Anda di halaman 1dari 29

MENGENAL RANGKAIAN TERINTEGRASI

(INTEGRATED CIRCUIT)

LAPORAN
REALISASI PERANCANGAN ELEKTRONIKA I
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktek Pengolahan Sinyal
di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika

Oleh :

Nama

: K.M. Chandra Bayu Saputra

NIM

: 0613 3032 0208

Kelas

: 3EA

Kelompok

: II

Dosen Pembimbing : Ir. Iskandar Lutfi, S.T.


NIP

: 196501291991031002

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulishaturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
Realisasi

Perancangan

Elektronika

mengenai

Mengenal

Rangkaian

Terinstegrasi (Integrated Circuit) di Bengkel Elektonika ini tepat pada


waktunya.
Pada kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terimah kasih kepada Bapak
Iskandar selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan Laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa yang
bersifat membangun agar dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik
dari sekarang ini.

Hormat kami, Desember 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Tujuan ................................................................................................... 1
1.2 Dasar Teori............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1 Multivibrator Rangkap Astabel/Monostabel (IC 556) .......................... 3
2.1.1 Rangkaian Astabel .................................................................... 4
2.1.2 Rangkaian Monostabel .............................................................. 6
2.2 Multivibrator Astabel/Monostabel CMOS (4047 B) ............................ 8
2.3 Multivibrator rangkap bistabel (CMOS 4013 B) .................................. 11
2.4 IC dengan 4 gerbang (quad) NAND, dua input (CMOS 4011B) ......... 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 20
3.1 Analisa .................................................................................................. 20
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4

Multivibrator Rangkap Astabel/Monostabel (IC 556) ..............


Multivibrator Astabel/Monostabel CMOS (4047 B) ................
Multivibrator Rangkap Bistabel CMOS (4013 B) ....................
IC dengan 4 (quad) NAND, 2 Input (CMOS 4011 B) ..............

20
21
22
22

3.2 Kesimpulan ........................................................................................... 24


3.3 Saran ..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25

iii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar

2.1

Gelombang Output Astabel dan Monostabel .......................... 3

2.2

Rangkaian Astabel IC 556 .................................................................. 5

2.3

Cara Pemasangan Komponen rangkaian Astabel IC 556 ................... 5

2.4

Rangkaian Monostabel IC 556 ........................................................... 7

2.5

Rangkaian Astabel IC 4047B ............................................................. 10

2.6

Rangkaian Multivibrator Rangkap Bistabel ....................................... 12

2.7

Rangkaian Percobaan Multivibrator Rangkap .................................... 14

2.8

Rangkaian gerbang AND dari Kombinasi Gerbang NAND .............. 17

2.9

Rangkaian gerbang OR dari Kombinasi Gerbang NAND ................. 19

2.10

Rangkaian Gerbang NOR dari Kombinasi Gerbang NAND .............. 19

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

TUJUAN
Penulisan laporan Mengenal Rangkaian Terintegrasi (Integrated Circuit) ini,

bertujuan untuk:
1. Mengetahui lebih dalam apa itu Integrated Circuit
2. Mengetahui fungsi-fungsi dari Integrated Circuit
3. Mengetahui contoh dan pegaplikasian rangkaia terintegrasi ini
4. Memperluas pengetahuan tentang komponen-komponen elektronika
5. Melatih mahasiswa agar lebih terampil dalam melakukan perancangan
elektronika.

1.2

DASAR TEORI
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika

Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda,
Resistor dan Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika
dalam sebuah kemasan kecil. Bahan utama yang membentuk sebuah Integrated Circuit
(IC) adalah Bahan Semikonduktor. Silicon merupakan bahan semikonduktor yang
paling sering digunakan dalam Teknologi Fabrikasi Integrated Circuit (IC). Dalam
bahasa Indonesia, Integrated Circuit atau IC ini sering diterjemahkan menjadi Sirkuit
Terpadu.
Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan
menjadi IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.
a. IC LINIER
IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya
berfungsi sebagai :

Penguat Daya (Power Amplifier)

Penguat Sinyal (Signal Amplifier)

Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)

Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)

Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)

Voltage Comparator

Multiplier

Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)

Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

b. IC DIGITAL
IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu Tinggi dan Rendah atau dalam kode
binary dilambangkan dengan 1 dan 0.
IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :

Flip-flop

Gerbang Logika (Logic Gates)

Timer

Counter

Multiplexer

Calculator

Memory

Clock

Vibrator

Microprocessor (Mikroprosesor)

Microcontroller
Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan Komponen

Elektronika Aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD). Jadi,
diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada IC tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
Dari banyaknya pengaplikasian rangkaian terintegrasi (IC) ini, ada beberapa
contoh dasar pengaplikasin dari fungsi terintegrasi, diantaranya :

2.1

Multivibrator Rangkap Astabel/Monostabel (IC 556)


Multivibrator jenis ini mempunyai output dengan dua keadaaan; keadaan

tinggi (bila tegangan output sama dengan batere, 9 volt), dan keadaaan rendah (bila
tegangan output sama dengan 0 volt). Multivibrator astabel atau free running tidak
stabil dalam kedua keadaaan (karena itu disebut astabel, yang berarti tidak stabil)
melainkan berubah-ubah dari keadaan yang satu ke keadaan yang lan secara bergantian
dan memberikan output gelombang siku. Jadi alat ini merupakan osilator gelombang
siku. Disebut juga clock (jam), dan banyak digunakan pada bagian-bagian komputer.

Gambar 2.1 Gelombang Output Astabel dan Monostabel


Multivibrator monostabel atau one-shot, merupakan suatu multivibrator yang stabil
pada salah satu dari dua keadaan output. Ketika dinyalakan (triggered) oleh sinyal
masuk, tegangan output bergerak dari keadaan rendah yang stabil, ke keadaan
tinggi, yaitu dari tegangan 0 volt ke tegangan 9 volt. Kemudian setelah waktu tertentu
akan kembali ke keadaan rendah sampai dipicu (triggered) kembali. Perubahan
tegangan output ini menghasilkan satu pulsa gelombang siku. IC 556 terdiri dari dua

multivibrator yang terpisah (tetapi mempunyai sambungan tegangan yang sama), dan
masing-masing dapat digunakan sebagai multivibrator astable atau monostabel.
Dengan arus output maksimum 200 mA, multivibrator ini dapat menggerakan
loudspeaker atau menyalakan beberapa LED.

2.1.1

RANGKAIAN ASTABEL

Alat dan Bahan

IC 556

1 buah

LED

1 buah

Resistor :

680

1 buah

10 K

1 buah

1 M

1 buah

Elco 1 F

1 buah

Keramik 0,01 F

1 buah

Kapasitor :

Batere 9V

1 buah

Klip Penghubung Batere

1 buah

Protoboard

secukupnya

Kabel Penghubung

secukupnya

Dua hambatan luar R1 dan R2 serta kapasitor C1 diperlukan untuk memperoleh getaran
(frekuensi) yang diinginkan dengan perjitungan
=

1,4

(R1 + 2 x R2) 1

R1 dan R2 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan farad. Bila R2 jauh lebih besar dari
R1 seperti pada contoh ini maka :
=

1,4
0,7
=
2 x R2 x 1
R2 x 1

Sebagai contoh : bila R2 = 1 M = 106 dan C1 = 1 F = 10-6 F

0,7
106 x 106

= 0,7 Hz, lebih kurang 1 gelombang siku setiap detik.

Gambar 2.2 Rangkaian Astabel IC 556

Cara Pemasangan Komponen

Gambar 2.3 Cara Pemasangan Komponen rangkaian Astabel IC 556

1. Temukan kaki 1 dari IC, dengan tanda bulatan atau taktik pada salah satu ujung
wadahnya. Tempatkan IC dengan teliti pada papan rangkaian dengan posisi
seperti pada gambar; tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki yang
bengkok.
2. Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negative, serta
antara socket-socket lain pada papan rangkaian, sesuai dengan gambar
rangkaian.
3. Sisipkan R1, R2, C1, dan C2. Usahakan agar pemasangan kapasitor C1 tidak
keliru, biasanya dekat kutub + terdapat lekukan, sedang dekat kutub ada
gelang hitam.
4. Sisipkan LED. Jangan lupa, kaki katoda adalah yang terdapat potongan rata
pada alas kotaknya (atau: kaki katoda c biasanya lebih pendek dari kaki anoda
a).
5. Periksalah rangkaian dengan teliti.
6. Hubungkan

batere

dengan

memperhatikan

kutub-kutubnya.

