Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................2
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................2
1.3 TUJUAN..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 DEFINISI.........................................................................................3
2.2 ETIOLOGI.......................................................................................3
2.3 PATOFISIOLOGI..............................................................................4
2.4 MANIFESTASI KLINIS......................................................................4
2.5 PENATALAKSANAAN.......................................................................5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................6
3.1 PENGKAJIAN...................................................................................6
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................7
3.3 INTERVENSI DAN RASIONAL..........................................................7
BAB IV PENUTUP........................................................................................10
4.1 KESIMPULAN................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Tumor esofagus merupakan jenis tumor yang paling sering terjadi di


dalam sel yang melewati dinding kerongkongan. Tumor esofagus ada yang
bersifat jinak dan ada yang bersifat ganas. Tumor jinak yang paling sering
terdapat pada esofagus adalah tumor yang berasal dari lapisan otot, yang
disebut dengan leiomioma. Sedangkan tumor yang bersifat ganas sering
dikenal dengan kanker esofagus. Jenis yang paling sering terjadi pada
kanker kerongkongan adalah squamous sel carcinoma (kanker yang sering
terjadi pada rongga mulut)dan adenokarsinoma, Dari kedua tumor tersebut

sekitar 95% tumor yang ada di esofagus adalah tumor yang bersifat
ganas.(Chou, 2006)
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.

RUMUSAN MASALAH
Apa definisi dari tumor esofagus ?
Apa saja etiologi tumor esofagus ?
Bagaimana patofisiologi tumor esofagus ?
Bagaimana manifestasi klinis tumor esofagus ?
Bagaimana penatalaksanaan medis tumor esofagus?
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien tumor esofagus ?

1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang penyakit tumor
esophagus
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari tumor esofagus
b) Mahasiswa dapat mengetahui etiologi tumor esofagus
c) Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi tumor esofagus
d) Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis tumor
esofagus
e) Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis tumor
esofagus
f) Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien
tumor esofagus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

DEFINISI

Tumor esofagus merupakan jenis tumor yang paling sering terjadi di dalam
sel yang melewati dinding kerongkongan. Kanker esofagus memebntuk 7%
dari semua kanker traktus gastrointestinalis dan bertanggung jawab untuk
sekitar 8000 kematian per tahun. Masukan alkohol berlebihan dan
tembakau juga dilibatkan dalam karsinoma esophagus. (Sabiston, 1992)
2.2

ETIOLOGI

Penyebab tumor esofagus belum diketahui dengan pasti akan tetapi


para peneliti percaya bahwa beberapa faktor resiko seperti merokok dan
alkohol, dapat menyebabkan kanker esofagus dengan cara merusak DNA
sel yang melapisi bagian dalam esofagus, akibatnya DNA sel tersebut
menjadi abnormal.
Beberapa faktor juga dapat memberikan kontribusi terbentuknya
karsinoma sel skuamosa, seperti berikut ini :
-

Defisiensi

vitamin

dan

mineral.

Menurut

beberapa

studi,

kekurangan riboflavin pada ras China memberikan kontribusi


-

besar terbentuknya kanker esofagus (Doyle C,2006)


Pada faktor merokok sigaret dan penggunaan alkohol secara
kronik merupakan faktor penting yang berhubungan dengan

meningkatnya risiko kanker esofagus (Edmondso,2008)


Infeksi papilomavirus pada manusia dan Helicobacter pylory
disepakati menjadi faktor yang memberi kontribusi peningkatan

resiko kanker esofagus (Fisichella,2009)


Penyakit refluk gastroesofageal menjadi faktor predisposisi utama
terjadinya adenokarsinoma pada esofagus. Faktor iritasi dari
bahan refluks asam dan garam empedu didapatkan menjadi
penyebab. Sekitar 10-15 % pasien yang melakukan pemeriksaan
endoskopik

mengalami

displasia

yang

menuju

ke

kondisi

adenokarsinoma. Pasien dengan iritasi refluks gastroesofageal


3

sering berhubungan dengan penyakit Barret esofagus yang


beresiko menjadi keganasan (Thornton,2009)
2.3

PATOFISIOLOGI

Biasanya pasien mengalami lesi ulserasi esofagus yang luas sebelum


gejala

timbul.

