Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

VARISES VAGINA PADA KEHAMILAN

Disusun oleh :
NOVIANA INDAH SULISTYOWATI
1161050179

Pembimbing :
Dr. R. Pandji Setiawan, SpOG

KEPANITERAAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 25 JULI 2016 1 OKTOBER 2016
JAKARTA 2016

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang
berjudul VARISES VAGINA PADA KEHAMILAN yang merupakan salah satu syarat untuk
menempuh kepaniteraan klinik bagian ilmu kandungan dan kebidanan.
Di dalam penyusunan referat ini penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki, tetapi penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. R.
PandjiSetiawan, SpOG berkat bantuan dan bimbingan dalam penyusunan referat ini, sehingga
penyusunan referat ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari sempurna.

DAFTAR ISI

BAB I. Pendahuluan ..1


BAB II. Tinjauan Pustaka . 2
2.1. Definisi ...2
2.2. Anatomi Vaskularisasi Vagina .....2
2.3. Faktor Predisposisi .3
2.4. Patofisiologi ...3
2.5. Gambaran Klinis Varises Vagina..4
2.6. Diagnosis ...4
2.7. Penatalaksanaan ....6
2.8. Prognosis ...7
BAB III. Kesimpuan ....8
Daftar Pustaka ..9

BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan baik fisiologis maupun patologis pada
tubuh ibu hamil. Baik perubahan di luar tubuh maupun di dalam tubuh. Pada luar tubuh
biasanya adalah sebuah manifestasi yang di hasilkan oleh perubahan yang dialami di
dalam tubuh itu sendiri. Perubahan biasanya dirasakan mulai pada awal kehamilan atau
trimester pertama kehamilan sampai pada akhir kehamilan atau trimester tiga kehamilan.
Perubahan di dalam tubuh ibu hamil meliputi, perubahan hormonal, fisik, hematologi,
persarafan dan perubahan pada setiap organ ibu hamil.
Perubahan hormonal sering menjadi pokok perubahan dari komponen yang lain,
hormone estrogen dan progesterone mampu mempengaruhi hormone kehamilan yang lain
yang dapat menyebabkan manifestasi dalam kehamilan.
Manifestasi yang timbul pada fisik ibu hamil juga ikut dipengaruhi oleh hormone
estrogen dan progesterone,seperti,perubahan payudara, berat badan, kulit dan organ
reproduksi.
Selain perubahan fisik, hormone kehamilan juga mempengaruhi system hematologi
pada ibu hamil, mulai dari fungsi endotel pembuluh darah, perubahan katup pada
pembuluh darah, konsentrasi hemoglobin dan hematocrit. Serta masih banyak manifestasi
lain yang ditimbulkan.
Perubahan hematologi yang didasari oleh perubahan hormonal, dapat menyebabkan
manifestasi fisik secara langsung salah satu contohnya adalah vaises vagina pada
kehamilan, didasari dari adanya perubahan hormone estrogen dan progesterone yang
menyebabkan hipervaskularisasi yang mengakibatkan pembuluh darah alat genital
melebar. Peningkatan kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah
dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Varises adalah kelainan pada pelebaran pembuluh darah vena yang berfungsi
mengangkut darah sisa metabolism dari seluruh tubuh ke jantung.
Varises vagina, secara definisi sama dengan varises pada tempat lain, hanya lokasi
anatomi yang berbeda dengan varises pada tempat lain.

2.2 Anatomi Vaskularisasi Vagina


Vagina mempunyai banyak vaskularisasi. Bagian proksmal (1/3 bagian atas)
divaskularisasi oleh cabang arteri uterine dan 1/3 bagian tengah divaskularisasi oleh arteri
vaginalis, dan bagian distal (1/3 bagian bawah) divaskularisasi oleh arteri hemoroidalis
media dan arteri pudendus. Arteri vaginalis dapat berasal secara bervariasi dari arteri
uterine, vesikalis inferior dan secara langsung berasal dari arteri iliaka interna. Pada
masing-masing tingkat, suplai vaskularisasi dari tiap sisi beranastomosis pada dinding
vagina posterior dan inferior dengan pembuluh darah kolateral yang sesuai. Pleksus vena
yang luas mengelilingi vagina dan mengikuti perjalanan arteri.

