan
teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram
(satu per satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai
ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk carrier free (murni tidak mengandung
isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh penduduk bumi
yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masingmasing orang dapat diukur secara tepat.
Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya
merupakan fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan
radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar
intensitas radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan
khas untuk tiap-tiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro
5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya
setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh radioisotop yang telah berhasil
ditemukan telah diketahui pula waktu paronya. Waktu paro radioisotop

29

bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paro ini
merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat
untuk keperluan tertentu.
Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau
senyawa yang disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan
kimia yang berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom
terluar, sedangkan peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan
pada inti atom.
Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama
dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama
dengan isotop-isotop lain dari unsur yang sama. Radioisotop karbon-14,
misalnya, memiliki karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma,
memiliki daya tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa
sentimeter pun dapat ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma
dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi
yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan
muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang
bermuatan negatif diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U. Viillard
menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama
sinar gamma.
a) Sinar Alfa

30

Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel


sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma.
Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif.
Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan
cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling
lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat
menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa
dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan
energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya.
Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi.
Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi
atom helium (partikel alpha tidak mengalami pembelokan karena massa
partikel alpha lebih besar dari massa elektron).
b) Sinar Beta
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang
bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0-1e. Energi sinar
beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa
(100x partikel alpha) tetapi daya pengionnya lebih lemah (menyebabkan
atom yang dilewati terionisasi). Dapat dibelokkan oleh medan magnet dan
medan istrik. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm
dalam udara kering dan dapat menembus kulit.
c) Sinar Gamma

31

Pengetian Sinar Gamma


Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang
memiliki frekuensi (dan karenanya juga energi) yang paling besar. Sinar
gamma memiliki rentang frekuensi dari 10 pangkat 18 sampai 10
pangkat 22 Hz. Sinar gamma dihasilkan melalui proses di dalam inti
atom (nuklir).
Sinar Gamma sering digunakan untuk membunuh organisme yang
dikenal dengan istilah irradiation. Sehingga dapat mengobati tipe
kanker tertentu. Serangkaian Sinar Gamma dipancarkan langsung pada
sel yang terkena kanker untuk dimusnahkan. Prosedur ini dikenal
dengan istilah Gamma-Knife Surgery (pembedahan dengan pisau
gamma).
Jika Sinar Gamma mengenai molekul DNA dalam batas tertentu,
sel tubuh akan memperbaiki gen yang rusak. Proses perbaikan sel
berhasil setelah paparan dosis tinggi dilakukan. Sedangkan untuk
paparan dosis rendah proses perbaikannya lambat.Resikonya adalah
kerontokan rambut, nausea/mual dan menyebabkan kematian tanpa
perawatan medis.
Selain itu,sinar gamma berfungsi untuk mensterilkan peralatan
medis, Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi
isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan
oleh percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi
(sinar katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak
karena tidak menyebabkan kerusakan mekanik, namun demikian,

32

kekurangan sinar ini adalah di hentikan dari, mekanik elektron


akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang dipercepat adalah
kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam. Aksi
letal

radiasi

pengionan

menghacurkan

mikroorganisme

dengan

menghentikan rep-roduksi sebagai hasil mutasi letal. Mutasi ini


disebabkan karena transformasi radiasi menjadi molekul penerima pada
sinar x, menurut teori langsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh
tindakan tidak langsung, dimana molekul-molekul air diubah menjadi
kesatuan yang berenergi tinggi seperti hidrogen dan ion hidroksil.
Semua ini pada akhirnya, menyebabkan perubahan energi pada asam
nukleat dan molekul lain sehingga hilangnya keberadaannya bagi
metabolisme molekul sel bakteri.
Sejarah Penemuan Radiasi Gamma
Penemuan radiasi gamma dimulai dari penemuan yang dilakukkan
oleh ilmuwan Perancis Henri Becquerel, dan pasangan suami istri, Pierre
Curie-Marie Curie pada akhir tahun 1890-an. Mereka melakukan eksperimen
dengan menggunakan bahan-bahan aktif seperti, uranium, polonium, dan
radium, yang mengarah pada penemuan pertama sinar radioaktivitas dengan
tingkat energi yang sangat tinggi.
Sebelumnya, jenis radiasi yang dikenal saat itu adalah radiasi alpha
dan beta, sehingga penemuan mereka merupakan jenis radiasi baru yang
menambah koleksi radiasi yang berhasil diketahui. Radiasi itu selanjutnya
dinamakan radiasi gamma yang tersusun dari partikel foton berenergi tinggi.
Radiasi gamma mempunyai sifat:

33

Radiasi dengan panjang gelombang pendek dan frekuensi tinggi

Tidak terbelokkan dalam medan magnet

Energi yang paling besar

Daya tembus terkuat


Meskipun, sungguh ironis, pada akhirnya banyak ilmuwan yang

bekerja dibidang penelitian radiasi gamma harus menderita penyakit akibat


radiasi partikel. Wajar, karena pada saat itu peralatan pelindung radiasi masih
sangat minim, dan para ilmuwan belum mengatahui akibat yang ditimbukan
radiasi partikel bagi kesehatan.
Pengaruh Radiasi Gamma
Radiasi gamma mulai giat diteliti selama Perang Dunia II, hingga
menghasilkan senjata pemusnah massal, nuklir. Dari ledakan nuklir yang
pernah terjadi, sinar gamma merupakan efek yang paling besar yang
dihasilkan oleh sebuah ledakan nuklir.
Selanjutnya, sinar gamma mulai digunakan dalam berbagai kegiatan,
seperti; pengobatan kanker melalui radiasi, pelacakan aliran fluida, pencarian
sumber-sumber alam, sterilisasi peralatan medis, dan pemetaan geodesi.
Semua kegiatan ini memanfaat sifat dari sinar gamma yang memiliki energi
sangat tinggi dan daya jangkauan lebih jauh.
Konsekuensinya adalah sangat sulit untuk mengembang sejenis perisai
untuk melindungi tubuh dari radiasi tersebut. Seperti sinar-X, sinar gamma
juga dapat melalui hampir semua material bahan. Radiasi sinar gamma
diukur

dalam

satuan

millirem

(mrem).

34

Berdasarkan

pengamatan,

dilingkungan normal setiap orang sedikitnya terkena paparan radiasi


sebanyak 25 mrem.
Paparan radiasi meningkat menjadi 5 ribu mrem yang banyak
dirasakan oleh orang-orang yang bekerja dilingkungan radioaktif dengan
tingkat perlindangan maksimum. Ambang batas normal dari tingkat paparan
radiasi ditetapkan sebesar 10 ribu mrem. Jika melebihi batas ini, maka akan
menimbulkan dampak yang luar biasa bagi kesehatan seperti yang pernah
terjadi pada penderita radiasi akibat bom nuklir yang dijatuhkan di Jepang
pada masa Perang Dunia II. Sinar gamma dapat memberikan dampak yang
sungguh luar biasa bagi kesehatan, seperti:

Dapat menyebabkan kanker, misalnya kanker kulit dan tulang

Rusaknya jaringan sel tubuh

Mutasi genetik sehingga mempengaruhi generasi yang akan lahir

Peluruhan Gamma
Sinar gama (seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani gamma, )
adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi
oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti
penghancuran

elektron-positron.

Sinar

gama

membentuk

spektrum

elektromagnetik energi-tertinggi. Mereka seringkali didefinisikan bermulai


dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm, meskipun radiasi elektromagnetik
dari sekitar 10 keV sampai beberapa ratus keV juga dapat menunjuk kepada
sinar X keras. Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan fisikal antara
sinar gama dan sinar X dari energi yang sama -- mereka adalah dua nama
untuk radiasi elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan
35

sinar bulan adalah dua nama untuk cahaya tampak. Namun, gama dibedakan
dengan sinar X oleh asal mereka. Sinar gama adalah istilah untuk radiasi
elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena
percepatan elektron. Karena beberapa transisi elektron memungkinkan untuk
memiliki energi lebih tinggi dari beberapa transisi nuklir, ada penindihan
antara apa yang kita sebut sinar gama energi rendah dan sinar-X energi
tinggi.
Sinar gama merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi; mereka
lebih menembus dari radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi
elektromagnetik), tapi kurang mengionisasi. Perlindungan untuk sinar
membutuhkan banyak massa. Bahan yang digunakan untuk perisai harus
diperhitungkan bahwa sinar gama diserap lebih banyak oleh bahan dengan
nomor atom tinggi dan kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi energi sinar
gama, makin tebal perisai yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar
gama biasanya diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk
mengurangi intensitas dari sinar gama setengahnya. Misalnya, sinar gama
yang membutuhkan 1 cm (0,4 inci) "lead" untuk mengurangi intensitasnya
sebesar 50% juga akan mengurangi setengah intensitasnya dengan konkrit 6
cm (2,4 inci) atau debut paketan 9 cm (3,6 inci). Sinar gama dari fallout
nuklir kemungkinan akan menyebabkan jumlah kematian terbesar dalam
penggunaan senjata nuklir dalam sebuah perang nuklir. Sebuah perlindungan
fallout yang efektif akan mengurangi terkenanya manusia 1000 kali. Sinar
gama memang kurang mengionisasi dari sinar alfa atau beta. Namun,
mengurangi bahaya terhadap manusia membutuhkan perlindungan yang

36

lebih tebal. Mereka menghasilkan kerusakan yang mirip dengan yang


disebabkan oleh sinar-X, seperti terbakar, kanker, dan mutasi genetika.
Dalam hal ionisasi, radiasi gama berinteraksi dengan bahan melalui
tiga proses utama: efek fotoelektrik, penyebaran Compton, dan produksi
pasangan.
Karena daya tembusnya yang begitu tinggi, sinar gamma mampu
menembus berbagai jenis bahan, termasuk jaringan tubuh manusia. Material
yang memiliki densitas tinggi seperti timbal sering digunakan sebagai
shielding untuk memperlambat atau menghentikan foton gamma yang
memancar.
Untuk mengetahui secara mendalam tentang sinar gamma tentu perlu
diketahui macam interaksi yang terjadi pada sinar gamma terhadap materi
yakni,

Efek Fotolistrik

Efek Compton

Produksi pasangan
Daya tembus dari foton gamma memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan
manusia, dikarenakan ketika sinar gamma menembus beberapa bahan, sinar
gamma tidak akan membuatnya menjadi radioaktif. Sejauh ini ada tiga
radionuklida pemanacar gamma yang paling sering digunakan yakni cobalt60, cesium-137 dan technetium-99m.
Cesium -137 bermanfaat digunakan dalam perawatan kanker,
mengukur dan mengontrol aliran fluida pada beberapa proses industri,
menyelidiki subterranean strata pada oil wells, dan memastikan level

37

pengisian yang tepat untuk paket makanan, obat obatan dan produk yang
lain.
Pada Cobalt-60 bermanfaat untuk: sterilisasi peralatan medis di
rumah sakit, pasteurize beberapa makanan dan rempah, sebagai terapi
kanker, mengukur ketebalan logam dalam stell mills.Sedangkan Tc-99m
adalah isotop radioaktif yang paling banyak digunakan secara luas untuk
studi diagnosa sebagai radiofarmaka. (Technetium-99m memiliki waktu paru
yang lebih singkat).
Radiofarmaka ini digunakan untuk mendiagnosa otak, tulang, hati
dan juga mampu menghasilkan pencitraan yang dapat digunakan untuk
mendiagnosa aliran darah pasien.
Sebagian besar manusia terpapar gamma secara alamiah yang terjadi
pada beberapa radionuklida tertentu seperti potassium-40 yang dapat
ditemukan pada tanah dan air, dan juga daging serta makanan yang memiliki
kadar potassium tinggi seperti pisang. Radium juga merupakan sumber dari
paparan

radiasi

gamma.

Namun,

bagaimanapun

juga,

peningkatan

penggunaan terhadap instrumentasi kedokteran nuklir (seperti untuk


diagnosa tulang, thyroid, dan lung scans) juga turut memberikan andil
terhadap proporsi peningkatan paparan pada banyak orang.
Kebanyakan paparan yang terjadi pada sinar gamma merupakan jenis
paparan eksternal. Sinar gamma (dan juga sinar X) sebagaimana diketahui
sebelumnya- mudah untuk melintasi jarak yang besar di dalam udara dan
mampu menembus jaringan tubuh hingga beberapa sentimeter. Sebagian
besar dari sinar gamma tersebut memiliki energi yang cukup untuk

38

menembus tubuh manusia, dan memapar semua organ yang ada di dalam
tubuh tersebut. Sehingga dalam kasus sinar gamma, baik paparan eksternal
dan internal menjadi perhatian utama dalam proteksi dan keselamatan
radiasi. Ini dikarenakan sinar gamma mampu melintas dengan jarak yang
lebih jauh ketimbang partikel alfa dan beta serta memiliki cukup energi
untuk melintasi keseluruhan tubuh, sehingga berpotensial untuk memapar
semua organ tubuh. Sejumlah besar dari radiasi gamma secara besarbesaran
mampu melewati tubuh tanpa berinteraksi dengan jaringan. Ini dikarenakan
pada tingkat atomik, tubuh sebagian besar terdiri dari ruangan kosong
sedangkan sinar gamma memiliki ukuran yang lebih kecil dari ruangruang
tersebut.
Berbeda dengan partikel alfa dan beta yang ketika berada di dalam
tubuh akan melepaskan semua energi yang mereka miliki dengan menubruk
jaringan dan menyebabkan kerusakan pada jaringan tersebut. Sinar gamma
bisa mengionisasi jaringan secara langsung atau menyebabkan yang disebut
dengan secondary ionizations. yakni ionisasi yang disebabkan ketika
energi dari sinar gamma ditransfer ke partikel atomik seperti elektron
(identik dengan partikel beta) yang kemudian partikel berenergi tersebut
akan berinteraksi dengan jaringan untuk membentuk ion, inilah yang disebut
secondary ionizations
Neutron dan proton yang menyusun inti atom, terlihat seperti halnya
partikel-partikel lain, diatur oleh beberapa interaksi. Gaya nuklir kuat, yang
tidak teramati pada skala makroskopik, merupakan gaya terkuat pada skala
subatomik. Hukum Coulomb atau gaya elektrostatik juga mempunyai

39

peranan yang berarti pada ukuran ini. Gaya nuklir lemah sedikit berpengaruh
pada interaksi ini. Gaya gravitasi tidak berpengaruh pada proses nuklir.
Interaksi gaya-gaya ini pada inti atom terjadi dengan kompleksitas
yang tinggi. Ada sifat yang dimiliki susunan partikel didalam inti atom, jika
mereka sedikit saja bergeser dari posisinya, mereka dapat jatuh ke susunan
energi yang lebih rendah. Mungkin bisa sedikit digambarkan dengan menara
pasir yang kita buat di pantai: ketika gesekan yang terjadi antar pasir mampu
menopang ketinggian menara, sebuah gangguan yang berasal dari luar dapat
melepaskan gaya gravitasi dan membuat tower itu runtuh.
Keruntuhan menara (peluruhan) membutuhkan energi aktivasi
tertentu. Pada kasus menara pasir, energi ini datang dari luar sistem, bisa
dalam bentuk ditendang atau digeser tangan. Pada kasus peluruhan inti atom,
energi aktivasi sudah tersedia dari dalam. Partikel mekanika kuantum tidak
pernah dalam keadaan diam, mereka terus bergerak secara acak. Gerakan
teratur pada partikel ini dapat membuat inti seketika tidak stabil. Hasil
perubahan akan mempengaruhi susunan inti atom; sehingga hal ini termasuk
dalam reaksi nuklir, berlawanan dengan reaksi kimia yang hanya melibatkan
perubahan susunan elektron diluar inti atom.
Manfaat sinar gamma dalam kehidupan seharihari
Realitas sehari-hari Sinar Gamma digunakan untuk kesehatan. Pada
dasarnya Sinar Gamma menyebabkan luka bakar pada kulit, dan bisa
menyebabkan kerusakan organ internal/radiation sickness, karena sifatnya
yang bisa menembus tubuh. Efeknya lebih meningkatkan resiko kanker
daripada luka bakar.
40

Sinar Gamma sering digunakan untuk membunuh organisme yang


dikenal dengan istilah irradiation. Aplikasinya untuk mensterilkan peralatan
medis, membuang kerusakan yang diakibatkan oleh bakteri pada makanan,
mencegah buah dan sayuran dari kecambah, serta mempertahankan
kesegaran dan rasanya.
Karena bisa memusnahkan sel, Sinar Gamma digunakan untuk
mengobati tipe kanker tertentu. Serangkaian Sinar Gamma dipancarkan
langsung pada sel yang terkena kanker untuk dimusnahkan. Prosedur ini
dikenal dengan istilah Gamma-Knife Surgery (pembedahan dengan pisau
gamma).
Jika Sinar Gamma mengenai molekul DNA dalam batas tertentu, sel
tubuh akan memperbaiki gen yang rusak. Proses perbaikan sel berhasil
setelah paparan dosis tinggi dilakukan. Sedangkan untuk paparan dosis
rendah proses perbaikannya lambat.
Manfaat Lain Dari Sinar Gamma
Membunuh bakteri dan serangga dan memperpanjang umur makanan.
Bakteri dan serangga bersaing dengan manusia untuk memperoleh makanan.
Manusia, bakteri, dan serangga sama-sama suka makan nasi, daging, sayur,
dan susu. Sayangnya, bakteri sering mencuri makanan yang disimpan
manusia. Yap, makanan yang disimpan jadi busuk dan beracun gara-gara
dimakan bakteri dan serangga. Padahal, manusia harus menyimpan makanan
untuk persediaan hari esok. Apakah ada cara ampuh untuk mengusir bakteri
dan serangga?
Sekali Sorot, Bakteri Melayang

41

Kenapa bakteri dan serangga tiba-tiba tewas? Wow, rupanya ada


kekuatan canggih untuk melawan bakteri dan serangga. Kekuatan itu
mengeluarkan sinar yang dahsyat. Kekuatan apakah itu? Itulah mesin sinar
gamma. Sinar gamma berasal dari bahan radioaktif. Bahan radioaktif adalah
bahan yang secara alami memancarkan energi. Pancaran energi radioaktif
bermacam-macam. Ada yang berbentuk sinar X, sinar beta, dan sinar
gamma. Pancaran bahan radioaktif dapat merusak sel tubuh makhluk hidup.
Artinya, jika makhluk hidup kena pancaran sinar radioaktif terlalu lama,
maka makhluk hidup bisa mati. Nah, sedikit saja pancaran sinar radioaktif
dapat mematikan bakteri dan serangga. Sekali sorot, bakteri dan serangga
langsung mati. Kekuatan sinar gamma sangat dahsyat. Efek serta Akibat
yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada manusia seperti berikut :
Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare, Badan
panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau leukimia,
Meningkatnya denyut jantung atau nadi, Daya tahan tubuh berkurang
sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya
berkurang.
Dinding Super Tebal
Ilmuwan menggunakan sinar gamma untuk membunuh bakteri jahat
dan serangga yang merusak makanan. Makanan yang disinari sinar gamma
disebut makanan iradiasi. Bagaimana makanan iradiasi dibuat? Makanan
iradiasi dibuat dengan super hati-hati. Karena sinar gamma hanya dapat
diperoleh dari bahan radioaktif yang sangat berbahaya. Bahan radioaktif
ditaruh dalam kotak berlapis timah super tebal. Kotak berdinding tebal ini
42

disebut mesin penghasil sinar gamma. Ilmuwan harus memakai baju anti
radiasi saat mengutak-atik mesin sinar gamma. Makanan lalu dimasukkan
dalam ruangan berlapis timah. Makanan dihadapkan pada mesin penghasil
sinar gamma. Lalu, sinar gamma disorotkan ke makanan selama sedetik.
Hasilnya? 99 persen bakteri dan serangga langsung mati!
Makanan Astronot
Uniknya, makanan iradiasi tidak beracun. Karena makanan iradiasi
tidak bersentuhan langsung dengan zat radioaktif. Dosis sinar gamma yang
dipakai juga tidak merusak sel makanan. Sel makanan tetap utuh sehingga
gizi makanan tidak berkurang. Makanan jadi tahan lama karena tidak ada
bakteri dan serangga yang merusak makanan. Badan pangan dan kesehatan
dunia (FAO dan WHO) menyatakan makanan iradiasi tidak berbahaya bagi
manusia.
Makanan iradiasi pertama kali dipakai untuk misi antariksa. Para
astronot bekerja di antariksa yang jauh dari Bumi yang nyaman. Badan
astronot dijaga betul agar tidak sakit. Kebayang enggak sih, betapa repotnya
astronot jika sakit? Oleh karena itu, makanan astronot harus steril alias
bersih dari bakteri dan serangga. Kata para astronot, makanan iradiasi lebih
tahan lama daripada makanan panas atau beku. Rasa makanan iradiasi sama
dengan aslinya.
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetik berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi 00y.
Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat

43

radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron.
Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik.
Sinar gamma dari fallout nuklir kemungkinan akan menyebabkan
jumlah kematian terbesar dalam penggunaan senjata nuklir dalam sebuah
perang nuklir. Sebuah perlindungan fallout yang efektif akan mengurangi
terkenanya manusia 1000 kali. Sinar gamma memang kurang mengionisasi
dari sinar alfa atau beta. Namun, mengurangi bahaya terhadap manusia
membutuhkan perlindungan yang lebih tebal. Mereka menghasilkan
kerusakan yang mirip dengan yang disebabkan oleh sinar-X, seperti terbakar,
kanker dan mutasi genetika.

