Buku El(G
yong
Ando
'
Peifukon
Edisi 5
MRuctf LM S. TH.eueRr M. D.
Attending PhYsician
The Bryn Mawr HosPital
Bryn Mawr, PennsYlvania
Alih Bahasa:
Prof. Dr. A. SamikWahab, SP.A(K)
Editor Edisi Bahasa lndonesia:
mtr
EGC 1783
This is a translation of
THE ONLY EKG BOOK YOU'LL EVER NEED, sth Ed.
by Maliolm S. Thaler
Published by arrangement with Lippincott Williams & Wilkins, USA
Copyright
@ 2007
book
676.120 7547
Indikasi qlguyat, reaksi merugikan, dan jadwal dosis untuk obat disnjikan pada buku ini,
tetapi hal ini dapat saja berubah. Pembaca disarankan mengacu data informnsi d.ari pnbrik
tentang obat yang dilulis pada kemasannva. Penulis, editor, penerbit, atau distributor
tidak berta.nggung jawab'atas kesalahaii atau kealfaan atriu atas konsekuensi dari
penerapan informasiyang ada di dalambuku ini, dan tidak memberi iaminan, tersurat ntau
tersirat, atas isi buku. Penulis, editor, penerbit, dnn distributor tidak bertanggrtng jnwab
atas cedera dan/atau kerusakan pada sbseorang atau properti yang timbul d"ah biitu ini.
Sqtu-solVJ'Iyq
Buku EKG
vono
Ando
'
Peilukon
Kutipan PasalT2:
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
l.
sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lamaT
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pnxrrxc Drrrmnur
Penerbit adalah rekanan pengarang untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama
pengarang, penerbit menciptakan buku untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak
atas penerbitan buku tersebut serta distribusinya, sedangkan pengarang memegang
hak penuh atas karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit.
Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali
upah. Percetakan tidak bertanggungjawab atas isi buku yang dicetaknya.
lebih murah-karena mereka tidak perlu mempersiapkan naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan
tidak terikat perjanjian dengan pihak mana pun.
Pprrru,q.lnrA,N BuKU AnnL,c,H Krumrx,ql-!
Anda jangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerih payah para
pengarang yang notabene adalah para guru.
Dedikasi
Pendahuluan
Ada banyak pokok bahasan baru di dalam edisi kelima ini. Antara
lairy kami telah memperbaharui bagian elektrofisiorogi dasar, gangguan
irama, dan alat pacu janfung, serta memasukkan banyak contor,
baru di akhir buku sehingga kamu dapat menguji per,gbtuhrrur, barumu
yang kamu peroleh dengan susah payah.
nrc
Saya juga harus berterima kasih pada Glenn Harper, M.D., bukan
-hanya
salah satu ahli jantung terbaik
jugi
duni4 tetapi
salah satu orang
yang sangat baik karena telah meninjau buku ini dan memastikan
bahwa buku ini akurat dan up to date. untuk semua orang di Lippincott
williams & wilkins, terima kasih karena sekali lagi telah mengirasilkan
sebuah buku yang irrdah dan mudah dibaca din membuat seluruh
proses revisi buku ini menjadi sangat sederhana dan menyenangkan,
Dan pada kalian para pembaca, saya berharap bahwa'satu-situnya
Buku EKG yang Anda Perlukan sekali lagi akan memberikan sesuatu
yang kamu butuhkan - tidak lebih dan tidak kurang untuk membaca
EKG dengam cepat dan akurat
Malcolm Thaler
Daftar lsi
Pendahuluan vii
Siap-siap
Bab
Dasar-Dasar 9
Listrik dan Jantung 10
Jantung '12
Waktu dan Voltase
Sel-SeI
17
Membuat Gelombang 32
L2 Sudut Pandang ]antung 37
Sepatah Kata Mengenai Vektor 45
EKG 12-Sadapan Normal 46
Ringkasan; Tafsiran Berbagai Gelombang pada EKG
Atraksi-Atraksi Berikutnya 59
BabZ
Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
Definisi
62
61
Normal
57
x ^l
Aksis
Daftar
lsi
65
Aksis
Ringkasan;
72
93
Bab 3
Aritmia
95
Irama-IramaRe-entri 115
"KeempatPertanyaan" 117
Aritmia Supraventrikular 120
Ringkasam Aritmia Supraventrikular
AritmiaVentrikular 133
Ringkasan; Aritmia Ventrikular
EKG
102
131
L39
DefibrilatorEksternal
r(Asus
151
KASUS
1.54
1,49
Daftar
lsi L
Bab 4
Blokade
Konduksi 157
Apa Itu Blokade Konduksi?
Blokade
AV
158
159
Hemiblokade 178
Ringkasan:KriteriaHemiblokade
1'82
Jantung
KASUS
189
193
Bab 5
Sindrom Praeksitasi 195
SindromWolff-Parkinson-White 198
Sindrom Lown-Ganong-Levine 200
Aritmia Terkait 201.
Ringkasau Praeksitasi 205
KASUS
206
Bab 6
lskemia dan lnfark
Miokardium
2Og
xi
xii ^l
Daftar lsi
Angina
235
'
Akhir
251
GangguanElektrolit
Hipotermia
25g
257
Obat-obatan 258
Penyakit Jantung Lainnya 262
Penyakit Paru 266
Penyakit Sistem Saraf
Pusat
268
Kondisi
270
Kajian
Bab 9
Bagaimana Caranya Mencapai
Latihan membaca
Indeks
371
EKG
280
EKG
299
Roma? 299
278
Siap-Siap
1.
Siap-Siap
l^
4 ^l
Siap-Siap
Siap-Siap l^
^l
Siap-5iap
Sembilan bab yang ada dalam buku ini akan membawa Anda ke
dalam suatu petualangan yang mengejutkan dari ketidaktahuan menuju ke kepandaian yang menakjubkan. Anda akan membuat temanteman Anda tercengang-cengang (dan yang lebih penting, diri Anda
sendiri). Peta perjalanan yang akan Anda lalui adalah seperti ini:
Bab 1:Anda akan belajar mengenai kejadian-kejadian listrikyang menghasilkan
berbagai gelombang pada EKG, dan - bersenjatakan pengetahuan ini - Anda
akan mampu mengenali dan memahami 12-sadapan EKG normal.
Bab 2: Anda akan melihat bagaimana perubahan-perubahan pada gelombang
tidak berarti.
Bab 4: Anda akan belajar mengenali berbagai gangguan pada jalur konduksi
jantung normal dan akan diperkenalkan kepada alat pacu jantung.
Bab 5: Sebagai pelengkap Bab 4, Anda akan belajar tentang apa yang terjadi
bila aliran listrik memintas jalur konduksi yang normal dan tiba lebih cepat di
tempat tujuannya.
di luar jantung
Bab 9: Beberapa lembar EKG untuk latihan akan memberi Anda kesempatan
untuk menguji pengetahuan Anda dan bersorak-sorai dengan perkembangan
kepandaian Anda yang menakjubkan.
Siap-Siap
l^
Dasar-Dasar
a
J.
bahwa gerakan listrik pada jantung menghasilkan pola gelombang yang dapat di
perkirakan pada EKG
4.
5.
6.
bahwaAnda sekarang sudah mampu mengenali dan memahami semua garis dan
gelombang pada EKG 12-sadapan.
1,2
10 ^l
Dasar-Dasar
Dalam keadaan istirahat, sel jantung berada dalam keadaan terpolarisasi secara elektris, yaitu bagian dalamnya bermuatan lebih
negatif daripada bagian luarnya. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa membran yang menjamin agar ion-ion (terutama kalium, natrium,
klorida, dan kalsium) - yang diperlukan untuk mempertahankan
bagian dalam sel supaya relatif bersifat elektronegatif - terdistribusi
dengan baik.
_
\-/\\-:
_)==_
='@,
l^ tl
Depolarisasi berjalan dari satu sel ke sel lain, sehingga menghasilkan gelombang depolarisasi yang dapat berjalan ke seluruh jantung.
Gelombang depolarisasi ini menggambarkan aliran listrik, yakni arus
listrik, yang dapat dideteksi dengan elektroda-elektroda yang dipasang
pada permukaan tubuh.
Sesudah depolarisasi selesai, sel jantung mamPu memulihkan Polaritas istirahatnya melalui sebuah Proses yang disebut repolarisasi.
Proses ini juga dapat direkam dengan elektroda-elektroda perekam.
Semua gelombang yang kita lihat pada EKG itu merupakan manifestasi kedua proses ini: depolarisasi dan repolarisasi.
-o_-[--c-l,c_
+------>
-++(D
\+
1r
--o-l----
lc
_tD_
+
+
(D
+
+
- -+rD+ ++
(D
++ ++
++
{D
++
++
(D
++
++
t-
+*
++
(D
++
'++
lD
++
(D-
++
(O
++
+-----r--
D--------+
Pada (A) sebuah sel telah terdepolarisasi. Gelombang depolarisasi
kemudian merambat dari satu sel ke sel lainnya (B) sampai semua sel
terdepolarisasi (CJ Repolarisasi (D) Kemudian mengembalikan polaritas
istirahat setiap sel.
&
se/-se/ Jantung
.
.
Sel penghantar
SeI miokardium
listrik
pacu jantung
jalur konduksi
sel miokardium
Sel Pacu
Jantung
Sel pacu jantung merupakan sel-sel kecil dengan panjang kurang lebih
5-10 prm. Sel ini mampu terus-menerus berdepolarisasi secara spontan
Sel-Sel Jantung
l^
t3
Siklus depolarisasi-repolarisasi listrik pada sel pacu jantung. Titik A adalah potensial negatif minimal. Garis yang naik landai antara titik A dan B menggambarkan
depolarisasi yang terjadi secara bertahap dan lambat. Pada titik B, nilai ambang
terlewati dan sel secara drastis terdepolarisasi, menghasilkan poter{sial aksi. Garii
curam ke bawah antara titik C dan D menggambarkan repolarisasi. Siklus ini akan
berulang terus-menerus hingga, mudah-mudahan, selama bertahun-tahun.
Nodus sinus
Nodus sinus mencetuskan impuls sebanyak 60-100 kali per menit, menghasilkan rangkaian potensial aksi yang teratur; masing-masing potensial aksi
mengawali gelombang depolarisasi yang akan menyebar ke seluruh jantung.
Sel-SelJantung
Sel
_L lJ
Penghantar Listrik
Sistem
konduksi
atrium
Sistem
konduksi
ventrikel
Sel
Miokardium
16
^l
Dasar-Dasar
I _+
I
t-
l--->
lB
l^
t7
-Tnmplituool
(milivolt) |
Kertas EKG
sumbu
vertikal
(milivolt)
amplitudo
0,5 mV
|,**.'"
0,2 detik
Gelombang
K
H
P,
Lurus l^
T,
19
dan
Marilah kita ikuti satu siklus kontraksi (sistol) dan relaksasi (diastol)
jantung, sambil memusatkan perhatian pada peristiwa-peristiwa listrik
yang menghasilkan gelombang dan garis dasar pada EKG standar.
Depolarisasi Atrium
Selama depolarisasi dan kontraksi atrium, elektroda yang ditempatkan pada permukaan tubuh merekam aktivitas listrik kecil yang
berlangsung sepersekian detik. Aktivitas listrik ini disebut gelombang
P, yang merupakan rekaman penyebaran depolarisasi melalui miokard
atrium mulai dari awai sampai akhir.
20 ^l
Dasar-Dasar
P.
Karenanodus sinus terletak di atrium kanarL atrium kananberdepolarisasi duiu sebelum atrium kiri dan juga selesai lebih awal. Oleh
karena itu, bagian pertama gelombang P terutama menggambarkan
depolarisasi atrium kanary dan bagian kedua menggambarkan depolarisasi atrium kiri.
Setelah depolarisasi atrium selesai, gambaran EKG kembali terlihat
tenang.
Komponen gelombang P
Gelombang
P,
?
Jeda konduksi
pada nodus AV
(A)
(B)
listrik khusus.
22 ^l
Dasar-Dasar
1. Berkas His
2. Cabang berkas
3. Serabut Purkinje terminal
berkas his
cabang berkas kiri
serat Purkinje
His keluar dari nodus AV dan segera bercabang menjadi cabang berkas kanan dan kiri. Cabang berkas ksnan membawa arus listrik
menuju sisi kanan septum interventrikel hingga ke apeks ventrikel kanan..Cabang berkas kiri lebrll. rumit. Ia membelah menjadi tiga fasikula
mayor.
1,. F asikula sep tum, yang mendepolaris asi septum interventrikel ( dinding otot yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri) dari kiri ke
kanan.
Berkas
Gelombang
P,
Lurus l-
23
berkas kiri
Depolarisasi miokardium ventrikel -dan juga kontraksi ventrikelditandai oleh munculnya sebuah defleksi baru pada EKG yang disebut
kompleks QRS. Amplitudo kompleks QRS jauh lebih besar daripada
gelombang P karena massa otot ventrikel jauh lebih tebal daripada
atrium. Kompleks QRS juga lebih rumit dan bentuknya bervariasi,
menggambarkan rumitnya jalur depolarisasi ventrikel.
kompleks QRS
gelombang R
Gelombang
P,
Lurus l_
25
QRS
QR
Bagian paling awal pada kompleks QRS menggambarkan depolarisasi septum interventrikel oleh fasikula septum yang berasal dari
cabang berkas kiri. Ventrikel kanan dan kiri kemudian berdepolarisasi
26 ^l
Dasar-Dasar
hampir bersamaary tetapi gambaran yang sering kita lihat pada EKG
menggambarkan aktivasi ventrikel kiri karena massa otot ventrikel kiri
berukuran sekitar tiga kali lebih besar daripada massa otot ventrikel
kanan.
Depolarisasi sekat
Repolarisasi
Setelah sel miokardium berdepolarisasi, mereka mengalami masa refrakter singkat. Selama masa itu, mereka kebal terhadap rangsangan
lebih lanjut. Kemudian, mereka berepolarisasi, artinya memulihkan
elektronegativitas bagian dalamnya agar dapat dirangsang kembali.
Lurus 1.4
28
_l
Dasar-Dasar
interval
Interaal PR meliputi gelombang P dan garis lurus yang menghubungkannya dengan kompleks QRS. Oleh karena itu, ia mengukur
waktu mulai dari awal depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi
ventrikel.
Segmen PR adalah garis lurus yang berjalan mulai dari akhir gelombang P hingga awal kompleks QRS. Oleh karena itu, ia mengukur
waktu mulai dari akhir depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi
ventrikel.
interval
PR
30 ^l
Dasar-Dasar
di
antara
a. lnterval
e. Interval
Menamai Garis-Garis
lnterval QT
Lurus l^
3l
Membuat Gelombang
Elektroda dapat ditempatkan di mana saja pada permukaan tubuh
untuk merekam aktivitas listrik jantung. Jika kita melakukan ini, kita
segera menemukan bahwa gelombang-gelomban g y ang direkam oleh
elektroda positif pada lengan kiri tampak amat berbeda dengan gelombang-gelombang yang direkam oleh elektroda positif pada lengan
kanan (atau kaki kanary kaki kiri, dan sebagainya).
Mengapa hal ini terjadi? Gampang saja. Gelombang depolarisasi
yang berge r ak mendekafl elektroda positif menghasilkan defleksi positif
pada EKG. Gelombang depolarisasi yang bergerak meniauhi elektroda
positif menghasilkan defleksi negntif.
Lihatlah gambar di bawah ini. Gelombang depolarisasi bergerak
dari kiri ke kanan, mendekati elektroda. EKG merekam sebuah defleksi
positif.
+++-,-2
deoolarisasi
-+
---{>
Gelombang depolarisasi yang bergerak mendekati elektroda
positif menghasilkan defleksi positif pada EKG.
Membuat
Gelombang l^
33
-_+
--2fu-
+ I]
-A
Apa yang akan direkam oleh EKG jika elektroda positif ditempatkan
di pertengahan sel?
Pada mulanya, ketika gelombang mendekati elektroda, EKG
merekam defleksi positif.
J
EKG
34 _l
Dasar-Dasar
++*1
+ _-46:
EKG
+-+-
EKG
Sel telah sepenuhnya terdepolarisasi, dan gambaran EKG sekali lagi kembali
ke garis dasar.
. l;
.:: i,.
Membuat
Gelombang l^
35
Pengaruh repolarisasi pada EKG serupa dengan Pengaruh depolarisasi, tetapi muatannya terbalik. Gelombang repolarisasi yang bergerak mendekati elektroda positif menghasilkan defleksi negatif pada
EKG. Gelombang repolarisasi yang berge rak menj auhi elektroda positif
menghasilkan defleksi positif pada EKG. Gelombang yang tegak lurus
menghasilkan gelombang bifasik, akan tetapi, pada gelombang ini defleksi negatlf mendahulzl defleksi positif.