Malignasi,

biasanya

sel

squamosa

tipe

epidermoid,

menyebar dibawah mukosa esofagus , atau dapat menyebar langsung


kedalamnya, melalui dan diatas lapisan otot ke limfatik. Pada tahap lanjut,
obstruksi esofagus terliat, dengan kemungkinan peforasi mediastinum dan
erosi pembuluh darah besar. Bila gejala terjadi yang berhubungan dengan
kanker esofagus penyakit ini secara umum meluas. Gejala termasuik
disfagia, pada awalnya dengan makanan padat dan akhirnya edngan
cairan; perasaan ada massa ditenggorokan; nyeri saat menelan; nyeri
substernal atau rasa penuh; dan kemudian regurgutasi makanan yang
tidak dicerna disertai bau nafas busuk dan cegukan. (Muttaqin, 2011)
Pasien pada awalnya hanya makanan padat yang menyebabkan distres,
tetapi dengan berkembangnya penyakit dan obsrtuksi cairan tidak adapat
masuk ke lambung. Regurgitasi makanan dan saliva terjadi hemoragi dapt
terjadi dan penurunan progresif berat badan dan kekuatan terjdi sebagai
akibat kelaparan. Gejala selanjutnya mencakup nyeri substernal, cegukan,
kesulitan bernafas dan bau nafas busuk(Muttaqin, 2011)
2.4 WOC
Terlampir
2.5

MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala tumor atau kanker esofagus menurut Syamsul Jamail
Tahun 2010 antara lain :
a.

Sulit menelan

b.

Hilang berat badan secara tiba-tiba

c.

Nyeri pada dada

d.

Lelah

e.

Ulsertiva esofagus tahap lanjut

f.

Disfagia,

awalnya

dengan makanan

padat dan

akhirnya

dengan cairan
g.

Merasakan benjolan pada tenggorokan dan rasa nyeri saat menelan

h.

Nyeri atau begah substernal, regurgitasi makanan yang tak tercerna

dengan bau nafas dan akhirnya cegukan


i.

Mungkin terjadi hemoragi, dan kehilangan berat badan dan

kekuatan secara progresif akibat kelaparan.


2.6

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan

medis

disesuaikan

dengan

penentuan

stadium

(staging) dan pengelompokan stadium tumor. Penatalaksanaan yang lazim


dilakukan adalah intervensi non operasi dan intervensi operasi.
1. Intervensi non operasi
- Radiasi : Karsinoma
kebanyakan

pasien,

esofagus
radiasi

bersifat

radiosensitif.

Pada

eksternal

memberikan

efek

penyusutan tumor. Komplikasi akibat radiasi sering berupa


striktura, fistula dan perdarahan, selain itu terkadang juga
-

dijumpai komplikasi kardiopulmunal (Enzinger, 2003)


Kemoterapi : Kemoterapi dapat diberikan sebagai pelengkap
terapi operasi dan terapi radiasi. Biasanya digunakan kemoterapi
kombinasi Sisplatin bersama Paclitaxel dan 5 fluorouracil (Le

Prise, 1994)
Terapi Laser : Pemberian intervensi terapi laser dapat membantu
menurunkan secara sementara kondisi disfagia pada 70% pasien
kanker esofagus. Pelaksanaan secara multipel yang dibagi pada
beberapa sesi dapat meningkatkan kepatenan lumen esofagus

(Wang, 2008)
Photodynamic therapy (PDT) : PDT dapat dilakukan pada pasien
dengan keganasan jaringan displatik. Fotosintesis mentransfer
energi ke substrat kimia jaringan abnormal. Beberapa studi PDT
atau terapi laser dengan kombinasi penghambat asam jangka
panjang, menghasilkan terapi endoskopik yang efektif pada
displasia mukosa Barret dan mengeliminasi mukosa Barret.
(Fisichella, 2009)
5

2. Intervensi Bedah
- Esofagotomi dilakukan memulai insisi abdominal dan sevikal
melewati hiatus esofagus/ THE (transhiatal esophagectomy) atau
dengan

cara

insisi

abdominal

dan

toraks

kanan/

TTE

(transhorakcic esophagectomy). Pada THE rongga dada tidak


dibuka. Ahli bedah melakukan manuver transhiatal dengan
mengangkat esofagus secara manual dari rongga thoraks. Pada
TTE bagian tengah dan bawah esofagus diangkat melalui rongga
toraks yang dibuka. Pembukaan abdomen dilakukan agar dapat
memobilisasi lambung untuk memudahkan reseksi (Mackenzezie,
2004)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Biodata klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
dll
2. Riwayat kesehatan meliputi :
- Keluhan utama : nyeri bagaian leher hingga dada
- Riwayat kesehatan sekarang : nyeri, susah menelan, disfagia
- Riwayat kesehatan dahulu : misalnya, perokok berat, konsumsi
alcohol
- Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
Menurut Arif Muttaqin (2011), pengkajian yang dapat dilakukan
adalah :
- Pada pengkajian akan didapatkan sesuai stadium penyakit.
- Keluhan disfagia terdapat pada hampir semua pasien
- Pada keluhan disfagia berat, apabila didapatkan pasien tidak
bisa
-

meneguk

air

minum,

maka

memberikan

indikasi

pembesaran tumor telah menyumbat lumen esofagus.