BAB III
TERJADINYA RADIASI
A. Bagaimana Terjadinya Radiasi?
Jika suatu inti tidak stabil, maka inti mempunyai kelebihan energi.
Inti itu tidak dapat bertahan, suatu saat inti akan melepaskan kelebihan
energi tersebut dan mungkin melepaskan satu atau dua atau lebih partikel
atau gelombang sekaligus.
Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan energi atau partikel
radiasi yang berbeda. Pada sebagian besar kasus, inti melepaskan energi
elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, yang dalam banyak hal mirip
44

dengan sinar-X. Radiasi gamma bergerak lurus dan mampu menembus


sebagian besar bahan yang dilaluinya. Dalam banyak kasus, inti juga
melepaskan radiasi beta. Radiasi beta lebih mudah untuk dihentikan. Seng
atap atau kaca jendela dapat menghentikan radiasi beta. Bahkan pakaian
yang kita pakai dapat melindungi dari radiasi beta. Unsur-unsur tertentu,
terutama yang berat seperti uranium, radium dan plutonium, melepaskan
radiasi alfa. Radiasi alfa dapat dihalangi seluruhnya dengan selembar kertas.
Radiasi alfa tidak dapat menembus kulit manusia. Namun radiasi alfa sangat
berbahaya hanya jika bahan-bahan yang melepaskan radiasi alfa masuk ke
dalam tubuh.
Sinar-X merupakan jenis radiasi yang paling banyak ditemukan
dalam kegiatan sehari-hari. Semua sinar-X di bumi ini dibuat oleh manusia
dengan menggunakan peralatan listrik tegangan tinggi. Alat pembangkit
sinar-X dapat dinyalakan dan dimatikan. Jika tegangan tinggi dimatikan,
maka tidak akan ada lagi radiasi. Sinar-X dapat menembus bahan, misalnya
jaringan tubuh, air, kayu atau besi, karena sinar-X mempunyai panjang
gelombang yang sangat pendek. Sinar-X hanya dapat ditahan secara efektif
oleh bahan yang mempunyai kerapatan tinggi, misalnya timah hitam (Pb)
atau beton tebal.
Radiasi gamma mempunyai sifat yang serupa dengan sinar-X, namun
radiasi gamma berasal dari inti atom. Karena berasal dari inti atom, radiasi
gamma akan memancar secara terus-menerus, dan tidak dapat dinyalakan
atau dimatikan seperti halnya sinar-X. Radiasi gamma yang terdapat di alam
terutama berasal dari bahan-bahan radioaktif alamiah, seperti radium atau

45

kalium radioaktif. Beberapa inti atom yang dapat memancarkan radiasi


gamma juga dapat dibuat oleh manusia.
Beberapa unsur, misalnya besi atau oksigen, dapat memiliki beberapa
inti atom yang hampir sama, disebut isotop. Jika suatu isotop dapat
memancarkan radiasi, maka disebut radioisotop. Radioisotop seringkali
disebut juga sebagai radionuklida. Perbedaan antara isotop yang satu dengan
isotop lainnya biasanya dinyatakan dengan angka. Sebagai contoh, kalium39 dan kalium-40 merupakan isotop-isotop dari unsur kalium.
Pemancaran radiasi dari suatu bahan radioaktif tidak dapat dimatikan
atau dimusnahkan. Pemancaran radiasi hanya akan berkurang secara
alamiah. Akibat memancarkan radiasi, suatu bahan radioaktif akan melemah
aktivitasnya (kekuatannya), disebut peluruhan.
Selain itu, jika suatu bahan radioaktif memancarkan radiasi, bahan
radioaktif tersebut dapat berubah menjadi bahan lain. Bahan lain ini dapat
bersifat tidak stabil (masih dapat memancarkan radiasi lagi), dan dapat pula
bersifat stabil (tidak memancarkan radiasi lagi).
Setiap radioisotop akan berkurang atau melemah separo dari aktivitas
awalnya dalam jangka waktu tertentu, yang bervariasi dari beberapa detik
hingga milyaran tahun, bergantung pada jenis radioisotopnya. Jangka waktu
tertentu tersebut disebut umur-paro. Sebagai contoh, umur-paro radium
adalah 1.622 tahun; artinya, aktivitas radium akan berkurang setengahnya
dalam 1.622 tahun, setengah aktivitas sisanya akan berkurang lagi dalam
waktu 1.622 tahun berikutnya, dan seterusnya.

46

47

BAB IV
ASAL USUL RADIASI

A. Darimana radiasi berasal?


Radiasi berada dimana-mana, karena sumber radiasi tersebar dimana
saja di alam semesta. Radiasi dapat berasal dari bumi, angkasa, tanaman,
binatang, dan tubuh manusia.
1. Radiasi Dari Bumi (Primordial)
Lingkungan kita terdiri atas 10 zat radioaktif alam, yang
menyebabkan radiasi latar belakang atau radiasi alam.
Beberapa dari zat radioaktif ala mini berumur pendek dan
menjadi stabil dalam beberapa menit, jam atau hari. Zat-zat
radioaktif berumur pendek dihasilkan sepanjang waktu
dengan

bermacam-acam

proses

alam.

Beberapa

zat

rardioaktif mungkin hidup selama jutaan atau mulyaran

48

tahun yang berarti zat-zat tersebut kurang lebih seperti zatzat stabil.
1. Radiasi dari Angkasa (kosmik)
Radiasi kosmik terjadi karena adanya reaksi nuklir yang
terjadi

di

matahari

atau

bintang.

Atmosfer

yang

mengelilingi bumi menahan radiasi kosmik dan hanya


sedikit yang mencapai ke bumi, sehingga tubuh menjadi
terlindungi dari bahaya radiasi tersebut.
2. Radiasi dalam tubuh
Setiap tubuh manusia mengandung zat radioaktif,
karena selama hidupnya manusia memasukkan unsurunsur kimiawi yang ada di dalam bahan makanan,
minuman tau pernafasan dan di dalamnya termasuk zat
radioaktif.
Selain juga terdapat beberapa sumber radiasi lainnya
yang berasal dan bahkan berda di rumah kita sendiri.
Berikut ini beberapa zat yang terdapat dalam bahan
bangun yang ada di rumah:

49

Bahan Bangunan
Bahan bangunan pada rumah yang ditempati juga mengandung

bahan-bahan radioaktif. Tabel berikut memperlihatkan beberapa bahan


bangunan dan konsentrasi uranium, thorium dan kalium yang terkandung di
dalam bahan bangunan tersebut.

Tabel Konsentrasi Uranium, Thorium dan


Kalium dalam Bahan Bangunan
Uranium Thorium Kalium
(ppm)

(ppm)

(ppm)

Granit

4,7

Batu pasir

0,45

1,7

1,4

Semen

3,4

5,1

0,8

Batako kapur

2,3

2,1

0,3

(sandstone)

(limestone
concrete)

50

Batako

0,8

2,1

1,3

1,0

0,3

Gypsum

13,7

16,1

0,02

Kayu

11,3

Batu bata

8,2

10,8

2,3

semen
(sandstone
concrete)
Papan Partisi
(dry
wallboard)

tanah liat
(clay brick)

B. Bagaimana Cara Mengetahui Radiasi?


Radiasi tidak dapat dilihat, didengar, dicium, dirasakan atau diraba.
Indera manusia tidak dapat mendeteksi radiasi sehingga seseorang tidak
dapat mengetahui kapan ia dalam bahaya atau tidak. Radiasi hanya dapat
diketahui dengan menggunakan alat, yang disebut monitor radiasi. Monitor
radiasi terdiri dari detektor radiasi dan rangkaian elektronik penunjang. Pada
umumnya, monitor radiasi dilengkapi dengan alarm yang akan mengeluarkan
bunyi jika ditemukan radiasi. Bunyi alarm semakin keras apabila tingkat

51

radiasi yang ditemukan semakin tinggi. Monitor radiasi umumnya digunakan


hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya radiasi.
Monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur jumlah radiasi atau
dosis yang diterima oleh seseorang disebut dosimeter perorangan dan
monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur kecepatan radiasi atau laju
dosis di suatu area dikenal dengan survaimeter. Alat-alat tersebut dapat
disamakan dengan indikator jarak dan speedometer pada mobil. Indikator
jarak menunjukkan berapa km atau mil yang telah dijalani oleh mobil,
seperti halnya dosimeter perorangan menunjukkan berapa dosis radiasi yang
telah diterima oleh seseorang. Speedometer menunjukkan pada kita beberapa
km atau mil kecepatan mobil perjam, seperti survaimeter menunjukkan
berapa laju dosis radiasi.
Salah satu cara untuk mengukur dosis radiasi pada dosimeter
perorangan adalah berdasarkan pada tingkat kehitaman film jika terkena
radiasi. Dengan memproses film dan mengukur tingkat kehitamannya, dosis
radiasi yang diterima oleh seseorang dapat diperkirakan.

52

BAB V
KEAMANAN RADIASI

A. Apakah Radiasi Aman?


Perlu disadari, bahwa tidak ada satupun aktivitas manusia yang
benar-benar aman dan bebas dari risiko. Bahkan, ketika duduk santai di kursi
sekalipun, akan menghadapi risiko terjungkal dari kursi. Dalam setiap
tindakan yang dilakukan selalu ada risiko, betapapun kecilnya risiko
tersebut. Kadangkala, tanpa disadari, seseorang mengabaikan risiko tersebut.
Sebagai contoh, ketika hendak menyeberang jalan sewaktu lalulintas tidak
padat, kita hanya menunggu adanya jeda antar kendaraan untuk
menyeberang. Dalam hal ini, tanpa disadar kita mengabaikan risiko tertabrak
oleh kendaraan.
Setiap tindakan yang diambil mungkin relatif lebih aman, atau
sebaliknya, relatif lebih berbahaya dari tindakan alternatif lainnya. Sebagai
contoh, untuk mendeteksi suatu penyakit apakah kanker atau bukan, dapat
dideteksi dengan menggunakan sinar-X. Penggunaan sinar-X itu sendiri
mengandung risiko, namun jika kanker dibiarkan tak terdeteksi, hal tersebut
dapat berakibat fatal. Dalam hal ini, risiko penggunaan sinar-X untuk
mendeteksi kanker jauh lebih kecil daripada risiko membiarkan kanker tak
53

terdeteksi. Hal ini seringkali disebut sebagai pertimbangan manfaat-risiko.


Karena itu, kita tidak dapat mengatakan bahwa radiasi aman, atau
sebaliknya, radiasi berbahaya. Yang bisa kita lakukan adalah mengambil
risiko yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya. Tidak ada salahnya kita menggunakan radiasi, jika manfaat yang
akan kita dapat jauh lebih besar daripada risikonya.
Adapun dalam kehidupan sehari-hari pada abad ke-20 seperti saat ini
manusia tidak pernah luput dari aktivitas yang menggunakan alat-alat
teknologi

seperti

halnya

Ponsel.

Perlu

diketahui

pula

bahwa

ponsel/Handphone yang sering digunakan ternyata dapat memancarkan


radiasi yang berakibat pada tubuh.
Dalam kasus radiasi daya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja
bergantung pada dosis tetapi juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron,
sebagai contoh, lebih berbahaya daripada sinar beta dengan dosis dan
intensitas yang sama. Rem adalah satuan dosis setelah memperhitungkan
pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah singkatan dari radiation
equivalen for man). Zat radio aktif adalah setiap zat yang memancarkan
radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih besar daripada 70 kBq/kg atau 2
nCi/g (tujuh puluh kilobecquerel per kilogram atau dua nanocurie per gram).
Angka 70 kBq/kg (2 nCi/g) tersebut merupakan patokan dasar untuk suatu
zat dapat disebut zat radioaktif pada umum-nya yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan dari Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic
Energy Agency).
54

Namun, masih terdapat beberapa zat yang walaupun mempunyai


aktivitas jenis lebih rendah daripada batas itu dapat dianggap sebagai zat
radioaktif karena tidak mungkin ditentukan batas yang sama bagi semua zat
mengingat sifat masing-masing zat tersebut berbeda. Salah satu contoh
benda sehari-hari yang memiliki bahaya radiasi yaitu PONSEL. Adapun
Bahaya radiasi ponsel adalah sebagai berikut:
Radiasi ponsel hanya akan menyebabkan kerusakan jangka panjang pada
tubuh jika percakapan di telepon terakhir lebih dari 30 menit. Selain itu,
jika kita memegang telepon hanya pada salah satu sisi kepala saja pun
dapat menyebabkan masalah kesehatan. Untuk menghindari situasi
seperti itu, sebaiknya lakukan percakapan dengan ponsel dalam waktu
yang tidak lama.
Aksesoris ponsel seperti bluetooth kepala mengatur agar tangan bebas dan
mengurangi efek paparan radiasi bagi tubuh, dibandingkan dengan
menggunakan telepon langsung. Namun, tetap batasi penggunaan
aksesoris ini. Jika sedang tidak digunakan, sebaiknya diputuskan.
Jika merasa radiasi ponsel akan merugikan, maka ketahui kapan bendabenda tersebut memancarkan tingkat tertinggi gelombang RF. Bila kita
menggunakan ponsel dalam ruang tertutup, seperti lift, mobil atau kereta
api, ponsel akan mencoba dan memancarkan energi dan sinyal untuk
menghubungkan ke jaringan terdekat. Untuk itu hindari menggunakan
ponsel di saat demikian, jika harus gunakan saja pesan pendek.
Selain berdampak pada orang dewasa bahaya radiasi ponsel juga
berdampak pada bayi/balita usia dibawah 6 bulan. Di usia 0-6 bulan, otak
55

bayi sedang pesat berkembang. "Bukan hanya sel-sel dan kabelnya saja, tapi
perkembangan otaknya juga dipengaruhi oleh sistem kelistrikan otak.
Radiasi ponsel bisa mengganggu proses perkembangan otak ini," kata
Ahmad Suryawan, seorang dokter anak, dalam workshop bertema Managing
Nutrition for Children to Embrace the New Parenting Trends di Denpasar.

B. Apakah Radiasi Bermanfaat?


Radiasi pengion banyak menjanjikan manfaat bagi umat manusia,
walaupun demikian resikonya patut diwaspadai. Sebagai contoh, matahari
memancarkan segala jenis radiasi, termasuk radiasi inframerah (panas),
radiasi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet. Radiasi-radiasi tersebut
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, dan kita tidak dapat hidup
tanpa radiasi-radiasi tersebut. Namun, kita juga harus menyadari bahwa
setiap radiasi alamiah dapat berakibat buruk. Terlalu banyak inframerah
dapat menyebabkan benda terbakar. Terlalu banyak cahaya tampak dapat
menyebabkan kebutaan, dan terlalu banyak ultraviolet dapat mengakibatkan
kanker kulit atau kulit terbakar.
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar
katode mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat
menghitamkan film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam.
Karena belum mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata

56

sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan


berkecepatan tinggi yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode).
Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk
rontgent yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam.
Penemuan sinar X membuat Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat
yang bersifat fluorensensi, yaitu zat yang dapat bercahaya setelah terlebih
dahulu mendapat radiasi (disinari), Becquerel menduga bahwa sinar yang
dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar X. Secara kebetulan, Becquerel
meneliti batuan uranium.
Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium
dapat menghitamkan film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan
tetapi, Becqueret menemukan bahwa batuan uranium memancarkan sinar
berdaya tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih
dahulu. Penemuan ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam
itu,yaitu pemancaran radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat
yang bersifat radioaktif disebut zat radioaktif. Masyarakat awam sering
mendengar atau mengalami pemeriksaan kesehatan menggunakan sinar-X
atau mungkin sering dikenal pula sebagai Radioterapi sinar X. Sinar-X
digunakan dalam bidang kedokteran untuk menggambarkan rangka tubuh
manusia dan struktur tubuh bagian dalam, mendeteksi benda-benda asing
dalam tubuh, tulang patah, serta beberapa penyakit, misalnya tuberkolosis
(TBC) dan pembengkakan jantung. Namun, bila tidak digunakan secara hatihati, sinar-X dapat meningkatkan risiko kanker dan bahkan dapat
mengakibatkan kematian pasien. Akan tetapi, sifat-sifat radiasi pengion dan

57

cara untuk meminimalkan jumlah dosis yang diterima dari penyinaran radiasi
sinar-X telah dipahami. Karena itu, tak ada lagi alasan untuk takut terhadap
penyinaran sinar-X, sepanjang digunakan secara tepat. Kita dapat
meminimalkan pemakaian yang tidak tepat melalui pendidikan, pelatihan
dan penegakan hukum atau aturan dan ketentuan yang berlaku. Semua
radiasi pengion dapat digunakan secara luas untuk keperluan yang
bermanfaat dengan tingkat keamanan yang tinggi.
C. Perlawanan Terhadap Radiasi yang Bekerja Pada Sumber Radiasi
Pengamanan terhadapat pekerja radiasi, masyarakat dan lingkungan
sekitar terhadap radiasi harus diupayakan secermat mungkin untuk
mencengah terjadinya paparan yang berlebihan. Adapun cara yang dapat
dilakukan yaitu:

a. Menggunakan Pelindung
Pelindung atau penahan yang sesuai dengan jenis radiasi tertentu dapat
digunakan untuk mencegah pekrja radiasi terkena paparan yang
berlebihan.

58

b. Menjaga Jarak
Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala arah. Semakin
dekat tubuh dengan sumber radiasi maka paparan radiasi yang diterima
juga akan semakin besar. Untuk mencegah terjadinya paparan radiasi
tersebut maka sebaiknya jaga jarak pada tingkat aman dari sumber
radiasi.
c. Membatasi Waktu
Sedapat mungkin diupayakn untuk tidak terlalu lama berada di
dekat sumber radiasi untuk mencegah terjadinya paparan radiasi yang
besar. Untuk itu kepada pekerja radiasi diberlakukan pengaturan waktu
pekerja di daerah radiasi tersebut.
Untuk masyarakat umum pencegahan terhadap paparan radiasi
yang berasal dari instalasi nuklir dilakukan dengan mengatur jarak antara
instalasi nuklir dengan lokasi tempat tinggal masyrakat sekitar pada jarak
tertentu. Selain itu juga dibuat pagar pembatas area tersebut untuk
mencegah masyarakt tidak melakukan aktivitas di dekat instalasi, kecuali
dengan izin khusus dari penguasa instalasi. Untuk penanganan terhadap
jenis-jenis radiasi yang berasal dari sumber alam tidak diatur secara
khusus karena paparan radiasinya sangat rendah dan tidak menyebabkan
gangguan kesehatan.

59

Selain itu, dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan ada


ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi untuk mencegah penerimaan
dosis yang tidak seharusnya diterima. pembatasan dosis terhdapat
manusia tujuannya untuk melindungi manusi dan lingkungan dari resiko
radiasi yang dapat mengganggu kesehatan.

