Mata kuliah
Tingkat / semester
:3/V
Hari / tanggal
SKENARIO KASUS V
Ny. Karmila perempuan berusia 45 tahun suku Jawa berada di ruang rawat
inap RSX sejak 6 jam yang lalu. Pasien telah 15 tahun menikah dan memiliki
tiga anak, usia 4 tahun,10 dan 12 tahun. Pasien menarche usia 10 tahun. Pasien
memberikan ASI pada kedua anaknya hingga usia kedua anaknya 20 bulan. Tante
Ny. Karmila meninggal dunia kanker laring dan nenek Ny. Kamila pun meninggal
dunia karena kanker nasofaring. Saat ini pasien masih menggunakan alat
kontrasepsi suntik setiap 1 bulan sekali.
Saat menyusui anaknya yang terakhir, ASI nya hanya keluar pada sebelah
payudaranya yang kanan dan sering bengkak. Saat bengkak, Ny. Karmila
mengompres dengan air dingin dan hangat serta minum jamu. Kondisi tersebut
berakhir setelah ia tidak lagi menyusui anak terakhirnya pada usia 15 bulan.
Ny. Kamila mengeluh merasakan benjolan di payudara kirinya selama 1 -2
bulan terakhir. Pada awal 2 bulan lalu, pasien merasakan ada benjolan kecil
sebesar biji kacang tanah saat meraba payudara kirinya. Dan pada dua minggu
yang lalu, benjolan tersebut dirasakan membesar sebesar kelereng yang terkadang
dirasakan sedikit nyeri disekitarnya saat melakukan aktifitas berat di tangan
kirinya. Pasien telah memeriksakan payudaranya ke puskesmas dan hanya diberi
obat nyeri. Dua hari yang lalu, pasien datang ke poliklinik RS X untuk
memeriksakan kembali kondisi dan berkonsultasi dengan dokternya. Hasil
pemeriksaan dokter saat itu adalah dikatakan "benjolan bulat tetap dengan batas
tidak teratur teraba dikuadran luar atas dari payudara kiri pada arah jam 2:00.
Adanya edema aksila kiri.Bentuk payudara simetri payudara tanpa kerutan atau
A. TUGAS MAHASISWA
1 Setelah membaca dengan teliti skenario di atas mahasiswa membahas
2
tambahan.
Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa dihadiri fasilitator) untuk
melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk
4
5
belum jelas
Melakukan praktikum pemeriksaan fisik antenatal dan sadari.
4
5
pertanyaan di atas.
Klarifikasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas
kasus di atas. Lahkah 1 sampai 5 dilakukan dalam diskusi tutorial
Penjelasan:
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi
yang diperlukan untuk sampai pada kesimpilan akhir, maka proses 6 bisa
diulangi dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial dan setelah
informasi dirasa cukup dilakukan langkah nomor 8.
STEP 1
KATA KUNCI
1. Kanker Laring
Kanker (Neoplasma) laring merupakan suatu neoplasma yang ditandai
dengan sebuah tumor yang berasal dari epitel struktur laring (Kamus Saku
Mosby, 2008). Etiologi dan Faktor Risiko Tumor Ganas Laring : Penyebab
utama kanker laring belum sepenuhnya diketahui, namun diperkirakan
berkaitan dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, paparan
radiasi serta sekuensi HPV (Human Papiloma virus)pada sebagian kecil
kasus (Kumar dan Maitra, 2007). Menurut Shangina et al (2006) dan Becher
et al (2005) dalam Ramroth (2011), terdapat beberapa etiologi lain
terjadinya kanker laring diantaranya karena terpapar bahan atau substansi
berbahaya misalnya asbes, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons, debu dan
larutan berbahaya lainnya. Menurut Negri E (2009). Dalam Ramroth H
(2011), terdapat beberapa bukti yang menunjukkan peningkatan risiko
terjadinya kanker laring yaitu jika terdapat keluarga yang memiliki riwayat
menderita kanker kepala dan leher.
2. Nipple Discharge
Nipple discharge ialah cairan yang dikeluarkan puting payudara secara
spontan dan memberikan bekas pada pakaian dalam. Cairan yang keluar
bersifat serosa atau darah. Disebut normal kalau orang mengeluarkan cairan
dari puting pada :
a. Wanita yang lama memakai pil kontrasepsi
b. Wanita yang lama masa laktasinya dan
c. Wanita hamil
Cairan puting yang berdarah biasanya berasal dari intraductral
pappapilloma atau papillocarcinoma. Pada papiloma di dalam saluran susu
amatlah sulit menentukan lokasi tumor, karena tumornya tidak teraba dari
luar. Kanker payudara selain introductural papilloma jarang mengeluarkan
4
keruh dan mengandung darah bisa saja kista jinak maupun tumor
ganas. Jika benjolan padat, serpihan jaringan payudara dapat ikut
tertarik saat aspirasi. Seorang pathologist akan mengamati cairan atau
jaringan yang telah diaspirasi tersebut tadi dibawah mikroskop untuk
kemudian ditentukan kanker atau bukan pada specimen (American
Cancer Society, 2015). FNAB merupakan tipe biopsy yang paling
mudah, namun memiliki beberapa kekurangan seperti misalnya
apabila penempatan penusukan jarum tidak sesuai di antara sel-sel
kanker, maka dapat melewatkan adanya sel kanker. Adapun meskipun
telah menemukan sel kanker, pemeriksaan ini tidak dapat menetukan
apakah kanker invasif atau tidak. Selain itu, mungkin saja contoh
jaringan yang diambil tidak cukup untuk dilakukan pemeriksaan lab
lain yang rutin dilakukan pada spesimen (American Cancer Society,
2015).
b. Core Biopsy
Pemeriksaan
ini
menggunakan
jarum
untuk
mengambil
kanker
payudara
dapat
didiagnosis
dengan
yang diambil. Hal ini disebut biopsi insisi. Dalam kasus yang jarang
terjadi, biopsi bedah dapat dilakukan di tempat praktik dokter, tetapi
yang paling sering dilakukan di rumah sakit departemen rawat jalan
dengan anestesi lokal (pasien masih dalam keadaanterjaga, tapi
payudara pasien mati rasa), seringkali dengan sedasi intravena (obat
yang diberikan untukm membuat pasien mengantuk) Jenis biopsi juga
dapat dilakukan di bawah anestesi umum (pasien tertidur) (American
Cancer Society, 2015).
4. Lumpectomy
Baru-baru ini, banyak pasien memilik telah memilih untuk operasi
konservasi payudara, bukan daripada operasi mastektomi tradisional.
Hingga dua pertiga dari wanita yang didiagnosis dengan tumor invasif
memilih untuk memiliki pewaris payudara diawetkan dengan lumpectomy
dan terapi radiasi di banyak canc payudara atas pusat di seluruh negeri.
Sebuah lumpectomy mengacu pada penghapusan tumor di payudara dengan
pelek normal jaringan payudara disebut margin yang jelas. Semua operasi
kanker bertujuan untuk memiliki jelas margin, karena beberapa jaringan
normal harus dikeluarkan sekitar tumor. Dokter bedah akan menghapus
kanker dengan making 1-3 disayatan di payudara dan pengangkatan tumor
dengan margin jaringan payudara normal.
Gambar 1. Lumpectomy
Lumpectomy ini kemudian diikuti oleh pos terapi radiasi -operative ke
payudara. Tingkat kekambuhan setelah ca payudara. Terapi nservation kira-
kira 4% sampai 20% di delapan sampai sepuluh tahun. Jika kanker tidak
kembali, Anda akan memerlukan mastektomi pada waktu itu. Hasil dari
besar uji penelitian yang dilakukan bertahun-tahun yang lalu ditemukan
bahwa kemungkinan penyembuhan adalah sama apakah seorang wanita
memiliki mastektomi atau konservasi payudara terapi.
5. Jakson Pratt (JP)
Sebuah saluran Jackson-Pratt (atau JP drain) adalah pipa karet yang
dapat ditempatkan setelah operasi. Hal ini juga dapat digunakan dengan
infeksi atau luka yang dapat menyebabkan penumpukan cairan (Lynn PB,
2011).
Langkah-langkah
a. Pasien diminta menanggalkan pakaian dari pinggang
ke atas dan diganti pakaia rumah sakit.
b. Berdiri di depan mesin mamografi.
c. Penyinaran dilakukan satu per satu pada payudara
Tahap I
Tahap II
Gambar 4. Mammografi
9. Edema Axilla
Edema aksila pada kanker payudara dapat disebabkan karena
perpindahan sel-sel kanker yang menyebar melalui pembuluh darah.
Kelenjar getah bening ataupun supraklavikula membesar akibat dari
penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di
kelenjar getah bening (Pulungan, R.M, 2010).
