Anda di halaman 1dari 26

Memerangi Penyakit Masyarakat

MEMERANGI PENYAKIT MASYARAKAT

(PEKAT)

BALIMAU MULAI TERCEMARI


Balimau dibeberapa nagari menjadi acara khusus.
Setiap menyambut bulan suci Ramadhan suasana
dikampung, dusun dan nagari di Minangkabau sering di-
laksanakan acara balimau. Bagi masyarakat Minangkabau
di Sumatera Barat, Ramadhan adalah bulan sangat dinanti
dan dirindui kehadirannya. Masyarakat biasa menyambut
dengan acara khas balimau tersebut yang hampir sudah
menjadi teradatkan. Pada masa dahulu acara balimau berisi
nilai pergaulan masyarakat dan merupakan gambaran
tatanilai didalam rangkaian adat bersendi syarak, syarak
bersendi Kitabullah. Eratnya kaitan ibadah agama sesuai
perintah Sunnah dan garisan wahyu Allah sudah melekat
lama didalam tata pergaulan masyarakat ranah
Minangkabau, contohnya acara balimau. Walaupun tidak
ada nash pendukung yang dapat jadi rujukan menentukan
keterkaitannya dengan ibadah wajib atau sunat
menyambut Ramadhan, tetapi acara balimau telah diterima
dan terjadi disetiap datang bulan Ramadhan. Kebanyakan
masyarakat melaksanakannya sebagai suatu kegiatan
yang berkaitan erat dengan ibadah Ramadhan (shaum).
Keadaan ini bisa bernilai positif apabila tidak dicampur
dengan perbuatan yang dilarang oleh ajaran agama.
Pada masa dulu acara balimau diwarnai dengan
kebiasaan “jelang menjelang” antara anak menantu kepada
ayah bunda, mertua dan sesama karib kerabat. Suasana ini
dirasakan sangat indah dalam menjalin keharmonisan
hubungan antar keluarga dinagari dan telah memberikan

14
Memerangi Penyakit Masyarakat
sumbangan besar dalam mempererat tali silaturrahmi
sesama keluarga dekat maupun jauh.
Hubungan persaudaraan adalah modal besar bagi
pembangunan nagari yang berawal dari kuatnya ikatan
bermasyarakat. Yang jauh pulang menjelang dan yang
dekat datang bertandang. Sedikit banyak buah tangan
dibawa sebagai tanda datangnya hari baik bulan baik.
Semua orang menjadi gembira. Hati semakin bersih dan
wajah pun makin berseri-seri. Insya Allah malam harinya
masjid, surau dan langgar penuh oleh semua lapisan
keluarga menunaikan ibadah shalat tarawih, tadarus
Alquran dan sebagainya. Keteraturan tatanan
bermasyarakat menandai pelaksanaan setiap ibadah
Ramadhan, dalam melaksanakan shalat tarawih dimasjid
dan surau, didapat adab saling menghormati sangat
kentara. Orang tua-tua usia dan memiliki pengalaman dan
pengetahuan lebih menempati shaf depan kemudian di
susul oleh anak-anak dengan tertib di belakang dalam
sebuah ikatan keteraturan terpelihara turun temurun,
sesuai bimbingan Rasulullah SAW,

Artinya, ”hendaknya orang-orang yang dewasa dan


mengerti dari kalian yang dibelakangku (menjadi makmum
shalat berjamaah), kemudian orang-orang yang setelah mereka –
kalimat ini diucapkan sampai tiga kali--, dan jangan kalian
membuat kegaduhan seperti dipasar-pasar”.11
11
Dalam sebuah hadist dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA, Rasululah
SAW bersabda “li-yaliniy minkum ulul-arhami wan-nuhaa,
tsummal-ladzina yalu-nahum –tsalatsa marratin--, wa iyya-kum
15
Pernik Pernik Ramadhan
Yang berumur tua di hormati, yang kecil disayangi,
sesuai ajaran sunnah Rasulullah yang menyebutkan,

Artinya, “bukan termasuk dari umatku, orang yang


tidak menghormati orang yang lebih tua, tidak menyayangi
yang lebih muda, dan tidak mengetahui kemampuan orang-
orang kami yang alim”12.
Keteraturan ini akan menambah rasa nikmat yang
dibawa Ramadhan setiap tahun, karena itu kehadiran bulan
Ramadhan selalu menjadi idaman dan penantian.
Ditengah perubahan masa dan peredaran zaman, nilai-
nilai luhur yang dikandung oleh acara itu mulai bergeser
bahkan bertukar bentuk menjadi kegembiraan wisata
belaka.
Gambaran hidup bermasyarakat seperti
diharapkan itu sepertinya sudah mulai jarang ditemui.
Malah sering bersua adalah kecendrungan membaurkan
antara yang hak dan bathil, antara suruhan dan tegah,
antara ibadah dan makshiyat. Kebiasaan tersebut sangat
mencemaskan. Acara balimau, tidak lagi menggambarkan
persaudaraan dan ukhuwah. Kebersihan dan keikhlasan
mulai dibumbui oleh hura-hura dan foya-foya. Perubahan
dan pergeseran nilai-nilai budaya terasa deras menerpa.

waha-isyaa-ti-aswaqi”, (HR. Muslim dalam ash-Shalat (122,423)”.