BAB V
MANFAAT RADIASI DALAM BERBAGAI BIDANG

A. Bidang Kesehatan
60

Kedokteran Nuklir
Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang
menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti
radionuklida buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan
biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan
penelitian kedokteran. Pada kedokteran Nuklir, radioisotop dapat
dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi invivo) maupun hanya
direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah, cairan
lambung, urine da sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih
dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan).
Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu

dalam

menunjang diagnosis berbagai penyakitseperti penyakit jantung koroner,


penyakit kelenjar gondok, gangguan fungsi ginjal, menentukan tahapan
penyakit kanker dengan mendeteksi penyebarannya pada tulang,
mendeteksi pendarahan pada saluran pencernaan makanan dan
menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang dapat diperoleh dari
diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat ini
berkembang pesat.
Disamping membantu penetapan diagnosis, kedokteran nuklir juga
berperanan dalam terapi-terapi penyakit tertentu, misalnya kanker
kelenjar gondok, hiperfungsi kelenjar gondok yang membandel terhadap
pemberian obat-obatan non radiasi, keganasan sel darah merah, inflamasi
(peradangan)sendi yang sulit dikendalikan dengan menggunakan terapi
obat-obatan biasa. Bila untuk keperluan diagnosis, radioisotop diberikan
dalam dosis yang sangat kecil, maka dalam terapi radioisotop sengaja

61

diberikan dalam dosis yang besar terutama dalam pengobatan terhadap


jaringan kanker dengan tujuan untuk melenyapkan sel-sel yang
menyusun jaringan kanker itu.
Di Indonesia, kedokteran nuklir diperkenalkan pada akhir tahun
1960an, yaitu setelah reaktor atom Indonesia yang pertama mulai
dioperasikan di Bandung. Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu oleh
tenaga ahli dari luar negeri merintis pendirian suatu unit kedokteran
nuklir di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir di Bandung.
Unit ini merupakan cikal bakal Unit Kedokteran Nuklir RSU Hasan
Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Menyusul
kemudian unit-unit berikutnya di Jakarta (RSCM, RSPP, RS Gatot
Subroto) dan di Surabaya (RS Sutomo). Pada tahun 1980-an didirikan
unit-unit kedokteran nuklir berikutnya di RS sardjito (Yogyakarta) RS
Kariadi (Semarang), RS Jantung harapan Kita (Jakarta) dan RS
Fatmawati (Jakarta). Dewasa ini di Indonesia terdapat 15 rumah sakit
yang melakukan pelayanan kedokteran nuklir dengan menggunakan
kamera gamma, di samping masih terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang
hanya mengoperasikan alat penatah ginjal yang lebih dikenal dengan
nama Renograf.
Radioisotop dan Teleterapi
Henry Bacquerel penemu radioaktivitas telah membuka cakrawala
nuklir untuk kesehatan. Kalau Wilhelm Rontgen, menemukan sinar-x
ketika gambar jari dan cincin istrinya ada pada film. Maka Marie Currie
mendapatkan hadiah Nobel atas penemuannya Radium dan Polonium
dan dengan itu pulalah sampai dengan 1960-an Radium telah digunakan

62

untuk kesehatan hampir mencapai 1000 Ci. Tentunya ini sebuah jumlah
yang cukup besar untuk kondisi saat itu. Masyarakat kedokteran
menggunakan radioisotop Radium ini untuk pengobatan kanker, dan
dikenal dengan Brakiterapi. Meskipun kemudian banyak ditemukan
radiosiotop yang lebih menjanjikan untuk brakiterapi, sehingga Radium
sudah tidak direkomendasikan lagi.
Selain untuk Brakiterapi, radisotop Cs-137 dan Co-60 juga
dimanfaatkan untuk Teleterapi, meskipun belakangan ini teleterapi
dengan menggunakan radioisotop Cs-137 sudah tidak direkomendasikan
lagi untuk digunakan. Meskipun pada dekade belakangan ini jumlah
pesawat teleterapi Co-60 mulai menurun digantikan dengan akselerator
medik . Radioisotop tersebut selain digunakan untuk brakiterapi dan
teleterapi, saat ini juga telah banyak digunakan untuk keperluan Gamma
Knife, sebagai suatu cara lain pengobatan kanker yang berlokasi di
kepala.
Teleterapi adalah perlakuan radiasi dengan sumber radiasi tidak
secara langsung berhubungan dengan tumor. Sumber radiasi pemancar
gamma seperti Co-60 pemakaiannya cukup luas, karena tidak
memerlukan pengamatan yang rumit dan hampir merupakan pemancar
gamma yang ideal. Sumber ini banyak digunakan dalam pengobatan
kanker/tumor, dengan jalan penyinaran tumor secara langsung dengan
dosis yang dapat mematikan sel tumor, yang disebut dosis letal.
Kerusakan terjadi karena proses eksitasi dan ionisasi atom atau molekul.
Pada teleterapi, penetapan dosis radiasi sangat penting, dapat berarti
antara hidup dan mati. Masalah dosimetri ini ditangani secara sangat
63

ketat di bawah pengawasan Badan Internasional WHO dan IAEA


bekerjasama dengan laboratorium-laboratorium standar nasional.
Orang pertama yang menggunakan radioisotop nuklir sebagai
tracer (perunut) pada 1913-an adalah GC Havesy, dan dengan tulisannya
dalam Journal of Nuclear Medicine, Havesy menerima hadiah Nobel
Kimia 1943. Prinsip yang ditemukan Havesy inilah yang kemudian
dimanfaatkan dalam Kedokteran Nuklir, baik untuk diagnosa maupun
terapi. Radioisotop untuk diagnosa penyakit memanfaatkan instrumen
yang disebut dengan Pesawat Gamma Kamera atau SPECT (Single
Photon Emission Computed Thomography). Sedangkan aplikasi untuk
terapi sumber radioisotop terbuka ini seringkali para pakar menyebutnya
sebagai Endoradioterapi.
Rutherford dan Teknologi Pemercepat Radioisotop
Penemuan Rutherford memberikan jalan pada munculnya teknologi
pemercepat radioisotop, sehingga J Lawrence dapat menggunakan
Siklotron Berkeley dapat memproduksi P-32, yang merupakan
radioisotop artifisial pertama yang digunakan untuk pengobatan
leukimia. Sekitar 1939, I-128 diproduksi pertama kalinya dengan
menggunakan Siklotron, namun dengan keterbatasan pendeknya waktu
paro, maka I-131 dengan waktu paro 8 hari diproduksi. Perkembangan
teknologi Siklotron untuk kesehatan menjadi penting setelah beberapa
produksi radioisotop dengan waktu paro pendek mulai dimanfaatkan dan
sebagai dasar utama PET (Positron Emission Tomography).

64

Radioisotop selain diproduksi dengan pemercepat, juga dapat


diproduksi dengan reaktor nuklir. Majalah Science telah mengumumkan
bahwa reaktor nuklir penghasil radioisotop pada 1946, dan menurut
Baker sampai sekitar 1966 ada 11 reaktor nuklir di Amerika Serikat
memproduksi radiosisotop untuk melayani kesehatan. Perkembangan
teknologi reaktor juga saat ini dimanfaatkan untuk produksi secara in-situ
aktivasi Boron untuk pengobatan penyakit maligna dan biasanya dikenal
dengan BNCT (Boron Netron Capture Therapy ). Meskipun saat ini
banyak juga berkembang BNCT dengan metode akselerator.
Generator radioisotop-pun saat ini juga berperan besar dalam
memproduksi radioisotop untuk kesehatan, terutama kedokteran nuklir.
Produksi, pengembangan dan pemanfaatan generator Mo-99/Tc-99m
merupakan dampak positif dalam aplikasi nuklir untuk kesehatan dan
farmasi. Dengan generator ini masalah-masalah faktor produksi ulang,
waktu, dan jarak terhadap tempat yang memproduksi radioisotop, selain
juga mengurangi dosis yang diterima oleh pasien.
Pemeriksaan IN VIVO
Pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan secara in vivo (dalam
tubuh) atau in vitro (diluar tubuh). Secara in vivo pasien diberi
radioisotop baik secara oral (melalui mulut), suntikan atau inhalasi
(pernafasan), kemudian dideteksi aktivitasnya dari luar tubuh. Pada
pemeriksaan in vivo senyawa yang dipilih adalah senyawa yang
mempunyai mekanisme pengangkutan maupun metabolism dalam tubuh
yang sesuai dengan organ yang diperiksa.
Misalnya : pemeriksaan tulang, dipakai phosphate-Tc-99m,
pemeriksaan kelenjar gondok digunakan Na-I-131. Radioisotop yang
65

digunakan untuk keperluan in vivo, pada umumnya pemancar gamma,


karena radiasi gamma mempunyai daya tembus yang besar dan dapat
menembua keluar dari tubuh serta dapat dideteksi.
Cara Pemeriksaan IN VIVO:
Pemeriksaan Fungsi Kelenjar Gondok
Untuk pemeriksaan kelenjar gondok digunakan Na-I-131 atau
Pertechnetate-Tc-99m. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk diagnosa
penyakit gondok endemik. Hal ini disebabkan kerana kurangnya
kandungan Iodium pada makanan atau minuman penderita. Jika
kandungan iodium dalam makanan atau minuman sangat rendah,
kebutuhan iodium dalam tubuh tidak terpenuhi.
Akibatnya bila diberi Na-I-131 atau pertechnetate Tc-99m,
sebagian besar akan diserap oleh kelenjar gondok. Hasil pemeriksaan
selanjutnya dibandingkan dengan harga normal, dan akan nampak
adanya daerah yang menunjukkan aktifitas tinggi.(hot nodule), aktivitas
rendah (cold nodule) atau adanya kelainan anatomis disekitar kelenjar
gondok.
Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Senyawa Hippuran I 131 yang dimasukkan ke dalam tubuh
melalui pembuluh balik lengan dengan cara di suntikan dan dideteksi
pada daerah ginjal kiri dan kanan, dapat memberikan informasi mengenai
fungsi ginjal. Hasil pemeriksaan ditampilkan dalam bentuk kurve dan
penilaian terhadap fungsi ginjal di dasarkan pada kecepatan setiap fase
dan bentuk kurva.
Pemeriksaan Funsi Hati

66

Radioisotop yang digunakan pada pemeriksaan adalah Tc-99m, Au98, I-131, NaI-131 yang dimasukkan dalam tubuh dan dengan bantuan
scanner dapat diperoleh hasil berupa gambaran yang dapat memberikan
informasi antara lain :
a. Ukuran hati
b. Adanya kelainan disekitar jaringan hati.
c. Respon jaringan hati terhadap hasil pengobatan penyakit hati
d. Adanya kelainan bawaan hati.
Radioaktivitas dewasa ini semakin meluas, diantaranya dalam
perkembangan ilmu kedokteran, bidang pertanian, bidang industri,
energi, dan teknologi nuklir dan lain sebagainya. Teknologi nuklir sendiri
untuk kemanusiaan telah terbukti sebagai salah satu teknologi yang dapat
memberi manfaat bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia.
Misalnya teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka, serta
pemanfaatan operasi siklotron, yang harus senantiasa ditingkatkan
pengembangan dan pendayagunaannya agar dapat memenuhi kebutuhan
pemakai.
Pengembangan teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka
diarahkan pada inovasi produk berdayaguna tinggi dan strategis sehingga
dapat dimanfaatkan langsung dalam bidang kesehatan, industri dan
bidang-bidang lain.
Dalam bidang kesehatan radiasi dapat dimanfaatkan untuk tujuan
pemeriksaan

keadaan

sakit

(diagnosis)

atau

digunakan

untuk

penyembuhan (terapi). Dengan memanfaatkan sifatnya yang dapat


memancarkan radiasi memungkinkan zat radioaktif dimanfaatkan untuk
67

mempelajari anatomi maupun fisiologi dari bagian dalam organ tubuh


manusia.

Perunut
Salah satu contoh penggunaan radioaktif sebagai perunut/penjejak
terdapat dalam bidang kesehatan. Contohnya pada fenomena di atas, iodium
-nutrisi yang dibutuhkan tubuh- bisa masuk lewat garam beriodium maupun
makanan hasil laut. Untuk mengevaluasi kerja kelenjar gondok,pasien diberi
minuman yang mengandung sedikit radioaktif sodium iodide, di mana di
dalamnya berisi iodium-131 yang bersifat radioaktif. Dua jam kemudian,
jumlah iodium dalam kelenjar gondok diteliti dengan mengukur intensitas
radiasi di daerah leher. Zat iodium-135 yang masih tersisa di gondok
digunakan untuk mengukur berapa baiknya kelenjar bekerja.
Perunut juga digunakan untuk mendeteksi penyempitan pembuluh
darah. Larutan natrium klorida yang radioaktif disuntikkan ke dalam tubuh
lalu diamati dengan menggunakan pencacah Geiger-Muller. Tempat
penyempitan ditandai dengan sedikitnya hitungan pada alat pencacah.
Sterilisasi Radiasi
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme
sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi
dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan
dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu: 1)

68

Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme. 2)


Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia. 3) Karena dikemas
dulu baru disterilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu
disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang
dengan radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma
atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh
komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini
bermanfaat

untuk

membantu

mendiagnosiskekeroposan

tulang

(osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada usia menopause


(matihaid).
Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau
pesawat pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit
kanker. Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer
canggih dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam
teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel
generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker
dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui
69

kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor


yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan
radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi
3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan
menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife).
Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan
pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau
gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting
tanpa merusak jaringan di luar target.
PET (Positron Emision Tomography)
PET merupakan salah satu hasil di garis depan pengembangan
radioisotop untuk dunia kedokteran. PET adalah metode visualisasi fungsi
tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron.Oleh karena itu, citra
(image) yang diperoleh adalah citra yang menggambarkan fungsi organ
tubuh. Kelainan dan ketidaknormalan fungsi atau metabolisme di dalam
tubuh dapat diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini
berbeda dengan metode visualisasi tubuh yang lain, seperti MRI (magnetic
resonance imaging) dan CT (computed tomography). MRI dan CT scans
adalah visualisasi anatomi tubuh yang menggambarkan bentuk organ tubuh.
Dengan kedua metode ini, yang terdeteksi adalah kelainan dan
ketidaknormalan bentuk organ.

70

Gambar hasil pencitraan dengan PET

Berbagai kelainan metabolisme di dalam tubuh, termasuk di dalamnya


adalah adanya metabolisme sel kanker, dapat diketahui dengan cepat melalui
PET. Salah satu bentuk perbedaan sel kanker dengan sel normal di
sekelingnya adalah pada bentuk metabolisme glukosa. Sel kanker
mengonsumsi glukosa dalam jumlah yang lebih besar dari sel di
sekelilingnya.Secara umum, kecepatan pertumbuhan sel kanker yang
mencerminkan tingkat keganasannya sebanding dengan tingkat konsumsi
glukosa. Bentuk metabolisme glukosa di dalam tubuh ini dapat dideteksi
menggunakan bahan radiofarmaka 18FDG (18 F-2-fluoro-2-deoxy-Dglucose). Keberadaan radioisotop fluor-18 yang ada di dalam senyawa
tersebut dapat dideteksi dengan mudah dari luar tubuh melalui radiasi yang
dipancarkannya. Dengan meletakkan detektor radiasi di luar tubuh, image
71

reconstruction terhadap sebaran fluor-18 di dalam tubuh dapat dilakukan


dengan mengolah sinyal-sinyal yang ditangkap oleh detektor detektor
tersebut. Sebaran fluor-18 di dalam tubuh ini menunjukkan pola
metabolisme glukosa di berbagai bagian tubuh.
Konsumsi glukosa yang berlebihan di suatu tempat mengindikasikan
adanya metabolisme sel kanker di tempat tersebut. Inilah yang dinamakan
menemukan kanker dalam bentuk benih. Meskipun secara bentuk fisik
belum ditemukan atau belum terdeteksi, keberadaan kanker telah diketahui
ketika metabolisme sel kanker telah terjadi. Kemampuan radioisotop
memburu kanker pada stadium ini belum dapat ditandingi oleh metode lain.
Penemuan adanya sel kanker pada stadium sangat dini ini akan memudahkan
penanganan selanjutnya.
PET dapat pula digunakan pula untuk menganalisis hasil penanganan
kanker yang telah dilakukan. Setelah operasi pengangkatan kanker melalui
operasi, misalnya, perlu dilakukan pemeriksaan apakah masih ada benih
benih kanker yang tersisa. Untuk keperluan ini, PET merupakan metode
yang paling tepat karena pada kondisi ini keberadaan kanker sulit dilihat
secara fisik.
Yang diperlukan adalah melihat keberadaan metabolisme sel kanker.
Selain itu, PET dapat pula digunakan untuk melihat kemajuan pengobatan
kanker baik dengan chemotherapy maupun radiotherapy. Kemajuan hasil
pengobatan kanker dapat diketahui dari perubahan metabolisme di samping
perubahan secara fisik. Untuk keperluan ini, kombinasi PET dan CT

72

memberikan informasi yang sangat berharga untuk menentukan tingkat


efektivitas pengobatan yang telah dilakukan.
Perangkat PET secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian produksi fluor-18, bagian sintesa 18FDG, dan bagian kamera PET.
Penggunaan PET diawali dengan proses produksi radioisotop fluor-18.
Radioisotop fluor-18 diproduksi dari isotop oksigen-18 menggunakan
siklotron.
Partikel bermuatan berupa proton ditembakkan dari siklotron ke dalam
inti oksigen-18 dan terbentuklah fluor-18 sambil melepaskan sebuah neutron.
Oksigen di alam memiliki kandungan isotop oksigen-18 sebanyak 0,20
persen. Sisanya berupa isotop oksigen-16 dan oksigen-17 dengan kandungan
masing-masing sebesar 99,76 persen dan 0,04 persen.
Karena kandungan oksigen-18 di alam sangat kecil, maka untuk
keperluan ini diperlukan oksigen yang telah ditingkatkan kandungan isotop
oksigen-18 di dalamnya. Peningkatan kandungan isotop oksigen-18 ini dapat
dilakukan sampai lebih dari 90 persen. Pada proses produksi fluor-18 ini,
oksigen-18 digunakan dalam bentuk air (H2O).
Radioisotop fluor-18 yang telah didapatkan digunakan untuk
mensintesa 18FDG. Reaksi "menempelkan" fluor-18 ini dikenal dengan
reaksi penandaan (labelling). Di beberapa negara yang telah menggunakan
PET secara rutin seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Korea, reaksi
penandaan ini dilakukan menggunakan alat otomatis.
Pertimbangan utama penggunaan alat otomatis ini adalah mempercepat
waktu proses. Hal ini dikarenakan fluor-18 memiliki waktu paruh, waktu

73

yang diperlukan untuk meluruh sehingga radioaktivitas tinggal separuhnya,


yang pendek kurang dari 2 jam (110 menit). Jadi, reaksi penandaan ini
berpacu dengan waktu. Jika proses ini terlalu lama, sebagian besar fluor-18
telah meluruh sehingga radioaktivitasnya akan berkurang jauh dari
radioaktivitas awal.
Setelah 18FDG selesai disiapkan, radiofarmaka tersebut segera
disuntikkan ke pasien. Jumlah yang disuntikkan antara 10 dan 20 milicurie,
tergantung keperluan, kondisi kamera, dan sebagainya. Di University of
Iowa, misalnya, secara rutin digunakan 18FDG sebanyak 10 milicurie untuk
tiap pasien guna mendeteksi metabolisme sel kanker.
Sebaran fluor-18 di dalam tubuh dideteksi dengan memasukkan tubuh
ke dalam rangkaian detektor elektronik berbentuk melingkar. Dari hasil
pendeteksian ini dilakukan image reconstruction untuk mendapatkan
gambaran sebaran fluor-18 di dalam tubuh. Perangkat kamera PET biasanya
telah dilengkapi dengan program untuk keperluan ini sehingga hasil image
reconstruction dapat diperoleh dengan mudah. Kamera PET memiliki
kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan dengan kamera gamma yang
secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan
pendeteksiannya didasarkan pada coincidence detection. Ketika positron
dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron
dan terjadilah anihilasi.
Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dengan
energi sebesar 511 ke V dengan arah berlawanan (180 derajat). Adanya dua
buah photon yang dilepaskan secara bersamaan ini memungkinkannya

74

dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini, sinyal yang


ditangkap oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara
bersamaan. Jika hanya satu buah sinyal yang ditangkap, sinyal tersebut
dianggap sebagai pengotor. Oleh karena itu, hampir seluruh sinyal pengotor
dapat dieliminasi dengan cara ini. PET hanyalah salah satu dari beberapa
hasil terdepan pemanfaatan radioisotop pada penanganan kanker. Berbagai
aplikasi lain sedang dikembangkan di laboratorium-laboratorium terkemuka
di bidang ini. Salah satu contohnya adalah pengembangan cancer seeking
agent dengan memanfaatkan metabolisme spesifik yang terjadi pada sel
kanker.
Teknik Pengaktifan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan
mineral tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan
jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit
ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada
sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh
bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron. Penggunaan
radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis
kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar
dioperasi

menggunakan

metode

lama.

Prinsip

radioaktif

ini

juga

dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri yang


dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi.
Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber
terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed source). Ketika
75

radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber radioaktif


bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif. Dalam bidang kedokteran,
radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh
seperti

tulang,

paru-paru

dan

jantung.

Dalam

radiografi

dengan

menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh
jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang
didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan
membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut.
Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih
yaitu CT-Scanner.
Radioisotop

Teknesium-99m

(Tc-99m)

merupakan

radioisotop

primadona yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini
dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam
sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat
setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma
murni dari jenis peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi
partikel bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu,
radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas
pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk
ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke
dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi
penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan
senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di

76

dalam tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut


di dalam tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme
tubuh dapat dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat
dilakukan menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula
digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri
tuberkolose, di dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut
dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang
bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu
di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil
disintesa radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di
dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang direncanakan memasuki
tahap uji klinis.
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut
(tracer) untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh.
Selain itu radiasi dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh
sel-sel kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk
mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa
radioisotop yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).
Terapi Radiasi
Sifat radiasi radioisotope dimanfaatkan dalam dunia pengobatan untuk
membunuh sel kanker. Penggunaan radioisotope untuk membunuh sel
kanker disebut radioterapi (radiotherapy). Saat ini yang paling banyak

77

digunakan adalah terapi radiasi gamma yang diradiasikan oleh isotop kobalt60 (Co-60 ). Untuk mengarahkan sinar radiasi

digunakan sebuah mesin

tertentu. Mesin berotasi mengitari daerah kanker dan mengarahkan sinar

pada daerah tersebut. Sel-sel sehat disekitar kanker menerima juga

radiasi

. Namun, pada tahun 1946, Robert Rathbun Wilson

mempublikasikan sebuah karya ilmiah yang pertama kali mengusulkan


penggunaan berkas proton untuk pengobatan kanker dengan radiasi.
Keunikan terapi proton adalah sifat alami proton, yaitu memiliki massa dan
muatan listrik positif. Karena itu, energi yang dibawa proton bisa dipercepat
sedemikian rupa sehingga medium disekeliling kanker tidak bisa menyerap
energi yang dibawa berkas proton. Akibatnya berkas proton dapat diatur
untuk bisa menanamkan energinya ke lokasi sel kanker yang dituju. Dengan
demikian terapi radiasi proton menolong dokter mengobati hanya sel kanker
dan tidak menambah resiko rusaknya sel-sel sehat.
Selain itu radiasi juga dimanfaatkan untuk terapi kesehatan. Terapi
adalah penyembuhan penyakit yang didasarkan pada kemampuan radiasi
yang intensif dapat membunuh sel. Seringkali radiasi ini dapat mematikan
tumor yang ganas. Radioterapi diberikan setiap hari dari berbagai arah
dengan sinar radiasi yang difokuskan secara tepat. Dengan cara tersebut
tumor menjadi sasaran tembakan yang bersilangan dan menerima dosis
radiasi yang tinggi, sementara jaringan yang sehat lain di sekitarnya akan
terkena radiasi dalam jumlah yang lebih sedikit. Kerusakan yang mungkin
78

terjadi pada jaringan sehat akan berangsur pulih pada saat pengobatan,
sementara itu tumor yang ganas akan mati. Terapi dapat dilakukan dengan
sumber radiasi berada di luar tubuh (teleterapi) atau sumber radiasi
dimasukkan ke dalam tubuh (kemoterapi).
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melakukan penelitian dan
pengembangan teknologi radioisotop dan radiofarmaka. Kegiatan tersebut
dilakukan dalam rangka penguasaan teknologi produksi radioisotop dan
radiofarmaka serta teknologi siklotron yang kompetitif dan berdayaguna
untuk kesejahteraan bangsa. Di bidang kesehatan bahkan satu macam produk
radioisotop

dapat

dikembangkan

dalam

berbagai

bentuk

sediaan

radiofarmaka untuk menangani beragam kasus medis seperti proses fisiologi,


biokimia, patologi dan farmakologi berbagai macam obat yang tidak dapat
atau sulit ditangani dengan teknik non-nuklir.
Pelayanan kedokteran nuklir merupakan pelayanan kesehatan untuk
tujuan diagostik dan pengobatan menggunakan teknologi nuklir yang
melibatkan berbagai disiplin ilmu. Selain sumber daya manusia yang
kompeten dan peralatan yang prima, radiofarmaka adalah hal lain yang
sangat penting dalam pelayanan kedokteran nuklir yang berkualitas.
Radiofarmaka adalah gabungan radionuklida yang bersifat radioaktif
dan farmaka yang merupakan bahan yang berfungsi membawa radionuklida
dan ikut dalam proses metabolisme pada organ. Proses metabolisme ini
dimanfaatkan untuk tujuan diagnostik dan terapi. Radiofarmaka dimasukkan
ke dalam tubuh pasien melalui suntikan, diminum atau ditempelkan. Seperti

79

halnya obat-obatan lain yang dimasukan ke dalam tubuh, maka radiofarmaka


juga harus memenuhi persyaratan layaknya obat lain.
Radiofarmaka memegang peranan penting dalam perkembangan
pengobatan masa kini dan mendatang. BATAN telah mengembangkan
radiofarmaka untuk diagnostik dan terapi, terutama dalam penanganan
penyakit kanker. Radiofarmaka diagnostik dikembangkan untuk pencitraan
berbagai macam organ dengan menggunakan peralatan kedokteran nuklir
seperti SPECT dan PET dengan akurasi yang tinggi. Pengembangan
radiofarmaka terapi menggunakan antibodi monoklonal dan peptida telah
terbukti memberikan hasil.