Pada pengkajian riwayat penyakit penting untuk diketahui
adanya

penyakit

yang

pernah

diderita

seperti

refluks

gastroesofageal, akalasia, striktur esofagus, dan tumor pada


-

kepala atau leher.


Pada pengkajian psikososial biasanya didapatkan adanya
kecemasan berat setelah mendapat pemberitahuan tentang

kondisi penyakit.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiogram :
- Dengan bubur barium akan terdapat gambaran yang khas
pada sebagian besar kasus dimana akan terlihat tumor
dengan permukaan erosif dan kasar pada bagian esofagus
yang terkena. Bila terdapat penyempitan pada bagian distal
oleh penyebaran tumor ini dari daerah kardia lambung, hal ini
-

harus dapat dibedakan dengan akalasia.


CT scan untuk melihat derajat pembesaran tumor pada rongga
toraks dan diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat

metastasis pada hati.


Endoskopi dan Biopsi
Pemeriksaan endoskopi

dan

biopsi

sangat

penting

untuk

mendiagnosis karsinoma esofagus, terutama untuk membedakan


7

antara

karsinoma

epidermal

dan

adenokarsinoma.

Pada

pemeriksaan tersebut diperlukan beberapa biopsi karena terjadi


penyebaran

ke

submukosa

dan

adanya

kecenderungan

tertutupnya karsinoma epidermal oleh sel epitel skuamosa yang

normal.
Sitologi : Pemeriksaan sitologik didapatkan dengan cara bilasan
pada daerah tumor tersebut. Sel tumor juga diperoleh pada ujung
esofagoskop

ketika

alat

ini

keluar

setelah

pemeriksaan

endoskopik.
Pemeriksaan tes faal hati dan ultrasonografi diperlukan untuk
mengetahui

apakah

ada

metastasis

pada

hati.

(tentangperawat.blogspot.com)
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidaksembangan nutrisi kurang

dari

kebutuhan

tubuh

b.d

penurunan intake nutrisi berkenaan dengan tumor


2. Nyeri akut b.d inflamasi, proses penyakit, destruksi jaringan saraf.
3. Gagguan kemampuan menelan b.d penyumbatan mekanis (tumor)
4. Kurangnya pengetahuan b.d sedikitnya terpapar informasi mengenai
kanker oesofagus.
3.3

INTERVENSI DAN RASIONAL


Diagnosa

Tujuan / Kriteria

No

Keperawat

an
Ketidaksei

Setelah dilakukan

mbangan

tindakan

nutrisi

keperawatan

kurang dari

selama 3 x 24 jam

kebutuhan

nutrisi klien dapat

tubuh b.d

terpenuhi
KH :
- Klien

penurunan
intake
nutrisi
berkenaan
dengan

Hasil

menunjukkan
peningkatan

Intervensi
1. Kaji masukan
makanan klien
setiap harinya
2. Anjurkan klien

Rasional
1. mengidentifik
asi status
nutrisi klien
2. memudahkan

mengunyah

makanan

makanan dengan

untuk masuk

sempurna dan
menelan
perlahan-lahan
3. Berikan makanan

status nutrisi,

sedikit tapi

dengan

sering dengan

ke lambung
3. mengurangi
mual dan
mencegah
muntah
4. meningkatkan
8

tumor

peningkatan

makanan yang

pemenuhan

nafsu makan

tidak bersifat

kebutuhan

dan intake
-

makanan.
Klien

untuk diet TKTP

mengalami

dengan masukan

peningkatan BB

cairan yang

dalam rentang

adekuat.
5. Timbang berat

normal (BBI ,
BMI normal
( 18-20)
2

iritatif
4. Anjurkan klien

Nyeri akut Setetelah

badan klien

jaringan
metabolic dan
cairan
5. membantu
dalam
identifikasi
terjadinya
malnutrisi

ssetiap hari
1. Kaji karakteristik

1. untuk

b.d

dilakukan tindakan

nyeri, lokasi,

menentukan

inflamasi,

keperawatan

frekuensi,

intervensi

proses

selama 1 x 24 jam

durasi, dan

penyakit,

nyeri klien dapat

intensitas (skala

destruksi

berkurang/hilang
KH:
- klien mampu

jaringan
saraf.

