Tugas 3 Metalurgi - Makalah Pirometalurgi
Tugas 3 Metalurgi - Makalah Pirometalurgi
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1 Metalurgi
2.1.1 Definisi
Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses
pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Yang termasuk ke dalam
metalurgi antara lain :
Pengolahan Mineral (Mineral Dressing)
Ekstraksi Logam/Metalurgi Ekstraksi
Proses Produksi Logam (Metalurgi Mekanik)
Perekayasaan Sifat Fisik Logam (Metalurgi Fisik)
2.1.2Sejarah
2.2 Pirometalurgi
Pirometalurgi adalah suatu proses ekstraksi metal dengan penggunaan
energi panas/kalor. Suhu yang digunakan mulai dari 500C 2500C (proses Mond
untuk pemurnian nikel), hingga mencapai 2.0000 C (proses pembuatan campuran
baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 5000C - 1.6000C. Pada suhu tersebut
kebanyakan logam ataupun campurannya sudah dalam fase cair bahkan
kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat
juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
Energi listrik
Energi terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan
awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
Tanur tiup (blast furnace).
Reverberatory furnace.
Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
Pierce-Smith converter.
Bessemer converter.
Kaldo cenverter.
Linz-Donawitz (L-D) converter.
Open hearth furnace.
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :
2.2.1Pengeringan (Drying)
Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.
Pengeringan biasanya terjadi dari kontak padatan lembap dengan pembakaran
gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada beberapa kasus,
panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas yang secara
tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar
1200C. Pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut,
sushu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.
2.2.2Kalsinasi (Calcining)
Kalsinasi adalah suatu proses dekomposisi panas material. Contohnya
dekomposisi hidrat seperti besi (III) hidroksida menjadi besi (III) oksida dan uap
air atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon
diosida dan atau besi karbonat menjadi besi oksida. Proses ini terjadi dalam
variasi tungku/furnace termasuk shaft furnace, rotary kilns dan fluidized bed
reactor.
2.2.3Pemanggangan (Roasting)
Pemanggangan adalah suatu proses pemanasan dengan kelebihan udara
dimana udara dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan
reagen kimia. Proses ini tidak mencapai titik didih dari logam tersebut.
Jenis-jenis roasting, antara lain :
Oxydating Roasting
Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada temperatur tinggi
(direduksi langsung). Pada temperatur rendah :
- sulfida logam dapat direduksi dengan karbon membentuk CS dan CS2.
MS + C M M + CS
M2S + C 2M + CS2
- Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih stabil dari CS
dan CS2.
MS + 3/2 O2 MO + SO2
Reducting Roasting
Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida mengalami
proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk menurunkan
derajat oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk
suatu oksida yang sangat stabil..
Chlor Roasting
Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa klorida
(CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.
Tujuan chlor roasting adalah untuk menghasilkan senyawa klorida logam
dalam air (di ekstraksi), serta menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang
mudah menguap agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu
(Metalurgi Halida).
Fluor Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.
Yodium Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.
Kegunaan proses ini antara lain :
Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
2 ZnS + 3O2 2ZnO + 2SO4
Membentuk material menjadi porous
Menguapkan impurity yang volatile.
Jenis Jenis oven yang digunakan antara lain : Hazard Vloer Oven
Suspension Roasting Oven, Fluiized bed roasting.
2.2.4Peleburan (Smelting)
Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam
,eleleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya.
Oven yang digunakan antara lain : Schacht Oven, Scraal Oven
(revergeratory FurnaceElectric Oven (Electric Furnace)
Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu :
Reduksi smelting
Oksidasi smelting
Netral smelting
Sementasi smelting
Sulfida smelting
Presipitasi smelting
Flash smelting (peleburan semprot)
Ekstraksi timbal dan seng secara simultan
2.2.5Refining (Pemurnian)
Adalah suatu proses pemindahan kotoran dari material dengan proses
panas.
2.3 Peralatan Pirometalurgi
2.3.1Tanur Tiup (Blast Furnace)
Tanur tiup (Blast Furnace) adalah suatu jenis tungku metalurgi yang
digunakan untuk peleburan logam industri, umumnya besi. Pada tungku
ini, bahan bakar dan bijih dan fluks (kapur) yang terus menerus diberikan melalui
bagian atas tungku, sementara udara (kadang - kadang dengan
pengayaan oksigen) ditiupkan ke bagian bawah ruang, sehingga reaksi kimia
berlangsung sepanjang tungku sebagai bahan bergerak ke bawah. Produk akhir
yang biasanya logam cair dan terak fase disadap dari bawah, dan
gas buang keluar dari bagian atas tungku.