Radiofarmaka adalah Obat

80

Gambar 1. Korelasi dan perbedaan sediaan


radiofarmaka dan sediaan obat pada umumnya

Secara sederhana

sediaan radiofarmaka dapat didefinisikan sebagai sediaan radioaktif


terbuka yang dipergunakan secara in vivo untuk tujuan diagnosis
dan/atau terapi. Sebagai suatu sediaan radioaktif yang digunakan dalam
diagnosis dan terapi untuk manusia maka sediaan radioafarmaka harus
memenuhi kriteria yang diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan, Kementerian Kesehatan maupun Badan Pengawas
Tenaga Nuklir. Korelasi dan perbedaan antara sediaan radiofarmaka
dengan sediaan obat pada umumnya dapat ditunjukkan pada Gambar 1.

81

Perkembangan teknologi kedokteran nuklir telah mendorong


dan menuntut pengembangan jenis dan karakter baru sediaan
radiofarmaka, dari jenis radiofarmaka yang sederhana menjadi jenis
radiofarmaka target spesifik. Dari radiofarmaka perunut fisiologis
konvensional dengan karakter biodistribusi dan lokalisasi yang berbasis
sifat-sifat fisika dan kimia melalui proses fisiologis dan metabolisme
normal menjadi radiofarmaka target molekuler spesifik dengan karakter
biodistribusi atau lokalisasi berdasarkan interaksi biokimia atau interaksi
biologis yang spesifik antara molekul substrat dengan molekul pada
jaringan organ target.
Dalam kaitannya dengan penanganan berbagai kasus kanker,
peran mapan radiofarmaka konvensional dalam deteksi dini kanker dan
memberikan gambaran sejauh mana sebaran kanker (metastasis) sudah
tidak mencukupi lagi. Radiofarmaka diharapkan pula dapat mengambil
peran menjadi pedoman penanganan kanker dan mengkarakterisasi
biologi kanker secara in-vivo.
a. Teknesium-99m (Tc-99m)
Technetium-99m ditemukan pada tahun 1961 oleh Perrier dan
Segre. Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop
primadona yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh.
Hal ini dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paruh yang pendek
sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang
secara cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan
pemancar gamma murni dengan energi 140,5 keV, dari jenis peluruhan
82

electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan


sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Sinar gamma yang
dipancarkannya sangat mudah dideteksi. Sifat menguntungkan lainnya
dari 99m Tc ini adalah dapat berikatan dengan berbagai bahan secara
stabil, tidak beracun, murah, dan mudah penyediannya atau mudah
diperoleh diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari
radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan
dengan senyawa-senyawa organik. Hingga kini, ada sebanyak 10 jenis
radiofarmaka yang mengandung senyawa 99m Tc telah digunakan untuk
kegiatan kedokteran nuklir. Diperkiraan setiap tahunnya paling tidak ada
lima juta pasien di seluruh dunia menjalani diagnosis dengan 99m Tc ini.
Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan
senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama
dengan senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa
tersebut di dalam tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi
senyawa tersebut di dalam tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi
organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah diketahui dari hasil
pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera gamma.
Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya
infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan
memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan
senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di

83

tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop


dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka
bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh.
Produk hasil litbang ini saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji
klinis.
b. Sifat Inti Atom Teknesium-99m (Tc-99m)
Radioisotop teknesium-99m merupakan radioisotop dengan
waktu paruh yang pendek yaitu 6 jam. Radioisotop ini merupakan
radioisotop metastabil, meluruh melalui isomeric transition (IT) menjadi
radioisotop Tc-99 yang memiliki waktu paruh sangat panjang yaitu 212
ribu tahun. Teknesium-99 tersebut selanjutnya meluruh melalui
peluruhan beta menjadi isotop stabil nitenium-99 (Ru-99). Proses
peluruhan radioisotop dari radioisotop Mo-99 menjadi Tc99m, Tc-99
dan akhirnya menjadi Ru-99 ditunjukkan pada Gambar 2.
Teknesium-99m hanya memancarkan radiasi gamma, tidak
memancarkan radiasi lainnya. Radiasi gamma yang dipancarkan
memiliki energi 140,5 keV. Saat ini, hampir seluruh radionuklida Tc99m diperoleh dari radionuklida induk molibdenum-99 (Mo-99) dari
hasil reaksi fisi nuklir uranium-235 menggunakan uranium diperkaya.
Seiring dengan pembatasan penggunaan uranium diperkaya untuk
mencegah penyalahgunaannya, proses pembuatan Mo-99 menggunakan
uranium diperkaya ini dikhawatirkan kesinambungannya. Selain itu,
proses pengolahan hasil fisi nuklir memerlukan fasilitas yang rumit
dengan tingkat keselamatan yang tinggi karena adanya gas mulia

84

radioaktif, radioiodium serta radionuklida dengan waktu paruh sangat


panjang di dalam hasil fisi.
Teknesium-99m sebenarnya dapat pula diperoleh dari Mo-99 hasil
iradiasi terhadap Mo alam [IAEA, 2003]. Metode ini menawarkan
kelebihan

berupa

mudahnya

mendapatkan

bahan

baku,

yaitu

molibdenum alam bukan uranium diperkaya, serta fasilitas yang relatif


sederhana karena tidak mengolah hasil fisi nuklir. Namun, Mo-99 dari
Mo alam memiliki radioaktivitas jenis yang rendah sehingga proses
produksi Tc-99m tidak dapat dilakukan menggunakan teknologi Mo-99
hasil fisi yang memiliki radioaktivitas jenis sangat tinggi. Salah satu
teknologi produksi Tc-99m dari Mo alam teriradiasi adalah ekstraksi
pelarut menggunakan methyl ethyl ketone (MEK). Namun proses ini
masih menyisakan kekhawatiran tersisanya MEK dalam proses
penguapan sehingga masih terkandung di dalam larutan Tc-99m yang
dihasilkan. Proses ini pun diragukan kelayakannya untuk produksi Tc99m skala besar karena selama ini digunakan dalam skala kecil, kurang
dari 1 Ci. Kombinasi kolom alumina asam dan alumina basa dapat
mengatasi kemungkinan tersisanya MEK dalam larutan Tc-99m.
Tantangan selanjutnya adalah proses ekstraksi Tc-99m dari larutan Mo99/Tc-99m dalam skala besar dengan konsentrasi yang tinggi karena
untuk mendapatkan Tc-99m dengan radioaktivits tinggi diperlukan Mo
alam teriradiasi dalam jumlah besar.
Untuk tujuan diagnosis, radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop
diharapkan segera habis setelah proses diagnosis selesai sehingga
dampak dampak yang mungkin terjadi dapat diminimalisasi. Oleh sebab
85

itu, sebagai pemancar gamma murni 140,5 keV dengan waktu paruh
pendek 6 jam, Tc-99m dinilai tepat sebagai radioisotop diagnosis.
Radiasi gamma dengan energi yang relatif rendah ini tidak memberikan
dampak yang besar kepada tubuh, namun cukup besar untuk menembus
jaringan dan dapat ditangkap dengan mudah oleh detektor radiasi dari
luar tubuh. Oleh sebab itu, sebaran radioisotop ini di dalam tubuh dapat
diamati dengan mudah.
Mekanisme Spesifik Penyakit
Berikut ini adalah contoh lokalisasi melalui mekanisme spesifik
penyakit dengan

99m

Tc-Sestamibi. Salah satu jenis kanker yang paling

banyak ditemukan di Indonesia adalah kanker payudara. Metoda deteksi


yang ada saat ini masih kurang memadai, oleh karena itu melalui teknik
nuklir dapat diupayakan metoda deteksi alternatif yang lebih spesifik
dan sensitif dengan menggunakan radiofarmaka 2-metoksi isobutil
isonitril (MIBI) yang ditandai dengan teknesium-99m (99mTc-MIBI).
Radiofarmaka
diagnosis

99m

Tc-MIBI selama ini digunakan sebagai protokol

penyakit

jantung

di

beberapa

rumah-sakit

tetapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi beberapa tahun terakhir


menginformasikan bahwa

99m

Tc-MIBI dapat ditangkap oleh jaringan

tumor sehingga penggunaannya mulai dikembangkan ke arah diagnosis


tumor/kanker.
MIBI atau sestamibi adalah senyawa kimia dengan nama generik
hexakis.

MIBI

tersedia

dalam

bentuk

senyawa

kompleks

[Cu(MIBI)4]BH4 berupa kristal putih dan tidak berbau. Pembentukan


86

kompleks dengan Cu bertujuan untuk menstabilkan MIBI selama


penyimpanan dengan mengubah bentuk dari cair ke padat dan
mengurangi bau yang menyengat serta toksik. MIBI berikatan dengan
99mTc membentuk senyawa kompleks koordinat dimana satu atom Tc
berikatan dengan enam molekul MIBI dengan BM 777,85 (Gambar 3).
Senyawa

sestamibi

merupakan

payudara. Pemberian radiofarmaka

faktor

prognostik

kanker

99m

Tc-Sestamibi pada pasien kanker

payudara akan memberikan hot spot area pada daerah kanker.


Mekanisme lokalisasi 99mTc-Sestamibi pada kanker payudara ini berbeda
dengan lokalisasi

99m

Tc-Sestamibi pada jenis kanker lainnya. Dalam hal

yang terakhir ini, radiofarmaka

99m

Tc-Sestamibi, yang secara normal

akan terakumulasi dalam mitokondria, tertangkap lebih banyak pada sel


kanker dari pada sel normal sebab sel kanker memiliki mitokondria yang
jauh lebih banyak dibandingkan sel normal.
Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :
1. Radioisotop natrium-24 dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan
peredaran darah dalam tubuh manusia. Larutan NaCl yang tersusun atas
Na-24 dan Cl yang stabil disuntikkan ke dalam darah dan aliran darah
dapat diikuti dengan mendeteksi sinar yang dipancarkan, sehingga dapat
diketahui jika terjadi penyumbatan aliran darah.
2. Untuk mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid, mendeteksi kerusakan
pada kelenjar gondok,hati dan otak digunakan radioisotop I-131

87

3. Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk menentukan tempat tumor di


otak. Selain itu, fosfor-32 juga merupakan radioisotop andalan dalam
terapi polisitemia vera dan leukemia.
4. Radioisotop Fe-59 dapat digunakan untuk mengukur laju pembentukan
sel darah merah dalam tubuh dan untuk menentukan apakah zat besi
dalam makanan dapat digunakan dengan baik oleh tubuh.
5. Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
6. Tc-99 & Ti-201 untuk mendeteksi kerusakan jantung
7. Xe-133 untuk mendeteksi penyakit paru-paru
8. Fe-59 : mempelajari pembentukan sel darah merah
9. P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu
pembentukkan

sel

darah

merah

yang

berlebihan.

Di

dalam

penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya


yang memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah
merah pada sumsum tulang.
10. Cr-51 untuk mendeteksi kerusakan limpa
11. Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas
12. Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening
13. C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia
Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran
1. Bismuth-213 (46 menit): digunakan untuk terapi alfa ditargetkan (TAT),
terutama kanker, karena memiliki energi tinggi (8.4 MeV).
2. Kromium-51 (28 detik): digunakan untuk label sel darah merah dan
menghitung kerugian protein gastro-intestinal.
88

3. Cobalt-60 (5,27 tahun): dahulu digunakan untuk radioterapi berkas


eksternal, sekarang lebih banyak digunakan untuk sterilisasi
4. Disprosium-165 (2 jam): digunakan sebagai hidroksida agregat untuk
perawatan synovectomy arthritis.
5. Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
arthritis di sendi sinovial.
6. Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk diagnosis dan pengobatan
tumor hati
7. Iodine-125 (60 detik): digunakan dalam brachytherapy kanker (prostat
dan otak), juga diagnosa untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan
untuk mendiagnosis deep vein thrombosis di kaki. Hal ini juga banyak
digunakan dalam radioimmuno-pengujian untuk menunjukkan adanya
hormon dalam jumlah kecil.
8. Iodine-131 (8 detik) *: banyak digunakan dalam mengobati kanker tiroid
dan dalam pencitraan tiroid, juga dalam diagnosis fungsi hati yang
abnormal, ginjal (ginjal) aliran darah dan obstruksi saluran kemih.
Sebuah emitor gamma kuat, tetapi digunakan untuk terapi beta.
9. Iridium-192 (74 detik): disertakan dalam bentuk kawat untuk digunakan
sebagai sumber radioterapi internal untuk pengobatan kanker (digunakan
kemudian dihapus).
10. Besi-59 (46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam
limpa.
11. Lead-212 (10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan
produk peluruhan Bi-212, Po-212, Tl-208.

89

12. Lutetium-177 (6.7 detik): Lu-177 semakin penting karena hanya


memancarkan gamma cukup untuk pencitraan sedangkan radiasi beta
melakukan terapi pada kecil (misalnya endokrin) tumor. setengah-hidup
cukup lama untuk memungkinkan persiapan yang canggih untuk
digunakan. Hal ini biasanya dihasilkan oleh aktivasi neutron dari target
lutetium alam atau diperkaya-176.
13. Molibdenum-99 (66 jam) *: digunakan sebagai 'orang tua' dalam
generator untuk menghasilkan teknesium-99m.
14. Palladium-103

(17

detik):

digunakan

untuk

membuat

benih

brachytherapy implan permanen untuk kanker prostat tahap awal.


15. Fosfor-32 (14 detik): digunakan dalam pengobatan polisitemia vera
(kelebihan sel darah merah).
16. Kalium-42 (12 jam): digunakan untuk penentuan kalium tukar dalam
aliran darah koroner.
17. Renium-186 (3,8 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada
kanker tulang.
18) Renium-188 (17 jam): Digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari
balon angioplasty.
18. Samarium-153 (47 jam): Sm-153 sangat efektif dalam mengurangi rasa
sakit kanker sekunder bersarang di tulang, dijual sebagai Quadramet.
Juga sangat efektif untuk prostat dan kanker payudara.
19. Selenium-75 (120 detik): digunakan dalam bentuk seleno-metionin
untuk mempelajari produksi enzim pencernaan.
20. Sodium-24 (15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh.

90

21. Stronsium-89 (50 detik) *: sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit
prostat dan kanker tulang.
22. Technetium-99m (6 jam): digunakan untuk gambar otot kerangka dan
jantung pada khususnya, tetapi juga untuk otak, tiroid, (perfusi dan
ventilasi) paru-paru, hati, limpa, ginjal (struktur dan tingkat filtrasi),
kantung empedu, tulang sumsum, ludah dan kelenjar lakrimal, kolam
darah jantung, infeksi dan banyak penelitian medis khusus. Diproduksi
dari Mo-99 dalam generator.
23. Xenon-133 (5 detik) *: digunakan untuk paru-paru.
24. Iterbium-169 (32 detik): digunakan untuk studi cairan cerebrospinal di
otak.
25. Iterbium-177 (1,9 jam): nenek moyang Lu-177.
26. Yttrium-90 (64 jam) *: digunakan untuk brachytherapy kanker dan
sebagai silikat koloid untuk menghilangkan rasa sakit arthritis pada
sendi sinovial lebih besar. Tumbuh signifikan dalam terapi.
27. Radioisotop cesium, emas dan ruthenium juga digunakan dalam
brachytherapy.
28. Karbon-11, Nitrogen-13, Oksigen-15, Fluorin-18: adalah positron
emitter digunakan dalam PET untuk mempelajari fisiologi otak dan
patologi, khususnya untuk pemisahan fokus epilepsi, dan demensia,
psikiatri dan studi neuropharmacology. Mereka juga memiliki peran
penting dalam kardiologi F-18 dalam FGD (fluorodeoxyglucose) telah
menjadi sangat penting dalam deteksi kanker dan pemantauan kemajuan
dalam pengobatan mereka, dengan menggunakan PET.

91

29. Cobalt-57

(272

detik):

digunakan

sebagai

penanda

untuk

memperkirakan ukuran organ dan untuk kit diagnostik in-vitro.


30. Tembaga-64 (13 jam): digunakan untuk mempelajari penyakit genetik
yang mempengaruhi metabolisme tembaga, seperti Wilson dan penyakit
Menke, dan untuk pencitraan PET tumor, dan terapi.
31. Tembaga-67 (2.6 detik): digunakan dalam terapi.
32. Fluor-18 sebagai FLT (fluorothymidine) miso,-F (fluoromisonidazole),
18F-kolin: digunakan untuk pelacak.
33. Gallium-67 (78 jam): digunakan untuk pencitraan tumor dan lokalisasi
lesi inflamasi (infeksi).
34. Gallium-68 (68 menit): positron emitor digunakan dalam PET dan unit
PET-CT Berasal dari germanium-68 dalam generator.
35. Germanium-68 (271 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam
generator untuk menghasilkan Ga-68.
36. Indium-111 (2,8 detik): digunakan untuk studi diagnostik spesialis,
misalnya studi otak, infeksi dan studi usus transit.
37. IIodine-123 (13 jam): semakin digunakan untuk diagnosis fungsi tiroid,
ini adalah emitor gamma tanpa radiasi beta I-131.
38. Iodine-124: pelacak.
39. Krypton-81m (13 detik) dari Rubidium-81 (4,6 jam): gas Kr-81m dapat
menghasilkan gambar fungsi ventilasi paru, misalnya pada pasien asma,
dan untuk diagnosis awal penyakit paru-paru dan fungsi.
40. Rubidium-82 (1,26 menit): digunakan sebagai PET agen dalam
pencitraan perfusi miokard.

92

41. Stronsium-82 (25 detik): digunakan sebagai induk untuk menghasilkan


Rb-82.
42. Talium-201 (73 jam): digunakan untuk mendiagnosa kondisi arteri
koroner jantung penyakit lain seperti kematian otot jantung dan untuk
lokasi limfoma tingkat rendah.

B. Bidang Arkeolog (Menentukan umur fosil dengan C14)


Karbon 14 (C-14) adalah isotop karbon radioaktif yang dihasilkan
di atomosfer bagian atas oleh radiasi kosmis. Senyawa utama di atmosfer
yang mengandung karbon adalah karbon dioksida (CO2). Sangat sedikit
sekali jumlah karbon dioksida tang mengandung isotop C-14. Tumbuhan
menyerap C-14 selama fotosintesis. Dengan demikian, C-14 terdapat
dalam struktur sel tumbuhan. Tumbuhan kemudian dimakan oleh hewan,
sehingga C-14 menjadi bagian dari struktur sel pada semua organisme.
Selama suatu organisme hidup, jumlah isotop C-14 dalam struktur
selnya akan tetap konstan. Tetapi, bila organisme tersebut mati, jumlah
C-14 mulai menurun. Para ilmuwan kimia telah mengetahui waktu paruh
dari C-14, yaitu 5730 tahun. Dengan demikian, mereka dapat
menentukan berapa lama organisme tersebut mati.
Pelacakan radioaktif dengan menggunakan isotop C-14 telah
digunakan untuk menentukan usia kerangka yang ditemukan di situs-

93

situs arkeologi. Belakangan ini, isotop C-14 digunakan untuk mengetahui


usia Shroud of Turin (kain kafan dari Turin), yaitu sepotong kain linen
pembungkus mayat manusia dengan gambaran seorang manusia tercetak
diatasnya. Banyak yang berpikir bahwa itu adalah bahan pembungkus
Nabi Isa. Tetapi, pada tahun 1988, pelacakan radiokarbon menemukan
bahwa bahan tersebut berasal dari tahun 1200-1300 SM. Meskipun kita
tidak mengetahui bagaimana bentuk orang itu tercetak pada kain kafan
tersebut, pelacakan radioaktif C-14 membuktikan bahwa bahan tersebut
bukan kain kafan Nabi Isa.
Pelacakan dengan isotop C-14 hanya dapat digunakan untuk
menentukan usia sesuatu yang pernah hidup (organisme). Isotop ini tidak
dapat digunakan untuk menentukan umur batuan bulan atau meteorit.
Untuk benda-benda mati, para ilmuwan kimia menggunakan isotop
lainnya, seperti Kalium 40 (K-40).
C. Bidang Hidrologi
a. Pengujian kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur
Radioisotop ini dapat digunakan untuk mengukur debit air.
Biasanya, radioisotop natrium-24 (Na-24) digunakan dalam bentuk
garam NaCl. Dalam penggunaannya, garam ini dilarutkan ke dalam
air atau lumpur yang akan diteliti debitnya. Pada tempat atau jarak
tertentu, intensitas radiasi diperiksa, sehingga rentang waktu yang
diperlukan untuk mencapai jarak tersebut dapat diketahui (Abdul Jalil
Amri Arma, 2009).