10. Benjolan Payudara
Kanker payudara adalah sekelompok sel metaplasia (sel normal) yang
berubah menjadi sel displasia (sel tidak normal) pada payudara yang terus
tumbuh berlipat ganda yang pada akhirnya sel-sel ini membentuk benjolan
di payudara. Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor.
Benjolan ada yang jinak dan ada yang ganas, tumor yang ganas itulah yang
disebut kanker. Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari
kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan
penunjangnya (Darwito, 2009 dalam Azmil, M. F. A. R, 2010).
10
11
STEP 2
PERTANYAAN KASUS
1. Apa yang dimaksud dengan benjolan bulat tetap dengan batas tidak teratur?
2. Apakah ada kaitannya dengan riwayat keluarga yang tantenya terkena
kanker nasofaring dan neneknya terkena kanker laring?
3. Apakah riwayat pemberian Asi mempengaruhi pada kasus ini?
4. Mengapa payudara yang mengalami gangguan tidak mengeluarkan ASI?
5. Apakah riwayat menstruasi mempengaruhi penyakit yang ada di kasus?
6. Seefektif apakah antara kompres dingin dan kompres
hangat untuk
12
13
14
15
Peningkatan
kepekaan
terhadap
estrogen
dapat
sensiti
terhadap
perubahan
hormon.
menyusui.
Diperkirakan
bahwa
sepertiga
dari
kasus
tidak
terasa
sakit,
namun
kadang
kala
akan
16
biasa
terjadi
pada
remaja
Sekitar
10-25%
pasien
dengan
juvenile
17
menimbulkan
rasa
nyeri
atau
tidak
sakit.
Perubahan
ultra
sonografi
dan
mammografi
biasanya
ditemukan
suatu
studi
disebutkan
bahwa
angka
kejadian
19
pada
wanita
muda
di Afrika.
Sebuah
analisis
meningkat
21
fibroadenoma
tunggal,
penderita
multiple
pabrik
yang
memproduksi
22
aromatik,
termasuk
PAHs,
yang
bersifat
h. Pencegahan
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer
merupakan
upaya
untuk
23
Dalam
keadaan
normal,
24
Perhatikan
perubahan
cairan
dari
puting susu.
berkerut.
Masih berdiri di depan cermin, kedua
telapak tangan diletakkan di belakang
kepala dan kedua tangan ditarik ke
belakang. Dengan posisi seperti ini maka
akan lebih mudah untuk menemukan
perubahan kecil akibat tumor. Perhatikan
perubahan bentuk dan kontur payudara,
payudara.
Angkat
lengan
kiri.
Dengan
25
dengan
menggunakan
jari-jari
akan
mendatar
dan
26
Gambar 8. SADARI
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang
dilakukan
untuk
mengurangi
ketidakmampuan.
27
serta
riwayat
menstruasi
dan
menyusui.
Riwayat
terapi
hormonal
thorax
dan
mammografi
atau
berbagai
kelainan
seperti
Mammografi
Pemeriksaan
keganasan
dapat
dan
radiologis,
adanya
bertambahnya
vaskularisasi,
jaringan
mamma
dan
lunak
adanya
di
belakang
metastatis
ke
digunakan
untuk
Untuk
usia
muda
karena
mammografi.
29
Fine
Needle
Aspiration
Cytology
dari
fibroadenoma
dengan
30
ketidakmampuan
Rehabilitasi
dilakukan
dan
untuk
melakukan
dilakukan
untuk
31
32
3. Menurut pendapat saya tidak karena dari kasus tidak di paparkan posisi saat
menyusui seperti apa dan bagaimana, berikut ada faktor yang menghambat
menyusui :
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhambatnya Menyusui:
Proses menyusui dapat terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa
hal sebagai berikut:
1) Bayi
yang
lahir
prematur
refleksnya
mungkin
belum
berkembang baik;
2) Perawatan medis bagi ibu atau bayi setelah kelahiran yang dapat
menunda saat mulai menyusui
3) Beberapa obat penghilang rasa sakit yang digunakan saat
melahirkan bisa membuat bayi mengantuk dan tidak responsif
4) Kurangnya bantuan agar posisi bayi terasa nyaman membuat
menyusui kurang menyenangkan
5) Hanya sedikit ibu yang pernah melihat bayi disusui, sehingga
mereka kurang memahami posisi terbaik untuk menyusui secara
efektif
6) Menyusui yang dianggap sulit dan sikap negatif ini dapat
menghilangkan rasa percaya diri seorang ibu
7) Kurangnya informasi yang baik dan konsisten mengenai
menyusui bisa membuat seorang ibu kebingungan
8) Kurangnya dorongan dan dukungan membuat seorang ibu
kehilangan keberanian
9) Praktek di Rumah Sakit yang secara efektif tidak mendukung
kondisi untuk menyusui (seperti memisahkan ibu dengan
bayinya)
33
34
bayi
mencari
puting
ibu
kemudian
35
demikian
beberapa
obat
pernah
dilaporkan
36
siklus
menstruasi
merupakan
indikator
penting
yang
37
38
39
(Sukandar, 2008). Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh
industri obat bahan alam (IOT) maupun industri kecil obat bahan alam
(IKOT) mempunyai persyaratanyang sama yaitu aman untuk digunakan,
berkhasiat
atau
bermanfaat
dan
bermutu
baik
(Lestari,
2007).
Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai
sumber yaitu dari tanaman, jaringan hewan, kultur mikroba, dan dengan
tehnik biotekhnologi (Sukandar, 2008).
9. Secara umum pengertian drain pada pembedahan adalah saluran untuk
mengeluarkan nanah, darah, atau cairan lain dari sebuah luka operasi. Drain
yang diletakan setelah operasi bermanfaat untuk mengeluarkan cairan yang
terbentuk yang dapat menjadi fokus infeksi (Lamptey-Gleg, 2007).
10. Tamoxifen adalah terapi pilihan adjuvant hormonal. Tamoxifen berfungsi
untuk mengurangi timbulnya kontralateral kanker payudara dan mempunyai
efek estrogenik yang diuntungkan atas kepadatan tulang dan sistem
kardiovaskular. Dosis optimal dari tamoxifen adalah dua puluh miligram
dosis tunggal. Tamoxifen sendiri menyebabkan terjadinya toleransi dengan
gejala penarikan estrogen (kilat panas dan pendarahan vaginal), terjadi
akibat penurunan intensitas dan frekuensi dari waktu ke waktu (Dipiro et al,
2008). Obat antiestrogen yang paling sering digunakan adalah tamoxifen.
Tamoxifen diminum setiap hari dalam bentuk pil. Dengan tamoxifen setelah
pembedahan, biasanya 5 tahun, mengurangi resiko terjadinya kekambuhan
40
sekitar 50% pada wanita yang menderita kanker stadium awal, jika kanker
mengandung reseptor estrogen atau progesterone. Tamoxifen juga
digunakan untuk terapi kanker payudara metastatik dan untuk mencegah
perkembangan kanker payudara pada wanita yang beresiko tinggi. Dosis
untuk tamoxifen adalah 20 mg/hari dan mencapai konsentrasi steady state
setelah kira-kira empat bulan terapi. Waktu paro tamoxifen selama
pemberian dosis kronis adalah 7 hari. Konsentrasi jarum tamoxifen dapat
dideteksi 6 minggu setelah terapi yang diskontinyu. Demikian, manfaat
maksimum dari tamoxifen dan terlihat paling tidak 2 bulan dari terapi
inisiasi lanjutan dan symptom penyakit metastatik tidak akan muncul
kembali jika pasien tidak minum beberapa dosis (Dipiro et al, 2008).
11. Jika tidak ditangani Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti
paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening
aksila ataupun supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker
payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah
bening.Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang ditakuti
oleh wanita karena penyakit tersebut dapat menyebabkan hilangnya organ
vital wanita. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya dan dapat berujung kematian (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
12. Pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah tentang pencegahan.
Pencegahan merupakan hal yang paling penting daripada pengobatan.
Pencegahan juga jauh lebih murah daripada pengobatan. Untuk mencegah
kanker payudara, ada hal yang sangat mudah dan tanpa harus mengeluarkan
biaya. Pencegahan tersebut adalah dengan melakukan SADARI secara rutin
setiap bulan. Pada saat melakukan SADARI, jika ditemukan tanda-tanda
kanker payudara, maka hendaknya langsung memeriksakan diri ke Rumah
Sakit untuk melakukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut (Pamungkas,
2011). Dibawah ini ada beberapa tips mencegah kanker payudara:
a. Perbanyak makan sayuran, buah
41
13. Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda atau menopause diatas
umur 50 tahun, tidak menikah atau tidak menyusui dan melahirkan anak
pertama diatas usia 35 tahun. Mereka yang sering terkena radiasi (bisa dari
sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat x-ray)
juga mempunyai kemungkinan menderita kanker payudara. Selain itu, pola
makan dengan konsumsi lemak berlebihan, kegemukan dan konsumsi
alkohol berlebihan juga merupakan faktor resiko. Mereka yang sudah
mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang harus lebih berwaspada
karena mereka mempunyai resiko mendapat kanker payudara. Stres dan
faktor genetik (BRCA1/BRCA2) juga dikatakan tergolong dalam faktor
resiko kanker payudara. Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan
42
dapat
mempengaruhi
karena
Semakin
bertambahnya
umur
termasuk
di
Indonesia.