Gambar 1
Mekanisme Blast Furnace
Keterangan :
1. Uap panas dari Tungku CowperHot blast from Cowper stoves
2.Zona Peleburan (bosh)
3. Zona Reduksi oksida besi (II) (barrel)
4. Zona Reduksi oksida besi (III) (stack)
5. Zona Pra-pemanasan (throat)
6. Jalur masuk bijih, gamping, atau kokas
7. Pipa asap pembuangan
8. Kolom kokas/gamping/bijih
9. Pembersihan slag
10. Penyadapan larutan pig iron
11. Kumpulan gas buang
Gambar 2
Alat Blast Furnace
Foto 1
Alat Blast Furnace
Spesifikasi
Suhu : hingga 11500 C
Tekanan : (HV, < 10-3, >10-8 torr)
Dimensi
Tinggi : 2896 mm
Panjang : 1067 mm
Lebar : 1880 mm
Kapasitas : 76.46 liter
Konfigurasi : Bell
Atmosfir : Inert ; Vacuum oven /furnace
Pengontrol : PLC
Voltase : 480 VAC 5%, 3 phase, 60 Hz
Sumber Panas : Listrik / Resisten
2.3.2Kiln
Gambar 3
Alat Kiln
Spesifikasi
Suhu : hingga 22000F
Kapasitas : 40 kaki kubik
External : Continous dan Shuttle
Aplikasi : Pembakaran Skala Industri (Kalsinasi)
Sumber panas : Listrik
Fitur : Pendinginan (opsional); Timer, Display Panel Depan
Pengontrol : Poin Set Tunggal ; dapat diprogram
Foto 2
Kiln Cement
2.3.3Oven
Gambar 4
Oven
Spesifikasi
Suhu : hingga 14000F
Kapasitas : 8 kaki kubik
External : Continous dan Shuttle
Aplikasi : Penguatan
Sumber panas : Pembakaran (opsional); Listrik; Gas Alam
Pengontrol : Dapat diprogram
2.3.4 Tanur Metalisasi
Gambar 5
Tanur Metalisasi
Spesifikasi
Suhu : 400 10000C
Tekanan : 120 psi
Dimensi
Tinggi : 2007 mm
Lebar : 1600 mm
Panjang : 12827 mm
Kapasitas : 76.46 liter
Konfigurasi : Bell
Atmosfir : Udara
Voltase : 3 fase 208 480 50/60 Hz
Sumber Panas : Listrik / Resisten
Kapasitas : 8 kaki kubik
External : Continous dan Shuttle
Aplikasi : Pengeringan; Pembakaran
Sumber panas : Listrik
2.4 Contoh Teknik Pengolahan Tembaga
Tembaga atau Cupper berlambang unsur Cu berasal dari bahasa yunani
Kypros atau Siprus berarti merah. Tembaga adalah salah satu dari dua logam
dibumi selain emas yang berwarna merah atau kekuningan, mempunyai nomor
Atom 29 dengan kepadatan 8, 92g/ cm3 . Tembaga murni mencair pada suhu
1083 C dan akan menjadi uap atau mendidih pada suhu 2567 C pada tekanan
normal.
Dalam Sistim Periodik Unsur masuk di golongan IB, satu golongan dengan
perak dan emas yang berarti bahwa tembaga adalah salah satu dari logam
mulia, itu karena tingkat kereaktifannya yang rendah.
Sifat-sifat tembaga antara lain:
1. Kuat dan Ulet
2. Dapat ditempa
3. Tahan Korosi
4. Penghantar listrik dan panas yang baik
5. Logam yang kurang aktif
Bijih tembaga yang terpenting adalah berupa sulfida seperti kalkosit dan
kalkopirit. Penambangan tembaga di Indonesia terdapat di Papua ( irja) , Sulut,
Jabar dan beberapa daerah lain di Indonesia.
Penggunaan Tembaga
1. Untuk kawat listrik
2. Untuk membuat logam paduan
Seperti:
Kupronikel, terdiri dari 75% Cu dan Ni 25% , untuk membuat koin.
Duralium, terdiri dari Al 96% dan Cu 4% , untuk komponen pesawat.
Kuningan, terdiri dari Cu 70% dan Zn 30% , untuk alat musik dan berbagai
aksesoris.
Perunggu, terdiri dari Cu 95% dan Sn 5% , untuk membuat patung dan
ornament
Tembaga ( II) sulfat, CuSO4.5H2O yang dikenal dengan nama terusi atau
blue vitriol digunakan sebagai fungisida, misalnya pada kolam renang.
Kegunaan lain adalah pada pemurnian tembaga dan penyepuhan dengan
tembaga.
DAFTAR PUSTAKA