Anda di halaman 1dari 19

1

IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias gariepinus)

LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGI

Kelompok 19/ Lab. Akuakultur/ Perikanan B


ABDURRAHMAN FARIS
DONNY SAMUDRA
SINDI HANDAYANTI

NPM. 230110150154
NPM. 230110150152
NPM. 230110150138

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016

DAFTAR ISI

BAB

Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................... iii

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 2
1.3 Manfaat .......................................................................................... 2

II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi Ikan Lele ............................. 3
2.2 Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan Lele ...................................... 7

III

METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu ......................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 8
3.3 Prosedur.......................................................................................... 9

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Data Kelas............................................................................. 11
4.2 Pembahasan Umum........................................................................ 13
4.3 Pembahasan Khusus....................................................................... 13

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan..................................................................................... 15
5.2 Saran............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 17
LAMPIRAN........................................................................................ 18

DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3.
4.

Judul

Halaman

Hasil Pengamatan Kelas Perikanan B................................................... 11


Hasil Olah Data Morfometrik............................................................... 11
Hasil Olah Data Frekuensi Relatif........................................................ 12
Hasil Olah Data Interval....................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR

Nomor
1.
2.
3.
4.

Judul

Halaman

Ikan Lele Sangkuriang.......................................................................... 3


Morfologi Ikan Lele Sangkuriang........................................................ 4
Anatomi Ikan Lele Sangkuriang........................................................... 5
Grafik Data Hasil Ikan Lele kelas B..................................................... 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pada tahun 2000-an, pemerintah lewat BBPBAT melakukan penelitian
untuk meningkatkan kembali kualitas lele dumbo. Dengan menggunakan metode
silang balik (back cross) ternyata lele dumbo bisa diperbaiki kualitasnya. Kawin
silang balik yang dilakukan BBPBAT adalah mengawinkan indukan betina
generasi ke-2 atau biasa disebut F2 dari lele dumbo yang pertama kali
didatangkan pada tahun 1985, dengan indukan jantan lele dumbo F6.
Perkwainannya melalui dua tahap, pertama mengawinkan indukan betina F2
dengan indukan jantan F2, sehingga dihasilkan lele dumbo jantan F2-6. Kemudian
lele dumbo F2-6 jantan ini dikawinkan lagi dengan indukan F2 sehingga
dihasilkan ikan lele Sangkuriang. Proses penelitian ikan lele Sangkuriang
memakan waktu yang cukup lama. Dua tahun setelah itu benih lele Sangkuriang
baru diperkenalkan secara terbatas. Pengujian dilakukan pada tahun 2002-2004 di
daerah Bogor dan Yogyakarta. Baru pada tahun 2004, dikeluarkan Keputusan
Menteri Kelautan tentang pelepasan varietas ikan lele Sangkuriang kepada publik.
Perbandingan yang paling mencolok antara ikan lele dumbo dengan ikan lele
Sangkuriang antara lain, adalah kemampuan bertelur (fekunditas) ikan lele
sangkuriang yang mencapai 40.000-60.000 per kg induk betina dibanding lele
dumbo yang hanya 20.000-30.000, derajat penetasan telur dari ikan lele
sangkuriang lebih dari 90% sedangkan lele dumbo lebih dari 80%.
Hal yang melatarbelakangi dari praktikum kali ini yang menggunakan
sampel ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yaitu diharapkan mahasiswa
program studi Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran dapat mengerti, memahami, serta dapat membedakan ciri yang
ditunjukan oleh ikan kembung baik itu dari kelas, famili, ataupun ordonya dengan
ikan jenis lainnya, serta dapat membedakan ikan dengan jenis tulang sejati dan
tulang rawan juga habitat dari ikan yang hidup di darat dan di laut. Maka dari itu,
praktikum iktiologi dengan sampel ikan yang berbeda habitatnya dapat membuat
mahasiswa lebih memahami lagi berbagai jenis ikan meskipun hanya dilihat
sekilas.

1.2

Tujuan
Tujuan dari praktikum iktiologi yang dilaksanakan pada kali ini dengan
menggunakan sampel ikan lele (Clarias gariepinus) yaitu:
A.
B.
C.
D.
E.
F.

1.3

Mengidentifikasi morfologi ikan lele.