94

Teknik hidrologi yang menggunakan radioisotop mampu secara


akurat melacak dan mengukur ketersediaan air dari suatu sumber air
di bawah tanah. Teknik tersebut memungkinkan untuk melakukan
analisis, pengelolaan dan pelestarian sumber air yang ada dan
pencarian sumber air baru. Teknik ini dapat memberikan informasi
mengenai asal, usia dan distribusi, hubungan antara air tanah, air
permukaan dan sistem pengisiannya.
b. Pendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di
bawah tanah, biasanya digunakan radioisotop Na-24 dalam bentuk
garam NaCl atau Na2CO3 . Radioisotop Na-24 ini dapat memancarkan
sinar gamma yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat pencacah
radioaktif Geiger Counter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air,
garam yang mengandung radioisotop Na-24 dilarutkan ke dalam air.
Kemudian, permukaan tanah di atas pipa air diperiksa dengan Geiger
Counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya
kebocoran. Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji
kebocoran sambungan logam pada pembuatan rangka pesawat
(Sutresna, 2007).
Pemanfaatan lainnya sebagai perunut adalah untuk mencari
kebocoran pada bendungan dan saluran irigasi, mempelajari
pergerakan air dan lumpur pada daerah pelabuhan dan bendungan,
laju alir, serta laju pengendapan. Selain radiasi gamma, radiasi

95

neutron banyak juga digunakan untuk mengukur kelembaban


permukaan tanah.
D. Bidang Pertanian
Ada beberapa pemanfaatan radiasi dalam bidang pertanian, antara lain:
a. Pemuliaan Tanaman
Sebelumnya telah diketahui bahwa zat radioaktif memiliki daya
tembus yang berbeda-beda. Ada yang memiliki daya tembus tinggi
dan ada yang memiliki daya tembus rendah. Dengan daya tembus
tinggi radiasi mampu menembus biji tanaman sampai pada lapisan
kromosom.

Penggunaan
radiasi
untuk
menghambat
populasi serangga dan
hama

Struktur dan jumlah pasangan kromosom pada biji tanaman


dapat dipengaruhi dengan penyinaran radiasi. Dengan perubahan
tersebut akan mempengaruhi sifat tanaman pada keturunannya.
Perubahan sifat tanaman karena pengaruh penyinaran radiasi disebut
96

mutase radiasi. Fenomena ini digunakan untuk memperbaiki sifat


tanaman untuk memperoleh biji tanaman dengan keunggulan
tertentu, yaitu tingkat produksi, ketahanan terhadap hama dan
penyakit, serta memperpendek umur tanaman,dll.
Salah satu aplikasi fisika inti dalam bidang pertanian lainnya
adalah pemanfaatan teknologi plasma untuk meningkatkan kualitas
bibit tanaman. Selain itu teknologi plasma telah dimanfaatkan dalam
berbagai bidang misalnya dalam bidang lingkungan, kimia,
kedokteran, industri, militer, dan lain sebagainya. Sebagai contoh di
dalam bidang lingkungan, pemanfaatan teknologi plasma digunakan
untuk menanggulangi bahaya penurunan kualitas lingkungan akibat
adanya pembakaran hidrokarbon yang dapat memicu terjadinya hujan
asam dan efek rumah kaca (Piel, 2010).
Salah satu alat yang menggunakan teknologi plasma adalah
reaktor plasma. Secara singkat reaktor plasma adalah alat yang
memanfaatkan input energi listrik dan gesekan dari perbedaan
kecepatan aliran gas yang masuk dan keluar yang mampu
menimbulkan medan magnet (Yushistira, 2013). Ketika medan listrik
dikenakan pada gas, maka elektron energetik akan mentransferkan
energinya pada spesies gas melalui proses tumbukan, eksitasi
molekul, tangkapan elektron, disosiasi, dan ionisasi. Hal tersebut
nampak paga gambar di bawah ini.

97

Gambar 1.
Proses
elementer
plasma non
thermik pada
waktu (Kim,

pada
skala
2002)

Plasma terjadi saat terbentuk pencampuran kuasinetral dari


elektron radikal, ion positif dan ion negatif. Kondisi kuasinetral
adalah daerah yang terdapat kerapatan ion (ni) yang hampir sama
dengan kerapatan elektron (ne) sehingga dapat dikatakan ni

ne

n, dengan n adalah kerapatan secara umum (kerapatan plasma

(Favia, 2008).

98

Gambar 2. Proses pembangkitan plasma lucutan pijar prona pada ruang antar
elektroda
Pada lucutan pijar korona terdapat dua daerah yaitu daerah ionisasi
(ionization region) dan daerah aliran (drift region). Daerah ionisasi terletak
disekitar elektroda aktif sedangkan daerah aliran merupakan daerah selain
daerah ionisasi yang berada di antara kedua elektroda. Elektroda aktif adalah
elektroda yang mempunyai intensitas medan listrik yang tinggi. Plasma
lucutan pijar korona terbagi atas 2 berdasarkan polaritas tegangan yang
diberikan pada elektroda aktif yaitu korona positif dan korona negatif (Dea,
2011).
Plasma lucutan pijar korona positif dibentuk dengan memberikan
polaritas positif pada elektroda titik (point). Elektron-elektron yang bergerak
99

dari katoda menuju anoda akan dapat mengionisasi atom-atom atau molekul
gas diantara elektroda. Ionisasi terjadi di sekitar elektroda titik, karena
pengaruh medan listrik ion-ion hasil ionisasi akan mengalir atau bergerak
menuju katoda melalui daerah aliran (drift region). Aliran ion-ion ini akan
menimbulkan arus ion yang disebut arus saturasi unipolar dan bermuatan
positif (Nur, 2011). Plasma lucutan pijar korona negatif dibentuk dengan
memberi polaritas negatif pada elektroda titik yang berbeda dari korona
positif adalah ion yang mengalir melalui daerah aliran merupakan ion-ion
yang bermuatan negatif. Ion-ion bermuatan negatif terbentuk karena di
dalam udara terdapat molekul elektronegatif (O2) yang mempunyai sifat
mudah menangkap elektron (Dea, 2011).

Sistem reaktor plasma lucutan pijar korona ini terdiri atas sumber
tegangan DC sebagai sumber daya pembangkit plasma dan sistem elektroda
titik-bidang (point to plane geometry) tempat fase plasma terjadi. Plasma
dibangkitkan pada ruang antar elektroda berkonfigurasi elektroda titikbidang menggunakan sumber tegangan tinggi DC sehingga menimbulkan
100

medan listrik tak seragam pada ruang antar elektroda dan memicu terjadinya
proses pembangkitan plasma (Triadyaksa, 2007). Adapun desain sistem
reaktor plasma lucutan pijar korona nampak seperti gambar 3 di atas:
Sumber tegangan tinggi DC diberikan penguatan tegangan menggunakan
flyback dipicu oleh sinyal pulsa yang dibangkitkan pada rangkaian osilator
sebagai pembangkit sinyal stabil dan penguat arus. Flyback yang digunakan
dalam menaikkan tegangan adalah flyback TV 21 inci dengan karakteristik
kerja berkisar pada frekuensi 60-70 kHz dan duty cycle 50-55% serta
tegangan DC keluaran yang dihasilkan maksimal sebesar 13 kV (Triadyaksa,
2007).

Sistem elektroda berkonfigurasi geometri titikbidang (point-toplane geometry) dibuat dengan bentuk seperti tampak pada gambar di
bawah.

Gambar dibawah menunjukkan sistem eelektroda dengan

konfigurasi elektroda titik bidang dmana posisi dari kedua elektroda titikbidang terpasang saling tegak lurus. Elektroda titik berperan sebagai anoda
101

dan elektroda bidang sebagai katoda. Jarak antarelektroda titik dan bidang
adalah 3 cm. Dengan jarak ini, propagul mangrove yang nantinya
ditempatkan di antara elektroda tersebut efektif terkena radiasi plasma tanpa
timbul adanya lucutan arc. Plasma lucutan pijar korona terjadi pada ujung
tiap elektroda titik dengan spesies plasma energetik terkungkung dalam
ruang antar elektroda (Oks, 2005).
b. Pengendalian terhadap Hama dan Penyakit Tanaman
Dengan mengiradiasi hama dan penyakit pada tanaman, misalnya
untuk jenis serangga tertentu khususnya pada serangga jantan, maka akan
menyebabkan kemandulan pada serangga jantan tersebut. Dengan
melepaskan serangga yang mandul ke habitatnya, maka tidak akan
menghasilkan keturunan dalam bereproduksi, sehingga populasi dari
serangga tersebut dapat dikendalikan.
c. Efisiensi Pemupukan
Pupuk harganya relatif mahal dan apabila digunakan secara
berlebihan akan merusak lingkungan, sedangkan apabila kurang dari
jumlah seharusnya hasilnya tidak efektif. Untuk itu perlu diteliti jumlah
pupuk yang diserap oleh tanaman dan berapa yang dibuang ke
lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberi label pupuk
yang digunakan dengan suatu isotop, seperti nitrogen-15 atau phosphor32. Pupuk tersebut kemudian diberikan pada tanaman dan setelah periode
waktu dilakukan pendeteksian radiasi pada tanaman tersebut.

102

d. Penemuan Tanaman Varietas Baru


Mutasi tanaman (untuk menemukan varietas unggul). Salah satu
cara untuk mendapatkan rangkaian sifat yang baik yaitu dengan
mengubah faktor pembawa sifat (gen). Perubahan gen yang dapat
menyebabkan perubahan sifat makhluk hidup dan diwariskan disebut
mutasi. Sinar radioaktif yang biasanya digunakan untuk mutasi adalah
sinar gamma yang dipancarkan dari radioaktif Cobalt-60. Contohnya
adalah padi atomita dan kedelai muria.
Seperti diketahui, radiasi pengion mempunyai kemampuan untuk
merubah sel keturunan suatu mahluk hidup, termasuk tanaman. Dengan
berdasar pada prinsip tersebut, maka para peneliti dapat menghasilkan
jenis tanaman yang berbeda dari tanaman yang telah ada sebelumnya dan
sampai saat ini telah dihasilkan 1800 jenis tanaman baru. Varietas baru
tanaman padi, gandum, bawang, pisang, cabe dan biji-bijian yang
dihasilkan melalui teknik radioisotop mempunyai ketahanan yang lebih
tinggi terhadap hama dan lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan
iklim yang ekstrim.
e. Mengontrol Predator Insekta (Serangga)
P-32 atau Co-60 (dalam CoCl2) dapat dipakai untuk meneliti
migrasi dan pembiakan serangga. Larutan CoCl2 yangdisuntikkan pada
serangga dalam dosis tertentu, membuat serangga masih dapat hidup 6-8
bulan. Pengamatan dengan detector, ternyata serangga bergerak lebih
kurang 1 km tiap hari dan sekitar 10 km dalam semusim. Lalat hijau dapat
menularkan suatu virus tertentu pada tanaman. Untuk mengetahui
103

penyebaran lalat itu digunakan P-32. Ternyata P-32 dapat bertahan dalam
lalat hijau dan mencari cara mengatasinyayang efektif. Beberapa serangga
setelah diberi radiasi menjadi steril sehingga populasinya berkurang.
E. Bidang Ilmu Biologi
a. Mempelajari mekanisme fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon14 (C-14) atau oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk
mengetahui asal-usul atom oksigen (dari CO2 atau dari H 2O) yang
akan membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada
proses fotosintesis:
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
b. Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang
tumbuhan.
c. Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan
K terhadap perkembangan tumbuhan.
d. Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit
unggul.
e. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
f. Mempelajari reaksi pengeseran.
F. Bidang Ilmu Kimia
a. Penggunaan Isotop dalam Bidang Kimia Analisis
Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk
menentukan unsur-unsur kelumit dalam cuplikan. Analisis dengan
104

radioisotop atau disebut radiometrik dapat dilakukan dengan dua


cara yaitu, sebagai berikut.
1) Analisis Pengeceran Isotop
Larutan

yang

akan

dianalisis

dan

larutan

standar

ditambahkan sejumlah larutan yang mengandung suatu spesi


radioaktif. Kemudian zat tersebut dipisahkan dan ditentukan
aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis ditentukan dengan
membandingkannya

dengan

larutan

standar.

I-131

untuk

mempelajari kesetimbangan dinamis.


2) Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan
unsur kelumit dalam cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk
menentukan logam berat (Cd) dalam sampel ikat laut. Sampel
diiradiasi dengan neutron dalam reaktor sehingga menjadi
radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan adalah sinar gamma
. Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma untuk
menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.
G. Bidang Pertambangan
Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur
minyak bawah tanah dan kemudian menentukan srategi yang paling baik

105

untuk menyuntikkan air ke dalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa


keluar minyak yang tersisa di dalam kantung-kantung yang sebelumnya
belum terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan minyak mentah telah
diperoleh dengan cara ini (Bangkit Sanjaya, 2009).
H. Bidang Peternakan
Di bidang peternakan radiasi dapat digunakan untuk mempelajari
proses fermentasi atau pencernaan bahan-bahan makanan oleh mikroba
rumen yang terjadi di dalam lambung ternak. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan hewan ternak dalam memanfaatkan pakan secara efisien.
Dengan melakukan perunutan menggunakan zat radioaktif dapat
mengetahui proses pencernaan bahan makanan pokok hewan seperti
rumput, jerami oleh mikroba rumen. Radiasi juga bermanfaat untuk
melakukan penilaian kandungan nutrisi beberapa bahan pakan suplemen
yang diperlukan oleh hewan untuk memelihara kondisi tubuh,
pertumbuhan, produksi dan reproduksi.
Selain itu, radiasi dapat digunakan untuk meningkatkan kekebalan
ternak terhadap suatu penyakit, yaitu dengan membuat vaksin yang
bahannya berasal dari penyakit ternak itu sendiri.

I. Bidang Industri

106

Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri


pupuk, atau bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber
sumber baru minyak bumi yang ada di perut bumi. Pemanfaatan dan
pemakaian zat radioaktif dan sumber radisai lainnya di bidang industri
semakin meningkat di Indonesia. Bidang radiografi industri merupakan
salah satu bidang yang banyak memanfaatkan zat radioaktif dan/atau
sumber radiasi lainnya. Radiografi industri ialah pemeriksaan struktur
dan/atau kualitas bahan dengan metode uji tak rusak yang menggunakan
radiasi (Jumpeno, 2000).
a. Pemeriksaan tanpa merusak
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat
pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan
tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan
yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin
berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam
merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada
bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
b. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film
atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama
seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung
pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan
dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka
107

intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan


mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga
ketebalan dapat dipertahankan.
c. Meningkatkan mutu tekstil: misalnya: mengubah struktur serat
tekstil.
d. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama
mesin bekerja
e. Pengujian
Dengan kemampuan daya tembus yang besar terhadap suatu
bahan padat radiasi dapat dimanfaatkan untuk pengujian mutu las,
cor atau beton bangunan. Radiasi yang sering digunakan adalah
sinar-X dan sinar- . Dengan menyinari bahan yang akan diuji dari
sisi dan menempatkan film pada sisi yang lain dari obyek yang akan
diuji, maka kita akan mendapatkan suatu citra pada film yang
menunjukkan kondisi bahan, apakah anda bagian-bagian dari bahan
tersebut yag retak atau kropos. Citra pada film dapat terjadi karena
penyerapan radiasi oleh objek pada bagian yang padat dan berongga
akan berbeda. Apabila radiasi melewati bagian yang berongga maka
hanya sebagian intensitas radiasi yang terserap, sehingga radiasi
tersebut dapat membakar film lebih intensif daripada radiasi yang
melewati bahan padat. Adapun dalam hal ini akan diberikan contoh
pemaparan prinsip proses radiografi pada material deteksi.

108

1) Prinsip Radiografi
Pengujian

radiografi

pada

dasarnya

adalah

contoh

penyinaran pengujian yang menembus logam. Pengujian ini


bertujuan untuk mendeteksi diskontinue di dalam bahan seperti
diskontinue akibat tuangan, pengelasan dan lain sebagainya.
Metode pengujian ini menggunakan sinarsinar elektromagnetik
(sinar atau sinar - ) yang ditembuskan kepada bahan uji lalu
direkam dalam film khusus.
Gambar 1 Prinsip Ujicoba Radiografi

Ketika sinar radiasi melewati spesimen, sebagian energi radiasi


yang diserap dan intensitas sinar berkurang. Untuk membuat RT
objek, intensitas radiasi yang melewati spesimen harus dicatat dan
dibandingkan. Variasi intensitas sinar dilihat sebagai perbedaan
shading yang khas dari jenis dan ukuran masa kini cacat. Rekaman
sedang dicapai baik dengan membiarkan sinar menyerang sebuah
film fotografi atau dengan membiarkan sinar jatuh pada layar
fluorescent yang menyerap beberapa radiasi dan mengkonversi ke

109

cahaya tampak, sehingga menghasilkan gambar yang terlihat dikenal


sebagai fluoroscopy (Thulukkanam, 2013).
Prinsip dasar dalam uji tak merusak ini adalah bahwa radiasi akan
menembus benda yang diperiksa, namun karena adanya cacat dalam
bahan maka banyaknya radiasi yang diserap oleh bagian-bagian pada
bahan tidak sama. Dengan memanfaatkan sifat interaksi antara radiasi
foton dengan bahan seperti ini, maka radiasi dapat dimanfaatkan untuk
memeriksa cacat yang ada di dalam bahan. Rongga maupun retak
terkecil dapat dideteksi dengan teknik radiografi ini. Apabila radiasi
yang diteruskan dan keluar dari bahan ditangkap oleh film fotografi
yang dipasang di belakang bahan tersebut, maka perbedaan intensitas
radiasi akan menimbulkan kehitaman yang berbeda pada film, sehingga
cacat dalam bahan yang diperiksa akan tergambar pada film. Dengan
teknik ini dapat diketahui mutu sambungan las, kualitas logam cor dan
juga keadaan dalam suatu sistem. Untuk mendapatkan ketelitian
pemeriksaan yang lebih tinggi, maka teknik radiografi dapat
dikombinasikan dengan teknik pemeriksaan lainnya karena tiap cacat
pada benda menimbulkan gambar yang berlainan.
a) Karakteristik Iridium 192
Radionuklida Ir-192 dibuat dari Ir-191

dengan

reaksi

penangkapan netron (n, ), Reaksi produksi tersebut agak rumit


karena ada dua jenis reaksi dari Ir-191 yaitu reaksi langsung
menghasilkan reaksi melalui radionuklida metastabil disamping itu ada

110

pula reaksi (n, ) dari Ir-192 yang telah terbentuk menjadi isotop
stabil Ir-193. Berikut gambar reaksi dari Iridium.
Gambar 2 Reaksi Inti pada pembuatan Ir-192

Radionuklida metastabil Ir-192 memiliki waktu paruh yang sangat


pendek (1,45 menit). Oleh karena itu jumlah atom yang terbentuk segera
mencapai titik jenuh dalam waktu singkat. Dengan kata lain jumlah atom
yang terbentuk sama dengan jumlah atom yang meluruh tiap satuan waktu.

. Gambar 3 Radioaktivitas Iridium-194 dari iradiasi


Iridium yang terkandung di alam yaitu isotop iridium-193 dengan
kelimpahan sebesar 62,7%. Hasil perhitungan radioaktivitas Iridium-192
terhadap waktu iradiasi ditunjukkan pada gambar 3 (Rohadi, 2010).
1.

Radiografi sinar gamma menggunakan iridium-192

111

Gambar 4. Sumber Iridium-192 yang digunakan untuk non-destructive


testing (NDT) pada G. A. Harvey & Go. (London) Ltd.