Hasil
akhir
analisis
multivariat
43
44
tersebut
secara
memuaskan.
Faktor-faktor
yang
dapat
45
46
kehamilan
pertama
merupakan
window
of
initiation
48
Mengkonsumsi pil KB
Ada sedikit peningkatkan risiko pada wanita yang mengkonsumsi pil
KB. Risiko ini bersifat sementara dan hilang setelah 10 tahun berhenti
mengkonsumsi pil KB. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor risiko kanker payudara adalah faktor reproduksi,
penggunaan hormon, obesitas, konsumsi lemak, radiasi, riwayat
49
STEP 4
MIND MAPPING
ASKEP:
PENGKAJIAN
DIAGNOSA
INTERVENSI
PENCEGAHAN:
PRIMER
SEKUNDER
TERSIER
CA
MAMMAE
LP:
DEFINISI
ANFIS
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
JURNAL: Breast
Cancer Care and
Prevention NonPharmacological
Interventions (Kanker
Payudara
Perawatan dan
Pencegahan Intervensi
non farmakologis)
MEKANISME
PERUBAHAN
PASIEN
DENGAN CA
MAMMAE
50
51
STEP 5
LEARNING OBJEKTIF
1
2
3
4
52
STEP 6
INFORMASI TAMBAHAN
A Identitas Jurnal
Judul Jurnal
Nama Jurnal
Penulis
Tahun Jurnal
Date Updated
: October 2013
B Latar Belakang
Kanker ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dari selsel abnormal dalam tubuh yang disebabkan oleh interaksi faktor genetik dan
lingkungan termasuk: kerentanan genetik, pilihan makanan, gaya hidup, dan
kanker payudara estrogen exposures. Terjadi di salah satu dari delapan
perempuan dan adalah yang paling umum kanker pada wanita. Ini terjadi
pada satu persen dari laki-laki. Tujuh puluh persen dari kanker payudara
adalah reseptor hormon positif, dan mutasi genetik seperti BRCA 1 dan 2
mutasi meningkatkan perkembangan kanker payudara dengan risiko seumur
hidup 60-80%.
C Tujuan
Tujuan dalam jurnal ini adalah sebagai salah satu penatalaksaan kanker
payudara dengan tatalaksana intervensi non farmakologi diantaranya yaitu
mengenai perawatan dan pencegahan tentang kanker payudara.
D Metodelogi
53
54
mencegah
kanker
payudara,
memperlambat
55
c. Obesity
d. Meningkatkan usia
e. Tinggi lemak, rendah serat, olahan makanan diet, asupan rendah
buah dan sayuran
f. Paparan radiasi
g. Riwayat keluarga Paternal atau ibu dari cancer payudara
h. BRCA 1 atau 2, atau P53 mutasi
i. Pekerjaan Malam pergeseran
4. Faktor-faktor yang menurunkan risiko:
a. Olahraga teratur 30-60 menit 3-5 kali per minggu
b. Breastfeeding12-13 berkepanjangan
c. Makanan segar termasuk 5-9 porsi buah dan sayuran daily10, 17
d. Rasio yang lebih tinggi dari yang lemah 2-hydroxyestrones
terhadap kuat metabolit 16-hydroxyestrones dalam tubuh. Dapat
diukur dengan tes urin.
5. Apa saja terapi non-farmakologis integratif untuk pencegahan dan
pengobatan kanker payudara?
a. Makanan
Diet tinggi buah-buahan dan sayuran, ikan, makanan
segar, rendah lemak hewani, dan tinggi dalam minyak zaitun
(diet Mediterania) dapat mengurangi risiko kanker payudara dan
kanker lainnya, sedangkan, pola makan barat yang tinggi lemak
dan rendah buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan
resiko.
Mengadakan
diet
Mediterania
nikmat
metabolit
tinggi
minyak
ikan:
sekitar
1000
mg
estrogen
fitoestrogen
tumor
dengan
57
positif
reseptor
karena
estrogen
merupakan
lemah
sifat
sumber
yang
kaya
fitoestrogen
yang
58
sariawan
(stomatitis)
pada
pasien
yang
hidup.
Olahraga
59
juga
dapat
meningkatkan
gelap,
dan
penggunaan
obat-obatan
dengan
memiliki
antioksidan,
meningkatkan
dalam
beberapa
individu
yang
rentan
dapat
adalah
gejala
umum
dari
kanker
dan
pada
umumnya
mengendalikan
hot
tidak
flashes.
membantu
Hitam
cohosh
dalam
dapat
63
memelihara
kebugaran
selama
treatment.
yang
diradiasi
dapat
mengurangi
keparahan
64
65
sesuai kondisi penyakit, maupun dengan life style yang menujang terhadap
pencegahan suatu penyakit sehingga perawat mampu meningkatkan derajat
kesehatan yang tinggi bagi masyarakat.
H Rekomendasi Jurnal
Dari pembahasan jurnal didapatkan beberapa kelebihan dan kekurangan isi
jurnal yaitu :
1. Kelebihan
Kelebihan dalam jurnal ini yaitu dalam jurnal ini dibahas tentang
definisi dari kaker payudara serta macam-macam perawatan dan
pencegahan secara tindakan non farmakologi.
2. Kekurangan
Kekurangan dalam jurnal ini tidak dijelaskan mengenai metode
penelitian dan bahasa yang kurang dipahami oleh pembaca.
66
STEP 7
LAPORAN PENDAHULUAN
(terlampir)
67
68
69
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penyusunan laporan ini
adalah:
1. Bagi Masyarakat atau Klien
Diharapkan penulisan ini akan menjadi tambahan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan konsep asuhan keperawatan klien dengan
Ca Mammae.
2. Bagi Penulis
Hasil analisis kasus ini diharapkan dapat memberi informasi tentang
konsep asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan sistem
reproduksi akibat Ca Mammae. Penulis dapat menambah pengetahuan
serta dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan menjadi acuan untuk
penulisan selanjutnya.
3. Bagi STIKes Mahardika
Keperawatan sebagai profesi yang didukung oleh pengetahuan yang
kokoh, perlu terus melakukan berbagai tulisan-tulisan terkait praktik
keperawatan yang akan memperkaya ilmu pengetahuan keperawatan.
Penulisan ini diharapkan dapat memperkaya literatur dalam bidang
keperawatan.
70
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kanker atau Carcinoma (Ca) adalah suatu proses penyakit yang
dimulai ketika DNA sel normal bermutasi secara genetik dan sel menjadi
abnormal. Sel kemudian membelah dan berproliferasi secara abnormal tidak
terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan
sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan
menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam
keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel
yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus
meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan
sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan
merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya
(Medicastore, 2011).
Ca mammae (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
(Medicastore, 2011).
Ca mammae adalah carcinoma yang sering terjadi pada kaum wanita
(diluar kanker kulit). Ca mammae memperlihatkan proliferasi keganasan sel
epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya
terdapat hiperplasi yang kemudian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma (Willkinson Judith, 2011).
Dari beberapa pendapat diatas bahwa dapat disimpulkan Ca mammae
adalah carcinoma yang sering terjadipada kaum wanita yang tumbuh di
dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara, dan juga dapat memperlihatkan proliferasi keganasan sel
epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara.
71
B. Anatomi
1. Anatomi
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu
jaringan kelenjar dan jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi
lobus dan duktus. Sedangkan jaringan stromal meliputi jaringan lemak
dan jaringan ikat. Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding
torak ventral yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula
sampai dengan costae atau intercostae kelima sampai keenam
(Haryonoet al., 2011; Mooreet al., 2009).
73
terhadap
rangsangan
penyedotan
dari
bayi.
Dengan
Setelah menyapih,
(atau
ekivalensinya)
merupakan
nutrien
esensial
bagi
75
alveolus-lobulus.