Mengidentifikasi anatomi ikan lele.
Mengidentifikasi sistem morfometrik dari ikan lele.
Mengidentifikasi sistem meristic pada ikan lele.
Mengidentifikasi sistem otot pada ikan lele.
Mengidentifikasi kekerabatan ikan lele dengan spesies lain.

Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan praktikum
iktiologi
pada kali ini dengan menggunakan sampel ikan lele (Clarias gariepinus) yaitu:
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Mengetahui morfologi ikan lele.


Mengetahui anatomi ikan lele.
Mengetahui system morfometrik ikan lele.
Mengetahui system meristic pada ikan lele..
Mengetahui sistem otot pada ikan lele.
Mengetahui system pencernaan dari ikan lele.
Mengetahui kekerabatan ikan lele dengan spesies lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi Ikan Lele Sangkuriang


Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana klasifikasi, morfologi dan anatomi

dari ikan lele yang dijadikan sampel dalam praktikum kali ini.
A. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang

Gambar 1. Ikan Lele Sangkuriang


Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan
pelagis kecil yang sangat potensial di sektor perikanan. Klasifikasi ikan lele
sangkuriang (Clarias gariepinus) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai berikut:
Phylum
Kelas
Subkelas
Ordo
Subordo
Famili
Genus
Spesies

: Chordata
: Pisces
: Teleostei
: Ostariophysi
: Siluroidae
: Claridae
: Clarias
:
Clarias
gariepinus

B. Morfologi Ikan Lele Sangkuriang

Gambar 2. Morfologi Ikan Lele


Sebagaimana halnya ikan lele, lele sangkuriang (Clarias gariepinus)
memiliki ciri-ciri identik dengan lele dumbo sehingga sulit untuk dibedakan.

Ikan lele sangkuriang dikenal sebagai ikan berkumis atau catfish.


Tubuh ikan lele sangkuriang ini berlendir dan tidak bersisik serta memiliki

mulut yang relatif lebar yakni dari panjang total tubuhnya.


Ciri khas dari lele sangkuriang adalah adanya empat pasang sungut yang
terletak di sekitar mulutnya. Keempat pasang sungut tersebut terdiri dari dua
pasang sungut maxiral/ rahang atas dan dua pasang sungut mandibula/rahang
bawah (Lukito, 2002). Fungsi sungut bawah adalah sebagai alat peraba ketika

berenang dan sebagai sensor ketika mencari makan.


Sirip lele sangkuriang terdiri atas lima bagian yaitu sirip dada, sirip perut, sirip
dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Sirip dada lele sangkuriang dilengkapi
dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi untuk alat pertahanan diri

(Lukito, 2002).
Menurut Djoko (2006) ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk badan yang
berbeda dengan jenis ikan lainya. Seperti ikan mas, gurami dan tawes. Alat
pernafasan lele sangkuriang berupa insang yang berukuran kecil sehingga lele
sangkuriang sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan oksigen.

akibatnya lele sangkuriang sering mengambil oksigen dengan muncul ke

permukaan.
Alat pernafasan tambahan terletak di rongga insang bagian atas, alat berwarna
kemerahan penuh kapiler darah dan mempunyai tujuk pohon rimbun yang

biasa disebut arborescent organ.


Untuk memudahkan berenang, lele sangkuriang (Clarias gariepinus var)
dilengkapi sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip tunggal adalah sirip
punggung dan sirip ekor. Sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan

sirip dada.
Sirip dada yang keras disebut patil (Khairuman dan Amri, 2009).
C. Anantomi Ikan Lele Sangkuriang

Gambar 3. Anatomi Ikan Lele Sangkuriang


Karakteristik anatomi ikan lele sangkuriang di bawah ini adalah
karakteristik yang umum dan biasa dijumpai pada ikan lele sangkuriang pada
umumnya, namun ada juga sebagian kecil dari jenis ikan lele sangkuriang ini yang
tidak memiliki karakteristik anatomi seperti itu. Dari hasil praktikum yang telah
dilaksanakan, dapat diketahui bagian-bagian anatomi dari ikan lele sangkuriang
sebagai sampel nya yaitu: mata, mulut, operculum, insang, usus, gonad, hati,
ginjal, finlet, anal dan empedu yang kesemuanya itu berhubungan dengan sistem
pernafasan, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, dan sistem otot.
a. Sistem pencernaan