=+++++
-++**
36
^l
Dasar-Dasar
l^
37
elektroda perekam akan memberikan kita seluruh informasi yang kita perlukan untuk mengambarkan aktivitas listriknya. Akan tetapi, seperti yang telah kita lihat, jantung tidak sesederhana itu - ini menjadi
beban untuk Anda, tapi sebaiknya, menjadi berkat bagi para penulis
buku EKG.
Jantung adalah sebuah organ tiga dimensi, sehingga aktivitas
listriknya harus dipahami secara tiga dimensi juga. Beberapa
elektroda saja tidak cukup untuk melakukan ini; suatu fakta yang
ditemukan oleh para elektrokardiografer terdahulu ketika mereka
menemukan sadapan ekstremitas pertama lebih dari seabad yang
lalu. Kini, EKG standar terdiri dari 12-sadapan, dan masing-masing
sadapan ditentukan oleh lokasi dan orientasi berbagai elektroda pada
tubuh. Setiap sadapan memandang jantung dari sudut tertentu, yang
memperkuat sensitivitasnya pada regio jantung tersebut dibandingkan
dengan regio yang lainnya. Semakin banyak sudut pandang, semakin
banyak informasi yang didapat.
Untuk membaca EKG dan memperoleh informasi sebanyak mungkin, kamu perlu memahami tentang sistem 12-sadapan.
^.-th\
ffiQ)r)
M
Tiga pengamat mendapati tiga kesan yang sangat berbeda dari contoh kita
kali ini, yakni Loxodonta aficana. Pengamat pertama mengamati belalai,
yang lain mengamati tubuh, dan yang ketiga mengamati ekor. Jika Anda
ingin mendapatkan deskripsi yang terbaik tentang gajah tersebut, siapa
yang akan Anda tanya? Tentu saja, ketiganya.
l^
3s
40 ^l
Dasar-Dasar
600.
Sadapan
Sadapan ll
Sadapan lll
12 Sudut Pandang
2.
3.
Jantung
l^
4t
t
Sadapan AVL
Sadapan AVR
Pada gambar di bawah ini, keenam sadapan padabidang frontal ditunjukkan sesuai dengan sudut orientasinya. Seperti tiga pengamat kita
AVF (+90e,
42 _l
Dasar-Dasar
Sadapan II,
ilI,
Sadapan
Sudut
Sadapan inferior
Sadapan ll
+60o
Sadapan lll
+1200
Sadapan AVF
+90o
+0o
Sadapan AVL
-300
Sadapan AVR
-1 500
12 Sudut Pandang
Jantung l^
43
.
.
.
.
.
Vo.
Vs ditempatkan
Vu
di antara V, cian
di antara
Vo dan Vu.
Jilz v: vr
Sadapan prakordial menggambarkan bidang horizontal atau transversal dan memandang gaya listrik yang bergerak ke arah anterior
dan posterior.
44
_l
Dasar-Dasar
v.t,vy
I, AVL,
v3, v4
II,III, AVF
AVR
Vu
Anterior
Lateral kiri
Inferior
Vektor l^
qS
4#y
6r
(A) Arah setiap tendangan
kiper sepanjang pertanding.
an. (B) satu vektor tunggal
#qF
Pqh
46 ^l
'l
Dasar-Dasar
EKG l2-Sadapan
Normal
m
Gelombang
l^
47
Iurus terhadap aliran listrik atrium. Dapat diperkirakan bahwa sadapan III seringkali merekam gelombang P bifasik.
Sadapan AVI{, yakni sadapan bidang frontal yang terletak paling
kanan (orientasi -1500), memandang aliran listrik bergerak menjauhinya sehingga ia merekam defleksi negatif murni.
-A-s366p1
48 ^l
Dasar-Dasar
vo
-A-
V,
merekam gelombang
EKG 12-Sadapan
Normal _l
qS
sadapan lll
{rr
sadapan lll
tnterval PR
50 ^l
Dasar-Dasar
.t
lnterval PR
Segmen PR
Segmen PRmenggambarkanwaktu mulai dari akhir depolarisasi atrium
sampai awal depolarisasi ventrikel. Segmen PR biasanya berupa garis
horizontal dan berjalan pada garis dasar yang sama seperti sebelum
munculnya gelombang P.
EKG 12-Sadapan
Normal _l
St
kanan. Fasikula septum yang sangat halus milik cabang berkas kiri
bertanggung jawab menghantar gelombang depolarisasi ke daerah
jantung ini dengan cepat.
Depblarisasi septum tidak selalu terlihat pada EKG, tetapi bila
Sadapan lateral kiri memandang depolarisasi septum yang berjalan dari kiri
ke kanan bergerak menjauhinya. oleh karena itu, sadapan tersebut merekam
defleksi negatif awal yang kecil, atau gelombang Q. Gelombang Q kecil juga
kadang-kadang terlihat pada sadapan inferior; ini masih normal
52
_l
Dasar-Dasar
sadapan AVR
sadapan ll
Depolarisasi ventrikel yang terlilrat pada sadapan l, ll, dan AVR. Sadapan I
merekam gelombang Q kecil yang menandai depolarisasi septum, dan gelombang R tinggi. Sadapan lljuga merekam gelombang R tinggi, dan gelombang
Q kecil (arang). Kompleks QRS pada sadapan AVR juga sangat negatif.
l^
s3
il
rJ]llt
i:+i;
rrii!'11
riii]lrTffiTlt]
ffiffi1
",#{Hi#
ltitiFt1iti1-t'iI
illtlililiir
I
,#,;'r$Ttliliii
-fii''lififf$i
rfqlfifiF.il+l
ii n;F{itiit I,l
!',Tr,":llTtTil:]
:l-iuf,
:lil i -:lJ
"'iji}fifriifili]
lifitlrli,iffii
i*-it1 rrti+. t: t;
lilll
l11l l: i,-'a:l
lnterval QRS
Interval QRS, yang menggambarkan durasi kompleks QRS, normalnya
berdurasi mulai dari 0,06 sampai 0,1 detik.
interval
QRS
Segmen ST
Segmen ST biasanya horizontal atau perlahan-lahan melandai ke atas
segmen ST
Gelombang T
ventrikel.
Tidak seperti depolarisasi kebanvakan terjadi dengan pasif,
repolarisasi memerlukan pemakaian energi sel yang sangat besar
(ingat pompa membran). Gelombang T sangat rentan terhadap
Gelombang T menggambarkan
rep
olarisasi
EKG 12-sadapan
Normal l^
55
jantung mauPun di
"segala macam pengaruh, baik yang berasal dari
mempunyai
jantung
neurologik),
sehingga
(misalnya
hormonal,
luar
gambaran yang bervariasi.
Meskipun demikian, ada beberapa pernyataan umum yang sifatnya
pasti. Pada jantung yang normal, repolarisasi biasanya dimulai dari
daerah jantung yang paling terakhir berdepolarisasi, kemudian berjalan
mundur ke arahyangberlawanan dengan arah gelornbang depolarisasi
(panahbesar). Karena gelombang depolarisasi yang mendekat mauPun
gelombang repolarisasi yang menjauh akan menghasilkan defleksi
positif pada EKG, elektroda yang merekam defleksi positif selama
depolarisasi(tampak sebagai gelompangRtinggi) biasanya juga akan merekam defleksi positif selama rEolarisasi (tampak sebagai gelombang T
positif). Oleh karena itu, biasanya gelombang T positif selalu dapat
dijumpai pada sadapan dengan gelombang R yang tinggi.
Amplitudo atau tinggi gelombang T yang normal adalah sepertiga
sampai dua pertiga gelombang R yang sebelumnya.
lnterval QT
s6
_l
Dasar-Dasar
/1
tl
QT
I interval
interval R-R
l^
s7
sa-
1::
!::: jr'f :: t,
ir-:1r-
'-:,:r ilr.r:.r-;..:iir]:
.-l-4..+j
i...r
l.: r:.
l:,--i-:
:;.:tr'i,'.1'!
' - -- ----:--.--r
:
s8 ^l
Dasar-Dasar
Tentu saja gambar ini tampak familiar. Semuanya adalah EKG 12sadapan normal, yang serupa dengan gambar di awal buku ini.
Atraksi-Atraksi Berikutnya
l-rl
ffi
Atraksi-Atraksi Berikutnya
Hipertrofi dan
Pembesaran
Jantung
Pada bab iniAnda akan belajar:
1.
3.
4.
5.
6t
Definisi
Katahipertrofi menandakan adanya penambahan massa otot. Ventrikel
yang mengalami hipertrofi berdinding tebal dan kuat. Sebagian besar
hipertrofi disebabkan oleh beban tekanan yang berlebihan (pressure
oaerload); pada keadaan ini, jantung dipaksa untuk memomPa darah
melawan tahanan yang meningkat, seperti yang terjadi penderita
hipertensi sistemik atau stenosis aorta. Bagaikan atlet angkat berat
yang otot pektoralisnya semakin kuat karena mereka senantiasa
menambah beban angkatan mereka secara bertahap, begitu juga otot
jantung tumbuh semakin tebal dan kuat karena harus memomPa darah
melawan tahanan yang meningkat.
Pembesaran berarti terjadi dilatasi ruang tertentu. Ventrikel yang
membesar dapat menampung lebih banyak darah daripada ventrikel
yang normal. Pembesaran biasanya disebabkan oleh beban volume
yang berleb ilrian (a olume oa erl o a d) : ruang j antung berdilatasi a gar d ap at
menampung darah yang volumenya meningkat. Pembesaran paling
sering dijumpai pada beberapa penyakit katup tertentu. Misalnya,
insufi siensi aorta dapat menyebabkan terjadinya pembesaran ventrikel
kiri, dan insufisiensi mitral dapat menimbulkan terjadinya pembesaran
atrium kiri.
Pembesaran dan hipertrofi sering terjadi secara bersamaan. Hal ini
tidaklah mengherankan karena keduanya menggambarkan upaya jantung untuk meningkatkan curahnya.
(A) Hipertrofi ventrikel kiri akibat adanya stenosis aorta. Dindingnya begitu tebal sehingga luas ruang jantung berkurang' (8)
Pembesaran ventrikel kiri. Ruang jantungnya lebih luas, tetapi
ketebalan dindingnya normal.
Definisi l^
63
64 |
Ada tiga hal yang dapat terjadi pada gelombang EKG ketika suatu
ruang jantung mengalami hipertrofi atau pembesaran:
L. Ruang jantung memerlukan waktu lebih lama untuk berdepolarisasi. Oleh karena itu, gelombang EKG dapat memanjang
durasinya.
Oleh karena konsep aksis sangat penting dipahami dalam mendiagnosis hipertrofi dan pembesaran, kita perlu r-nelambat sejenak
untuk membahas hal ini.
durasi
","erit"d{
l1*l
durast
(4) Gelombang normal. (B) Gelombang yang sama ketika ruang
Aksis
l^
65
Aksis
Sebelumnya kita sudah membahas bagaimana EKG dengan tepat
merekam vektor instan dari gaya-gaya listrik yang timbul setiap saat.
Dengan konsep ini, kita dapat menggambarkan depolarisasi (atau
repolarisasi) suatu ruang jantung secara menyeluruh dengan cara
menggambarkan rangkaian-rangkaian vektor yang berurutary tiap
vektor mewakili jumlah seluruh gaya listrik pada saat tertentu.
Vektor pertama menggambarkan depolarisasi septum, dan vektor-vektor berikutnya menggambarkan depolarisasi ventrikel yang
progresif. Vektor-vektor ini 'secaia progresif bergerak ke kiri karena aktivitas listrik di ventrikel kiri yang jauh iebih besar semakin
mendominasi gambaran EKG.
Total rata-rata semua vektor instan ini disebut vektor rata-rata (mean
aector).
Sebuah vektor tinggal meringkas semua vektor instan. Vektor ini disebut
66 ^l
Jika aksis QRS terletak di dalam kuadran yang diarsir, yaitu di antara 0o dan
900 maka arah aksis tersebut normal.
:-.\-
0o
+9oo
sadapan
3J1-
Setiap vektor QRS rata-rata yang berorientasi di antara -90o dan +90o
akan menghasilkan kompleks QRS yang dominan positif pada sadapan l.
Pada gambar, tampak tiga vektor QRS rata-rata yang berbeda. Semuanya
berorientasi di antara -90o dan +90o; dengan demikian, ketiganya akan
menghasilkan kompleks QRS yang dominan positif. Tiga kompleks QRS
yang digambarkan di sini menggambarkan apa yang akan direkam oleh
sadapan I untuk setiap vektor.
3J\-
l-r1sadapsn AVF
*
Setiap vektor QRS rata-rata yang berorientasi antara 0o dan 180o akan
menghasilkan kompleks QRS yang dominan positif pada sadapan AVF.
Pada gambar, tampak tiga vektor QRS rata-rata yang berbeda. Semuanya
diorientasilan sedemikian rupa sehingga sadapan AVF akan merekam defleksi
yang dgminan positif seperti yang digambarkan.
68l
]ika kompleks QRS dominan positif baik pada sadaPan I dan AYF,
sumbu QRS pasti terletak di antara 0o dan +90o. Aksis ini adalah aksis
QRS normal.
Cara lain untuk melihat hal ini adalah dengan berpikir Sebaliknya;
jika kompleks QRS pada sadapan I atau AYE tidak dominan positif,
aksis QRS-tidak terletak di antara 0o dan +90o, dan aksis tersebut
tidak norm.aI.
0o sadapan
Sadapan AVF
sadapan
sadapan AVF
{,-
JL
-1/-
-r'l-
-1|-
-vEnam aksis QRS yang berbeda (A) Hanya sumbu yang mengarah ke
titik di antara 0o dan +90o (bais yang diarsr) yang akan menghasilkan
Aksis
Menentukan Aksis Dengan
og
TePat.
sadapan lll
+900
sadapan AVF
JL
Pada gambar terlihat kompleks QRS pada sadapan
Menentukan aksis itu mudah. Kompleks QRS pada sadapan lll terlihat
bifasik. Oleh karena itu, aksis pasti terletak pada +30o atau -1500.
Namun, karena kompleks QRS positif baik pada sadapan I maupun AVF,
aksisnya pasti normal, jadi pasti terletak dalam kuadran yang diarsir.
Dengan demikian, aksisnya pasti terletak pada +30o.
70 ^l
0o
sadapan
-lr-
+90o
sadapan AVF
Aksis l^
71
sadapan
JL
+900
sadapan AVF
sadapan
1l
Aksis oada deviasi aksis ekstrem
ke karian kadang-kadang disebut
aksis superior atau aksis barat laut
(nodhwest)
72 ^l
Aksis
1.
2.
J.
Istilah aksis merujuk pada arah vektor listrik rata-rata dan menggambarkan arah aliran arus listrik rata-rata. Aksis hanya ditentukan phda bidang frontal.
Untuk menentukan aksis, cari sadapan yang kompleks QRSnya
hampir bifasik. Aksis QRS tersebut harus terletak kira-kira tegak
lurus terhadap aksis aliran listrik.
Aksis dapat dengan cepat diperkirakan dari sadapan I dan AVF:
Aksis
Sadapan
Aksis normal
Sadapan AVF
Positif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
, -v_1r
AVF
AVF
kanan
deviasi aksis
ekstrem ke
kanan
deviasi
aksis ke
kih
800
-v---n-
_/\_
-!r-
AVF
0o
deviasi
aksis ke
kanan
aksis
normal
--J1+90o
avp
Aksis
l^
73
Pada pasien ini, terlihat deviasi aksis ke kiri; kompleks QRS dominan positif pada sadapan I dan negatif pada sadapan AVF.
Sekarang, dapatkah Anda menentukan aksis dengan lebih tepat dengan cara mencari sadapan yang mempunyai kompleks QRS bifasik?
Kompleks QRS pada sadapan AVR kurang lebih bifasik; oleh karena
itu, aksis listrik pasti terletak hampir tegak lurus terhadapnya, yaitu
pada -60" alnq +120". Karena kita sudah tahu bahwa aksis terletak pada
zona deviasi aksis ke kiri (antara 0o dan -90'), aksis yang sebenarnya
pasti terletak pada -60".
74 ^l
Seperti yang telah kita perbuat dengan kompleks QRS, kita juga
dapat menentukan aksis gelombang P dan gelombang T pada setiap
EKG. Aksis gelombang P yang normal terletak pada orang dewasa
kira-kira di antara 0' dan 70' (pada anak antara 0o dan 90'). Aksis
gelombang T bervariasi, tetapi seharusnya terletak di antara 50o sampai
60'terhadap aksis QRS.