Sifat dari radiasi yang dipancarkan oleh iridium 192 telah


dibahas oleh (R. Halm- shaw dalam Chaston dkk) yang menunjukkan
bahwa distribusi energi dalam spektrum sinar gamma lebih kompleks
mengenai penggunaan sinar gamma dalam uji coba tanpa rusak
memiliki tegangan puncak sekitar 800-900 Kv hal ini lebih bagus
untuk mendeteksi benda yang lebih tebal dibandingkan dengan sinar
x yang hanya memiliki tegangan 400 kv sehingga hanya mampu
menembus baja dengan ketebalan 14,3 inci (Mintern, 1959).
Pemanfaaatan radiografi untuk pengujian bahan seperti baja atau
logam

yang relatif tebal biasanya tidak terdeteksi jika hanya

menggunakan sinar x untuk itu digunakan sinar gamma yang


memiliki daya tembus yang besar.
b) Alat Pengukuran
112

Radiasi dapat digunakan untuk mengetahui ketinggian dari


level permukaan cairan yang berbeda di dalam suatu tangka yang
tidak terlihat oleh mata. Prinsipnya adalah tingkat penyerapan yang
berbeda terhadap radiasi oleh ruangan yang kososng dan ruangan
yang terisi di dalam tangka tersebut. Dengan menyinari radiasi
terhadap tangka pada satu sisi dan memasang film pada sisi yang lain
dari tangka, maka akan diperoleh gambaran dimana level permukaan
cairan berada.
c) Pengawetan
Penggunaan iradiasi mulai dipelajari secara intensif sejak tahun
1950 di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa yang kemudian
diikuti oleh negara-negara lain di seluruh dunia. Perhatian dunia yang
demikian besar disebabkan karena pengawetan dengan iradiasi
mempunyai beberapa kelebihan dan keunikan bila dibandingkan
dengan proses pengawetan lain yang dikenal selama ini. Siaft-sifat
sinar gamma, sinar-X atau sinar elektron yang digunakan dalam
proses ini mempunyai daya tembus besar, serta merupakan proses
yang tidak menimbulkan perubahan suhu pada bahan pangan yang
diiradiasi (Maha, 1981). Sifat ini menyebabkan dapat digunakan
untuk pengawetan bahan pangan yang telah dikemas dalam bentuk
kemasan akhir maupun dibekukan sehingga penggunaannya lebih
praktis.

113

Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan


bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga
dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat
sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya.
Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang
aman sehingga dapat disimpan lebih lama. Radiasi sinar gamma
dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua cara: (1)
Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempahrempah, seperti merica, ketumbar, dan kemiri, dan (2) Menghambat
pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembang
biak dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang merah,
jahe, dan kunyit.
Hal yang merangsang orang untuk berpaling ke penggunaan
iradiasi adalah dengan ditemukannya bukti-bukti bahwa beberapa
cara pengawetan yang telah lazim digunakan dapat mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia. Dari hasil-hasil penelitian
yang telah dilakukan, ternyata iradiasi mampu untuk memecahkan
berbagai persoalan yang menimbulkan pengaruh sampingan yang
merugikan.
Kendati teknologi iradiasi telah memiliki beberapa keunggulan
dibanding dengan cara-cara pengawetan yang lain, namun aplikasi
komersial masih dirasa kurang diterima oleh masyarakat. Masalah ini
nampaknya membuktikan pendapat Prof. Dr. Emil Mrah, Chancellor
Emeritus Universitas Kalifornia, yang pada pembukaan Pertemuan

114

Koordinasi penelitian pengawetan dengan radiasi yang berlangsung


di Davis, Amerika Serikat, mengatakan: ..adalah hal yang biasa
bahwa teknologi baru seperti pengawetan bahan pangan dengan
iradiasi, menghadapi proses yang lambat diterima oleh industri
makanan..(Anonim, 1983).
Dalam industri bahan makanan dan obat-obatan peran radiasi
cukup besar, yaitu mengurangi kadar bakteri dan mikroorganisme
perusak yang dapat mencemari bahan yang dapat mengakibatkan
gangguan pada kesehatan. Kelebihan teknik pengawetan dengan
radiasi dibandingkan dengan teknik lainnya adalah dapat membunuh
mikroba pada seluruh lapisan bahan yang diawetkan. Sebagai contoh
untuk bakteri pathogen seperti salmonella yang mengkontaminasi
produk peternakan atau perikanan segar belum dapat dihilangkan
secara sempurna dengan teknik lain, tetapi dengan radiasi bakteri
tersebut dapat dibebaskan. Disamping itu radiasi dengan dosisi
rendah dapat juga membunuh parasite yang sering terdapat di dalam
daging, misalnya cacing pita.
Untuk bahan obat-obatan radiasi bertujuan untuk membebaskan
mikroorganisme kontaminan yang dapat menyebabkan alergi pada
pemakainya. Seringkali radiasi juga dimanfaatkan untuk mensterilkan
alat-alat kesehatan, seperti sarung tangan bedah, alat suntuik, alat
kontrasepsi,dll. Untuk mencegah terjadinya infeksi tambahan pada
pasien.
115

Sumber

radiasi

yang

umum

digunakan

untuk

pengawetan bahan pangan ada empat, yaitu: 60Co dan

proses

137

Cs sebagai

sumber radiasi pemancar sinar gamma, mesin berkas elektron pada


atau dibawah 10 MeV dan mesin generator sinar X pada atau
dibawah 5 MeV. Dengan menggunakan batas dosis iradiasi dan batas
energi maksimum untuk keempat sumber tersebut, maka bahan
pangan yang diawetkan dengan iradiasi tidak menjadi radioaktif.
Adapun batas dosis dalam hal ini adalah jumlah radiasi yang diserap
bahan pangan selama kontak dengan sinar iradiasi dan selang waktu
proses iradiasi yaitu dosis rendah (0,1 2 kGy), dosis sedang (2 10
kGy) dan dosis tinggi (10 60 kGy). Intensitas sinar radiasi ini
dinyatakan dengan satuan Gray (Gy) yang berarti dosis sinar yang
diserap setara dengan 1 joule per kilogram material terserap.
Sinar gamma merupakan bagian dari spektrum elektromagntik
yang tidak menyebabkan terbentuknya reaksi inti dan otomatis tidak
menyebabkan pangan menjadi radioaktif karena pada proses iradiasi
terjadi dengan melewatkan pangan dengan suatu sumber radiasi
dengan kecepatan dan dosis yang terkontrol dan pangan tersebut
tidak pernah kontak langsung dengan sumber radiasi sehingga ketika
perlakuan iradiasi dihentikan maka tidak ada energi yang tersisa
dalam pangan.
Prinsip kerja iradiasi dengan berkas elektron pada dasarnya,
akselerator sebagai pembangkit berkas sinar elektron berfungsi
sebagai tube televisi. Elektron tersebar dan memukul layar
phosphorescent

dengan

eneri
116

yang

cukup

rendah.

Elektron

terkonsentrasi dan kecepatannya dipercepat menjadi 99% kecepatan


cahaya. Berkas sinar tersebut menembus objek yang berupa bahan
pangan. Reaksi yang sangat cepat pada permukaan molekul
menyebabkan bakteri yang menempel rusak seketika. Karena
menggunakan energi listrik, maka iradiasi sinar gamma lebih disukai.
Pengaturan dosis iradiasi terhadap berbagai bahan pangan dilakukan
dengan mengatur kecepatan konveyor yang membawa bahan pangan
ke kamar iradiasi.

Gambar 1. Alat iradiasi pangan


1. Industri
Perunut radio isotop dapat digunakan untuk pekerjaan
mengeruk lumpur pada pelabuhan dan terowongan dengan lebih
efisien. Caranya adalah dengan memasukan radioisotop silikon
kedalam lumpur dan kemudian mengukur cara lumpur tersebut
terbentuk dan bergerak dengan detektor radioaktif. Kebocoran suatu
pipa penyalur minyak atau gas dapat dirunut dengan menyuntikan
sejumlah radioisotop ke dalam saluran pipa. Cara ini cukup efisien
117

karena untuk menemukan kebocoran kita tidak perlu menggali tanah.


Kita harus memilih isotop yang tepat, yaitu yang memiliki waktu
paro hanya beberapa jam atau beberapa hari. Dengan demikian isotop
ini aktif cukup lama untuk dideteksi, tetapi waktu aktifnya tidak
terlalu lama sehingga tidak menimbulkan masalah radiasi. Untuk itu
kita pilih partikel beta. Partikel alfa akan diserap oleh tanah,
sedangkan sinar gamma akan menembus logam dimana saja (tidak
dapat digunakan untuk mendeteksi kebocoran).
2. Menganalisa Materi
Analisis material menggunakan metode radiasi disebut
neutron activation analysis. Caranya material yang akan dianalisa
diradiasi dengan neutron. Inti-inti atom material menyerap neutron
dan bisa berubah menjadi isotop-isotop yang berbeda, banyak yang
radioaktif. Dengan menganalisa radiasi yang dipancarkan oleh
material setelah menyerap neutron, dapat diketahui jenis materialnya.
Dengan analisis ini, dapat dideteksi material sampai yang paling kecil
sekalipun. Analisis aktivasi neutron ini secara rutin digunakan di
bandara oleh penerbangan komersial untuk mengecek barang-barang
bawaan penumpang dan juga bagasi. Penggunaan

lainnya

adalah

utuk mengetahui keaslian lukisan atau benda-benda seni lainnya. Cat


yang lama dan yang baru akan memberikan reaksi yang berbeda
terhadap neutron.
3. Menentukan Umur Dengan Radioaktif

118

Karena keluruhannya yang tetap atau konstan maka


radioisotop dapat digunakan sebagai jam nuklir. Seperti pada
penentuan umur fosil dengan karbon. Karbon-14 (waktu paruh 5730
tahun) dapat digunakan untuk menentukan umur fosil mahluk hidup
atau sisa-sisa dari material yang terbuat dari kayu, kulit, tulang, dan
kertas. Cara ini dipakai karena diketahui pada mahluk hidup manusia,
tumbuhan, hewan- terdapat sedikit kandungan radioaktif 14C. Proses
terbentuknya 14C pada mahluk hidup yaitu neutron-neutron dari sinar
kosmik menumbuk nitrogen 14N dengan reaksi:
1
14
14
1
0 n + 7 N 6C + 1 H
Jadi ada isotop 14C yang radioaktif dan 12C yang stabil. Jumlah
14

C sangat sedikit dibandingkan dengan 12C. Perbandingan antara 14C

dan 12C adalah 1,3x 10-2. Kemudian unsur karbon bergabung dengan
oksigen membentuk karbon dioksida ( CO2 ). Jadi

CO2 di udara

ada yang sedikit bersifat radioaktif unsur karbonnya berasal dari


karbon-14

yang

radioaktif.

Selanjutnya

CO2 diserap

oleh

tumbuhan, kemudian tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh manusia


dan hewan. Pada saat mahluk hidup mati, maka penyerapan

CO2

terhenti dan kandungan 14C mulai berkurang karena meluruh dengan


melepaskan sinar beta seperti reaksi
14
6

C 147 N +10e

119

Dengan membandingkan aktivitas karbon-14 pada mahluk


sejenis yang masih hidup dengan yang sudah mati (sampel) maka
dapat diketahui umur sampel tersebut.
J. Bidang Pangan
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus selalu
tersedia dalam jumlah yang cukup, mutu yang memadai, dan harga
tetjangkau untuk dapat menjamin. kelangsungan hidup. Bahan pangan
umumnya mudah rusak baik disebabkan oleh pengaruh cuaca, serangan
serangga maupun mikroba terutama yang dapat memproduksi toksin
mematikan. Oleh karena itu, perlu pemilihan teknologi tepat guna yang
dapat mencegah kerusakan berlanjut.
Teknologi pengawetan konvensional dengan cara pengeringan,
penggaraman, pemanasan, pembekuan dan pengasapan serta fumigasi,
sampai saat ini masih diterapkan untuk mempertahankanmutu sekaligus
memperpanjang masa simpan bahan pangan. Penambahan bahan
pengawet sintetis masih seringkali digunakan meskipun memberikan
dampak negatif bagi kesehatan. Pengembangan teknik nuklir dalam
bidang pangan sudah terbukti dapat menciptakan hal baru sebagai
teknologi altematif guna membantu pemecahkan berbagai masalah
sanitasi yang dihadapi. Beberapa contoh aplikasi teknologi nuklir untuk
tujuan tersebut dan telah dikembangkan antara lain peningkatan daya
awet, keamanan pangan dan sterilisasi bahan pangan tertentu.
Teknologi radiasi secara umum memiliki beberapa keunggulan
dibanding teknologi konvensional, yaitu hemat energi dan bahan, mudah

120

dikontrol, dapat diproses dalam kemasan yang tidak tahan panas, tidak
meninggalkan residu, dan ramah lingkungan. Namun, sebagian
masyararakat masih memiliki pemahaman yang keliru tentang iradiasi
pada bahan pangan. Oleh karena itu sosialisasi dan edukasi kepada
masyarakat. tentang manfaat teknologi tersebut harus terus ditingkatkan.
K. Bidang Kesenian
Radioisotop dapat juga digunakan untuk mengetahui pemalsuan
lukisan. Seorang pemalsu akan menggunakan cat yang dibuat pada abad
sekarang. Dengan mengetahui banyaknya unsur radioaktif pada cat akan
diketahui umur lukisan tersebut sebenarnya.
L. Perkembangan Makanan Iradiasi di Indonesia
Penelitian makanan iradiasi sudah dikembangkan sejak tahun 1968,
dan aplikasinya terns mengalami peningkatan yang sangat nyata. Makanan
iradiasi lazim pula disebut iradiasi pangan telah dikomersialisasikan
meskipun hanya terbatas pada kebutuhan ekspor ke berbagai negara di
Eropa, Amerika dan Timur Tengah.
Komersialisasi bahan pangan iradiasi dilakukan berdasarkan peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 70l/MENKES/PER/VIII/2009,
Undang-undang Pangan RI No.7/1996, Label Pangan No. 69/1999 par. 34
dan peraturan perdagangan intemasional dari segi komersialisasinya.
M. Bahan Makanan Iradiasi yang Aman

121

Komoditas makanan yang akan diiradiasi wajib memenuhi kriteria


higienis dan dengan kontaminasi awal serendah mungkin. Sumber radiasi
pengion yang menghasilkan sinar gamma dan sinar-X untuk pengawetan
bahan pangan telah ditetapkan batasan maksimalnya masing-masing 5 MeV
dan 10 MeV untuk mesin berkas elektron. Adapun aspek-aspek yang harus
dipenuhi dari hasil makanan yang teradiasi adalah sebagai berikut:
Aspek Keamanan Makanan Iradiasi
Komoditi yang akan diiradiasi wajib memenuhi kriteria higienis dan
dengan kontaminasi awal serendah mungkin. Sumber radiasi pengion yang
menghasilkan sinar gamma dan sinar-X untuk pengawetan bahan pangan
t~lah ditetapkan batasan maksimalnya masing-masing sebesar 5 MeV dan 10
MeV untuk mesin berkas elektron. Batasan ini dibuat berdasarkan
pembentukan imbas radioaktif. Radioaktivitas imbas baru akan timbul pada
atom-atom bahan yang diiradiasi bila energi yang digunakan di atas 5 MeV
untuk radiasi gamma.
Batas energi untuk sumber elektron lebih tinggi karena radioaktivitas
imbas yang timbul pada energi kurang dari 16MeV sangat sedikit jumlahnya
dan relatifberumur pendek. Pembentukan residu zat radioaktifyang berasal
dari sumber radiasi pada bahan pangan sarna sekali tidak ada, karena
radionuklida sumber radiasi tersimpan rapat dalam kapsullogam yang
berlapis. Selama proses berlangsung, bahan pangan sarna sekali tidak
menempel pada sumber. lradiasi secara umum dapat digambarkan sebagai
seberkas sinar yang menembus dengan kekuatan yang berbeda bergantung
pada panjang gelombang dan berbanding terbalik dengan frekuensinya. Oleh
122

karena itu, proses radiasi tidak meninggalkan residu apapun, baik pada bahan
yang disinari, maupun berada di sekitamya, sehingga proses tersebut benarbenar aman, bersih dan ramah lingkungan.
Aspek Kimia
Proses penyinaran dengan menggunakan radiasi pengion merupakan
proses "dingin" karena tidak menimbulkan kenaikan suhu pada bahan yang
dilaluinya. Energi yang diserap bahan pangan dengan teknik tersebut jauh
lebih rendah dari energi makanan yang dipanaskan. Akibatnya perubahan
unsur kimia yang terjadi akibat radiasi secara kuantitatif juga lebih sedikit.
Senyawa kimia yang terbentuk akibat radiasi bergantung pada komposisi
bahan dan jumlahnya akan meningkat sesuai dengan bertambahnya dosis
radiasi. Perubahan kimia dapat ditekan dengan mengatur suhu dan kadar air
bahan, serta menghilangkan oksigen udara di sekeliling bahan yang
diiradiasi.
Aspek Gizi
Sebagaimana

diutarakan

sebelumnya

bahwa

iradiasi

dapat

menimbulkan perubahan kimia pada bahan pangan, maka timbul


kekhawatiran bahwa iradiasi dapat mempengaruhi nilai gizi dari bahan
tersebut. Dari hasil penelitian terbukti bahwa hilangnya zat gizi pada
makanan yang diiradiasi sampai dosis 1 kGy tidak nyata. lradiasi bahan
pangan pada dosis sedang (1-10 kGy) dapat menurunkan beberapa unsur
mikro nutrisinya apabila udara dan suhu serta kondisi selama proses tidak
diatur dengan baik. Perlakuan kombinasi antara pengaturan kondisi iradiasi

123

(dosis, suhu, oksigen) dan teknik pengemasan dapat mempertahankan mutu


dan nutrisi pada bahan pangan olahan siap saji.
Beberapa jenis vitamin seperti riboflavin, niacin dan vitamin D cukup
tahan terhadap radiasi, tetapi vitamin A, B, C dan E sangat peka. Pada
umumnya, penurunan kadar vitamin dalam bahan pangan akibat iradiasi
hampir sarna saja dengan penurunan akibat pemanasan. Pada sterilisasi
panas, kadar thiamin, niacin dan pridoksin masing-masing mengalami
penurunan 80, 35 dan 16%, sedangkan pada sterilisasi radiasi dengan dosis
45 kGy yang dilakukan pada suhu -79C (C02 padat) masing-masing hanya
mengalami penurunan sebesar 15%,22%, dan 2%.
Aspek Mikrobiologi
Paparan radiasi pengion dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sel
hidup termasuk sel mikroba khususnya yang bersifat patogenss Namun,
aplikasi iradiasi dosis sedang (1-10 kGy) tidak dapat menyebabkan
terjadinya mutasi pada mikroba yang bersifat lebih patogen atau resisten
terhadap radiasi. Sebagian besar bakteri patogen vegetatif, tidak berspora dan
gram negatif sangat peka terhadap radiasi, sedangkan bakteri berspora
umumnya lebih tahan, kecuali diiradiasi pada dosis tinggi (> 10kGy).
Aspek Toksikologi
Meskipun dengan cara analisis kimia tidak ditemukan senyawa apapun
yang dapat membahayakan kesehatan, namun uji toksikologi terhadap bahan
pangan yang diawetkan dengan radiasi masih tetap dilakukan, terntama
apabila ada pengembangan jenis produk yang barn. Uji coba keamanan
pangan dilakukan berdasarkan kode etik (ethical clearance) baik pada hewan
124

maupun manusia. Sebagai relawan, responden perlu mengisi inform consent


untuk meyakinkan kesediannya. Uji toksikologi terhadap bahan pangan
iradiasi dilakukan dengan prosedur yang jauh lebih teliti dan paling lengkap
bila dibandingkan dengan pengujian terhadap proses konvensional. Hasil
pengujian pangan iradiasi yang dilakukan para pakar yang bergabung di
dalam International Food Irradiation Project (IFIP) dan berpusat di
Karlshrnhe membuktikan bahwa teknik iradiasi yang diterapkan untuk
memproses bahan panganjauh lebih aman dibandingkan teknik pengolahan
konvensional lainnya.
Aspek Pengemasan
Persyaratan yang berlaku dalam pemilihan bahan pengemas yang
digunakan sebagai pembungkus makanan atau bahan pangan yang akan
diiradiasi harns tetap diperhatikan. Bahan dan teknik pengemasan mernpakan
unsur yang tidak kalah penting, karena mutu dari bahan pangan yang
diiradiasi sangat bergantung pada kekuatannya. Bahan pengemas yang
"flexible" dalam bentuk laminasi saat ini lebih banyak disukai daripada
wadah yang terbuat dari kaleng, terntama untuk pembungkus makanan siap
saji yang diiradiasi. Bahan pengemas tersebut umumnya dibuat secara
khusus dan bersifat tahan terhadap radiasi, suhu -79C, kedap udara serta
tidak mudah terkelupas, sehingga mampu mempertahankan mutu makanan di
dalamnya untuk jangka panjang pada suhu kamar (28 - 30C).
Aspek Dosimetri
Sebelum bahan pangan diiradiasi, dosis yang akan diterapkan sesuai
tujuannya harns sudah diketahui. Dosimetri ditujukan untuk menetapkan
125

tingkat

keseragaman

dosis,

sehingga

bahan

pangan

benar-benar

menerimajumlah paparan dosis yang sarna sesuai dengan tujuan iradiasi.


Batasan ini dibuat berdasarkan pembentukan imbas radioaktif.
Radioaktivitas imbas baru akan timbul pada atom-atom bahan yang diiraiasi
bila energi yang digunakan di atas 5 MeV untuk radiasi gamma. Batas energi
untuk sumber elektron lebih tinggi karena radioaktivitas imbas yang timbul
pada energi kurang dari 16 MeV sangat sedikit jumlahnya dan relatif
berumur pendek.
Pembentukan residu zat radioaktif yang berasal dari sumber radiasi
pada bahan pangan sama sekali tidak ada karena radionuklida sumber radiasi
tersimpan rapat dalam kapsul logam yang berlapis. Selama proses
berlangsung, bahan pangan sama sekali tidak menempel pada sumber.
Iradiasi secara umum dapat digambarkan sebagai seberkas sinar yang
menembus dengan kekuatan yang berbeda bergantung pada panjang
gelombang dan berbanding terbalik dengan frekuensinya. Oleh karena itu,
proses radiasi tidak meninggalkan residu apapun, baik pada bahan yang
disinari, maupun berada di sekitarnya, sehingga proses tersebut benar-benar
bersih, aman dan ramah lingkungan.
Untuk pengawetan makanan jenis radiasi yang sering dipakai adalah
sinar-X dan

. Walau dosis yang digunakan cukup rendah namun dapat

membebaskan mikroorganisme yang ada tanpa tanpa mengakibatkan


perubahan warna ataupun struktur kimiawinya.