Menurut Fujaya, (2004). Langkah proses pencernaan makanan pada ikan


dimulai dari mulut dan rongga mulut, kemudian makanan digiling menjadi kecilkecil oleh gigi dan dibasahi oleh saliva, selanjutnya disalurkan melalui faring dan
esophagus, Pencernaan di lambung dan usus halus, dalam usus halus diubah
menjadi asaam-asam amino, monosakarida, gliserida dan unsur-unsur dasarnya
yang lain, absorbsi air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi
setengah padat (veses), kemudian veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
kloaka (bila ada) kemudian ke anus. Dalam mulut terdapat kelenjar-kelenjar
mucus, berfungsi untuk menghasilkan mucus sebagai pembasah dan pelicin
makanan.Alat mulut terdiri dari palatum keras dan lunak, diliputi oleh epitel
berlapis gepeng. Palatum keras adalah membran mukosa yang melekat pada
jaringan tulang, sedangkan palatum lunak mempunyai pusat otot rangka, fungsi
mulut adalah sebagai penerima makanan. Organ-organ didalam rongga mulut
antara lain: gigi, lidah, dan kelenjar ludah, (Murniyati, 2002). Pada ikan kembung
sendiri terdapat phyloric caeca yang berfungsi sebagai untuk mensekresikan
enzim yang membantu pencernaan, dapat berfungsi meneyerap makanan yang
dicerna, atau melakukan keduanya.
b. Sistem peredaran darah ikan lele
Merupakan peredaran darah tunggal, yang artinya darah hanya satu kali
mengalir melalui jantung. Darah masuk ke jantung melalui pembuluh balik yang
di tampung dalam satu tempat yang disebut sinus venosus, kemudian darah masuk
kedalam serambi dan bilik selanjutnya dipompa oleh bonggol arteri dan menuju
ke lengkung insang, maka selanjutnya akan terjadi pertukaran gas O2. Kemudian
darah mengalir kembali ke jantung malalui vena. (Mahardono , 1979).
c. Sistem pernafasan
Ikan lele dapat mengambil hawa dari udara karena mempunyai alat
pernapasan bantuan selain insang yang disebut arborescent yang bekerja seperti
paru-paru, ikan lele ini bila berada diluar air tidak segera mati, (Achjar, 1986).

d. Sistem otot

Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian
tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan horizontal akletogeneous
septum. Dibagian

permukaan

selaput

ini

terdapat

urat

daging

yang

menutupinya muscular superficialis yang banyak mengandung lemak karena


warna yang merah kehitaman. Otot merupakan pembentuk rangka. Otot berperan
dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot untuk
berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil.
2.2

Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan Lele


Susunan tubuh ikan yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai

dengan jenisnya, namun demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri yang
sama. Morfometrik adalah ukuran yang berhubungan dengan ukuran panjang,
lebar, tinggi, dari tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan. Bagian tubuh ikan yang
biasanya diukur yaitu, panjang total, panjang baku, panjang kepala, panjang
predorsal, panjang batang ekor, tinggi badan, tinggi batang ekor, tinggi kepala,
lebar kepala, lebar badan, panjang hidung, panjang bagian kepala di bagian mata,
lebar ruang antar mata, diameter mata, panjang rahang atas, panjang rahang
bawah, lebar bukaan mulut, tinggi di bawah mata, panjang dasar sirip punggung,
panjang dasar sirip anal, tinggi sirip punggung, panjang sirip dada, dan panjang
sirip perut. Ukuran yang diberikan untuk di identifikasi pada ikan ini hanyalah
ukuran mutlak (cm) dan ukuran perbandingan yang berupa kisaran angka saja
(Saanin, 1968).
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran
bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan perhitungan
jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Bagian tubuh ikan yang di
ukur berdasarkan ciri meristik yaitu Jari-jari keras, Jari-jari lunak, Perumusan
sirip, dan jumlah tapis insang.
BAB III
METODOLOGI
1

Tempat dan Waktu

Praktikum mata kuliah Iktiologi yang telah dilaksanakan selama 1


pertemuan yaitu pada hari Senin 18 April 2016 pukul 12.40 WIB 14.10 WIB
dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran.
2

Alat dan Bahan


Perlengkapan praktikum yang harus disediakan dan disiapkan oleh

mahasiswa sebelum melaksanakan kegiatan praktek ini adalah:


A. Baki preparasi
: Untuk menaruh sampel
B. Pinset
: Untuk mengambil sample yang diperoleh
C. Gunting bedah
: Untuk menggunting sampel
D. Cawan petri
: Untuk menyimpan sampel yang diperoleh
E. Pisau bedah
: Untuk membedah ikan
F. Jarum sonde
: Untuk mematikan ikan
G. Jarum pentu
: Untuk menahan sirip untuk di ukur
H. Millimeter block
: Untuk menghitung panjang dan tinggi ikan mas
I. Penggaris
: Untuk mengukur bagian tubuh ikan
J. Lap
: Untuk membersihkan alat
K. Jas laboratorium
L. Masker
Alat-alat praktikum yang disediakan oleh laboratorium untuk proses
mengidentifikasi ikan antara lain:
A. Ikan segar hidup atau awetan (pada praktikum kali ini menggunakan ikan
lele sangkuriang (Clarias gariepinus)
B. Alat bedah sederhana (diseccting set)
C. Jangka sorong (kaliper)
D. Mikroskop dinokuler
3

Prosedur
A. Dalam praktikum ini tata tertib dan peraturan yang berlaku untuk
praktikum dan penggunaan laboratorium, berlaku pula untuk praktikum
iktiologi.
B. Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus sudah membaca buku
Petunjuk Praktikum dan mengetahui apa yang akan dikerjakan. Pustaka
lain yang dianjurkan sebaiknya dibaca pula.
C. Alat-alat praktikum yang dibawa sendiri dan disediakan dosen/asisten
disiapkan di meja masing-masing. Periksa dan laporkan bila ada alat yang
kurang atau rusak.
D. Bahan praktikum yang disediakan diambil dan diletakkan pada baki
preparasi preparat diletakkan lateral dengan bagian kepala atau anterior di

10

sebelah kiri. Jika dilihat dorsal datau ventral, bagian anterior harus tetap di
sebelah kiri. Beberapa preparat harus dilihat frontal
E. Pada tanggal 18 April 2016, ikan yang dipergunakan untuk praktikum
yaitu ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). hal yang dilakukan
adalah perhitungan morfometrik, yaitu total length, fork length, standard
length, head length, snout length, orbit diameter, caudal peduncle length,
body depth, dorsal fin length, dorsal fin base, pectoral fin length, ventral
fin length, anal fin length, anal fin base. Jumlah sirip lunak, keras, dan
lunak mengeras juga dihitung mulai dari sirip dorsal, sirip pectoral, sirip
anal, sirip ventral, dan sirip caudal. Setelah itu, dihitung panjang misai,
jumlah misai, bentuk mulut, letak mulut, bentuk sirip caudal. Setelah
perhitungan selesai dilaksanakan, kemudian data yang didapat dimasukkan
kedalam logbook, setelah itu digambar di logbook, mulai dari ikan utuh
sampai bagian-bagian nya per satuan.
F. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah membedah ikan dan melaksanakan
perhitungan meristic mulai dari menghitung panjang usus, panjang
lambung, jumlah insang, gonad, dan bagian tubuh ikan yang lainnya,
kemudian data yang didapat dimasukkan kedalam logbook, setelah itu
digambar di logbook, mulai dari ikan utuh sampai bagian-bagian nya per
satuan.
G. Data yang sudah didapat dilengkapi dan dirapihkan.
H. Gambar-gambar dibuat dengan menggunakan pensil, harus jelas meskipun
sederhana tapi mudah dimengerti, dan garis-garis gambar harus tegas.
I. Hasil dokumentasi pada saat pelaksanaan praktikum dilampirkan dalam
logbook dan laporan akhir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Kelas
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelas Perikanan B
Kelompo
k

Nama Spesies

Nama lokal

BB
(gram)

1
2

Clarias gariepinus
Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang


Ikan Lele Sangkuriang

102.13
94.68

TL

SL

BD

26.
3
25

24.8
23

3.3
2.8

12

Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang

103.18

Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang

99.73

5
6
7

Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang


Ikan Lele Sangkuriang
Ikan Lele Sangkuriang

102.09
95.61
99.09

Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang

Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang

95

10
11

Clarias gariepinus
Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang


Ikan Lele Sangkuriang

100
103

12
13
14

Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang


Ikan Lele Sangkuriang
Ikan Lele Sangkuriang

88
84
86

15

Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang

106

16

Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang

103.66

17
18

Clarias gariepinus
Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang


Ikan Lele Sangkuriang

99.8
92.35

19

Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang

99.8

20
21
22

Clarias gariepinus
Clarias gariepinus
Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang


Ikan Lele Sangkuriang
Ikan Lele Sangkuriang

99.8
115.01
95.26

23

Clarias gariepinus

Ikan Lele Sangkuriang

99.96

94.18

Tabel 2. Hasil Olah Data Morfometrik


Nilai Maksimum
27.2
Nilai Minimum
23
5.49370
Jumlah Kelas
2 dibulatkan jadi 6
0.76451
Interval Kelas
2

27.
2
24.
5
25.
5
25
25
25.
5
24.
6
26.
8
27
25.
5
25
24
25.
2
25.
7
24.
7
23
24.
7
24.
7
25
24
25.
8

23.5

22.5

22
21
21.5

2.8
2.5
2.6

20

3.5

21.2

2.7

23
21

3
3

23
22
21.5

2.8
3
3

22.5

3.5

22.3

21.3
20

3.3
2.1

21.3

3.3

21.3
20.5
20.5

3.3
3
3

22.4

2.5

13

Tabel 3. Hasil Olah Data Frekuensi Relatif


Jumlah
Nomor Batas Bawah
Batas Atas
Individu
1
22.95
23.71451182
1
2
23.76451182 24.52902364
3
3
24.57902364 25.34353546
10
4
25.39353546 26.15804728
5
5
26.20804728 26.97255909
2
6
27.02255909 27.78707091
2
Jumlah
23
Tabel 4. Hasil Olah Data Interval
Jumlah
N1+(Frekuensi
Interval
Individu
Relatif)
22.95-23.71
1
4.347826087
23.76-24.52
3
13.04347826
24.57-25.34
10
43.47826087
25.39-26.15
5
21.73913043
26.20-26.97
2
8.695652174
27.02-27.78
2
8.695652174

Gambar 4. Grafik Jumlah Individu terhadap Interval


4.2 Pembahasan Umum

14

Dari hasil pengamatan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) kelas


perikanan B, Total Length atau panjang total ikan lele terpanjang di kelas kami
adalah 27.2 cm yaitu pada ikan lele kelompok 3, dan yang terpendek adalah 23 cm
pada ikan kelompok 18. Dengan rumus 1+ (3.3 Log (n) dengan n sebagai jumlah
sampel per kelas, dapat dihitung jumlah kelas yaitu sebesar 6 dan dapat dihitung
juga interval kelas sebesar 1,2 . Walaupun rata-ratanya layak dikonsumsi, ada
beberapa ikan di kelas kami yang bisa dibilang kecil dan belum siap untuk
menjadi ikan siap konsumsi, yang mungkin disebabkan oleh kurangnya pasokan
pakan atau nutrient yang diberikan pada ikan tersebut dan menyebabkan hasil ikan
yang didapat kualitas serta kuantitasnya kurang. Dilihat juga dari kesiapan untuk
ikan lele bereproduksi, belum cukup dari segi usia maupun kematangan gonadnya
untuk bereproduksi atau memijah.
Ikan lele merupakan ikan nocturnal atau aktif pada malam hari. Bagian
tubuh nya yang menunjukkan bahwa ikan lele ini nocturnal dan hidup di dasar
perairan yaitu bentuk matanya yang kecil karena tidak dapat berakomodasi
dengan baik dan cahaya yg ditangkap oleh matanya sangat minim. Selain itu, ikan
lele ini memiliki misai yang berguna untuk mendeteksi makanannya yang berada
di dasar perairan, warna tubuh ikan lele juga gelap karena menyesuaikan diri
dengan habitatnya. Ikan lele tidak memiliki sisik, sehingga untuk melindungi
kulitnya dari gesekan air, ikan ini memiliki lendir yang menyelimuti seluruh
tubuhnya. Fungsi dari lender ini selain untuk mengurangi gesekan dengan air juga
untuk melindungi dirinya dari pemangsanya.
4.3

Pembahasan Khusus
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, kelompok 19, menyatakan

bahwa jenis lele yang digunakan sebagai sampel praktikum yaitu ikan lele
sangkuriang (Clarias gariepinus). Hal ini didasarkan pada beberapa aspek yang
telah ditinjau, seperti jumlah filament insang, jumla jari sirip pada sirip dorsal,
pectoral, ventral, anal dan caudal. Semua hal yang telah ditinjau tersebut memiliki
kemiripan antara sampel ikan lele praktikum dengan jenis ikan lele sangkuriang.

