(ART)
Sunarto Ang
Klinik VCT & CST
Pusat Kedokteran Tropis
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FK-Unmul / RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda
1
Tujuan Sesi
Pada akhir sesi, peserta diharapkan mampu:
1.
2.
Konsep ART
4S
Start
Substitute
Switch
Stop
Memulai terapi ARV pada Odha yang baru dan belum pernah
menerima sebelumnya
Restart: memulai kembali setelah berhenti sementara
Mengganti salah satu/ sebagian komponen ART dengan obat
dari lini pertama
Mengganti semua rejimen ART (beralih ke lini kedua)
S T A R T
Alur
Tatalaksana
Infeksi HIV
Memulai ART :
Bagaimana, Kapan dan Apa
Tujuan
Pada akhir modul ini, peserta mampu:
Mendiskusikan tahapan dalam memulai
terapi ART
Mendiskusikan prinsip-prinsip dalam
kombinasi ARV
Mengidentifikasi rejimen ARV lini pertama
dan alternatif dari lini pertama
Relative Levels
CD4+ T-cells
Bulan
BAGAIMANA
MEMULAINYA?
11
Periode Laten
Mulai
ARV
AIDS
Viral
Load
CD4
Waktu
12
Sebelum mulai
Yakinkan bahwa status klien adalah HIV positif
Lakukan evaluasi Klinis:
15
16
17
18
19
Stadium klinis I:
Tanpa gejala
Limfadenopati generalisata yang persisten
23
Kepatuhan
Kesinambungan
Pendampingan
dll
24
Kriteria Medis
Kriteria Imunologi
Kriteria Psikososial
26
28
29
Siapa?
Mengapa?
Tindakan
Tes antibodi
HIV/ PCR
Semua
Hitung CD4
Semua
Darah perifer
lengkap
Transaminases
31
Siapa?
Mengapa?
Tindakan
Darah perifer
lengkap
Semua
Dapat membantu
menyingkirkan IO
Transaminases
Semua
Penderita dengan
peningkatan SGOT/SGPT
memiliki risiko tinggi efek
samping hati akibat NVP
Foto rontgen
dada
Semua
Kreatinin atau
ureum
32
Siapa?
Mengapa?
Tindakan
Kreatinin atau
ureum
Semua
Glukosa
Jika
menggunakan PI
Amilase
Dapat menyebabkan
pankreatitis
Lipid
Jika
menggunakan PI
PI dapat menyebabkan
lipid
Serologi Hepatitis
B dan C
Jika
menggunakan
NNRTI atau RTV
TB skin test
Semua
Pertimbangkan terapi
profilaksis INH jika tes kulit
positif (indurasi >5mm)
Semua
Data dasar
KAPAN MEMULAI?
34
Memulai terapi
Perlu mengetahui stadium klinis HIV
(Pedoman WHO)
Perlu mengetahui jumlah CD4
Keadaan lain
jumlah CD4
37
41
Prinsip-prinsip HAART
Selalu gunakan rejimen HAART yang poten,
meliputi 3 ARV
Jangan pernah gunakan dual atau
monoterapi
42
Bukti???