126

Untuk kelebihan teknik pengawetan dnegan radiasi adalah tidak


meninggalkan residu (sisa) bahan kimia pada bahan makanan yang telah
diawetkan. Selain itu proses iradiasi dilakukan pada suhu kamar (28 ),
sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada bahan pembungkusnya,
terutama yang terbuat dari bahan makanan yang tidak tahan panas. Adapun
dosis radiasi yang sesuai untuk pengawetan makanan dan penggunaan radiasi
lain yang membutuhkan dosis radiasi terdapat pada tabel berikut ini:

Manfaat sinar radioaktif dalam pengawetan makanan adalah:


1. Menghambat pertunasan pada beberapa bahan makanan, misalnya
bawang, kentang, jahe, kunyit dan kencur.
2. Memperpanjang masa simpan beberapa hasil pertanian segar,
misalnya menunda
3. kematangan buah.
4. Mengurangi bakteri-bakteri pembusuk daging.
5. Membebaskumankan atau sterilisasi rempah-rempah.
127

6. Mengendalikan kuman-kuman penyebab penyakit dan kuman-kuman


parasit yang ada dalam makanan.
Beberapa keuntungan menggunakan sinar radioaktif dalam pengawetan
makanan antara lain:
1. Sifat bahan makanan tidak berubah.
2. Dapat meningkatkan mutu.
3. Tidak menurunkan nilai gizi.
4. Tidak menimbulkan zat sisa pengawet.
5. Dapat dilakukan pada makanan yang dikemas sederhana.
6. Mengetahui masa pemupukan yang paling baik.
N.

PEMANFAATAN

FISIKA

INTI

UNTUK

KEGIATAN

KETAHANAN PANGAN
1. Pemusnahan Materi-Antimateri
Interaksi antara materi-antimateri menghasilkan lebih banyak
energi per satuan massa daripada cara lain dalam produksi energi.
Misalnya, pemusnahan proton-antiproton melepaskan 275 kali lebih
banyak energi dalam bentuk energi kinetik dari partikel bermuatan
daripada fisi nuklir atau DT fusi. Energi ini dilepaskan oleh kontak
sederhana dari antimateri dengan materi sehingga, pada prinsipnya, tidak
ada energi pemanasan yang diperlukan untuk memulai reaksi. Selain itu,
ketika antimateri dibawa mendekati materi, pemusnahan dimulai dengan
sendirinya, tanpa perlu massa kritis, seperti di fisi, dan tanpa energi
pemanasan yang dibutuhkan dalam fusi. Singkatnya, itu adalah pemicu

128

nuklir yang ideal, asalkan metode untuk menghasilkan dan memanipulasi


jumlah yang cukup antimateri yang ditemukan.
Ketika

sebuah

anti-partikel

bertemu

dengan

partikel

konjugasinya, partikel dan antipartikel akan saling memusnahkan dan


2

energi yang setara dengan total massa mereka (2 m c

) diubah menjadi

berbagai partikel baru dan energi kinetik (DL Morgan dan VW Hugues
(1970), dalam Gsponer dan Hurni, 2008). Artinya, sejak partikel dan
antipartikel memiliki nomor aditif kuantum berlawanan, interaksi mereka
akan menyebabkan partikel dan antipartikel untuk menghancurkan satu
sama lain. Dalam kasus pemusnahan proton-antiproton, banyak jenis
reaksi

yang

berbeda

yang

mungkin

berlaku,

masing-masing

menghasilkan produk nomor yang berbeda dari partikel bermuatan dan


netral. Sejak pion netral cepat meluruh menjadi foton, proses
pemusnahan

p p tersebut adalah sebagai berikut:

p+ p 3 + 4 (5)
Antiproton, antineutron dan positron dapat bergabung untuk
membentuk anti-inti, antiatoms, antimolekul. Pemusnahan terjadi ketika
dua jenis materi datang cukup dekat dengan yang lain. Bahkan pada
beberapa jarak, atom netral dan antiatom netral akan menarik satu sama
lain akibat gaya van der Waals (D.L. Morgan dan V.W. Hugues (1970),
dalam Gsponer dan Hurni, 2008). Sebuah plasma materi-antimateri
diperoleh jika beberapa campuran partikel-antipartikel awalnya stabil

129

tiba-tiba dipanaskan. Pemusnahan antara dua zat yang saling


berinteraksi, dengan jumlah densitas n dan n , adalah:
d n
=n n (6)
dt
Di mana

adalah laju reaksi pemusnahan rata-rata sesuai distribusi

Maxwell. Dalam

H H

proton dan elektron dengan

plasma, persamaan (6) berlaku untuk kedua

n=n =n0=

NA
2

awalnya. Oleh karena itu,

untuk suhu tertentu.


n0

n=

1+

dengan
=

2
(7)
n 0
Ketika materi dan antimateri bersentuhan, pemusnahan terutama

terjadi di lapisan batas di mana partikel dan antipartikel bercampur. Suatu


pendekatan pertama, dengan asumsi bahwa setiap kali sebuah antipartikel menembus ke dalam lapisan batas itu langsung termusnahkan,
adalah tingkat pemusnahan per area unsur tertentu dengan jumlah total
antipartikel yang menumbuk permukaan itu. Namun, sejak plasma

130

Debye panjang jauh lebih kecil dari ketebalan lapisan batas, muatan
plasma netralitas menjamin bahwa laju aliran antimateri ditentukan oleh
tingkat pemusnahan paling lambat. Oleh karena itu, jika

berinteraksi dengan dinding rongga tertutup, hasil pemusnahan dalam


penurunan keseluruhan kepadatan antimateri dalam rongga.
2. Senjata Nuklir Generasi ke-4
Cara yang paling efisien untuk memicu ledakan termonuklir
mungkin dengan memulai gelombang ledakan termonuklir pada
Li2 DT

oleh keruntuhan bahan bola berongga yang terdapat pada

peledak bulat kecil antihidrogen padat.


Dalam

model

percikan

pemanasan

termonuklir,

gelombang ledakan keluar dimulai jika: (a) jumlah energi kritis

sebuah
Ec

disimpan di pusat bola (wilayah "percikan") dan (b) jika suhu di dalam
volume ini lebih tinggi dari suhu kritis
memiliki

Ec =5 10 25 keV
26

Ec =3 10 keV

dan

dan

T c . Tanpa kompresi, salah satu

T c =4 keV

T c =13.6 keV

untuk

untuk DT padat, dan


Li2 DT . Namun,

untuk bahan bakar termonuklir terkompresi pada suhu


kritis berkurang dengan kuadrat faktor kompresi .

131

T c , energi

Jumlah

dari pemusnahan

yang diperlukan untuk

menginduksi gelombang bakar termonuklir dapat diperkirakan dengan


mengandaikan bahwa pemusnahan berlangsung di pusat bola yang akan
dipanaskan. Oleh karena itu, dianggap bahwa

1018 p

adalah cukup

untuk memicu ledakan termonuklir DT terkompresi atau peledak


Li2 DT . Untuk ledakan termonuklir di kisaran kiloton, bahan peledak
kimia dapat digunakan untuk meledakan kerang

132

Li2 DT .

Gambar 1: Dalam konfigurasi untuk 1 kilo ton bom antimateri seperti


ditunjukkan di atas, satu mikrogram antihidrogen pada microcryostat
diletakkan di tengah 100 g bola

Li2 DT . Ledakan dari

Li2 DT

dengan

menggunakan bahan peledak kimia membawa bahan bakar termonuklir


bertumbukan dengan antihidrogen itu. Pelepasan energi melalui pemusnahan
cukup cepat untuk memicu gelombang ledakan termonuklir keluar yang
membakar

Li2 DT . Tergantung pada jumlah kompresi oleh bahan peledak

kimia, perangkat yang beroperasi sebagai 1 kt bom neutron. Pada kasus yang
kedua, bom antimateri akan sangat berkurang dampak radioaktif dan efek
pulsa elektromagnetik. Dari sudut pandang nonproliferasi senjata nuklir,
fakta bahwa senjata termonuklir antimateri-terpicu akan sangat berkurang
dampak

radioaktif,

bahkan

untuk

semburan

tanah,

adalah

suatu

pertimbangan penting.
Estimasi jumlah antiproton yang diperlukan untuk memulai reaksi
termonuklir, baik itu untuk menyalakan sebuah H-bom atau untuk memicu
microexplosion dari peluru bahan bakar termonuklir. Ditemukan bahwa
adalah mungkin untuk membangun sebuah H-bom, atau bom neutron, sekitar
tiga sampai lima kilogram plutonium pokok digantikan oleh satu mikrogram
antihidrogen. Hasilnya akan menjadi apa yang disebut bom "bersih" oleh
militer, yaitu, senjata praktis bebas dari radioaktif karena tidak adanya bahan
fisil. Untuk penggunaan militer tersebut harus realistis, teknologi mampu
menghasilkan cukup antiproton yang diperlukan untuk satu pemicu

133

antimateri per hari. Hal ini terkait dengan tingkat produksi minimal 10 13
antiproton per detik.
Sejak musim panas 1983, RAND Corporation telah melakukan studi
untuk Angkatan Udara AS "memeriksa kemungkinan mengeksploitasi energi
tinggi dari hasil pemusnahan materi-antimateri". Versi yang dipublikasikan
pada tahun 1985 merupakan evaluasi yang serius dari kemungkinan
pengembangan usaha semacam itu dalam pandangan aplikasi militer.
Menurut dokumen ini, evaluasi definitif kemungkinan memproduksi dan
memanipulasi 1013 antiproton per detik, dan membangun waduk antiproton
yang dapat dibawa, bisa diwujudkan pada awal 1990-an. Hal ini dirasa
menjadi mungkin karena banyak masalah teknologi yang penting dapat
dipelajari dengan partikel biasa bukan antiproton. Laporan yang sama
menyebutkan empat kategori utama dari aplikasi: pendorong (bahan bakar
untuk wahana antariksa dan ultra-cepat roket anti-rudal), generator listrik
(ringan dan ultra-kompak generator untuk platform militer di orbit), senjata
energi terarahkan (antihidrogen balok atau laser pompa yang melepaskan
energi dalam waktu singkat) dan senjata khusus tambahan yang
diklasifikasikan (berbagai bom yang dipicu oleh antimateri). Penelitian
antimateri adalah mungkin yang paling penting dari penelitian dan
pengembangan program senjata nuklir generasi keempat. Alasannya adalah
karena pemusnahan materi-antimateri tidak menimbulkan masalah penelitian
mendasar lagi.
Aplikasi lain dari fisika inti dalam kehidupan sehari-hari

134

Selain itu dalam kehidupan sehari-hari konsep fisika inti sering


digunakan terutama untuk pembuatan alat-alat perang khusus di negaranegara maju misalnya saja kapal selam nuklir. Di dalam kapal selam nuklir
tersebut terdapat konsep fisika nuklir yang merupakan turunan dari konsep
fisika inti. Dimana diketahui bahwa fisika nuklir adalah ilmu yang
mempelajari mengenai inti atom, serta perubahan-perubahan pada inti atom.
Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua
partikel nuklir bertumbukan untuk memproduksi hasil yang berbeda dari
produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua
partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila
partikel-partikel tersebut hanya bertabrakan dan berpisah tanpa mengalami
perubahan (kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan
dan bukan sebuah reaksi.

135

Salah satu contoh negara maju yang memanfaatkan konsep fisika


nuklir untuk pembuatan kapal selam nuklir yaitu negara Amerika Serikat.
Amerika Serikat mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir pertama di
dunia yang kemudian diberi nama Nautilus. Untuk kali pertama kapal ini
melalukan perjalanan pada 21 Januari 1954. Berbeda dengan kapal selam
diesel listrik (yang masih dalam pelayanan di seluruh dunia saat ini),
Nautilus memiliki jangkauan hampir tak terbatas. Kapal selam ini juga bisa
bertahan dalam waktu yang sangat lama di dalam air karena tidak perlu
permukaan untuk mengisi ulang baterai listrik.
Kapal selam nuklir yaitu kapal yang menggunakan reaktor sebagai
penggeraknya. Adapun reaktor yang digunakan yaitu reaktor air tekan
(Pressurized Water Reactor). Tipe reaktor ini terkenal dengan sebutan PWR.
Pada kondisi tekanan rendah, misalnya satu atmosfer, air akan mendidih
pada temperatur lebih-kurang 100C. Temperatur serendah ini secara
termodinamika tidak efisien untuk dimanfaatkan sebagai media kerja suatu
sistem

pembangkit

daya

listrik.

Untuk

meningkatkan

efisiensi

termodinamika, temperatur air harus dinaikkan setinggi kira-kira 300C. Jika


tekanan air satu atmosfir, maka air bertemperatur 300C akan mendidih
hebat. Untuk mencegah pendidihan maka air dalam bejana reaktor ditekan
dengan tekanan yang cukup tinggi untuk menjaga agar ar didalamnya tidak
mendidih.
Dalam kapal selam nuklir dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi
nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua
atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga

136

dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi
pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan
energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi alfa, beta dan
gamma. Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua
inti bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan
prinsip reaksi fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata
nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Prinsip kerja reaktor nuklir tipe PWR diperlihatkan pada gambar 2
berikut. Air yang bersirkulasi dari bejana reaktor menuju pembangkit uap
dan kemudian dipompakan kembali ke bejana reaktor adalah air bertekanan
tinggi dan tidak mendidih. Jalur ini disebut untai primer. Sedangkan jalur
air-uap dari pembangkit uap, kemudian menuju turbin dan selanjutnya
dipompakan kembali ke pembangkit uap disebut untai sekunder.

Gambar 2. Pressurized Water Reactor (PWR)


137

Bahan bakar radioaktif yang digunakan terutama uranium 235,


uranium yang diperkaya dengan sekitar 5% U-235 untuk memanaskan air
menjadi uap. Uap itu memutar generator turbin untuk menghasilkan listrik
bagi sistem pendorong dan peralatan lain sampai elemen bahan bakar dimana
fraksi U-235 tidak lagi cukup untuk mempertahankan reaksi berantai (<0,8%
U-235).
Bahan radioaktif, misalnya uranium, mengeluarkan panas selama suatu
proses yang disebut fisi, atau pembelahan. Pada proses itu, inti pusat atau
nukleus yang tidak stabil dalam sebuah atom pecah menjadi dua dengan
melepaskan energi besar sekali. Di kapal selam, gejala ini berlangsung dalam
bejana reaktor yang diperkuat dan harus didinginkan terus-menerus dengan
air agar tidak menjadi terlampau panas, atau meleleh. Bahan bakar nuklir
disukai kapal induk dan kapal selam militer karena sangat efisien.
Dengan uranium hanya sebesar bola golf, sebuah kapal selam dapat
mengelilingi bola dunia sebanyak tujuh kali dan membutuhkan pengisian
bahan bakar setiap dua atau tiga tahun. Keunggulan kapal selam nuklir
adalah masa operasionalnya serta lebih bertenaga meskipun kapal selam
mempunyai ukuran besar dan harus dalam kondisi menyelam, uranium
sebagai bahan bakar dari reaktor dapat diganti setelah 3 tahun pemakaian.
Faktor penghambat masa operasional hanya kebutuhan suplai awak kapal
dan tenaga nuklir juga menimbulkan bahaya, tidak hanya bagi awak yang
terancam terjadinya reaksi tak terkendali, tetapi juga bagi kehidupan di laut
yang dapat teracuni oleh limbah radioaktif.

138

Selain pemanfaatan fisika nuklir pada kapal selam tenaga nuklir,


terdapat juga pemanfaatan dalam baterai tenaga nuklir. Baterai nuklir
merupakan salah satu bentuk dari pengaplikasian nukir dalam teknologi.
Sesuai dengan namanya batterei nuklir, batterei jenis ini berbeda dengan
batterei pada umunya yang biasanya menggunakan senyawa kimia atau sel
elektrokimia untuk menyimpan listrik.
Berbeda pada batterei nuklir yang menggunakan bahan radioaktif
sebagai penghasil listrik. Meskipun dinamakan baterai, batterei nuklir tidak
bekerja seperti baterai pada umumnya yang menyimpan energi dalam bentuk
sel elektrokimia namun prinsip kerjanya justrul menghasilkan energi bukan
menyimpan energi. Dengan begini tentu saja dalam penggunaanya kita tidak
perlu repot-repot mengisi ulang batterei untuk menggunakannya. Kelebihan
dari baterai jenis ini yaitu umur yang panjang, memiliki kepadatan energi
yang tinggi, dapat berfungsi walaupun pada lingkungan bertekanan tinggi
seperti di bawah air atau di ruang angkasa. Energi berupa listrik yang
dihasilkan baterai nuklir bersumber dari peluruhan radioisotop sehinnga
tidak perlu mengisi bahan bakar. Kelemahan dari baterai ini adalah bahwa
kerapatan daya mereka lebih rendah atau sebanding dengan baterai kimia.
Mereka juga memiliki efisiensi konversi efisiensi rendah -10%. Kelebihan
lainnya bahwa ini dapat dibuat dari limbah fisi nuklir.
Meskipun sama-sama menghasilkan energi, prinsip kerja baterai
nuklir berbeda dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pembangkit
listrik tenaga nuklir memanfaatkan panas dari hasil reaksi fisi maupun fusi
dari bahan radioaktif, hal ini berbeda pada beterei nuklir yang memanfaatkan

139

proses terjadinya reaksi peluruhan (decay process) yaitu proses peluruhan


inti atom dari tidak stabil menjadi stabil yang terjadi secara spontan disertai
dengan pemancaran radiasi dalam bentuk sinar alpa, beta dan gamma.
Agar baterai nuklir dapat fungsi, sumber daya harus berupa bahan
radioaktif isotop. Isotop adalah unsur yang memiliki Nomor Atom (Proton)
sama tapi Nomor massanya (Neutron) berbeda. Misalnya, klor (Cl, Z = 17)
memiliki 76% dari inti yang mengandung N = 18 neutron sementara yang
lain 24% memiliki N = 20 neutron. struktur atom yang tidak stabil
menyebabkan terjadinya puruhan yang disertia dengan emisi berbagai jenis
partikel, radiasi elektromagnetik, serta panas, yang merupakan proses yang
dikenal sebagai radioactivitas.
Desain baterai menggunakan komponen yang memungkinkan
terjadinya konversi langsung dari emisi radioaktif menjadi arus listrik.
Peluruhan yang terjadi pada sumber arus listrik mendorong sebuah alat yang
mengubah partikel bermuatan listrik. Prinsip kerja batterei bergantung dari
desain baterai yang disesuaikan dengan sumber penghasil listrik.

140

Gambar 1. Flow chart transfer energi dengan suber radiasi

Gambar diatas

memperlihatkan opsi alur transfer energi menjadi

listrik dengan sumber utama adalah dari proses peluruhan radioaktif yang
digunakan pada baterai. Proses peluruhan disertai dengan radiasi partikel
(alfa, beta, gamma) dan pelepasan energi atau kalor. Partikel-partikel emisi
ketika berinteraksi atau menembus bahan tertentu maka dapat menyebabkan
terjadinya ionisasi. Panas dan ionisasi ini dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan arus listrik (cabang 1, 2 dan 4). Dalam kasus yang paling
sederhana, pada desain dasar baterrei nulkir sumber radioaktif diletakkan
dalam foil konduktif yang menghadap sebuah foil logam di mana muatan
elektrostatik akan diakumulasikan. Sumber dan logam foil dipisahkan oleh
bahan dielektrik. Skema sel biaya langsung dengan beban untuk
menggambarkan proses pengisian ditunjukkan pada gambar dibawah:

141

Radiasi dari sumber ditangkap oleh kolektor. Pada setiap interval


waktu arus hasil koverter akan dikirim menuju kapasitor Dimana besar
energi yang konversi ke listrik diperkirakan dengan persamaan

dimana A adalah aktivitas bahan radioaktif dan avg adalah energi ratarata dari partikel radioaktif yang dipancarkan dalam Joule. Tak terlepas dari
itu, dalam desain baterei nuklir juga mempertimbangkan sumber radioaktif
yang digunaan yaitu melihat karakteristik dari jenis partikel yang yang
dipancarkan.
1. Radiasi Alpha ( )
Radiasi ini pada umumnya terjadi pada elemen berat, yaitu atom yang
nomor massanya besar (mohon dilihat sistem periodik/tabel berkala) yang
tenaga ikatnya rendah, yaitu tenaga ikat antara elektron dan inti atomya
rendah. Radiasi Alpha pada umumnya diikuti juga oleh peluruhan radiasi
Gamma. Atom yang mengalami peluruhan radiasi Alpha, nomor massanya
akan berkurang 4 dan nomor atomnya berkurang 2, sehingga radiasi Alpha
disamakan dengan pembentukan inti Helium yang bermuatan listrik 2 dan
bermassa 4. Contoh peluruhan radiasi Alpha adalah peluruhan Plutonium
menjadi Uranium yang reaksinya sebagai berikut:
Pu239>2He4 + 92U235 (2He4 = radiasi Alpha)

94

142

2. Radiasi Beta Negatif (b-)


Radiasi Beta Negatif disamakan dengan pemancaran elektron dari
suatu inti atom. Bentuk radiasi ini terjadi pada inti yang kelebihan elektron
dan pada umumnya juga disertai juga dengan radiasi Gamma. Pada radiasi
Beta Negatif, nomor atom akan bertambah 1, sedangkan nomor massanya
tetap. Contoh peluruhan radiasi Beta Negatif adalah :
Ba140 >-1e0 + 57La140(-1e0 = elektron negatif)

56

3. Radiasi Beta Positif (b+)


Radiasi ini sama dengan pancaran positron (elektron positif) dari inti
atom. Bentuk peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan proton. Pancaran
positron dapat terjadi bila perbedaan energi antara inti semula dengan inti
hasil perubahan (reaksi inti) paling tidak sama dengan 1,02 MeV. Radiasi
Beta Positif akan selalu diikuti dengan peristiwa annihilasi atau peristiwa
penggabungan, karena begitu terbentuk zarah Beta (+) akan langsung
bergabung dengan elektron (-) yang banyak terdapat di alam ini dan
menghasilkan radiasi Gamma yang lemah. Contoh radiasi Beta Positif :
N13 > +1e0 + 6C13 (+1e0 = elektron positif / positron)

+1

e0 + -1e0 > 200(menghasilkan 2 foton Gamma)

Jenis radiasi lainnya (radiasi Gamma, radiasi Neutron dan lain


sebagainya) tidak dibahas dalam kaitannya dengan baterai nuklir, karena
dalam peluruhannya tidak menghasilkan elektron atau muatan listrik yang
langsung dapat mengionisasi medium yang pada akhirnya dapat diubah
menjadi tenaga listrik arus searah. Selain dari itu, radiasi Gamma dan
Neutron mempunyai daya tembus yang sangat besar, sehingga menyulitkan
143

untuk mengukungnya agar radiasi tidak menembus dinding baterai nuklir.


