Anda di halaman 1dari 4

B.

MOTIVASI DAN PENTINGNYA MOTIVASI


1. Pengertian Motivasi

ZPada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak
tersebut berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.
Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut
dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut motivasi adalah
kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif.

2. Komponen Motivasi
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan, (b) dorongan, dan (c) tujuan. Kebutuhan
terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni a) kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan
rasa aman, c) kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan penghargaan diri dan e) kebutuhan aktualisasi.
Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan
perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat
dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden
prakarsa pribadi pelaku.
3. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Motivasi belajar tidak hanya penting bagi siswa tetapi juga guru. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa
sebagai berikut:
• Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
• Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, bila dibandingkan dengan teman sebaya.
• Mengarahkan kegiatan belajar
• Membesarkan semangat belajar
• Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.
Pentingnya motivasi belajar bagi guru sebagai berikut:
• Membangkitkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil; membangkitkan, bila
siswa tak bersemangat; meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam; memelihara, bila
semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar.
• Motivasi belajar siswa di kelas bermacam-macam; ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak
memusatkan perhatian, ada yang bermain, disamping yang bersemangat untuk belajar. Dengan
bermacamragam motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi
mengajar belajar.
• Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran, seperti
penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, dan guru pendidik.
• Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.

C. JENIS DAN SIFAT MOTIVASI


Para ahli ilmu jiwa mempumyai pendapat bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
motivasi primer dan motivasi sekunder.
1. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut
umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia. Manusia adalah mahluk berjasmani, sehingga
perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Di antara insting yang penting adalah
memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu,
membangun, dan kawin. (Koeswara, 1989: Jalaludin Rachmat.1991)
Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dan sumber.
• Tekanan. Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku, semakin besar
energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar.
• Sasaran. Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan tercapai apabila tekanan enargi
pada insting berkurang.
• Objek. Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan insting tersebut
dapat berasal dari luar individu atau dari dalam individu.
• Sumber. Sumber insting adalah keadaan kejasmaniaan individu.
Insting manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan (life instinct) dan insting
kematian (death instinct). Insting-insting kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara
kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa makan, minum, istirahat, dan memelihara
keturunan. Insting kematian tertuju pada penghancuran, seperti merusak, menganiaya, atau membunuh
orang lain atau diri sendiri.
2. Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk
sosial. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh faktor bilogis saja, tetap juga faktor-faktor sosial.
Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti
a) Komponen afektif, komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial,
sikap dan emosi.
b) Komponen kognitif, komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan.
c) Komponen konatif, komponen konatif adalah tekait dengan kemauan dan kebiasaan bertindak.
Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari.
Ciri-ciri sikap (a) merupakan kecenderungan berfikir, mersa, kemudian bertindak, (b) memiliki daya
dorong bertindak, (c) relatif bersifat tetap, (d) berkecenderungan melakukan penilaian, dan (e) dapat
timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.
Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis kegoncangan seseorang.
Emosi memiliki fungsi sebagai (a) pembangkit energi, (b) pemberi informasi pada orang lain, (c)
pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang lain, (d) sumber informasi tentang diri seseorang.

Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan tersebut dapat
mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan
merupakan perilaku menetap, berlangsung otomatis. Kemauan seseorang timbul karena adanya (a)
keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan, (b) pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan, (c)
energi dan kecerdasan, (d) pengeluaran enrgi yang tepat untuk mencapai tujuan.

Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari (a) dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal,
(b) dari luar diri seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan
terhadap perilaku seseorang, yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu,
karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, menghindari hukuman.
Maslow dan Rogers mengakui pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Maslow setiap
individu bermotivasi untuk mengaktualisasi diri. Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu
mengaktualisasi diri. Ciri tersebut adalah (a) berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien,
apa adanya, dan terbatas dari subjektivitasnya, (b) dapat menerima diri sendiri, orang lain, secara
sewajarnya, (c) berperilaku spontan, sederhana, dan wajar, (d) terpusat pada masalah atau tugasnya, (e)
memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi, (f) memiliki kebebasan dan kemandirian
terhadaplingkungan dan kebudayaannya, (g) dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah,
(h) dapat mengalami pengalaman puncak, (i ) memiliki rasa keterikatan, solidaritas kemanusiaan yang
tinggi, (j) dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar, (k) memiliki watak terbuka dan bebas prasangka,
(l) memiliki standar kesusilaan tinggi, (m) memiliki rasa humor terpelajar, (n) memiliki kreativitas dalam
bidang kehidupan, (o) memiliki otonomi tinggi.

D. MOTIVASI DALAM BELAJAR


Motivasi belajar ada yang instrinsik ada yang ekstrinsik. Sedangkan penguatan motivasi-motivasi belajar
tersebut berada di tangan para guru pendidik dan anggota masyarakat. Unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar antara lain :
1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembnagan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai
kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangn kepribadian. Cita-cita siswa untuk
menjadi seseorang (gambaran ideal) akan memperkuat semangat belajar, dan mengarahkan perilaku
belajar.
2. Kemampuan Siswa
Keinginan seseorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Dengan
didukung kemampuan, keberhasilan mencapai sesuatu akan menambah kekayaan pengalaman hidup,
memuaskan dan menyenangkan hati anak. Karenanya kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmana dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.
4. Kondisi Lingkungan Siswa
Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkugan sekitar. Lingkungan sekitar
itu berupa keadaan alam, tempat tinggal, pergaualan sebaya dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu
kondisi lingkungan sekolah yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar.
5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Semua unsur dinamis dalam proses belajar dan pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar.
Karena siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan
berkat pengalaman hidup. Untuk itu guru yang professional diharapkan mampu memanfaatkan semua
unsure dinamis tersebut.
6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Intensitas pergaulan guru dan siswa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa.
Karenanya sebagai pendidik guru harus dapat memilah dan memilih dengan memberikan tauladan yang
baik untuk membelajarkan siswa.

E.UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar seorang anak antara lain:
1 Optimalisasi penerapan prinsip belajar
Beberapa syarat yang harus dimiliki seorang guru dalam upaya pembelajaran kepada siswa diantaranya
(a) guru telah mempelajari bahan pelajaran, (b) guru telah memahami bagian-bagian yang mudah,
sedang dan sukar, (c) guru telah menguasai cara-cara mempelajari bahan, dan (d) guru telah memahami
sifat bahan pelajaran.
Beberapa prinsip belajar di antaranya (a) belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar,
(b) belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya, (c)
belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam
program tertentu, (d) sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, (e) belajar bisa menjadi menantang bila
siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya.
2. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Upaya optimalisasi tersebut antara lain (a) memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan
hambatan belajarnya, (b) memelihara minat, kemauan, dan semangat belajar siswa, (c) meminta
kesempatan pada orang tua siswa agar memberi kesempatan pada siswa mengaktualisasi diri, (d)
memanfaatkan unsure-unsur lingkungan, (e) menggunakan waktu secara tertib, (f) merangsang siswa
dengan memberi penguat rasa percaya diri.

3. Optimalisasi Pemanfaatan, Pengalaman dan Kemampuan Siswa


Beberapa upaya optimalisasi tersebut antara lain (a) menugasi siwa membaca bahan belajar
sebelumnya, (b) guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa, (c) guru memecahkan dan mencari cara
memecahkan hal-hal yang sukar, (d) guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidikkan keberanian
mengatasi kesukaran, (e) guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi permasalahan, (f) beri
kesempatan siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekannya
4. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Beberapa cara mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar antara lain (a) menciptakan suasana
belajar yang menggembirakan, (b) mengikut sertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar,
(c) mengajak serta orang tua siswa memperlengkap fasilitas belajar.

Anda mungkin juga menyukai