Dapatkah Anda mengenali aksis kompleks QRS, gelombang P, dan
gelombang T pada EKG berikut ini?
III
AVF
(A) Aksis QRS terletak sekitar 0o. Aksis QRS hampir bifasik di AVF,
menandakan aksis terletak pada 0o atau 1800. Karena kompleks QRS pada
sadapan I mempunyai gelombang R yang tinggi, aksis pasti terletak di 0o.
(B) Gelombang P pada sadapan AVL hampir isoelektrik, dengan demikian
aksis gelombang P pasti terletak pada 60o atau -120o. Karena gelombang P
posltif pada sadapan I dan AVF, aksisnya pasti terletak pada 600. (C,) Semua
sadapan dengan gelombang R yang tinggi mempunyai gelombang T yang
positif. Gelombang T terlihat rata pada sadapan lll, menandakan sumbu
tegak lurus terhadap sadapan lll (+36o atau -150o). Karena ada gelombang
T yang tinggi pada sadapan l, aksisnya pasti tqrletak di sekitar +30o.
l-
7s
kiri,
Pembesaran
l^
77
78 _l
Pembesaran Atrium
Gelombang P normal berdurasi kurang da,'i 0,12 detik, dan defleksi
terbesarnya baik positif mapun negatif seharusnya tidak melebihi
2,5 mm. Bagian pertama gelombang P menggambarkan depolarisasi
atrium kanan dan bagian keduanya menggambarkan depolarisasi
atrium kiri.
Sebenarnya semua informasi yang Anda perlukan untuk menilai
pembesaran atrium dapat Anda lihat pada sadapan II dan V'. Sadapan
II digunakan karena terorientasi hampir paralel dengan aliran arus
listrik yang melalui atrium (paralei terhadap vektor gelombang P ratarata). Oleh karena itu, sadapan II merekam defleksi positif terbesar
dan amat sensitif terhadap setiap gangguan depolarisasi atrium.
Sadapan V, digunakan karena terorientasi tegak lurus terhadap aliran
listrik sehingga tampak bifasik, dan memudahkan pemisahan antara
komponen atrium kanan dan kiri.
sadapan V1
#rrrrl-
_
tt
komponen
atrium
kanan
komDonen
atrirlm kiri
ffi
komponen
atrium
kanan
komponen
atrium kiri
(A) Depolarisasi atrium normal. (8) Gelombang P normal pada sadapan ll dan
V,. Bagian pertama gelombang P mengambarkan depolarisasi atrium kanan,
bagian keduanya menggambarkan depolarisasi atrium kiri.
Pembesaran
Atrium l^
79
sadapan ll
sadapan ll
B0
^|
sadapan ll
sadapan ll
sadapan V1
Pembesaran Atrium
P ke
P.
kanan
Amplitudo komponen akhit (negatif) gelombang P dapat meningkat dan harus menurun sekurang-kurangnya 1 mm di bawah
garis isoelektrik pada sadapan V,.
82 ^l
&
Hipertrofi Ventriket
Melihat
Sada pan
kel Kanan
E
kstremitas
Pada sadapan ekstremitas, gambaran paling umum yang terlihat pada hipertrofi ventrikel kanan adalah deviasi aksis ke kanan: aksis
listrik kompleks QRS yang biasanya terletak di antara 0o dan +90o,
kini menyimpang menjadi di antara +90o dan +1800. Hal ini menggambarkan dominasi listrik baru yang dipegang oleh ventrikel kanan
sadapan AVF
ke
Hipertrofi Ventrikel
l-
83
.
.
V,
gelombang
S.
V6
84 ^l
2. Amplitudo gelombang
3. Amplitudo gelombang
Vu
melebihi amplitudo
Hipertrofi Ventrikel
86 ^l
kstrem itas
2. Amplitudo gelombang
3. Amplitudo gelombang
mm
III
AVF
Hipertrofi
Ventrikel I
az
Apa yang terjadi bila kedua ventrikel kanan dan kiri mengalami
hipertrofi? Sebagaimana yang mungkin Anda harapkary dapat terlihat
kombinasi beberapa kriteria (misalnya, kriteria hipertrofi ventrikel kiri
pada sadapan prekordial yang disertai deviasi aksis ke kanan pada
sadapan ekstremitas), tetapi pada sebagian besar kasus, pengaruh
ventrikel kiri yang biasanya dominan menutupi pengaruh ventrikel
kanan.
Adakah hipertrofi ventrikel pada EKG di bawah ini?
Ya, pasien ini menderita stenosis aorta dan menunjukkan hipertrofi ventrikel
kiri pada EKG. la memenuhi kriteria baik pada sadapan prekordial maupun
sadapan ekstremitas.
1.
2.
-f-
-f
t
I
\i
Ventrikel L Si
(A) Sadapan AVL pada penderita stenosis aorta kiri dan hipertrofiventrikel kiri.
Perhatikan gelombang R tinggi yang memenuhi kiteria hipertrofi ventrikel kiri.
90 ^ I
Hipertrofi Ventrikel
Hipertrofi zsentrikel kanan ditandai oleh hal-hal berikut:
1,.
2.
Gelombang R lebih besar daripada gelombang S pada V,, sedangkan gelombang S lebih besar daripada gelombang R di V6.
1,
2.
92
^l
Ventrikel l^
Tom
Petunjuk: Jika kamu mengerti gambaran ini, kamu sudah tahu terlalu banyak.
93
s4 ^l
rd iomyopathy) y angj
ga
HOCM
(hypertrophic obstructive
ipertrof i k
id
iopati k,
ventrikel kiri yang hipertrofi dan kaku selama diastol; atau (3) aritmia
jantung. Tanda-tanda klasik pada EKG adalah sebagai berikut:
1.
2.
Hipertrofiventrikel
Kelainan repolarisasi pada sadapan-sadapan dengan gelombang
tertrnggi.
3.
kaku. Penyekat beta juga digunakan pada keadaan ini; mereka juga
mengurangi risiko iskemia yang nyata dan juga mencegah aritmia.
Aritmia
Pada bab iniAnda akan belajar:
1,.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.
.
8.
9.
tentu"
10.
e6 ^l
Aritmia
beberapa
di
Manifestasi Klinis
Aritmia l^
97
98 ^l
Aritmia
mencetuskan aritmia.
Rhwhm
&
Strip l^
99
Rhythm strip
Agar dapat mengenali aritmia dengan benal, sering kaii kita perlu
melihat irama jantung dalam waktu yang jauh lebih lama daripada
sekunder beberapa kompleks yang ditampilkan pada EKG 12 sadapan
standar. Bila dicurigai terdapat aritmia, baik secara klinis mauPun
elektrokardiografis, kita harus membuat rhythm strip,yalturekam EKG
yang panjang dari satu atau beberapa sadapan. Kita dapat memilih
sadapan yang mana saja, tetapi masuk akal jika Anda memilih sadapan
yang paling banyak memberi informasi bagi Anda. Rhythm strip
memudahkan upaya Anda mengenali setiap iregularitas atau letupanletupan aktivitas listrik di luar normal yang sesekali terjadi.
i:rt:ri:::;liti
]:.-.:,
.l:i::
lr.:lr::1,'l
i::-iJ:;i:.::
Rhythm stnp yang biasa kita jumpai. Panjangnya bergantung keperluan Anda
untuk membaca irama, dapat pendek atau panjang. Strip ini menggambarkan
rekam sadapan ll yang terus menerus pada pasien dengan irama jantung
yang normal, yakni irama sinus.
Holter
Rhythm strip (strip irama) yang paling bagus dihasilkan oleh Holter
monitor, atau monitor nmbulatori. Holter monitor pada dasarnya adalah
mesin EKG portabel yang memPunyai memori. Pasien memakainya
selama 24 sampai 48 jam, dan rekam irama jantung pasien yang
komplet disimpan dan kemudian dianalisis untuk mencari adanya
aktivitas aritmik. Monitor ini dapat memakai satu atau lebih sering
dua sadapan (satu sadapan prekordial dan satu sadapan ekstremitas).
Pemantauan Holter terutama berguna bila aritmia yang dicurigai
munculnya sesekali sehingga tidak mungkin terdeteksi oleh EKG 12
sadapan yang acak. Jelasbahwa semakinlama pasien dipantau, peluang
7oo
^l
Aritmia
Rhythm
Strip l_
= Titik AKivasi
02:08:33
02:08:43
02:08:53
02:09:03
l_t-l
lJ;
02:09:13
O2:Ogi23
02:09:33
02:09:43
t
r,
IJJ
^__l J ^*l ,t
l-t
L-'.t"
rI
l^
I'W ^-l
,1,-*JJ-^J-J
-(^./
Rekaman event monitor yang ditanam dengan teknik bedah pada pasien
sinkop. Garis-garis vertikal kecil menandakan interval sebesar 1 detik. Jeda
3 detik di dekat dasar strip mengaktifkan monitor, yang kemudian menyimpan
rekaman EKG mulai dari beberapa menit sebelum sampai beberapa menit
sesudah titik aktivasi. Rekaman yang tersimpan kemudian diunduh dan
selanjutnya dicetak. Pada pasien ini, jeda yang lama tersebutmenyebabkan
episode mendekati sinkop.
101
& |:i,,";?;na
Setiap kompleks QRS dipisahkan oleh lima kotak persegi besar (1 detik). lrama
yang terjadi sekali setiap detik, terjadi 60 kali setiap menit.
EKG l^
103
R yang berurutan,
104
^l
Aritmia
(A,)
'150
Sekitar 75 denyut per menit. (8) Sekitar 60 denyut per menit. (C) Sekitar
denyut per menit
Antar gelombang R terpisah sedikit lebih dari empat kotak persegi- katakanlah
4i. Jadi, frekuensinya pasti sebesar antara 60 dan 75 denyut per menit. Jika
Anda menebak 70, tebakan Anda sudah mendekati. Cara lainnya, Anda membagi 300 dengan empat seperempat, dan Anda akan mendapatkan hasil
sebesar 70,6 denyut per menit.
l^
ros
Ada sekitar lima setengah siklus dalam dua interval 3 detik. Jadi, frekuensi
jantungnya sekitar 55 denyut per menit.
106
_l 3
Aritmia
2. Aktivitas listrik yang berasal dari fokus lain di luar nodus sinus. lni
disebut irama ektopik.
4. Aktivitas listrik yang berasal dari nodus sinus dan melewati jalur
normal tetapi sayangnya tertunda dan tercegat di tengah jalan.
Blokade konduksi ini akan dibahas pada Bab 4.
5. Aktivitas listrik yang mengikuti jalur konduksi tambahan yang
memintas jalur konduksi normal dan membentuk jalan pintas listrik
atau sirkuit pendek. Aritmia ini disebut sindrom praeksitasi, dan
akan dibahas pada Bab 5.
&
Sinus l^
107
108
-l
Aritmia
Aritmia Sinus
Seringkali, EKG akan menunjukkan irama yang dari semua sisi tampak
sebagai irama sinus normal kecuali bahwa ia sedikit tidak teratur.
Iramaini disebut aritmia sinus. Seringkali, aritmia sinus merupakan
fenomena normal yang menggambarkan variasi frekuensi jantung
akibat adanya inspiiasi dan eks-p=irasi. Inspirasi mempercepat frekuensl
jantung, dan ekspirasi memperlambatnya.
),
#*.
N1
+-
t
I
lnhalasi
---->
t
JI
Ekshalasi
Sinus |,
tOS
Henti sinus terjadi sesudah denyut keempat. Denyut kelima yang memulihkan
aktivitas listrik ke jantung adalah denyut lolos tautan (junctionaf . Perhatikan
bahwa tidak ada gelombang P.
110
^l
Pacu
Aritmia
Jantung Nonsinus
Junctional escape (denyut lolos tautan). Dua denyut pertama merupakan denyut
sinus normal dengan gelombang P normal yang mendahului setiap kompleks
QRS. Kemudian ada jeda panjang yang diikuti dengan tiga rangkai denyut lolos
tautan yang mempunyai frekuensi sebesar 40-45 denyut per menit. Gelombang
P retrograd dapat dilihat tersembunyi di bagian awal gelombang T. Gelombang
QRS,
bergantung pada waktu relatif terjadinya depolarisasi atrium dan ventrikel. Jika
depolarisasi atrium dan ventrikel terjadi bersamaan, kompleks QRS yang jauh
lebih besar akan menutupi gelombang P retrograd.
112
^l
Henti
Aritmia
Keluar Sinus
Karena depolarisasi nodus sinus tidak terekam pada EKG, sulit untuk
menentukan apakah jeda sinus yang memanjang terjadi karena henti
sinus atau kegagalan transmisi depolarisasi sinus keluar dari nodus
dan masuk ke dalam atrium. Keadaan ini disebut blokade jalur keluar sinus. Anda mungkin mendengar dua istilah yang berbeda ini
digunakanbergantiandari wakfu kewaktu, tetapi demi semua maksud
dan tujuary henti sinus dan blokade jalur keluar sinus mempunyai arti
yang sama: terjadi kegagalan mekanisme sinus untuk menghantarkan
arus listriknya ke jaringan sekitar.
Sinus l^
Takikardia sinus
Bradikardia sinus
Henti sinus atau blokade jalur keluar yang disertai denyut lolos tautan
Catatan khusus untuk Anda yang tergila-gila kepada EKG: henti sinus
,::iesaart dan,blokade:jaiuf,keluar,.s!nu.s':kEdgng,.{aOa!
,.::
d.ibedakan:;dari EKG
pad-a,,hentl5lnui":kembalinyaiktivitai,listriksinui,r&ijaidi'ka'pan,saia'(nodus
,,..:.sintii'.rden0an',bagiiu:faar.:kembali,'meng.etuskanllimpt;ls). .Npmqn;:,.pada
j'al ur', keluar,iinus.'nodus sinut'terus mehcetuskan :impull5ec-ara
,,
- blokadb
l
.:,
'
113
114
-l
Aritmia
lrama Ektopik
Irama ektopik merupakan irama abnormal yang muncul dari tempat
selain nodus sinus. Dengan cara ini, mereka menyerupai denyut lolos,
tetapi di sini kita berbicara mengenai irama yang menetap, tidak hanya
sekedar satu atau beberapa denyut. Irama ektopik dapat disebabkan
oleh semua faktor pencetus yang telah diuraikan sebelumnya.
Jika kita tilik pada tingkat selular, irama ini muncul akibat
meningkatnya otomatisitas nodus nonsinus, baik dan satu fokus
tersendiri atau dari bermacam-macam sumber. Pemacu yang paling
cepat biasanya yang mengendalikan jantung, dan pada keadaan
normal, pemacu yang paling cepat adalah nodus sinus. Pada keadaan
abnormal, pacu janfung lain mana saja yang tersebar di jantung
dapat dipercepat, dirangsang untuk berdepolarisasi lebih cepat dan
lebih cepat lagi sampai mereka dapat menaklukkan mekanisme sinus
normal dan menciptakan irama ektopiknya sendiri, baik irama yang
sesaat atau menetap. Salah satu penyebab tersering meningkatnya
otomatisitas ini adalah toksisitas digitalis.
lrama Re-entri
l^
rrs
lrama-irama Re-entri
]ikalau peningkatan otomatisitas menunjukkan gar.11uan p emb entukan
impuls (yaitu impuls baru yang dibentuk di tempat selain nodus sinus
mengambil alih jantung)re-entri menunjukkan adanya gangguan
transmisi impuls.Namun, hasilnya sama saja: terciptanya fokus aktivitas
listrik abnormal. Begini cara kerja re-entri:
Bayangkan sebuah gelombang depolarisasi tiba di dua daerah
miokardiurn yang berdekatary A dan B, seperti yang ditunjukkan
dalam gambar L pada halaman berikut. A dan B menghantarkan arus
listrik pada frekuensi yang sama, dan gelombang depolarisasi segera
melewati jalurnya dengan lancar ke tujuan barunya. Beginilah cara
kerjanya.
Namun, mari kita berandai-andai kalau jalur B lebih lambat
meneruskan gelombang depolarisasi daripada jalur A. Hal ini dapat
terjadi misalnya, jalur B mengalmi kerusakan akibat penyakit iskemik
atau fibrosis, atau karena kedua jalur mendapat input yang berbeda
tingkatannya dari sistem saraf otonom. Keadaan ini ditunjukkan pada
gambar 2. Pada gambar ini, gelombang depolarisasi dengan cepat
melintas pada jalur A tetapi terhambat pada' jalur B. Impuls yang
muncul dari jalur A dapat kembali melintasi ialut B, dan menciptakan
satu sirkuit berputar yang tidak terputus sepanjang dua jalur tersebut
(lihat gambar 3). Seiring impuls listrik berputar-putar dalam lingkaran
ini, gelombang depolarisasi dikirim keluar ke segala arah. Peristiwa ini
disebut lingkaran re entri, yang sifatnya seperti sirkuit balap elektrik,
sumber aktivasi listrik yang dapat mengalahkan mekanisme sinus dan
mengendalikan jantung.
