Varikokel
Varikokel
VARIKOKEL
Pendahuluan1,5,6
Varikokel yaitu dilatasi dan berkelok-keloknya vena dari pleksus
pampiniformis pada spermatic cord yang ditemukan kira-kira pada 15%
anak remaja laki-laki, predominan pada sisi sebelah kiri (Steeno et al,
1976). Hal ini didokumentasikan pada tahun 1880-an yang menyebutkan
bahwa varikokel lebih dominan pada sisi kiri, jarang muncul sebelum
baligh, dan dalam beberapa hal berhubungan dengan hilangnya volume
testis ipsilateral yang tampak dan reversibel dalam beberapa peristiwa
setelah ligasi varikokel (Barwell, 1885). Pada kenyataannya, Bennett pada
1889 menjelaskan terjadinya peningkatan cairan semen setelah ablasi
varikokel.
Varikokel jarang menjadi masalah klinis yang jelas sebelum masa
remaja awal. Karena varikokel jarang dilaporkan timbul pada orang-orang
yang lebih tua, tampak bahwa populasi dari anak laki-laki dengan
varikokel mungkin mewakili populasi dari dewasa yang akan punya
varikokel. Prevalensi varikokel pada remaja, berhubungan dengan
infertilitas pada laki-laki, dan peningkatan kualitas sperma yang mungkin
terlihat
pada
orang-orang
infertil
setelah
ligasi
varikokel
telah
Definisi7
Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus
pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatikus
internus. Kelainan ini terdapat pada 15% pria. Varikokel ternyata
merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria, dan didapatkan 2141% pria yang mandul menderita varikokel.
Frekuensi4
Walaupun varikokel muncul pada kira-kira 20% populasi laki-laki
secara umum, kebanyakan terjadi pada populasi subfertil (40%).
Faktanya, varikokel skrotum umumnya merupakan penyebab rendahnya
produksi sperma dan penurunan kualitas sperma. Varikokel mudah
diidentifikasi dan dikoreksi dengan prosedur pembedahan.
Anatomi1,2,4,5,6,7,8
Testis adalah organ genital pria yang terletak didalam skrotum.
Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4x3x2,5 cm, dengan volume 1525 ml berbentuk ovoid. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika
albuginea yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea terdapat
tunika vaginalis yang terdiri dari lapisan viseralis dan parietalis, serta
tunika dartos. Otot kremaster yang berada di sekitar testis memungkinkan
testis
dapat
digerakkan
mendekati
ruang
abdomen
untuk
sel-sel
leydig.
Sel-sel
spermatogonium
pada
proses
spermatikus
internus
kiri
dan
kanan
serta
perkembangan
anastomosis
spermatikus
internus
vena-vena
yang
kolateral,
inkompeten.
dan
katup-katup
Peningkatan
vena
tekanan
internus
proksimal
kemungkinan
bertanggungjawab
Klasifikasi4
Ukuran varikokel bervariasi, dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
1. Large : mudah diidentifikasi hanya dengan inspeksi
2. Moderate : dapat diidentifikasi dengan palpasi tanpa maneuver
valsava
3. Small : diidentifikasi dengan melakukan maneuver valsava, dengan
peningkatan tekanan intraabdominal menyebabkan pembesaran
ukuran varikokel.
Patofisiologi1,4,7
Walaupun varicocele pertama kali ditemukan umumnya terjadi pada
masa remaja, masih menyisakan bagaimana patofisiologi terbentuknya
varikokel. Oster (1971) telah mensurvey 1072 orang dan menemukan
bahwa insidens varikokel adalah 0% pada usia kurang dari 10 tahun,
sedangkan pada usia antara 10-19 tahun insidens nya sebesar 16,2%.
Penelitian lain menemukan insidens varikokel pada usia 10 sampai 17
tahun antara 9-25,8%, sedangkan pada dewasa sekitar 15% (1997).
Bagaimanapun,
karena
banyak
varikokel
pada
remaja
bersifat
konkrit masih sulit dipahami dari hasil investigasi klinis dan laboratorium.
Harrison menciptakan varicoceles pada monyet dan sebagian binatang
yang lain dan melakukan adrenalektomi ipsilateral secara simultan. Tidak
ada perbedaan dalam histology testis dari kedua kelompok tersebut,
sehingga menyingkirkan peranan metabolit adrenal terhadap disfungsi
testis (Harrison et al, 1969). Dengan cara yang sama, terlihat bahwa level
serum testosterone pada darah vena spermatikus internus dan perifer
pasien varikokel dan orang normal secara signifikan berbeda (Ando et al,
1985).