15

Ikan lele kelompok 19, memiliki panjang tubuh 24,7 cm dengan bobot 99,8 gram.
Tentunya, ikan lele kelompok kami belum siap memijah karena dilihat dari
gonadny amasih sangat kecil dan terlihat belum matang. Selain itu, ikan lele
kelompok kami juga bisa dijadikan konsumsi dan siap untuk diolah menjadi pecel
lele dll. Hal ini dikarenakan permintaan pasar untuk pengolahan pecel lele
memerlukan ikan yang masih berukuran kecil yaitu kira kira 1 kg berjumlah 10
ekor ikan lele.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum iktiologi yang dilaksanakan pada kali ini
dengan
menggunakan sampel ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yaitu:
A. Morfologi ikan lele.
Morfologi dari ikan lele sangkuriang hampir sama dengan kebanyakan
ikan spesies lainnya, namun yang membedakan ikan lele ini memiliki patil
di sirip pektoralnya dan lendir yang menyelimuti tubuhnya
B. Anatomi ikan lele.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bagianbagian anatomi dari ikan lele sebagai sampel nya yaitu: mata, mulut,
operculum, insang, usus, gonad, hati, ginjal, arborescent, anal dan empedu
yang kesemuanya itu berhubungan dengan sistem pernafasan, sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, dan sistem otot. Hal yang paling khas
dari ikan lele ini yaitu memiliki alat bantu pernafasan yaitu arborescent
sehingga ikan lele dapat mengambil oksigen di permukaan.
C. System morfometrik dari ikan lele.
Hal yang dihitung yaitu total length, standard length, head length, snout
length, orbit diameter, body depth, dorsal fin length, dorsal fin base,
pectoral fin length, ventral fin length, anal fin length, anal fin base. Jumlah
sirip lunak, keras, dan lunak mengeras juga dihitung mulai dari sirip

16

dorsal, sirip pectoral, sirip anal, sirip ventral, dan sirip caudal. Setelah itu,
dihitung panjang misai, jumlah misai, bentuk mulut, letak mulut, bentuk
sirip caudal, bentuk sisik, dan jumlah linea lateralis (gurat sisi).
D. Sistem meristic pada ikan kembung.
Hal yang dihitung yaitu panjang usus, panjang lambung, jumlah insang,
gonad, dan bagian tubuh ikan yang lainnya.

5.2

Saran
Saran yang dapat disampaikan dari kelompok 19 yaitu:
A. Dalam pembuatan laporan akhir ini masih memiliki banyak kekurangan
sehingga kami sebagai anggota kelompok 19 masih mengaharapkan
arahan dan perbaikan agar tidak terdapat kesalahan yang sama dalam
pembuatan laporan akhir selanjutnya.
B. Dalam menjelaskan materi, diharapkan
menjelaskan

dengan

sejelas

jelasnya

asisten
agar

laboratorium
tidak

terjadi

kesimpangsiuran informasi yang didapat oleh praktikan.


DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Lele (diakses pada 19 April 2016 : 20.00 wib)
Erastia, Wari. 2014. makalah budidaya ikan lele
https://www.academia.edu/12270398/makalah_budidaya_ikan_lele
(diakses pada 19 April 2016 : 20.20 wib)
Riki, Misgiantoro.2014.Budidaya Ikan Lele Sangkuriang Tugas Kuliah
Kewirausahaan.https://www.academia.edu/7297334/
BUDIDAYA_IKAN_LELE_SANGKURIANG_Tugas_Kuliah_Kewirausaha
an
(diakses pada 19 April 2016 : 20.30 wib)
Satrio Haryu W.2014. Laporan Ikhtiologi Sistem Pencernaan
Ikan.https://www.academia.edu/13905986/Laporan_Ikhtiologi_Sistem_Penc
ernaan_Ikan
(diakses pada 19 April 2016 : 21.00 wib)

18

LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan menghitung morfometrik ikan lele

Lampiran 2. Kegiatan menghitung meristik ikan lele

19

Lampiran 3. Kegiatan menentukan jenis otot ikan lele

Lampiran 4. Organ dalam ikan lele

Anda mungkin juga menyukai