116
^l
Aritmia
rc
-t
B
Keempat Pertanyaan
&
l^
117
"Keempat Pertanyaan"
Seperti yang akan Anda lihat sebentar lagi, semua aritmia nonsinus
yang penting secara klinis - yang mungkin telah Anda dengar - dapat
merupakan irama ektopik atau re-entri. Jadi, Anda harus mampu
mengenali irama-irama tersebut, dan Anda akan menghabiskan sisa
bab ini untuk mempelajari bagaimana melakukan hal tersebut dengan
tepat. Ini mungkin terdengar seperti perintah yang tegas bagi Anda,
tetapi untuk menilai setiap gangguan irama pada EKG, Anda hanya
perlu menjawab empat pertanyaan:
Apakah terdapat gelombang P normal? Penekanan di sini adalah
pada kata normal. Jika jawabannya ya, dan jika terdapat gelombang P
yang tampak normal dengan aksis yang normal, aritmia hampir pasti
berasal dari dalam atrium. Jika tidak tampak gelombang P, irama pasti
berasal dari bawah atrium, entah di dalam nodus AV atau ventrikel'
Adanya gelombang P dengan aksis abnormal menggambarkan aktivasi
retrograd atrium dari impuls yang dihasilkan di bawah atrium, entah
di nodus AV atau di ventrikel, yaitu dari aliran listrik yang mengaiir ke
belakang menuju atrium meialui nodus AV atau melalui jalur aksesori
(lebih lanjut tentang hal ini, nanti ya).*
0,12
118
^l
Aritmia
P normal?
QRS?
normal.
Ada gelombang
lrama teratur
120
&
^l
Aritmia
Aritmia supraventrikular
Marilah kita lihat dahulu aritmia yang berasal dari atrium atau nodus
AV, yaitu aritmia supraventrikular.
Aritmia atrium dapat terdiri dari satu denyut atau gangguan irama
yang terjadi terus-menerus dan berlangsung selama beberapa detik
atau bertahun-tahun.
Denyut Prematur Atrium dan Tautan
Satu denyut supraventrikular yang ektopik dapat berasal dari atrium
atau dari daerah di sekitar nodus AV. Denyut yang pertama disebut
denyut prematur atrium (atau kontraksi atrium prematur); denyut yang
kedua disebut denyut prematur tautan. Denyut-denyut ini merupakan
(A) Denyut ketiga merupakan denyut prematur atrium. Perhatikan bahwa kontur
Aritmia Supraventrikular
122
^l
Aritmia
(A) Denyut prematur tautan. Denyut ketiga jelas prematur dan tidak ada
gelombang P yang mendahului kompleks ORS. (B) Denyut ketiga adalah
denyut lolos tautan yang membentuk irama tautan yang berlangsung terusmenerus. la tampak persis seperti denyut prematur tautan, tetapi ia terjadi
belakangan, setelah jeda lama, dan tidak prematur.
Aritmia Supraventrikular
2.
'
Flutteratrium
3. Fibrilasi atrium
4. Takikardia atrium multifokal (MAT, Multifocal atrial tachycardia)
5. Takikardia atrium paroksismal (PAT, Paroxysmal atrial tachycardia), kadang disebut juga takikardia atrium ektopik'
Ta
ki ka rd ia 5u p raventri ku la
Pa roksi sma I
14)
Aritmia
gelombang P retrograd
Pemiijatan Karotis
Pemijatan arteri karotis dapat membantu mendiagnosis dan mengakhiri
126
^l
Aritmia
3.
Flutter Atrium
Flutter atrium lebih jarang ditemui daripada PSVT. Ia dapat terjadi
pada jantung normal, atau lebih sering pada pasien yang memang
iudah sakit jantung. Ia juga sangat teratur. Tampak gelombang P
frekuensi 250 sampai 350 denyut per menit. Flutter atrium paling
sering dihasilkan oleh sirkuit re-entri yang berjalan terutama di sekitar
cincin katup trikuspid.
Pada flutter atrium, depolarisasi atrium terjadi sebegitu cepatnya
sehingga tidak terlihat jelas adanya gelombang P tersendiri yang
dipisahkan oleh garis dasar yang rata. Garis dasar malah terusPada beberapa
-en"trs naik-turun, menghasilkan. gelombang flutter.
sangat
tampak
ini
iII,
gelombang
II
dan
sadapan
biasanya
sadapan,
(saw
gergaji
pola
gigi
disebut
yang
jelas dan menghasilkan sesuatu
toothed pattern).
Fibrilasi Atrium
Pada fibrilasi atrium, aktivitas atrium benar-benar kacau,
d an nodus AV
dapat dibombardir habis-habisan oleh lebih dari 500 impuls per menit!
Jikalau pada flutter atrium yang bertanggung jawab memunculkan
gambaran gigi gergaji yang teratur pada EKG adalah satu sirkuit reentri yang konstary pada fibrilasi atrium yang bertanggung jawab
adalah banyak sirkuit re-entri yang tercipta dengan cara yang sama
sekali tidak dapat diperkirakan. Tidak ada gelombang P sejati yang
dapat dilihat. Garis dasar malah tampak rata atau sedikit berupa
undulasi. Nodus AV yang dihadapkan pada "serangarr" impuls atrium
yang luar biasa mendadak ini, hanya mampu sesekali menyaiurkan
impuls pada interval yang berbeda-beda dan menghasilkan frekuensi
ventrikel yarrg sangaf tidak teratur/ireguler, biasanya di antara 120 dan
180 denyut per menit. Namun, respon ventrikel yang lebih lambat atau
lebih cepat (lihat gambar 4 dan B) sering dapat terlihat.
Tampilnya kompleks QRS yang sangat tidak teratur ini tan adanypaa
gelombang P yang jelas merupakan kunci untuk mengenali fibrilasi
atrium. Bentuk menyerupai gelombang yang sering terlihat pada
pengamatan seksama garis dasar yang berundulasi disebut gelombang
fibrilasi.
Aritmia Supraventrikular
Atri u m M ultifokal
(1)
bentuk
130
Ta
^l
ki ka rd ia
Aritmia
Atri u m
Pa roksisma I
atrium
paroksismal (PAT), adalah sebuah irama teratur yang mempunyai frekuensi 100 sampai 200 denyut per menit. PAT dapat disebabkan oleh
PAT.
Gelombang
Aritmia Supraventrikular
Ksrakteristik
PSVT
Teratur
|ika terlihat, ada gelombang
P retrograd
Frekuensi: 150-250 dpm
Pemijatan karotis: memperlambat
atau menghentikan
Flutter
EKG
Tidak teratur
Garis dasar yang
bergelombang
Frekuensi atrium:
350-500 dpm
Frekuensi ventrikel:
bervariasi
Pijat karotis:
dapat memPerlambat
frekuensi ventrikel
MAT
Tidak teratur
Setidaknya tiga morfologi
gelombang P Yang berbeda
Frekuensi: 100-200 dPm;
kadang kurang
dari 100 dPm
Pemijatan karotis: tidak berpengaruh
132
Aritmia
Teratur
Frekuensi 100-200 dpm
Masa pemanasan yang
khas pada bentuk
otomatik
Pemijatan karotis: tidak
berpengaruh, atau hanya
memperlambat sedikit
Aritmia
Ventrikular |
133
Aritmia Ventrikular
Aritmia ventrikular merupakan gangguan irama yang berasal dari
bawah nodus AV.
Kontra
ksi Ventri ku la
Prematur
:1
134
,l
Aritmia
2.
PVC
turut
bervariasi
4.
5. Setiap
Aritmia
Ta
ki kard ia Ventri ku la
Ventrikular
,l
135
takikardia
aentrikular (vT). Frekuensinya berkisar antara L20 dan 200 denyut per
menit, dan mungkin sedikit ireguler, tidak seperti PSVT (walaupun
mungkin diperlukan mata bagaikan mata elang untuk melihat hal ini).
VT yang menetap merupakan satu kegawatan yang mengawali henti
jantung dan memerlukan penanganan segera.
136
^l
Aritmia
Fibrilasi Ventrikular
Fibrilasi ventrikular merupakan pertanda hampir datangnya malaikat
pencabut nyawa. Ia hampir selalu dijumpai pada jantung yung sekarat.
Ia merupakan aritmia yang paling sering ditemukan pada orang
dewasa yang meninggal mendadak. Rekaman EKG menunjukkan
gambaran sentakan-sentakan mendadak dan tidak teratur (fibrilasi
ventrikular kasar) atau gelombang halus (fibrilasi ventrikular halus).
Tidak ada kompleks QRS sejati.
Pada fibrilasi ventrikular, jantung tidak menghasilkan curah
jantung, sehingga resusitasi jantung paru serta defibrilasi harus segera
dilakukan saat itu juga.
Aritmia
Ventrikular l^
137
per menit.
138
^l
Torsades
Aritmia
De Pointes
berbeda.
Aritmia
Ventrikular
l^
139
Aritmia Ventrikular
PVC
Takikardia ventrikular
Fibrilasi ventrikular
Setiap PVC yang muncul pada infark miokard akut (atau pada
setiap penderita yang memang sakit jantung.
Aberansi
Ventrikular I
kiri
at
142 _l
Aritmia
Oleh karena itu, kompleks QRS lebar dapat berarti satu dari dua hal
berikut:
o Denyut ini berasal dari dalam ventrikel, atau
Ventrikular l^
143
Seperti yang Anda lihat pada strip irama sebeiumnya, kadang sulit
untuk membedakan kedua irama ini. Namun, ada beberapa petunjuk
klinis dan elektrokardiografik yang dapat membantu.
Petunjuk Ktinis
1. Pemijbtan karotis mujarab menghentikan
. ini tidak berpengaruh pqda W.
PSVT, sementara
tindakan
Grarikvena josuraris
nomd
""rj:ffii:ffiiffiS$jj"13"?Xv"^
144
-l
Petu nj u k
Aritmia
E I ektroka
rd i og rafi k
'
2. Denyut fusi (fusion beat) !,:ranya dapat dijumpai pada VT. Denyut
fusi (atau denyut tangkapan) terjadi. bila impuls atrium
berhasil menyelinap melalui nodus AV pada waktu yang
sama ketika impuls yang berasal dari ventrikel menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel. Dua impuls ini bersama-sama
mendepolarisasi ventrikel, dan menghasilkan kompleks QRS
yang secara morfologis berbentuk sebagian supraventrikular
dan sebagian ventrikular.
atrium/sinus (denyut
(denyut 3).
QRS
Tidak ada satu pun dalam kriteria ini yang bersifat mutlak, dan
kadang masih tetap sulit untuk mengenali takiaritmia yang berasal
dari ventrikular atau supraventrikular. Pada pasien yang mengalami
Ventrikular l^
145
Fenomena Ashman
Kita masih belum terburu-buru meninggalkan'topik aberansi. Fenomena Ashman adalah contoh lain konduksi aberan pada denyut
supraventrikular. Ia sering ditemukan pada penderita fibrilasi atrium.
Fenomena Ashman menggambarkan denyut supraventrikular lebar
yang dihantarkan secara aberan, dan terjadi sesudah QRS kompleks yang
didahului oleh jeda lama.
Ceritanya begini: Cabang berkas mengatur kembali frekuensi
repolarisasinya sesuai dengan jangka waktu denyut sebelumnya.
|ika denyut sebelumnya terjadi dalam waktu relatif lama, berkas
tersebut agak lamban berepolarisasi. Jika impuls supraventrikular
lain melintasi nodus AV sebelum repolarisasi selesai, konduksi akan
dicegat di sepanjang jalur normal, sehingga muncul kompleks QRS
yang aneh dan lebar.
Fibrilasi atrium dengan bermacam-macam konduksinya yang
menghasilkan jeda lama atau singkat di antara kompleks QRS;
merupakan kondisi yang sempurna untuk fenomena ini.
146
^)
Aritmia
Unfungnya, kebanyakan aritmia supraventrikular memiliki kompleks QRS yang sempit. Walaupun tidak jarang, setidaknya aberansi
merupakan pengecualian, bukan sebuah aturan. Hal yang harus diingat
adalah: kompleks QRS yang sempit sebenarnya selalu menandakan
lokasi asal supraventrikular, sedangkan kompleks QRS lebar biasanya
berasal dari ventrikel tetapi dapat menggambarkan konduksi aberan
denyut supraventrikular.
Takikardia Ventrikular (W) versus Takikardia Supraventrikular Paroksismal (PSW) dengan Aberansi
PSW
Tidak berespons
menghentikannya
Dapat terlihat
Dapat berespons
Dapat terlihat
Dapat terlihat
Tidak terlihat
Tidak terlihat
Sama seperti
kompleks QRS
normal
Petunjuk Klinis
Pemijatan karotis
Gelombang meriam A
Tidak terlihat
Petunjuk EKG
Disosiasi AV
Denyut fus
Defleksi QRS awal
148
^l
Aritmia
ffi
tiakikardia ventrikular
kejut listrik
dihanlarkan
Def
Def i b ri I ator
ibrilator Eksternal
kstern a I
150
^l
Aritmia
Def ibri
lator Eksternal
,
Lola deB. adalah primadona pesta. Karena keranjingan melantai di lantai
dansa dan di bar, ia menjadi semakin terintoksikasi seiring larutnya malam.
Tentu saja, banyak hal yang dapat terjadi pada Lola (biasanya demikian),
tapi Anda tahu bahwa kombinasi alkohol, kopi, dan euforia pesta dapat
memicu terjadinya takikardia supraventrikular paroksismal (PSW) pada
seseorang, tidak peduli betapa sehatnya mereka dan betapa normal jantungnya. Kemungkinan besar gangguan irama supraventrikular ini yang
menyebabkan Lola pingsan.
. Anda berlutut di sisinya, memastikan bahwa dia bernapas, dan meraba
nadinya. Nadinya cepatdan teraturdengan frekuensi sekitar200 denyut per
menit. Karena ia muda dan amat kecil kemungkinannya untuk menderita
penyakit arteri karotis yang signif ikan, Anda langsung melakukan pemijatan
karotis, dan kira-kira dalam 10 detik Anda merasakan nadinya melambat
dan kembali normal. Matanya kembaliterbuka dan seisi ruangan bersorak
gembira. Dugaan Anda benar.
Ketika Anda digendong keluar ruangan di atas bahu semua orang,
jangan lupa mempromosikan kepada mereka tentang buku yang telah
Anda baca, buku yang mengajari Anda semua hal berguna ini.
Def
ibrilator Eksternal
diperlukan (misalnya untuk menyingkirkan hipertiroidisme), uji sfresscardiac echo (untuk mencari penyakit katup dan penyakit arteri koroner;
lihat halaman 239 tentang uji stres), dan monitor Holter atau event
rnonitor untuk mendeteksi setiap gangguan irama lebih lanjut. Aktivitas
kejang yang disertai episode sinkop atau setiap defisit neurologik yang
menetap memerlukan evaluasi neurologik penuh. Di banyaknegara, jika
tidak ditemukan penyebab sinkop yang dapat diobati, pasien tidak akan
diizinkan mengemudi setidaknya selama beberapa bulan.
George M. yang tampak lebih tua dari umurnya, datang menemui Anda
pada Jumat sore menjelang malam (ia selalu datang terlambat pada
Jumat s<jre, mungkin karena ia tahu Anda suka datang lebih awal pada
akhir minggu). Saat ini ia mengatakan pada Anda bahwa ia pingsan
sehari sebelumnya dan kepalanya sekarang terasa sedikit ringan. la juga
merasakan adanya sensasi bergetar yang aneh pada dadanya. George
selalu mengeluh sesuatu, dan Anda masih harus tetapmencari hal-hal
yang penting pada dirinya setelah beberapa tahun kamu mengenalnya,
tetapi untuk berjaga-jaga Anda melakukan pemeriksaan EKG.
sedang
dan frekuensinya sekitar 33 denyut per menit, tepat seperti apa yang Anda
harapkan dari sebuah irama lolos ventrikular. Hal terakhir yang Anda lihat
pada strip irama adalah nodus sinus yang akhirnya menghasilkan impuls,
walaupun frekuensinya lambat yaitu 50 denyut per menit.
George menderita sick sinus syndrome yang juga disebut sindrom
bradi-taki. la ditandai dengan episode takikardia supraventrikular yang
selang-seling (misalnya fibrilasi atrrum), dan bradikardia. Seringkali bila
jantung.