Kawat

penghubung S1 bertindak sebagai sakelar hidup/mati (on/off). Bila sakelar S1


dalam keadaan on, maka LED akan menyala kira-kira satu kali setiap detik
(menunjukkan bahwa astabel bekerja). Apabila tidak demikian, mungkin
terdapat sambungan yang salah.

2.1.2 RANGKAIAN MONOSTABEL


Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1. Waktu T untuk satu pulsa
dapat dihitung dari :

T = 1,1 x R1 x C1
Diaman T dalam satuan detik, R1 dalam satuan ohm, dan C1 dalam satuan farad.
Sebagai contoh: bila R1 = 2,2 M = 2,2 x 106 dan C1 = 10-6 farad, maka T = 1,1 x 2,2
x 106 x 10-6 = 2,4 detik.

Alat dan Bahan

IC 556

1 buah

LED

1 buah

Resistor :

680

1 buah

2,2 M

1 buah

Elco 1 F

1 buah

Keramik 0,01 F

1 buah

Kapasitor :

Batere 9V

1 buah

Klip Penghubung Batere

1 buah

Protoboard

secukupnya

Kabel Penghubung

secukupnya

Gambar 2.4 Rangkaian Monostabel IC 556

Cara Pemasangan Komponen

Adakan beberapa perubahan pada rangkaian astabel


1. Lepaskan R2
2. Ganti R1 dari 10 K menjadi 2,2 M
3. Lepaskan kawat penghubung dari kaki 2 dan 6 lalu pasang kawat penghubung
tersebut pada kaki 1 dan 2.
4. Hubungkan kaki 6 (trigger) dengan jalur positif menggunakan kawat panjang.
Monostabel akan menyala (triggered) oleh sisi negative AB pada pulsa. Untuk
melakukan hal ini, pasang sakelar S1 pada on, lepaskan trigger (kaki 6) dari jalur
positif dan sentuhkan kawat sebentar pada jalur negative, setelah itu kembalikan
lagi segera pada jalur positif. LED akan
memancarkan cahaya lebih kurang 2 detik.
Selama waktu untuk penyalaan (triggering t)
lebih kecil dari waktu pulsa output monostabel
(T),

2.2

Multivibrator Astabel/Monostabel CMOS (4047 B)


Kekuatan multivibrator jenis ini lebih kecil dari IC 556 (halaman 11), tetapi

hanya menggunakan satu resistor dan satu kapasitor (jangan gunakan kapasitor
elektrolit), dan mempunyai tiga output astabel. Setiap output dapat menyalakan LED,
akan tetapi untuk menggerakkan loudspeaker harus memakai penguat transistor. Pada
pengoperasian monostabel, multivibrator ini dapat dinyalakan (triggered) oleh sisi
positif atau sisi negative.

Ketiga output astabel disebut Q, n, dan


osilator,

diperlihatkan

pada

gambar

disebelah Q dan merupakan dua output


yang saling mengisi; bila yang satu dalam
keadaan

tinggi

maka

yang

lain

rendah. Kedua frekuensinya sama,


didapat dari rumus : 1 =

0,23
RxC

Bila R = 2,2 M = 2,2 x 106 dan C = 0,1 F = 10-7 farad, maka


0,23

1 = 2,2 106 107 = 1. Frekuensi putput osilator f2 adalah 2f1 atau 2 Hz.

Alat dan Bahan

IC CMOS 4047

1 buah

LED

3 buah

Resistor :

680

3 buah

2,2 M

1 buah

Kapasitor Keramik 0,1 F

1 buah

Batere 9V

1 buah

Switch ON/OFF

1 buah

Klip Penghubung Batere

1 buah

Protoboard

secukupnya

Kabel Penghubung

secukupnya

10

Gambar 2.5 Rangkaian Astabel IC 4047B

Cara Pemasangan Komponen

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar; hati-hati jangan sampai ada kaki yang bengkok atau
tersentuh.

