Daftar Isi
Daftar Isi 1
Pendahuluan 2
Pembahasan 3
Kesimpulan 11
Penutup 12
Daftar Pustaka 13
Page1
A. Pendahuluan
mereka bermakna serta bermanfaat bagi yang lain, tetapi jika api dalam
pelita tersebut ‘padam’ maka kehidupannya selalu bergantung pada
sesama/tidak mandiri.
B. Pembahasan
o Tahapan Intervensi
o Tahapan Terminasi
Assement dalam kasus tersebut merupakan rasa sakit hati, bila mana
ada yang melakukan penghinaan serta tindakan yang kurang ajar,
sehingga seakan memandang rendah diri didepan yang lain. Pandangan
tersebut berakibat hilangnya harga diri didepan orang lain dikarenakan
anggapan rendah orang lain terhadap diri, pandangan rendah tersebut
yang menyebabkan rasa sakit hati dalam diri individu. Dari assesment
tersebut persoalan yang dihadapi yakni rakit hati, merasa dihina dan
dipandang rendah oleh orang lain. Dengan masalah tersebut maka yang
Page1
sehingga ada rasa takut untuk tidak dihargai dan diapresiasi oleh orang
lain. Rasa tersebut muncul dikarenakan dalam struktur kepribadiannya
Freud adanya kontrol super ego yang tinggi terhadap ego sehingga
mempengaruhi alam sadar yang merasa cemas, was-was dan takut untuk
tidak dihargai sehingga menyebakan rasa sakit hati. Dorongan super ego
yang berlebihan yang menyebakan Id sering terpendam tidak tersalurkan
yang terkadang dalam id untuk memperoleh hasil yang baik secara
sederhana. Dorongan super ego yang kuat juga meyebabkan seseorang
tidak mau menerima perubahan dikarenaka hal yang tabu. (Isbandi
Rukminto Adi, 2008). Dari dorongan super ego yang terlalu kuat tersebut,
menyebabkan orang bertingkah dalam alam sadarnya sesuai dengan
keinginan super ego yang terkadang tidak sesuai dengan lingkungan. Hal
tersebut, dikarenakan lingkungan bersifat dinamis dan aktif mengalami
perubahan.
Yang dilakukan oleh kita dalam hal tersebut menciptakan kondisi agar
menghilangkan rasa sakit hati tersebut merupakan pengkondisian dalam
tahapan belajar sesuatu yang baru. Hal ini dikarenakan manusia dalam
pandangan dasar behavioristik melihat manusia sebagai mahluk reaktif
yang berusaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan sehingga banyak
tingkah laku manusia dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Tingkah laku
merupakan proses hasil belajar dari lingkungan baik melalui pembisaan
(conditioning), maupun melalui peniruan (immitation and modelling).
Unsur-unsur internal kepribadian kurang berpegaruh kepada tingkah laku,
tetapi lingkunganlah yang memberikan pengaruh besar kepada tingah
laku. (Isbandi Rukminto Adi, 2008). Selanjutnya dalam proses peniruan
dan modelling kita dapat melihat orang yang sakit hati atau yang memiliki
masalah sama atau identik merubah energi negatif menjadi menjadi
energi positif untuk menuju yang lebih baik. Dengan perubahan energi
tersebut menjadikan kita lebih menciptakan hal yang baru untuk
kemajuan diri.
Page1
Dalam perfektif behavioristik untuk kasus rasa saki hati dapat diambil
yakni; pengkondisian yang baru dalam menghilangkan rasa sakit hati,
pengalihan energi negatif rasa sakit hati menjadi energi positif agar dapat
bermanfaat dan menghilangkan rasa sakit hati tersebut, imitation dan
modelling terhadap orang yang berhasil mengalihkan energi sakit hati
menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dengan proses tersebut, diharapkan
dapat menghilangkan rasa sakit hati. Mengubah energi negatif menjadi
positif untuk menjadi lebih baik dan berguna apa yang dilakukan,
sehingga memberikan makna bagi sesama atapun orang yang tidak
menghargai.
yang lebih baik dengan berusaha dan bekerja lebih keras. Oleh sebab itu
C. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam kasus rasa saki hati tersebut
dapat dipetakan dengan pendekatan yang digunakan dalam menganalisis
persolan tersebut yakni terbagi menjadi tiga macam dalam perfektif
psikoanalisis, behavioristik dan humanistik. Untuk penjelasnnya sebagai
berikut;
D. Penutup
Daftar Pustaka
Page1
Isbadi Rukminto Adi, 2005, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial;
Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Masalah Pokok Bahasan,
Jakarta: FISIP UI PRESS
Page1