2.3 Faktor Predisposisi


1. Faktor kehamilan
Terjadi perubahan bertambahnya berat beban tubuh karena kehamilan,
bertambahnya volume darah saat kehamilan, tekanan tersebut dapat menyebabkan aliran
darah melambat dan kerusakan katup vena.
2. Faktor Hormonal

Selama masa kehamilan banyak perubahan fisik yang dipengaruhi oleh hormone
estrogen dan progesterone, kedua hormone tersebut saling mempengaruhi keadaan fisik
ibu hamil secara keseluruhan. Varises vagina, dipengaruhi oleh peningkatan dari hormone
peogesteron dan estrogen. Peningkatan hormone progesterone selama masa kehamilan
dapat menyebabkan, dilatasi dinding vena dan berkurangnya elastisitas dinding vena,
sedangkan perubahan hormone estrogen dapat menyebabkan relaksasi otot polos,
perlunakan jaringan kolagen sehingga dapat menyebabkan meningkatnya densibilitas.
Selain itu pada pembuluh darah akan terjadi meningkatnya permeabilitas kapiler dan
timbulnya oedem.
3. Latihan Fisik
Latihan fisik, sangat penting diperhatikan, karena mampu menjaga kesehatan tubuh
ibu hamil secara umum. Selain itu,laihan fisik yang teratur dapat menstimulasi kelancaran
sirkulasi darah, melatih kekuatan tonus otot, dan membantu mencegah terjadinya varises
vena.
2.4 Patofisiologi
Perubahan hormonal dan perubahan berat beban tubuh masih menjadi penyebab
utama dalam proses terjadinya varises pada vagina saat kehamilan. Peningkatan
hormone progesterone dan estrogen selama masa kehamilan disebutkan mempengaruhi
keadaan katup pada pembuluh darah vena, dilatasi dinding pembuluh darah dan
kurangnya elastisitas pembuluh darah vena. Sehingga aliran darah dari vena menuju
jantung terhambat. Selain itu, perubahan berat beban tubuh ibu selama masa kehamilan
juga berpengaruh. Berat badan yang semakin bertambah juga meningkatkan tekanan
hidrostatik pembuluh darah vena. Pertumbuhan janin yang menyebabkan pembesaran
uterus dan tekanan kepala janin pada rongga pelvis dapat menekan vena iliaka dan
menyebabkan obstruksi aliran balik vena menuju jantung. Selain itu, tekanan tersebut
juga mampu menyebabkan aliran darah melambat dan kerusakan katup vena.
Di dalam kompartemen otot, vena akan mengalirkan darah naik ke atas melawan
arah gravitasi dibantu oleh adanya kontraksi otot yang menghasilkan suatu mekanisme
pompa otot. Pompa ini akan meningkatkan tekanan dalam vena, yang akan menimbulkan
distensi pada vena dan menyebabkan perubahan bentuk menjadi berkelok kelok.
Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya kegagalan katup katup
lainnya. Peningkatan tekanan yang berlebihan di dalam system vena superfisial akan
menyebabkan dilatasi vena secara local.

2.5 Gambaran Klinis Varises Vagina


1.

Muncul pelebaran pembuluh darah yang berkelok kelok.

2.

Perubahan warna kulit (hiperpigmentasi) di sekitar tempat varises.

2.6 Diagnosis
Inspeksi dilakukan dari distal ke proksimal dan dari depanke belakang. Region
perineum, pubis dan sekitar iliaca. Terlihat adanya distensi pembuluh darah vena.
Palpasi pada seluruh permukaan kulit untuk mengetahui adanya dilatasi vena.
Selain itu palpasi juga membantu menemukan keadaan vena norman dan abnormal.
Setelah dilakukan perabaan, dapat diidentifikasi adanya kelainan vena. Nyeri yang
dirasakan saat palpasi kemungkinan adanya penebalan, pengerasan dan thrombosis
vena.
Pemeriksaan penunjang, tujuannya untuk mengidentifikasi dan memetakan
seluruh area yang mengalami obstruksi dan refluks dalam system vena superfisisal
dan vena peofunda.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu venografi dengan kontras, MRI, MRV
dan USG color flow dupleks.
USG dupleks merupakan pemeriksaan imaging standar yang digunakan untuk
diagnosis sindrom insufisiensi varises dan untuk perencanaan serta pemetaan
preoprasi.
Pemeriksaan paling sensitive dan spesifik adalah dengan menggunakan Magnetic
Resonance Venography (MRV), ini dapat digunakan untuk pemeriksaan pada kelainan
pada system vena profunda dan vena superfisialpada tungkai bawah dan pelvis.