11

2. Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negative serta
antar socket pada papan rangkaian, seperti pada gambar.
3. Sisipkan R, R1, R2, R3, dan C.
4. Sisipkan LED. Perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda dengan
potongan rata pada wadahnya (kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).
5. Periksa rangkaian dengan teliti.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar. Kawat
penghubung S1 merupakan saklelar untuk menyambung dan memutuskan
hubungan batere. Pasang S1 pada on. LED harus mulai menyala dan mau
berganti-ganti; bila salah satu tidak bekerja, mungkin terdapat hubungan yang
salah. Perhatikan :
(a) Ketika LED 1 (output Q) menyala LED 2 (output ) padam dan sebaliknya.
(b) LED 3 (output osilator) berkedip dua kali lebih cepat daripada LED 1 dan
LED 2. Bila kedipan itu terlalu cepat dan sukar diikuti, ubahlah R dari 2,2
M menjadi 10 M.

2.3

Multivibrator rangkap bistabel (CMOS 4013 B)


Multivibrator bistabel, atau multivibrator yang dapat berubah-ubah (flip-flop)

mempunyai dua keadaan output yang stabil. Tegangan outputnya dapat tetap tinggi
atau rendah dalam jangka waktu lama. Untuk mengubah keadaannya diperlukan
input yang disebut pemicu (trigger). Bistabel dapat dihubungkan menjadi alat
penghitung elektronik yang menghitung jumlah pemicu input.
IC CMOS 4013 B merupakan bistabel rangkap dengan kaki-kaki tegangan yang
digunakan bersama.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

IC CMOS 4013 B

1 buah

LED

2 buah

Resistor :

12

680

1 buah

4,7 K

1 buah

Switch Toogle

1 buah

Switch ON/OFF

1 buah

Batere 9V

1 buah

Klip Penghubung Batere

1 buah

Protoboard

secukupnya

Kabel Penghubung

secukupnya

Gambar 2.6 Rangkaian Multivibrator Rangkap Bistabel

Cara Pemasangan Komponen

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar; hati-hati jangan sampai ada kaki yang bengkkok
atau tersentuh.
2. Sisipkan kabel-kabel penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negative
serta antar socket pada papan rangkaian sesuai pada gambar.
3. Sisipkan R1 dan sakelar S2 ; tempatkan tombol sakelar S2 di sebelah kanan.

13

4. Sisipkan LED. Perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda dengan
potongan rata (kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).
5. Periksa rangkaian dengan teliti.

6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar. Kawat


penghubung S1 pada on. Jika LED tidak menyala, memindahkan tombol S2 ke
kiri, kemudian kembali ke kanan akan membuatnya menyala. (Jika LED tidak
juga menyala, mungkin terdapat hubungan yang salah pada rangkaian)
7. Setiap kali S2 dipindahkan dari kanan kekiri, tegangan pada input trigger (kaki
3) akan naik dari 0 ke 9 volt dan sisi positif (naik) ini akan menyebabkan
perubahan keadaan pada bistabel. Bila output dalam keadaan tinggi (LED
menyala), akan berubah ke keadaan rendah (LED padam), demikian pula
sebaliknya.
8. Dimulai dengan LED padam, berika empat trigger positif kepada bistabel, yaitu
dengan mengalihkan sakelar S2 ke kiri kemudian ke kanan empat kali. Engkau
akan melihat bahwa LED hanya menyala dua kali; artinya output Q pada

14

bistabel menjadi tinggi hanya dua kali. Bistabel ini menghitung setiap input
trigger positif yang kedua; alat ini adalah rangkaian dibagi dua. Periksalah
bahwa memang demikian, untuk enam, delapan trigger positif dan seterusnya.

Percobaan

1. Output hubungkan dengan LED lain, seri dengan resistor pembatas arus
sebesar 4,7 K antara output (kaki 2) dengan jalur negative. Bila engkauu
memberikau trigger positif maka akan engkau dapatkan :
a. Output Q dalam keadaan tinggi ketika output rendah dari demikian,
sebaliknya ; output Q dan saling mengisi
b. Frekuensi pulsa output (juga output Q) adalah setengah frekuensi
penyalaan (trigger) positif.