Peningkatan
konsentrasi
kadar
estrogen)
dan
human
chorionic
berperan
dalam
perkembangan
kelenjar
manaria
Namun,
sekresi
susu
tidak
terjadi
sampai
persalinan.
plasenta
berkadar
tinggi
tersebut
merangsang
77
penyemprotan
susu
menjamin
bahwa
payudara
79
B,
makrofag,
menghasilkan
maupun
antibodi
neurrofil
dan
yang
langsung
sangat
banyak
terdapat
dalam
kolostrum
(Sherwood, 2012).
b) IgA sekretorik, suatu jenis khusus antibodi terdapat
dalam jumlah besar di ASI. IgA sekretorik terdiri
dari dua molekul antibodi IgA yang disatukan oleh
apa yang disebut sebagai komonen sekretorik yang
membantuk melindungi antibodi dari destruksi oleh
getah lambung bayi yang asam dan enzim-enzim
pencernaan. Koleksi antibodi IgA yang diterima oleh
bayi yang mendapat ASI ditujukan secara spesifik
terhadap patogen tertentu di lingkungan ibu dan
karenanya, dilingkungan bayi itu juga. Karena itu,
antibodi-antibodi ini melindungi bayi dari mikroba
infeksi yang kemungkinan besar dijumpai oleh bayi
tersebut (Sherwood, 2012).
c) Sebagian komponen dalam ASI, misalnya mukus,
melekat ke mikroorganisme yang berpotensi menjadi
patogen, mencegahnya melekat ke dan menembus
mukosa usus (Sherwood, 2012).
d) Laktoferin adalah konstituen ASI yang menghambat
pertumbuhan bakteri berbahya dengan mengurangi
ketersediaan besi, suatu mineral yang dibuthkan
untuk
perkembangbiakan
patogen-patogen
ini
(Sherwood, 2012).
e) Faktor bifidus pada ASI, berbeda dari laktoferin,
mendorong
multiplikasi
mikroorganisme
80
yang
mempercepat
perkembangan
asma,
penyakit
autoimun
misalnya
peningkatan
insidens
infeksi
81
lenyap.
Juga,
karena
tidak
terjadi
82
83
6. Riwayat Keluarga
Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga
inti yang terkena cancer mammae dan semakin mudah ada anggota
keluarga yang terkena kanker maka akan semakin besar penyakit
tersebut menurun.
7. Periode Menstruasi
Perempuan yang mulai mempunyai periode awal (sebelum usia12
tahun) atau yang telah melalui perubahan kehidupan (fasemenopause)
setelah usia 55 tahun mempunyai risiko terkena cancer mammae yang
sedikit lebih tinggi. Mereka yang mempunyai periode menstruasi yang
lebih sehingga lebih banyak hormone estrogen dan progesteron.
8. Usia
Sebagian besar perempuan penderita cancer mammae berusia 50 tahun
ke atas. Resiko terkena cancer mammae meningkat seiring
bertambahnya usia.
9. Ras
Cancer mammae lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih.
Kemungkinan terbesar karena makanan yang mereka makan banyak
mengandung lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan pokok yang
tidak banyak mengandung lemak yang berlebih.
84
Namun,
pengurangan
risiko
terbesar
adalah
pada
dapat
meningkatkan
resiko
berkembangnya
cancer
85
kehamilan
pertama
merupakan
window
of
initiation
D. Klasifikasi
1. Non Invasive Carcinoma
a. Ductal Carcinoma In Situ
Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer,
merujuk pada sel kanker yang telah terbentuk dalam saluran dan
belum menyebar.Saluran menjadi tersumbat dan membesar
seiring
bertambahnya
sel
kanker
di
dalamnya.Kalsium
86
87
88
2. Invasive Carcinoma
a. Invasive Ductal Carcinoma
1) Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous,
simplex, NST) (80%)
Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker
payudara dan pada 60% kasus kanker ini mengadakan
metastasis (baik mikro maupun makroskopik) ke KGB
aksila. Kanker ini biasanya terdapat pada wanita
perimenopause or postmenopause dekade kelima sampai
keenam, sebagai massa soliter dan keras. Batasnya kurang
tegas
dan
pada
potongan
meilntang,
tampak
berkumpul
dalam
kelompok
kecil,
dengan
89
carcinoma
(colloid
carcinoma),
invasif.
Biasanya
ditemukan
pada
wanita
perimenopause dan pada periode awal menopause. Longterm survival mendekati 100%.
b. Invasive Lobular Carcinoma Sekitar 10%
90
Kemenkes
RI,
2015
terdapat
beberapa
klasifikasi,
diantaranya yaitu:
1. Klasifikasi Stadium
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan sistem
klasifikasi TNM American Joint Commite on Cancer (AJCC) 2002,
Edisi 6 :
Tumor Primer (T)
Tx
Tumor primer tidak dapat dinilai
T0
Tis
Karsinoma in situ
Tis (DCIS)
Tis (LCIS)
Tis (Pagets)
T1
T2
T3
T4
N1
pN1
dengan metastasis
secara
klinis*
jika
92
tidak
terdapat
klinis;
supraklavikula
atau
metastasis
ipsilateral
dengan
pada
KGB
atau
tanpa
imaging
(tidak
termasuk
93
Mx
M0
M1
T1s
N0
M0
Stadium I
T1
N0
M0
Stadium IIA
T0-1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T0-2
N2
M0
T3
N1-2
M0
Stadium IIIB
T4
N0-2
M0
Stadium IIIC
Setiap T
N3
M0
Stadium IV
Setiap T
Setiap N
M1
Stadium IIB
Stadium IIIA
*Termasuk T1 mic
kanker
payudara
dipakai
klasifikasi
histologik
with
features,
melanocytic features.
2) Invasive Lobular Carcinoma
94
carcinoma
with
3)
4)
5)
6)
Tubular Carcinoma
Cribriform Carcinoma
Mucinous Carcinoma
Carcinoma With Medullary Features
Subtipe: medullary carcinoma, atypical
medullary,
95
4. Stadium IIb : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan
garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening
ketiak.
97
limfe
infraklavikular
ipsilateral,
atau
bukti
klinis
98
paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang (Price,
2006 dalam Novitarini, 2010).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung
kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Bedah dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh,
integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya
tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra
operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan
memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati
yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera (Mansjoer , 2000
dalam Novitarini, 2010).
Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak
darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan
syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan
terjadinya syock. Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak
di metabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk
menyajikan suplai asam amino yang di pakai untuk membangun jaringan
baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk
keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal
(Mansjoer , 2000 dalam Novitarini, 2010).
Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ
yang deket maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke
kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting
menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan ekspansi
paru tidak optimal (Mansjoer , 2000 dalam Novitarini, 2010).
100
Pathway
101
102
103
G. Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak
terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada
tahap lanjut antara lain :
1. Adanya benjolan di payudara
2. Adanya luka yang tidak sembuh
3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah,
darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak
hamil dan menyusui
4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara
5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut
6. Nyeri di payudara
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas,
maka tanda dan gejala yang biasa muncul adalah:
104
seperti
jenis
gatal,
sensasi
ketidaknyamanan
puting,
dan
payudara.
105
untuk
penderita
cancer
106
J. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009)
terdapat beberapa proses deteksi cancer mammae, yaitu:
1. Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
Cara pemeriksaan:
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan
pada payudara. Biasanya payudara tidak sama, putingnya juga
tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apaka
terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam.
Bila terdapat kelainan atau keluar cairan atau darah dari puting
susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Takkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali
kedua payudara. Kemudian bungkukkan badan hingga payudara
tergantung ke bawah dan periksa lagi.
c. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di
belakang kepala, dan sebuah bantal di bahu kiri. Rabalah
payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah
ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada
benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
d. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya
kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan
terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan
terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan
dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm
atau lebih, segeralah ke dokter. Makin dini penanganan, semakin
besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
2. Thermografi Payudara
Thermografi payudara adalah suatu prosedur diagnosis yang
menggambarkan payudara sebagai langkah deteksi dini cancer
mammae. Prosesnya akan menghasilkan peningkatan suhu di dalam
payudara. Thermografi payudara dapat dilakukan dengan:
a. Kamera inframerah ultra sensitif (ultra-sensitive infrared
cameras)
b. Komputer
Cara penggunaan:
107
b) Ketidaknormalan
yang
tetap
tertangkap
pada
posisi
luar
payudara,
sedangkan
sudutnya
menyentuh ketiak.
3) Melakukan oblique position, yaitu menekan kembali paddle
beberapa detik saat sinar x dipancarkan. Prosedur ini akan
diulang pada payudara satunya.
108
109
tidak
menghilangkan payudara.
2) Mempunyai tumor tunggal.
b. Kontraindikasi lumpectomy
1) Mempunyai tumor banyak (jamak) dalam satu payudara,
2) Menjalani terapi radiasi payudara untuk penanganan awal
cancer mammae.
3) Sedang hamil sehingga harus menghindari terapi radiasi.