HAART
Highly
Active
Anti
Retroviral
Therapy
Selalu gunakan minimal kombinasi tiga obat
antiretroviral
44
Pilihan terapi
Kombinasi
2 NRTI + 1 NNRTI
Zidovudine + Lamivudine + Nevirapine
Zidovudine + Lamivudine + Efavirenz
Tenofovir + Lamivudine + Nevirapine
Tenofovir + Lamivudine + Efavirenz
AZT
3TC
d4T/TDF
EFV
46
Dosis: 2 x sehari
Dosis: 1 x sehari
3TC
150mg 2 x sehari
NVP
Lead in dose untuk 14 hari = 200mg 1 x sehari
Setelah 14 hari dan tidak ada ruam kulit : 200 mg 2 x
sehari
52
d4T
30mg 2 x sehari
TDF
300mg 1 x sehari
EFV
600mg 1 x sehari (malam)
53
Toksisitas ARV
Konsentrasi
efisien ARV
ARV under dosis = mutasi =
menyebabkan resistensi
Jam 7 pagi
Jam 7 malam
Jam 7 pagi
54
55
Efek samping
Tatalaksana
Zidovudine
Mual, anemia
Pantau Hb (minggu 2, 4,
tiap 3-6 bulan)
Lamivudine
Tidak banyak
Nevirapine
Hepatotoksisk
Efavirenz
Tenofovir
Protease
Inhibitor
Gagal Klinis:
Kembali ke stadium 4
Muncul PPE (kriteria MSF)
Gagal imunologis
CD4 turun 50% dari yang pernah tertinggi
CD4 tidak pernah lebih dari 100 sel/mmk
Gagal virologis
Muncul kembali virus dalam jumlah 5000 copies
setelah mengalami undetected levels of viremia
S U B ST IT UT E
Alasan Substitusi
Toksisitas/Efek samping
Hamil
Risiko Hamil
TB baru
Ada obat baru
Stok obat habis
70
Toksisisitas Obat
72
TB baru
73
74
75
Substitusi
ABC
Reaksi Hipersensitifitas
Asidosis laktat
AZT
d4T
TDF
Asidosis laktat
Lipoatrofi / sindrom metabolik
Peripheral neuropathy
EFV
NVP
Hepatitis
Reaksi Hipersensitifitas
Ruam kulit berat atau mengancam jiwa (Sindrom
Stevens-Johnson) g
a Singkirkan
malaria pd daerah malaria yg stabil, anemi berat (grade 4) adalah Hb < 6.5 g/dl
adalah jika jumlah netrofil < 500 /mm3 (grade 4).
c Yaitu intoleransi gastrointestinal berat dan refrakter yg mencegah ingesti rejimen obat ARV (mis. Mual dan muntah persisten).
d Pd keadaan ini restart ART tidak termasuk d4T atau AZT. Lebih disukai TDF atau ABC.
e Substitusi d4T tidak memperbaiki lipoatrofi.
f mis. Halusinasi persisten atau psikosis.
g Ruam kulit berat adalah ruam kulit ekstensif dgn deskwamasi, angioedema, atau reaksi menyerupai serum sickness; atau ruam kulit dgn gejala konstitusi seperti
demam, lesi mulut, blistering, facial oedema, atau conjunctivitis; sindrom Stevens-Johnson dapat mengancam jiwa. Untuk ruam kulit yang mengancam jiwa, substitusi
dgn EFV tdk dianjurkan, meskipun hal ini telah dilaporkan pd sejumlah kecil pasien di Thailand tanpa kekambuhan ruam kulit.
h Klas PI harus dicadangkan untuk terapi lini ke-2 karena tdk ada rejimen yang poten yang diketahui setelah gagal awal pada PI.
b Netropeni
76
77
78
S W I T C H
Alasan Switch
Gagal Pengobatan secara Klinis
Gagal Pengobatan secara Imunologis
Gagal Pengobatan secara Virologis
80
Gagal Klinis a
Gagal Virologis
a. Kejadian ini harus dibedakan dengan immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
b. Keadaan tertentu stad 3 WHO (mis. TB paru, infeksi bakteri yg berat), bukan merupakan indikasi gagal
terapi, sehingga tdk perlu terapi dgn lini ke-2;
c. Beberapa keadaan stad 4 WHO ( EPTB: limfadenitis TB, peny. TB pleura yg tdk berpenyulit, kandidiasis
esofagus, pneumoni bakteri rekurens) bukan merupakan indikasi gagal terapi, sehingga tdk perlu terapi
dgn lini ke-2;
d. Tanpa infeksi yg terjadi bersamaan yg menyebabkan pe an jumlah CD4.
e. Beberapa pakar mengatakan bahwa mungkin lebih sesuai jika jumlah CD4 yg persisten <50/mm3
setelah 12 bulan dgn ART.
f. Jumlah VL yg optimal yang mengharuskan switch ART tdk diketahui. Tetapi, jumlah > 5.000 copies/ml
berkaitan dengan progresi klinis dan dapat dinilai akan menurunkan jumlah CD4.
