NPM. 230110150154
NPM. 230110150152
NPM. 230110150138
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................... iii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 2
1.3 Manfaat .......................................................................................... 2
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi Ikan Lele ............................. 3
2.2 Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan Lele ...................................... 7
III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu ......................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 8
3.3 Prosedur.......................................................................................... 9
IV
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3.
4.
Judul
Halaman
Nomor
1.
2.
3.
4.
Judul
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada tahun 2000-an, pemerintah lewat BBPBAT melakukan penelitian
untuk meningkatkan kembali kualitas lele dumbo. Dengan menggunakan metode
silang balik (back cross) ternyata lele dumbo bisa diperbaiki kualitasnya. Kawin
silang balik yang dilakukan BBPBAT adalah mengawinkan indukan betina
generasi ke-2 atau biasa disebut F2 dari lele dumbo yang pertama kali
didatangkan pada tahun 1985, dengan indukan jantan lele dumbo F6.
Perkwainannya melalui dua tahap, pertama mengawinkan indukan betina F2
dengan indukan jantan F2, sehingga dihasilkan lele dumbo jantan F2-6. Kemudian
lele dumbo F2-6 jantan ini dikawinkan lagi dengan indukan F2 sehingga
dihasilkan ikan lele Sangkuriang. Proses penelitian ikan lele Sangkuriang
memakan waktu yang cukup lama. Dua tahun setelah itu benih lele Sangkuriang
baru diperkenalkan secara terbatas. Pengujian dilakukan pada tahun 2002-2004 di
daerah Bogor dan Yogyakarta. Baru pada tahun 2004, dikeluarkan Keputusan
Menteri Kelautan tentang pelepasan varietas ikan lele Sangkuriang kepada publik.
Perbandingan yang paling mencolok antara ikan lele dumbo dengan ikan lele
Sangkuriang antara lain, adalah kemampuan bertelur (fekunditas) ikan lele
sangkuriang yang mencapai 40.000-60.000 per kg induk betina dibanding lele
dumbo yang hanya 20.000-30.000, derajat penetasan telur dari ikan lele
sangkuriang lebih dari 90% sedangkan lele dumbo lebih dari 80%.
Hal yang melatarbelakangi dari praktikum kali ini yang menggunakan
sampel ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yaitu diharapkan mahasiswa
program studi Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran dapat mengerti, memahami, serta dapat membedakan ciri yang
ditunjukan oleh ikan kembung baik itu dari kelas, famili, ataupun ordonya dengan
ikan jenis lainnya, serta dapat membedakan ikan dengan jenis tulang sejati dan
tulang rawan juga habitat dari ikan yang hidup di darat dan di laut. Maka dari itu,
praktikum iktiologi dengan sampel ikan yang berbeda habitatnya dapat membuat
mahasiswa lebih memahami lagi berbagai jenis ikan meskipun hanya dilihat
sekilas.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum iktiologi yang dilaksanakan pada kali ini dengan
menggunakan sampel ikan lele (Clarias gariepinus) yaitu:
A.
B.
C.
D.
E.
F.
1.3
Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan praktikum
iktiologi
pada kali ini dengan menggunakan sampel ikan lele (Clarias gariepinus) yaitu:
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
2.1
dari ikan lele yang dijadikan sampel dalam praktikum kali ini.
A. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang
: Chordata
: Pisces
: Teleostei
: Ostariophysi
: Siluroidae
: Claridae
: Clarias
:
Clarias
gariepinus
(Lukito, 2002).
Menurut Djoko (2006) ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk badan yang
berbeda dengan jenis ikan lainya. Seperti ikan mas, gurami dan tawes. Alat
pernafasan lele sangkuriang berupa insang yang berukuran kecil sehingga lele
sangkuriang sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan oksigen.
permukaan.
Alat pernafasan tambahan terletak di rongga insang bagian atas, alat berwarna
kemerahan penuh kapiler darah dan mempunyai tujuk pohon rimbun yang
sirip dada.
Sirip dada yang keras disebut patil (Khairuman dan Amri, 2009).
