Kegagalan Bahan Isolasi PDF
Kegagalan Bahan Isolasi PDF
Oleh :
Putu Rusdi Ariawan
(0804405050)
ABSTRAK
Bahan isolasi merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan bagianbagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Bahan isolasi merupakan
suatu peralatan yang digunakan sebagai pembatas dan pengaman pada peralatan
listrik yang mempunyai kekuatan listrik yang cukup untuk menjamin sistem
keselamatan yang diperlukan pada saat peralatan listrik tersebut beroperasi
maupun tidak beroperasi. Jika fungsi dari bahan ini, fungsi utamanya sebagai
pengisolasi maka dinamakan bahan isolasi, sedangkan bilamana fungsi utamanya
sebagai penyimpan muatan listrik maka bahan ini dinamakan bahan dielektrik. Di
dalam bahan ini elektron terikat kuat pada atom nukleusnya sehingga konduksi
oleh elektron tidak akan terjadi.
Udara dan gas adalah suatu dielektrik yang paling mudah ditemukan, yang
mana banyak digunakan sebagai bahan untuk mengisolasi peralatan listrik
tegangan tinggi. Pada saat penerapan tegangan dilakukan, bermacam fenomena
terjadi dalam dielektrik gas. Ketika tegangan yang diterapkan adalah rendah,
maka arus yang mengalir diantara elektroda tersebut adalah kecil sehingga isolator
masih dapat menahan sifat listriknya. Akan tetapi bila arus yang diterapkan adalah
besar, maka arus yang mengalir dalam elektroda meningkat tajam dan ini
menyebabkan terjadinya suatu kegagalan listrik, yang mana ditandai dengan
pelepasan, yang mana ditandai dengan pelepasan muatan listrik (discharge).
Kegagalan ini menyebabkan hilangnya tegangan dan mengalirnya arus dalam
bahan isolasi.
Kegagalan listrik yang terjadi di udara atau gas, pertama-tama tergantung
dari jumlah elektron bebas yang ada di udara atau gas tersebut. Konsentrasi
elektron bebas ini dalam keadaan normal sangat kecil dan ditentukan oleh
pengaruh radioaktif dari luar. Proses dasar pelepasan dalam gas yang
bertanggungjawab dalam terjadinya kegagalan adalah : Ionisasi karena benturan
elektron, ionisasi karena cahaya (fotoionisasi), ionisasi karena panas, proses
ionisasi kedua dan proses penggabungan (rekombinasi). Mekanisme kegagalan
pada bahan isoalsi gas meliputi mekanisme kegagalan townsend dan mekanisme
kegagalan streamer.
Kata kunci : Resistivitas, Permitivitas, Sudut Kerugian Dielektrik, Kegagalan
termal, Kegagalan streamer, Kegagalan Townsend, Ionisasi
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis aturkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena
atas berkat dan rahmatnya, tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya .
Tugas makalah ini merupakan perwujudan usaha saya untuk senantiasa
menambah wawasan. Dalam pelaksaan ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga penulis tidak menutup diri untuk menerima kritik dan
sarandari pembaca, pada akhir kata, besar harapan penulisan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
JUDUL ........................................................................................................
ABSTRAK...................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................
iii
iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
vi
1.3 Tujuan....................................................................................................
1.4 Manfaat..................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 4.1 Grafik Kegagalan Isolasi............................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Partial
discharge
(peluahan
parsial)
adalah
peristiwa
pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada
rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang
tinggi dalam isolasi tersebut Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi
padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas.
2.
3.
4.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Merupakan tugas akhir dari mata kuliah bahan listrik.