(USG color flow duplex )

MRV vulvar varicose

2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk varises vagina pada kehamilan dibedakan menjadi dua,
diantaranya non operatif dan operatif.
Non operatif yang paling baik dilakukan adalah melakukan latihan fisik dengan teratur,
melakukan program jalan kaki setiap hari. Tidak berarti para ibu hamil harus menyisihkan

waktu ber jam-jam untuk melakukan latihan fisik di tempat gym, atau bahkan melakukan
latihan fisik secara khusus dan mahal.
Center Disease and Prevention (CDC) dan American College of Sports Medicine (ACSM)
merekomendasikan bahwa, latihan fisik yang lebih intens yang dilakukan selama 20 60
menit selama 3 5 hari per minggu menghasilkan kebugaran fisik pada level yang lebih
tinggi.
The American College of Obstetrics and Gynecologic (ACOG) menambahkan
rekomendasi bahwa ibu hamil harus melakukan latihan fisik seperti wanita yang sedang tidak
hamil dengan syarat bahwa tidak ada komplikasi selama kehamilan.
Pompa pada otot vagina, kaki dan sekitarnya selama berjalan kaki memberi tekanan
yang kuat untuk mengosongkan vena.
Latihan fisik juga membantu aliran darah menjadi normal, sehingga sirkulasi menjadi baik,
Selain penatalasanaan non operatif, dapat juga dilakukan dengan operatif,diantaranya :
1. Radio frekuensi ablasi
Tekhnik ablasi vena menggunakan kateter radiofrekuensi yang diletakkan dalam vena
untuk menghangatkan dinding pembuluh darah dan jaringan sekitar pembuluh darah.
Pemanasan ini menyebaban denaturasi protein, kontraksi kolagen dan penutupan vena.
Jumlsh energy yang diberikan di monitor melalui sensor termal yang diletakkan di dalam
pembuluh darah. Sensor ini mengatur suhu agar ablasi endotel terjadi.
2. Endovenous laser therapy
Salah satu pilihan terapi varises vena yang minimal invasive adalah dengan
endovenous laser theraphy (EVLT). Keuntungan yang didapat menggunakan pilihan terapi ini
adalah dapat dilakukan pada pasien poliklinis dibawah anestesi lokal. Prosedurnya EVLT
menggunakan fibre laser yang dimasukkan ke distal VSM sampai SFJ dibawah control USG.
EVLT tidak menyebabkan vena segera menjadi mengecil bila dibandingkan dengan
apabila FR ablation, tetapi vena akan mengecil secara gradual beberapa minggu sampai tidak
tampak setelah 6 bulan dengan pemeriksaan USG.

2.8 Prognosis Varises Vagina

Wanita hamil yang mengalami varises vagina, tidak selalu di indikasikan sectio caesar.
Wanita hami dengan varises vagina, masih dapat melakukan persalinan secara normal, namun
apabila varises menimbulkan manifestasi klinis yang mengganggu aktivitas selama sebelum
proses melahirkan, maka indikasi untuk sectio caesar dilakukan.

BAB III
KESIMPULAN
1. Varises vagina pada ibu hamil di sebabkan oleh perubahan hormon, beban pada uterus
yang semakin bertambah sesuai dengan pertumbuhan janin.
2. Perubahan hormon dapat mempengaruhi katup pembuluh darah vena dengan
mengurangi elastisitas dan menyebabkna ven amudah berdilatasi.
3. Pemeriksaan varises vagina dapat dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi dan
ditambah dengan pemeriksaan penunjang berupa USG color duplex dan MRV.
4. Tatalaksana untuk varises vagina dibagi menjadi dua, non operatif dan operatif. Untuk
ibu hamil tatalaksana non operatif dianjurkan melakukan latihan fisik secara teratur
seperti berjalan kaki setiap hari. Dan tatalaksana operatif dapat dilakukan dengan
radio frekuensi ablasi dan endovenous laser therapy.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Anda mungkin juga menyukai