C. Anantomi Ikan Lele Sangkuriang
d. Sistem otot
Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian
tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan horizontal akletogeneous
septum. Dibagian
permukaan
selaput
ini
terdapat
urat
daging
yang
dengan jenisnya, namun demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri yang
sama. Morfometrik adalah ukuran yang berhubungan dengan ukuran panjang,
lebar, tinggi, dari tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan. Bagian tubuh ikan yang
biasanya diukur yaitu, panjang total, panjang baku, panjang kepala, panjang
predorsal, panjang batang ekor, tinggi badan, tinggi batang ekor, tinggi kepala,
lebar kepala, lebar badan, panjang hidung, panjang bagian kepala di bagian mata,
lebar ruang antar mata, diameter mata, panjang rahang atas, panjang rahang
bawah, lebar bukaan mulut, tinggi di bawah mata, panjang dasar sirip punggung,
panjang dasar sirip anal, tinggi sirip punggung, panjang sirip dada, dan panjang
sirip perut. Ukuran yang diberikan untuk di identifikasi pada ikan ini hanyalah
ukuran mutlak (cm) dan ukuran perbandingan yang berupa kisaran angka saja
(Saanin, 1968).
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran
bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan perhitungan
jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Bagian tubuh ikan yang di
ukur berdasarkan ciri meristik yaitu Jari-jari keras, Jari-jari lunak, Perumusan
sirip, dan jumlah tapis insang.
BAB III
METODOLOGI
1
Prosedur
A. Dalam praktikum ini tata tertib dan peraturan yang berlaku untuk
praktikum dan penggunaan laboratorium, berlaku pula untuk praktikum
iktiologi.
B. Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus sudah membaca buku
Petunjuk Praktikum dan mengetahui apa yang akan dikerjakan. Pustaka
lain yang dianjurkan sebaiknya dibaca pula.
C. Alat-alat praktikum yang dibawa sendiri dan disediakan dosen/asisten
disiapkan di meja masing-masing. Periksa dan laporkan bila ada alat yang
kurang atau rusak.
D. Bahan praktikum yang disediakan diambil dan diletakkan pada baki
preparasi preparat diletakkan lateral dengan bagian kepala atau anterior di
10
sebelah kiri. Jika dilihat dorsal datau ventral, bagian anterior harus tetap di
sebelah kiri. Beberapa preparat harus dilihat frontal
E. Pada tanggal 18 April 2016, ikan yang dipergunakan untuk praktikum
yaitu ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). hal yang dilakukan
adalah perhitungan morfometrik, yaitu total length, fork length, standard
length, head length, snout length, orbit diameter, caudal peduncle length,
body depth, dorsal fin length, dorsal fin base, pectoral fin length, ventral
fin length, anal fin length, anal fin base. Jumlah sirip lunak, keras, dan
lunak mengeras juga dihitung mulai dari sirip dorsal, sirip pectoral, sirip
anal, sirip ventral, dan sirip caudal. Setelah itu, dihitung panjang misai,
jumlah misai, bentuk mulut, letak mulut, bentuk sirip caudal. Setelah
perhitungan selesai dilaksanakan, kemudian data yang didapat dimasukkan
kedalam logbook, setelah itu digambar di logbook, mulai dari ikan utuh
sampai bagian-bagian nya per satuan.
F. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah membedah ikan dan melaksanakan
perhitungan meristic mulai dari menghitung panjang usus, panjang
lambung, jumlah insang, gonad, dan bagian tubuh ikan yang lainnya,
kemudian data yang didapat dimasukkan kedalam logbook, setelah itu
digambar di logbook, mulai dari ikan utuh sampai bagian-bagian nya per
satuan.
G. Data yang sudah didapat dilengkapi dan dirapihkan.
H. Gambar-gambar dibuat dengan menggunakan pensil, harus jelas meskipun
sederhana tapi mudah dimengerti, dan garis-garis gambar harus tegas.
I. Hasil dokumentasi pada saat pelaksanaan praktikum dilampirkan dalam
logbook dan laporan akhir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Kelas
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelas Perikanan B
Kelompo
k
Nama Spesies
Nama lokal
BB
(gram)
1
2
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
102.13
94.68
TL
SL
BD
26.