81
Kegagalan Terapi
Bila dipakai kriteria klinis dan/atau kriteria CD4
saja telah ada mutasi yang resisten sebelumnya,
dan menutup kemungkinan penggunaan komponen
NRTI dari rejimen alternatif, karena ada resistensi
silang dalam satu golongan obat (drug class crossresistance)
83
84
9%
8%
6%
6%
5%
4%
2%
0%
2006
2007
2008
2009
2010
85
Protease Inhibitor
TDF + 3TC
Untuk pasien
dengan terapi
lini 1 d4T atau
AZT
ABC + ddI
ATAU
Untuk pasien
dengan terapi
lini 1 TDF
86
LPV/r
ATAU
AZT + 3TC
ATAU
ATV/r
[A-II]
d4T + ddI a - Obat2 tsb memiliki toksisitas yg saling tumpang tindih [A-II]
TDF + 3TC + ABC b rejimen ini menimbulkan mutasi K65R dan insidens tinggi
akan gagal virologis yang awal [A-III]
TDF + 3TC + ddI c rejimen ini menimbulkan mutasi K65R dan insidens tinggi akan
gagal virologis yang awal [A-III]
TDF + ddI + NNRTI d - rejimen ini berkaitan dengan insidens tinggi akan gagal
virologis yang awal [A-III]
a. Didanosine (ddI) adalah adenosine analogue NRTI yang biasanya dicadangkan utk rejimen lini ke-2
b. Data dari penelitian klinis pd dewasa dari kombinasi TDF + ABC + 3TC menunjukkan tingginya kegagalan virologis dan resistensi terhadap
obat. Berdasarkan keadaan tsb. Dan kurangnya data klinis, tulang punggung NRTI ini jangan digunakan untuk pengobatan pasien nave. Laporan
lain mengatakan bahwa ABC dan TDF menimbulkan mutasi K65R, yang menurunkan kerentanan terhadap ke-2 obat.
c. Penelitian percobaan menghasilkan insidens tinggi akan mutasi K65R dan gagal virologis
d. Penggunaan TDF + ddI dgn boosted PI dapat dipertimbangkan dgn hati2 dan monitoring ketat sampai ada lebih banyak data [B-IV]. Dosis ddI
87
harus disesuaikan dgn berat badan jika digunakan bersama dgn TDF utk mengurangi risiko toksisitas
88
S T O P
Alasan Stop
Toksisitas/Efek samping
Hamil
Gagal Pengobatan
Adherence buruk
Sakit / MRS
Stok obat habis
Kekurangan Biaya
Keputusan pasien
90
2006
Kondisi lain
Jumlah
CD4
TB
Wanita
hamil
Hep B
<200
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
201-350
Mungkin
Ya
Ya
Ya jika
stadium 3
>350
Ya
2010
Stadium Klinis
Kondisi lain
Jumlah
CD4
TB
Wanita
Hamil
Hep B
<200
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
201-350
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
>350
Ya
Ya
Ya
Ya jika
stadium 3
Ya
NRTI
- Toksisitas mitokondria
- Asidosis laktat / Toksisitas hepar
NNRTI
- ruam kulit
- hepatitis
NRTI
ZDV
Anemi, netropeni
Mual, muntah
Sakit kepala
myopathy
3TC
Sedikit efek samping
d4T
Neuropati perifer
Pankreatitis
Lipodistrofi (efek samping jangka panjang)
NNRTI
NVP
Ruam kulit berat
Hepatitis
EFV
SSP
Teratogenik (jangan diberikan pada usia muda
dalam usia reproduksi tanpa metode KB yg
aman)
Monitoring Klinis
Penilaian dasar:
Monitoring Klinis
Monitoring terus menerus (lanjutan)
Resolusi gejala dan tanda menunjukkan efektifitas
ART
Menetap (persisten), kambuh atau perburukan
menunjukkan kurangnya efektifitas ART,
pertimbangkan mengubah rejimen ART
Menilai dan memperkuat pentingnya adherence
yang ketat
Penilaian gejala langsung mengenai kemungkinan
toksisitas ART
Monitoring Klinis
Catatan:
Klinisi harus selalu menyadari bahwa
gejala klinis yang baru mungkin
berkaitan dengan immune reconstitution
syndrome (IRIS)
Monitoring Laboratorium
Monitoring ART
Petanda imunologi dan virologi
Toksisitas
NRTI
NNRTI
PI
Darah lengkap
Serum amilase
Serum trigliserida
Glukosa darah
Variasi CD4
Lebih rendah (30%) pada pagi hari
Korelasi terbalik dengan cortisol
Musim: lebih rendah pd musim panas
(200/ul)
Sensitif terhadap infeksi
TB menurunkan CD4
Stadium 3
atau 4
Status ODHA
Jadwal follow-up
Wanita hamil
Post-partum
atau menyusui
Orang dewasa
lain
Pasien TB yang
diobati
Semua pasien
TERIMA KASIH