1.4 Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah saya dapat
mengetahui bagaimana cara penulisan makalah yang benar serta memberi
pangetahuan kepada para pembaca agar mengetahui dan memahami mekanisme
kegagalan dari suatu bahan isolasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan isolasi merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan bagianbagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Bahan isolasi merupakan
suatu peralatan yang digunakan sebagai pembatas dan pengaman pada peralatan
listrik yang mempunyai kekuatan listrik yang cukup untuk menjamin sistem
keselamatan yang diperlukan pada saat peralatan listrik tersebut beroperasi
maupun tidak beroperasi. Bahan isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan
tinggi dibedakan menjadi: bahan isolasi gas, bahan isolasi padat, bahan isolasi
cair. Pada dasarnya suatu bagian yang aktif peralatan listrik harus diisolasi
sehingga mempunyai sistem keamanan dan kenyamanan.
Ada 3 jenis bahan isolasi yaitu : gas, padat, cair. Berikut ini adalah
penjelasan dari ketiga jenis bahan isolasi tersebut.
Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur
sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis :
S + 3 F2 ---------------- SF6 + 262 kilo kalori
2.2 Bahan Isolasi Cair
Bahan isolasi cair merupakan bahan pengisi pada beberapa peralatan
listrik. Bahan isolasi cair ini biasanya digunakan pada peralatan seperti
transformator, pemutus beban, rheostat. Bahan isolasi cair memiliki dua fungsi
yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan atau pengisolasi dan juga
sebagai pendingin. Persyaratan agar bahan cair dapat digunakan sebagai bahan
isolasi adalah mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.
Beberapa alasan digunakannya bahan isolasi cair adalah sebagai berikut:
1. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut
hukum Paschen.
2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara
serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi.
3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika
terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair
adalah mudah terkontaminasi
BAB III
METODELOGI
BAB IV
PEMBAHASAN
mencapai nilai tertentu yaitu 106 volt/cm dalam waktu yang sangat singkat yaitu
10-8 detik.
Kegagalan intrinsik terjadi jika diterapkan tegangan tinggi pada lapisan
dielektrik yang tipis. Hal ini terjadi pada waktu yang singkat dan disebabkan
karena medan listrik yang tinggi V/cm dimana elektron mendapatkan energi dari
tegangan luar sehingga melintasi celah yang terlarang (forbidden energy gap)
sampai kelapisan konduksi. Adapun sifat dari kegagalan ini adalah:
a. Terjadi pada suhu yang rendah, suhu kamar atau lebih rendah. Kekuatan
kegagalan tidak bergantung pada bentuk gelombang dari tegangan yang
diterapkan dan terjadi pada waktu yang singkat.
b. Kegagalan tergantung pada bentuk, besar dan spesimen dan bentuk dari
kegagalan.
adalah
. Dimana :
10
menimbulkan medan lokal yang cukup tinggi (sekitar 10 MV/cm). Karena medan
ini melebihi kekuatan intrinsik maka akan terjadi kegagalan pada zat padat. Proses
kegagalan ini terjadi sedikit demi sedikit yang dapat menyebabkan kegagalan
total.
11
dimana
Cv : panas spesifik
k : konduktivitas termal
d : konduktivitas listrik
E: tekanan listrik.
Pada arus bolak balik terdapat hubungan langsung antara konduktivitas
dengan dengan frekuensi dan permitivitas yaitu :
s = w 1e 0 e r dan e r = e r' + j e r"
dimana e 0 : konstanta dielektrik dan e r permitivitas relatif.
Karena adanya faktor ini, maka rugi rugi pada medan arus bolak balik
lebih besar dari arus searah. Akibatnya kuat gagal termal pada tegangfan AC lebih
kecil daripda kuat gagal termal medan arus DC. Kuat gagal termal untuk medan
bolak balik juga menurun dengan naiknya frekuensi tegangan.
