TINJAUAN UMUM
A. KETERAMPILAN BERBAHASA
Keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum
sekolah mencakup empat segi yaitu:
1) Keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills);
2) Keterampilan berbicara (speaking skills);
3) Keterampilan membaca (reading skills);
4) Keterampilan menulis (writing skills);
Berikut ini hubungan antar keterampilan tersebut yaitu:
1. Hubungan antara Berbicara dan Menyimpak
Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat dari hal-hal
berikut ini:
a) Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru
(imitasi).
b) Kata-kata yang dipakai biasanya ditentukan oleh perangsang
(stimuli).
c) Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa misalnya ucapan
intonasi.
d) Dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan
rumit.
e) Meningkatkan keterampilan menyimak.
f) Bunyi merupakan faktor penting dalam menyimak.
g) Berbicara dengan alat peraga (visual aids). Mempergunakan bahasa
yang didengarnya (dawson (et al) 163:29).
2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca
Beberapa hal yang harus diperhatikan antara menyimak dan membaca
yaitu:
a) Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan
oleh guru melalui bahasa lisan.
B. MEMBACA
Membaca adalah suatu dari empat keterampilan berbahasa yang telah
dijelaskan pada subbab A berikut ini tujuan yang terkandung dalam
kegiatan membaca, serta jenis-jenisnya:
1. Pengertian Batasan Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan. (Hodgson 1960:43-44).
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali
dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), melibatkan
penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan
(oral language meaning). (Anderson 1972: 209-210).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing meaning
to and getting meaning from printed or written material. Memetik serta
memhami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis
(Finochiaro and bonomo 1973: 119).
2.
Tujuan Membaca
Arti (meaning) berhubungan dengan maksud dan tujuan antara lain:
a) Membaca atau menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh para tokoh, atau perincian fakta-fakta.
b) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
c) Membaca untuk menjadi organisasi cerita (reading for sequence or
organization).
d) Membaca untuk menyimpulkan membaca inferensi (reading for
inference).
e) Membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
f) Membaca untuk mengevaluasi (reading to evaluate).
4.
SKEMA I
-Pengenalan
bentuk huruf
Keterampilan
Aspek aspek
kecepatan membaca:lambat
Membaca
keterampilan pemahaman
pemahaman signifikasi/makna
SKEMA II
Membaca nyaring
Membaca
membaca
ekstensif
membaca survei
membaca sekilas
membaca dangkal
Membaca
membaca
teliti
membaca
intensif
telaah isi
membaca
pemahaman
Membaca
kritis
Membaca
ide-ide
Membaca
membaca bahasa
Telaah bahasa
membaca sastra
Baik
Baik sekali :kemampuan membaca,hampir semudah dalam bahasa ibu sendiri, bahanbahan yang amat sulit seperti esei dan karya sastra.
(Finocchiaro and Bonomo 1973 : 28; Lado 1976 : 231).
5. Tahap tahap Perkembangan Membaca
Ada beberapa tahap dalam perkembangan membaca yaitu:
Tahap I
Para pelajar membaca bahan yang telah dipelajari.
Tahap II
Guru atau kelompok guru bahasa menyusun struktur.
Tahap III
Guru atau kelompok guru bahasa menyusun kosa kata dan teks.
Tahap IV
Membaca penggunaan teks-teks sastra.
Tahap V
Keterampilan dalam berbicara dalam berbahasa.
(Finocchiaro and bonomo 1973 : 123 -125).
BAB II
MEMBACA NYARING
A. PENGERTIAN
Proses membaca dibagi atas:
a) Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaca lisan (reading
out loud, oral reading, reading aloud).
b) Membaca dalam hati (silent reading).
BAB III
Membaca Survei
Bacaan yang dipelajari yang akan ditelaah, dengan jalan:
a. Memeriksa, dan meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat
dalam buku-buku;
b. Memeriksa dan meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku
yang bersangkutan.
c. Memeriksa dan meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.
2.
Membaca Sekilas
Ada tiga tujuan dalam membaca sekilas ini yaitu:
a) Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel,
tulisan simgkat;
b) Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
c) Untuk
menemukan/menempatkan
bahan
yang
diperlukan
dalam
perpustakaan.
d) (Albert (et al) 1961a : 30).
Berikut ini hal yang dijelaskan secara selayang pandang yaitu:
a. Memperoleh Kesan Umum
Memperoleh kesan umum dari sesuatu buku nonfiksi (sejarah,biografi,
ilmu pengetahuan, seni dan sebagainya).
b. Menemukan Hal Tertentu
Beberapa petunjuk dalam menentukan hal tertentu yaitu:
1) Tentukan dengan jelas hal atau fakta apa yang hendak dicari atau
sediakan pertanyaan yang akan dijawab.