Gambar 2.7 Rangkaian Percobaan Multivibrator Rangkap


Bistabel
2. Rangkaian dibagi empat. Dengan menggunakan bistabel yang kedua dalam
IC 4013B, engkau dapat membuat rangkaian yang LED-nya menyala pada
setiap trigger positif yang keempat. Rangkaian ini dinamakan rangkaian dibagi
empat, seperti diperlihatkan pada gambar diatas. Buatlah hubungan dengan
mengadakan perubahan-perubahan yang perlu pada rangkaian dibagi dua.

15

Pada diagram diatas, baris pertama menunjukkan trigger yang diperoleh


dengan memindahkan sakelar S2 antara kutub negative (-) dan kutub positif (+)
batere (yaitu antara 0 v dan 9 v). Tegangan ini dimasukkan kedalam input
trigger bistabel pertama (kaki 3) dan mengubah keadaan outputnya (dari
rendah ke tinggi atau sebaliknya) pada sisi-sisi positif seperti AB, CD, dan
selanjutnya. Baris kedua memperlihatkan output Q yang dihasilkan (pada kaki
1) bistabel pertama. Output ini (yang dimasukkan ke input trigger bistabel
kedua outputnya (dari rendah ke tinggi atau sebaliknya) pada sisi positif
seperti PQ, RS, dan selanjutnya. Baris ketiga memperlihatkan output bistabel
kedua (kaki 13) yang dimasukkan ke LED sertaa menyalakannya pada keadan
tinggi.

2.4

IC dengan 4 gerbang (quad) NAND, dua input (CMOS 4011B)


Dalam computer terdapat sakelar-sakelar yang disebut gerbang logika (logic

gates) yang terbuka dan memberikan tegangan output tinggi hanya apabila pada
inputnya (biasanya ada lebih dari satu) di penuhi beberapa persyaratan tertentu. Ada
empat macam bentuk gate yang penting, yaitu AND, NAND, NOR, OR. Pada table
kebenaran (truth table) di bawah ini untuk dua input A dan B output atau input
tinggi (yaitu 9V) dinyatakan dengan angka 1, sedang output atau input rendah
(yaitu 0V) dinyatakan dengan angka 0.

16

Input
A B
0 0
0 1
1 0
1 1

Output
C
0
0
0
1

Input
A B
0 0
0 1
1 0
1 1

Output
C
1
1
1
0

Input
A B
0 0
0 1
1 0
1 1

Output
C
1
0
0
0

Input
A B
0 0
0 1
1 0
1 1

Output
C
0
1
1
1

Gerbang AND memberikan output tinggi hanya apabila kedua inputnya tinggi ;
gerbang NOR memberikan output tinggi hanya apabila kedua inputnya rendah.
Kita akan menggunakan kedua gerbang ini pada percobaan-percobaan di bagian akhir
buku ini. Satu jenis gerbang dapat dibuat dari gabungan satu jenis gerbang yang
lainnya. Sebagai contoh gerbang AND, OR, dan NOR dapat dibuat dari gerbang
NAND seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

IC CMOS 4011B merupakan gerbang NAND quad dua input ; terdiri dari empat
gerbang NAND, setiap gelombang mempunyai dua input akan memiliki kaki-kaki catu
tegangan yang sama. Kita akan menggunakan IC ini untuk membuat tiga jenis gerbang
yang lain.

Alat dan Bahan

IC CMOS 4011B

1 buah

LED

1 buah

Resistor 680

1 buah

Batere 9V

1 buah

Klip Penghubung Batere

1 buah

17

Switch ON/OFF

1 buah

Protoboard

secukupnya

Kabel Penghubung

secukupnya

Gambar 2.8 Rangkaian gerbang AND dari Kombinasi Gerbang NAND

Cara Pemasangan Komponen

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki
yang bengkok atau tersentuh.
2. Sisipkan kawat-kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negative,
serta antar socket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1

18

4. Sisipkan LED. Perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda dengan
potongan rata pada wadahnya (kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).
5. Periksa rangkaian dengan teliti.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar. Kawat
penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus batere. Pasang S1
pada on. Periksa table untuk gerbang AND dengan menghubungkan :
a. A dan B ke jalur positif, sehingga kedua inputnya tinggi, yang
menyebabkan LED menyala (jika tidak demikian, kemungkinan ada
hubungan yang salah dalam rangkaian).
b. A ke jalur positif (tinggi) dan B ke jalur negative (rendah); output menjadi
rendah, mengakibatkan LED padam.
c. A dan B ke jalur negative (keduanya rendah) LED tetap padam; hal ini
memperlihatkan bahwa output rendah lagi.
d. A ke jalur negative (rendah) dan B ke jalur positif (tinggi): output
rendah juga.

