Anda di halaman 1dari 3

Begitu pula pada pembahasan kali ini, yaitu dengan adanya fiqih muamalah

mengatur segala urusan transaksi. Allah membuat peraturan dalam muamalah


hakikatnya adalah mendatangkan segala kemashlahatan untuk kita dan
menghilangkan segala ke mudhorotan. Seperti Allah mengharamkan RIBA karena
terdapat banyak kemudhoratan didalamnya, bahkan untuk aspek makro ekonomi
dapat menyebabkan kehancuran.

Setiap yang Allah larang pasti ada penggantinya, Allah melarang riba diganti
dengan bolehnya jual beli. Allah melarang zina diganti dengan bolehnya menikah,
Allah melarang mengkonsumsi babi diganti dengan bolehnya sapi, dan lain
sebagainya. Dan yang harus diperhatikan benar adalah setiap opsi pengganti yang
diberikan Allah adalah lebih BAIK.

Sumber Hukum Fiqih Muamalah


Sumber hukum fiqih muamalah yang terdapat dalam alquran adalah pada surat An
nisa, yaitu perintah untuk perniagaan dengan adanya saling ke ridhoan atau rela
dan jangan melakukannya dengan cara yang bathil:



Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu.. (Q.S An nisa [4]: 29).

Untuk hukum asal dari fiqim muamalah ini adalah boleh (mubah), sebagaimana
yang telah sering kita dengar:


Artinya: Hukum asal semua bentuk muamalah adalah mubah (boleh), kecuali ada
dali yang mengharamkannya (melarang)

Pengertian Fiqih Muamalah Menurut Pakar


fiqh muamalah

Muamalah merupakan salah satu bagian dari hukum Islam, hal ini sesuai dengan
uraian yang diungkapkan bahwa muamalah merupakan bagian dari hukum Islam,
yaitu hal yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat berkenaan
dengan kebendaan dan kewajiban. Pengertian fiqih muamalah menurut istilah
dibagi menjadi dua yaitu:

#Pengertian Fiqih Muamalah Dalam Arti Luas


Di antara definisi fiqih muamalah yang dikemukakan oleh para ulama (pakar)
adalah seperti keterangan berikut ini:

1) Menurut Wahbah Zuhaily : Pembahasan fiqih muamalah sangat luas, mulai dari
hukum pernikahan, transaksi jual beli, hukum pidana, hukum perdata, hukum
perundang-undangan, hukum kenegaraan, keuangan, ekonomi, hingga akhlak dan
etika.

2) Ad Dimyati : Mendifinisikan fiqih muamalah sebagai aktivitas untuk menghasilkan


duniawi yang menyebabkan keberhasilan masalah ukhrawi.

3) Musa : Mengartikan fiqih muamalah sebagai peraturan-peraturan Allah yang


diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.

Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa fiqih muamalah adalah aturan-aturan
(hukum) Allah yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan
keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.

Menurut pengertian ini, manusia, kapanpun, dan dimanapun harus senantiasa


mengikuti aturan yang telah ditetapkan Allah swt., sekalipun dalam perkara yang
bersifat duniawi, sebab segala aktivitas manusia akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak diakhirat.

#Pengertian Fiqih Muamalah Dalam Arti Sempit

Beberapa pengetian fiqih muamalah menurut ulama dan pakar, antara lain
dikemukakan oleh Suhendi,ia mengemukakan pendapat Hudhari Beik bahwa fiqih
muamalah adalah semua akad yang membolehkan manusia saling menukar
manfaat. Menurut Ahmad, fiqih muamalah adalah aturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain dalam usahanya untuk mendapatkan alatalat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fiqih muamalah dalam arti sempit
terkonsentrasi pada sikap patuh pada aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan
berkaitan dengan interaksi dan perilaku manusia lainnya dalam upaya memperoleh,
mengatur, mengelola, dan mengembangkan harta benda.

Baca Juga : Jual Beli yang Dilarang Dalam Islam

Pembagian dan Lingkup Kajian Fiqih Muamalah


fiqih muamalah
Pembagian fiqih muamalah yang dikemukakan ulama fiqih sangat bervariasi
bergantung pada sudut pandang mereka mengkonsepsikan dalam pengertian luas
atau dalam pengertian sempit. Abidin dan Suhendi mengemukakan pendapat
seorang yang mendefinisikan fiqih muamalah dalam arti luas, lalu membaginya
menjadi lima bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Hukum Kebendaan (Muawadhoh Maliyah)

2. Hukum Perkawinan (Munakahat)

3. Hukum Acara (Muhasanat)

4. Pinjaman (Amanah dan Ariyyah)

5. Harta Peninggalan (Tirkah)

Anda mungkin juga menyukai