Kemungkinan peranan dari hipoksia testis dalam disfungsi
spermatogenesis diteliti oleh Donohue dan Brown (1969) dan oleh Netto
et al (1977), studi keduanya gagal menemukan bukti adanya hubungan
tersebut.
Arteri dan vena normal mengalir ke dan dari testis Normal seperti
urat nadi dan aliran pembuluh darah ke dan dari testis sedemikian hingga
vena keluar dari tunica albuginea masuk ke intercommunicating mesh
(pleksus pampiniform), yang mengelilingi arteri dan menyuplai testis
melalui kanalis inguinalis menuju skrotum. Susunan anatomi ini membuat
mekanisme pengaturan panas yang efektif aliran darah yang masuk ke
dalam skrotum lebih sejuk dari suhu darah intraabdomen. Adanya
varikokel ini menghalangi mekanisme pertukaran suhu ini dan menggangu
homeostasis, sehingga dianggap bahwa peningkatan suhu skrotum
dengan pembentukan varikokel dapat menghambat spermatogenesis.
Zorgniotti dan MacLeod (1973) membandingkan suhu skrotum
pada orang yang oligospermia dengan varikokel, ditemukan bahwa suhu
intraskrotum pada kelompok control lebih rendah seperti pada infertile
tanpa varikokel. Agger (1971) menemukan korelasi antara kenaikan suhu
skrotum dengan kenaikan jumlah sperma setelah ablasi varikokel. Green
dan Turner (1984) melakukan studi laboratorium pada binatang dengan
varikokel dan disimpulkan bahwa peningkatan aliran darah mikrovaskular
intratestikular dipengaruhi oleh varikokel yang berhubungan dengan
perubahan
histologis
dan
peningkatan
suhu
intratestikular
yang
dan
peningkatan
suhu
intratesticular,
yang
mana
10
11
Manifestasi Klinis1,2,4
Karena varikokel pada remaja biasanya asimptomatik, banyak
yang ditemukan melalui pemeriksaan fisik rutin sebelum masuk sekolah,
ujian SIM, atau pemeriksaan medis preseason kompetisi olahraga.
Sementara itu disisi yang lain karena penyebaran informasi mengenai
kanker testis, banyak remaja yang datang ke dokter untuk melakukan
pemeriksaan medis karena teraba massa yang tidak nyeri pada
skrotumnya. Banyak massa pada skrotum yang tidak diketahui asalnya
didiagnosis sebagai varikokel. Hernia inguinalis, communicating hidrokel,
hernia omental, hidrokel of the cord, spermatokel, dan hidrokel skrotum
adalah diagnosis banding untuk massa pada skrotum yang tidak nyeri
pada remaja.
Pemeriksaan fisik harus dilakukan didalam ruangan yang hangat
dan posisi pasien dalam posisi berbaring dan berdiri dengan atau tanpa
Valsalva maneuver. Gagal menggunakan posisi berdiri atau Valsalva
maneuver, banyak terjadi misdiagnosis varikokel. Varikokel bermanifestasi
sebagai massa yang tidak nyeri yang teraba diatas skrotum dan pada
beberapa kasus terdapat di sekeliling testis. Deskripsi klasik dari varikokel
adalah konsistensi kantung cacing yang menghilang dengan posisi
berbaring. Varikokel diklasifikasikan berdasarkan pemeriksaan fisik ke
dalam 3 derajat :
1. Large : mudah diidentifikasi hanya dengan inspeksi
2. Moderate : dapat diidentifikasi dengan palpasi tanpa maneuver
valsava
3. Small : diidentifikasi dengan melakukan maneuver valsava, dengan
peningkatan tekanan intraabdominal menyebabkan pembesaran
ukuran varikokel.
Hal yang sangat krusial dalam melakukan pemeriksaan fisik
terhadap penderita varikokel adalah menilai volume dan konsistensi dari
testis.
Walaupun
pengukuran
konsistensi
testis
sangat
subjektif,
12
dan
biaya
yang
cukup
besar
dibandingkan
dengan
Prader orchidometer untuk mengukur volume testis. (Mc- Clure RD: Endocrine
investigation and therapy. Urol Clin North Am 1987; 14:471.)
13
14
Postoperatif4
Instruksi post-op
-
15
Follow-up
-
DAFTAR PUSTAKA
1. Schneck FX, Bellinger MF. Abnormalities of the testes and scrotum
and their surgical management. In: Wein AJ, ed. Campbell-Walsh
16
Penyakit.