Kalaupun dinding baterai buklir dibuat tebal, akan berdampak pada masalah
biaya dan secara teknis akan kalah bersaing dengan sumber radiasi Beta (b-)
yang banyak digunakan dalam baterai nuklir.
Adapun jenis-jenis baterai nuklir yang ada yaitu:
a. Baterai betavoltage
Seperti namanya baterai betavolrage meggunakan partikel beta dalam
menghasilkan arus listrik. Konver energi dilakukan dengan menggunakan
persimpangan semikonduktor. Partikel beta Energetic (biasanya beberapa
keV) yang dihasilkan akan menumbuk bahan semikonduktor untuk
menghasilkan ratusan ribu pasangan elektron-lubang. Jika perangkat yang
dirancang dengan baik, sebagian besar elektron bebas dapat menyapu medan
listrik yang dibangun di p-n diode untuk menghasilkan arus yang dapat
diumpankan ke beban. Gambar 2 menggambarkan proses ini.

b. Baterai nuklir contact potential difference battery


Baterai nuklir ini sering disingkat dengan baterai Contact Difference
Potential (CPD).

144

Elektrode

yang

digunakan

adalah

jenis

bahan

logam

yang mempunyai sifat work function yang sangat berbeda. Work function
suatu bahan adalah energi yang diperlukan untuk membebaskan adioiso
keluar orbitnya. Bahan adioisot yang mempunyai sifat work function yang
sangat jauh berbeda adalah Seng (Zn) dan Karbon. Ruang diantara kedua
adioisot, yaitu antara bahan logam yang mempunyai sifat work function
tinggi dan bahan logam yang mempunyai work function rendah, diisi
medium berbentuk gas, yaitu Tritium yang setiap saat dapat diionisasikan
oleh adioisotope menghasilkan adioiso dan ion positif. Hasil ionisasi (adioiso
dan ion) akan menuju ke masing-masing elektrodenya sesuai dengan muatan
listrik yang dibawanya. Penyerahan muatan listrik ke masing-masing
adioisot akan menimbulkan arus listrik searah secara berkesinambungan.
Radioisotop yang digunakan sama dengan baterai nuklir pertama, yaitu
Strontium 90 (Sr90).
c. Baterai nuklir PN junction
Baterai nuklir ini memanfaatkan sifat adioisotope yang dapat
menimbulkan berondongan adioiso (avalanche) pada salah satu elemen diode
semikonduktor yang dipasang di dalam wadah baterai. Bahan semikonduktor
yang dapat menghasilkan berondongan adioiso akibat terkena radiasi adalah
Antimon.

Sedangkan

untuk

adioisot

positifnya

digunakan

Silikon.

Berondongan adioiso yang terbentuk akan ditarik oleh adioisot positif dan
pada saat penyerahan muatan listrik akan timbul arus listrik searah seperti
yang terjadi pada baterai nuklir CPD. Baterai nuklir PN junction ini
145

walaupun tegangannya rendah tapi arus yang dihasilkan jauh lebih besar dari
pada baterai nuklir lainnya. Sumber adioisotope yang digunakan adalah
Prometium 147 (Pm147) yang mempunyai waktu paro 2,5 tahun, sehingga
umur pakai baterai nuklir jenis ini bisa mencapai 5 tahun.
d. Baterai nuklir termokopel
Baterai nuklir jenis ini memanfaatkan panas yang ditimbulkan oleh
adioisotope yang ditempatkan pada bagian dalam wadah yang dilengkapi
dengan dua jenis logam yang bersifat sebagai termokopel. Arus yang timbul
dari adanya termokopel dapat menjadi tenaga baterai.
Lalu apa saja manfaat dan kerugiannya jika kita membangun PLTN
(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)? Berikut fakta-fakta seputar energi
nuklir yang bisa dipertimbangkan baik buruknya.
Fakta Manfaat:
1. Amerika adalah salah satu negara dengan pengguna energi nuklir
terbesar. Nuklir di Amerika menghasilkan sekitar 20 persen energi dari
103 PLTN yang ada.
2. Prancis adalah salah satu pemasok listrik dari energi nuklir terbesar
hingga 75% listrik domestik dari 59 PLTN yang beroperasi.
3. Di Asia (Korea), menjadi penghasil energi listrik terbesar dari nuklir
hingga 40% energi dari 20 PLTN yang beroperasi.
4. Tercatat sekitar 439 PLTN yang beroperasi di 32 Negara
5. Nuklir termasuk ramah lingkungan karena limbah produksinya sedikit di
bandingkan dengan bahan bakar fosil karena tidak menghasilkan logam

146

berat seperti cadmium, plumbum, arsen, serta gas emisi seperti SO2,
VHC.
6. Pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan reaksi fisi (proses
pemisahan atom menjadi inti yang lebih kecil)
7. Sumber energi reaksi nuklir berasal dari Uranium yang tidak terbarukan
8. PLTN menjadi salah satu yang menghasilkan udara bersih di Amerika
karena limbah produksi yang sangat sedikit.
9. limbah radioaktif nuklir dipendam di didalam wadah di bawah
permukaan tanah dan biasanya di gunung hingga radioaktif nya hilang.
Fakta Kerugian/Bahaya:
1. Ledakan Nuklir dapat menghasilkan radiasi sangat tinggi yang
melepaskan elektron dan mampu merusak DNA.
2. Bencana Pertama tercatat sebagai bahaya nuklir adalah saat Bom
Hirosima dan Nagasaki yang mempu menghancurkan wilayah tersebut
hingga berkeping-keping hingga menewaskan 140.000 orang di Hirosima
dan 80.000 orang di Nagasaki.
3. Saat suatu daerah terkena ledakan nuklir, maka nuklir akan naik ke
atmosfer dan tetap berada di atmosfer hingga bertahun-tahun sebelum
mengendap di udara atau dipermukaan tanah.
4. Tahun 1979, pembangkit listrik tenaga nuklir meledak di Three Mile
Island Pennsylvania. Bencana tersebut membuat 2 juta penduduk
terdekat terkena radiasi rendah (kurang dari kekuatan sebuah x-ray).
5. Bencana terburuk lainnya dari ledakan PLTN dalam sejarah terjadi di
Ukraina pada tahun 1986. Ledakan di Pembangkit Listrik Chernobyl
menewaskan 30 pekerja dan menyebabkan relokasi dari 300.000

147

penduduk. Dalam tahun-tahun berikutnya, ribuan anak-anak yang tinggal


di dekat pabrik menderita kanker tiroid.
6. Jepang telah mengalami 3 kali ledakan PLTN sejak tahun 1999.
Kecelakaan terbaru tahun 2011 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Fukushima terjadi setelah gempa 9,0 skala Richter dan tsunami
berikutnya yang merusak sistem pendingin. Pemerintah mengevakuasi
lebih dari 2.000 penduduk dari radius 20 kilometer di sekitar pabrik.
BAB VII
JENIS-JENIS DETEKTOR
Alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya sinar-sinar radioaktif disebut
detektor. Berikut contoh-contoh detektor.
A. Pencacah Geiger-Muller
Alat ini digunakan untuk menentukan banyaknya pancaran/radiasi
sinar radioaktif. Pencacah Geiger-Muller bekerja berdasarkan ionisasi
gas. Alat ini merupakan alat yang paling banyak digunakan.

Peralatan ini terdiri dari sebuah tabung silinder terbuat dari


logam yang diisi dengan gas bertekanan rendah (10 cm hg) dan

148

seutas kawat yang terletak sepanjang sumbu tabung. Kawat


dipertahankan agar memiliki beda potensial tinggi (kira-kira 1.000 V)
terhadap tabung. Saat sebuah partikel atau foton berenergi tinggi
memasuki jendela tipis pada salah satu ujung tabung, beberapa atom
gas dalam tabung terionisasi. Elektron-elektron yang keluar dari atom
gas ditarik menuju kawat positif (anoda). Dalam proses pergerakan
elektron

Bungkus logam yang dibumikan dengan jendela kaca

menuju

kawat

positif,

electron-elektron

Radiasi dari Ra-266

juga

akan

mengionisasi atom-atom gas lainnya. Proses ini menghasilkan

Ion-ion (+) dan (-) berg

timbunan muatan-muatan yang akan menghasilkan pulsa arus pada


keluaran tabung. Pulsa ini diperkuat sehingga dapat dipakai untuk
menyalakan rangkaian pencacah elektronik.
B. Elektroskop Pulsa
Kamar Ionisasi
logam molekul
Elektroskop pulsa digunakan untuk mendeteksi
ionosasi

udara oleh radiasi sumber radioaktif. Pada prinsipnya, cara kerja


elektroskop pulsa mirip dengan sebuah elestroskop daun emas. Pada saat
partikel yang dipancarkan oleh unsur radioaktif masuk ke dalam kamar

ionisasi,gas yang ada di kamar tersebut akan terionisasi. Ion-ion positifElektrode


akan ditarik oleh elektrode negatif, sebaliknya ion negatif akan ditarik
oleh elektrode positif. Akibat adanya muatan yang sejenis pada elektroda
positif, daun yang berada di logam bundar akan mengembang.
Mengembangnya daun tersebut akan dideteksi oleh rangkaian
elektronik.

149

C. Kamar Kabut Wilson


Alat ini berisi gas superdingin di bawah titik embun biasa. Partikel
radiasi berenergi tinggi yang melewati gas ini akan mengionkan gas
sepanjang lintasannya. Selanjutnya, ion-ion tersebut berlaku sebagai
pusat pengembunan gas superdingin. Jejak ini dapat diamati dengan mata
telanjang dan juga dapat di foto.
Salah satu detektor yang digunakan dalam penelitian adalah kamar
gelembung (bubble chamber). Kamar gelembung menghasilkan jejakjejak berbentuk gelembung-gelembung yang dibentuk oleh ion-ion hasil
radiasi mirip dengan uap jenuh yang mengembun dalam kamar kabut
Wilson.
D. Emulsi Film
Alat deteksi yang dapat dipakai untuk menangkap jejak lintasan
partikel sinar radioaktif sebab emulsi ini sangat peka terhadap sentuhan
partikel. Alat ini berupa lembaran film yang terbuat dari 30% perak
150

bromida, tetapi ada juga yang menggunakan 90% perak bromida. Ketika
suatu partikel bermuatan bergerak melalui emulsi film,maka akan
terbentuk bayangan dalam butir-butir kristal perak bromida yang dapat
dilihat setelah film dicuci. Dengan mengamati jejaknya, kita dapat
mengidentifikasi jenis partikel dan menentukan energi mula-mula.
Emulsi film biasanya digunakan pada dosimeter. Alat ini berfungsi untuk
mendeteksi radiasi yang diterima (terutama di daerah-daerah yang
terdapat bahan radioaktifnya). Di bawah ini adalah contoh dosimeter.

E. Pencacah Sintilasi
Alat ini bekerja berdasarkan sintilasi atau kelipan yaitu pancaran
foton-foton cahaya akibat deeksitasi atom-atom yang tereksitasi oleh
partikel radiasi yang menumbuknya. Sewaktu diode pertama yang
disebut foto katoda dikenai foton cahaya, misalnya dari kelipan detektor
sintilasi akibat radiasi alfa, maka fotokatode yang dilapisi bahan yang
mudah mementalkan electron itu, lalu memancarkan fotoelektron yang
151

lalu dipercepat oleh beda potensial menuju diode di sebelahnya,yang


mengakibatkan

terpentalnya

beberapa

ditumbuknya. Elektron-elektron

elektron

sekunder

karena

sekunder ini dipercepat diode

berikutnya, sehingga semakin lama semakin banyak electron yang


sampai pada diode terakhir yang disebut anode,serta menghasilkan pulsa
tegangan listrik yang teramati. Berikut adalah diagram suatu detektor
sintilasi.

152

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, N. 1963. Peranan Tenaga Atom dalam Bidang Pengawetan Bahan
Makanan dan Hasil-Hasil Pertanian. Dalam Majalah Manfaat
Tenaga Atom (2) : 28-30.
Akses, A., 2003, Electromagnetic Characteristics of High Voltage DC
Corona. IEEE International Symphosium on Electromagnetic
Compatibility, Istambul, Turkey.
Andre Gsponer and Jean-Pierre Hurni. 2005. Antimatter weapons
(19461986): From Fermi and Tellers speculations to the first open
scientific publications. Independent Scientific Research Institute.
Andre Gsponer and JeanPierre Hurni. 2008. Antimatter induced fusion and
thermonuclear explosions. Independent Scientific Research Institute.
Andre Gsponer and Jean-Pierre Hurni. 2008. The physics of antimatter
induced fusion and thermonuclear explosions. Independent Scientific
Research Institute.
Andre Gsponer and Jean-Pierre Hurni. 2009. The physical principles of
thermonuclear explosives, inertial confinement fusion, and the quest
for fourth generation nuclear weapons. Independent Scientific
Research Institute.
Anonim. 1983. Pengawetan Pangan dengan Iradiasi. BATAN. Jakarta.
Atomos. Apliasi Teknik Nuklir dalam Pengawetan Bahan Pangan. Media
Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir. BATAN.
Jakarta.
153

Awaludin, Rohadi dkk. 2012. Ekstraksi Teknesium-99m Dari Larutan


Molibdenum Skala Besar, Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka.
Awaludin, Rohadi. Radioisotop Teknesium-99m dan Kegunaannya, Buletin
Alara Volume 3 Nomor 2. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka
BATAN. 2011.
B.W. Augenstein. 1985. Concepts, problems, and opportunities for use of
annihilation energy. United State Air Force.
Badan Tenaga Atom Nasional. 1998. Pengembangan dan Penelitian Aplikasi
Isotop Dan Radiasi. Jakarta: Jumatom.
Bengen, G dietrich. 2002. Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. Pusat Kajian Sumber daya Pesisir dan Laut. Institut
Pertanian Bogor (IPB): Bogor.
Bushberg, Jerrold T. 2002. The Essential Physics of Medical Imaging, 2 nd
Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Willins.
Chelvada, Freila. 2013. Pemetaan Mangrove dengan Teknik Image Fusion
Citra Spot dan Quickbird Los Kota Tanjungpinang Provinsi
Kepulauan Riau.universitas Maritim Raja Ali: Tanjungpinang.
Dea, Nur Muhammad. 2011. Fisika Plasma dan Aplikasinya. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro: Semarang.
Delvin, R.M. 1983. Plants Physiology, fourth edition. Boston Willard Grant
Press.
Dewi, Tjandra. 2006. Plasma Pemicu Pertumbuhan. Harian Tempo Interaktif
Jakarta: Jakarta.
Dwikola, B. (2002). Iradiasi Pangan. Universitas Semarang.
Dykuza.
Baterai
Nuklir
.Diakses
tanggal
08
juni
https://dykuza.wordpress.com/2013/11/21/baterai-nuklir/.
Engineering Institute, University of Missouri. Columbia.
154

2016.

Favia, Pietro. 2008. Advance Plasma Technology. WILEY-VCH Verlag


GmbH & Co. GaA, Weinheim.
Giri, C. 2011. Status and Distribution of Mangrove Forests of the World
Using Earth Observation satellite Data. Global Ecology and
Biogeography, 20 (1): 154-159.
Jumpeno, B.B. 2000. Program Proteksi Radiasi Bidang Radiografi Industri
Di Pusdiklat Batan. Widyanuklid, 18-25.
Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000Jilid 3C untuk SMU Kelas 3. Jakarta:
Erlangga.
Kaninan, Marthen. 2006. Fisika 3 untukSMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Khazali, M. 1999. Panduan Teknis Penanaman Mangrove Bersama
Masyarakat. Bogor: Wetlands Internsional Indonesia Programme.
Kim, H.H. 2002. Performance Evaluation of Discharge Plasma for Gaseous
Pollutant Removal. Journal of Electrostatic Elsevier, vol. 55.
Kitamura, S. 1997. Handbook of Mangrove in Indonesia. JICA/ISME.
Komariyah. 2003. Dekontaminasi Bakteri E. Coli dengan Plasma Lucutan
Pijar Korona pada Tekanan Atmosfer. Skripsi Jurusan Fisika UNDIP:
Semarang.
Maha, M. (1998). Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi.
Status Iradiasi Pangan Ini dan Arah Pengembangannya, 15-18.
BATAN. Jakarta.
Maha, M. 1981 dan 1982. Prospek Penggunaan Tenaga Nuklir dalam
Bidang Teknologi Pangan. PAIRBATAN. Jakarta. 23 hal.
Mintern, R., Chaston J. 1959. Gamma Radiography with Iridium Platinum
Metals Rev.
155

Muhlisin, Zaenul. 2005. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi


Jagung (Zea mays) Melalui Penyusupan N+ Menggunakan Sistem
Pembangkit Plasma Lucutan Pijar Korona. Program Dikrutin:
Universitas Diponegoro.
Murray. 2015. Nuclear Energy Seventh Edition. USA: British Library and
Elasvier.
Nur, Muhaammd, Nugroho, dkk. 2011. Produksi Ion Nitrogen dalam Reaktor
Plasma Lucutan Pijar Korona Kongfigurasi Multi Titik Bidang dan
Pemanfaatannya untuk Pengayaan Nitrogen pada Pupuk Kompos.
Jurnal sains dan Matematika, vol. 19 (2): 60-64.
Nur, Muhammad. 2013. Penerapan Teknologi Plasma untuk Mempercepat
Persemaian Mangrove sebagai Upaya Rehabilitasi Green Belt untuk
Mengatasi Abrasi. Jurnal Riptek, vol.7 (1): 15-26.
Oks, Efim. 2005. Plasma Cathode Electron Sources (Physics, Technology,
Applications). Institute of High Current Electronics (IHCE)
Piel, A. 2010. Plasma Physics: An Introduction to Laboratory, Space, and
Fusion Plasma. Berlin: Springer.
Prawestiana, Vera. Penggunaan Radioisotop dalam Kehidupan.
Prelas, Charles J, Weaver. Review of Nuclear Batteries. Nuclear Science and
Promethium-147 Radioactive Sources. Department of Nuclear,
Plasma and Radiological Engineering University of Illinois at
Urbana-Champaign.
Pusat Diseminasi Iptek Nuklir. 2015. ATOMOS: Media Informasi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, Majalah Ilmiah Radioisotop dan
Radiofarmaka untuk Bidang Kesehatan, Pertanian, Hidrologi,
Industri. Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Rohadi, A. 2010. Perhitungan Pembuatan Iridium-192 untuk Radiografi
Menggunakan Reaktor G.A SIW Abessy. Jurnal Radioisotop dan
Radioframaka, 97-102.
156

Saha GB. 2003. Fundamentals of Nuclear Pharmacy, 5th edition. New York:
Springer-Verlag.
Seran Daton, Goris. 2007. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Grasindo.
Sodarja. 2000. Pengukuran Tebal Pipa Selubung dengan Teknik Radiografi
Tangensial Menggunakan Sumber Iridium-192. Risalah Pertemuan
Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radla.
Suhas Kumar. 2015. Atomic Batteries: Energy from Radioactivity.
Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application of Chemistry 3. Jakarta:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Thulukkaman, K. 2013. Heat Exchanger Design Handbook Second edition.
Newyork: CRC Press.
Triadyaksa, Pandji. 2007. Rancangan Bangun dan Pengujian Sisteam
Reaktor Plasma Lucutan Pijar Korona Guna Mempercepat
Pertumbuhan Tanaman Mangrove. Jurnal Berkala Fisika, vol. 10 (3):
137-144.
Widyastuti, dkk. 2011. Pengembangan Formulasi Radiofarmaka Mibi untuk
Deteksi Rekurensi Kanker Payudara, Prosiding Pertemuan dan
Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
BahanBATAN.
Yudhistira, A.D. 2013. Unjuk Kerja reaktor Plasma Dielectric Barrier
Disharge untuk Produksi Biodiesel dari minyak Kelapa Sawit. Jurnal
Teknik vol. 34 (2): 116-122.

157

158

Anda mungkin juga menyukai