110
(lumpectomy) dan
operasi ini
selalu
diikuti
dengan
111
umum, dan pengobatan lainnya. Cara kerja terapi radiasi yaitu untuk
mengetahui bagaimana radiasi bekerja untuk pengobatan, pertamatama kita harus mengetahui siklus hidup sel normal dalam tubuh.
Siklus sel terdiri dari 5 fase yaitu :
a. Fase G0 (Resting Stage)
Sel belum mulai membelah. Langkah ini dapat berlangsung
beberapa jam hingga bertahun-tahun. Hal itu tergantung pada
tipe sel. Ketika sel mendapat kode untuk menggandakan maka
kemudian dia akan menuju fase G0.
b. Fase G1
Sel mulai membuat lebih banyak protein. Gunanya persiapan
untuk membelah. Fase ini berlangsung antara 18 hingga 30 jam.
c. Fase S
Fase ini menandakan bahwa kromosom yang berisi kode genetik
(DNA) dapat digandakan. Sehingga kedua sel yang baru
terbentuk itu akan mempunyai jumlah DNA yang sama. Fase ini
berlangsung antara 18 hingga 20 jam.
d. Fase G2
Sel akan membelah menjadi 2 sel yang berlangsung 2 hingga 20
jam.
e. Fase M
Sel membelah menjadi 2 sel yang berlansung 30 atau 60 menit.
Efek samping radio terapi berbeda-beda tergantung pada area
tubuh yang diterapi, yang paling umum adalah rasa lemah takber
tenaga, yang biasanya muncul beberapa minggu setelah
radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya,
diantaranya karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri,
kurang nafsu makan, atau lelah karena setiap hari harus ke
rumah sakit.
Perawatan pasien dengan terapi radiasi adalah :
a. Perawatan sebelum radiasi
Sebaiknya lakukan terlebih dahulu pemikiran pasien
sebelum radioterapi, sehingga pasien mengerti radioterapi,
menghindari stres, ketakutan, dan setelah itu untuk memperbaiki
keadaan umum, memperhatikan nutrisi tubuh, memperbaiki
situasi lokal, untuk menghindari infeksi lokal. Misalnya, NPC
112
terhadap
infeksi
sekunder,
sehingga
harus
113
proses
pemberian
obat-obatan
114
dengan
seperti
ensure,
sustacal,
resource,
bisa
juga
115
ruangan
karena
makanan
panas
meningkatkansensasi mual.
2) Minum segelas jus apel, lemon, gelatin, teh atau colauntuk
meredakan mual.
3) Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak dan
telalupedas.
4) Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan
setelahkemoterapi.
5) Gunakan teknik distraksi (musik, radio, televisi)
6) Gunakan untuk tidur saat terasa mual.
d. Diare
Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti :
sereal, roti dari tepung, kacang, biji-bijian, coklat, buah
segaratau yang dikeringkan, jus buah (pisang, avocado, apel
dananggur diperbolehkan), sayur mentah, makanan yang banyak
mengandung gas, makanan dan minuman yang mengandung
kafein.
L. Konsep Asuhan keperawatan
1. Anamnesa
Pengkajian yaitu tahap awal dari proses keperawatan, suatu
proses keperawatan, suatu kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan
tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data
subjektif dan objektif yang dilakukan dengan wawancara dan
pemeriksaan fisik, data tersebut kemudian diolah, dianalisa yang
kemudian akan menghasilkan suatu diagnosa keperawatan yang
membutuhkan perencanaan untuk mengatasi masalah yang timbul dan
muncul.Tujuan utama pengkajian adalah memberikan gambaran
secara terus menerus mengenai keadaan pasien yang memungkinkan
perawat merencanakan asuhan keperawatan kepada klien dengan
mudah (Taufan Nugroho, 2011).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam
lima tahap kegiatan yang meliputi:
a. Identitas
116
1) Identitas klien
Nama
:
Umur
:
Agama
:
Pendidikan :
Pekerjaan
:
Suku/bangsa :
Alamat
seperti
penyakit
payudara
jinak,
hyperplasia tipikal.
b) Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai
perubahan epitel proliferative mempunyai resiko dua
kali lipat biasanya mengalami kanker payudara,
wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko
empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
c) Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian
terapi penggantian hormon dalam waktu yang lama
(lebih dari 10-15 tahun) seperti estrogen suplemen.
d) Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian
kontrasepsi oral dan suntik.
117
pertama
pada
usia
yang
relative
118
b) Tiga
atau
lebih
keluarga
dari
sisi
biasanya
kali
sehari,dan
hanya
warna
kehitaman
atau
119
kanan
yang
disebabkan
oleh
kanan
yang
disebabkan
oleh
oleh
pembengkakan
dan
b) Palpasi
a. Stadium 1
Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri
dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain.
b. Stadium 2
Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri
dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain.
c. Stadium 3A
Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri
dan kanan karena kanker belum bermetastase
ke organ lain.
d. Stadium 3B
Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri
dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada
dan otot dada .
e. Stadium 4
Biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang
juga disebabkan oleh karena kanker sudah
metastase ke organ yang lebih jauh seperti
paru-paru sehingga mengakibatkan paru paru
mengalami kerusakan dan tidak mampu
melakukan fungsinya.
c) Perkusi
a. Stadium 1
Biasanya akan terdengar sonor pada lapangan
paru-paru klien.
b. Stadium 2
Biasanya akan terdengar sonor pada lapangan
paru-paru
klien
karena
kanker
belum
mengalami metastase.
c. Stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan
paru karena kanker belum metastase.
d. Stadium 3B
Biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di
temukan pada infiltrate paru dimana parenkim
122
klien
juga
dapat
terdengar
123
yaitu
pada
daerah
rusuk,
dan
otot
dada
sehingga
penurunan
compressive
ekspansi
atelektasis
paru
sehingga
dan
terjadi
d) Auskultasi
Biasanya irma jantung murni, murmur (-).
11) Mammae (Payudara)
a) Inspeksi
Inspkesi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua
payudara, apakah terdapat edema (peau dorange),
retraksi kulit
Nugroho,
2011).
Perubahan
puting
ukuran,
konsistensi,
terfiksir
lymphadenopathy,
ukurannya,
harus
dinilai
konsistensinya,
bentuk,
perabaan
dengan
125
klavikula),
konsistensi
(keras,
kenyal,
mobilitas
(dapat
digerakkan,
terfiksir
126
127
128
metabolisme
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis : nutrisi menurun
9. Gangguan citra diri berhubungan dengan ukuran mammae abnormal
10. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan nyeri
11. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas
12. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Post Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
3. Gangguan citra tubuh berhubungan perubahan persepsi diri
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya volume
cairan aktif
129
Diagnosa
keperawatan
Nyeri
berhubungan
agen
Tujuan
(NOC)
akut Setelah
dilakukan
dengan keperawatan
7x24
Intervensi
(NIC)
tindakan Pain Management
jam, 1
cidera
Rasional
Pain Management
1 Mengetahui kadar psikologis pada
klien.
Mengetahui keadaan dari klien dan
frekuensi,
untuk
intensitas,
kualitas
serta
dan
kekuatan
menetukan
perencanaan
selanjutnya.
nyeri.
3
Ajarkan untuk menggunakan
teknik nonfarmakologi(terapi
dilakukan perawatan di RS
analgetik
Ajarkan keluarga klien untuk
memonitor nyeri yang dialami
pasien dan cara intervensi
130
klien
Memberikan
pengetahuan
pada
2.
nya.
tindakan Calming technique
Calming technique
1. Anjurkan
untuk 1. Mempertahankan kenyamanan dan
keperawatan
7x24 jam,
mempertahankan ketenangan
ketenangan klien
diharapkan
rasa nyaman
2. Keluarga dapat membantu dalam
dengan terencana
terkontrol.
2. Identifikasi keluarga yang
mengurangi
ketidaknyamanan
Dengan Kriteria Hasil :
1. Tanda-tanda Vital dalam
kehadirannya dapat membantu
klien
3. Membantu
mengurangi
rasa
batas normal
klien
2. Gejala penyakit terkontrol 3. Instruksikan
klien
ketidaknyamanan klien.
3. Klien merasa tenang
menggunakan
metode
dengan
dan
gejala
ditandai
dilakukan
mengurangi
rasa
nyaman
3.
Ketidakefektifan
napas
pola Setelah
dilakukan
Kolaborasi
distraksi)
Kolaborasi
1. Memberikan efek tenang pada
1. Berikan sedatif sesuai indikasi
klien.
dan awasi efek merugikan
tindakan Respiratory Monitoring
Respiratory Monitoring
dengan takipnea
kedalaman,
tingkat,
irama,
dan
upaya
pernapasan
2. Monitor pola napas seperti
takipnea
131
2. Untuk
mencegah
terjadinya
melakukan
nafas dalam.