George M. bangkit kembali dari kegelapan di tempat praktik Anda dan
memaksa pulang. Untungnya, keputusan Anda bijaksana dan ia dibawa
ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans. Selama perawatan
singkat di Unit Perawatan Jantung, George dipastikan tidak menderita
serangan jantung, tetapi hasil monitor jantungnya menunjukkan sejumlah
episode bradikardia memanjang yang berselang-seling dengan berbagai
Blokade
Konduksi
Pada bab
1.
2.
bahwa ada beberapa tipe blokade konduksi yang dapat bertempat di antara nodus
sinus dannodusAV, beberapa di antaranya
ada yangtidak perlu terlalu dikhawatirkan
dan ada yang dapat membunuh.
a
J.
4.
5.
di
ventrikel,
yang disebut blokade cabang berkas, mudah dikenali pada EKG.
bagaimana mengenali kombinasi blokade-blokade AV dan blokade cabang berkas pada EKG
7.
8.
&
blokade cabang
berkas merujuk pada blokade konduksi di salah satu atau kedua
cabang berkas ventrikel. Kadang, hanya sebagian dari salah satu
cabang berkas yang mengalami blokade; keadaan ini disebut
Bloknde cabang berkas
blokade
fasikular.
blokade AV
blokade cabang
berkas
Blokade AV
Ada 3 varian blokade AV, yakni derajat pertama, derajat kedua dan derajat
ketiga (benar-benar tegas). Ketiganya didiagnosis dari pemeriksaan
yang teliti tpada hubungan gelombang P dengan kompleks QRS.
Blcjkade AV Derajat Pertama
Lokasi blokado
AV Derajat Dua
Blokade AV
l-
rar
162
-l
Blokade Konduksi
Blokade AV derajat dua Mobitz tipe ll. Pada EKG, setiap gelombang P
ketiga tidak diikuti oleh kompleks QRS (denyut hilang)
Blokade AV
Blokade Konduksi
Blokade AV
l_
ras
3'
Blokade Konduksi
dengan kompleks QRS yang muncul dengan frekuensi lolos yang jauh
lebih lambat. Kompleks QRS tampak lebar dan aneh seperti PVC,
karena mereka berasal dari ventrikel.
Blokade AV derajat tiga. Gelombang P muncul dengan interval teratur sebagaimana kompleks QRS, tetapi mereka tidak mempunyai hubungan satu sama lain.
Kompleks QRS tampak lebar yang menyatakan bahwa ia berasal dari ventrikel.
Blokade AV
l_
rot
(A) Denyut ketiga adalah PVC yang terjadi sebelum denyut normal
berikutnya. (8) Kompleks ventrikel ketiga muncul terlambat, yaitu sesudah
jeda lama. Denyut ini merupakan denyut lolos ventrikel.
168
^l
Blokade Konduksi
Blokade AV
ffitltl
l_
ras
BtokadeAV
'
2. Derajat
a. Mobitz tipe
I (Wenckebach):
170
^)
Blokade Konduksi
172)
BlokadeKonduksi
Blokade Cabang
Berkas l^
tZZ
Blokade cabang berkas kanan. Kompleks QRS pada sadapan V' menunjukkan
konfigurasi RSR' lebar yang khas. Perhatikan juga gelombang S di Vu dan \.
174
^l
Blokade Konduksi
2, Kompleks
'
Fft#ifii#
ry,ffie=fr;
ffi
jiffiffiii.ri$tt
Blokade cabang berkas kiri.
Blokade Cabang
Berkas l^
175
176
^l
Siapa
Blokade Konduksi
Baik blokade cabang berkas kanan maupun kiri dapat bersifat intermiten atau menetap. Pada beberapa individu, blokade cabang
berkas hanya tampak ketika dicapai frekuensi jantung tertentu yang
disebut frekuensi kritis. Dengan kata lairy ventrikel menghantarkan
impuls secara normal pada frekuensi jantung yang lambat, tetapi bila
melampaui frekuensi tertentu, akan terjadi blokade cabang berkas.
Terjadinya blokade cabang berkas yang terkait-frekuensi secara
langsung berhubungan dengan waktu yang diperlukan oleh suatu
cabang berkas tertentu untuk berepolarisasi dan, dengan demikiary
mempersiapkan dirinya untuk impuls listrik berikutnya yang akan
melewati cabang berkas tersebut. Jika frekuensi jantung sebegitu cepat
sehingga suatu cabang berkas tertentu tidak dapat berepolarisasi
tepat pada waktunya, akan terjadi blokade konduksi sementara yang
menghasilkan gambaran EKG khas blokade cabang berkas yang
terkait- frekuensi.
Blokade Cabang
Berkas l^
tZZ
..-
178
^l
Blokade Konduksi
Hemiblokade
Berikut ini adalah gambaran sistem konduksi ventrikel: Cabang berkas
kiri disusun oleh tiga fasikula yang terpisah, seperti terlihat di bawah,
meliputi fasikula septum, fasikula anterior kiri, serta fasikula posterior
kiri..Istilah hemiblokade merujuk pada blokade konduksi salah satu
fasikula ini. Cabang berkas kanan tidak membagi diri menjadi fasikula
yang terpisah-pisah.
Blokade septum tidak perlu kita khawatirkan. Namury hemiblokade
fasikula anterior dan posterior lebih sering ditemui sehingga lebih
penting.
Purkisie.
Hemiblokade
l^
17e
Hemiblokade anterior kiri. Aliran listrik yang melewati fasikula anterior kiri diblokade;
dengan demikian, semua aliran listrik harus melewati fasikula posterior. Aksis yang
dihasilkan diarahkan kembali ke atas dan ke kiri (deviasi aksis ke kiri).
tso
^l
Blokade Konduksi
+00'
Jt
Hemiblokade posterior kiri. Aliran listrik yang melewati fasikula posterior kiri
diblokade; dengan demikian, semua aliran listrik harus melewati fasikula anterior
kanan. Aksis yang dihasilkan diarahkan kembali ke bawah dan ke kanan (deviasi
aksis ke kanan).
182
^l
4 Blokade
Konduksi
Sebelum menetapkan diagnosis hemiblokade, harus selalu dipastikan bahwa tidak ada penyebab deviasi aksis yang lain, misainya
hipertrofi ventrikel. Sdlain itu, pasien yang mengalami gangguan klinis
tertentu (misalnya, penderita penyakit paru kronik berat), cenderung
mengalami deviasi aksis ke kanan (akan kita bahas nanti). Meskipun
demikiary'pada sebagian besar individu, jika pada gambaran EKG
hanya ditemukan adanya deviasi aksis sementara lainnya normal,
Anda dapat dengan sangat PD (percaya diri) bahwa penyebabnya
adalah hemiblokade.
;Ntfii
KriteriaHemibtokade
emi bl o ka de Posteri o r Ki ri
ru
S
Blokade cabang berkas kanan dan hemiblokade dapat terjadi bersamasama. Istilah blokade bifasikular merujuk pada kombinasi hemibiokade
anterior kiri atau hemiblokade posterior kiri blokade cabang berkas
kanan. Pada blokade bifasikular, hanya satu fasikula cabang berkas kiri
yang memasok kedua ventrikel. Pada EKG akan ditemukan kombinasi
tanda-tanda hemiblokade dan blokade cabang berkas kanan.
184
^l
Blokade Konduksi
,.
o
RSR'padaV, danV,
l^
tBs
:,;r:,t,i,.li
,,r,
:,|:--::.
:..^ -il:!i
: i .,.i
].i..:it i...,
V3
186
-l
Blokade Konduksi
Blokade cabang berkas kanan inkomplet; interval QRS sebesar 0,112 ms, tetapi
perhatikan konfigurasitelinga kelinci klasik pada V'.
Dihadapi l^
tAZ
2.
3. Apa
Pacu Jantung
&
l-
tge
Pacu lantung
r
.
190
^l
Blokade Konduksi
Pacu jantung yang sekarang paling populer ad alahp acu j antung sesuai
kebutuhan (demand pacemaker). Pacu jantung ini hanya mencetuskan
Pacu
Jantung l^
tSt
Pada pacu jantung sekuensial akan terlihat dua spike; saht sebelum
gelombang P dan satu lagi sebelum kompleks QRS yang lebar dan
aneh.
192
^l
4 Blokade
Konduksi
dari pacu jantung jenis ini adalah mereka yang menderita blokade
cabang berkas kiri, yang menyebabkan tidak sinkronnya kontraksi
ventrikel kanan dan ventrikel kiri sehingga dapat mengganggu fungsi
ventrikel. Facu jantung ventrikel kiri dapat memperbaiki timing yang
salah ini dary sekali lagi, memperbaiki keadaan klinis pasien.
Pacu Jantung
QRS
iu
ka r.,.teri
sally M. bekerja di rumah sakit milik Anda sebagai relawan. suatu hari
ia diminta mengambil beberapa larutan intravena dari apotek di lantai
dasar rumah saiit untuk unit perawatan intensif di lantai tiga. la masuk
Apakah strip rrama ini menceritakan tentang apa yang terjadi pada Sally
di dalam lift?
194
^l
Blokade Konduksi
t
Jawabannya hanya satu kata, tidak. Strip irama menunjukkan takikardia
sinus, blokade AV derajat satu, dan gambaran telinga kelinci milik blokade
cabang berkas kanan. Tidak ada satu hal pun-di sini yang dapat menyebabkan Sally pingsan. Andaikan Anda menemukan bradikardia yang
nyata, aritmia ventrikular, atau blokade jantung yang derajatnya lebih
tinggi, Anda pasti akan mencurigai adanya sinkop Stokes-Adams, yaitu
kejadian pingsan mendadak akibat curah jantung yang tidak adekuat.
Periode disorientasi setelah Sally pingsan juga tidak khas untuk sinkop
Stokes-Adams tetapi khas untuk keadaan pasca-iktal yang terjadi setelah
kejang.
Sekitar 15 menit sesudah pingsan, status mental Sally telah kem-
bali normal, dan ia tidak sabar untuk kernbali bekerja. Anda mampu
membujuknya untuk tinggal sebentar di ICU untuk diobservasi. Pada
pemantauan jantung seterusnya, tidak terdapat aritmia atau blokade
konduksiyang signifikan, tetapi pada pemeriksaan MRI kepala didapatkan
adanya kemungkinan meningioma. Oleh karena itu, Sally kemungkinan
menderita kejang akibat lesi yang meluas pada otak. Meningiomanya
berhasil diangkat tanpa komplikasi, dan beberapa bulan kemudian Anda
melihat Sally dengan riang gembira mendorong kereta dorongnya lagi.
Satu monumen bagisemua orang bahwa melayaniorang lain adalah cara
yang paling tepat untuk mencapai kepuasan sejati dalam hidup.
Sindrom
Praeksitasi
Pada bab ini Anda akan belaiar:
1,.
apa yang terjadi bila aliran listrik dihantarkan menuju ventrikel lebih cepat daripada biasanya.
2.
Ft
J.
4.
5.
195
196
&
^l
Sindrom Praeksitasi
Apa
itu
Praeksitasi?
Pada bab sebelumnya, kita telah membahas apa yang terjadi bila
konduksi dari atrium ke ventrikel diperlambat atau diblokade. Bab ini
menyajikan sisi lain dari "mata uang" itu: apa yang terjadi bila aliran
listrik dihantarkan ke ventrikel I eb ih c ep at dar ip ad a b.i as any a.
Bagaimana hal seperti ini dapat terjadi?
Pada konduksi normal, perlambatan utama antara atrium dan
ventrikel terjadi di nodus AV, tempat gelombang depolarisasi tertahan
selama sekitar 0,1 detik (cukup lama bagi atrium untuk berkontraksi
dan mengosongkan isinya ke dalam ventrikel). Pada sindrom praeksitasi,
ada jalur aksesori yang dapat dipakai oleh aliran listrik untuk memintas
nodus AV sehingga sampai di ventrikel lebih cepat.
Sindrom Praeksitasi
Si nd ro
Pada sindrom WPW, jalur pintasnya diberi nama berkas Kent. Berkas
ini merupakan jalur konduksi aberan tersendiri yang menghubungkan
2. Kompleks QRS melebar lebih dari 0,1 detik. Tidak seperti pada
blokade cabang berkas ketika kompleks QRS melebar karena
keterlambatan aktivasi ventrikel, pada WPW kompleks QRS
melebar karena aktivasi yang premqtur. Kornpleks QRS pada
WPW sebenarnya menggambatkan denyut fusi: sebagian'besar
miokardium ventrikel diaktivasi melalui jalur konduksi normal,
tetapi sebagian kecil area didepolarisasi lebih awal melalui
berkas Kent. Daerah kecil di miokardium yang didepolarisasi
lebih awal ini memberikan gambaran khas berupa garis menaik
di awal kompleks QRS yang kurang jelas, yang disebut gel ombang
delta. Gelombang delta yang sejati hanya dapat ditemukan pada
beberapa sadapan, jadi perhatikanlah seluruh sadapan.
Sindrom Wolff-Parkinson-White
gslombang
dslta
gslombang delta
Sindrom Wolff-Parkinson-White
2oo
^l
Sindrom Praeksitasi
Si nd rom
Lown
-G
anong - Levi ne
Aritmia Terkait
Aritmia TErkait
Pada kebanyakan penderita
Sindrom Praeksitasi
jalur konduksi normal (A) dan berputar kembali melalui berkas Kent
untuk membentuk sirkuit reentrant yang utuh (B).
Aritmia Terkait
203
Lebih jarang lagi, mekanisme re-entri terjadi melalui jalan lairy yaitu
bergerak melalui berkas Kent dan berputar kembali melalui nodus AV.
Hasilnya juga PSVT; tetapi pada kasus ini, kompleks QRS tampak lebar
dan aneh karena depolarisasi ventrikel tidak terjadi melalui cabang
berkas normal. Aritmia ini mungkin dapat dibedakan dari takikardia
ventrikel pada EKG.
Sirkuit re-entri tipe kedua pada sindrom WPW. Aliran listrik bergerak
antegrad melalui berkas Kent, kemudian bergerak retrograd melalui
nodus AV, dan membentuk sirkuit berputar independen.
Aritmia Terkait
l_
2os
Praeksitasi
1. Interval
2. Kompleks
QRS lebar
1. Interval
2. Lebar
QRS normal
2. Fibrilasi atrium
fibrilasi ventrikel
,hy,gertrofr
belaka
Sindrom Praeksitasi
I
Winston T., seorang eksekutif muda, dibawa ke ruang gawat darurat oleh
istrinya..Rupanya, selama makan malam ia merasa mual dan kepalanya
terasa ringan (bukan kejadian yang jarang selama makan malam keluarga
Winston, tetapi tingkat keparahan gejala-gejala tersebut semakin meng-
khawatirkan).
menyangkal
'
dan
Aritmia
Terkait l^
zOz
lskemia
dan lnfark
Miokardium
Pada bab iniAnda akan belajar:
1.
baru)
2.
a
J^
4.
5.
6.
7.
mengenai kasus Joan L., seorang perempuan yang menderita infark akut serta
belasan komplikasi yang segera memerlukan perhatian akut Anda dan keahlian
yang tiada tara.
210 _l
&
salah
&
l^
211
(1)
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Bila pasien datang dan menunjukkan tanda-tanda khas infark - nyeri dada substernal yang lama
dan seperti diremas, menjalar ke mandibula atau lengan kiri, disertai
dengan mual, berkeringat banyak, dan sesak nafas - tidak usah terlalu
ragu untuk menegakkan diagnosis, Namury sebagian besar pasien,
terutama mereka yang menderita diabetes melitus dan usia lanjut,
mungkin tidak menunjukkan semua gejala ini. Beberapa infarkbahkan
bersifat "tenattg", sama sekali tidak memiliki manifestasi klinis yang
jelas.
212
^l
l^
213
iiri:
ge-
Q baru. (D)
i:t'
ir
; l.i..i
..:: :l.ii
i i..
. :l
':,,
":l -4.^.
F_'.: :
l'-!l'!:l1:'r f
iJ;
r.-. .i:\
i:,-.:
-.
t 1.l
j':i:-
1ri:,i :_:-l
l:-jr: I
a-:
L:.:"
infark akut, salah satu di antara perubahan ini dapat terjadi tanpa adanya
perubahanr,ydng.lain:.: Dengan demikian, misalnya elevsii.segmen T tanpa
'.,.
adanya inversi gelombang T bukan kejadian yang sama sekali tidak bisa
,:',ditemui;'sepertipada'gambar C di atas, Pelajari ebrarmengenali,ketiga per,'ubahan,inl,,pertahankan kecurigaan Anda terhadap infark miokaidium
.l'tetap.tinggi;'dan.ehda.hampirpastitidakakan:.pe.rnahsalah...