2) Siapkan kata-kata yang tepat.
3) Mencari informasi dari suatu buku yang mencakup bahan dan
subjek.
4) Mencari kata atau detail yang diinginkan.
c. Menemukan Bahan Dalam Perpustakaan
Mencari sumber informasi dari majalah dan literatur yang ada.
3. Membaca Dangkal
Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal bersifat luaran, yang tidak
mendalam dari suatu bahan bacaan.
C. MEMBACA INTENSIF
Yang termasuk dalam kelompok membaca intensif ialah:
1) Membaca telaah isi (content study reading);
2) Membaca telaah bahasa (linguistic study reading);
BAB IV
MEMBACA TELAAH ISI
A. PENDAHULUAN
Membaca telaah isi dapat kita bagi atas:
1) Membaca teliti;
2) Membaca pemahaman;
3) Membaca kritis;
4) Membaca ide;
B. MEMBACA TELITI
Membaca teliti membutuhkan berbagai hal antara lain:
a. Survei yang cepat untuk melihat organisasi dalam pendekatan umum;
b. Membaca seksama dan membaca ulang paragraf- paragraf
untuk
Mengenai Bacaan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat catatan mengenai
bacaan:
1. Bacalah sekilas seluruh kutipan;
2. Tentukan apa yang perlu kita catat;
3. Buatlah catatan dengan kata-kata sendiri;
4. Kembangkanlah sistem sendiri mengenai singkatan dan penggalan
penggalan.
5. Pakailah tanda-tanda kutipan.
6. Buatlah catatan yang jelas dan tepat.
7. Butir-butir penting harus digarisbawahi. (Albert (et al) 1961a : 43 44).
b. Menandai Buku
Mortimer J. Adler pernah menulis sebuah artikel yang berjudul How to
Mark a book yang dibuat dalam The Saturday Review of Literature, artikel
ini memuat dua puluh butir yang dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Haruslah ditegaskan secara blak-blakan.
2. Membaca sesuatu antara baris-baris.
3. Jangan menandai buku yang bukan milik kita sendiri.
4. Menilai sesuatu buku.
5. Mengerti isi dari sebuah buku.
6. Memiliki sejumlah buku.
7. Memahami isi buku.
8. Mencatat lukisan.
9. Menandai sebuah buku.
4. Dalam Kelas
Menyampaikan informasi melebihi bahan-bahan yang tertera dalam buku
pegangan (textbook) dan mempergunakan pendekatan kuliah (lecture
approach).
5. Menelaah Tugas
Berikut ini akan diperbincangkan setiap langkah atau tahap yang terdapat
dalam metode studi ini yaitu:
a) Survey (survei; Penelitian Pendahuluan)
b) Question (Tanya)
c) Read (Baca)
d) Recite (Ceritakanlah Kembali dengan kata-kata Sendiri)
e) Review (Tinjau Kembali)
C. MEMBACA PEMAHAMAN
Membaca pemahaman (atau reading for understanding) yang dimaksudkan
di sini
Adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
1) Standar-standar
atau
norma-norma
standards);
2) Resensi kritis (critical Review);
3) Drama tulis (printed drama);
4) Pola-pola fiksi (patterns of fiction).
kesastraan
(literarty
fakta-fakta
untuk
menunjang
pertimbangan
unsur- unsur drama meliputi berbagai hal antara lain yaitu: plot,
karakterisasi, (penokohan), dialog (percakapan), dan aneka sarana
kesastraan serta kedramaan.
1) Plot
Ada beberapa hal yang diketahui mengenai plot antara lain yaitu:
1. Eksposisi;
2. Komplikasi;
3. Resolusi atau denoument.
2) Karakterisasi
Ada beberapa hal dalam lakon karekteristik yaitu:
1. Tokoh gagal, tokoh badut, atau the foil.
2. Tokoh idaman atau the type character.
3. Tokoh statis atau the statis character.
4. Tokoh yang berkembang.
3) Dialog
Dalam setiap lakon atau atau gambar hidup haruslah memenuhi dua
tuntutan yaitu:
a) Dialog harus memajukan atau menunjang aksi (action).
b) Dialog harus menyesuaikan dengan idiom atau ujaran.