4.
berhubungan
dengan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Lakukan cuci tangan sebelum 1. Mencegah
klien
tidak
tanda
dan
sesudah
kegiatan
dan
kebersihan
klien
2. Anjurkan
melakukan
perawatan
132
dapat
terjadinya
infeksi
kepada
2. Mencegah terjadinya resiko infeksi
klien
untuk
dalam
mengurangi sesak
Infection Control
infeksi Setelah
diharapkan
dapat
Resiko
bakteri patogen
dilakukan
terjadinya
takipnea
Airway Management
1. Untuk mengetahui bunyi nafas
Airway Management
4. Anjurkan
takipnea
3. Untuk mengetahui
keluarga
dan
3. Mencegah
terjadinya
infeksi
pengunjung
klien
untuk
pengunjung
saat
memasuki
dan
Infection Protection
1. Monitor tanda-tanda infeksi
(calor,dolor,
Infection Protection
rubor,
tumor,
functio lasea)
2. Ajarkan pasien dan keluarga
klien.
2. Mengetahui adanya tanda-tanda
infeksi bagi kelurga pasien
dolor,
rubor,tumor,
functio lasea)
3. Ajarkan pasien dan keluarga
Hambatan
mobilitas Setelah
dilakukan
pemberian
obat
antibiotik
tindakan Exercise Therapy: Ambulation
1. Observasi tanda-tanda vital
133
fisik
berhubungan keperawatan
dengan
aktivitas diharapkan
terganggu
melakukan
3x24
klien
aktifias
jam,
mampu
2
mandiri.
melakukan aktivitas normal.
Dengan kriteria hasil :
3. Berikan lingkungan yang
1. TTV dalam batas normal
3
nyaman
dan
tenang,
2. Nyeri terkontrol
3. Mudah dalam melakukan
pertahankan tirah baring bila
aktivitas sehari-hari (ADL)
diindikasikan
4. Berikan
bantuan
Kerusakan
kulit
integritas Setelah
dilakukan
dalam
dengan
metabolisme
perubahan diharapkan
integritas
baik.
Dengan kriteria hasil :
1. Tanda-tanda vital
kulit
pasien
atau bantuan.
Meningkatkan
istirahat
menurunkan
kebutuhan
untuk
oksigen
tubuh
ke jaringan.
Mempengaruhi pilihan intervensi
untuk
dilakukan pasien.
Pressure Management
1. Pakaian longgar dapat mencegah
terjadinya luka
longgar
2. Mencegah timbulnya pergesekan
Hindari kerutan pada tempat
yang dapat menyebabkan luka
batas
tidur
3. Kebersihan kulit dapat mencegah
normal
3. Jaga kebersihan kulit agar
terjadinya bakteri dan kuman yang
2. Turgor kulit normal
tetap bersih dan kering
3. Perfusi jaringan efektif.
masuk ke kulit
4. Mencegah terjadinya dekubitus
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi
2.
134
5. Mengetahui
adanya
tanda-tanda
lotion
atau
kulit
yang kering.
Ansietas
dengan
berhubungan Setelah
dilakukan
perubahan keperawatan
2x24
yang tertekan
tindakan Anxiety Reduction
jam, 1.
Anxiety Reduction
Kaji tingkat 1
dan
penyebab
cemas
Orientasika
n pada lingkungan dengan
penjelasan sederhana.
3.
Libatkan
klien/orang
terdekat
dalam
maksimum
4
Anjurkan
klien
relaksasi,
135
pada
rencana
4.
melakukan
misalnya
tersebut
Agar lebih bisa beradaptasi dengan
teknik
nafas
Memberikan
respons
arti
penghilang
ansietas,
menurunkan
dalam
5
5.
Berikan
meningkatkan koping
Langkah awal dalam mengatasi
perasaan
adalah
terhadap
dan
ekspresi.
identifikasi
Mendorong
situasi
dan
Kolaborasi
1. Berikan sedatif sesuai indikasi
8.
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
kebutuhan
berhubungan
Setelah
dilakukan
tubuh diharapkan
nutrisi
meningkatkan istirahat
Monitor BB klien
klien
2.
dengan terpenuhi.
Dengan kriteria hasil:
faktor biologis : nutrisi
1.
Nutrisi adekuat
menurun
2.
Intake
makanan
3.
adekuat
3.
Energi adekuat
4.
BB naik
Monitor
turgor
1.
dan
2.
BB pada klien
Memberikan nutrisi yang dapat
elastisitas kulit
Monitor mual & muntah3.
pada
frekuensi
mual
klien
untuk
136
Nutrition Management :
1.
Iden
1.
2.
di konsumsi
klien
tentang
Atur
4.
pola makan yang diperlukan
klien (seperti tinggi protein &
kalori)
4.
Beri
kan
9.
pendidikan
Mengetahui
makanan
yang
kesehatan
tentang
konsumsi
ginseng
untuk
olahan
mengurangi
mual muntah
Gangguan citra diri Setelah dilkakukan tindakan Body Image impaired
Body Image Impaired
1. Bimbing secara antisipatif 1. Menerima kondisi tubuh yang akan
berhubungan
dengan keperawatan
2x24
jam,
untuk
mempersiapkan
terjadi sehingga mampu menerima
ukuran
mammae diharapkan
dapat
perubahan yang bias di
keadaan yang akan dialaminya.
137
abnormal
perubahan
memfasilitasi
klien
perubahan
yang
stress
mempengaruhi
citra
yang
tubuh
Ketidakefektifan
Setelah
dilakukan
138
Device
berhubungan
1. Mengetahui
nyeri
dengan diharapkan
perfusi
klien
tanda-tanda
20x/menit,
Nadi
60-
untuk
fisiologis
menentukan
tindakan selanjutnya
2. Jika tindakan memungkinkan dapat
dilakukan secara mandiri oleh
dan
keadaan
Pain Management
1
kualitas
untuk
perencanaan
aktivitas)
dilakukan perawatan di RS
selanjutnya
teknik nonfarmakologi (terapi 2. Membantu klien dalam mengatasi
sebelum,
sesudah
menetukan
Kolaborasi
analgesik
pemberian
3. Memberikan
pada
139
pengetahuan
11.
dilakukan
dengan keperawatan
diharapkan
2x24
gangguan
Sleep Enhancement
jam, 1. Monitor pola tidur dan jumlah 1. Mengetahui pola tidur dan jumlah
pola
lingkungan
dan
kebisingan
4. Diskusikan dengan klien dan
keluarga
12.
dalam
teknik
peningkatan tidur
tindakan Teaching: Disease Process
1. Berikan penilaian tentang
berhubungan
dengan keperawatan
2x24
jam,
tingkat pengetahuan.
kurangnya informasi
diharapkan memahami tentang
2. Gambarkan tanda dan gejala
penyakit.
yang biasa muncul pada
Dengan kriteria hasil :
1. Memahami
pengetahuan
penyakit.
3. Dorong pasien menyatakan
manajemen kanker
2. Mehami bagaimana cara
rasa takut perasaan dan
Kurang
pengetahuan Setelah
dilakukan
mengurangi
kanker
penyebaran
intervensi selanjutnya
3. Meningkatkan kenyamanan tidur
dan memberikan situasi kondusif
untuk tidur
4. Memberikan intervensi yang tepat
untuk klien
Teaching: Disease Process
1. Membantu
pasien
dalam
mengalami perasaan.
2. Pasien dan keluarga mengetahui
tentang tanda dan gejala dari
penyakit yang dialami.
3. Memberi
dasar
pengetahuan
dimana klien dapat membantu
perhatian
pilihan terapi.
4. Kaji ulang proses penyakit, 4. Meningkatkan pengetahuan pasien
140
3. Memahami
makan sehat
tentang
pola
pengalaman klien.
5. Berikan
terhadap
informasi
tentang
yang
mungkin
diperlukan.
penyakit
yang
dideritanya.
5. Meningkatkan pengetahuan pasien
terhadap
tindakan
untuk
menyembuhkan penyakitnya.
6. Untuk
mencegah
komplikasi
dimasa mendatang.
Post Operasi
No
.
1.
Diagnosa
keperawatan
Nyeri
berhubungan
prosedur operasi
Tujuan
(NOC)
akut Setelah
Intervensi
(NIC)
dilakukan tindakan Pain Management:
1. Kaji tingkat nyeri klien
dengan keperawatan
7x24
jam,
Rasional
Pain Management:
1. Mengetahui skala nyeri klien dan
2.
