TEKNIK RADIOGRAFI Intraoral Paralel Dan Biseksi PDF
TEKNIK RADIOGRAFI Intraoral Paralel Dan Biseksi PDF
Radiografi intra oral merupakan teknik pemotretan radiografis gigi geligi dan jaringan
sekitarnya, dengan film berada di dalam rongga mulut. Radiografi intraoral terdiri dari teknik
periapikal, bitewing, dan oklusal.
TEKNIK PERIAPIKAL
Radiografi
periapikal
menjelaskan
teknik
intraoral
yang
dirancang
untuk
menunjukkan gigi individu dan jaringan di sekitar apeks. Setiap film biasanya menunjukkan
2-4 gigi dan memberikan informasi rinci tentang gigi dan sekitar tulang alveolar.
Pemeriksaan pasca trauma pada gigi geligi yang melibatkan tulang alveolar di
sekitarnya.
Selama Endodontik
Pada teknik paralel, film diletakkan pada film holder di dalam mulut pada posisi paralel
terhadap sumbu panjang gigi yang diperiksa. Tube head (cone) diarahkan dengan sudut
yang tepat dengan gigi & film. Film dan gigi tidak dapat berkontak langsung, sehingga
digunakan tube jenis long cone untuk menghindari pembesaran hasil gambar.
Film Holder
Pemegang film
Film holder. A, XCP: kiri, gigi anterior; kanan, gigi posterior. B, Precision X-ray: kiri dan kanan, gigi
posterior; tengah, gigi anterior. C, Stabe bite-blocks. D, Snap-A-Ray. E, Hemostat & rubber biteblock. (Whaites E. Essentials of Dental Radiography and Radiology. 2008.)
Positioning Technique
-
Pemilihan holder dan ukuran film yang sesuai. Untuk gigi insisor dan kaninus, digunakan
paket film kecil. Sedangkan untuk premolar dan molar, digunakan paket film besar.
Holder dan film diletakkan pada mulut sesuai dengan gigi yang ingin diambil
gambarnya.
Radiology. 2008.)
Keuntungan:
-
Mahkota gigi dapat tampak dengan jelas sehingga karies proximal dapat terdeteksi.
Sudut vertikal dan horizontal, sudah ditentukan oleh lingkaran penentu posisi cone pada
film holder.
Arah sinar X sudah ditentukan pada pertengahan film, sehingga dapat menghindari cone
cutting.
Dapat membuat foto radiografis dengan posisi dan kondisi yang sama pada waktu yang
berbeda
Kerugian:
-
Penggunaan film holder dapat menyebabkan rasa tak nyaman, terutama untuk regio
posterior.
Tidak dapat mendapatkan hasil radiograf yang baik bila menggunakan short cone.
B.
Film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi yang diperiksa tanpa tertekuk. Jarak yang
ada kurang lebih 2 mm diatas oklusal.
Sudut yang dibentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film dan dibagi 2
sama besar akan membentuk garis bagi.
Tabung sinar X tegak lurus pada garis bagi, dengan titik pusat sinar X diarahkan ke daerah
apical gigi.
Ukuran gigi asli sama dengan ukuran hasil gambar pada film.
Penentuan sudut vertikal dilakukan dengan cara menarik garis lurus titik pusat sinar X
terhadap bidang oklusal.
Penentuan sudut horizontal dilakukan dengan cara mengarahkan melalui titik kontak
interproksimal. Sudut ini ditentukan oleh bentuk lengkung rahang dan posisi gigi.
Positioning Technique
-
o Pasien diminta menahan film tanpa menekan, dan tidak bergerak selama
pemotretan.
Sudut Vertikal
45O
50 O
40 O
45 O
Sudut
5-30 O
60 O
70 O
85-95
O
Horizontal
Gigi RB
Sudut Vertikal
25 O
20 O
15 O
5O
Sudut
5-30 O
60 O
70 O
85-95
Horizontal
Keuntungan:
-
Bila penentuan sudut horizontal dan vertikal benar, maka gambaran akan sama besar
dengan yang asli.
Kerugian:
-
Tinggi tulang alveolar tidak dapat dilihat dan dinilai dengan baik.
Bayangan tulang zygomatic sering tampak menutupi regio akar gigi molar.
Tidak dapat mendapat posisi dan kondisi gambaran yang sama pada waktu yang berbeda
karena tidak ada alat bantu.
Dapat terjadi cone cutting bila titik pusat sinar X tidak tepat dipertengahan film.
Kesalahanan sudut horizontal mengakibatkan tumpang tindih mahkota dan akar antar gigi
yang berdekatan.
Sulit mendeteksi karies proksimal, pada gambaran radiografis yang mengalami distorsi.
White S.C. and Pharoah M.J.Oral Radiology: Principles and Interpretation. 5th Ed.
Mosby. St.Louis, 2009.