12
Dalam sebuah hadist dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah SAW
bersabda, “laisa min umati man lam yajilla kabirana, wa yarham
shaghirana, wa ya’rif li’alimina”, (HR.Ahmad, dengan sanad baik,
sebagaimana disebutkan oleh al Munzhiri dalam al Munthaqa
(1322) dan Haitsami (8/78)
16
Memerangi Penyakit Masyarakat
Corak warna penyambutan untuk bulan ibadah yang
sakral dan ritual mulai hilang sirna. Seakan Minangkabau
tidak hidup didalam keindahan kultur budaya mereka dan
mulai larut dalam kebudayaan yang tak berbudaya.

AKHLAK MULAI DIRUSAK


Peran dakwah Risalah adalah membentuk tata-
masyarakat kesatuan dengan mengedepankan prinsip
persaudaraan dan menolak perpecahan dengan berusaha
selalu menjauhi hasut-fitnah dan memelihara sikap toleran
dengan saling menghargai dalam sikap ta’awun.13
Kerasulan Muhammad SAW membawa misi penting
memperbaiki tata laku perangai dan moral manusia
dengan mengedepankan akhlak mulia.14
Akhlak karimah atau budi mulia yang
sesungguhnya mencakup hubungan manusia dengan
Khalik (hablum minallah) diikuti dengan tatanan dan sikap
kepribadian manusia yang baik (ihsanisasi).
Rasulullah SAW menyebutkan,

Artinya, “Iman orang-orang mukmin yang paling


sempurna adalah yang paling baik akhlaknya, lembut

13
Ta’awun artinya kerjasama, lihat selengkapnya makna firman Allah
didalam QS.49,al-Hujurat : 6-13.
14
Innama bu’its-tu li utammi makarimul akhlak = aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia (al Hadist)
17
Pernik Pernik Ramadhan
perangainya, bersikap ramah dan disukai pergaulannya”
(HR.Thabrani).15
Nyatanya dengan terpelihara hubungan makhluk
sesama manusia dengan lingkungannya (mu’amalah ma’an-
naas), akan dirasakan nilai hidup manusia bermoral.
Makin mulia akhlak yang dimiliki akan semakin selesa
hidup dibumi turun temurun dan akan terjalin pula
hubungan baik selamanya.
Keutamaan risalah dakwah Muhammad SAW
adalah menerapkan dakwah untuk terpeliharanya
kenyamanan hidup bermasyarakat dan terjaganya
lingkungan hidup bersama. Kebodohan akan menguasai
hidup manusia ketika mulai dijangkiti virus jahiliyah
dalam bentuk hapusnya batas halal dan haram, bercampur
aduk perangai kotor dengan yang bersih, akan berakibat
rusak hubungan silaturrahim dan perlakuan aniaya
(anarkis) bertetangga. Dibidang keyakinan berkembang
penyembahan kepada benda (materialistic) sehingga yang
kuat akan menelan yang lemah.
Penyakit masyarakat dengan kebiasaan dan
kesukaan meminum minuman yang memabukkan (miras)
diiringi kegemaran melakukan perjudian dan perzinaan,
berakibat hilangnya ketenteraman hidup bermasyarakat.
Apabila tidak ada upaya untuk melawan dan
memeranginya, maka kehidupan manusia akan menjadi
berantakan. Nabi Muhammad SAW menyebutkan dalam
sabda beliau,

15
“Akmalul mukminina imanan ahsanuhum khuluqan, al muwath-
thiuuna aknafan, alladzina yaklafuna wa yuklafuna”. HR. Thabrani
ini ditemui dalam al Ausath dan Abu Nu’aim dari Ibnu Sa’ad yang
dihasankan oleh Albani dalam Shahih al Jami’ ash-Shaghir.
18
Memerangi Penyakit Masyarakat

Artinya, “Tidak ada satu kaum yang melakukan


berbagai kemaksiatan sedang ditengah mereka ada orang yang
mampu untuk mencegah mereka –yakni pemerintah bersama
petugas-petugas keamanan dan pemuka masyarakat yang
memiliki kekuatan untuk itu--, namun ia tidak melakukannya,
melainkan Allah akan menimpakan azab siksaan kepada mereka
secara merata atau menyeluruh”.(HR.Ash-habus Sunan).16
Belakangan ini di acara balimau anak manusia
mulai melakukan perbuatan aneh dan merusak terhadap
diri sendiri dan bahkan mencemari tempat dijadikan acara
balimau itu. Dan ditempat-tempat balimau mulai berlaku
pergaulan bebas antara muda mudi yang sama sekali tidak
dibenarkan oleh adat maupun agama. Akibatnya adalah
hak-hak dan citra perempuan tidak lagi dihormati.
Kebesaran dan kesucian dalam acara balimau
mulai tercemar oleh perilaku bodoh dan tercela. Sebagai
contoh, adalah dicarinya lubuk, teluk, sungai, pantai,
ngarai, bukit, lembah, semak belukar sebagai tempat
acara balimau dimaksud. Jalan-jalan raya padat oleh
kendaraan yang dipacu secara tak beraturan. Kecelakaan
akibat tabrakan kenderaan bermotor sulit dihindari.

16
Ali Abdul Halim Mahmud, Prof.DR., mengutip hadist tersebut
didalam Fiqhud Da’wah al-Fardiyah, hal.76, sebagai berikut ; “Maa
min qaumin ‘amiluu bil-ma’ashiy, wa fii-him man yaqdiru an
yankira ‘alaihim fa lam yaf’al, illa yuu-syiku an yu’amma-
humullahubi ‘adzabin min ‘indihi”, (HR Ass-habus Sunan),
Penerbit Darul Wafa, al Manshurah, Mesir Cet.I, 1412 H-1992 M.
19
Pernik Pernik Ramadhan
Akibatnya adalah bencana dan maut.
Acara balimau tidak lagi indah tapi suram.
Suasana sedemikian itu yang sering kita temui
pada beberapa tahun belakangan ini. Suatu keadaan yang
jauh panggang dari api.