Resiko
infeksi Setelah
dilakukan
luka
dapat
terpenuhi
4. Hasil leukosit dalam batas
3.
citra
142
perubahan
yang
dialaminya.
menentukan
stress
mempengaruhi
citra
tersrbut.
yang 5. Stress yang terus menerus dapat
tubuh
Kekurangan
cairan
dengan
volume Setelah
dilakukan
143
Fluid Monitoring
1. Membantu perkembangan tandatanda vital klien
2. Mengetahui adanya dehidrasi pada
klien
Intake
output
dapat
cairan klien
3. Periksa CRT
3. Mengetahui indikasi dari dehidrasi
4. Berikan cairan oral / air putih
4. Membantu memenuhi kebutuhan
N 60-100 x/menit, S 36minimal 1 liter dalam 24 jam
cairan klien
37oC).
Fluid Management
3. Intake
dan
output
Fluid Management
1. Pertahankan intake dan output
terpenuhi
1. Mencegah terjadinya kembali
cairan
kekurangan volume cairan
2. Monitor hasil laboratorium
2. Mengetahui perkembangan kondisi
mmHg, RR 16-20 x/menit,
144
klien
3. Kebutuhan cairan klien terpenuhi
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Pengkajian dan Pemeriksaan Fisik
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Diagnosa Medis
Tgl Masuk RS
Tgl Pengkajian
: Ny. K
: 45 Tahun
: Perempuan
: Kanker Mamae
: 10 Mei 2016
: 10 Mei 2016
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh Ada benjolan di payudara pada bagian kiri
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang (OPQRST)
Klien mengatakan 2 minggu yang lalu klien merasakan ada
benjolan di payudara membesar sebesar biji kelereng, kadang
dirasakan sedikit nyeri. Klien datang ke ruang rawat inap RS X
sejak 6 jam yang lalu dengan keluhan merasakan ada benjolan
pada payudara bagian kiri. Nyeri tersebut apabila melakukan
aktivitas berat di tangan kirinya.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan 2 bulan yang lalu ada benjolan kecil sebesar
biji kacang tanah saat meraba payudara kirinya. Dan pada 2
minggu yang lalu, benjolan tersebut dirasakan membesar
sebesar
kelereng
yang
145
terkadang
disertai
nyeri,
klien
Aktivitas Sehari-Hari
Sehat
Nutrisi
A. Makan (Pokok dan
Selingan)
Jenis Menu
Frekuensi
Jumlah
Porsi
Pantangan
Waktu
Keluhan
Sakit
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
B. Minum
Jenis minuman
Frekuensi
Jumlah
Pantangan
Keluhan
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
2.
Tidak dikaji
146
Jamu
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
3.
B. Siang
Jumlah jam
Dari jam s.d jam
Kebiasaan tidur
Keluhan
Eliminasi
A. BAK
Frekuensi
Jumlah
Warna
Konsistensi
Bau
Keluhan
B. BAB
Frekuensi
Jumlah
Warna
Bau
Konsistensi
Penggunakan
pencahar
Keluhan
4.
Personal hygiene
A. Mandi
Frekuensi
Waktu
Menggunakan
sabun
Air yang
digunakan
Keluhan
B. Gosok Gigi
Frekuensi
Waktu
Penggunaan pasta
gigi
Keluhan
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
147
C. Mencuci Rambut
Frekuensi
Waktu
Menggunakan
shampo
Air yang
digunakan
Keluhan
D. Berpakaian
Frekuensi ganti
baju
Waktu
5.
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
A. Mobilitas, aktivitas
dan rekreasi :
Jenis Aktifitas
Waktu aktivitas
Jenis olahraga
Waktu olahraga
Jenis rekreasi
Waktu Rekreasi
Kesulitan
Penggunaan alat
bantu
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
148
d. Riwayat Perkawinan
Klien mengatakan usia perkawinan sudah 15 tahun.
e. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Klien mengatakan menggunakan kontrasepsi suntik setiap 1
bulan sekali.
f. Riwayat Penyakit Seksual
Tidak dikaji
: Tidak dikaji
Budaya
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 10 Mei 2016 di RS X
a. Internus Status
Penampilan umum
Kesadaran
Tanda-tanda Vital
TD
Suhu
Nadi
RR
b. Mata
Tidak dikaji
c. Telinga
Tidak dikaji
d. Hidung
Tidak dikaji
e. Mulut
Tidak dikaji
f. Leher
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
:
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
149
Tidak dikaji
g. Kelenjar limfe
Terdapat benjolan kelenjar betah bening
h. Payudara
Inpeksi : Bentuk payudara simetris, payudara tanpa kerutan atau
nipple disharge.
Palpasi : Terdapat benjolan bulat tetap dengan batas tidak
teratur, teraba dikuadran luar atas dari payudara kiri pada arah
jam 2:00. Terdapat edema di aksila kiri.
i. Paru-paru
Tidak dikaji
j. Kardiovaskuler
Tidak dikaji
k. Abdomen
Tidak terkaji
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil pemeriksaan mammogram diagnostik dan biopsi aspirasi hari ini
belum ada.
2. Lumpectomy
dengan
diseksi
kelenjar
getah
bening
(parsial
mastektomi).
C. Informasi Tambahan
1. Obat Nyeri diberikan sebelum dilakukan operasi pada payudara yang
terasa nyeri.
2. Obat Tamoxifen akan diberikan setelah diberikan lumpectomy.
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak terkaji
E. Informasi Tambahan
Tidak terkaji
150
F. Analisa Data
G.
H.
I. Data-data
J. Etiologi
K. Masalah Keperawatan
N
L.
M. Ds:
S.
kecil
tanah
sebesar
saat
yang
lalu,
tersebut
dirasakan
penyakit
meraba
V.
Y.
disekitarnya
saat
nyeri
P. Do:
melakukan
U.
membesar
sedikit
berhubungan
biji
benjolan
dirasakan
Gangguan rasa
nyaman
AU.
AA.
AB.
AC.
Kanker mamae
AD.
151
tumor
AV.
ditandai
AE.
AF.Mendesak jaringan sekitar
AG.
AH.
AI.
AJ. Meningkatkan konsistensi mamae
AK.
AL.
AM.
Mamae membengkak
AN.
AO.
AP.Massa tumor mendesak ke jaringan luar
AQ.
AR.
AS.
AT.
AW. AX.
2
Ds :
BC.
lali,
benjolan
tersebut
Ca mamae
BD.
BE.
Obstruksi sirkulasi
152
BX.
Nyeri
akut
berhubungan
dengan
agen
cidera
biologis
dirasakan
kelereng
membesar
yang
dirasakan
sebesar
BF.
terkadang
BG.
sedikit
nyeri
disekitarnya.
AZ.
BI.
BJ.
BA.
Do :
BB.
BK.
BM.
BN.
Disalurkan ke thalamus
BR.
BS.
BT.Nyeri dipersepsikan
BU.
BV.
153
BY.
BZ. CA.
Ds:
Klien
CB.
BW.
CE.
mengatakan
CF.
CG.
CH.
CC.
CD.
-
CI.
Do:
Nyeri
Ca mamae
arah jam 2 : 00
Adanya edema aksila kiri
CU.
Kerusakan
integritas
berhubungan
kulit
dengan
perubahan metabolisme
CV.
CK.
CL.
Mamae membengkak
CO.
CW. CX.
Ds:
CY.
minggu
yang
lali,
benjolan
DD.
DE.
Obstruksi sirkulasi
154
EB.
Hambatan
mobilitas
berhubungan
fisik
dengan
tersebut
dirasakan
membesar
DF.
DG.
dirasakan
sedikit
disekitarnya
saat
nyeri
aktifitas terganggu
DH.
melakukan
DI.
DJ.
CZ.
DK.
DA.
Do:
DB.
DM.
DN.
Disalurkan ke thalamus
DR.
DS.
Nyeri dipersepsikan
DT.
DU.
DV.
DW.
155
Nyeri
EC.
DX.
Aktivitas terganggu
DY.
DZ.
EA.
EI. Ca mamae
ED. EE.Ds:
5
EF. Klien
mengatakan
saat
EJ.
EK.
EL.
EM.
EN.
EO.
EQ.
dengan
ukuran
mamae
abnormal
EW.
ER.
ES.Mamae asimetrik
ET.
EZ.Klien
berhubungan
Do:
arah jam 2 : 00
- Adanya edema diaksila kiri
EX. EY.Ds:
6
diri
EP.
EG.
-
citra
terakhir.
EH.
EV.Gangguan
mengatakan
EU.
hasil
Ca mamae
FE.
156
FS. Ansietas
dengan
berhubungan
perubahan
FG.
FH.
FT.
FI.
FK.
FL.Mamae membengkak
FM.
FA.
FN.
FB.Do:
Psikologi terganggu
FO.
FP. Takut
FQ.
FU. FV.Ds:
7
FW.
GA.
Klien
apabila
mengatakan
bengkak
GB.
maka
GC.
FR.Ansietas
Ca mamae
GE.
GF.
157
GP.Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang informasi
FY.Do:
GG.