-. ,''::.-'......
'l
214
^l
Gelombang T
Di awal infark, gelombang T meninggi dan menyempit, suatu fenomena
yang disebut memuncak (peaking). Gelombang T yang memuncak
ini sering disebut sebagai gelombang T hiperakut Segera setelah itu,
biasanya beberapa jam kemudian gelombang T mengalami inversi.
Miokandrium |
21
216
-l
Segmen ST
Elevasi segmen ST merupakan perubahan kedua yang terjadi secara
akut pada evolusi infark.
Elevasi segmen ST menandakan cedera miokardium. Cedera kemungkinan menggambarkan derajat kerusakan selular yang lebih dari
sekedar iskemia, tetapi kemungkinan besar juga bersifat reversibel, dan
pada beberapa kasus, segmen ST langsung kembali normal. Namun
pada kebanyakan kasus, elevasi segmen ST merupakan tanda yang
dapat diandalkan bahwa telah terjadi infark sejati, dan bahwa akan
tampak gambaran elektrokardiografi infark yang komplet kecuali jika
segera dilakukan intervensi terapeutik agresif.
Bahkan pada infark sejati, segmen ST biasanya kembali ke garis
dasar dalam beberapa jam. Elevasi segmen ST yang persisten sering
menandakan adanya pembentuk an aneurisma aentrikular, y altu dinding
ventrikel yang melemah dan menggembung.
Seperti inversi gelombang I elevasi segmen ST dapat ditemukan
pada sejumlah keadaan lain selain cedera miokardium. Bahkan ada
jenis elevasi segmen ST yang dapat ditemukan pada jantung normal.
l^
217
Elevasi titik I sering ditemui pada individu yang sehat dan muda.
Segmen ST biasanya kembali ke garis dasar dengan olahraga. Elevasi
titik J tidak mempunyai arti patologik apapun.
Bagaimana elevasi segmen ST pada cedera miokardium dapat
dibedakan dengan elevasi titik J? Pada penyakit miokardium, segmen
ST yang mengalami elevasi mempunyai konfigurasi yang berbeda. Ia
melengkung ke atas dan cenderung samar-samar bergabung dengan
gelombang T. Pada elevasi titik t gelombang T tetap pada bentuknya
yang independen.
Gelombang Q
Munculnya gelombang Q yang baru menunjukkan bahwa telah terjadi
kematian sel miokardium yang ireversibel. Keberadaan gelombang Q
baru merupakan tanda diagnostik in{ark miokardium.
(A) Sadapan lll pada pasien sehat. (B) Sadapan yang sama pada
pasien yang sama, 2 minggu sesudah mengalami infark miokardium
inferior. Perhatikan gelombang Q yang dalam.
Miokandrium l^
219
sadapan
tidak mempunyai aktivitas listrik. Oleh karena itu' aksis listrik bergeser
ke kanan dan menjauhi sadapan I yang sekarang menunjukkan defleksi
negatif (gelombang Q).
220
^l
Perubahan Resiprokal
Sadapan lain yang terletak tidak jauh dari lokasi infark, akan
peningkatan nyata gaya-gaya listrik yang sedang bergerak mendekati
sadapan tersebut. Sadapan ini akan merekam gelombang R positif dan
tinggi.
Perubahan berlawanan yang dicatat oleh sadapan yang jauh ini
disebut perubahan resiprokal. Konsep ini berlaku tidak hanya pada
gelombang Q tetapi juga pada segmen ST dan gelombang T. Dengan
demikian, sadapan yang terletak jauh dari infark dapat merekam
depresi segmen ST.
F i-i-!
l'Y
-t f-r-:
r-ial l:--*
::i-:
j,;-;" i.
{"
ii -i-i
-i-:,1
r.
.*-i t.l.
I t..
"l-$+"
lt
l-i,.i
;r-:
L.: i..i--:
f-r1-a
_:_ra
ilr
-i-r.$-.
; -i-j.r.. i-f
?"fq
-l* fa
i .1:*i
a:
:1 1!li; j*t"J.a
t;
i-:'| f 'i I
l-i i..i-
l-.1....;,a-:
..;.
.1..
i r.l-l
;-;.."1
1-$**
r i -iri
",,.:". {-f-}{
.i....1-+.j :t1-]
titl
'is1 .:..1 ..r,.: -;-!-i
++s 1?
rt i :tial
!,:
'
.l-i. r'i" 'i I I
.":;
V3
Miokandrium l-
221
BI
U
A
Contoh gelombang Q signifikan. Lebarnya (A) melebihi
0,04 detik dan kedalamannya (B) melebihi sepertiga tinggi
gelombang R
.....
Catatan: Karena sadapan AVR menduduki posisi unik pada bidang frontal,
ia biasanya menunjukkan gelombang Q yang amat dalam. Sadapan AVR
BagaimanaMendiagnosislnfarkMiokandrium
tM$
1.
;ft's:;:frl:,.i#'
L223
rnrark Miokardium
'd,ini,dipsl
jiWa;,'in{ark mi'okar"dium r harus.,.dikenali, sedini : mungkin. Sekarang, .banyak
gumpalanrbek--
';
a. koronaria dekstra
226
^l
Perubahan elektrokardiografik yang khas pada infark terjadi hanya pada sadapan-sadapan yang terletak di atas atau di dekat lokasi
infark.
7. Infark inferior melibatkan permukaan diafragmatik jantung. Infark ini sering disebabkan oleh penyumbatan a. koronaria dekstra atau cabang desendennya. Perubahan elektrokardiografik
yang khas dapat dilihat pada sadapan inferior (II, III, dan AVF).
2. Infark lateral melibatkan dinding lateral kiri jantung. Infark ini
sering disebabkan oleh penyumbatan ramus sirkumfleksus a.
koronaria sinistra. Perubahan akan terjadi pada sadapan lateral
kiri (I, AVL, Vs dan V.).
3. Infark anterior melibatkan permukaan anterior ventrikel kiri dan
biasanya disebabkan oleh penyumbatan ramus interventrikularis
anterior a. koronaria sinistra. Semua sadapan prekordial (V, sampai Vu) dapat menunjukkan perubahan.
pasien untuk melihat gaya-gaya listrik posterior dengan baik. Bila hal
ini dilakukan (sayangnya jarang dilakukan), kemampuan EKG untuk
rr,
, mendiaQnosis infark miokardium sangat mqningkat. Susunan yang
disebut sebagai EKG 1 5 sadapan yang mempunyai dua sadapan V yang
: .ditempatkan pada.punggung (V;:Oan V;) d611.,satu,:pada dinding dada
". anterior..kanan (V7R). ini, ts1ny61a 'mendeteksir,elevAsi 'segmeni ST pada
..r,,,sebagian b-esar pasien yar,rg diCUrigAi mengalami infarkte-tapi mehunjukkan
hasil normal pada EKG 12 sadapan.
Catatan: Anatomi' koroner' san gat belagarn di anta ia berbaga i' hdividu;
dan pembuluh darah yang sebenarnya terlibat tidak selalu sama dengan
i
lnfark lnferior
228
^l
lnfark Lateral
Infark lateral dapat disebabkan oleh penyumbatan ramus sirkumfleksus
a. koronaria sinistra. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat pada
sadapan I, AVL, V, dan Vu. Perubahan resiprokal dapat ditemukan
pada sadapan inferior.
AVR
l.::
l:
V6
lnfark dinding lateral akut. Elevasi ST dapat dilihat pada sadapan l, AVL, Vs
dan Vu. Perhatikan juga gelombang Q dalam pada sadapan ll, lll, dan AVF
yang menandakan infark inferior yang sudah terjadi sebelumnya. Apakah kamu
memperhatikan gelombang Q dalam pada sadapan V, sampai Vu? Gelombang ini
diakibatkan oleh infark lateral lain yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
Menentukan Lokasi
lnfark l??,
lnfark Anterior
lnfark Posterior
Infark posterior selalu disebabkan oleh sumbatan a. koronaria dekstra.
Karena tidak ada sadapan konvensional yang terletak di atas dinding
posterior, dalam penegakan diagnosis diperlukan adanya perubahan
resiprokal pada sadapan anterior. Dengan kata lairy karena kita tidak
dapat melihat elevasi segmen ST dan gelombang Q pada sadapan
posterior yang tidak ada, kita harus mencari depresi segmen ST dan
gelombang R tinggi pada sadapan anterior, terutama sadapan Vr. Infark
posterior merupakan bayangan cermin infark anterior pada EKG.
Kompleks QRS normal pada sadapan V, terdiri dari gelombang
R kecil dan gelombang S dalam; karena itu, keberadaan gelombang
R tinggi terutarna yang disertai depresi segmen ST pastinya mudah
dikenali. Sambil mencocokkan dengan keadaan klinis, munculnya
gelombang R dengan amplitudo yang lebih besar daripadagelombang
S yang menyertainya sangat mengesankan adanya infark posterior.
Petunjuk lain yang membantu adalah pasokan darah jantung. Karena dinding inferior biasanya mempunyai pasokan darah yang sama
seperti dinding posterior, akan sering dijumpai infark dinding inferior
yang menyertai infark posterior.
Satu peringatan:Anda tentu ingat (saya yakin itu!) bahwa terlihatnya
gelombang R besar yang melebihi amplitudo gelombang S pada
sadapan V, juga merupakan salah satu kriteria diagnosis hipertrofi
ventrikel kanan. Namun, diagnosis hipertrofi ventrikel kanan juga
memerlukan adanya deviasi sumbu ke kanary yang tidak terdapat
pada infark posterior.
lni merupakan contoh infark anterior yang sedang terjadi. Dapat kita lihat
adanya elevasi segmen ST pada sadapan V, dan V. serta peningkatan
gelombang R yang buruk.
l^
231
232 I
V6
EKG inl menunjukkan infark posterior dan inferior akut. (ingat ketika
Tidak semua infark miokardium menghasilkan gelombang e. Sebelumnya diduga bahwa pembentukari geiornbuig Q memerlukan
adanya infark pada seluruh bagian dinding 4iokardium, sedangkan
jadi diasumsikan bahwa tidak adanya gelombang Q menunjukkan
infarkhanya terjadi pada sebagian lapisan daiam dinding miokardium
yang disebut subendokardium. Oleh karena itu, orang-orang menyebut
infark ini sebagai infark transmural atau subendokardium.
234
_l
lnfark gelombang non-Q. Depresi segmen ST paling jelas terlihat pada sadapan
V, dan V' dan inversi gelombang T dapat ditemukan pada sadapan V, sampai
Vu. Pada pasien ini tidak pernah terjadi perubahan gelombang Q, tetapi enzim
jantungnya melambung tinggi sehingga memperkuat dugaan adanya infark
sejati.
Angina l^
235
Angina
Angina merupakan nyeri dada khas yang timbul pada penyakit arteri
koroner. Penderita angina pada akhirnya dapat terus mengalami infark
atau tetap'stabil selama bertahun-tahun. Pemeriksaan EKG selama
serangan angina berlangsung akan menunjukkan depresi segmen ST
atau inaersi gelomb ang T.
Tiga contoh perubahan EKG yang terjadi saat angina (A) inversi gelombang
T, (8) depresi segmen ST, dan (C) depresi segmen ST yang disertai inversi
gelombang T.
236
^l
Angina Prinzmetal
Ada satu tipe angina yang menunjukkan eleaasi segmen ST. Angina
Prinzmetal dapat terjadi kapan saja dan pada banyak pasien disebabkan oleh spasme arteri koroner, sedangkan angina tipikal biasanya
disebabkan oleh aktivitas fisik berat dan disebabkan oleh penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang progresif. Elevasi segmen ST agaknya
menggambarkan cedera transmural yang reversibel. Bentuk segmen
ST seringnya tidak menyerupai gambaran infark sejafi yang berbentuk
seperti kubah dan bulat, dan segmen ST akan segera kembali ke garis
dasar bila pasien diberi obat antiangina (misalnya, nitrogliserin).
ffim
Elevasi Segmen
5r
Dapat dilihat pada angina tipikal atau pada infark gelombang non-Q.
238
^l
Uji
&
uji
Stres l^
239
stres
Uji stres atau uji toleransi latihan fisik, merupakan metode noninvasif
untuk menilai keberadaan dan tingkat keparahan penyakit arteri
koroner. Pemeriksaan ini bukannya tanpa kekurangan (sering memberikan hasil positif palsu dan negatif palsu), tetapi merupakan salah
satu prosedur skrining terbaik yang ada. (Sinar elektron atau CT-scan
cepat) jantung dapat memberikan skor kalsium yang menunjukkan luas
penyakit arteri koroner (plak) dan menjadi tambahan yang berguna
dalam evaluasi risiko penyakit arteri koroner). Pemeriksaan altematif
lain - dengan langsung melakukan kateterisasi jantung pada semua
orang - tidaklah praktis dan efisien.
Uji stres biasanya dilakukan dengan meminta pasien berjalan di atas
treadmill; sepeda stasioner juga efektif digunakan. Pasien dihubungkan
dengan monitor EKG, dan strip irama direkam terus-menerus selama
tes berlangsung. Pemeriksaan EKG L2-sadapan lengkap dilakukan
beberapa kali dengan interval waktu yang singkat. Setiap beberapa
menit, kecepatan dan sudut kemiringan treadmill ditambah sampai (1)
pasien tidak dapat melanjutkan karena alasan aPa Pun; (2) tercapainya
frekuensi jantung maksimal pasien; (3) muncul gejala-gejala, atau (4)
ditemukan perubahan-perubahan signifi kan pada EKG.
240
^l
(4,) Depresi segmen ST yang melandai ke bawah. (8) Depresi segmen ST yang
melandai ke atas. (e) Depresi segmen ST horizontal. Hanya A dan C yang sangat
mengesankan adanya penyakit arteri koroner.
Uji
stres l^
241
hasil
- .- :i: i:ir',i:i'l:a-:
,-: :l _: .:i::
p.ei6aikeh:aliran
6"t6i
ifl6k ,ada
244
^l
Uji
Stres l^
Kedatangan Joan yang cepat di lGD, elevasi segmen ST, dan tidak
adanya gelombang Q pada EKG membuat Joan menjadi kandidat yang
sempurna untuk mendapat terapi trombolitik atau angioplasti koroner
akut. Sayangnya, Joan mengatakan bahwa baru satu bulan yang lalu ia
meningkat.
Pada larut malamnya, salah satu perawat memperhatikan denyut aneh
pada EKG Joan:
;t-i:::i::::::i
i-i.::::i:l::::
b::l:::J
l'.--t : :,-
i;::s:i."
245
246
_)
lrama sinus normal pasien sedang diganggu oleh tiga PVC yang
timbul berurutan. Pada infark at ut, terap' antiaritmik sering'diberikan sedini mungkin karena PVC ini dapat memicu takikardia
' ;i:,r,vehf
r,-
, ':.:.., :' ,
Esok paginya, rekaman EKG Joan tampak seperti ini: Apa yang telah
beruba h?
j:'1i
!t-t
:;i.r
-. t. i-l
i;r.
:l
:r
i:irl
:::: ;r
ii: :$
;.1.!.1
ll::
;T
]::l:l
r.ri.l
:li:
iijl
:iil
AVF
::::i11
:':!
i.]l
'..".
Uji
Stres l^
AVR
il
AVL
ilt
AVF
Vr
Vz
Vg
5T yang baru
247
248
^l
l' i: i i,:
i.
-,.
,' ,: .ll.i .l:...".
.i.
,'.'.i -:
'_I.':.*
,i
J. l
, :.: .i
I .l
l.i
i
: :i.
:.i
'
.,:'..
.-;
:.!t i i. .:.:;:.i-r_
...,1
:T
'.{l
I i
:.,, i..,i,-,.1....i-'
:
i'-
ti. .j
j:
..,. .t:.:_;:,:f_
r.l_. :
l , ,Ai ,.. 'l:...:.;
i..:r
+J[A j-J
I
Uji
Stres l^
249
kemudian, setelah dapat kembali berjalan dan bebas dari rasa nyeri, Joan
dipulangkan. Pagi harinya sesudah pulang, Joan terbangun dan kembali
merasa sesak nafas sehingga dibawa ke lGD. Di sana Joan ditemukan
menderita gagal jantung kongestif . Pemeriksaan ekokardiogram jantung
menunjukkan fungsi ventrikel kiri yang sangat be,rkurang karena infark
miokardium yang luas. Joan dirawat di rumah sakit dan dipulangkan 3 hari
kemudian. Joan diberi obat-obatan berupa diuretik, penyekat beta, dan
penghambat angiotensin converting enzyme (ACD. fidak ada masalah
lebih lanjut, dan Joan mampu kembali menjalani kehtdupan normalnya di
rumah dan di tempat kerja.