JANGAN MENGUNDANG BENCANA


Musibah, dalam pandangan agama adalah sesuatu
padanan dari nikmat. Nikmat dan musibah dua hal yang
silih berganti dalam hidup. Di dalam musibah terkandung
makna yang dalam. Memberi ingat kembali kepada
manusia, bahwa dirinya selalu berada di dalam
genggaman Allah Yang Maha Kuasa.
Konsep hidup ini adalah inti dari ajaran tauhid.
Musibah, boleh saja tidak bernilai azab akan tetapi
adakalanya hanya sebatas ujian belaka.
Di balik ujian, tersedia sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya.
Firman Allah menyebutkan,

Artinya, mungkin saja, yang engkau benci itu di


baliknya ada sesuatu yang paling engkau senangi. Dan
mungkin pula di sebalik yang engkau senangi itu ada pula yang
sangat engkau benci. Dan Allah semata yang Maha Tahu,
sementara engkau sendiri tidak berpengetahuan mengenai

20
Memerangi Penyakit Masyarakat
rahasia di balik semua peristiwa.17.
Pada hakekatnya, musibah cobaan mendatangi
kehidupan seorang atau kelompok masyarakat, karena
kelalaian sendiri. Musibah didatangkan oleh Allah berisi
hikmah mengajak seseorang untuk melakukan koreksian
(introspeksi). Bila pada masa sebelum datangnya musibah
banyak kelalaian, maka cobaan harus bisa membangkit
kesadaran dan menumbuhkan sikap kesungguhan untuk
memperbaiki situasi itu kearah yang lebih baik. Apabila
pada masa sebelum musibah datang yang dibuat hanya
kebaikan, maka dibalik musibah tersimpan hikmah asasi
bahwa wajib meningkatkan kebaikan lebih sempurna.
Dengan demikian, maka setiap musibah dan ujian kepada
manusia melahirkan sikap kehati-hatian dengan dorongan
untuk selalu meningkatkan taraf kedudukannya ketingkat
yang lebih tinggi.
Cobaan tidak seharusnya menjadikan manusia
berputus asa. Cobaan tidak semestinya menjadikan
manusia hilang kepercayaan diri. Kepercayaan diri akan
lenyap dikala manusia melupakan Tuhannya, serta
membelakang terhadap ajaran agamanya. Satu-satunya
benteng menghadapi setiap musibah hanyalah sabar
sebagai intisari dari ajaran tauhid. Sabar adalah kekayaan
jiwa yang sangat besar nilainya. Tegar dan tabah diringi
ikhtiar dan do’a kepada Allah, disinilah sumber kekuatan.
Rasulullah SAW menyebutkan,

17
QS.2, Al-Baqarah : 216.
21
Pernik Pernik Ramadhan
Artinya, “Kekayaan itu bukanlah dengan banyaknya
harta benda, tetapi kekayaan itu adalah kaya jiwa”
(HR.Muttafaq ‘alaihi).18 Segera kembali kepada Allah
dengan mematuhi semua ajaran-ajaran Nya, dan menjauhi
setiap larangan-Nya adalah hakekat sabar yang
sebenarnya. Setiap musibah bila mampu dijalani dengan
benar dan sabar akan mencerdaskan seorang didalam
mengambil iktibar yang mendalam. Segala bentuk cobaan
dari Allah SWT sebenarnya menyerukan kepada manusia
agar segera kembali kepada Allah. Artinya, ber-istighfar
memohon ampun atas segala kesalahan, baik yang di
ketahui ataupun yang tidak. Kembali beribadah.
Menghidupkan fikiran dan menggerakkan tenaga.
Mencari perbuatan yang di redhai oleh Allah. Supaya
Allah senantiasa meredhai usaha-usaha kita. Firman Allah
menegaskan,

Artinya, “Tidak boleh berputus asa terhadap rahmat


dan lindungan ALLAH. Karena, yang berputus asa terhadap
rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir”19.
MEMERANGI VIRUS JAHILIYAH
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan tuntunan
didalam Alquranul Karim,

18
Muttafaq ‘alihi (sepakat perawi hadist) dari Ibnu Umar dan Abu
Hurairah, lihat Lu’Lu’ wal-Marjan (1334-1335), Nabi SAW
bersabda, “laisal-ghinaa ‘an katsratil-‘aradhi, innamal-ghina
ghinan-nafsi”.
19
QS.12, Yusuf:87.
22
Memerangi Penyakit Masyarakat

Artinya, "Dan sesungguhnya Kami akan mengujimu


dengan sesuatu cobaan, seperti ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah- buahan. Gembirakanlah
orang- orang yang sabar, yaitu orang-orang yang bila ditimpa
malapetaka, musibah, diucapkannya "Inna lillahi wa inna ilaihi
raji'un". Merekalah orang- orang yang mendapat berkat dan
rahmat dari Tuhannya, dan mereka pulalah orang- orang yang
mendapat petunjuk."20
Allah SWT menetapkan dikehidupan manusia
selalu ada musibah disamping nikmat. Sunnatullah
menetapkan pasti pergantian siang malam, adanya rugi
disamping laba, sakit dan senang, dan hidup dan mati.
Sunnatullah ini akan dilalui secara bergantian. Rasulullah
SAW selalu mengingatkan manusia supaya menjaga
kesehatan sebelum sakit datang, dan supaya senantiasa
berhati-hati sewaktu kaya karena miskin bisa mendera,
supaya berhati-hati dikala hidup sebelum mati datang
menjelang, dan berhati-hati sewaktu muda sebelum tua
datang menghadang. Bimbingan Agama Islam pada
hakekatnya, menanamkan satu sikap hidup yang positif.
Yaitu "kehati-hatian". Nabi Muhammad SAW bersabda,

