Documents - Tips - Analisis Swot Perkelapasawitan Indonesia
Documents - Tips - Analisis Swot Perkelapasawitan Indonesia
OLEH :
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1. Analisis SWOT................................................................................................5
2. Membuat Analisis SWOT................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
1.
Strengths (Kekuatan).....................................................................................7
2.
Weaknesses (Kelemahan)..............................................................................9
3.
Opportunitties (Peluang)...............................................................................9
4.
Threats (Ancaman)......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
PENDAHULUAN
mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172
ton. Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat
terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang
melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR BUN).
TEORI
1. Analisis SWOT
Adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memutuskan
strategi
perusahaan.
Analisis
ini
didasarkan
pada
logika
yang
dapat
1. Strengths (Kekuatan)
-
penting.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa bisnis perkebunan kelapa
sawit lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan perkebunan tebu dan
karet karena rasio persentase biaya komoditas andalan Indonesia tersebut lebih
rendah dibandingkan yang lain yaitu dengan rasio persentase biaya setahun
yang lebih rendah jika dibanding dengan perkebunan karet dan tebu.
Gambaran total nilai produksi untuk tanaman sawit per tahun per hektar
sebesar Rp17 juta, sementara biaya produksi hanya berkisar 57,05 persen atau
senilai 9,7 juta per hektar. Sedangkan karet memiliki nilai total produksi
sebesar Rp12,9 juta dan untuk biaya produksi mencapai 71,54 persen atau
senilai Rp9,2 juta. Dan untuk tebu, nilai total produksi sebesar Rp31 juta, dan
biaya produksi Rp24,2 juta atau 77,98 persen. Sehingga berdasarkan data
tersebut kegiatan usaha kelapa sawit secara relatif lebih menguntungkan
dibandingkan karet dan tebu. Dengan demikian diperkirakan akan semakin
5. Produk oleokimia yang berbahan baku minyak sawit lebih aman, karena
sifat dasarnya yang dapat dimakan dan ramah terhadap lingkungan dan
-
Produksi
(juta ton
metrik)
Ekspor
(juta ton
metrik)
Ekspor
(dalam USD
milyar)
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
19.2
19.4
21.8
23.5
26.5
27.0
31.0
31.5
15.1
17.1
17.1
17.6
18.2
21.2
20.0
19.5
15.6
10.0
16.4
20.2
21.6
19.0
21.0
Sumber: Food and Agriculture Organization of the United Nations, Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki)
and Indonesian Ministry of Agriculture
2. Weaknesses (Kelemahan)
-
Indonesia.
Terbitnya beberapa regulasi baru yang akan berdampak pada pengembangan
industri sawit seperti PP 71/2014 tentang pengelolaan lahan gambut, UU
18/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, dan lainlain.
3. Opportunitties (Peluang)
-
maupun nonpangan
Perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah yang mendukung
INDONESIA
Menurut Derom Bangun, proyeksi kebutuhan minyak nabati dunia pada tahun
2020 bergantung kepada CPO Indonesia, Pada 2020, tingginya kebutuhan
minyak nabati dunia merupakan peluang Indonesia untuk mengisi permintaan.
Mengingat dengan jumlah produksi CPO 38 juta ton, Indonesia akan
mengungguli negara produsen minyak sawit lain. Artinya, Indonesia dapat
memainkan peranan dan nilai tawar produk sawitnya di luar negeri.
4. Threats (Ancaman)
-
Isu negatif (black campaign) terhadap produk CPO Indonesia akibat dari
global warming Adanya pesaing yang kuat yaitu Malaysia2. Kompetisi dengan
produsen minyak nabati 3. lainnya Lemahnya koordinasi antara lembaga-4.
lembaga pemangku kepentingan Stabilitas politik, keamanan dan 5.
-
duty.
Kasus kebakaran lahan masih menjadi ancaman karena masalah kebakaran
lahan diproses hukum dianggap sebagai masalah pidana.
DAFTAR PUSTAKA
http://tehnikbudidayakelapasawit.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-perkembangantanaman-kelapa.html
http://tehnikbudidayakelapasawit.blogspot.co.id/2011/09/prospek-minyak-kelapasawit.html
http://www.investasikelapasawit.com/
9
http://www.sawitindonesia.com/kinerja/2020-kebutuhan-minyak-nabati-duniabergantung-kepada-cpo-indonesia
http://jma.mb.ipb.ac.id/uploads/pdf/25April2014_jauhar.pdf
http://www.gapki.or.id/Page/PressReleaseDetail?guid=dd997bd7-efbe-4ef7-aace192e71eac097%20%20
http://www.gin.web.id/index.php/component/k2/206-prospek-hilirisasi-industriminyak-sawit-nasional-dengan-dukungan-penelitian-dan-pengembangan
10