12
Untuk t <<< d yang mecerminkan keadaan sebenarnya, bila rongga terisi gas,
maka tegangan pada C1 adalah V1= e r. t/dt Va
dimana :
C1 : Kapasitansi rongga yang tebalnya t
C2 :Kapasitansi rongga yang tebalnya d
13
14
15
b. Hidrolisis : Ketika uap air dan embun muncul di atas permukaan suatu
material padat, maka hidrolisis akan terjadi dan material tersebut dan
menyebabkan material akan kehilangan atau berkurang sifat listrik maupun
sifat mekanisnya. Hidrolisis biasanya terjadi pada material padat seperti
kertas, kain dan beberapa material seluler akan mengalami perubahan sifat
kimiawi yang sangat cepat. Perubahan kimia (hidrolisis) juga terjadi pada
material padat lainnya seperti plastik
konduksi pada permukaan isolator. (b) Suatu mekanisme yang bekerja yang
menyebabkan arus bocor melalui bagian konduksi yang pada akhirnya mendorong
ke arah pembentukan suatu percikan (discharge). Percikan yang terjadi akan
menyebar selama proses penjejakan karbon (tracking) dan membentuk cabangcabang yang menyerupai pohon (pepohonan) yang dikenal dengan istilah
treeting.
Fenomena
pepohonan
listrik
(treeing) dapat
dijelaskan
dengan
(a)
(b)
Gambar 4.6 Pepohonan (treeing) listrik di dalam isolasi polimer (a) Proses awal terbentunya
treeing, (b) Treeing menjembatangi kedua elektroda
18
b.
c.
1 ( 2 1 )
grad E2
3
2r 21 2
Apabila nilai > 1 ; misalnya pada benda cair terdapat partikel kertas,
maka arah tekanan F akan menuju area bertekanan maksimum. Sebaliknya jika
nilai 2 < 1; misalnya partikel melayang tersebut hanya berupa gelembung gas,
maka arah tekanan F akan menuju area bertekanan rendah. Lalu apabila tegangan
listrik disalurkan secara terus-menerus (DC) atau jika waktu tegangan listrik
disalurkan dalam durasi waktu yang lama (AC), maka tekanan F ini akan
mengarahkan partikel menuju area bertekanan maksimum.
Apabila jumlah partikel yang melayang sangat banyak, partikel-partikel
tersebut akan membentuk semacam jembatan yang menghubungkan kedua
elektroda, sehingga mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan. Namun bila
hanya terdapat sebuah partikel, dia akan membuat perluasan area medan (local
field enhancement), yang luasnya ditentukan oleh bentuk partikel itu sendiri. Jika
perluasan area medan ini melebihi ketahanan benda cair, maka terjadilah peristiwa
kegagalan setempat (local breakdown), yaitu terjadi di dalam partikel asing
tersebut. Hal ini akan membuat terbentuknya gelembung-gelembung gas yang
pada akhirnya juga menyebabkan peristiwa kegagalan pada benda cair tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa pada benda cair yang murni, nilai
ketahanannya dari peristiwa kegagalan pasti lebih besar bila dibandingkan dengan
nilai ketahanan pada benda cair yang tidak murni. Ketidakmurnian suatu jenis
benda cair akan menurunkan nilai ketahanannya dari peristiwa kegagalan.
Semakin besar ukuran partikel yang melayang dalam benda cair tersebut, semakin
besar pula penurunan kekuatan benda cair terhadap peristiwa kegagalan.
Penguapan cairan karena adanya lucutan pada bagian bagian elektroda yang
tajam dan tidak teratur
Medan listrik dalam gelembung gas yang ada dalam isolasi zat cair
dimana e 1 adalah permitivitas zat cair dan E0 adalah medan listrik dalam zat cair
tanpa gelombung.
Bila Eb sama dengan batas medan ionisasi gas, maka akan terjadi lucutan
pada gelombung. Hal ini akan mempercepat pembentukan gas karena
dekomposisi zat cair dan dapat mengakibatkan kegagalan isolasi. Bentuk
pengaruh medan terhadap gelembung udara ditunjukkan pada gambar 4.7.
Karena pengaruh medan yang kuat diantara elekroda maka gelobung gelombung
udara dalam cairan tersebut akan berubah menjadi memanjang searah dengan
medan. gelembung gelembung tersebut akan saling sambung menyambung dan
21
dimana e 1 dan e 2 adalah permitivitas zat cair dan permitivitas gelembung , r jari
jari awal gelembung (dianggap bola), Vb jatuh tegangan dalam gelembung dan
adalah gaya tegang (tension) permukaan zat cair.