Artinya, “Sesungguhnya dunia itu lezat dan


20
QS.2,Al-Baqarah,ayat 155-157.
23
Pernik Pernik Ramadhan
menggiurkan. Dan sesungguhnya Allah SWT menjadikan
kalian sebagai khalifah diatas bumi. Kemudian DIA melihat
bagaimana kalian bekerja. Oleh karena itu, takutlah kalian pada
dunia, dan berhati-hatilah kalian dalam menjaga hak-hak kaum
perempuan”.21 Hidup didunia ini memerlukan sangat sikap
teguh dan berpantang menyerah. Maka kepada setiap
insan Muslim di ajarkan untuk selalu hidup dalam sikap
optimistis yang tinggi. Inilah ajaran agama yang haq.
KEKUATAN TAUHID
Salah satu pembersih diri dari bahaya virus
jahiliyah adalah memakaikan dalam kehidupan sehari-hari
paradigma tauhid dengan memelihara ibadah yang baik
ditengah keluarga. Menerapkan ajaran agama Islam yang
benar, serta akhlak karimah dan berbudi yang mulia, akan
menjamin kehidupan manusia berkeselamatan dan
berkebahagian disepanjang masa. Tugas dakwah adalah
mengingatkan umat agar selalu memelihara kebersihan
dan kesucian diri dan masyarakatnya. Firman Allah
menerangkan bahwa,

Artinya, “Allah menyukai orang-orang yang bertaubat


(kembali) dan orang yang membersihkan diri”22.
Paradigma tauhid, laa ilaaha illa Allah, mencetak
manusia menjadi ‘abid yang mengabdi kepada Allah
dalam arti luas mampu melaksanakan ajaran syar’iy
21
“In-nad-dun-ya hulwatun khadhiratun, wa inna Allaha Ta’ala
mustakh-lifukum fiha, fayan-dzuru kaifa ta’maluna, fat-taqud-dun-
ya, wat-taqun-nisa-a” (HR. Imam Muslim, dalam kitab ar-Riqaq
dari Abu Sa’id al Khudri (2742).
22
QS.2, Al-Baqarah :222.
24
Memerangi Penyakit Masyarakat
mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasul Allah,
menjadi manusia mandiri (self help), sesuai eksistensi
manusia itu di jadikan.23 Manusia pengabdi atau ‘abid
tumbuh dengan akidah Islamiyah yang kokoh. Akidah
Islamiyah merupakan sendi fundamental dari dinul Islam.
Akidah menjadi titik dasar paling awal membentuk
seorang menjadi muslim dengan keyakinan bulat tanpa
ragu, tidak sumbing oleh kebimbangan.
Seorang Muslim yang memiliki akidah tauhid
mempunyai watak patuh dengan ketaatan dalam
membuktikan penyerahan total kepada Allah. Rasulullah
SAW bersabda,

Artinya, “Iman ialah pernyataan atau ikrar dengan


lisan, keyakinan didalam hati, dan pengamalan dengan anggota
badan. Dan Iman itu dapat bertambah, dan dapat
berkurang”.(HR. Ibnu Mardawaih).24
Akidah menuntun hati manusia kepada
pembenaran kekuasaan tunggal hanya kepunyaan Allah
secara absolut. Akidah membimbing hati manusia
merasakan nikmat rasa aman dan tenteram dalam

23
Lihat QS.adz-Dzariat, : 57.
24
Hadis sebagaimana diriwayatkan dari sahabat ‘Ali bin Abi Thalib
Karamallahu wajhahu bahwa Rasulullah SAW bersabda, “al Imanu
iqrarun bil-lisani wa ‘aqdun bil-qulubi, wa ‘amalun bil-jawarihi
wal arkani, wa huwa yazidu wa yanqushu”. Lihat Ali Abdul Halim
Mahmud, Prof.DR., dalam Fiqhud Da’wah al Fardiyah, Mesir 1992,
hal.91.
25
Pernik Pernik Ramadhan
mencapai Nafsul Mutmainnah dengan segala sifat-sifat
utama.25
Manusia yang berjiwa bersih dengan nafsul-
muthmainnah akan selalu memenuhi janji kepada Allah
Yang Maha Menjadikan. Dan tidak akan pernah merusak
perjanjian dengan Allah dalam melaksanakan semua
perintah Allah secara konsekwen.
Selalu berupaya membina diri untuk tidak mencampurkan
iman dengan kezaliman supaya tidak terbawa hanyaut
menjadi syirik.26
Konsistensi ke-istiqamah-an tidak mencampur-baur
keimanan dan kemusyrikan, membentuk manusia ‘abid
dengan kepatuhan dan ketaatan total kepada Allah SWT
dengan mengamalkan syari’at Islam secara tidak terputus
ibarat akar dengan pohonnya.27 Karena itu, sangat
mustahil bagi muslim untuk hidup dengan tidak memiliki
akidah imaniyah secara benar. Hakikinya tanpa akidah tidak
ada artinya seorang muslim. Akidah Islamiyah ialah Iman
kepada Allah dengan mengakui eksistensiNya dan
wujudNya.
Melalui paradigma tauhid mudah memposisikan
ibadah dengan spirit penghambaan kepada Allah dalam
seluruh aspek kehidupan kekinian (duniawi) dan
kehidupan ukhrawi. Melaksanakan ibadah tidak semata
didalam pengertian sempit sebatas ibadah salat, puasa,
atau ibadah mahdhah lainnya. Ibadah bermakna secara
konsisten penuh keikhlasan melaksanakan perintah Allah
tanpa reserve. Konsistensi akidah tauhid bersedia
meninggalkan apa saja bentuk larangan dari Allah walau
25
Lihat QS.89:27, dan QS.13:20-24
26
Sesuai bimbingan dalam QS.6:82.
27
Lihat QS.14:24-25.
26
Memerangi Penyakit Masyarakat
mesti meninggalkan kesenangan selera nafsu sejenak yang
permisif sifatnya. Penegakan konsistensi atas suruhan dan
larangan terujud dengan sikap ketaatan penuh disiplin
diri, istiqamah karena dorongan mencari redha Allah.
Umat yang mempunyai sifat istiqamah itu ada pada setiap
masa, dan menjadi ukuran terhadap kualitas umat itu.
Rasulullah SAW bersabda,