GH.
GI. Mamae membengkak
GJ.
GK.
Psikologi terganggu
GL.
GM.
Kurang pengetahuan
158
integritas
kulit
berhubungan
dengan
perubahan
metabolism
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan aktifitas terganggu
5. Gangguan citra diri berhubungan dengan ukuran mamae abnormal
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
159
GT. Diagnosa
GU.
GV.
keperawatan
HA. Gangguan rasa HB.
1.
nyaman berhubungan
dengan
tanda
gejala
dan
penyakit
ditandai
dengan
Tujuan
(NOC)
Setelah
GW. Intervensi
GX. (NIC)
dilakukan HE. Calming technique
1. Anjurkan
untuk
tindakan keperawatan 7x24
mempertahankan
ketenangan
jam, diharapkan
rasa
dengan terencana
nyaman terkontrol.
2. Identifikasi
keluarga
yang
HC. Dengan
Kriteria
kehadirannya dapat membantu
Hasil :
1. Tanda-tanda Vital dalam
klien
3. Instruksikan klien menggunakan
batas normal
2. Gejala
penyakit
metode
mengurangi
rasa
terkontrol
3. Klien merasa tenang
HD.
Kolaborasi
HO.
Nyeri
2.
berhubungan
akut HP.
Setelah
dilakukan
HS.
Pain Management
GY.
Rasional
mengurangi
ketidaknyamanan klien
3. Membantu mengurangi
rasa
ketidaknyamanan klien.
HI.
HJ.
HK.
Kolaborasi
HX.
HY.
Kerusakan
3.
integritas
berhubungan
terkontrol
2. Monitor nyeri, karakteristik,
HQ. Dengan kriteria hasil
frekuensi,
kualitas
dan
:
intensitas, serta kekuatan nyeri
1. TTV dalam batas normal
3. Ajarkan untuk menggunakan
2. Nyeri terkontrol
3. Skala nyeri berkurang
teknik
nonfarmakologi(terapi
4. Laporkan
perubahan
bermain, distraksi dan terapi
gejala nyeri
aktivitas) sebelum setelah dan
HR.
selama nyeri beraktivitas.
4. Kolaborasi pemberian analgetik
HU.
5. Ajarkan keluarga klien untuk
HZ.
Setelah
kulit tindakan
dengan selama
dilakukan
keperawatan 1. Anjurkan
3x24
jam,
perubahan
metabolisme
baik.
IA.
menggunakan
pasien
pakaian
untuk
yang
longgar
2. Hindari kerutan pada tempat
dan
untuk
menetukan
perencanaan selanjutnya.
3. Membantu
klien
dalam
mengatasi
ketika
berada
di
yang
dapat
tidur
menyebabkan luka
ID.
:
3. Kebersihan
kulit
dapat
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap
1. Tanda-tanda vital batas
mencegah terjadinya bakteri dan
bersih dan kering
161
normal
IE.
kuman yang masuk ke kulit
2. Turgor kulit normal
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi 4. Mencegah terjadinya dekubitus
3. Perfusi jaringan efektif.
IH.
pasien) setiap dua jam sekali
IB.
5. Mengetahui adanya tanda-tanda
5. Monitor kulit akan adanya
kerusakan intergritas kulit
kemerahan
6. Membantu melembabkan kulit
6. Oleskan
lotion
atau
yang kering.
minyak/baby oil pada derah
II.
IJ.
Hambatan
4.
mobilitas
IK.
Setelah
yang tertekan
dilakukan IM. Exercise
Therapy:
IQ.
Exercise
Therapy:
Ambulation
1.
Manifestasi
kardiopulmonal
dari
upaya
jantung
paru
untuk
membawa
dan
jumlah
oksigen
:
2. Kaji kemampuan pasien dalam
adekuat ke jaringan.
1. TTV dalam batas normal
2.
Mempengaru
melakukan aktivitas normal.
2. Nyeri terkontrol
3. Berikan
lingkungan
yang
hi pilihan intervensi atau
3. Mudah dalam melakukan
nyaman
dan
tenang,
bantuan.
aktivitas
sehari-hari
3.
Meningkatka
pertahankan tirah baring bila
(ADL)
n istirahat untuk menurunkan
diindikasikan
4. Berikan bantuan dalam aktivitas
kebutuhan oksigen tubuh
IR.
162
bila perlu.
4.
Untuk
meringankan
IS.
5.
aktivitas
yang
dilakukan pasien.
IT.
Gangguan citra IU.
Setelah dilkakukan IX.
Body Image impaired
IY.
Body Image Impaired
1. Bimbing secara antisipatif untuk 1. Menerima kondisi tubuh yang
diri
berhubungan tindakan keperawatan 3x24
mempersiapkan perubahan yang
akan terjadi sehingga mampu
dengan ukuran mamae jam diharapkan
dapat
bias di prediksi dalam citra
menerima keadaan yang akan
abnormal
meningkatkan citra diri.
IV.
Dengan
Kriteria
tubuh
dialaminya.
2. Bantu
klien
untuk 2. Membantu memfasilitasi klien
Hasil :
1. Harga diri meningkat
mendiskusikan perubahan yang
untuk mengungkapkan perasaan
2. Kesadaran
diri
disebabkan oleh penyakit atau
tentang perubahan citra diri
dmeningkat
3. Mengetahui perubahan yang
operasi jika diperlukan
3. Pola koping efektif
3. Bantu klien untuk menentukan
dialaminya.
IW.
4. Kelompok/masyarakat
yang
sejauh mana perubahan actual
tidak adekuat atas dukungan
dalam tubuh atau tingkat yang
sehingga dapat berpengaruh
berfungsi
4. Bantu
klien
menentukan
akan terjadinya perubahan citra
pengaruh dari kelompok pada
persepsi klien dari citra tubuh
5. Bantu klien untuk berdiskusi
tentang
163
stress
yang
mempengaruhi
citra
tubuh
JA.
Ansietas
berhubungan
perubahan
kesehatan
JB.
Setelah
dilakukan
tingkat
dan
penyabab
status jam,
diharapkan
cemas
dalam
dan memberikan rasa terkontrol
JH.
4.
5. Berikan dorongan pada klien
Memberikan
arti
penghilang
untuk mengekspresikan perasaan
respons ansietas, menurunkan
JI.
perhatian,
meningkatkan
164
JJ.
JK.
JL.
JM.
Kolaborasi
perasaan
adalah
terhadap
dan
ekspresi.
identifikasi
Mendorong
situasi
kemampuan
diri
dan
untuk
mengatasi
JO.
Kolaborasi
JQ.
Kurang
JR.
Setelah
dilakukan JT.
Teaching: Disease Process
1. Berikan
penilaian
tentang
perngetahuan
tindakan keperawatan 2x24
tingkat pengetahuan.
berhubungan dengan jam, diharapkan memahami
2. Gambarkan tanda dan gejala
kurang informasi
tentang penyakit.
yang biasa muncul pada
JS.
Dengan kriteria hasil
penyakit.
:
3. Dorong pasien menyatakan rasa
1. Memahami pengetahuan
takut perasaan dan perhatian
manajemen kanker
JU.
2. Mehami bagaimana cara
4. Kaji ulang proses penyakit,
mengurangi penyebaran
165
meningkatkan istirahat
JX.
Teaching: Disease Process
1. Membantu
pasien
dalam
mengalami perasaan.
2. Pasien dan keluarga mengetahui
tentang tanda dan gejala dari
penyakit yang dialami.
3. Memberi dasar pengetahuan
dimana klien dapat membantu
pilihan terapi.
4. Meningkatkan
pengetahuan
kanker
3. Memahami tentang pola
makan sehat
pengalaman klien.
JV.
5. Berikan
informasi
166
yang
mungkin
dideritanya.
5. Meningkatkan
pengetahuan
JY.Kesenjangan
JZ.Ny. Karmila berusia 45 tahun dan mengalami kanker payudara.
Pada teori, wanita paling sering terserang kanker payudara adalah usia di
atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang
kanker payudara, namun risikonya lebih rendah dibandingkan wanita di atas
40 tahun (Azamris tahun 2006).
KA.
Riwayat usia melahirkan anak pertama >30 tahun Periode
diantara usia menarche dan usia kehamilan pertama terjadi ketidak
seimbangan hormon dan membuat jaringan payudara sangat peka, sehingga
menjadi permulaan dari perkembangan kanker payudara. Ny. Karmila
memiliki tiga anak, yaitu usia 4 tahun, 10 dan 12 tahun dan menikah pada
usia 15 tahun.
KB.
yaitu
dilakukan
tindakan
lumpectomy,
radikal
mastectomy,
total
167
KD.
KE.
BAB IV
PENUTUP
KF.
A. Kesimpulan
KG.
B. Saran
KH.
168