19

Percobaan

1. Gerbang OR. Dengan menggunakan tiga gerbang NAND dalam satu IC 4011B,
buatlah hubungan untuk memperoleh gerbang OR, kemudia periksa kembali
tabelnya.

Gambar 2.9 Rangkaian gerbang OR dari Kombinasi Gerbang NAND

2. Gerbang NOR. Gunakan empat gerbang NAND dalam satu IC 4011B, untuk
membuat gerbang NOR, kemudian periksa table untuk gerbang NOR ini.

Gambar 2.10 Rangkaian Gerbang NOR dari Kombinasi Gerbang NAND

BAB III
PENUTUP

3.1

ANALISA
Setelah dilakukannya percobaan, dapat dianalisa bahwa rangkaian IC ini setiap

percobaannya, memiliki masing-masing fungsi sesuia dengan IC yang digunakan,


berdasarkan jenis-jenis IC yang dilakukan, dapat dikelompokkan penganalisaannya ini
sebagai berikut :
3.1.1 Multivibrator Rangkap Astabel/Monostabel (IC 556)
a.) Rangkaian Astabel
Pada rangkaian ini didapatkan bahwa output IC ini mengeluarkan 2 keadaan
yaitu 1 dan 0 yang tempak jelas terlihat pada LED yang mati dan hidup atau dengan
kata lain LED hidup secara tidak stabil atau tidak beraturan dengan begitu cepat.
Hal ini terjadi karena output dari IC 556 ini merupakan oscillator yang secara
bergantian berubah dari keadaan 1 ke 0 ataupun dari 0 ke 1. Keadaan dari output
yang dihasilkan pada pin 5 ini tergantung pada sumber clock/trigger sebagai pemicu
dari rangkaian ini. Pada input trigger yaitu pin 6, dipasang kombinasi RC (resistor
dan capasitor) secara parallel, kombinasi RC ini pada rangkaian dipasang sebagai
pewaktu yang penentukan cepat lambatnya hidup mati LED sebagai indicator dari
output rangkaian ini. Jika pada rangkaian R2 dan C1 yang digunakan adalah sebesar
1M dan 1F, maka didapatkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk output
berganti dari 1 ke 0 ataupun dari 0 ke 1 adalah :
=


=
= ,
,
,

20

21

b.) Rangkaian Monostabel


Sama seperti rangkaian multivibrator astabel, rangkaian monostabel ini samasama mengeluarkan dua keadaan yaitu 0 dan 1 ataupun 1 dan 0 yang berubah secara
bergantian. Hanya saja pada percobaan ini monostabel ini berubah hanya sekali,
tidak seperti astabel yang berubah secara terus menerus sampai tegangan
diputuskan. Pada monostabel ini input trigger dipasang pada sumber tegangan
kemudian di ganti atau dengan kata lain di pasang kembali ke gound. Pada saat
trigger berda pada sumber tegangan, rangkaian akan melakukan pengsian pada
kapasitor, sehingga pada saat input trigger dilepas dari Vcc dan disambung ke gound
dengan segera, maka arus pengisian pada capasitor tersebut akan melepas sehingga
LED akan menyala dan kemudian akan mati lagi karena semua arus atau electron
yang terismpan tadi sudah terlepas semua melewati LED. Lamanya waktu keluaran
tergantung besarnya nilai kapasitor yang nantinya akan melakukan pengisian dan
pelepasan dan juga resistor yang berfungsi sebagai penghambat arus dan tegangan.
Pada percobaan ini, lamanya waktu output yang dihasilkan pada rangkaian ini
adalah sebesar 2,4 detik. Hal itu dapat juga didapatkan dengan rumus :
T = 1,1 x R1 x C1 = 1,1 x 2,2M x 1F = 1,1 x 22 x 107 x 10-6 = 2,42 detik.