Artinya, “Sekelompok umatku akan terus menjalankan


perintah Allah, dengan teguh istiqamah, mereka tidak akan
memperdulikan orang yang memusuhi dan berlawanan dengan
mereka, hingga datang perkara Allah, sampai kiamat datang
menjelang atau maut datang menjemput, dan mereka
membuktikan bahwa diri mereka menang atas manusia lainnya,
karena istiqamahnya dan konsistennya”(HR. asy-Syaikhan).28
Sikap tawakkal adalah konsekwensi dari ikhtiar
dan usaha sesuai keyakinan tauhid. Tawakkal dan ikhtiar
menjadi sesuatu yang selalu jalan seiring.
Bertawakkal dan berikhtiar dalam hidup makhluk
selalu berjalin-berkulindan dalam mekanisme terpadu
berada pada kekuasaan Allah Yang Maha Agung. Karena
itu aktualisasi paradigma tauhid Laa ilaah illa Allah
menempatkan manusia secara hakikat menjadi pejuang
28
“La Tazalu tha-ifatun min ummati qa-imatan bi-amril-llahi, laa
yadhurru-hum man khadza-lahum wa la man kha-lafa-hum, hatta
ya’tiya amrul-llahi, wa hum dzahiruuna ‘alan-nasi”.(HR.Imam
Bukhari dan Imam Muslim,dalam Shahih Jami’ Shaghir, 7290).
27
Pernik Pernik Ramadhan
pelaksana dan penggerak gagasan kehidupan yang tidak
pernah berjalan sendiri, kecuali dengan bimbingan Allah
‘Azza Wa Jalla.
Maka keyakinan tauhid menanamkan kesadaran
diri dan pemahaman manusia amat mendalam bahwa
Allah selalu ada di samping manusia. Keyakinan tauhid
yang kokoh ini akan mampu menepis rasa takut untuk
berbuat dan menghapus gentar dalam menghadapi resiko
hidup. Maka dapatlah dipastikan bahwa hilangnya akidah
tauhid akan melahirkan fatalistis, menyerah kalah kepada
nasib tanpa berbuat atau bersikap apatis dan pesimistis
tatkala berhadapan dengan kekuatan musuh diluar diri.
Keyakinan tauhid hakikinya berkekuatan besar berupa
energi ruhaniah yang mampu mendorong manusia untuk
hidup inovatif. Maka bulan Ramadhan sungguh bulan
latihan untuk menanamkan tauhid dalam diri manusia
muslim dengan kokoh melalui ibadah shaum atau puasa,
yang pada dasarnya adalah latihan kesabaran.
Karena itu, haruslah dijaga sungguh-sungguh agar
Ramadhan jangan menjadi tempat masih bebas berbuat
maksiat judi, meminum miras, zina, kehidupan malam
yang penuh dengan kemaksiatan dan pengedaran
Narkoba. Penyalahgunaan Narkoba dan meminum Miras
mengundang bahaya terhadap diri pemakainya, merubah
kepribadian pemakai secara drastic menjadi penantang,
pemarah, melawan, masa bodoh, semangat menurun,
dapat menjadi gila, tidak ragu-ragu melakukan kejahatan
sexual, hilang norma adat, agama, hukum. Pemadat dan
pencandu Narkoba akan berkembang menjadi pribadi
penyiksa yang putus asa, pemalas, tidak punya harapan
masa depan. Sungguh mengerikan. Merusak sendi
kehidupan masyarakat. Suka mengambil milik orang,

28
Memerangi Penyakit Masyarakat
mencuri, berbuat mesum, mengganggu ketertiban umum,
tidak pernah menyesal berbuat kesalahan.
Kondisi ini membahayakan bangsa dan negara.
Menggganggu ketertiban umum. Mengancam ketahanan
nasional. Lebih jauh, rusaknya generasi pewaris bangsa,
dan hilangnya semangat patriotisme. Musnahnya rasa
cinta berbangsa akan menjadi ancaman terhadap stabilitas
keamanan daerah dan kawasan nasional.
Bangsa yang besar ini akan lebih mudah dikuasai
oleh bangsa asing karena kehabisan generasi muda yang
peduli dengan bangsanya. Disebabkan generasi muda
harapan bangsa telah bertukar menjadi the loses generation
dengan banyaknya generasi muda bangsa mengakhiri
hidup masa muda dengan membunuh diri menjadi
pecandu Narkoba. Sejak limabelas abad yang silam, Nabi
Muhammad SAW telah menasehatkan agar setiap
manusia selalu hati-hati memanfaatkan anugerah Allah,
sesuai sabda beliau,