Kasus ini akan sering Anda jumpai berulang kali di rumah sakit mana
pun. jelas bahwa EKG masih berperan penting dalam mendiagnosis dan
menangani penderita infark miokardium akut. Pada Joan, pemeriksaan
EKG memperkuat kecurigaan awal bahwa ia mengalami infark. Di Unit
perawatan jantung, pemantauan elektrokardiografik memungkinkan
diagnosis infark lebih lanjut dan gangguan irama serta konduksi yang
Polesan
Akhir
Pada hab iniAnda akan belajar:
L.
karditis)
E. penyakit paru
F. penyakit sistem saraf sentral
G. aktivitas atletik
2.
mengenai kasus Amos T. yang mempunyai hasil EKGnya terbukti menjadi petunjuk untuk mengenali keadaan nonjantung yang darurat dan mengancam
kehidupan.
251
Polesan Akhir
.
.
.
.
o
o
HiPotermia
Obat-obatan
Penyakit jantung yang lain
Penyakit paru
Penyakit sistem saraf pusat
Jantungnya atlet
Gangguan Elektrolit
&
l^
2s3
Gangguan Elektrolit
Hiperkatemia
254)
PolesanAkhir
klinis!
GangguanElektrolit
L25!
Hipokalemia
Pada hipokalemia, EKG sekali lagi dapat menjadi parameter toksisitas
berat yang lebihbaik daripada kadar kalium serum. Dapat terlihat tiga
perubahan yang terjadi secara acak:
r Depresi segmen ST
o Pendataran gelombang
. Munculnya gelombang
gelombang
gelombang
Istilah gelombang U digunakan pada gelombang yang muncul sesudah gelombang T pada siklus jantung Makna fisiologinya yang
sebenarnya belum sepenuhnya dimengerti. .Walaupun gelombang U
merupakan tanda hipokalemia yang paling khas, gelombang ini tidak
bersifat diagnostik. Keadaan lain juga dapat menghasilkan gelombang
U yang jelas, dan gelombang U kadang dapat dilihat pada pasien
dengan jantung normal dan kadar kalium serum normal.
Gangguan Kalsium
Perubahan kadar kalsium serum terutama memengaruhi interval QT.
Hipokalsemia memperpanjangnya, dan hiperkalsemia mempersingkatnya. Ingatkah Anda tentang munculnya aritmia yang berpotensi
mematikan akibat pemanjangan interval QT?
Hipotermia
l^
2s7
ffi Hipotermia
Ketika suhu tubuh menurun di bawah 30'C, terjadi beberapa perubahan
pada EKG:
1 . Segala sesuatunya melambat. Sering terjadi bradikardia sinus, dan
semua segmen dan interval - PR, QRS, Qf,, dsb - memanjang'
J.
Bermacam-macam aritmia akhirnya dapat turut membuat keonaran. Fibrilasi atrium lambat adalahyang paling sering ditemui,
walaupun dapat terjadi hampir semua gangguan irama.
4.
2sB
^l
Polesan Akhir
Obat-obatan
Digitalis
Ada dua kelompok perubahan elektrokardiografik yang berbeda yang
disebabkan oleh digitalis: perubahan akibat kadar terapeutik digitalis
dalam darah" dan perubahan akibat kadar digitalis toksik dalam
darah.
Perubahan EKG Akibat Kadar Terapeutik Digitalis dalam Darah
Obat-obatan
l^
2ss
Kemampuan digitalis untuk memperlambat konduksi AV membuatnya berguna pada pengobatan takikardia supraventrikular.
sebagai contoh, digitalis dapat mernperlambat frekuensi ventrikel
pada penderita fibrilasi atrium; namun, kemampuan digitalis untuk
memperlambat frekuensi jantung, yang paling jelas terlihat ketika
pasien sedang duduk atau sedang tidur tenang selama pemeriksaan
EKG, biasanya hilang selama aktivitas berat. Penyekat beta seperti
atenolol atau metoprolol, memPunyai efek serupa pada konduksi
AV dan dapat mengendalikan frekuensi dengan lebih baik ketika ada
peningkatan tonus adrenergik (misalnya selama aktivitas fisik atau
stres).
260
^l
7 Polesan Akhir
Takiaritmia
Obat-obatan
l_
261
Pada beberapa pasien yang mengonsumsi kuinidin, dapat membentuk gelombang U yang jelas. Pada keadaan ini, tidak diperlukan
adanya penyesuaian dosis obat.
Beberapa gangguan repolarisasi jantung herediter yang menghasilkan interval QT panjang telah berhasil dikenali dan diduga terkait
dengan kelainan kromosom tertentu. Semua individu dalam keluarga
ini perlu diperiksa menggunakan EKG pada keadaan istrirahat dan
stres untuk mencari defek genetik. Jika ditemukan kelainan, pemberian
obat penyekat beta dan kadang pemasangan defibrilator implantabel
sangat dianjurkan karena sangat meningkatnya risiko kematian
mendadak akibat aritmia yang mematikary terutama bila pasien dalam
masa kanak-kanak atau dewasa awal. Pasien-pasien ini juga tidak boleh
berpartisipasi daiam olahraga yang bersifit kompeiitif (walaupun
latihan taraf sedangyangtidak disertai "aliran deras adrenalin" dapat
dianjurkan berdasarkan hasil uji stres latihan fisik) dan tidak boleh
mengonsumsi obat apa pun yang dapat memperpanjang interval QT.
Karena interval QTnormalnya berariasi menurut frekuensi jantung,
interaal QT terkoreksl atau QTc digunakan untuk menilai pemanjangan
QT absolut. QTc digunakan untuk menyesuaikan adanya perbedaan
pada frekuensi jantung dengan cara membagi interval QT dengan akar
kuadrat interval R-R, yaitu satu siklus jantung. QTc tidak.boleh melebihi 500 milisekon selama terapi dengan obat apa pun yang dapat
memperpanjang interval QT (550 milisekon jika terdapat blokade
cabang berkas yang sudah ada sebelumnya); dengan mengikuti aturan
ini, risiko aritmia ventrikel akan berkurang.
Perikarditis
Perikarditi,s akut dapatmenyebabkanelevasi segmen ST dan pendataran
atau inversi gelombang T. Perubahan ini dapat mudah disalahartikan
Penyakit Jantung
Lainnya |
263
264
^l
Polesan Akhir
yang
Penyakit Jantung
Lainnya l^
265
Miokarditis
Setiap proses peradangan difus yang melibatkan miokardium dapat
menampilkan sejumlah perubahan pada EKG. Perubahan yang
tersering adalah blokade konduksi, terutama blokade cabang berkas
dan hemiblokade.
266
^l
Polesan Akhir
Penyakit Paru
Penyakit paru obstruktif kronik. Perhatikan voltase yang rendah, deviasi aksis
ekstrem ke kanan, pembesaran atrium kanan (pada sadapan ll), dan kriteria
prekordial untuk hipertrofi ventrikel kanan,
atrium.
.i
268
&
^l
Polesan Akhir
re
Jantungnya Atlet
Pelari maraton dan atlet lain yang rutin melakukan latihan ketahanan
yang memerlukan kapasitas aerobik maksimal dapat mengalami
perubahan pada EKGnya yang dapat sangat membingungkan jika
Anda tidak akrab dengan hal tersebut.
Perubahan-perubahan ini meliputi:
1. Bradikardia sinus dalam keadaan istirahat, bahkan kadang-kadang di bawah 30 denyut per menit! Ketimbang mencemaskary
bradikardia nyata ini justru menjadi tanda efisiennya sistenr kardiovaskular para atlet.
2. Perubahan segmen ST dan gelombang T yang nonspesifik. Perubahan ini selalu terdiri dari elevasi segmen ST di sadapan prakordial yang disertai pendataran atau inversi gelombang T.
3. Kriteria hipertrofi ventrikel kiri dan, kadang hipertrofi ventrikel
Tidak ada satu pun di antara keadaan ini yang mencemaskan, atau
memerlukan pengobatan. Sudah lebih dari satu atlet ketahanan yang
menjalani pemeriksaan EKG rutin, yang dirawat di CCU, hanya karena
dokter tidak memahami perubahan-perubahan ini.
Obat-obatan
Ql
Jantungnya Atlet
Penya
kit
Ja
ntu ng
271
La i nnya
Penyakit Paru
Penyakit
SSP
o Bradikardia
272
_l 7
Polesan Akhir
(t
Jantungnya Atlet
274
Polesan Akhir
^l
kelainan
repolarisasi.
3.
Omong-omong, jika misalnya Anda memikirkan penyebab terjadinya emboli paru pada Amos,.Anda harus tahu bahwa Amos
.:irnempunyai rlwayat tromboflebitis,'v, profundae yang amat kuat
: dalam, keluarQanya; rdan pemeriksqaf,r hematologik yang teliti
ffienffi ukan bahwa,Amos. menderitadefisienii protein 5 herediter,
yaitu suatu penghambat normal kaskade koaguiasi. Sekarang coba
temukan yang seperti ini dalam buku-buku EKG lain!
Meramu
Semuanya
Jadi Satu
Pada bab iniAnda akan belajar:
1.
satu metode sederhana untuk menggabungkan semua yang telah kamu pelajari
menjadi suatu analisis langkah-demilangkah untuk EKG mana pun.
2.
275
276
^l
Satu l^
277
278
^l
EKG
Pengumpulan Data
2. Frekuensi jantung.
6. Blokade
dalam
bab 4
8.
EKG l^
279
"Yal"
280
^)
Bagan Kajian
12 Sadapan
U, AVF
kiri: I, AVL,
Vs, V6
AVR
+90
AVFO
(+90 )
Sadapan ekstremitas
EKG l^
ari j antung.
el miokar
berkontraksi.
Gelombang P menggambarkan depolarisasi atrium. Gelombang ini kecil dan biasanya positif pada sadapan lateral kiri dan
inferior. Gelombang ini sering bifasik pada sadapan III dan V,.
Gelombang ini selalu terlihat paling positif pada sadapan II dan
ZSt
lnteraal PR menggambarkan waktu mulai dari awal depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel.
Segmen PR adalah waktu mulai dari akhir depolarisasi atrium
sampai awal depolarisasi ventrikel.
Interaal QRS menggambarkan durasi kompleks QRS.
Segmen ST menggambarkan waktu mulai dari akhir depolarisasi ventrikel sampai awal repolarisasi ventrikel.
lnteraal QI menggambarkan waktu mulai dari awal depolarisasi ventrikel sampai akhir repolarisasi ventrikel.
EKG l^
Menghitung Aksis
Aksis normal
Deviasi aksis ke kiri
Deviasi aksis ke kanan
Deviasi aksis ekstrem
ke kanan
Sadapanl
+
SadapanAVF
+
Pembesaran Atrium
Pembesaran atriumkanan
P ke
kanan
Pembesaran atrium
P.
283
Hipertrofi Ventrikel
Lihat kompleks QRS pada semu4 sadapan.
Hipertrofi aentrikel kanan ditandai dengan hal berikut:
L. Deviasi aksis ke kanan yang lebih besar dari 100'
2. Amplitudo
3. Amplitudo
4. Amplitudo
dengan
gelombang
gelombang
gelombang
vs.
Amplitudo gelombang
EKG l^
2. lrama ektopik
3. blokade konduksi
4. Sindrom praeksitasi
Kapan pun kamu menginterpretasi irama jantung tanyakan
empat pertanyaan:
1. Apakah terdapat gelombang P normal?
285
(E) Hen$ sinus atau blokade jalur koluar sinus yang disertai donyut lolos tautan.
Aritmia
Su praventri ku
lar
Karakteristik
PSW
Terafur
Jika dapat dilihat, ada
gelombang P retrograd
Frekuensi: 150-250 dpm
Pemijatan karotis: memperlambat
atau menghentikan
Flutter
blokade
MAT
EKG L
Tidak teratur
Setidaknya terdapat tiga
morfologi gelombang P
yang berbeda
Frekuensi: 100-200 dpm;
kadang-kadang kurang
dari 100 dpm.
Pijat karotis: tidak berpengaruh
EKG
28]
288
^l
PAT
Terafur
Frekuensi: 100-200 dpm
Terdapat masa pemanasan
yang khas pada bentuk otomatik
Pemijatant karotis: tidak
berpengaruh atau hanya terjadi
perlambatan ringan
EKG l^
Aritmia Ventrikular
Pvc
(A)
Atu ra n -atu
ra
n Abe
ra n si
PSW
Tidak berespons
Dapat menghentikannya
Petunjuk Klinis
Pemijatan karotis
Tidak terlihat
Petunjuk EKG
Disosiasi AV
Dapat terlihat
Tidak terlihat
Keteraturan
Sangat teratur
Denyut fusi
Dapat terlihat
Tidak terlihat
Dapat berbeda
Sama seperti
kompleks QRS
dengan kompleks
normal
QRS normal
289
2eo
^l
Blokade AV
Blokade AV didiagnosis dengan cara memeriksa hubungan antara gelombang P dan kompleks QRS:
1. Derajat satu: lnterval PR lebih besar dari 0,2 detik; semua denyut
dihantarkan menuju ventrikel.
2.
PR
in-
menuju ventrikel.
Terjadi blokade jantung total disertai disosiasi AV, yaitu sebuah
keadaan ketika atrium dan ventrikel dikendalikan oleh pacu jantung
yang independen.
EKG |
2.
3.
2.
3.
4.
291
292
^l
Hemiblokade
Hemiblokade didiagnosis dengan cara mencari deviasi aksis ke
kiri atau ke kanan
Hemiblokade Anterior
Ki ri
ST atau
gelombang T
ST dan ge-
lombang T
Blokade Bifasikular
Tanda-tanda blokade cabang berkas kanan yang bergabung dengan hemiblokade anterior kiri adalah sebagai berikut:
Blokade Cabang Berkas Kanan
o
o
RSR'padaV,danV,
Hemiblokade Anterior
Ki ri
o
r
RSR'diVrdanV,
detik
EKG
Praeksitasi
Kriteria Sindrom WPW
1. lnterval
PR
2.
3.
1. lnterval
2.
PR
LebarQRS normal
delta
2. Fibrilasi atrium
lnfark Miokardium
1.
(C)
1.
2.
Kedalaman gelombang
1.
lnversi gelombang T
2.
EKG l^
Vs, V6.
a.
koronaria
sinistra
Perubahan resiprokal pada sadapan inferior
Vu)
295
Segmen ST
Eleaasi segmen ST dapat ditemukan:
1. Pada infark yang sedang terjadi
2.
Depresisegmen ST dapat
1
2.
ditemukan:
'
Pada angina yang khas timbul pada saat aktivitas fisik berat
Pada infark gelombang non-Q.
EKG
an interval PR dan pendataran gelombang I serta pelebaran kompleks QRS. Pada akhirnya, kompleks QRS dan
gelombang T bersatu membentuk gelombang sinus, dan
dapat terjadi fibrilasi ventrikel.
Sl
pendataran gelombang T
gelombang U.
.
c
Hipotermia
Obat-obatan
Digitalis: Kadar terapeutik menyebabkan perubahan segmen ST dan gelombang T pada sadapan dengan gelombang
R tinggi; kadar toksik menyebabkan takiaritmia dan blokade konduksi; yang paling khas adalah PAT disertai
blokade.
Sotalol, kuinidin, prokninamid, amiodaron, antidepresan trisildik,
eritromisin, kuinolon, fenotiazin, berbagai obat antiiamur, beberapa
2e8
.
c
ke
kiri,
gelombang Q septum.
Emboli paru akut: Hipertrofi ventrikel kanan disertai kelainan repolarisasi, blokade cabang berkas kanan, S1Q3.
Takikardia sinus dan fibrilasi atrium merupakan takiaritmia
yang paling sering ditemui.
Penyakit
SSP
Jantungnya Atlet
Bagaimana
Caranya
Mencapai
Roma?
EKG berikut ini akan membuat Anda menjajal keteramfilan baru yang
Anda miliki. Gunakan metode 11-langkah; jangan abaikan apapun;
gunakan waktu Anda. Siap?
Mari kita mulai:
299
300
-l
di
Roma? l^
Kompleks QRS tampak lebar dan mengalami distorsi. Pada sadapan Vu dan
301
302
^l
ti
'
t
-1.
.il
*.i'
li
$
:l{
.''|'.|
iJ
-i
't!l
t.
"i'-
-t-
.I
:..
..
it
,.
L i-l
'Jt. '
..1.
I'T'T
:.,i
#
-i-t
t'l
+"
t
+"
,rjif
,;-ii:1
:t
.:.:
{..r- i-i
;,
\1 lt.