melaporkan
-

rasa nyeri
Klien
menunjukkan
rasa nyeri yang
berkurang atau

terkontrol
Klien terlihat
lebih nyaman

dan rileks
Klien dapat

0-10)
2. Jelaskan pada

pemahaman
klien tentang

klien atau

komplikasi

keluarga

terapi seperti

tentang

nyeri insisi.
3. Memungkinkan

program terapi
mis :
pembedahan
3. Ajarkan klien

klien untuk
berpartisipasi
secara aktif

teknik

dan

pnonfarmakologi

meningkatkan

s untuk

ras akontrol

pengendalian

beristirahat

nyeri seperti

dengan

relaksasi,

nyaman dan

distraksi, nafas

cukup
Klien mampu

selanjutnya.
2. Meningkatkan

dalam, dll
4. Atur posisi klien

terhadap nyeri.
4. Untuk
mencegah
terjadinya
refluk.
5. untuk
9

melakukan
teknik
nonfarmakologi
s seperti
relaksasi untuk
mengatasi
nyeri berulang.

sesekali dengan
semifowler
5. Mintalah kepada

mengetahui
keberhasilan

klien untuk

treatmen.
6. Analgesic

melaporkn

mampu

lokasi, intensitas

menurunkan/m

nyeri yang

enghilangkan

berulang
6. Kolaborasi untuk

nyeri.

pemberian
analgesic jika
3

Gangguan

Setelah dilakukan

kemampua

tindakan

n menelan

keperawatan

b.d

selama kurang

penyumbat

dari 24 jam,

n mekanis

kemampuan

(tumor)

menelan klien
teratasi
KH:
- Pasien mampu
mendemonstra

diperlukan
1. Pastikan
kesiapan pasien
untuk makan.
2. Kaji kemampuan
klien untuk
menelan
3. Sediakan
makanan dalam
kondisi tenang

1. Untuk
mencegah
terjdinya nyeri
saat menelan
2. Untuk
mndapatkan
data yang
jelas
3. lingkungan

jauh dari

yang ramai

keributan.

dapat

sikan proses

menurunkan

menelan yang

mengunyah

efektive tanpa

dan menelan

batuk atau
-

tersedak.
Pasien terbebas
dari bahya

Kurangnya

aspirasi
Setelah dilakukan

pengetahu

tindakan

pengetahuan

menentukan

an b.d

keperawatan

pasien

informasi yang

sedikitnya

selama 2 x 24 jam,

berhubuangan

1. Kaji tingkat

1. Untuk

dibutuhkan
2. Klien
10

terpapar

pemahaman klien

informasi

terhadap

mengenai

penyakitnya

kanker
oesofagus.

spesifknya
2. Jelaskan tentang
diagnose

meningkat
KH :
- klien

penyakit dan
alternative

memahami

pengobatan

informasi yang

dengan penyakit

diberikan

serta tujuannya
3. Jelaskan pada

perawat

klien tentang

mengenai

perawatan di

penyakitnya.
klien

rumah seperti

menunjukkan

diet dan jadwal


konsumsi obat.

kesiapan

mendapat
penjelasan
tentang
penyakitnya
dan
kemungkinan
pengobatan
yang dilakukan
3. Mengajarkanka
n klien agar
dapat
melakukan
perawatan di
rumah secara
mandiri..

terhadap
pengobatan

BAB IV
PENUTUP

11

1.1

KESIMPULAN

Tumor esofagus merupakan jenis tumor yang paling sering terjadi


di dalam sel yang melewati dinding kerongkongan. Penyebab tumor
esofagus belum diketahui dengan pasti akan tetapi para peneliti
percaya bahwa beberapa faktor resiko seperti merokok dan alkohol,
dapat menyebabkan kanker esofagus dengan cara merusak DNA sel
yang melapisi bagian dalam esofagus, akibatnya DNA sel tersebut
menjadi abnormal. Iritasi yang berlangsung lama pada dinding
esofagus, seperti yang terjadi pada GERD, Barretts esophagus dan
akhalasia dapat memicu terjadinya kanker. Penatalaksanaannya
dengan cara pembedahan

12

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Persarafan.
Penerbit Salemba. Retrieved from https://books.google.com/books?
id=8UIIJRjz95AC&pgis=1
Sabiston, D. C. (1992). Buku Ajar Bedah. EGC. Retrieved from
https://books.google.com/books?id=qgdPlhd-lc0C&pgis=1
Muttaqin, Arif 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medika
Fisichela, Piero M.2009 Eshophageal Cancer. eMedicine Specialtie.
Oncology. Carsinomas of the Gastrointestinal
Smeltzer and Brenda. 2002. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah.Jakarta:ECG
Chou J.C Gress F.G 2006 Benign Esophageal Tumors.
http://www.health.am/cr/benign-esopaheal-tumors/
Suratun, Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal.
Jakarta : Trans Info Media (TIM)
National Cancer Institute. 2008. Esophageal Cancer (Esophageal Tumor).
http://my.clevelandclinic.org/disorders/esophageal_cancer/hic_esoph
ageal_cancer.aspx

13

Anda mungkin juga menyukai