3.1.2 Multivibrator Astabel/Monostabel CMOS (4047 B)


Pada rangkaian percobaan ini, 3 LED di berikan sebagai indicator output pada
output OSC, Q, dan . Output dari rangkaian ini adalah astabel artinya output berubahubah dengan sendirinya secara terus menerus sampai sumber tegangan input
diputuskan. Output pertama yaitu adalah Output Q, output Q nantinya 2x lebih besar
dari output OSC, karena sebenarnya OSC itu sendiri adalah dari Q, untuk adalah
kebalikan dari output Q, jika output Q adalah 0 maka output adalah 1. Frekuensi
output dari OSC dalah 2x dari frekuensi Q. Pada percobaan frekuensi yang didaptkan
adalah 1 =

0,23
2,2 106 107

= 1. Untuk memperlambat atau memperkecil

frekuensi, hanya tingal memperkecil resistor dan kapasitornya saja, sedangkan untuk

22

memperbesar frekuensinya atau mempercepat waktunya, hanya tinggal memperbesar


nilai resistor dan kapasitornya saja.
3.1.3 Multivibrator Rangkap Bistabel CMOS (4013 B)
Pada percobaan ini, multivibrator di gerakan atau dihasilkan oleh IC 4013B
output dari rangkaian ini. Rangkaian ini menghasilkan gelombang yang stabil layaknya
multivibrator monostabel, hanya saja keadaannya menjadi terbagi dua yaitu yang
tadinya pada saat trigger diberi Vcc lalu ke GND, maka LED pun akan hidup lalu mati
dengan segara, akan tetapi pada rangkaian yang disebut dengan multivibrator bistabel
ini mengalami dua kali kadaan awal yang monostabel tersebut, yaitu pada saat input
trigger diberikan input Vcc dan ground, maka keadaan yang dihasilkan hanya 1
keadaan, dan untuk mendapaatkan keadaan lainnya, misalkan yang pada awalnya
adalah 0, maka pada saat input yang diberikan ke input trigger baik Vcc maupun GND
akan menghasilkan hasil 1, dan kemudia akan kembali lagi ke 0, saat input trigger
diberi Vcc dan GND lagi. Hal ini terjadi yang pada awalnya input data yang diberikan
adalah hasil dari output . Sehinggga secara tidak langsung output pun pada saat
pergantian tiap siklus (perpindahan input dari saklar Vcc dan GND) akan berkeadaan
1.
Untuk percobaan kedua, hasil output Q pada pin 1 dijadikan sebagai input
trigger dari pin 11 sehingga output pun akan terbagi menjadi 2 atau dalam artian
menjadi 4 keadaan (4 siklus) untuk mendapatkan 2 keadaan 0 dan 1.
3.1.4 IC dengan 4 (quad) NAND, 2 Input (CMOS 4011 B)
Pada percobaan ini, digunakan IC 4011 sebagai gerbang NAND nya, pada
hakikatnya, IC NAND ini adalah sebuah IC universal karena dengan gabungan
beberapa gerbang NAND dapat membentuk gerbang gerbang dasar lainnya yaitu AND,
OR, NOR, dan NOT. Untuk membentuk sebuah gerbang dasar dari gerbang NAND
ini, diperlukan kombinasi gerbang yang menggunakan aturan aljabar Boolean dan de
Morgan. Misalnya untuk membentuk gerbang NOT dengan gerbang NAND, maka
input 1 dan input 2 digabung dijadikan 1 input (misal A menjadi masukan), maka A.A
= A. Begitu pun dengan gerbang AND, maka dibutuhkan 2 gerbang NAND dengan