4.3.1.3 Mekanisme Kegagalan Termal
Sebuah mekanisme lain yaitu mekanisme kegagalan termal membahas
tentang peristiwa kegagalan pada saat pulse pulse condition. Mekanisme ini
berdasarkan eksperimen yang menyelidiki arus yang sangat besar ini dipercaya
bersumber dari titik proyeksi mikroskopik yang terdapat pada permukaan katoda.
Kepadatan pada titik tersebut mencapai 1 A/cm3. Pulsa arus dengan kepadatan
yang demikian tinggi memanaskan sebagian minyak sehingga terbentuk
gelembung-gelembung
penguapan.
Gelembung-gelembung
tersebut
dapat
terbentuk jika besarnya energi mencapai 107 W/ cm3. Pada saat gelembung
terbentuk, maka peristiwa kegagalan akan mengikutinya. Peristiwa kegagalan ini
22
23
400
300
x
200
100
104
105
0
10-2
10
102
Gambar 4.2
Gambar 4.9 Fungsi antara arus listrik bolak-balik berfrekuensi 50 Hz denganvolume
minyak yang mengalami tekanan
24
dimana :
J : kerapatan arus konduksi
J1 : kerapatan arus termionik
Ea : kuat medan yang diterapkan
m : faktor
ketidakrataan
Kondisi
mulai
permukaan
terjadinya
(=10
banjiran
untuk
permukaan
halus)
elektron,
diperoleh
dengan
E2,
maka
hubungan
antara
kedua
medan
adalah
dan
25
26
Jika e
> e 1, maka arah gaya yang bekerja pada butiran searah dengan
tekanan listrik maksmum (FA) sehingga gaya akan mendorong butiran ke arah
bagian yang kuat dari medan.
Jika e
maksimum (FB). Gaya F ini akan besar bila e 2 besar. Untuk butiran penghantar e 2
sehingga
F=1/2 R3 grad.E2.
Untuk medan yang seragam, medan poaling kuat ditempat yang seragam,
disini grad.E2=0. Oleh sebab itu butiran akan tertarik ke tempat dimana medannya
seragam. Akibatnya butiran akan sejajar diantara kedua elektroda dan seolah olah
membentuk jembatan yang mengawali terjadinya kegagalan isolasi. Adanya
butiran penghantar diantara elektroda akan mengakibatkan pembesaran medan
dalam zat cair didekat permukaan butiran. Pembesaran medan ini ditentukan oleh
bentuk butiran.
Pemburukan elektro-kimiawi
Jika campuran dielektrik zat cair-padat memiliki kekuatan gagal yang
berbeda beda maka jika tegangan listrik dinaikkan, akan terjadi kegagalan pada
zat yang paling lemah. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan parsial (partial
discharge). Pelepasan ini mengakibatkan pemburukan perlahan lahan karena :
1) Disintegrasi dielektrik padat yang diakibatkan pemboman oleh elektron dan
ion yang dihasilkan.
27
akan
mempunyai
nilai
dinamakan
29
Mekanisme Townsend
Mekanisme Streamer
a x
Jum;lah elektron yang menumbuk anoda per detik sejauh d dari katoda sama
dengan jumlah ion positif yaitu N+ = N0 e a x
30
Arus ini akan naik terus sampai terjadi peralihan menjadi pelepasan yang
bertahan sendiri. Peralihan ini adalah percikan dan
perubahan arus dengan cepat dimana karena e a
>> 1 maka
diikuti oleh
0
e a
secara
teoritis menjadi tak terhingga, tetapi dalam praktek hal ini dibatasi oleh impedansi
rangkaian yang menunjukkan mulainya percikan.
