Anda di halaman 1dari 9

Barek Sa pikua

BAREK SAPIKUA

RINGAN SAJINJIANG
Perubahan tata kehidupan di tengah perkembangan iptek
memang satu keharusan. Perubahan itu tidak bisa ditolak. Ia selalu
bergerak terus. Dunia selalu berisi perubahan-perubahan. Jika
manusia menjadi statis di tengah dinamika perkembangan, maka
yang timbul adalah penderitaan.

Perlu diperhitungkan obyektifitas. Manyarakat Minangkabau


mestinya berperan aktif memanfaatkan perubahan-perubahan
untuk peningkatan mutu kehidupan. Terutama di nagari-nagari.
Baik di dalam bidang material dan kejiwaan. Hasilnya banyak
tergantung dari kesiapan watak. Sangat salah apabila diperbudak
perubahan. Lebih maknawi ialah berupaya memilah perubahan
(inovasi) yang datang. Tepat guna dan bernilai guna.

MENGAJI DI SUARU MENCERDASKAN UMAT DI NAGARI

Suluah Bendang di Minangkabau 1


H. Mas’oed Abidin

Merebut manfaat nilai lebih, tanpa mengorbankan nilai-


nilai positif yang hakiki. Dengan kata lain, perubahan-dan
kemajuan iptek yang mendunia tidak boleh mengorban kan nilai-
nilai adat maupun keyakinan agama. Pengendali iptek
sesungguhnya manusia itu. Peningkatan kehidupan ekonomi, tidak
perlu menghapus nilai-nilai gotong royong yang sudah lama
mengakar di dalam tata kehidupan bermasyarakat di Minangkabau.
Bahkan, nilai itu dapat di ubah menjadi pendorong kearah
pencapaian tingkat kehidupan ekonomi rakyat yang lebih mapan.
Contoh besar adalah penguasaan hak atas milik ulayat sebagai
penyertaan modal anak nagari.

Anak nagari di tengah investasi iptek yang global tidak


mesti di marginalkan. Anak nagari tidak perlu dilatih menjadi kuli
di negerinya. Tidak pula perlu dibuat tatanan baru, bahwa investor
itu adalah tuan dengan kedudukan jauh di atas.

Menata ekonomi nagari di Minangkabau mesti siap


menerjemahkan duduk sama rendah tegak sama tinggi dalam
kepemilikan. Investor pemilik modal darimanapun datangnya tidak
dipersiapkan memerintah anak nagari. Investor adalah mitra kerja
bersama anak nagari. Masyarakat nagari pemilik lahan ulayat. Ada
peruntukan yang wajar dengan pemilik modal uang dan
manajemen teknologi. Demikian ekonomi anak nagari dapat
dimajukan.

Sikap jiwa saling memuliakan, tidak perlu diganti dengan


egoistis. Ketidak pedulian sesama dapat berkembang menjadi
hilangnya solidaritas sosial. Benteng kejiwaan anak nagari yang
kuat adalah terpelihara nilai keseimbangan. Mempunyai nilai
tawazunitas.

2 Suluah Bendang di Minangkabau


Barek Sa pikua

DI SURAU DITANAMKAN BAREK SAPIKUA RINGAN SAJINJING

DENGAN SALING MEMBERIKAN BANTUAN

Nilai budaya Minangkabau mengingatkan, "sekali aie gadang


sekali tapian barubah". Yang berubah hanya tapian tempat mandi.

Nilai kebiasaan berlaku seperti biasa. Maknanya, perubahan


(aie gadang) mesti dijaga tidak merusak tatanan adat bertepian.
Perubahan akan selalu ada. Menghadapi setiap invasi selalu
diingat agar tidak terjadi "Jalan dialiah urang lalu. Tapian diasak
urang mandi.".

Keteguhan sikap dan pendirian amat perlu. Kita tidak dapat


membayangkan, bentuk masyarakat macam apa jadinya, kalau
nilai-nilai (norma-norma) sudah menipis.

Mesti dipelihara kekuatan mempertahankan hak dengan


kebiasaan melaksanakan kewajiban. Nilai agama dan budaya, pada
dasarnya berisikan "Declaration of Human Duties". Yakni piagam
dasar kewajiban asasi manusia (masyarakat).

Kini, ukuran kelayakan juga mengalami perubahan. Ukuran


baik buruk, boleh tidak, kepantasan (normatif), manusiawi, hak dan
kewajiban kemasyarakatan, harus tetap dipertahankan. Di antara

Suluah Bendang di Minangkabau 3


H. Mas’oed Abidin

ukuran di Minangkabau adalah alur dan patut. Jiko mangaji dari


alif, jiko babilang dari aso/Jiko naik dari janjang, jiko turun dari
tanggo.