3
25
24.8
23
3.3
2.8
12
Clarias gariepinus
103.18
Clarias gariepinus
99.73
5
6
7
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
102.09
95.61
99.09
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
95
10
11
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
100
103
12
13
14
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
88
84
86
15
Clarias gariepinus
106
16
Clarias gariepinus
103.66
17
18
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
99.8
92.35
19
Clarias gariepinus
99.8
20
21
22
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
99.8
115.01
95.26
23
Clarias gariepinus
99.96
94.18
27.
2
24.
5
25.
5
25
25
25.
5
24.
6
26.
8
27
25.
5
25
24
25.
2
25.
7
24.
7
23
24.
7
24.
7
25
24
25.
8
23.5
22.5
22
21
21.5
2.8
2.5
2.6
20
3.5
21.2
2.7
23
21
3
3
23
22
21.5
2.8
3
3
22.5
3.5
22.3
21.3
20
3.3
2.1
21.3
3.3
21.3
20.5
20.5
3.3
3
3
22.4
2.5
13
14
Pembahasan Khusus
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, kelompok 19, menyatakan
bahwa jenis lele yang digunakan sebagai sampel praktikum yaitu ikan lele
sangkuriang (Clarias gariepinus). Hal ini didasarkan pada beberapa aspek yang
telah ditinjau, seperti jumlah filament insang, jumla jari sirip pada sirip dorsal,
pectoral, ventral, anal dan caudal. Semua hal yang telah ditinjau tersebut memiliki
kemiripan antara sampel ikan lele praktikum dengan jenis ikan lele sangkuriang.
15
Ikan lele kelompok 19, memiliki panjang tubuh 24,7 cm dengan bobot 99,8 gram.
Tentunya, ikan lele kelompok kami belum siap memijah karena dilihat dari
gonadny amasih sangat kecil dan terlihat belum matang. Selain itu, ikan lele
kelompok kami juga bisa dijadikan konsumsi dan siap untuk diolah menjadi pecel
lele dll. Hal ini dikarenakan permintaan pasar untuk pengolahan pecel lele
memerlukan ikan yang masih berukuran kecil yaitu kira kira 1 kg berjumlah 10
ekor ikan lele.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum iktiologi yang dilaksanakan pada kali ini
dengan
menggunakan sampel ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yaitu:
A. Morfologi ikan lele.
Morfologi dari ikan lele sangkuriang hampir sama dengan kebanyakan
ikan spesies lainnya, namun yang membedakan ikan lele ini memiliki patil
di sirip pektoralnya dan lendir yang menyelimuti tubuhnya
B. Anatomi ikan lele.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bagianbagian anatomi dari ikan lele sebagai sampel nya yaitu: mata, mulut,
operculum, insang, usus, gonad, hati, ginjal, arborescent, anal dan empedu
yang kesemuanya itu berhubungan dengan sistem pernafasan, sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, dan sistem otot. Hal yang paling khas
dari ikan lele ini yaitu memiliki alat bantu pernafasan yaitu arborescent
sehingga ikan lele dapat mengambil oksigen di permukaan.
C. System morfometrik dari ikan lele.
Hal yang dihitung yaitu total length, standard length, head length, snout
length, orbit diameter, body depth, dorsal fin length, dorsal fin base,
pectoral fin length, ventral fin length, anal fin length, anal fin base. Jumlah
sirip lunak, keras, dan lunak mengeras juga dihitung mulai dari sirip
16
dorsal, sirip pectoral, sirip anal, sirip ventral, dan sirip caudal. Setelah itu,
dihitung panjang misai, jumlah misai, bentuk mulut, letak mulut, bentuk
sirip caudal, bentuk sisik, dan jumlah linea lateralis (gurat sisi).
D. Sistem meristic pada ikan kembung.
Hal yang dihitung yaitu panjang usus, panjang lambung, jumlah insang,
gonad, dan bagian tubuh ikan yang lainnya.
5.2
Saran
Saran yang dapat disampaikan dari kelompok 19 yaitu:
A. Dalam pembuatan laporan akhir ini masih memiliki banyak kekurangan
sehingga kami sebagai anggota kelompok 19 masih mengaharapkan
arahan dan perbaikan agar tidak terdapat kesalahan yang sama dalam
pembuatan laporan akhir selanjutnya.
B. Dalam menjelaskan materi, diharapkan
menjelaskan
dengan
sejelas
jelasnya
asisten
agar
laboratorium
tidak
terjadi
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan menghitung morfometrik ikan lele
19