Anda di halaman 1dari 5

LOGBOOK

Pada Ny. S dengan Suspect Leukemia di Ruang Unit Diagnostik Terpadu


Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
Minggu ke 3 (19 23 September 2016)

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Ajar Residensi KMBL I

Disusun oleh:

WENY AMELIA
1406597412

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
Minggu ke-3

LOGBOOK
ANALISIS TINDAKAN

Jenis tindakan : Observasi Bone Marrow Puncture (BMP)


Diagnosis medis : Suspect Leukemia
Diagnosis keperawatan : risiko infeksi b.d leukositosis
Inisial pasien : Ny. S
Tanggal dilakukan : 20 September 2016
Ruang : Prosedur diagnostik

PENDAHULUAN
Ny.S dengan diagnosis medis suspect leukemia akan dilakukan tindakan bone
marrow puncture (pengambilan sum-sum tulang) untuk pemeriksaan
sitomorfologi.

ANALISIS TINDAKAN
Bone marrow puncture (BMP) merupakan pemeriksaan sumsum tulang dengan
cara mengambil cairan sumsum tulang, yang penting untuk berbagai penyakit
darah dan sum-sum tulang. BMP dapat dilakukan dengan cara BMA (bone
marrow aspiration) dan BMB (bone marrow biopsy). BMA dilakukan untuk
memperoleh spesimen yang digunakan dalam penilaian morfologi sel dan tes
khusus sum-sum tulang seperti tes sitogenik, tes molekuler, dan lain-lain. BMB
dapat sebagai bagian dari prosedur BMA untuk memberikan informasi yang lebih
spesifik tentang selularitas sum-sum tuang dan penyakit yang lebih luas (Bain,
2001).

Pemeriksaan BMP biasanya dilakukan atas indikasi (Bain, 2001):


Pemeriksaan mikrositosis, makrositosis, anemia dan trombositopenia yang
belum jelas penyebabnya
Pemeriksaan pansitopenia (termasuk kecurigaan anemia aplastik)
Pemeriksaan kecurigaan adanya leukemia, limfoma, multiple mieloma, storage
disease, fever unknown origin, gangguan mieloproliperatif (polisitemia,
trombositopenia esensial, mielofibrosis idiopatik atau mastositosis sistemik)
Pemeriksaan apusan darah leuko-eritroblastik dan kecurigaan adanya infiltrasi
sum-sum tulang
Diagnosis, follow-up, penilaian status remisi setelah pengobatan dan penilaian
stadium pada limfoma/leukemia
Adapun kontra indikasi absolut tindakan BMP ini adalah hemofilia dan gangguan
perdarahan kongenital. Kontraindikasi relatif adalah trombositopenia, risiko
anestesi dan infeksi pada tempat penusukan. Tempat penusukan biasanya di spina
iliaka posterior superior (SIPS), spina illiaka anterior superior (SIAS), manubrium
sterni, prosesus spinosus vertebre lumbal, krista iliaka. Namun untuk keamanan
dan kenyamanan pasien lebih sering dipilih SIPS (Bain, 2001). Komplikasi
tindakan BMP yang terbanyak adalah nyeri, perdarahan dan infeksi. Pada BMP
yang berlokasi di SIAS dapat terjadi komplikasi perdarahan retroperitoneal.
Komplikasi yang fatal adalah fraktur, gluteal compartement syndrome, sepsis dan
kematian (Bain, 2001; Najjar, Barwick, Avril & Montoto, 2012).

Morfologi sum-sum tulang masih terus menjadi gold standard dalam


mengevaluasi patalogi sum-sum tulang pada suspect leukemia, imunohistokimia
dan studi molekular menjadi teknik tambahan. Imunohistokimia dapat membantu
dalam meningkatkan akurasi pemeriksaan dalam kasus jika bahan sum-sum tulang
yang diaspirasi sedikit atau hancur. (Kumar etal., 2009; El-Najjar, Barwick, Avril
& Montoto, 2012).

Adapun persiapan dan prosedur melakukan BMP adalah sebagai berikut (Bain,
2001):
Persiapan alat
Bahan tindakan antiseptic.
Providone iodine.
Kapas lidi steril dan kapas steril.
lidokain 3% dan spuit 5cc, 20cc, serta jarum hipodermik 23-25 gaus.
Sarung tangan steril dan duk berlubang steril.
Jarum aspirasi sumsum tulang (14-16) yang sesuai dengan tempat yang akan
dilakukan dan spuit yang sesuai dengan jarum aspirasi sumsum tulang.
Botol bersih untuk koleksi aspirat sebagai gelas objek untuk preparat.
Antikoagulan (heparin atau EDTA), pada pelaksanaannya menggunakan
tetriplex (sejenis EDTA yang diracik oleh RSKD sendiri).
Perlengkapan untuk mengatasi renjatan neurogenis dan anafilaksis (adrenalin,
atropine, sulfat, dan set infus), saat pelaksanaannya ini tidak disiapkan.

Prosedur tindakan
Klien diminta untuk BAK/BAB sebelum tindakan.
Periksa kelengkapan serta kelayakan bahan dan alat tindakan.
Cuci tangan yang bersih. Gunakan sarung tangan steril.
Periksa kelengkapan serta kesesuaian jarum aspirasi dan spuit untuk aspirasi
tersebut dengan sedikit antikoagulan. Tentukan titik tindakan.
Lakukan tindakan aseptic dan antiseptic pada daerah tindakan

Lakukan anastesi local tegak lurus permukaan, mulai dari subkutis sampai
periosteal.
Lakukan penetrasi jarum aspirasi tegak lurus dengan diputar dari kiri ke kanan
secara lembut menembus kulit hingga membentur tulang/periostenum,
kemudian perhatikan tingginya jarum selanjutnya cabut mendrein dan pasang
spuit 20 cc yang sudah dibilas antikoagulan kemudian lakukan aspirasi
perlahan tapi mantap, cabut spuit, biarkan saja jarumnya. Saat dilakukan
aspirasi pasien mungkin akan merasa tidak nyaman, informasikan tentang hal
ini sebelumnya pada pasien dan minta untuk melakukan napas dalam selama
aspirasi berlangung untuk meminimalkan rasa ngilu.
Teteskan aspirat secukupnya kegelas objek, diratakan di atas kaca objek,
kemudian akan terlihat partikel-partikel sumsum tulang. Sisanya masukkan
kedalam botol.
Setelah selesai, jarum aspirasi dicabut pelan-pelan tetapi mantap dengan cara
diputar seperti memasukkan. Pada daerah perlukaan dilakukan penekanan
sekitar 5 menit kemudian ditutup dengan kasa yang telah diberikan antiseptic.
Daerah perlukaan jangan dibasahi selama 5 hari untuk menghindari terjadinya
infeksi.

Referensi:

Bain, B.J. (2001). Bone marrow aspiration. J Clin Pathol, 54, 657663

El-Najjar, I., Barwick, T., Avril, N., & Montoto, S. (2012). The role of FDG-PET
and bone marrow examination in lymphoma staging. Annals of Oncology,
23 (Supplement 10), x89x91. doi:10.1093/annonc/mds316.
Kumar, S., Khadilkar, U.N. (2009). Bone marrow biopsi in non-hodgkin
lymphoma: A morphological study. Indian J Pathol Microbiol, 52, 332-338.

Anda mungkin juga menyukai