Kita wajib bersyukur kepada Allah SWT, atas mulai


meningkatnya taraf kemakmuran masyarakat, dalam ukuran
materi. Walau kenaikan pendapatan masyarakat tidak sebanding
dengan kebutuhan yang meningkat tajam. Namun, memilih mana
yang pokok mulai kabur. Ukuran seragam mulai menjalari
masyarakat nagari. Salah arah dalam menentukan pilihan. Mana
yang mestinya dahulu di kaburkan oleh dorongan kemudahan
melalui hutang. Kredit tanpa jaminan. Keadaan ini, menjalar hingga
ke pelosok dusun. Tanpa disadari, bayang-bayang tidak lagi
sepanjang badan.

Kemiskinan kian hari kian mendekat. Orang miskin makin


terperosok dalam kejurang hutang. Jumlah mereka setiap hari
bertambah. Di Sumatra Barat hari ini jumlahnya 700.000 orang.
Penyebab utama karena tidak ada sumber penghasilan yang tetap.
Kehidupan anak nagari yang mengandalkan pertanian, jumlah
penghasilannya tetap sebesar itu saja. Sementara harga kebutuhan
meningkat dan hutangpun ikut melilit.

Penghapusan kemiskinan hanya mungkin dengan


dibukanya sumber pendapatan yang bervariasi. Misalnya
perkebunan atau peternakan.

Bagi daerah-daerah tertentu, dapat dikembangkan


pertukangan, kerajinan rumah tangga. Bahkan di pantai-pantai,
dapat dibentuk nelayan, atau perikanan.

Di beberapa wilayah, kesempatan membuka lahan usaha


mulai tampak Pasaman kini mulai bergerak ke arah perkebunan
besar kelapa sawit. Ribuan hektar banyaknya. Perusahaan besar
nasional telah lama menggarap agribisnis di daerah itu. Tanahnya

4 Suluah Bendang di Minangkabau


Barek Sa pikua

adalah tanah ulayat. Di serahkan sebagai konsesi melalui izin


usaha. Bahkan ada yang langsung dialihpindahkan haknya. Dengan
jual beli. Ini akan menjadi duri dalam daging bagi generasi di
belakang. Apabila tidak ada suatu keterangan berkejelasan dan
duduk perkaranya tidak berketentuan. Namun mulai terasa gejala
mengenaskan. Tingkat penghidupan penduduk nagari disekitar
daerah perkebunan atau daerah transmigrasi, mulai menurun.

Penduduk nagari tadinya pemilik ulayat, sekarang ada


yang tidak mempunyai sekeping tanahpun. Tidak punya lahan
untuk diolah sebagai lahan usaha. Modal pengolahan, materil dan
pengetahuan kecil pula. Kehidupan masa depan kabur dan
mungkin hilang.

Proses kemiskinan bergerak lebih laju dari tumbuhnya


komoditas perkebunan di keliling mereka. Maka, mengutamakan
penduduk nagari di keliling perkebunan menjadi lebih mendesak.
Hendaknya jangan timbul penduduk “nagari siluman”, yang
memetik hasil dari ulayat nagari. Dan membiarkan penduduk di
nagari sendiri hidup merana. Maka, program PIR hendaknya lebih
selektif sasarannya. Yaitu penduduk miskin.

DI TENGAH PERKEBUNAN RAKYAT, DAKWAH JUGA HARUS SAMPAI KESANA

Suluah Bendang di Minangkabau 5


H. Mas’oed Abidin

Program terpadu dalam upaya penghapusan kemiskinan


dapat dikembangkan pada sentra lain, seperti periklanan, nelayan,
pertukangan, home industri, atau usaha-usaha serupa. Sepanjang
ranah pesisir, mulai dari Sikilang Air Bangis hingga mendekat
Muko-Muko, bisa diperbaiki kehidupan nelayan. Warga nelayan
yang miskin, secara berangsur-angsur dapat memiliki perahu-
perahu pemukat, mesin tempel (motor boat), jaring-jaring pukat
dan peralatan yang layak dipunyai usaha nelayan. Membentuk
nagari binaan menjadi langkah awal yang perlu diwujudkan.

Keikutsertaan seluruh unsur masyarakat nagari dan rantau


perlu lebih dipadukan. Peranan informal leader amat menentukan.
Sangat penting membuat kiat mensejahterakan masyarakat yang
bermuara di nagari.

Meningkatkan pendapat masyarakat nagari, akan menjadi


sumber pendapatan baru bagi masyarakat kota. Rumus ini tidak
perlu diragukan lagi. Sesungguhnya ini adalah garisan Allah
Subhanahu wa Taala.