23

mengkombinasi hasil dari gerbang NOT tadi, yaitu unutk gerbang pertama input 1
(missal A) dan input 2 (missal B), maka hasil persamaannya adalah A.B, maka untuk
menjadikannya gerbang AND, maka A.B harus di not kan, jadi output dari gerbang
pertama akan menjadi input 1 dan input 2 gerbang NAND selanjutnya sehingga NOT
pun akan hilang dan menjadi gerbang AND yaitu A.B.
Untuk percobaan selanjutnya yaitu membuat gerbang OR maka dibutuhkan 2
gerbang NOT dari gerbang NAND dan 1 gerbang NAND lagi sebagai input dari
gerbang NAND yang telah dibuat menjadi NOT tersebut. Jadi input A yang
dimasukkan ke kedua input gerbang NAND yang menjadi NOT akan keluar dan
menjadi masukan bagi input gerbang NAND ketiga, begitupun dengan input B, input
B menjadi masukan gerbang NAND kedua yang dijadikan NOT dengan cara
menggabung input 1 dan 2 pada gerbang NAND kedua ini sehingga menjadi gerbang
NOT. Lalu gerbang NOT kedua ini akan menjadi masukan dari input kedua dari
gerbang NAND, sehingga output gerbang ketiga yang dihasilakan adalah A.B, dan jika
disederhanakan dengan de morgan maka didapatkan A+B dan menjadi gerbang OR
yaitu A + B. Untuk mendapatkan gerbang NOR, kita hanya perlu menambahkan
gerbang NOT untuk membuat gerbang OR yang sebelumnya, menjadi gerbang NOR,
jadi output dari 3 gerbang NAND yang dapat menghasilkan gerbang NOR tersebut
dijadikan sebagai input dari gerbang NOT yang dibuat dari gerbang NAND, yaitu
dengan cara output OR ini dijadikan sebagai input gerbang selanjutnya yaitu gerbang
NAND keempat dengan cara menggabungkan input 1 dan input 2 gerbang NAND
keempat ini atau dengan kata lain memberikan output dari gerbang OR yang telah
dibuat tadi sebagai masukan dari input 1 dan input 2 dari gerbang NOT yang dibuat
dari gerbang NAND keempat ini sehingga output yang dihasilkan oleh gerbang NAND
keempat ini adalah A+B atau gerbang NOR. Brgitupun sebaliknya, dengan gerbang
NOR pun kita dapat membuat atau membentuk gerbang-gerbang dasar lainnya dengan
menggunakan persamaan aljabar Boolean dan teorema de morgan

24

3.2

KESIMPULAN
Setelah dilakukannya percobaan dan dilakukannya penganalisaan didapatkan

bahwa integrated circuit (IC) atau lebih dikenal masyarakat Indonesia dengann
rangkaian terintegrasi adalah sebuah komponen yang isinya adalah gabungan dari
beberapa komponen dasar baik pasif maupun aktif seperti resistor, kapasitor, diode,
dan transistor yang difungsikan sebagai suatu fungsi. Jadi pada pengaplikasiannya,
setiap IC memiliki fungsi yang berbeda sehingga tidak dapat menggunakan IC yang
berbeda fungsi dengan fungsi lainnya. IC ini dibuat untuk memperkecil atau
menghemat penggunaan komponen lain sehingga suatu perancangan alat elektronika
dapat dibuat dengan begitu simple dan sederhana serta juga dapat menghemat biaya
produksi sehingga sang produsen pun dapat menjualnya dengan murah. Walaupun IC
masih terkadang masih tetap menggunakan komponen luar, akan tetapi komponen
tersebut diganakan hanay sebagi komponen tambahan/pendukung untuk menghasilkan
fungsi yang lebih sempurna dan lebih maksimal.

3.3

SARAN
Sebelum melakukan percobaan, ada baiknya untuk memeriksa kembali

peralatan dan komponen yang digunakan. Apakah masih baik untuk digunakan,
ataukah tidak. Misal, pada baterai 9V, periksa dengan multimeter apakah voltase masih
berada di 8-10V dan arus yang masih sekitar 200mA-500mA. Cara yang paling mudah
adalah mengukurnya dengan multimeter, komponen-komponen dasar yang biasa
digunakan seperti (resistor, diode, transistor, kapasitor) dapat diukur dengan
multitester, namun setiap komponen biasanya memiliki beberapa toleransi, sehingga
nilai tidak terlalu presisi atau tidak terlalu persis dengan apa yang biasanya tertera pada
badan komponen itu sendiri. Pada saat merangkai menggunakan protoboard, harus
sangat dijaga dalam penempatan jumper, karena penempatan jumper itu sendiri sangatsangat menentukan arus yang dikonsumsi oleh komponen. Selalu berhati-hati dan teliti
demi mencapai hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Lutfi. 2014. Buku Petujuk Praktek Dasar Realisasi Rancangan 1. Palembang.
Politeknik Negri Sriwijaya
http://teknikelektronika.com/pengertian-ic-integrated-circuit-aplikasi-fungsi-ic/
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/astabil-multivibrator/

25

Anda mungkin juga menyukai