-j"
t-
:'
'i-i'ii
i-i
.l
1l
'i
ii
,ii
ilr t
ii.
-t
f^t' !
...1.-.j......i...
,.t..
r.t
-1,
..r.... {.....i...
-1
-t
..t..
-i.-i
. :_' -T"t
-i-
A
r':iri
-!.
't
-i"i
-j:
Kompleks QRS yang lebar dan abnormal dapat langsung menarik perhatian Anda, tetapi perhatikan spike pacu yang muncul
sebelum kompleks-kompleks tersebut. Sprke-spike ini didahului
oleh gelombang P (lihat pada sadapan ll, lll, AVF, V1, Oan Vr).
Pacu jantung ini mengeluarkan impuls kapan pun gelombang P
terdeteksi, dan memastikan terjadinya kontraksi ventrikel.
lll
dan AVF.
304
^a 9
fi
il'
J:
f:1
-t
::::
.t:lr:
:y
!l
ry
;iu.
i:-
i::
r;:i:
I - l.ll;
ffi
tj
l'l
t tJ
n"
,,
L:-:::;
\,
:i:i:l
;1
iii
ffi
:'l'
:n
. tl:
,l
:l
t.
i
l:',1:
i.fi
..i.
t
il
ir{f
|:-Ij
11
i:::::
rvs
Al ,
:;i
Roma? l_
305
306
^l
Roma? l^
307
Fll.i
;l
:r;11
:l
tlli
t:
v:
:::
,1
F
r:.1
Anda sedang melihat gambaran klasik gigi gergaji pada flufter atrium.
''
;,'l:-,r':'
.l'.;
J:;i-li-::-:.
i*i:-,r --- r
'r.ll:';.:
I l:,
l
-L'....,
Si
ndrom Wolff-Parkinson-White
Takikardia ventrikular.
l,
30e
lndeks
!+
139. Lihat
uga Aritmia masing-masing,
bagan kajian, 289
Aritmia
bagan kajiar; 285
definisi, 96
faktor pencetus, 98
holter dan even monitor, 99-101
manifestasi klinis, 96
padarhythm strip,99
supraventrikular, 720 -l3L
tipe, 105
yang berasal dari sinus, 706-109
Artefak tremor otot, 257
Arteri koronaria dekstra, 224
223
224-225
deviasi,70-71.
Atlet
frekuensi denyut jantung p ada, 95
perubahan EKG terlihat pada, 259, 27'l
bagan kajiaq 298
Aturan aberansi, bagan kajian, 289
64,
77
denyut prematur,
karakteristik, 131
1.20
-122
masing-masing,
vs. aritmia ventrikular, 740-746
prekordial dan,43-44
Bigemini, 133
Blokade AV derajat dua, 1.69
diagnosis banding, 152-163
pada toksisitas digitalis, 260
Blokade AV derajat pertama, 1.59-150,
205
1,69
PYCpada,167
Blokade jantung kongenital, 168
Blokade konduksi, 106, 158
bagankajian,290
blokade cabang berkas kanan dan
hemiblokade dengan, 187-1 88
derajat pertama, 159
derajat tiga, 165-158
lokasi anatomik, 158
teqadi,170
Blokade bifasikular, 183
kriteria elektrokardiografi k untuk,
blokade AV 159-168
blokade cabang berkas, 17I-176
hemiblokade,1.78-182
inkomplet, 186
pada toksisitas digitalis, 259
perlamb atan intraventrikular
nonspesifik,186
183-184
t87-188
diagnosis infark pad4 238
gelombang S pada, 172-'J.73
inkomplet, 186
kompleks QRS pada, \72-173,305
kriteria elektrokardio gr afrk untuk,
lokasi anatomik, I73
1,77
Bradikardia
aritmia dan,98
pada ryhthm strips,309
Cabang berkas kanan, 22-23
Cabang berkas kiri, 22-23
Cabang berkas,22-23
ventrikel, 171
CK (kreatinin kinase), pada infark
miokard, 211,21.2
Defibrilasi, yang dapat ditanam, 148
Defibrilator ekstemal otomatik, 149
Defibrilator kardioverter yang dapat
ditanam, 148
Defibtilator, eksternal, 149
ventrikular, 143,144
penghitungan, 283
ventrikuiar,
1,43,
144
atrium, 120-L2l
tautan, 120, t22
Depolarisasi septum, pada kompleks
Elektroda positif
gelombang depolarisasi dan, 32-34
gelombang repolarisasi dan, 35
Elektrofisiologi sel, 10-11
QRS,25-26, s1
Depolarisasi v entr rkel, 22-24
blokade cabang berkas dan, 171,-172
Emboli paru,267
53
contoh kasus,272-274 .
Enzim jantung
serangan angina dan, 235
vektor, 55
Depolarisasi, 10-11
P.
sel miokardium, 16
sel pacu jantung'J,2, 13
koronaria,240
perubahan resiprokal dan, 220
1,47 -
1.48
Ea ent
monitorin g, 99
-L}l
acemakers, 189
atipikal,130
karakteristik, 131
padaryhthm strips,307
Frekuensi denyut jantung
dalam keadaan istirahat, 96
dan interval QT,56
pada blokade cabang berkas, 176
penghitungan EKG, 102-105
Frekuensi kritis, pada blokade cabang
berkas, t76
Frekuensi pacu jantung nonsinus, 110
Frekuensi pacu jantung tautan, 110
denyut lolos, 111
Frekuensi pacu jantung ventrikel, 110
Gagal jantung kongestif, 67
Gangguan elektrolit
aritmia dan, 98
bagankajian,29T
perubahan EKG pada, 253-256,270
Gelombang bifasik
pada depoiarisasi, 34, 36, 53
pada repolarisasi, 35
Gelombang delta, pada sindrom WolffParkinson-White, 198-199, 304
pola pseudoinfark dan, 238
Gelombang fibrilasi, 128
padaPSVI I23,124,305
Gelqmbang P, 1,9-20
sigrihkan,222
Gelombang QS,25
Gelombang R,24,52
dalam penghitungan f rekuensi denyut
jantung, 103
gelombang T dan,55
konfigurasi yang paling sering
dengan,25
pada blokade cabang berkas, 172-174
pada hemiblokade, 17 9 -180
pada hipertrofi ventrikel, 83, 89
pada infark posterior, 230
pada studi kasus EKG, 93-94
Gelombang R',24,25
Gelombang S,25,52,53
konfigurasi yang paling sering
dengan,25
pada blokade cabang berkas, I72-I74
pada emboli paru,267
pada hemiblokade, 17 9 -180
pada hipertrofi ventrikel, 83, 86
Gelombang T, 26, 27, 54-55
hiperakut (peaking), 214
inversi yang simetris, 215
pada blokade cabang berkas, l75
pada hiperkalemta, 253-254
pada hipertrofi ventrikel, 88-89
gelombang'EKG; Waktu,
gelombang EKG.
205
Ho I t er moni t orin
g, 99 -1,0L
Hukum aberansi,
140
Infark anterior
Hiperkalemia,253-254
Hipertensi, studi kasus EKG, 91,-92
Hipertrofi ventrikel kanary 90
dengan hipertrofi ventrikel kir| 87
Infark inferior
ciri khas, 226,227
dengan infark posterior akut, 232
gelombang Q dan, 220,303
lokasi anatomik,225
Infark lateral
ciri khas, 226,228
lokasi anatomlk,225
gelombang R pada 83
gelombang S pada 83
penyebab, 83
sadapan ekstremitas pada, 82
sadapan prekordial pada, 83
penentuan,62
perubahan gelombang EKG pada, 64
sindrom Wolff-Parkinson-V\rhite dan,
Infark miokafi,210
aritmia dan,97,98
bagankajian,294
contoh kasus,244-249
diagnosis, 211,-212
pengobatan,223
87
Infark posterior
ciri khas, 226,230
dengan infark inferior, 232
lokasi anatomlk,225
Infark subendokardium, 233
Infark transmwal,233
Insufisiensi aofia,62
Interval P& 28
pada blokade AV derajat pertam4 159
pada blokade Mobitz tipe ll, 16I-162
Interval PR(Lanjutan)
pada blokade Wenckebach,
cabang berkas,176
t98-199,304
Interval QRS, 29
pada perekaman EKG l2-sadaPan,54
Interval QT
aterkoreksi, penghitungan untuk, 261
frekuensi denyut jantung dan, 56
obat-obat yang memPerpanjang, 260'
26t
pada gangguan kalsium, 255
pada perekaman EKG 12-sadapan, 5556
pengkajian, 117-178
bagan kajian, 285-286
lr ama re-entri, 106, 115-11.6
Irama sinus, normal, 95,112
bagan kajian, 285
ciri khas, 119
pada rhythm strip, 99, 173
Iritasi, aritmia dan, 98
Iskemia
aritmia dan, 98
miokard, 214
serabutlames, 200
Jantung, aspek dimensi, 37
Jembatan keledai HIS DEBS, 98
Kalsium
gangguan,256
kontraksi sel dan, 16
26t
Kelainan repolarisasi
sekunder, pada hipertrofi ventrikel,
88-89, 90
Kompleks QR$23,249
bagan kajian, 281
dalam penghitungan frekuensi denyut
jantung
102
111
komponen,24-25
pada
pada
pada
pada
pada
pada
pada
pada
dipercepat 137
pada
pada
pada
pada
sindrom Lown-Ganong-Levine,
200
Miokarditis, 265
Miosiry sel miokardium,
Mobitz tipell, L6L-t62
Monitor ambulatori, 99-1.
NodusAV
1,
40 -1,45
87
134,'1,39
aritmia dan,98
perubahan EKG terkait dengan, 25826t,270
bagankajian,29T
Orientasi gelombang, penempatan
elektroda dan,32-36
Otomatisitas, meningkatnya, 1 L5
pada ryhthm strips, 309
toksisitas digitaiis dan,
mitral,
26L
t'1.4
80
pulmonal, 79,266
Pacu jantung atrium
frekuensi,110
implantasi, L90
Pacu jantung taji
peringatan, l93
pola,191.
Pacu jantung
1.9Q,
191
fixed rate,189
penggunaan untuk, 189
perikardium,
21.L,212
Membaca EKG,
meto d e 1.1 -Iangkah,
rekomendasi, 275
P
P
atrium,
135
Kopling eksitasi-kontraksi, 16
Kreatinin kinase, pada infark miokard,
21
Obat
t98-T99,304
ventrikular,
01
16
192
t68
ventrikel,
191
Palpitasi, 97
Paningkatan gelombang
anterior,229
Pasien pediatrik, blokade jantung
kongenital pada, L68
meningkatnya.
Pembesaran attium,
aritmia daru 98
bagan kajian, 283
ST pada,240
Penyakit beta
efek konduksi, 259
interval QT dan,261
62- 63
kanan,79,8l
kiri, 80, 81
perubahan gelombang EKG pada, 64,
78,81.
Pembesaran ventrikel, 62-63
aritmia dan, 98
perubahan gelombang EKG pada, 64
Pembesaran, ruang janfung, 52.
Lihat juga Pembesaran atrium;
Pembesaran ventrikel.
perubahan gelombang EKG pada,64
Pemijatan karotis
contoh kasus, 151-153
padablokade AV,127
pada fibrilasi atrium, 128
Perikarditis, 262-263
Perikardium, efusi, 263
Perlambatan konduksi, intraventrikuiar
nonspesifik, 186
Perubahan resiprokal,
pada inf ark inferior, 220
pada infark latercl,228
Plak aterosklerotik, 210
Pola EKC
teknik,126
Penelitian elektrofi siolo gik,
Penempatan elektroda
1.47
-148
sebendokardium, 233
transmural, 233
Pengukuran produk ganda, 240
Peningkatan gelombang R, 53
pada infark anterior, 231
padaPPOK,266
Peningkatan segmen ST
pada angina Prinzmetal, 236
pada infark anteriot 231
normal,2,57
faktor yang memengaruhi, 252-268
kondisi yang memengaruhi, 270. Lihat
izga kondisi masing-masing,
contoh kasus,272-274
Pola gelombang gigi gergaji, 727,307
Pola gelombang sinus, pada
hiperkalemia, 254
Pola pseudoinfark, 238
Pola S1Q3, pada emboli paru,257
Folaritas listrik. Lihat jaga Depolarisasi;
Repolarisasi,
dan defleksi, 32-34
seljantung,
l0
lndeks
Praeksitasi,
1.96
atrium,26
awal (elevasi titik I), 217
bagan kajian, 281
blokade cabang berkas dan,'1.75
ciri khas gelornbang, 17
defleksi gelombang pada, 35
ventrikeI,26,27
Rhythm strip,99
tambahan,40
Sadapan infefior,42
Sadapan lateral kiri
ekstremitas,42
prekordial, 44
Sadapan prekordial, 3$ 389
depolarisasi ventrikel pada, 53
pada hipertrofi ventrikel kanan, 83
penempatan, 43-44
Sadapan standar, 38, 389
Sadapan tamb ahanl au gmented, 38, 389
Sadapan
sistem 12-sadapan" 38, 38g
deviasi aksis daru 70-71
ekstremitas, 38-42
prekondial, 43-44
sistem 15 sadapan,226
Segmen PR,28
pada perekaman EKG 12-sadapary 50
Segmen ST,29,54
3te
bagankajian,296
evolusi infark dan, 307
pada blokade cabang berkas kiri, 301
pada hipertrofi ventrikel, 88-89
pada infark miokard, 213,21,6-217
pada penyakit jantung iskemik, 237
Segmen, pada perekaman EKG, 30. Lihat
jugaSegmen PR; Segmen ST.
bagan kajian, 281
interval vs., 28
jantung
depolarisasi, 10-11
kemampuan otomatik, 15
poiaritas listrih 10
Sel
repolarisasi,
11
tipe,12-16
Sel
miokardium,
15
penempatan,33
standar, 40
l^
14
Ganong-Levine, 200
Serabut Purkinje, 178
Serat purkinje, 22,23
Sick sinus'syndrome, contoh kasus, 155
Siklus jantung, interval QT pada, 56
Sindrom braditaki, contoh kasus, 155
Sindrom koroner akut, 223
196
320
lndeks
dan,239
Sotalol, interval QT dan, 260-261
Spike pacu jantung, padaryhthm strips,
302
Sten, untuk infark miokard,223
Stenosis aorta, hipertrofi ventrikel dan,
87,89
Stokes-Adams, 194
Strech, atrium dan ventrikel, aritmia
dan,98
Sudut orientasi,
penempatan elektroda, 39
sadapan ekstremitas, 42
Takiaritmia, pada toksisitas digitalis, 259
karakteristik
132
Trigemini, 133
Uji stres dobutamin, 243
Uji stres, 239
altematif farmakologis untuk, 243
dasar fisiologis untuk, 240
indikasi dan kontraindikasi, 241
sensitivitas dan spesifi sitas pada,
peningkatary 241
153
EKG,62
Vektor,45
Sl
ventrikel kirl,87
pada pembesaran atrium kiri, 80
pada pembesaran dan hipertrofi, 64,
54
INFORMASI
Kantor Pusat:
niktg@egc-arcan.com
Cabang Surabaya:
Jln. Siwalankefto Permai I/D I I , Surab aya 60216
Telepon (03 l) 8417 7 62, 08133103847 9
Faks. (03 1) 8433248
e-mail : kcsby@egc-arcan.com
Cabang Medan:
Jln. Brigjen Katamso Dalam No. ll8, Medan 20159
Telepon (06 1 ) 453505 8, 0812657 1 l7 45
Faks. (061) 45 I 1578
e-mail: kcmdn@egc-arcan.com
Cabang Yogyakarta:
Perum Green GardenC 97, Jln. Godean
KM l, Kasihan Bantul,
Yogyakarta55lS2
e-mail: kcyog@egc-arcan.com
di
www.egcmedbooks.com
I
I
I
I
I
F'ORMTJLIR PESANAN
Yang terhormat
Bagian Pemasaran
Telepon(021)6530 6283,6530
6712
I
I
I
I
I
I
20 .........
I
I
I
Mohon dikirimkan:
Daftar harga/katalog
Untuk buku:
Kedokteran Umum
Kedokteran Gigi
Kebidanan
E
D
Kesehatan Masyarakat
Farmasi
Kesehatan Populer
tr
tr
I
I
I
f,l
(Arcan)
Keperawatan
I
I
I
I
I
I
I
I
I
l.
I
I
2.
I
I
I
4.
5.
I
I
Alamat
I
I
I
I
I
I
I
I
I
No.
Telp.
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
F or mul ir in i d ap at dip
er b any
ak d e ng an fo
t o kop
^t^
V/
db