4) Aneka sarana kesastraan
Kesuksesan drama dapat dikategorikan beberapa faktor antara lain yaitu:
a) Gaya bahasa ulangan (repetisi);
b) Gaya bahasa yang menyuksesan drama;
c) Simbolisme atau perlambang;
d) Empati serta jarak estetik (empathy and aesthetic distance); (Albert
(et al),
e) 1961c :50-54).
c. Jenis jenis Drama
keempat jenis lakon akan di uraikan sebagai berikut:
1. Tragedi adalah sejenis drama yang mempunyai ciri dengan sebuah
lakon sedih, atau lakon tragis.
2. Komedi adalah sebuah drama yang mempunyai daya spontanitas
dan gelak tawa.
dan
pembayangan
(suspence
and
foreshadowing);
5) Kesegaran dan suasana (immediacy and atmosphere);
6) Point of view;
7) Fokus terbatas dan kesatuan (limited focus and unity).
(Lubis, 1960 : 14).
Dari segi keapaan perlu diperhatikan unsur-unsur berikut
ini:
1) Suspense (ketegangan);
2) Plot (alur, isi cerita);
3) Unity (kesatuan);
4) Logic (logika);
5) Interpretation (penafsiran);
6) Belief (kepercayaan);
7) The total experience wich fiction gives (keseluruhan
pengalaman yang diberikan oleh fiksi);
8) Setting (latar);
9) Atmosphere (suasana);
Sedangkan dari segi pembuatan fiksi, perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini:
1. Selectivity (kemampuan memilih; menyaring);
2. Focus (pusat, focus);
3. Point of view (sudut pandangan);
4. Style (gaya);
5. Eksposition (eksposisi; awal; penjelasan);
6. Movement (gerakan);
atau
dramatic
conflict
ketiganya
mengandung
maknastruktur gerak atau laku dalam fiksi atau drama. atau the
structure of the action in fiction or drama. setiap cerita biasanya
dibagi dalam lima bagian yaitu:
a) Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan);
b) Generating circumstances (peristiwa yang bersangkutpaut mulai bergerak);
c) Rising action (keadaan mulai memuncak);
d) Climax (peristiwa mencapai klimaks);
e) Denoument (pengarang memberikan pemecahan soal
dari semua peristiwa); (Lubis, 1960 : 16 17 ).
3).
5). Latar
Latar dilukiskan dalam sebuah cerita yang bersifat realistic
accuracy, ada unsur tempat ruang dalam suatu cerita. (Brooks,
Puser, and Warren;1952:819).
6). Pusat (Fokus/focus)
Yang dimaksud focus adalah pusat tempat materi suatu karya
imajinatif yang berkonsentrasi serta bertumpu.
Ada beberapa hal dalam sebuah focus yaitu:
a) Pusat minat (focus of interest);
b) Pusat tokoh (focus of character);
dalam
bentuk
mula-mula
berupa
cabang
pohon
b)
1.
2.
D. MEMBACA KRITIS
Pada umumnya membaca kritis (membaca interpretatif atau pun
membaca kreatif) menuntut para pembaca agar:
a. Memahami maksud penulis;
b. Memahami organisasi dasar tulisan;
c. Dapat menilai penyajian penulis/pengarang;
d. Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sendiri;
e. Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis;
f.
paragraf-paragraf
pendahuluan
suatu
pernyataan
BAB V
MEMBACA TELAAH BAHASA
A. PENDAHULUAN
Membaca telaah bahasa Indonesia mencakup berbagai hal yaitu:
a. Membaca bahasa (asing) atau (foreign) language reading;
b. Membaca sastra (literary reading);
B. MEMBACA BAHASA
Tujuan utama pada membaca bahasa ini adalah:
a. Memperbesar daya kata (increasing word power);
b. Mengembangkan kosa kata (developing vocabulary);
Uraian-uraian dalam membaca bahasa adalah sebagai berikut:
1. Memperbesar Daya Kata
Dalam kegiatan membaca bahasa untuk memperbesar daya kata,
ada beberapa hal yang harus kita ketahui, antara lain:
a) Ragam-ragam bahasa;
b) Mempelajari makna kata dari konteks;
c) Bagian-bagian kata;
d) Penggunaan kamus;
e) Makna-makna varian;
f) Idiom;
g) Sinonim dan antonim;
h) Konotasi dan denotasi;
i)
Derivasi;
Gaya
Intelegensi
Karakter
Hangat
Kasar
Cepat
Egois
Menyendiri
Luwes
Lincah
Tidak egois
Menyelok
Penjilat
Lamban
Egosentris
Menakutkan
Rendah hati
Siap sedia
Terpercaya
Memuakkan
kaku
Terandalkan
Meluap
Periang
kuat
Ramah tamah
Cemberut
Sukar
Penuh semangat
Terus terang
Bersih