Artinya, “Manfaatkan dengan baik, awaslah dengan


lima macam kesempatan sebelum datang lima yang lain, masa
mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehat sebelum datang
masamu sakit, saat kaya sebelum datang masa miskin, waktu
lapang sebelum datang waktu sempit, dan hidupmu sebelum
datang mati”(HR.Hakim).29

29
“Ightanim khamsan qabla khamsin, syababaka qabla haramaka,
wa shihhatika qabla saqamika, wa ghinaka qabla faqrika, wa
faraghaka qabla syughlika, wa hayataka qabla mautika”,
(HR.Hakim, yang ditashhihkannya menurut syarat Imam Bukhari
dan Imam Muslim, disepakati oleh Mundziri dalam al-Muntaqa
29
Pernik Pernik Ramadhan
Oleh karena itu, setiap komponen masyarakat
termasuk Pemerintah Daerah memikul beban bersama
memelihara dan menjaga agar masyarakat dan daerah kita
Sumatera Barat tetap menjadi “negeri beradat, dengan
adatnya bersendi syarak, dan syarak bersendi Kitabullah”
semestinya memiliki keteguhan hati dan kesepakatan yang
kuat dalam memerangi segala bentuk kemungkaran
diantaranya memusnahkan seluruh jaringan pengedaran
Narkoba ini. Allah SWT memerintahkan untuk mencegah
perilaku keji dan tercela, fahsya’ dan anarkis.
Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk
menghindar dari kemungkaran dan perbuatan terlarang
serta aniaya dan anarkis itu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan
kepada manusia agar meninggalkan yang haram,
diantaranya araktuak30, sabuangjudi31, siabaka32, samunsakai33,
rampokrampeh34, candumadat35, narkoba dan kelakuan yang
melampaui batas atau bagh-yan, agar manusia selamat.

(2089) dan Dzahabi (4/306).


30
Arak tuak = minuman keras dan memabukkan.
31
Sabuang judi = perjudian dan bertaruh nasib melalui mengadu
ayam jago bertarung
32
Siabaka = melakukan pembakaran, perampokan dan tindakan
anarkis, hanya karena sakit hati.
33
Samunsakai = menyamun, merampok, mengganggu keamanan lalu
lintas, dan merusak lintas batas.
34
Rampokrampeh = mengambil hak orang lain dengan paksa, sesuai
istilah harta orang harta kita, tidak ada lagi penghormatan kepada
hukum.
35
Candumadat = candu dan madat yang dapat disamakan dengan
narkoba dan ganja serta zat aditif lainnya yang sangat berbahaya.
30
Memerangi Penyakit Masyarakat
Semua peringatan Allah ini harus selalu di ingat oleh
manusia.36
BERTINDAK ADIL
Adil pakaian setiap pemimpin. Adil, adalah ciri
taqwa. Konsep ini bukan semata teologis, melainkan
sangat humanis universal. Dalam pandangan Islam,
seorang pemimpin pemegang tampuk kekuasaan yang
melalaikan kepentingan rakyatnya adalah pemimpin yang
sangat dicela. Rasulullah SAW memperingatkan,

Artinya,“tidak seorangpun yang diberi amanat oleh


Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian dia mengelak dari
memperhatikan kepentingan rakyatnya dikala dianya berkuasa
hingga mati, kecuali Allah mengharamkan baginya sorga”37.
Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW berkata;

Artinya, “Allah telah mewahyukan kepadaku agar


kamu semua tawadhu’ (merendah diri tidak sombong atau
congkak besar kepala). Tidak perlu seorang berlaku kejam dan
sombong kepada yang lainnya”, (HR.Abu Daud).

36
Lihat QS. An Nahl, ayat 90.
37
HR. Muttafaqun ‘alaihi dari Abi Ya’la (Ma’qil) bin Yasar RA.
31
Pernik Pernik Ramadhan
Dengan sikap tawadhu’ terlihat adilnya seorang
pemimpin.
Konsekwensinya adalah,

Artinya, “siapapun (pemimpin) yang di serahi


tanggung jawab mengatur kepentingan orang banyak (rakyat),
kemudian dia bersembunyi (mengelak) dari memperjuangkan
kepentingan mereka (orang banyak) itu, niscaya Allah akan
menolak kepentingan dan keperluannya pada hari kiamat”.38
Sahabat ‘Aidz bin Amru ketika menemui Sahabat
Ubaidillah bin Ziyad mengingatkan pesan Rasulullah
SAW, yang berisi “sejahat-jahat pemerintah yaitu yang
kejam”. Karena itu, wahai anakku Ubaidillah, janganlah
engkau tergolong kepada mereka.39
Sungguh celakalah para pemimpin yang
melupakan dan menganggap enteng aspirasi rakyat
banyak. Maka, untuk terhindar dari kecelakaan dimaksud,
wajiblah selalu diingat firman Allah,