‫ إنّ المبذّري نَ كانُوا‬.‫ل ول تُبذّروا تبْذيْرًا‬


ِ ‫و ءا تِ ذا القرْبىَ حقّ هُ و المِ سكينَ و ابْن ال سبي‬
‫ و إمّ ا تُعْرضنّ عنْه مُ ابْتغَاءَ رحمةٍ من‬.‫إخوا نَ الشياطي نِ و كا نَ الشيطا نُ لربّ ِه كفورًا‬
ّ‫سطْها كُل‬
ُ ْ‫عنُقك ول َتب‬
ُ ‫ ول تَجْعَل يد كَ مَغْلولةً إلى‬.‫ربّك ترجوها فقُل لهُم قولً مّيْسورًا‬
‫ إنّ ربّ ك يبْ سُط الرّز قَ ل من يشآ ُء و يقْدر إنّ ه كان بعباده‬.‫الب سْط فت ْقعُ َد ملومًا محْ سورًا‬
.‫خبيْرًا بصيْرًا‬

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,


kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Dan
jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari
Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka

6 Suluah Bendang di Minangkabau


Barek Sa pikua

ucapan yang pantas. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu


terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia
kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Al
Isra’, 17:26-30)

Peralatan permodalan, peternakan dan pertukangan seperti


mesin jahit untuk sentra “home industri”, dengan sasaran
kelompok miskin sesungguhnya dapat difasilitasi oleh pemerintah
daerah.

Dana aspirasi anggota dewan (2000-2002) yang jumlahnya


mencapai sebelas milyar akan terasa lebih bermanfaat diarahkan
kesini.

Kalau disadari, di keliling kita terserak sumber daya umat


yang besar. Banyak di antara mereka yang sedang terpelanting dan
menderita. Ada berbagai kelompok dan kedudukan.

Diantaranya, Pelajar dan Mahasiswa, bekas pegawai-


pegawai Negeri Sipil, Militer, pegawai perusahaan-perusahaan
swasta dan guru-guru sekolah partikulir (Madrasah-Madrasah),
Masyarakat Tani, pedagang kecil dan buruh kecil.

Mereka adalah sumber daya manusia (SDM) yang besar


kontribusinya. Walaupun diantaranya ada yang invalid, yang
menderita tekanan kehidupan, dhu’afak, kehilangan rumah atau
pekerjaan. Ini adalah kekuatan masyarakat yang perlu di bina.
Perlu dibawa berperan aktif dalam proses kehidupan bangsa di
tengah bergulirnya roda pembangunan (development).

Menghimpunnya, diperlukan usaha dengan berbagai


upaya, baik yang bersifat psychologis ataupun technis. Langkah
pertama, adalah bukakan “pintu hati” untuk yang memerlukan

Suluah Bendang di Minangkabau 7


H. Mas’oed Abidin

bantuan dalam rangka pemulihan kehidupan. Tunjukkan minat


dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Andaikata belum mampu memberikan bantuan sewaktu


itu, sekurang-kurangnya sokongan moril harus diberikan.

JAMAAH DIBERI TERNAK SAPI UNTUK DIPELIHARA BERGILIRAN SALAH SATU BENTUK PEMBINAAN
EKONOMI MELALUI SURAU DI NAGARI

Hidupkan harapan kepada kekuatan kerahiman Ilahi.


Suburkan kepercayaan mereka kepada kekuatan yang ada pada diri
mereka sendiri. Tumbuhkan di hati mereka tulus dan ikhlas. Hati
yang lebih tulus dan pikiran yang jernih serta lega akan kembali
mengisi harapan.

Upaya ini akan menambah himmah (gita dan minat) untuk


bekerja terus. Sekurang-kurangnya, menambah daya tahan umat.
Agar umat terhindar dari tindakan menyalahi hukum Syar’iy,
maupun urusan duniawi. Jangan ditinggal umat dengan bermacam-
macam perasaan tak tentu arah. Tanpa pegangan yang pasti, umat
akan patah hati.

8 Suluah Bendang di Minangkabau


Barek Sa pikua

Kriteria untuk merebut keberhasilan oleh seorang


pemimpin, dalam semua level kedudukan, adalah selalu berada
ditangah umat yang di pimpinnya.

Pemikiran (ide) seorang pemimpin belum selalu komplet


dan limitatif. Menjadi tidak terbatas bila berpadu dengan
pengalaman. Pengalaman dan kearifan membaca kondisi keliling
menjadi pelajaran sangat berharga. Penggugah dan pengantar
pemikiran.

Pengalaman serta daya pikir dan daya cipta bila dipadukan,


bermanfaat untuk menciptakan kesempurnaan dalam praktek.
Semua barang yang lama itu tetap akan baru, selama sesorang
belum mengerjakannya. Terpenting selalu mencoba untuk
membangkitkan kreativitas dalam berusaha. Satu upaya inovatif
untuk tetap bersemangat dalam menjalani roda kehidupan.

Barangkali juga dirasakan, bahwa di antara hal-hal itu ada


yang demikian barunya sehingga sukar. Rasa-rasa tak mungkin
dapat mencapainya. Moto amal itu seharusnya adalah; “Yang
mudah sudah dikerjakan orang, Yang sukar kita kerjakan
sekarang, Yang “tak mungkin” dikerjakan besok.”

Dengan mengharapkan hidayat Ilahi, mari kita sahuti


panggilan Allah SWT, “Katakanlah : Wahai kaumku, berbuatlah
kamu sehabis-habis kemampuan-mu, akupun berbuat”!

Suluah Bendang di Minangkabau 9

Anda mungkin juga menyukai