Potensial Kos
Potensial Kos
A. POTENSIAL KOS
Potensial kos merupakan pengembangan dari sistem point of sale dalam mengkaji
penjualan makanan dan minuman. Potensial kos ini merupakan konsep tertua dalam poses
pengendalian makanan dan minuman. Potensial kos menghitung potensi antara penjualan dan
kos yang dikeluarkan. Potensial kos dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Kuantitas minuman yang dikonsumsi (dijual) dikalikan dengan kos per satuan,
diperoleh total kos.
b) Kuantitas minuman yang dikosumsi (dijual) dikalikan dengan harga jual per satuan,
diperoleh penjualan potensial (potentials sales).
c) Bandingkan antara total kos dengan penjualan potensial, kalikan 100%, maka akan
diperoleh persentase potensial kos minuman per item.
Perhitungan potensial kos makanan lebih kompleks daripada penghitungan potensial kos
minuman, dimana kos yang digunakan harus dipilah untuk masing-masing item menu, dan
disesuaikan dengan konsumsi makanan untuk keperluan lain yang tidak terkait, seperti
makanan karyawan, dan transefer makanan antar outlet. Menu yang dibuatkan resep,
besarnya kos bisa ditentukan berdasarkan kos standar.
Standard food cost adalah 28 31%, sementara untuk beverage adalah 18 25%. Alasan
standard food cost lebih tinggi jika dibandingkan dengan beverage cost, yaitu :
1) Didalam food elemen terdapat lebih banyak perishable item.
2) Cost % yang lebih tinggi akan berdampak pada tingkat harga jual yang lebih wajar.
3) Tingkat harga yang wajar akan membantu meningkatkan penjualan.
4) Tingkat penjualan yang tinggi akan membantu mengurangi tingkat kerugian bahan
dasar.
Contoh 1 :
Penjualan minuman vodka dan scotch pada 20 November 2004 masing-masing 10 dan 20
botol, dimana kos masing-masing per botol adalah Rp 25.000 dan Rp 30.000. Harga jual per
botol adalah Rp 50.000 dan Rp 45.000. Hitung potensial kos dari masing-masing minuman
pada tanggal tersebut.
Penyelesaian :
Vodka :
Scotch :
Contoh 2 :
B. REKONSILIASI KOS
Pengendalian atas biaya yang dikeluarkan dalam suatu operasional usaha sangat penting.
Dalam usaha prehotelan pengeluaran biaya khususnya untuk makanan dan minuman sangat
besar, hal tersebut dikarenakan adanya fasilitas penjualan makanan dan minuman, serta
adanya beban atas makanan dan minuman yang dikeluarkan untuk mengahasilkan
pendapatan, seperti makanan karyawan, pemberian komplimen untuk rekan usaha atau pihak-
pihak yang akan memberikan manfaat bagi kelangsungan usaha dan lain-lain. Pengendalian
atas makanan dan minuman dilakukan dengan menghitung penjualan makanan dan minuman,
hal tersebut bisa dilakukan setiap hari atau pada tiap periode, yaitu dengan membuat
rekonsiliasi kos untuk makanan dan minuman.
Rekonsiliasi kos untuk makanan dan minuman dibuat untuk mendaptakan besarnya kos
yang dikeluarkan untuk makanan dan minuman pada suatu periode, yang nantinya
dibandingkan besarnya penjualan untuk periode tersebut, tentunya setelah kos disesuaikan
dengan pengeluaran-pengeluaran lain untuk makanan dan minuman yang tidak menghasilkan
pendapatan. Rekonsiliasi kos yang dibuat terdiri dari :
a) Rekonsiliasi kos makanan
b) Rekonsiliasi kos minuman
Rekonsiliasi kos ini disamping untuk mengetahui besarnya harga pokok makanan dan
minuman juga membantu dalam pencatatan, khususnya jika ada trasfer barang antar outlet
yang berhubungan dengan makanan dan minuman, misalnya trasfer makanan ke bar dan lain
sebagiannya. Dalam penyusunan rekonsiliasi kos untuk akhir periode biasanya diambil hasil
yang diperoleh dari stock opname persediaan.
Persediaan awal :
Persediaan awal :
Store 10.000.000
Outlet 5.000.000
15.000.000
Pembelian 20.000.000
Makanan yang tersedia untuk dijual 35.000.000
Persediaan akhir :
Store 7.500.000
Outlet 3.500.000
(11.000.000)
24.000.000
Konsumsi makanan kotor
Penyesuaian :
Trensfer ke bar (1.000.000)
Transfer dari bar 2.000.000
Makanan Karyawan (3.000.000)
Sales-entertaiment (1.000.000)
(3.000.000)
Harga Pokok Penjualan Makanan 21.000.000
Penjualan Makanan 42.000.000
% Harga Pokok Makanan 50%