Artinya adalah, “Berlaku adillah, karena Allah kasih


terhadap orang-orang yang adil”40.
Adil, tidak boleh hanya semata ucapan.
38
HR.Abu Daud, Tirmidzi dari perkataan Abu Maryan al ‘Azdy
kepada Mu’awiyah.
39
HR.Bukhari Muslim, dalam Riyadhus Shalihin.
40
QS.Al-Hujurat ,9.
32
Memerangi Penyakit Masyarakat
Adil, adalah suatu perbuatan, yang di dambakan
setiap orang. Menjadi kewajiban pribadi menegakkan dan
mempertahankannya.
Agama mengajarkan bahwa setiap orang adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggungan jawab
terhadap rakyat yang dipimpinnya. Agama Islam
menegaskan bahwa, seorang penguasa adalah pemimpin
dari rakyatnya. Seorang suami menjadi pemimpin atas
istri, keluarga dan rumah tangganya. Seorang pekerja
(khadam) adalah pemimpin atas harta yang di amanahkan
oleh majikannya. Konsekwensi pemimpin memikul
tanggung jawab berlaku adil dan amanah dalam menjaga
rakyat yang di pimpinnya, dan setiap pemimpin akan
ditanya pertanggungan jawab atas kepemimpinannya.41
Pemimpin yang adil, semestinyalah bersikap
merendah, tawadhu’ kepada rakyat yang dipimpin.42
Maknanya adalah, kepentingan atau aspirasi rakyat wajib
diprioritaskan demi kemashlahatan rakyat banyak.
Pemimpin dalam pandangan agama Islam tidak untuk
kepentingan kelompok tetapi demi kemashlahatan orang
banyak.
Konsep kepemimpinan dalam agama Islam adalah
menjadi amanah Allah dan pemerintahan adalah amanah
rakyat belaka. Keduanya mesti dipegang dan dipelihara
sebagai amanah setiap waktu. Kepemimpinan adalah
amanat Allah SWT yang wajib ditunaikan sebagai ibadah
ditengah kehidupan masyarakat dalam hubungan hablum
min an-naas.
PERJALANAN HIDUP
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan,

41
Hadist di riwayatkan Al-Bukhari dari ‘Abdullah ibn ‘Umar RA.
42
HR.Bukhari, dalam Riyadhus-Shalihin, Imam Nawawy.
33
Pernik Pernik Ramadhan

Artinya; “Dan orang-orang yang bekerja sungguh-


sungguh pada (jalan) kami, sesungguhnya kami akan pimpin
mereka di jalan-jalan kami: dan sesunggunya Allah beserta
orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Al-Ankabut, ayat
69.).
Kebenaran ini, terbuka bagi siapapun untuk
mempelajarinya. Asal saja orang dapat merasakan nilai
dan kepentingannya, mempunyai daya inisiatif dan
imajinasi yakni daya cipta, tentu akan dapat
mempergunakannya. Kepandaian betapapun sangat
sederhananya, dalam proses mempertinggi kesejahteraan
hidup tidak boleh dilupakan. Daerah kita terkenal sebagai
daerah yang kaya dengan sumber alam. Maka latar
belakang usaha yang wajib dikerjakan adalah merombak
tradisi dengan membuka pikiran masyarakat dan
membuka jalan baru, memulai dari urat masyarakat itu
sendiri, dengan cara-cara yang praktis, melalui amaliyah
yang sepadan dengan kekuatan mereka serentak disertai
dengan membangun jiwa dan pribadi mereka sebagai satu
umat yang mempunyai wijhah, falsafah dan tujuan hidup
yang nyata, yang mempunyai shibgah, corak kepribadian
yang terang. Dalam rangka yang agak luas dinamakan
“satu aspek dari Social Reform”, memang begitulah hakekat
berusaha di urat masyarakat. Menumbuhkan kekuatan
yang terpendam dikalangan yang lemah. Melihat kondisi
pergeseran pandangan masyarakat dunia dewasa ini,
maka umat Islam wajib berperan aktif kedepan dengan
upaya menjadikan firman Allah sebagai aturan kehidupan.

34
Memerangi Penyakit Masyarakat
Melaksanakan secara murni konsep agama untuk
melakukan perubahan, agar peradaban kembali
gemerlapan.
Berpaling dari sumber kekuatan murni Kitabullah
dan Sunnah dengan menanggalkan komitmen prinsip
syar’i dan akhlak Islami akan berakibat fatal untuk umat
Islam, bahkan untuk penduduk bumi. Sangat mungkin
suatu ketika akhirnya umat Islam akan menjadi santapan
konspirasi kekuatan Barat, dan konsekwensinya wilayah
yang sudah terpecah akan sangat mudah untuk dikuasai
pihak asing.
Suatu ketika Rasulullah SAW memperingatkan43,

Artinya, “hampir bangsa-bangsa memperebutkan


kalian dari seluruh penjuru seperti orang sedang
kelaparan memperebutkan makanan ...” Seketika itu para
sahabat bertanya, apakah keadaan umat Islam sudah
berjumlah sedikit ?.
Rasulullah menjawab,

Artinya, “Bahkan kalian disaat itu berjumlah


banyak, tapi kalian seperti buih di atas air, dan Allah SWT
43
”yu-syaku an-tatada-’a ‘alaikumul-umamu min kulli ufuqin, kama
tatada-‘al-akala-tu ilaa-qash-’atiha”, Jawab Nabi SAW, ”bal antum
yauma-idzin kastirun, wa lakin-nakum ghutsa-un kaghutsa-is-saili, wa
layan-zi’an-nal-llahu min shuduri ‘aduwwi-kumul-mahabata minkum,
wal-yaq-dzi-fan-na fii qulubi-kumul-wahna”,
35
Pernik Pernik Ramadhan
mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian,
sementara Allah meletakkan kelemahan dalam hati
kalian”.
Kelemahan macam apa kiranya yang akan
diletakkan kedalam dada umat Islam itu ? Rasulullah
SAW menjawab pendek, “hubbud-dun-ya wa kara-hiyatul-
mauti” artinya “Cinta dunia dan takut mati.”44
Maka kembali kepada watak Islam tidak dapat
ditawar-tawar apabila kehidupan manusia ingin
diperbaiki supaya tidak lahir generasi buih itu.
Tuntutannya agar umat lahir kembali dengan iman
dan amal nyata, dan tatanan bermasyarakat dibangun
diatas landasan persatuan45, dan tumbuh dibawah
naungan ukhuwah46.
Masyarakat mesti didorong hidup dalam
ta’awunitas, yaitu kerjasama dalam al-birri, format kebaikan
dan ketakwaan47.
Hubungan bermasyarakat mesti didasarkan atas
ikatan mahabbah dan cinta kasih sesuai sabda Rasul:

44
Hadist ini oleh Imam Ahmad dan Abu Daud dari Sahabat Tsauban
RA., lihat Shahih Jami’ ash-Shaghir wa Ziadatuhu, (8183).
Rasul;ullah SAW bersabda,
45
Lihat QS.al-Mukminun:52
46
Lihat QS.al-Hujurat:10
47
Lihat QS. Al Maidah : 2.
36
Memerangi Penyakit Masyarakat
Artinya “Tidak beriman seorang kamu sebelum
mencintai orang lain seperti menyayangi diri sendiri.”48
Setiap masalah diselesaikan dengan musyawarah.49
Tujuan akhirnya, penjelmaan satu tatanan
masyarakat yang pantang berpecah belah50, karena rahasia
keberhasilan terpenting “tidak terburu-buru” bertindak
dan selalu didorong oleh husnu-dzan dan sangka baik
sesama umat diikat oleh tawakkal kepada Allah. Dan
dalam tatanan berpemerintahan, kekuasaan akan berhasil
jika menyentuh hati nurani rakyat banyak sebelum
kekuasaan itu menjejak bumi. Adil dan aspiratif untuk
kemashlahatan umat banyak yang dilakukan secara
transparan.
Menanamkan kekuatan hati dan dhamir rakyat
dengan memupuk kecintaan tulus sesama lebih utama dari
pembentukan kekuatan fisik umat. Titik lemah umat
karena hilangnya akhlak Islami. Lemah bekal agama
dilapis umat bawah dan tipisnya pemahaman Islam
ditingkat elite mempengaruhi dinamika hidup berbangsa.
Paham ‘Ashabiyah yang terlampau kedaerahan dapat
menghilangkan arti maknawi dari ukhuwah. Persatuan
lahiriyah tidak mampu menumbuhkan kebahagiaan
mahabbah atau cinta sesama apabila tidak dilandasi
keyakinan agama yang kuat.
Jika landasan agama ini mulai goyah, maka dari
sini dapat diyakini mula sumber kehancuran. Kemiskinan
masyarakat akar rumput mesti menjadi perhatian utama

48
“laa yukminu aha-du-kum hatta yuhib-ba li-akhihi maa yuhibbu
li-nafsihi”, HR. Muttafaqun ‘alaihi dari Anas, lihat al-Lu’Lu’ wal-
Marjan (28)
49
Lihat QS. Asy-Sura : 38.
50
Lihat QS. Ali Imran : 103-104.
37
Pernik Pernik Ramadhan
untuk menghilangkannya secara sungguh-sungguh
dengan waktu yang tidak terlalu lama.
Rasulullah SAW menyebutkan,

Artinya, “barangsiapa yang ingin diselamatkan


oleh Allah dari kesulitan dihari kiamat, maka hendaknya
dia mau meringankan beban orang yang susah”51.
Karena itu pembinaan dhu’afak harus didukung
cita-cita menjelmakan tata-cara hidup kemasyarakatan
berdasarkan :
(a). hidup dan memberi hidup secara ta’awun dan bukan
falsafah berebut hidup;
(b). menanamkan tanggung jawab anggota masyarakat
atas kesejahteraan lahir batin secara timbal balik, takaful
dan tadhamun,
(c). mengajarkan keragaman dan ketertiban bersumber
kepada disiplin jiwa dari dalam,
(d). menumbuhkan ukhuwah ikhlas bersendikan Iman dan
Taqwa ,
(e). mengajarkan hidup berkeseimbangan, tawazun antara
kecerdasan otak dan kecakapan tangan, ketajaman akal,
ketinggian akhlak, amal ibadah, ikhtiar dan do’a.
Ini wijhah dan shibgah yang hendak
dipancangkan, tentulah tidak seorangpun yang berpikiran
sehat dinegeri ini keberatan terhadap penjelmaan
masyarakat dalam satu susunan hidup berjama’ah
diredhai Allah dan dituntut oleh “syari’at” Islam, sesuai

51
“man sarrahu an yunaj-jiya-hul-llahu min kurabi yaumil-qiyamati
fal-yunaffis ‘an mu’sirin”, HR.Imam Muslim, didalam Mukhtasar
Muslim, 964.
38
Memerangi Penyakit Masyarakat
dengan Adat basandi Syara’ dan Syara’ basandi
Kitabullah. Mulailah merintiskan dengan cara dan alat
sederhana dan api cita-cita yang berkobar dalam dada. Ini
nawaitu mesti tertanam dari semula. Jagalah agar api
nawaitu jangan padam atau berubah ditengah jalan.
Maka penyambutan Ramadhan yang benar harus
dengan kesiapan yang penuh kesadaran dari dalam diri
umat untuk selalu memelihara kebersihan dan keikhlasan
yang berbekas pada ketundukan dan kepatuhan. Karena
itu, apapun bentuk dan perayaan yang dilaksanakan
dalam menyambut dan membesarkan Ramadhan
semestinya harus membuahkan iman, sabar, syukur,
bertaqwa dan berhati-hati, senantiasa rajin disertai
tawakkal dalam berusaha. 

39

Anda mungkin juga menyukai