4.4.2 Mekanisme Kegagalan Streamer
Ciri utama kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah besar foto
ionisasi molekul gas dalam ruang di depan streamer dan pembesaran medan listrik
setempat oleh muatan ruang ion pada ujung streamer. Muatan ruang ini
menimbulkan distorsi medan dalam sela. Ion positif dapat dianggap stasioner
dibandingkan elektron-elektron yang begerak cepat dan banjiran elektron terjadi
dalam sela dalam awan elektron yang membelakangi muatan ruang ion positif.
Medan Er yang dihasilkan oleh muatan ruang ini pada jari jari R adalah :
dx
sehingga :
R adalah jari jari banjiran setelah menempuh jarak x, dengan rumus diffusi R=
(2Dt).
31
Dimana
x/V
sehiungga
dimana
ini terjadi sangat cepat dan ruangan dengan arus positif akan ditambahkan pada
katoda dengan sangat cepat sebagai hasil dari pembentukan sebuah pita.
Jalur jalur sempit bercahaya yang muncul pada breakdown saat tekanan
tinggi di sebut pita (streamer) pada saat ujung dari pita mendekati katoda, sebuah
titik katoda akan terbentuk, dan sebuah arus dari elektron-elektron bergerak cepat
dari katoda untuk menetralisir medan positif dari pita, hasilnya adalah sebuah
percikan dan breakdown percikan telah muncul. Tiga tahapan yang berurutan
dalam perkembangan dari pita ini ditunjukkan secara diagram pada gambar 4.13.
dimana (a) menunjukkan tahap dimana longsoran telah menyeberangi celah, (b)
menunjukkan bahwa pita telah menyeberangi setengah dari panjang celah dan (c)
menunjukkan bahwa celah telah dijembatani oleh sebuah saluran konduksi.
33
sederhana untuk
Er 5.27 10 7
Dimana
exp( x )
V / cm
( x / p)
tekanan gas dalam satuan torr, dan x adalah jarak dimana pita telah ditambahkan
dalam celah. Menurut Meek, breakdown tegangan minimum dicapai pada saat Er
= E dan x = d pada persamaan diatas.
E 1 d
d In 14 . 5 In In
p
p 2 p
Persamaan ini dapat dipecahkan antara /p dan E/p pada saat dimana p
dan d yang diberikan memenuhi persamaan. Tegangan breakdown diberikan oleh
produk yang berhubungan dengan E dan d.
Kriteria sederhana di atas memungkinkan terjadinya kesesuaian antara
tegangan breakdown yang diperkirakan. Teori ini juga sesuai dengan kawat pijar
yang diobservasi, saluran-saluran melengkung dan saluran-saluran percikan yang
34
35
BAB V
PENUTUP
2.1 Simpulan
1. Partial discharge merupakan proses atau peristiwa pelepasan/loncatan
bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian bahan isolasi yang
disebabkan oleh adanya beda potensial yang tinggi dalam bahan isolasi.
2. Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair
maupun bahan isolasi gas.
3. Kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi : kegagalan intrinsik,
kegagalan elektromekanik, kegagalan streamer, kegagalan termal dan
kegagalan erosi.
4. Kegagalan pada bahan isolasi cair meliputi:
1. Kegagalan elektronik pada zat cair
2. Kegagalan gelembung (kavitasi) yang disebabkan oleh permukaan
elektroda yang tidak merata, adanya tabrakan elektron, penguapan
cairan dan akibat perubahan suhu dan tekanan
3. Kegagalan bola cair dalam zat cair
4. Kegagalan butiran padat dalam zat cair
5. Mekanisme kegagalan pada bahan isoalsi gas meliputi mekanisme
kegagalan Townsend dan mekanisme kegagalan streamer
2.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa kuhususnya elektro harus menggunakan /
menerapkan bahan listrik sesuai fungsi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Mengikuti prosedur / ketentuan pemakaian bahan sesuai dengan fungsi dan tujuan
yang telah ditetapkan, mengikuti aturan sesuai dengan SOP
36
DAFTAR PUSTAKA
37